Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


PADA AGREGAT LANSIA DENGAN DIABETES MELITUS
DI KELURAHAN KEBONSARI RT 05-09 RW 02 JAMBANGAN
SURABAYA

Dosen Pembimbing :

1. R.Khairiyatul Afiyah, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat


2. Siti Nur Hasina, S.Kep., Ns., M.Tr.Kep

NAMA KELOMPOK :

1. Lutfiyyah Megadewi Fatihah (1120021109) 14. Nadia Ameliawati (1120021071)


2. M.Adi Resa Junaedi (1120021062) 15. Nadia Erika Syafitri (1120021124)
3. Ma’isyatul Chiyaroh (1120021112) 16. Nadjunda Sari (1120021009)
4. Mega Silvia Rochmah (1120021066) 17. Nadya Vita Luthfiana (1120021089)
5. Melkisedek Sairdekut (1120021053) 18. Neila Nafela (11200210)
6. Meylani Nur Istiqomah (1120021126) 19. Nevy Putri Andriani (1120021108)
7. Mila Adi Astuti E.P (1120021092) 20. Niarta Dwi Pusfita (1120021102)
8. Miliya Nur Rahmadhani (1120021067) 21. Sartika Sari (1120021033)
9. Mita Hani Fadilah (1120021011) 22. Siswantoro (1120021036)
10. Muhmmad Fajrul Falah (1120021079) 23. Siti Nur Jannah (1120021027)
11. Muhammad Irfan Irjiananto (1120021076) 24. Siti Rochimah (1120021030)
12. Muhammad Nasir (1120021113) 25. Sutrisno Sudirjo (1120021020)
13. Muzaini (1120021111) 26. Ratna Dwi Handayani (1120021038)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi baik saat pankreas
tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya. Hormon yang mengatur gula darah
adalah insulin. Efek umum diabetes yang tidak terkontrol dan seiring
berjalannya waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh,
terutama saraf dan pembuluh darah merupakan Hiperglikemia atau
peningkatan kadar gula darah. (WHO, 2017). Diabetes Mellitus memiliki
implikasi yang luas bagi lansia maupun keluarganya, terutama munculnya
keluhan yang menyertai, yaitu penurunan kemandirian lansia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, dan menurunnya partisipasi dalam kegiatan
sosial. Perawat komunitas sejak awal dapat berperan dalam meminimalisasi
perubahan potensial pada sistem tubuh pasien. Salah satu peran yang penting
guna mendorong masyarakat terutamavlansia adalah agar para lansia dan
keluarga mampu memahami kondisi lanjut usia dengan diabetes sehingga
dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.
Dalam (PERKENI, 2011) jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia
diperkirakan mengalami peningkatan dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 mendatang. Tingginya angka
tersebut menjadikan Indonesia peringkat keempat jumlah penderita diabetes
melitus terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India, dan Cina. Ketua PB
Persatuan Diabetes Indonesia. Di Jawa Timur prevalensi Diabetes Mellitus
mencapai 10,7% (Riskesdes, 2013). Di kota Surabaya, berdasarkan profil
kesehatan Surabaya tahun 2014-2016 prevalensi Diabetes Mellitus mengalami
peningkatan yaitu dari 3,34%, menjadi 10,43%.
Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di beberapa negara
berkembang akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan.
Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di
kota-kota besar, menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif,
seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, diabetes
dan lain-lain (Suyono, 2009). Meningkatnya prevalensi DM di Indonesia
diduga ada hubungannya dengan cara hidup (pola makan). Pola makan
bergeser dari pola makan tradisional yang banyak mengandung karbohidrat,
serat dan sayuran ke pola makan kebarat – baratan dengan komposisi yang
terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam, dan sedikit serat. Hal
ini didukung oleh kurangnya peran keluarga dalam pengelolaan pada salah
satu anggota keluarga yang menderita DM (Suadana, 2008). Penyebab
Diabetes Mellitus pada lansia dikarenakan beberapa faktor, diantaranya
perubahan komposisi tubuh, menurunnya aktifitas fisik, perubahan gaya
hidup, faktor perubahan neurohormonal, serta meningkatnya stres. Pada lansia
diduga terjadi age related metabolic adaptation, oleh karena itu munculnya
diabetes pada lanjut usia kemungkinan karena aged related insulin resistance
atau aged related insulin inefficiency sebagai hasil dari preserved insulin
action despite age (Rochmah, 2006). Bila terlambat diketahui adanya penyakit
diabetes pada lanjut usia, penderita mungkin sudah dalam keadaan status
dekompensasi dari sistem metabolik seperti hiperglikemi, hiperosmolaritas,
sindroma non ketotik atau ketoasidosis diabetik. (Martono, 2007).
Perawat komunitas memiliki peran yang penting guna mendorong
masyarakat terutama para lansia untuk mampu memahami kondisinya
sehingga dapat melakukan perawatan diri secara mandiri. Perawat komunitas
berupaya untuk meningkatkan aspek kognisi, afektif dan ketrampilan
pengelolaan diabetes mellitus pada lansia dengan diabetes mellitus dan
keluarganya sehingga keluhan dan gejala penyakit diabetes mellitus berkurang
serta mencegah komplikasi akut dan kronis sehingga diharapkan kualitas
hidup lansia dengan diabetes mellitus dapat lebih optimal. Peran perawat
komunitas yang dapat dilakukan adalah sebagai pendidik (penyuluh
kesehatan) dan pelaksana konseling keperawatan. Peran pelaksana konseling
yang dapat dilakukan meliputi memberikan informasi, dukungan, asuhan dan
menentukan pemecahan masalah yang dapat dilakukan.
Dengan melihat penjabaran permasalahan diatas oleh karena itu perlunya
dilakukan asuhan keperawatan komunitas pada agregat lansia dengan diabetes
militus di RW II Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Jambangan, Kota
Surabaya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan komunitas pada agregat
lansia dengan diabetes militus ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai Asuhan
Keperawatan Komunitas pada kelompok usia lanjut dengan Diabetes Mellitus
di RW II Kelurahan Kebonsari Kecamatan Jambangan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan komunitas pada agregat
lanjut usia dengan Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Kebonsari
Kecamatan Jambangan.
b. Mampu mengalisis diagnosa keperawatan komunitas pada agregat lanjut
usia dengan Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Kebonsari Kecamatan
Jambangan.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan komunitas pada agregat lanjut
usia dengan Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Kebonsari Kecamatan
Jambangan.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan komunitas pada agregat
lanjut usia dengan Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Kebonsari
Kecamatan Jambangan.
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan komunitas pada
agregat lanjut usia dengan Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan
Kebonsari Kecamatan Jambangan.
BAB 2
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
2.1 Populasi dan Sampel
Populasi pada komunitas di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02
Jambangan Surabaya ini adalah seluruh penduduk yang berjumlah 450 KK,
sedangkan sampel yang digunakan yaitu warga lansia yang berusia lebih dari
50 tahun keatas berjumlah 176 orang, 97 orang berjenis kelamin perempuan
dan 76 orang berjenis kelamin laki-laki.
2.1.1 Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan
observasi. Jumlah warga lansia di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02
Jambangan Surabaya berjumlah 176 orang dengan 97 orang berjenis kelamin
perempuan dan 76 orang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil
wawancara dengan ketua Rt dan kader setempat, di daerah ini banyak lansia
yang mengalami Diabetes Mellitus. Hal ini dikarenakan pola makan yang
tidak teratur serta para lansia tidak kontrol rutin untuk memeriksa kadar gula
nya.
2.1.2 Metode Pengkajian
Metode pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara
dan observasi pada warga di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya
2.1.3 Hasil Pengkajian Sesuai Dengan Agregat
1. Data Inti
a. Sejarah / Riwayat (Daerah Komunitas)
Kecamatan Jambangan terdiri dari 4 kelurahan, yaitu Kelurahan
Jambangan, Kelurahan Karah, Kelurahan Kebonsari, dan Kelurahan
Pagesangan. Memiliki luas wilayah 385.167 m2 dan dengan populasi
penduduk 23.193 jiwa. Berdasarkan Fakta empiri di lapangan, pada
Kecamatan Jambangan terdapat pemanfaatan RTH yang belum
optimal dari segi pemanfaatan fungsi yang ada pada RTH di
Kecamatan tersebut, lalu pada Kecamatan Jambangan hanya
Kelurahan Jambangan yang pemanfaatan RTH-nya diperhatikan
dengan baik, tidak dengan kelurahan Strategi Optimalisasi Ruang
Terbuka Hijau Publik Berdasarkan Preferensi Masyarakat di
Kecamatan Jambangan, Kelurahan Karah, Kelurahan Kebonsari dan
Kelurahan Pagesangan. Untuk fungsi RTH yang terdapat pada
Kecamatan tersebut meliputi fungsi ekologis, sosial dan estetika.
Untuk fungsi ekologis belum optimalnya pemanfaatan vegetasi
sebagai fungsi peneduh dan resapan pada ruang terbuka hijau di
Kecamatan Jambangan menjadi masalah yang sedang dihadapi. Lalu
untuk fungsi sosial, adanya taman aktif yang terdapat di Kecamatan
Jambangan dengan fasilitas seperti pendopo dan lapangan untuk
berinteraksinya warga, masih jarang dimanfaatkan oleh warga,
sehingga terkesan terabaikan. Untuk fungsi estetika pada ruang
terbuka hijau, di Kecamatan Jambangan terdapat beberapa taman
aktif dan pasif yang terkesan diabaikan oleh masyarakat dan
pemerintah sehingga fungsi estetika yang seharusnya dapat
memperindah lingkungan dan membentuk faktor keindahan
arsitektural tidak berjalan sehingga menimbulkan kesan kumuh pada
ruang terbuka hijau tersebut. Ditambah dengan fungsi edukasi agar
tiga kelurahan selain kelurahan Jambangan bisa mempelajari dan
mengikuti programprogram lingkungan yang sudah diterapkan pada
kelurahan Jambangan. Di Kelurahan Kebonsari merupakan salah satu
desa yang berada di Kecamatan Jambangan Surabaya. Desa
Kebonsari merupakan desa yang cukup luas. Diberikan nama
Anggaswangi karena dahulu ada seorang pendatang yang menanam
padi di sebelah selatan rumahnya. Dan pada saat itu sawahnya di
serang oleh hala walang atau belalang, tetapi anehnya walang
tersebut baunya wangi atau harum. Dengan adanya hama tersebut,
ternyata penghasilan para petani tidak menurun, justru semakin
meningkat. Serta baunya dari hasil panen tersebut berbau wangi atau
harum yang diakibatkan oleh walang atau belalang. Yang mana
walang atau belalang pada saat itu disebut dengan istilah “Anggas”,
dan dikarenakan berbau wangi atau harum maka disebut dengan
“Anggaswangi”.

b. Demografi
1) Usia dan Jenis Kelamin
Tabel 2.1 Data warga lansia berdasarkan usia dan jenis
kelamin di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Usia <55 tahun

Laki-laki Perempuan Total

Berdasarkan tabel 2.1 yang di dapat dari data Ketua Rt di


kelurahan Kebonsari didapatkan jumlah warga lansia yang
berusia lebih dari 50 tahun ke atas sebanyak 176 orang. 97
orang berjenis kelamin perempuan dan 76 orang berjenis
kelamin laki-laki.
2) Suku / Ras
Tabel 2.2 Data warga lansia berdasarkan suku / ras di
Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya
Suku/Ras
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Suku

Jawa Total

Berdasarkan tabel 2.2 didapatkan hasil seluruhnya 176


warga lansia di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02
Jambangan Surabaya
3) Tipe Keluarga
Tabel 2.3 Data warga berdasarkan tipe keluarga di Kelurahan
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya
120

100

80

60

40

20

0
Tipe Keluarga

Tradisional Nuclear Extanded Family Reconstirued Nuclear


Aging Couple Total
Berdasarkan tabel 2.3 yang di dapat dari hasil wawancara
dengan warga lansia di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02
Jambangan Surabaya di dapatkan hasil tipe keluarga
diantaranya 50 keluarga dengan tipe Tradisional Nuclear
yaitu tipe keluarga yang berisikan ayah, ibu dan anak yang
tinggal dalam satu rumah dan dalam perkawinan yang sah. 30
keluarga dengan tipe Extanded Family yaitu keluarga inti
yang tingal dengan sanak saudara. 17 keluarga dengan tipe
Reconstitued Nuclear yaitu keluarga yang terbentuk dari
keluarga inti atau perkawinan baru. 13 keluarga dengan tipe
Aging Couple yaitu keluarga yang ayah dan ibu tinggal
dirumah sedangkan anak-anaknya sudah meninggalkan
rumah dikarenakan sekolah.

4) Status Perkawinan
Tabel 2.4 Data status perkawinan warga lansia di Kelurahan
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya

Status Perkawinan
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Status
Pernikahan

Menikah Cerai Mati Total

Berdasarkan tabel 2.4 di dapatkan hasil 20 lansia cerai


mati, dan 156 lansia sudah menikah.
5) Statistik Vital
a) Kematian
Tabel 2.5 Data kematian warga lansia tahun 2021-2022 di
Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya
Kematian
35
30
25
20
15
10
5
0
Kematian

2021 2022 Total

Berdasarkan tabel 2.5 yang di dapat hasil dari wawancara


didapatkan hasil kematian warga lansia di Kelurahan
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya pada
tahun 2021 sebanyak 25 orang dan pada atahun 2022
sebanyak 5 orang.
b) Penyebab Kematian
Tabel 2.6 Data penyebab kematian lansia tahun 2021-
2022 di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya

Penyebab Kematian
35
30
30
25
20 19

15 11
10
5
0
Penyebab
Kematian

Covid-19 Penyakit Penyerta Total

Berdasarkan tabel 2.6 di dapatkan hasil penyebab


kematian warga lansia di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09
Rw 02 Jambangan Surabaya yaitu penyebab utama
dikarenakan adanya Covid-19 sebanyak 19 orang,
kematian karena penyakit penyerta ( seperti Hipertensi,
DM, jantung, stroke, dll ) sebanyak 11 orang.
6) Nilai-Nilai Keyakinan
Tabel 2.7 Data nilai-nilai keyakinan lansia di Kelurahan
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya

Keyakinan Lansia
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Agama

Islam Kristen Total

Berdasarkan tabel 2.7 di dapatkan hasil sebanyak 155


lansia seluruhnya adalah beragama islam, dan 21 lansia
beragama Kristen.
2. Data Sub Sistem
a. Lingkungan Fisik
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga di Kelurahan
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya, setiap 1 bulan
sekali melakukan kegiatan kerja bakti untuk membersihkan
lingkungan sekitar. Kemudian dari hasil observasi pada
lingkungan di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya tampak terlihat rapi dan sedikit kotor karena para
warga sudah melakukan kegiatan tersebut sekitar 2 minggu yang
lalu. Adapun fasilitas untuk cuci tangan hanya di beberapa rumah
warga saja. Kegiatan sehari-hari warga disini sudah mulai aktif
dan selalu mematuhi protokol kesehatan yang ada, yaitu seperti
memakai masker dan menjaga jarak serta selalu cuci tangan.
Tetapi masih ada beberapa warga yang tidak memakai masker
saat di luar rumah.
1) Sumber Air Bersih dan Air Minum
a) Sumber Air Bersih
SUMBER AIR
400
350
300
250
200
350
150
100
50 100
0
PDAM Sumur

SUMBER AIR

Berdasarkan diagram diatas di Kelurahan Kebonsari


Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya, penyediaan air
bersih pada lansia yang menggunakan air sumur sebanyak
100 orang dan yang menggunakan air PDAM sebanyak
350 orang.
b) Sumber Air Minum

Air Minum
200
150
100
169
50
0 0 0
Mnineral PDAM Sumur

AIR MINUM

Berdasarkan diagram diatas, warga lansia di Kelurahan


Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya
seluruhnya (450 KK) menggunakan air mineral sebagai
air minum.
2) Saluran Pembuangan
a) Pembuangan Sampah
Pembuangan Sampah
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Di angkur petugas Dibakar Ditimbun

Pembuangan Sampah

Berdasarkan diagram di atas didapatkan hasil dari 450


KK di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya 50 KK masih membuang sampah dengan cara
di bakar serta 400 KK lainnya sampahnya di angkut oleh
petugas.

b) Pembuangan Air Limbah

Saluran Air
120
100
80
60
100
40
20
0 0 0
GOT Sungai Kolam

Saluran Air

Berdasarkan diagram diatas pembuangan air limbah di


Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya seluruhnya 100 KK di buang ke saluran air atau
got.
3) Keadaan Rumah
a) Tipe Rumah
Tipe Rumah
120
100
80
60
100
40
20
0 0 0
Tipe A (Tembok) Tipe B (Semi Tipe C (Papan)
Tembok)

Sales

Berdasarkan diagram di atas di dapatkan hasil bahwa


tipe rumah di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02
Jambangan Surabaya seluruhnya 450 KK adalah Tipe A
(Tembok).

b) Status Rumah

Status Rumah
180
160
140
120
100
80 166
60
40
20
0 13
Milik Sendiri Kontrak KOS

Status Rumah

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa di


Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya, rumah warga lansia 166 KK milik sendiri dan
10 KK tinggal di kontrakan.
c) Lantai Rumah
Lantai Rumah
140
120
100
80
60 126
40
20
0
8
Tanah Papan Semen Kramik

Lantai Rumah

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa di


Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya, lantai rumah lansia sebanyak 126 KK
menggunakan kramik dan 50 KK beralaskan semen.

d) Ventilasi Rumah

Ventilasi Rumah
120
100
80
60
100
40
20
0 0
Ada Tidak Ada

Ventilasi Rumah

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa di


Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya, seluruhnya 450 KK memiliki ventilasi di
rumahnya.
e) Penerangan Rumah oleh Sinar Matahari
Penerangan
120
100
80
60
100
40
20
0 0 0
Baik Kurang Cukup

Penerangan

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa di


Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya, penerangan sinar matahari termasuk baik
seluruhnya 450 KK.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Rt setempat,
fasilitas kesehatan di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02
Jambangan Surabaya terdapat praktik bidan mandiri, untuk
puskesmas dan klinik kesehatan terletak ±5 km dari Kelurahan
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya. Program
kesehatan yang ada yaitu posyandu yang dilakukan setiap 1 bulan
sekali, diadakan di balai desa setempat tetapi dengan syarat
mematuhi protokol kesehatan. Ada juga posyandu untuk lansia
yang dilakukan setiap bulan. Berdasarkan hasil dari wawancara
dengan warga setempat mengatakan bahwa petugas kesehatan
tidak pernah memberikan penyuluhan mengenai penanganan
diabetes mellitus.
c. Ekonomi
Tabel 2.8 Data pekerjaan warga lansia di Kelurahan Kebonsari
Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya
80

70
69
60

50 55

40

30
30 30
20

10

0
Ekonomi

Pensiun PNS Swasta Wiraswasta IRT

Berdasarkan tabel 2.8 yang didapat bahwa lansia di


Kelurahan
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya, 6 orang lansia
pernah bekerja sebagai pensiunan,PNS 55 orang lansia bekerja
sebagai swasta, 30 orang lansia wiraswasta, dan 61 sebagai IRT.
Pendapatan yang di dapat cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari yaitu antara Rp. 2.000.000 – Rp. 5.000.000. Tetapi
pada saat pandemi covid-19, penghasilan warga sedikit menurun.
d. Transportasi dan Keamanan
Transportasi yang digunakan warga untuk ke layanan
kesehatan atau untuk keseharian yaitu menggunakan sepeda
motor pribadi dan ada juga yang memiliki mobil. Untuk
keamanan di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya sudah cukup baik mengingat riwayat kejadian kriminal
sangat minim.
e. Politik dan Pemerintahan
Mengenai persepsi lansia mengenai politik dan pemerintah
yaitu, 450 KK mengatakan ada struktur organisasi, 3 keluarga
mengatakan ada kelompok layanan kepada masyarakat seperti,
kartar, ibu PKK dll, 10 keluarga mengatakan ada kebijakan
pemerintah dalam pelayanan kesehatan, 20 keluarga mengatakan
ada kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM, 1 keluarga
mengatakan ada peran serta partai dalam pelayanan kesehatan.
Sedangkan 1 keluarga mengatakan tidak ada struktur organisasi,
1 keluarga mengatakan tidak ada kebijakan pemerintah dalam
pelayanan kesehatan, 2 keluarga mengatakan tidak ada kebijakan
pemerintah khusus untuk penyakit DM, 14 keluarga tidak ada
peran serta partai dalam pelayanan kesehatan.
f. Komunikasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh warga di Kelurahan
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya adalah bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa. Untuk memperoleh informasi
mengenai kesehatan atau informasi lainnya, biasanya warga
mencari tahu melalui ponsel mereka.

g. Pendidikan
Tabel 2.9 Data pendidikan warga lansia di Kelurahan Kebonsari
Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Pendidikan

Sarjana/DIII SMA SMP SD TOTAL

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Rt setempat di


dapatkan hasil bahwa dari 176 lansia, 65 orang berpendidikan
sarjana/diploma, 60 orang berpendidikan SMA/sederajat, 22
orang berpendidikan SMP, dan sisanya 29 orang berpendidikan
SD.
h. Rekreasi
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa
sebanyak 150 orang lansia cukup sering menghabiskan akhir
pekan dirumah saja, sedangkan 22 orang lainnya menghabiskan
akhir pekan bersama-sama dengan keluarga seperti berkunjung
ke rumah anak ataupun menghabiskan waktu untuk berkunjung
ke tempat wisata bersama-sama.
3. Data Persepsi
a. Persepsi Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga dan ketua Rt
setempat bahwa dalam masa pandemi covid-19 warga sudah
terbiasa menggunakan masker saat di luar rumah dan selalu
mencuci tangan setelah keluar rumah. Tetapi masih banyak juga
warga yang tidak menggunakan masker saat di luar rumah
dengan alasan hanya pergi ke tetangga, ke warung dan lain
sebagainya. Pada saat pandemi seperti ini, warga merasakan
cemas karena takut terkena virus tersebut. Warga yang biasanya
sakit lalu periksa ke puskesmas atau klinik setempat, sekarang
lebih khawatir tertular.
1) Pengetahuan Tentang DM
Tabel 2.10 Data pengetahuan tentang diabetes mellitus warga
lansia di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya

Pengetahuan DM
140
120
100
80
60 128
106
40
20
0
Tahu Tidak Tahu

Pengetahuan COVID-19

Berdasarkan diagram diatas warga lansia di Kelurahan


Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya,
pengetahuan tentang DM masih banyak yang tidak tahu dan
kurang memahami sebanyak 70 orang dan yang sudah
mengetahui sebanyak 106 orang.
2) Sikap Dalam Menghadapi DM
Tabel 2.11 Data sikap warga lansia dalam menghadapi
diabetes mellitus di Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02
Jambangan Surabaya

Pengetahuan tentang DM
120

100

80

60

40

20

0
Baik Cukup Kurang

Baik Cukup Kurang


Berdasarkan yang didapat bahwa lansia di Kelurahan
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya lansia sikap
dalam menghadapi DM 106 orang baik, 40 orang cukup, 30
orang kurang.
b. Persepsi Perawat
Dari hasil observasi warga lansia di Kelurahan Kebonsari Rt
05-09 Rw 02 Jambangan Surabaya, untuk saat ini warga sedikit
takut jika berkunjung ke pelayanan Kesehatan dengan alas an
takut tertular virus, terutama lansia yang memiliki riwayat
penyakit DM, jarang untuk rutin meemeriksakan gula darahnya.
Maka dari itu perlu diberikan motivasi Sebagai upaya untuk
meningkatkan persepsi yang lebih baik terhadap penyakit, maka
seseorang diperlukan suatu penatalaksanaan yang efektif. Salah
satu penatalaksanaan yang efektif terhadap pasien DM adalah
dengan pemberian edukasi sebagai bagian dari upaya pencegahan
dan pengelolaan DM. Dalam pemberian edukasi diperlukan
peran serta edukator salah satunya yaitu melalui petugas
Kesehatan.
4. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Analisa Data
No Analisa Data Diagnosa Keperawatan
1. DS : Defisit Pengetahuan
Kode : D.0111
a. Berdasarkan hasil dari
Definisi :
wawancara, warga
Ketiadaan atau kurangnya
mengatakan bahwa
informasi kognitif yang
belum sepenuhnya
berkaitan dengan topik
mengetahui tentang
tertentu.
diabetes mellitus
Penyebab :
b. Berdasarkan hasil
1. Kurang terpapar
wawancara, warga
informasi
mengatakan bahwa jika
Gejala dan Tanda :
sakit takut untuk
1. Menunjukkan
memeriksakan
perilakku tidak sesuai
keadaannya ke rumah
anjuran
sakit atau klinik
2. Menunjukkan persepsi
terdekat
keliru terhadap
masalah
DO :
a. Berdasarkan hasil
obeservasi, didapatkan
bahwa pengetahuan
tentang diabetes
mellitus masih banyak
yang tidak tahu dan
kurang memahami
b. Berdasarkan hasil
observasi, di dapatkan
bahwa petugas
kesehatan yang ada di
desa setempat tidak
memberikan
penyuluhan terkait
dengan diabetes
mellitus
2. DS : Ansietas
Kode : D.0080
a. Berdasarkan hasil
Definisi :
wawancara, warga
Kondisi emosi dan
mengatakan bahwa
pengalaman subyektif
takut untuk pergi ke
individu terhadap objek
pelayanan kesehatan
yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi
DO :
bahaya yang
a. Berdasarkan hasil
memungkinkan individu
obeservasi, di dapatkan
melakukan tindakan
bahwa warga takut
untuk menghadapi
untuk melakukan
ancaman
pemeriksaan ke klinik
Penyebab :
atau puskesmas terdekat
1. Kurang terpapar
dikarenakan takut
informasi
mengetahui penyakitnya
Gejala dan Tanda :
b. Berdasarkan hasil
1. Merasa khawatir
observasi, di dapatkan
dengan akibat dari
bahwa warga lebih
kondisi yang dihadapi
memilih untuk
2. Merasa bingung
mengobati secara
mandiri di ruah dengan
membeli obat di apotek
dikarenakan khawatir
tertular jika periksa ke
klinik atau puskesmas
terdekat
b. Diagnosa Keperawatan Komunitas dan Skoring
No Diagnosa Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
Keperawatan penyelesaian positif untuk untuk Skor
Komunitas masalah penyelesaian peningkatan
1 : Rendah masalah kualitas
2 : Sedang dikomunitas hidup
3 : Tinggi 0 : tidak 0 : tidak
ada ada
1 : Rendah 1 : Rendah
2 : Sedang 2 : Sedang
3 : Tinggi 3 : Tinggi
1 Defisit 3 3 2 8
pengetahuan
pada
agregat
lansia di
Kelurahan
Kebonsari
Rt 05-09
Rw 02
Jambangan
Surabaya
2 Ansietas 3 2 2 7
pada
agregat
lansia di
Kelurahan
Kebonsari
Rt 05-09
Rw 02
Jambangan
Surabaya
c. Prioritas Diagnosa Keperawatan Komunitas
No Diagnosa Keperawatan Jumlah Skor
1 Defisit pengetahuan pada agregat lansia di 8
Kelurahan Kebonsari Rt 05-09 Rw 02
Jambangan Surabaya
2 Ansietas pada agregat lansia di Kelurahan 7
Kebonsari Rt 05-09 Rw 02 Jambangan
Surabaya
5. Intervensi Keperawatan
No Data Diagnosa SLKI SIKI
Keperawata
n
1. DS : Defisit Tingkat Edukasi
pengetahuan Pengetahuan Kesehatan
a. Berdasarkan
pada agregat Kode : L.12111 Kode : I.12383
hasil dari
lansia di Definisi : Definisi :
wawancara,
Kelurahan Kecukupan Mengajarkan
warga
Kebonsari Rt informasi kognitif pengelolaan
mengatakan
05-09 Rw 02 yang berkaitan faktor risiko
bahwa belum
Jambangan dengan topik penyakit dan
sepenuhnya
Surabaya tertentu perilaku hidup
mengetahui
Kriteria Hasil : bersih serta sehat
tentang
1. Perilaku sesuai Tindakan :
diabetes
anjuran dari Observasi :
mellitus
skala 2 (cukup 1. Identifikasi
b. Berdasarkan
menurun) kesiapan dan
hasil
menjadi skala kemampuan
wawancara,
4 (cukup menerima
warga
meningkat) informasi
mengatakan
2. Kemampuan Terapeutik :
bahwa jika
menjelaskan 2. Sediakan
sakit takut
pengetahuan materi dan
untuk
tentang suatu media
memeriksaka
topik dari pendidikan
n keadaannya
skala 2 (cukup kesehatan
ke rumah
menurun) 3. Jadwalkan
sakit atau
menjadi skala pendidikan
klinik
4 (cukup kesehatan
terdekat
meningkat) sesuai
DO :
3. Perilaku sesuai kesepakatan
a. Berdasarkan dengan 4. Berikan
hasil pengetahuan kesempatan
obeservasi, dari skala 2 untuk
didapatkan (cukup bertanya
bahwa menurun) Edukasi :
pengetahuan menjadi skala 1. Jelaskan
tentang 4 (cukup faktor resiko
diabetes meningkat) yang dapat
mellitus 4. Persepsi yang mempengaru
masih banyak keliru terhadap hi kesehatan
yang tidak masalah dari 2. Ajarkan
tahu dan skala 2 (cukup perilaku
kurang menurun) hidup bersih
memahami menjadi skala dan sehat
b. Berdasarkan 4 (cukup 3. Ajarkan
hasil meningkat) strategi yang
observasi, di dapat
dapatkan digunakan
bahwa untuk
petugas meningkatka
kesehatan n perilaku
yang ada di hidup bersih
desa dan sehat
setempat
tidak
memberikan
penyuluhan
terkait
dengan
diabetes
mellitus
2. DS : Ansietas pada Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
agregat lansia Kode : L.09093 Kode : I.09314
a. Berdasarkan
di Kelurahan Definisi : Definisi :
hasil
Kebonsari Rt Kondisi emosi dan Meminimalkan
wawancara,
05-09 Rw 02 pengalaman kondisi individu
warga
Jambangan subyektif terhadap dan pengalaman
mengatakan
Surabaya objek yang tidak subyektif
bahwa takut
jelas dan spesifik terhadap objek
untuk pergi
akibat antisipasi yang tidak jelas
ke pelayanan
bahaya yang dan spesifik
kesehatan
memungkinkan akibat antisipasi
DO :
individu bahaya yang
a. Berdasarkan
melakukan memungkinkan
hasil
tindakan untuk individu
obeservasi, di
menghadapi melakukan
dapatkan
ancaman tindakan untuk
bahwa warga
Kriteria Hasil : menghadapi
takut untuk
1. Verbalisasi ancaman
melakukan
khawatir Tindakan :
pemeriksaan
akibat kondisi Observasi :
ke klinik atau
yang dihadapi 1. Identifikasi
puskesmas
dari skala 2 kemampuan
terdekat
(cukup mengambil
dikarenakan
meningkat) keputusan
takut
menjadi skala 2. Monitor
mengetahui
4 (cukup tanda-tanda
penyakitnya
menurun) ansietas
b. Berdasarkan
2. Verbalisasi Terapeutik :
hasil
kebingungan 1. Ciptakan
observasi, di
dari skala 2 suasana
dapatkan
(cukup terapeutik
bahwa warga
meningkat) untuk
lebih
menjadi skala menumbuhka
memilih
untuk 4 (cukup n
mengobati menurun) kepercayaan
secara 2. Pahami
mandiri di situasi yang
rumah membuat
dengan ansietas
membeli obat 3. Dengarkan
di apotek dan dengan
menggunaka penuh
n ramuan perhatian
herbal 4. Gunakan
dikarenakan pendekatan
khawatir yang tenang
tertular jika dan
periksa ke meyakinkan
klinik atau 5. Motivasi
puskesmas mengidentifi
terdekat kasi situasi
yang memicu
kecemasan
Edukasi :
1. Jelaskan
prosedur,
termasuk
sensasi yang
mungkin
dialami
2. Anjurkan
mengungkap
kan perasaan
dan persepsi
3. Latih
kegiatan
pengalihan
untuk
mengurangi
ketegangan
4. Latih teknik
relaksasi
6. Rencana Kerja (PoA)
No Kegiata Tujuan Sasaran Hari Media Pelaks Penanggun
n dan anaan g Jawab
tangg
al
1. Survei Setelah Warga di Jum’a Observ Mahasi Mahasiswa
dilakukan Keluraha t, 18 asi dan swa
survey n Maret wawan
diharapka Kebonsa 2022 cara
n masalah ri Rt 05-
yang ada 09 Rw
pada 02
agregat Jambang
lansia di an
Kelurahan Surabaya
Kebonsari
Rt 05-09
Rw 02
Jambanga
n
Surabaya
dapat
terdeteksi
2. Pendidik Setelah Warga Kamis Leaflet Mahasi Mahasiswa
an dilakukan agregat , 24 dan swa
Kesehata pendidika lansia Maret Poster
n n 2022
kesehatan
mengenai
masalah
yang ada
pada
agregat
lansia di
Kelurahan
Kebonsari
Rt 05-09
Rw 02
Jambanga
n
Surabaya,
pengetahu
an pada
agregat
lansia
dapat
meningkat
serta
ansietas
pada
agregat
lansia
dapat
menurun
3 Pelaksan Setelah Warga Kamis Leaflet Mahasi Mahasiswa
aan dilakukan agregat , 24 dan swa
program simulasi lansia Maret Poster
mengenai 2022
pengetahu
an dan
ansietas
diharapka
n
pengetahu
an pada
agregat
lansia
dapat
meningkat
serta
ansietas
pada
agregat
lansia
dapat
menurun

Anda mungkin juga menyukai