OLEH
KELOMPOK DUSUN 3 :
Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan AnugerahNya kami dapat melakukan dan menyusun laporan kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMDD) II Desa Manusak.
Kami Mahasiswa Stikes Maranatha Kupang selama berpraktik 2 minggu telah
melakukan pengkajian sampai terkait terkait masalah kesehatan yang ada di Desa Manusak
serta dapat melaksanakan berbagai Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sesuai dengan
masalah yang ditemukan.
Oleh karena itu kami melakukan penyusunan laporan kegiatan. Kami menyadari
bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka diharapkan masukan
dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan laporan ini.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan bantuan
moral dan moril baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Desa Manusak
1 April 2024
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
1.2 Tujun...........................................................................................................................6
1.3 Manfaat.......................................................................................................................6
BAB 3 LAPORAN.............................................................................................................32
PENGKAJIAN ...............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 6
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Keperawatan
Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan,dan
evaluasi pelayan keperawatan.Pelayanan.Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2021).
Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public Health
Association (2019) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori
keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada
keseluruhan komunitas. Menurut WHO (2021).keperawatan komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga (Nurse health family) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan pada orang
lain. Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 2017).
Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi
kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui
4
kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.Perawat kesehatan
komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, komunitas
dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian, jaminan dan kebijakan
pengembangan.
Data menurut Organisasi kesehatan Dunia (WHO) menujukkan, terdapat 10
penyakit sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia. urutan pertama adalah
stroke dengan 131,8 kasus kematian per 100 ribu penduduk. kedua, ada jantung
iskemik atau penyebab serangan jantung dengan 95,68 kasus. Di urutan ketiga
dengan Dm ( Diabetes mellitus), yakni 40,78 kasus. Keempat, ada tuberculosis
(TBC) sebesar 33,24 kasus. yang kelima ada sirosis hati dengan persentase 33,06
kasus. Di urutan Ke enam ada paru-paru dengan presentase 28,89 kasus, ke tujuh
ada diare dengan presentase 23,6 kasus. Di urutan ke dealapan Hipertensi dengan
presentase 20,26 kasus. Diurutan ke Sembilan ada ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan bawah) dengan presentase 19,39 kasus. Dan Diurutan terakhir adalah
neonatal atau kematian bayi baru lahir sebesar 16,77 kasus.
Desa Manusak Kecamatan Kupang Timur,Kabupaten/Kota Kupang,Provinsi
Nusa Tenggara Timur Dengan Luas Wilayah 2500 ha,Memiliki 4 Dusun,Rt 27 Dan
Rw 10.Batasan Wilayah Desa/Kelurahan Manusak disebelah Utara Kelurahan
Naibonat Dan Desa Naunu,Sebelah Timur Desa Raknamo dan Desa Naunu,Sebelah
Selatan Desa Pukdale Dan Fatuteta,Sebelah Barat Kelurahan Naibonat.
Berdasarkan hasil pengkajian di wilayah dusun 3 desa manusak didapatkan
penyakit terbanyak Hipertensi berjumlah 32 0rang,TBC 11 orang,DM 2 orang.
Prevalensi di NTT menurut hasil riskesdas tahun 2018 mencapai angka 7,2%
atau 76.130 kasus dimana hipertensi merupakan penyakit tertinggi keempat di
Provinsi NTT. Kabupaten Kupang mencapai angka 1.582 kasus hipertensi pertahun
2019 dan hasil ini lebih tinggi dibanding beberapa kota/kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
5
Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah dimana tekanan darah individu di
atas nilai normal, keadaan dimana pembuluh darah secara persisten tekanananya
naik. Darah diangkut dari jantung menuju seluruh organ tubuh melalui pembuluh
darah. Setiap waktu jantung berdenyut adalah untuk memompa darah menuju
pembuluh darah. Tekanan darah dibentuk oleh tekanan dari tekanan darah yang
mendorong melawan dinding arteri yang dipompa oleh jantung. Semakin tinggi
tekanan semakin keras jantung harus dipompa (WHO, 2018).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi dua golongan yaitu hipertensi
esensial atau primer, dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial disebut juga
hipertensi adiopati karena tidak tahu penyebabnya. Faktor yang mempengar uhinya
yaitu genetik, lingkungan dan hiperaktifitas. Hipertensi sekunder penyebabnya
yaitu penggunaan obat-obatan seperti estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, jumlah hipertensi esensial
sekitar 90%, sedangkan jumlah penderita hipertensi sebesar 5-10 (Junaidi, 2022).
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2022, jumlah kasus
hipertensi sebanyak 839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi
pada tahun 2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia. Menurut Riskesdas 2020, hipertensi merupakan masalah
kesehatan yang utama dengan prevalensi yang tinggi, yakni 25,8% karenanya, pola
hidup sehat harus didepankan masyarakat Indonesia agar tekanan darah selalu
berada di bawah 140 per 90 mmHg atau normal (Kurniadi, 2019).
Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi
kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui
kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat. Perawat kesehatan
komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, komunitas
dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian, jaminan dan kebijakan
pengembangan.
6
Berdasarkan hasil pengkajian Mahasiswa Profesi Ners Stikes Maranatha Kupang
pada tanggal 26-30 maret 2024 jumlah jiwa di dusun 3 desa Manusak sebanyak 925
jiwa dengan jumlah KK 207 KK dari 5 RT. Jumlah RT 07 36 KK dengan jumlah
jiwa 148 jiwa, RT 08 31 KK dengan jumlah jiwa 141 jiwa, RT 022 46 KK dengan
jumlah jiwa 191 jiwa. RT 026 41 KK dengan jumlah jiwa 186 jiwa, RT 027 53 KK
dengan jumlah jiwa 259 jiwa.
Berdasarkan hasil data diatas Mahasiwa praktek Profesi Ners Stikes Maranatha
Kupang melakukan perencanaan penanganan pada masalah Hipertensi dan TBC
dengan melakukan kegiatan senam Lansia dan Pendidikan kesehatan, Pemeriksaan
penyakit tidak menular ( pemeriksaan gula darah, pemeriksaan rematik, dan asam
urat) dan melakukan Pendidikan Kesehatan pada masyrakat.
1.2 Tujuan
7
1.3 Manfaat
1.3.2 Masyarakat
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
2.1.2 Falsafah Keperawatan Komunitas
1. Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan
memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi.
Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:
2. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari
upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh
semua orang.
3. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
4. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara
berkelanjutan.
5. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayan¬an kesehatan,
menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi
perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.
6. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
berkesinambungan.
10
Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la
harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri. Falsafah yang melandasi komunitas
mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu
manusia atau kemanusia merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan
kesehatan yangmenjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini
disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas
1.1.3 Empat komponen dasar Paradigma Keperawatan menurut Teori Betty Newman :.
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/ klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan
dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan.
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier (Makhfudli & Efendi, F. 2016)
3.1.1 Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
11
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk (Harnilawati, 2013):
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi.
12
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik yang terikat dalam suatu institusi
maupun tidak. Contoh kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu
institusi misalnya warga sekolah, pesantren, panti asuhan, panti werda, rutan
dan lapas. Sedangkan kelompok masyarakat khusus yang tidak terikat dalam
institusi khusus misalnya posyandu, kelompok balita, ibu hamil, lansia,
penderita penyakit tertentu dan pekerja informal.
d. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan terhadap timbulnya
masalah kesehatan:
1) Masyarakat di suatu wilayah yaitu: jumlah bayi meninggal lebih tinggi dari
wilayah lain, jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dari wilayah
lain, cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari wilayah lain.
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menula
3) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana alam atau
akibat lainnya
4) Masyarakat di tempat yang kondisi geografisnya sulit (daerah terpencil)
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru yang sulit dijangkau transportasi,
misalnya di daerah transmigrasi (Makhfudli & Efendi, F. 2010).
3.1.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (Group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan
dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
13
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yangbersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/ teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan Asuhan Keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih
cepat (Riasmini, dkk, 2017).
3.1.4 Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang
ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan
14
dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku
seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di
dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam
fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien
dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan
khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan
strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah
didapat (Mubarak, 2015).
c. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat
d. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.
Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan
sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari
hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik
15
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak
klien (Mubarak, 2015). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah
bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi
hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien
yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2015).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-
lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien
Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan
dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat
penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2015).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
16
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan
dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak
profesional (Mubarak, 2015).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah
atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada
sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2015).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2015).
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider
And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian
atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari
peran perawat komunitas.
17
3.1.5 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).Dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah
upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
3) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
4) Olahraga secara teratur
5) Rekreasi
6) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
18
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik
dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat.
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu
penyakit, misalnya kusta,AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus
seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu,
upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
19
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara
benar masalah kesehatan yang mereka derita (Kementerian Kesehatan RI,
2011).
3.1.6 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktik Keperawatan Komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan
kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik
Keperawatan Komunitas adalah sebagai berikut:
a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di Perusahaan, di Posyandu di
daerah binaan kesehatan masyarakat.
b. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan
lebih lanjut.
f. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usah
pendekatan ilmiah keperawatan.
i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan Keperawatan Komunitas.
j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
20
k. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan
kesehatan.
21
sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-
tahap sebagai berikut:
1) Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat adalah: Pengumpulan Data. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam
menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas terdiri dari inti komunitas, yaitu
meliputi demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan
fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan,
pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Hal diatas
perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-
langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data
memerlukan pemikiran yang kritis. Data yang terkumpul kemudian dianalisa
seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang
timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa
keperawatan.
3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman
22
resiko atau wellness. Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan
masyarakat antara lain: Masalah yang ditetapkan dari data umum, Masalah yang
dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan, Menetapkan skala
prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi
karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan
dengan mempertimbangkan (Nurarif, 2013):
a) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b) Kebijaksanaan nasional dari wilayah setempat
c) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya
untuk segera ditanggulangi.
b) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu
c) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut
biaya, sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin
timbul.
4) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
b) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
23
c) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.
5) Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam
mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang.perl
u dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat adalah:
a) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait
b) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
c) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat Level
pencegahan dalam pelaksanaan praktik Keperawatan Komunitas terdiri
atas:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit
dan tingkat keparahan.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali.
Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat
24
proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
6) Penilaian/ Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan
(proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan berkaitan
dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam
melaksanakan penilaian, yaitu:
a) Daya guna
b) Hasil guna
c) Kelayakan
d) Kecukupan
2. Masalah Keperawatan
a. defisit kesehatan komunitas
b. perilaku kesehatan cenderung beresiko
25
C. INTERVENSI
27
meningkat 1. Identifikasi adanya risiko lingkungan I.1454
7) Komunikasi positif yang dpat merusak atau membahayakan
5
meningkat Kesehatan
8) Insiden masalah 2. Identifikasi pihak-pihak yang dapat
membantu masyarakat untuk perlindungan
Kesehatan dalam dari bahay lingkungan .
komunitas menurun 3. Monitor insiden cedera terkait bahaya dari
lingkungan Terapeutik
9) Persiapan komunits 4. Analisis tingkat risiko terkait dengan
untuk menghadapi lingkungan
5. Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait
tantangan dimasa untuk meningkatkan keamanan lingkungan
depan meningkat 6. Fasilitasi anggota masyarakat untuk
melakukan modifikasi lingkungan yang
10) Penggunaan jejaring aman
komunikasi 7. Eduksi informasikan pada populasi yang
beresiko terkait bahy yang mungkin
meningkat diperoleh dari lingkungan sekitar
11) Berkolaborasi Kolaborasi
8. Kolaborasi petugas Kesehatan
dengan badan atau
pemerintahan
29
pemeliharaan 16. Promosikan kebijakan
Kesehatan meningkat pemerintah untuk mengurangi
dengan kriteria hasil : risiko penyakit
4. Menunjukan 17. Berikan Pendidikan Kesehatan
pemahaman perilaku untuk kelompok risiko
sehat meningkat 18. Informasikan layanan Kesehatan
5. Kemampuan keindividu keluarga, kelompok
menjalankn perilku beresiko, dan masyarakat
sehat meningkat Kolaborasi
6. Meningkatkan perilaku 19. Kolaborasi dalam tim
sehat multidisiplin untuk
mengidentifikasi ancaman
keamanan dimasyarkat
20. Kolaborasi dengan tim
Kesehatan lain dalam program
kesehtan komunitas untuk
menghadapi risiko yang diketahui
21. Kolaborasi dalam pengembangan
program aksi masyarakat I.1451
22. Kolaborasi dengan kelompok
5 34
masyarkat dalam menjalankan
peraturan pemerinta
PENCEGAHAN TERSIER
PROMOSI KOPING
Tindakan
Observasi
23. Identifikasi kegiatan jangka
pendek dan Panjang sesuai tujuan
30
24. Identifikasi kemampuan yang
dimiliki
25. Identifikasi sumber daya yang
tersedia untuk memenuhin tujuan
26. Identifikasi pemahaman proses
penykit
27. Identifikasi metode penyelesaian
masalah Terapeuti
28. Diskusikan perubahan peran
yang dialami
29. Gunkan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
30. Diskusikan alas an mengkritik
diri sendiri
31. Diskusikan untuk mengklarifiksi
kesalapahaman dan mengevalusi
perilku sendiri
32. Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada diri
sendiri
Edukasi :
33. Anjurkan menjalin hubungan
yang memiliki kepentingan dan
tujuan bersama
34. Anjurkan mengungkapkn
penggunaan sumber spiritual.
Anjurkan mengungkapkn
perasaan dan persepsi
31
35. Menganjurkan keluarga terlibat
32
A. IMPLEMNTASI
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana dan libatkan masyarakat di
dalam setiap melakukan tindakan keperawatan dan perawat dapat memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia dalam masyarakat dalam rangka meningkatkan
perilaku hidup sehat.
B. EVALUASI
Melakukan penilaian (evaluasi) terhadap tindakan keperawatan untuk melihat
keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan
33
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengunjungi masing masing
rumah penduduk (door to door), wawancara langsung kepada pihak keluarga,
pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang sedang sakit, serta observasi
kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya, kegitaan pengumpulan data ini
dilakukan mulai pada tanggal 26-30 maret 2024 (pagi –sore), setelah itu
dilakukan.Tabulasi data berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada setiap
Keluarga.
berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 26 maret- 30 maret 2024 didapatkan
jumlah KK sebanyak 207 dan jumlah jiwa sebanyak 925 yang menetap di Desa
manusak dusun 3.
Setelah dilakukan pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan di tabulasi
dalam bentuk diagram sebagai berikut.
a) Data Demografi
34
Jenis Kelamin
Pria Wanita
47 %(438) 53%(490)
Berdasarkan diagram 3.1 diatas didapatkan bahwa pada Dusun III, dengan
jumjumlah laki-laki sebanyak 438 orang (47%) dan perempuan sebanyak 490
orang (53 %).
Umur
0-5 Tahun
7% 5% 6-13 Tahun
14%
14-18 Tahun
18% 19-45 Tahun
12% 46-60 Tahun
61-90 Tahun
44%
35
Berdasarkan diagram 3.2 diatas, dari sebagian besar penduduk dusun 3 desa
manusak paling tertinggi 19-45 tahun 377 jiwa (44%) dan paling terendah 0-5
tahun 37 jiwa (5%)
Agama
Islam
1%
Kristen
35%
Khatolik
64%
Berdasarkan diagram 3.3 di atas menunjukkan bahwa penduduk dusun III Desa
Manusak menganut agama terbanyak adalah Katolik dengan jumlah 461 orang
(64%) diikuti agama Kristen Protestan dengan jumlah 254 orang (35%) dan
paling sedikit beragama Islam 9 orang (1%)
36
Pendidikan
Tidak sekolah
4%
Sementara SD
17% Tamat SD
30% Tamat SMP
14% Tamat SMA
14% Sarjana
21%
Berdasarkan diagram 3.4 di atas dari 768 jiwa di Dusun III Desa Manusak,
didapatkan bahwa sebanyak 221 orang (30%) menamatkan pendidikan pada
tingkat SMA dan paling sedikit 30 orang (4%) menamatkan pendidikan pada
tingkat sarjana
3.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan pekerjaan Di Dusun III Desa Manusak Tahun
2024.
Pekerjaan
Tidak Bekerja Sekolah polri/PNS/TNI/BUMN
pegawai Swasta Wiraswasta/Pedangan Petani
Buruh Pensiunan Lainnya
15% 19%
7%
0%
21% 30%
2% 4% 0%
37
Berdasarkan diagram 3.5 di atas dari 768 jiwa di Dusun III Desa Manusak,
didapatkan bahwa terdapat 236 orang (31%) pelajar di dusun III desa manusak
dan paling sedikit Nelayan 2 0rang (1%) dan 2 orang TNI Polri (2%)
JKN
Jkn
Tidak ada Jkn
51% 49%
3.7. Diagram3.7 Distribusi Penduduk dewasa yang merokok di Dusun III Desa
Manusak Tahun 2024.
38
Merokok
Setiap Hari Kadang-Kadang
32%
68%
Tersedia Jamban
4% 3%
Jamban
Angsa
Cempung
92%
100
%
3.10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Air Bersih Di Dusun III Desa Manusak
Tahun 2024.
Air Bersih
13% Mur pompa
Sumur Gali Terlindung
6% 19% Air Bor
Sumur Terbuka
Air Tengki
63%
40
Berdasarkan diagram 3.10 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
penduduk Dusun 3 menggunakan air sumur bor 114(63%)dan paling sedikit
menggunakan sumur terbuka 10(5%) .
3.11. Distribusi Penduduk Dewasa yang menderita TB di Dusun III Desa Manusak
Tahun 2024.
TB PARU
64%
Minum
Obat
Tidak Teratur
Minum 42%
Obat
Teratur
58%
KB
Menggunakan KB tidak Menggunakan KB
51% 49%
3.14. Distribusi Berdasarkan Pemantuan tumbuh kembang anak di Di Dusun III Desa
Manusak Tahun 2024.
Pemantuan Tumbuh
Kembang
ya
Tidak
37%
63%
3.15. Distribusi Berdasarkan Fasilitas kesehatan Didusun III Desa Manusak tahun
2024
43
Fasilitas Kesehatan
ya
25%
tidak
75%
3.16. Distribusi Berdasarkan pemberian asi esklusif Didusun III Desa Manusak
tahun 2024
99%
44
Berdasarkan diagram 3.16 diatas menunjukkan bahwa ibu yang memberi
asi esklusif berjumlah 67(99%) dan yang tidak memberi asi esklusif 1
(1%).
3.17. Distribusi Berdasarkan imunisasi lengkap untuk anggota keluarga berumur 12-
23 bulan Di Dusun III Desa Manusak Tahun 2024
100
%
1. FASILITAS
a. Fasilitas Umum
1) Fasilitas Pendidikan
45
2. SD 1 Sekolah alamat
RT 07
3. SMP 1 Sekolah alamat
RT 07
4. SMA Tidak ada
5. PT Tidak ada
2) Fasilitas kesehatan
N FASILITAS ADA JUMLAH CATATAN
O KESEHATAN YA TIDAK
1. RS 1 Rumah sakit
Naibonat
2. PKM 1 Puskesmas Naibobat
3. KLINIK SWASTA
4. Poskesdes/ponkesdes 3
4 Kegiatan keagamaan 6
5 Lain-lain Tidak Ada
4) Sarana Ibadah
No Jenis tempat Jumlah
1 Masjid Tidak Ada
3 Gereja 2
4 Vihara Tidak Ada
5) Sarana olahraga
No Tempat Olah Raga Jumlah
1 Lap. sepak bola 1
2 Lap. bola volley Tidak Ada
47
6) Tempat pertemuan
No Tempat Pertemuan Jumlah
1 Balai desa 1
2 Balai rukuh Tidak Ada
3 Toko kelontong 10
4 Warung Tidak Ada
8) Industry
No Jenis Jumlah
1 Makanan Tidak Ada
48
1) Keamanan
No Fasilitas Keamanan Jumlah
1 Pemadam Kebakaran Tidak Ada
2) Transportasi
No Transportasi Jumlah
1 Angkutan Umum Tidak Ada
2 Angkutan Pribadi 160
d. Komunikasi
No Fasilitas Ada/tidak
1 Radio Ada
2 TV Ada
3 Internet Ada
4 Papan Ada
5 Keliling Tidakada
e. Rekreasi
49
No Fasilitas Jumlah
1 Wisataalam 1
50
2 DS : Sebagaian penduduk dengan hipertensi ketidakmampuan Pemeliharaan
mengatakan apabila kaku kuduk hanya mengatasi masalah kesehatan tidak
beristrahat (individu atau keluarga) efektif
DO : - Komunitas kurang menunjukkan
pemahaman tentang perilaku sehat :
lingkungan rumah di RT 26 tampak kurang
bersih di RT 26 jarak kandang ternak terlalu
dekat dengan rumah,sebagian kandang
ternak di samping rumah
51
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1 Defisit Kesehatan Komunitas s B/D Program tidak atau kurang didukung 3,7
komunitas D.D Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas :
hipertensi (42%), Jumlah hipertensi yang tidak minum obat teratur 15
orang (58%) - Jumlah yang tidak memiliki JKN berjumlah 373 orang
(51%)
52
3.4 Intervensi Keperawatan
57
mengatasi minggu perilaku Observasi
masalah Kesehatan membaik 1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan
(individu atau dengan kriteria hasil : yang dapat ditingkatkan Terapeutik
keluarga) D.D 1. Kemampuan 2. Berikan lingkungan yang mendukung
Komunitas melakukan Tindakan Kesehatan
kurang pencegahan masalah 3. Orientasi pelayanan Kesehatan yang dapat
menunjukan Kesehatan meningkat L12104 dimanfatkan
pemahaman 2. Kemampuan Edukasi
tentang perilaku peningkatan Kesehatan 4. Edukasi tentang hipertensi
sehat : meningkat 5. Edukasi Bahaya Merokok
Komunitas 3. Pencpaian 6. Edukasi kesehatan reproduksi pada
kurang pengendalian Kesehatan remaja
menunjukkan meningkat 7. Anjurkan tidak merokok didalam rumah
pemahaman TUK 2 : PENCEGAHA PENCEGAHAN SEKUNDER I.1451
tentang perilaku N SEKUNDER MANAJEMEN LINGKUNGAN 5
sehat : Setelah dilakukan KOMUNITAS
lingkungan tindakan keperawatan Tindakan
rumah di RT 26 Selam 2 minggu , Observasi
tampak kurang manajemen Kesehatan 1. Lakukan skrining risiko gangguan
bersih di RT 27 meningkat dengan Kesehatan lingkungan
58
jarak kandang kriteria hasil : L.12106 2. Identifikasi factor risiko
ternak terlalu 1. Melakukan Tindakan Kesehatan yang diketahui Terapeutik
dekat dengan untuk 3. Libatkan partisipasi masyarakat dalam
rumah,sebagian mengurangi factor resiko memelihara keamanan lingkungan
kandang ternak di meningkat Edukasi
samping rumah 2. Menerapkan program 4. Berikan Pendidikan Kesehatan untuk
perawatan meningkat kelompok risiko Kolaborasi
3. Aktivitas hidup sehari- 5. Kolaborasi dalam tim
hari efektif memenuhi multidisiplin untuk mengidentifikasi
tujuan Kesehatan ancaman keamanan dimasyarkat
TUK 3 : 6. Kolaborasi dengan tim Kesehatan lain
PENCEGAHAN dalam program kesehtan komunitas untuk
TERSIER menghadapi risiko yang diketahui
Setelah dilakukan 7. Kolaborasi dengan kelompok masyarkat
tindakan keperawatan dalam menjalankan peraturan pemerintah I.09312
Selam 2 minggu , PENCEGAHAN TERSIER PROMOSI
pemeliharaan Kesehatan KOPING
meningkat dengan Tindakan
kriteria hasil : Observasi
1. Menunjukan pemaham
59
an perilaku sehat 1. Identifikasi pemahaman proses penykit
meningkat 2. Identifikasi metode penyelesaian
2. Kemampuan menjalan masalah
kn perilku sehat
meningkat Terapeutik
3. Meningkatkan perilak 3. Diskusikan perubahan peran yang
u sehat dialami
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
5. Diskusikan untuk mengklarifiksi
kesalapahaman dan mengevalusi perilku
sendiri
6. Diskusikan risiko yang menimbulkan
bahaya pada diri sendiri Edukasi :
7. Menganjurkan keluarga terlibat
3.5 Implementasi
60
PLAN OF ACTION (POA) STASE KEPRAWATAN KOMUNITAS KELUARGA KELOMPOK 3 DESA MANUSAK
PROFESI NERS TAHUAN 2023/2024
61
4. Penyuluhan PHBS Diharapakn siswa dan Kamis,11 april 2024 Lahendra Uly Hia S.Kep
siswi SMP Di Desa
Manusak memahami
tentang Periaku hidup
bersih dan sehat
5. Penyuluhan Sedari Diharapkan remaja di Jumat,12 April 2024 Krisanto D.Nahak S.Kep
wilayah dusun 3
oeboboa memahami
tentang Sedari
6. Penyuluhan Diharapkan bapak/ibu Sabtu,13 april 2024 Joy Santi Tiip S.Kep
Hipertensi warga dusun 3 Oeboboa
memahami tentang
Hipertensi
7. Senam Otago Diharapakan semua pra Senin,8 April 2024 Kamelia R.N Liga S.Kep
lansian dan lansia di
wilayah dusun 3
oeboboa mengikuti
senam otago dengan
tujuan untuk
meningkatkan otot-otot
yang kaku menjadi rileks
dan sehat
8. Kerja bakti Diharapakan kepada Minggu 14 april 2024 Rosdiana S.Kep
bersama semua masyarakat di
masyarakat dusun wilayah dusun 3
3 oeboboa oeboboa mengikut kerja
bakti
9. Penyuluhan TBC Diharapkan masyarakat Rabu,10 April 2024 Anisa Amir S.Kep
62
dusun 3 oeboboa
memahami tentang tanda
dan gejalan TBC dan
cara penanganan
10. Penyuluhan Diharapkan siswa/siswi Sabtu,6 April 2024 Maria Klarita.Mouw S.Kep
Kesehatan dapat mengerti tentang
reproduksi ap aitu Kesehatan
reproduksi
11. Pemeriksaan Diharapkan masyarakat Jumat,12 April 2024 Maria A.Plaman S.Kep
PTM (Pemeriksaan dusun 3 oeboboa dapat
Gula Darah,Asam mencegah terjadinya
Urat,Kolesterol) peningkatan gula
darah,asam urat,kolestrol
12. Skrining Untuk mengetahui Sabtu,15 April 2024 Godlif V.Do Hina
Kesehatan mental tingkat Kesehatan jiwa
Pemuda pemudi pada pemuda pemudi di
Dusun 3 Oeboboa dusun 3 oeboboa
63
64
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur. Jurnal Kesehatan Manarang
Aminuddin, Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur. Jurnal Kesehatan Manarang
Anshari, Z. (2020). Komplikasi Hipertensi Dalam Kaitannya Dengan Pengetahuan Pasien
Terhadap Hipertensi Dan Upaya Pencegahannya. Jurnal Penelitian Keperawatan
Medik, 2(2).
66
67