DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
NAMA NIM
Anjela : PO.62.10.1.19.002
Annisa : PO.62.20.1.19.003
Erisa Gita Corneliya : PO.62.10.1.19.011
Gracessela Wahyuni Devi : PO.62.10.1.19.013
Hafipuddin : PO.62.10.1.19.014
Riska Sundari : PO.62.10.1.19.033
Tia Andriani : PO.62.10.1.19.036
Wanda Wulandari PO.62.10.1.19.037
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa,karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah tentang Trend Kualitas Pelayanan Kesehatan Dibidang
Keperawatan Medikal Bedah.
Kelompok menyadari bahwa terselesaikannya tugas ini, tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu, Kelompok kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada semuanya. Kelompok menyadari akan berkembangnya ilmu pengetahuan
yang tak pernah berhenti, oleh karena itu penulis menerima semua saran dan kritik guna
untuk memperbaiki di masa mendatang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas
semua amal baik semua yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini,
Amin.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................3
1.2 Tujuan………….............................................................................................................3
1.3 Manfaat ..........................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Trend dalam keperawatan medikal bedah.................................................................. 4
2.2 Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia............................ 7
2.3 Trend Keperawatan Medikal Bedah di Masa Kini dan Masa yang akan Datang…….11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan.......................................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan trend yang
berkembang dalam bidang kesehatan di masa kini dan masa yang akan datang
BAB II
PEMBAHASAN
5
Jumlah pasien dengan HIV meningkat secara tajam, lebih dari 40 juta jiwa di
Indonesia kasus AIDS sejak 1987 sampai dengan 2004 mencapai jumlah 2683 orang
dan pada tahun 2005 jumlah penderita AIDS tercatat sekitar 2638 orang. Hal ini
menggambarkan bahwa telah terjadi ledakan epidemi pada tahun 2005.
Penduduk miskin
Pada Maret 2007, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan) di Indonesia sebesar 37,17 juta atau 16,58 persen dari total penduduk
Indonesia saat ini sebesar 224,177 juta .Hal ini dapat dikaitkan dengan
ketidakmampuan penduduk miskin dalam membayar fasilitas layanan kesehatan
sehingga pemerintah ikut bertanggung jawab dalam menyediakan layanan kesehatan
bagi penduduk miskin.
Tunawisma
Berdasarkan data dari askes Indonesia menyebutkan bahwa sedikitnya 2,6 juta
gelandangan, anak jalanan, dan orang sakit jiwa akan dimasukkan ke skema
kepesertaan program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) tahun 2008. Hal ini
merupakan tantangan bagi perawat medical bedah dalam menyediakan layanan asuhan
keperawatan yang meliputi layanan kep[erawatan emergencyi, layanan kesehatan
masyarakat, rawat jalan dan rawat inap (Burke and Lemone, 1996)
a. Pemakaian Teknologi Komputer dalam Keperawatan
Saat ini di Indonesia sedang dikembangkan telenursing, dimana asuhan
keperawatan dilakukan jarak jauh .Pengembangan komputer dalam kesehatan meliputi
sistem administrasi keperawatan, sistem diagnosa cepat, sistem jadwal dinas,
pendidikan berkelanjutan, rekam medik, asuhan keperawatan (Burke and Lemone,
1996)
b. Sistem Layanan Kesehatan
Trend dalam sistem layanan kesehatan meliputi sistem upah, sistem rawat jalan,
perawatan intensif dan rehabilitasi, pendidikan keperawatan berkelanjutan untuk
tingkat spesialisasi, penentuan kebijakan dalam hal kualitas mutu rumah sakit dan
berbasis komunitas
c. Peran perawat dalam sistem kebijakan kesehatan
6
Trend dalam kebijakan kesehatan meliputi restrukturisasi sistem pelayanan
keperawatan, meminimalkan biaya kesehatan, managemen kasus, long term care
Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan dengan alasan : kelemahan
fisik, mental, masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan ketidakmampuan
dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat gangguan patofisiologis,
(CHS,1992).Pengertian keperawatan medikal bedah mengandung empat hal seperti di
bawah ini:
1. Pelayanan Profesional
Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien, selalu memandang pasien secara holistic/menyeluruh baik Bio-
Psiko-sosial-kultural-Spiritual. Dalam setiap tindakan, perawat dituntut
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional sesuai dengan
standarisasi profesi keperawatan. Pelayanan ini diberikan oleh seorang
perawat yang berkompetensi dan telah menyelesaikan pendidikan profesi
keperawatan pada jenjang yang lebih tinggi.
7
2.2 Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia
Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai
bidang yang meliputi:
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah
upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu
mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan,
mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit
kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton,
Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas
interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga
konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru
diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit
Internasional.Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik
informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum memadai.
b. Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka
Trend perawatan luka yang digunakan saat ini adalah menjaga kelembaban area
luka. Luka yang lembab akan dapat mengaktivasi berbagai growt factor yang berperan
dalam proses penutupan luka, antara lain TGF beta 1-3, PDGF, TNF, FGF dan lain
sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah durasi waktu dalam memberikan
kelembapan pada luka sehingga resiko terjadinya infeksi dapat diminimalkan.Selain
itu prinsip ini juga tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan unsur-unsur penting
lainnya serta merupakan wadah terbaik untuk sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan
8
replikasi secara optimal, sehingga dianggap prinsip ini sangat efektif untuk
penyembuhan luka. Hal ini akan berdampak pada layanan keperawatan, meningkatkan
kepuasan pasien serta memperpendek lama hari perawatan. Namun demikian, prinsip
ini belum diterapkan di semua rumah sakit di seluruh Indonesia.
c. Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja dengan Peer Group
Remaja merupakan masa dimana fungsi reproduksinya mulai berkembang, hal ini
akan berdampak pada perilaku seksualnya. Salah satu perilaku seksual yang rentan
akan memberikan dampak terjadinya HIV-AIDS yaitu seks bebas. Saat ini sedang
dikembangkan model ”peer group” sebagai salah satu cara dalam meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan remaja akan kesehatan reproduksinya dengan harapan
suatu kelompok remaja akan dapat mempengaruhi kelompok remaja yang lain. Metode
ini telah diterapkan pada lembaga pendidikan, baik oleh Depkes maupun lembaga
swadaya masyarakat. Adapun angka kejadian AIDS pada kelompok remaja hingga
Juni 2008 adalah sebesar 429 orang dan 128 orang remaja mengidap AIDS/IDU. Hal
ini akan sangat mengancam masa depan bangsa dan negara ini. Diharapkan dengan
metode Peer Group dapat menurunkan angka kejadian, karena diyakini bahwa
kelompok remaja ini lebih mudah saling mempengaruhi.
d. Program sertifikasi perawat keahlian khusus
Bermacam-macam program sertifikasi saat ini mulai berkembang dalam tatanan
layanan keperawatan, khususnya pada bidang keperawatan medikal bedah misalnya
sertifikasi perawat luka oleh INETNA, sertifikasi perawat anastesi, perawat
emergency, perawat hemodialisa, perawat ICU, perawat ICCU, perawat instrument
OK. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah standarisasi setiap sertifikasi sudah
sesuai dengan kompetensi perawat profesional karena menurut analisa kami program
tersebut berjalan sendiri-sendiri tanpa arahan yang jelas dari organisasi profesi dan
terkesan hanya proyek dari lembaga-lembaga tertentu saja.
e. Hospice Home Care
Hospice home care adalah perawatan pasien terminal yang dilakukan di rumah
setelah dilakukan perawatan di rumah sakit, dimana pengobatan sudah tidak perlu
dilakukan lagi.Bidang garapnya meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang
bertujuan dalam memberikan dukungan fisik dan psikis, dukungan moral bagi pasien
9
dan keluarganya, dan juga memberikan pelatihan perawatan praktis. Di Indonesia,
metode perawatan ini di bawah pengelolaan Yayasan Kanker Indonesia. Sedangkan di
beberapa rumah sakit yang lain program ini sudah dikembangkan, namun belum
dilakukan secara legal.
10
Saat ini mulai bermunculan klinik rawat luka yang dikelola oleh sekelompok
perawat yang minat dalam perawatan luka.Klinik ini tidak lepas dari kolaborasi
dokter-ners. Sifat layanannya dapat berupa home visit atau pasien berkunjung ke
klinik secara langsung.
i. Berdirinya organisasi profesi keperawatan kekhususan
Sejak diakuinya perawat sebagai profesi yang profesional, saat ini mulai
bermunculan organisasi profesi perawat kekhususan dalam keperawatan medikal
bedah, misalnya HIPKABI (Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia), InETNA
(Indonesia Enterostomal Therapy Nursing Association), IOA (Indonesia Ostomy
Association), dan sebagainya. Hal ini akan menjadi sarana bagi perawat untuk
mengembangkan dirinya menjadi lebih profesional dalam bidang garapan tertentu,
namun demikian akan timbul permasalahan karena jenis keperawatan akan menjadi
lebih bervariasi dan berdampak lebih luas pada organisasi keperawatan lebih luas
karena akan terkesan terpetak-petak. Selain itu standar dari masing-masing
kekhususnan belum jelas.
j. Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam
Lingkup Keperawatan Medikal Bedah
Kegiatan-kegiatan penelitian diklinik akan mendukung kualitas pelayanan
keperawatan dalam mendukung sistem pelayanan kesehatan. Kegiatan tersebut
meliputi membentuk komite riset, menciptakan lingkungan kerja yang ilmiah,
kebijakan kegiatan riset dan pemanfaatan hasilnya dan pendidikan berkelanjutan.Akan
tetapi pelaksanaan di Indonesia belum maksimal.Hal ini dibuktikan dengan minimnya
kegiatan ilmiah keperawatan di rumah sakit, hasil penelitian jarang didiseminasikan
dan dimanfaatkan untuk pengembangan praktik klinis keperawatan.
11
2.3 Trend Keperawatan Medikal Bedah di Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
13
3.2 SARAN
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam
tatanan layanan keperawatan. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan
isu tersebut melalui kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based
Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal
Bedah
14
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen PPM dan PPL Depkes RI (2008). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia
.http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf, diakses Selasa, 23 september 2008, pukul 11.00
WIB
15