Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliahKeperawatan Medikal Bedah.
Dalam pembuatan makalah yang berjudul “Trend dan issue Keperawatan Medikal
Bedah” penulis berharap setelah membaca makalah ini, teman-teman dapat memahami dan
menambah pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan juga kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Maka dari itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun
demi menyempurnakan makalah ini.
Demikian makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih.

Semarang, 7 Agustus 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
3.1 Definisi Keperawatan Medikal Bedah ......................................................................... 5
3.2 Konsep Keperawatan Medikal Bedah .......................................................................... 6
3.3 Peran Perawat Medikal Bedah ..................................................................................... 9
3.4 Trend dan Issue dalam Keperawatan Medikal Bedah.................................................. 10
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 13
4.2 Saran ............................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan medical bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana keperawatan
itu sendiri adalah : Bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprihensif
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan
yang diberikan dengan alasan kelemahan fisik, mental, masalah psikososial, keterbatasan
pengetahuan, dan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
akibat gangguan patofisiologis.
Keperawatan medikal bedah membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi
pada usia dewasa baik yang bersifat akut maupun kronik dengan atau tanpa tindakan
operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh pada sistem cardiovascular, penginderaan
(mata, tht), pencernaan, dan urologi oleh karena berbagai penyebab patologis seperti
infeksi atau peradangan, kongenital, neoplasma trauma, dan degeneratif.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan
preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan
dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap
saat.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari
adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis
penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi
akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan
keperawatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Keperawatan medical bedah ?
2) Bagaimana konsep keperawatan medikal bedah ?
3) Apa peran perawat medikal bedah ?
4) Bagaimana trend dan issue dalam keperawatan ?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keperawatan medical bedah
2) Untuk mengetahui bagaimana konsep keperawatan medikal bedah
3) Untuk mengetahui apa peran perawat medikal bedah
4) Untuk mengetahui bagaimana trend dan issue dalam keperawatan
1.4 Manfaat
1) Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu
keperawatan medical bedah di Indonesia
2) Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah
3) Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan trend dan isu yang
berkembang dalam bidang kesehatan
4) Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklinik

2
BAB 2

LANDASAN TEORI

Pelayanan kesehatan berkembang sangat pesat dengan sistem yang komplek, khususnya pada
keperawatan medikal bedah, salah satu faktor yang berpengaruh yaitu perubahan kehidupan
sosial masyarakat.
Trend dan isu dalam keperawatan medikal bedah merupakan salah satu komponen yang
membentuk filosofi keperawatan dan penyedia layanan keperawatan pada abad 21. Burke and
Lemone (1996) menjelaskan beberapa trend dan issue yang berkembang saat ini yaitu:
Perubahan populasi yang membutuhkan perawatan
Menurut data statistik menunjukkan 50 % pasien yang dirawat di ruang akut adalah usia >75
tahun dan 45 % yang dirawat di ruang critical care adalah usia 65 tahun.
Penduduk lansia.

Jumlah penduduk lansia meningkat secara tajam sejak tahun 1900. Penduduk lansia saat ini
berjumlah 12 % dari penduduk dunia. Lansia menderita penyakit kronik dan membutuhkan
perawatan jangka lama, perawatan di rumah dan layanan komunitas. Kantor Kementerian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun 1980 usia harapan hidup
(UHH) 52,2 tahun dan jumlah lansia 7.998.543 orang (5,45%) maka pada tahun 2006 jumlah
lansia menjadi 19 juta orang (8,90%) dan UHH juga meningkat (66,2 tahun). Pada tahun 2010
perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77 % dan UHH sekitar
67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di
Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan UHH sekitar 71,1 tahun.
Pasien dengan HIV. Jumlah pasien dengan HIV meningkat secara tajam, lebih dari 40 juta jiwa
(www.voanews.com), di Indonesia kasus AIDS sejak 1987 sampai dengan 2004 mencapai
jumlah 2683 orang dan pada tahun 2005 jumlah penderita AIDS tercatat sekitar 2638 orang. Hal
ini menggambarkan bahwa telah terjadi ledakan epidemi pada tahun 2005.
Penduduk miskin
Pada Maret 2007, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan)
di Indonesia sebesar 37,17 juta atau 16,58 persen dari total penduduk Indonesia saat ini sebesar
224,177 juta (www.menkokesra.go.id, 2007). Hal ini dapat dikaitkan dengan ketidakmampuan
penduduk miskin dalam membayar fasilitas layanan kesehatan sehingga pemerintah ikut

3
bertanggung jawab dalam menyediakan layanan kesehatan bagi penduduk miskin.
Tunawisma
Berdasarkan data dari askes Indonesia menyebutkan bahwa sedikitnya 2,6 juta gelandangan,
anak jalanan, dan orang sakit jiwa akan dimasukkan ke skema kepesertaan program jaminan
kesehatan masyarakat (jamkesmas) tahun 2008 (www.mediaindonesia.com). Hal ini merupakan
tantangan bagi perawat medical bedah dalam menyediakan layanan asuhan keperawatan yang
meliputi layanan kep[erawatan emergencyi, layanan kesehatan masyarakat, rawat jalan dan rawat
inap (Burke and Lemone, 1996)
Pemakaian Teknologi Komputer dalam Keperawatan
Saat ini di Indonesia sedang dikembangkan telenursing, dimana asuhan keperawatan dilakukan
jarak jauh (www.ppni.go.id). Pengembangan komputer dalam kesehatan meliputi sistem
administrasi keperawatan, sistem diagnosa cepat, sistem jadwal dinas, pendidikan berkelanjutan,
rekam medik, asuhan keperawatan (Burke and Lemone, 1996)
Sistem Layanan Kesehatan
Trend dan isu dalam sistem layanan kesehatan meliputi sistem upah, sistem rawat jalan,
perawatan intensif dan rehabilitasi, pendidikan keperawatan berkelanjutan untuk tingkat
spesialisasi, penentuan kebijakan dalam hal kualitas mutu rumah sakit dan berbasis komunitas
Peran perawat dalam sistem kebijakan kesehatan
Trend dan isu dalam kebijakan kesehatan meliputi restrukturisasi sistem pelayanan keperawatan,
meminimalkan biaya kesehatan, managemen kasus, long term care.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 DEFINISI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Keperawatan medikal bedah merupakan pelayanan profesional yang didasarkan Ilmu dan
teknik. Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif dengan atau yang cenderung mengalami gangguan fisiologi dengan atau tanpa
gangguan struktur akibat trauma. Keperawatan medical bedah merupakan bagian dari
keperawatan, dimana keperawatan itu sendiri adalah : Bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan
yang diberikan dengan alasan : kelemahan fisik,mental, masalah psikososial, keterbatasan
pengetahuan, dan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat
gangguan patofisiologis. Perawat medikal bedah harus memiliki pengetahuan dasar dalam
memenuhi kebutuhan pasien pada berbagai setting perawatan. Perkembangan tekhnologi yang
begitu pesat, peningkatan pengetahuan yang massif dan perubahan dalam system pelayanan
kesehatan menuntut perawat medikal bedah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis
untuk melakukan perawatan kesehatan yang kompleks dan holistik.
Pengertian keperawatan medikal bedah mengandung empat hal seperti di bawah ini:

1. Pelayanan Profesional
Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, selalu memandang
pasien secara holistic/menyeluruh baik Bio-Psiko-sosial-kultural-Spiritual. Dalam setiap
tindakan, perawat dituntut untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional sesuai
dengan standarisasi profesi keperawatan. Pelayanan ini diberikan oleh seorang perawat yang
berkompetensi dan telah menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan pada jenjang yang lebih
tinggi.

5
2. Berdasarkan Ilmu Pengetahuan
Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui jenjang Pendidikan Formal yang sudah
ditetapkan oleh Pemerintah. Ilmu pengetahuan terus berubah dari waktu ke waktu (dinamis),
sehingga dalam memberikan Asuhan keperawatan pada Klien berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan terbaru

3. Menggunakan scientific Metode


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melaui tahap-tahap dalam proses keperawatan
berdasarkan pendekatan ilmiah. Dengan menggunakan standarisasi asuhan keperawatan yang ada
(NANDA, NIC, NOC).

4. Berlandaskan Etika Keperawatan


Perawat dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat menerapkan asas etika keperawatan
yang ada, meliputi asas Autonomy (menghargai hak pasien/ kebebasan pasien), Beneficience
(menguntungkan bagi pasien), Veracity (kejujuran), Justice (keadilan)

Konsep Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan medikal bedah merupakan pelayanan


profesional yang didasarkan Ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual yg komprehensif ditujukan pada orang dewasa dgn atau yg cenderung
mengalami gangguan fisiologi dgn atau tanpa gangguan struktur akibat trauma.

3.2 KONSEP KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Perawat memenuhi kebutuhan pasien menggunakan pendekatan asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan meliputi asuhan terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan,
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, melakukan upaya preventif, mendeteksi dan
mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit, mengupayakan pemulihan hingga mencapai
kapasitas produktif tertinggi dan membantu pasien menghadapi kematian secara bermartabat.
Praktek keperawatan medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi dengan memperhatikan aspek bio-psikososial pasien
dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma yang dihadapi dapat
bersumber dari sistem tubuh seperti: sistem persarafan, endokrin; pernafasan, kardiovaskuler,

6
pencernaan, perkemihan, muskuloskeletal, integumen, kekebalan tubuh, pendengaran,
penglihatan serta permasalahan yang dapat menyertai seluruh gangguan sistem yaitu issue-isue
yang berkaitan dengan keganasan dan kondisi terminal. Keperawatan Medikal Bedah
menggunakan scientific metode, professional, berlandaskan ilmu pengetahuan dan etika
keperawatan. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui tahapan proses keperawatan
berdasarkan pendekatan ilmiah.

Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan proses pengumpulan data, validasi dan klasifikasi data.
Merupakan langkah pertama dan paling penting dalam menyusun proses keperawatan. Jika
pengkajian melenceng, maka seluruh proses selanjutnya juga akan melenceng. Pengkajian
keperawatan terdiri atas data subyektif dan dan data obyektif dari pemeriksaan diagnostik.
Pengkajian individu terdiri atas riwayat kesehatan (data subyektif) dan pemeriksaan fisik (data
obyektif). Dalam situasi klinik, perawat mengenali petunjuk untuk menegakkan diagnosis
dengan menilai apa yang dilihat, didengar, dicium, disentuh dan dirasakan. Untuk menegaskan
atau menetapkan diagnosis yang berada dalam pertimbangan, data tambahan dapat dikumpulkan
dengan memfokuskan pertanyaan untuk melengkapi data satu atau lebih diagnosis.

Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan melibatkan identifikasi dan memprioritaskan masalah kesehatan.
Setelah data terkumpul, perlu melakukan analisis kemudian mengidentifikasi masalah atau
respon terhadap proses kehidupan dan status kesehatan Karena fokus keperawatan tidak terbatas
pada penyakit, diagnosis sejahtera fokus pada meningkatkan kesejahteraan pasien. Setelah
mengidentifikasi diagnosis, perlu menentukan prioritas untuk mengembangkan rencana
perawatan.
Contoh diagnosis keperawatan:
1. Diagnosis Keperawatan Aktual
Sering dikenal dengan diagnosis “masalah”. Menjelaskan respon manusia terhadap
kondisi kesehatan/proses hidup. Contoh: Hipertermia, nyeri akut, bersihan jalan napas
tidak efektif.

7
2. Diagnosis Promosi Kesehatan
Penilaian klinis mengenai motivasi seseorang dan keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan serta mewujudkan potensi kesehatan seperti yang dinyatakan dalam
kesiapan untuk meningkatkan perilaku kesehatan khusus yang dapat digunakan pada
setiap kondisi kesehatan. Contoh: kesiapan meningkatkan keseimbangan cairan, kesiapan
meningkatkan kesejahteraan spiritual.
3. Diagnosis Keperawatan Risiko
Penilaian klinis mengenai pengalaman manusia/respon manusia terhadap kondisi
kesehatan/proses hidup yang kemungkinan besar terjadi pada individu yang rentan.
Contoh: Risiko perfusi jaringan serebral tidak efektif, risiko cedera, risiko infeksi.
4. Diagnosis Keperawatan Sindrom
Penilaian klinis yang menjelaskan pengelompokan khusus diagnosis keperawatan yang
terjadi bersama serta melalui intervensi yang sama. Contoh: Risiko sindrom disuse.

Perencanaan
Tahap perencanaan melibatkan penetapan tujuan dan outcomes (hasil). Langkah pertama
adalah menetapkan tujuan dan menentukan outcome yang terukur. Selanjutnya mengidentifikasi
intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan dan outcomes. 4 Disampaikan
pada perkuliahan. Komunikasikan rencana keperawatan pada pasien dan seluruh yang terlibat
dalam rencana keperawatan untuk menjaga kontuinitas perawatan dan memastikan keberhasilan.
Rencana keperawatan dapat merujuk pada Nursing Intervention Classification (NIC). Setiap NIC
terdiri dari beberapa aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien.

Implementasi
Implementasi (juga disebut intervensi) yaitu melaksanakan rencana untuk mencapai
tujuan dan hasil. Ketika implementasi, perawat terus mengkaji respon pasien dan memodifikasi
rencana yang dibutuhkan. Pastikan untuk mendokumentasikan perawatan. Evaluasi Evaluasi
dilakukan untuk menentukan efektifitas rencana keperawatan. Lakukan pengkajian respon pasien
berdasarkan kriteria tujuan. Jika tujuan dan outcomes tidak tercapai, perlu dipikirkan kembali
rencana kerja melalui suatu proses untuk mengembangkan rencana perawatan yang lebih efektif.

8
3.3 PERAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH
1. Koordinator perawatan
Koordinator perawatan akan melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain sebagai
bagian dari perencanaan perawatan interdisiplin.
2. Pemberi asuhan keperawatan
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan mendampingi pasien, menganalisa
data/informasi yang dikumpulkan untuk menentukan kebutuhan pasien, mengembangkan
diagnosis keperawatan, merencanakan perawatan dan mengevaluasi perawatan yang diberikan.
Proses ini merujuk pada proses keperawatan. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat
melakukan perawatan fisik menggunakan keterampilan seperti memberikan pengobatan dan
melakukan pengkajian yang komprehensif. Perawat juga mengimplementasikan intervensi
psikososial dan spiritual. Aktivitas yang dilakukan perawat pelaksana sering dikategorikan
sebagai kolaboratif (interdependen) dan independen. Fungsi kolaboratif seperti perawat, dokter
dan tim kesehatan lain mengatur pembatasan aktivitas atau menyediakan diet khusus. Fungsi
independen dilakukan secara mandiri oleh perawat tanpa melibatkan pemberi pelayanan
kesehatan yang lain termasuk menimbang BB, mendengarkan bunyi napas, meninggikan kepala
tempat tidur untuk memfasilitasi pernafasan.
3. Perencana perawatan berkelanjutan
Adanya perawatan berkelanjutan setelah pasien keluar dari RS dan home care,
menyebabkan peran perawat medikal bedah sebagai perencana perawatan berkelanjutan sangat
penting.
4. Edukator
Pendidikan kesehatan pada pasien merupakan komponen utama dalam perawatan
medikal bedah. Sebagai educator, perawat bekerja sama dengan individu sebagai pasien,
keluarga atau pengasuh. Pendidikan kesehatan sangat penting saat perencanaan pulang dari RS.

5. Advokat
Sebagai advokat pasien, perawat medikal bedah bersama pasien dan keluarga
menginterpretasikan informasi dari tim kesehatan lain. Jika pasien dan keluarga tidak memahami
apa yang telah dijelaskan misalnya tentang pembedahan, sebagai advokat perawat
menyampaikan ke dokter bedah tentang kebutuhan pendidikan preoperasi pada pasien.

9
6. Change agent
Sebagai change agent, perawat merencanakan dan mengimplementasikan suatu system
untuk merubah perilaku kesehatan pasien. Perawat perlu mengkaji perilaku pasien dan keluarga
untuk mengidentifikasi kebutuhan berubah. Faktor yang paling penting adalah mengkaji
kesiapan pasien untuk berubah.

3.4 TREND DAN ISSUE DALAM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta. Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak
namun belum jelas faktannya atau buktinya.
Berbagai Trend dan Issue:
1. Pengurangan lamanya dirawat (early discharge): one day care Pasien keluar dari
perawatan akut segera setelah kondisi stabil, namun mungkin masih memerlukan
perawatan khusus. Unit subakut menyediakan pelayanan seperti monitoring, terapi
berkelanjutan, manajemen nyeri, wound care, manajemen jalan napas dan pelayanan
rehabilitasi serta perawatan post operasi.
2. Lama hari rawat yang singkat menyebabkan pergeseran perawatan di rumah (home care).
Keluarga diharapkan terlibat dalam perawatan setelah pulang.
3. Populasi lansia semakin meningkat. Pengetahuan tentang confusi, jatuh dan
inkontinensia, kompleksitas terapi, readmision, dan outcome yang jelek. Perlu juga
mengembangkan model perawatan lansia
4. Peningkatan kepercayaan terhadap tekhnologi (telenursing)
5. Kebutuhan akan pengetahuan keperawatan tahap lanjut Perawat membutuhkan keahlian-
keahlian klinik yang lebih baik, kemampuan berfikir kritis serta keterampilan dalam
penatalaksanaan pasien.
6. Inovasi dalam perencanaan keperawatan melalui komputerisasi
7. Pengembangan profesional berkelanjutan untuk kebutuhan kompetensi
8. Peningkatan distanced (online) learning
9. Peningkatan pengajaran praktik berdasarkan bukti

10
Issu Etis Dalam Keperawatan Medikal Bedah

Di masa lalu, hanya sedikit cara untuk memberantas penyakit sehingga peran perawat
juga berfokus pada memberi dukungan dan kenyamanan. Kini, perkembangan teknologi
telah berpengaruh terhadap seluruh tahap perkembangan hidup manusia.
Jenis Masalah etis :
• Kerahasiaan Jika melakukan pengkajian, beritahukan tujuan pengkajian dan sampaikan
bahwa hasil pengkajian tsb akan ditulis dalam status. Diskusi dengan tim perawatan lain
sebaiknya dilakukan ditempat tertutup agar percakapan tidak didengar orang lain.
• Restrein Penggunaan restrein merupakan masalah etis yang perlu digarisbawahi.
Pertimbangkan dengan teliti risiko membatasi otonomi terhadap risiko keselamatan jika
tidak menggunakan restrain. Sebelum restrein, perlu dicoba strategi lain.
• Hubungan saling percaya Mengatakan yang sebenarnya merupakan salah satu prinsip
dasar moral dalam kebudayaan kita. Salah satu dilema etik yang dapat menimbulkan
konflik langsung dengan prinsip kejujuran yaitu mengungkapkan diagnosis.
Menginformasikan diagnosis seringkali tidak dilakukan karena takut menyebabkan
distress tambahan bagi klien.
• Kematian dan sekarat Penggunaan narkotik untuk menghilangkan nyeri merupakan
dilema lain bagi perawat. Pasien yang mengalami nyeri hebat akan membutuhkan dosis
obat yang lebih besar yang pada akhirnya menurunkan sistem pernapasan. Ketakutan
akan efek depresi sistem pernapasan jangan sampai menyebabkan perawat tidak
memberikan pereda nyeri pada pasien yang sedang sekarat. Pada kondisi seperti ini,
tindakan dibenarkan dengan prinsip efek ganda (membenarkan beberapa tindakan yang
dapat menghasilkan baik efek yang baik maupun efek yang buruk).
Empat kriteria efek ganda yang harus dipenuhi:
– Tindakan itu sendiri baik atau secara moral netral.
– Secara tulus berniat memberikan efek yang baik dan bukan yang buruk.
– Efek yang baik diraih dengan cara efek yang buruk.
– Terdapat keseimbangan yang proporsional antara baik dan buruk.
• Menolak Perawatan Perawat yang merasa terpaksa menolak memberikan perawatan
bagi pasien tertentu menghadapi dilema etis. Alasan penolakan: konflik nilai pribadi,

11
takut mengalami cedera. Pembuatan keputusan etis dapat mengikuti proses keperawatan
dengan mengkaji situasi etis dan melakukan analisa, perencanaan dengan mengumpulkan
informasi dan validasi; implementasi, dimana alternatif tindakan ditentukan dan evaluasi,
menentukan dan mengevaluasi keputusan.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keperawatan Medical Bedah merupakan bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Keperawatan medikal bedah membahas
tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi pada usia dewasa baik yang bersifat akut
maupun kronik dengan atau tanpa tindakan operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh
pada sistem cardiovascular, penginderaan (mata, tht), pencernaan, dan urologi oleh karena
berbagai penyebab patologis seperti infeksi atau peradangan, kongenital, neoplasma trauma,
dan degeneratif.
Lingkup praktek Keperawatan Medikal Bedah merupakan bentuk asuhan keperawatan pada
klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi
mengalami gangguan, baik adanya penyakit, trauma atau kecacatan.
Peran Keperawatan Medikal Bedah dalam pencapaian MDGs yaitu: peran perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, peran perawat sebagai advokat klien, perawat berperan sebagai
edukator, peran perawat sebagai koordinator, peran perawat sebagai kolaborator, peran
perawat sebagai konsultan, dan peran perawat sebagai peneliti dan pembaharu.

4.2 Saran

Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami selaku penulis
memohon adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Dengan mempelajari makalah ini diharapkan agar pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dapat menerapkan peran-peran keperawatan medical bedah sesuai dengan
konsep dan perspektif keperawatan medical bedah untuk ditingkatkan dalam mengejar
pencapaian indikator MDGs.

13
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Hendrik. 2011. Perspektif Keperawatan Medikal Bedah. Diakses dari


https://www.scribd.com/doc/247906465/Perspektif-Keperawatan-New pada tanggal 4
September 2015

Royarind, Hilda. 2014. Peran Perawat Dalam Pencapaian Indikator MD Gs di Indonesia. Diakses
dari http://www.kompasiana.com/hildaroyarind/peran-keperawatan-dalam-pencapaian-
indikator-mdgs-di-indonesia_54f73634a33311c86c8b468b pada tanggal 4 September 2015

Nursalam.2008.Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2). Jakarta: Salemba medika

Herdman, T. H. (2012). NANDA international nursing diagnoses: definitions & classification,


2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell

Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L., (2006). Medical-surgical nursing critical thinking for
collaborative care. Philadelphia: Saunders Elseviers.

www.academia.edu/KEPERAWATAN_MEDIKAL_BEDAH

http://jamaluddinnr.blogspot.co.id/2010/11/makalah-keperawatan-medikal-bedah.html

14

Anda mungkin juga menyukai