Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI PRAKTEK

MINGGU III (9-14 September2019)

NAMA :DIAH AYU PUTRI ANGGRAINI


NIM : P1337420617079
RUANG : Parikesit
STASE : Maternitas

Step 1
Dalam refleksi praktek I ini pencapaian yang saya lakukan adalah mengelola dan
melakukan salah satu tindakan pada Asuhan Keperawatan dengan missed abortion.

Step 2
Klien Ny.Y dirawat di ruang parikesit RSUD Wongsonegoro dengan keluhan utama
nyeri perut bagian bawah dan keluar darah dari jalan lahir. Ny.F Sebelum dilakukan tindakan
medis kuretase pasien mengeluh juga belum paham mengenai apa tindakan yang akan diikuti
yaitu program kuretase. Sebelumnya pasien ini belum pernah melakukan operasi. Dengan
tindakan tersebut pasien tampak gelisah dan cemas dengan prosedur yang harus diikuti.Tidak
memiliki alergi obat ataupun makanan, tidak memiliki riwayat penyakit keterunan. Ny.F
sudah memiliki anak 1 dan suami 1. Anak pertama lahir pada tahun 2015 dengan lahir
spontan. Keadaan umum klien lemas,gelisah kesadaran composmentis, tekanan darah 100/70
mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 20x/menit, dan suhu 36,8°C. Mendapatkan infus RL 20 tpm
dan misoprostol 1 tab/vag,Klien cemas dengan keadaan sekarang yang tidak tahu mengetahui
bagaiaman cara mengatasi nyerinya dan kurang pengetahuan mengenai tindakan kuretase.

Step 3
Dalam intervensi saya melakukan tindakan nonfarmakologi yaitu therapy napas dalam
dengan aromatherapy. Pasien Ny.F sangat menyukai bau kopi. Selain itu saya melakukan
intervensi mengenai pendidikan kesehatan tentang tindakan kuretase. Sedangkan farmakologi
pemberian misoprostol 1 tab/vag. Tentunya akan muncul berbagai permasalahan, baik saat
proses pemberian asuhan keperawatan maupun efek samping dari pemberian obat-obatan.
Contoh permasalahan yang akan muncul pada pemberian pendidikan kesehatan mengenai
tindakan kuretase yaitu pasien gagal paham mengenai tindakan kuretase. Selain itu pasien
tidak begitu paham tentang materi yang disampaikan. Sedangkan pemberian motivasi
mengenai keadaan gambaran diri maupun harga diri pasien terdapat masalah penolakan

1
terlebih dahulu dari pasien dan pasien tidak mendengarkan motivasi atau support dari
keluarganya. Selain itu pemberian terapi non farmakologi ada juga teknik farmakologi yaitu
obat misoprostol 1 tab/vag. Obat itu akan memberikan efek Untuk induksi persalinan atau
aborsi. Namun obat ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman karena obat dimasukkan
melalui vagina dan pasien terganggu dengan mobilisasinya.

Step 4
Jika dalam pelaksanaan manajemen nyeri seperti teknik napas dalam dengan
aromatherapy dan penambahan pengetahuan muncul permasalahan yang ada pada step 3,
maka saya akan mencari solusi yang sesuai dengan permasalahan yang muncul. Misalnya jika
pendidikan kesehatan mengenai tindakan kuretase maka dapat dapat dilakukan dengan cara
lain yaitu seperti pemberian media leaflet agar lebih jelas apa yang disampaikan sehingga
tersampaikan semua. Selain itu jika masalah yang muncul pada konsep diri pasien mengenai
koping apa yang harus dilakukan maka akan dilakukan dengan mendengar segala keluhan
dari pasien tersebut dan berikan sentuhan maupun kontak mata dengan pasien seakan akan
memahami masalah apa yang sedang dirasakan supaya pasien semangat untuk menjalani tiap
kegiatannya. Jika teknik farmakologi menimbulkan efek samping seperti dan pasien tidak
nyaman dengan obat tersebut.

Step 5
Dari semua kemungkinan yang telah dianalisa dari step 1 hingga step 4 maka saya
telah melakukan tindakan manajemen stress yaitu pendidikan kesehatan, pengobatan
farmakologi dan pemberian koping pada pasien. Pada proses manajemen stress ditemukan
masalah yaitu klien mengatakan bahwa manajemen stress jika dilakukan penddikan kesehatan
tanpa media maka pasien kurang memehami apa yang disampaikan sehingga ditambah
dengan media yang mendukung. Kemudian untuk pola koping akan terpentuk dengan baik
jika perawat melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan pasien dan memberikan motivasi
untuk membangun pola hidup sehat dan tetap semangat menjalani hidup. Selain itu perdarahn
pasien dapat teratasi dengan kategori darah yang keluar tidak terlalu banyak setelah diberikan
penanganan pre kuretase.

Anda mungkin juga menyukai