Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup
masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan
tersebut.Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena
focus asuhan keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan
keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang
menerima pendidikan keperawatan, baik peserta didik dari D3 keperawatan,
S1 keperawatan atau kesehatan masyarakat sampai ke tingkat yang lebih
tinggi, yaitu S2.Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di
berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih
besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan
sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan
meluasnya focus asuhankeperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi
meliputi perkembanganaspek-aspek dari keperawatan yang
mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori,
pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan
professional menggambarkan trend dan praktik keperawatan.Keperawatan
sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagaiwujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik
dalamtingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan
keilmuannya makakeperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dilingkungannya setiap saat.Perubahan yang terjadi
saat ini berjalan sangat cepat dan penuh ketidakpastian, termasuk kondisi
kesehatan global yang sangat dinamik dan menuntut kelenturan dan
penyesuaian secara terus menerus dan menyeluruh. Perubahan tersebut terkait
dengan masalah kesehatan yang makin komplek, perkembangan sains dan
teknologi, pergeseran pada system pelayanan kesehatan, proses transisi dari
masyarakat agrikultural (tradisional) menjadi masyarakat industrial (maju).
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka
panjang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat
Indonesia secara bertahap dan terus menerus. Keperawatan Indonesia
berupaya mengembangkan dirinya dalam seluruh bidang keperawatan,
mencakup bidang pelayanan, pendidikan dan kehidupan profesi, hal ini
dilakukan dalam rangka mewujudkan profesionalisme.
Di samping itu ilmu keperawatan dan metode-metode ilmiah keperawatan
yang  diajarkan kurang menyentuh problem klinis, sikap professional
keperawatan tidak ditumbuhkembangkan dan keterampilan professional
keperawatan tidak ditata dengan benar, lulusan dinilai cukup baik bila mampu
melaksanakan prosedur-prosedur tindakan menunjang pelayanan medik

1
semata. Keadaan ini berlangsung lama hingga menjadi kebiasaan yang oleh
pihak-pihak tertentu dapat diterima, suatu kenyataan yang harus kita terima
dengan lapang dada dan secara jujur mengakui inilah keperawatan Indonesia
saat ini dan tidak akan tetap demikian di masa yang akan datang.
Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dikembangkan saat ini
ditujukan untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan kesehatan di masa depan, khususnya terwujudnya keperawatan
sebagai suatu profesi dalam segala aspeknya. Pendidikan tinggi keperawatan
harus dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan fungsi pokoknya yaitu fungsi
pendidikan, fungsi riset ilmiah, dan fungsi pengabdian kepada masyarakat
dalam bidang keperawatan. Salah satu upaya penataan pendidikan
keperawatan diarahkan kepada pengembangan lahan praktik keperawatan
disertai pembinaan masyarakat professional keperawatan dengan cara
pelaksanaan pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan yang
berbasis kompetensi bukan penunjang pelayanan medik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
A. Apa itu Trend Keperawatan di Masa Depan?
B. Bagaimana Bentuk – Bentuk Trend dan Issu ?
C. Apa Manfaat Trend dan Issu Keperawatan?
D. Bagaimana Trend dan Issu Keperawatan?
E. Bagaimana Trend dan Issu Keperawatn Maternitas Tentang Spesialisasi
Perawatan?
F. Bagaimana Trend dan issue Keperawatan Maternitas Tentang Sistem
Pembayaran dan Asuransi?
G. Bagaimana Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di
Indonesia?
H. Bagaiamana Issue Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di
Indonesia?
I. Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan Anak?
J. Bagaimana Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated
Management Childhood Illness (IMCI)?
K. Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan jiwa?

2
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
A. Untuk mengetahui Apa itu Trend Keperawatan di Masa Depan
B. Untuk mengetahui Bagaimana Bentuk – Bentuk Trend dan Issu
C. Untuk mengetahui Apa Manfaat Trend dan Issu Keperawatan
D. Untuk mengetahui Bagaimana Trend dan Issu Keperawatan
E. Untuk mengetahui Bagaimana Trend dan Issu Keperawatn Maternitas Tentang
Spesialisasi Perawatan Untuk mengetahui model dan bentuk teori
keperawatan Peplau.
F. Bagaimana Trend dan issue Keperawatan Maternitas Tentang Sistem
Pembayaran dan Asurans.
G. Untuk Mengetahui Bagaimana Trend Keperawatan Medikal Bedah dan
Implikasinya di Indonesia
H. Untuk mengetahui Bagaiamana Issue Keperawatan Medikal Bedah dan
Implikasinya di Indonesia
I. Untuk mengetahui Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan Anak
J. Untuk mengetahui Bagaimana Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
atau Integrated Management Childhood Illness (IMCI)
K. Untuk mengetahui Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan jiwa

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Trend Keperawatan di Masa Depan
Keperawatan merupakan profesi yang terus tumbuh dan berubah
seiring perubahan masyarakat seiring perubahan pusat perhatian
pelayanan kesehatan dan metode seiring perubahan gaya hidup dan
metode seiring perubahan gaya hidup dan seiring perubahan diri perawat
itu sendiri. Filosofi dan definisi menunjukkkan kecendrungan holistik
dan keperawatan untuk melihar individu dari segala sisi dalam keadaan
sehat dan sakit dan dalam interaksi dengan keluarga dan komunikasi
keperawatan terusmelihat dari sisi sosisal dan bidang lainnya. Seiring
berkembangnya pelayanan keperawatan.

Defini Trend dan Issue.


1. Defisini Trend
Didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi
pada saat ini yang biasanya sedang popular dikalangan masyarakat.
Trend adalah suatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat
ini dan kejadiannya untuk mewujudkan perawat yang professional di
Indonesia masih belum menggembirakan, banyak faktor yang dapat
menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional, diantara :
1. Keterlamabatan pengakuan Body Of Knowledge Profesi keperawatan.
Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka tahun 1869.
2. Keterlamabtan pengembanan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan

Definisi Trend dan Issu Keperawatan


Trend dan issu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan
banyak orang tentang praktek atau mengenai keperawatan baik itu
berdasarkan fakta atau tidak issu keperawatan menyangkut tentang aspek
legal dan ethis keperawatan.
Menyadari peran profesi keperawatn yang masih rendah dalam dunia
kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan
bagi tercapainya tujuan kesehatan “Sehat untuk semua pada tahun 2020”.
Maka solusi yang harus ditempuh adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan

Nilai Professional yang melandasi praktik keperawatan dapat


dikelompokkan dalam :
 Nilai Intelektual
Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri :
a. Body Of Knowledge.
b. Pendidikan spesialisai (Berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir.
 Nilai Komitmen moral
Aspek moral yang harus menjadi landansan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
b. Fair
c. Fidelity

2. Definisi Issue
Issu adalah peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak pada masa mendatang. Yang menyangkut ekonomi,
moneter, social, politik, hukum,, pembangunan nasional, bencana
alam, hari kiamat kematian ataupun tentang kiris. Issu adalah sesuatu
yang sedang dibicakan oleh banyak orang namu belum jelas faktanya
atau buktinya. Secar umum, Kematian adalah suatu topik yang sangat
ditakuti oleh publik. Hal demikian tidak terjadi didalam dunia
kedokteran atau 5 kesehatan. Dalam konteks kesehatan modern,

5
kematian tidaklah selalu menjadi susuatu yang datang secara tiba-tiba.

B. Bentuk - Bentuk Trend dan Issu


Trend keperawatan dedikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai
berbagai bidang meliputi:
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh) Menurut
Martonoo telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi
dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan
kesehatan dimana ada jarak secaara fisik yang jauh antara perawat
dan pasien atau beberapa perawat.

C. Manfaat Trend dan Issu Keperawatan


Banyak manfaat dan keuntungan bagi berbagai pihak diantaranya
pasien, petugas kesehatan dan pemerintah secara langsung dengan
adanya kontribusi telehealth dalam perawatan dirumah atau home care,
banyak manfaat yang dapat dirasakan dalam pasien, keluarga, perawat,
instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga pemerintah adalah
Departemen kesehatan. Aplikasi Telehealth banyak sekali tantangan dan
hambatan misalnya : Faktor biaya , SDM, kebijakan dan perilaku.

Telenursing adalah penggunaan teknologi dalam keperawatan untuk


meningkatkan perawatan bagi pasien. (SKIBA, 1998) Telenursing
menggunakan teknologi komunikasi dalam keperawatan untuk
memenuhi Askep pada klien. Teknologi berupa saluran elektromagnetik
(Gelombang Magnetik, Radio dan Optik).
Salah satu contoh program Telehealth adalah home care. Sistem
ini menyediakan audio dan video interaktif untuk hubungan antar lansia
dirumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan data-data pasien
dan menganalisanya kalau perlu perawat akan melakukan kunjungan ke
pasien. Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan
jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan

6
dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis,
mengembangkan model pendidikan keperawatan bertbasis multimedia
(britton,keehner,still,danwalden 1999) Saat ini tren dan issue
keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang
tentang praktek atau mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
ataupun tidak trend an keperawatan tentunya menyangkut aspek legal
dan etnis keperawatan.
Saat ini tren dan issue keperawatan yang sedang banyak
dibicarakan orang adalah aborsi, euthanasia, telenursing, tentunya semua
issue tersebut menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan etis dalam
keperawatan .
Ada 4 skenario masa depan yang diprediksikan akan terjadi dan harus
diantisipasi dengan baik oleh profesi keperawatan Indonesia yaitu :
 Masyarakat berkembang
Masyarakat akan lebih berpendidikan. Hal ini membuat mereka
memiliki kesadaran yang lebkih tinggi akan hak dan hokum,
menuntut berbagai bentuk dan jenjang pelayanan kesehatan yang
professional, dan rentang kehidupan daya ekonomi masyarakat
semakin melebar.rentang masalah kesehatan melebar, sistem
pemberian pelayanan kesehatan meluas, mulai dari teknologi yang
sederhana sampai pada teknologi yang sangat canggih.
 Ilmu pengetahuan dan teknologi
Iptek terus berkembang dan harus dimanfaatkan secara tepat guna.
Tuntutan profesi terus meningkat hal ini didorong oleh perkembangan
iptek medis, permasalahan internal pada profesi keperawatan, dan era
kesejagatan.

Perkembangan Pada Pelayanan Keperawatan


Perubahan sifat yang terjadi menjadi professional dengan focus asuhan
keperawatan dengan memiliki peran preventif dan promotive tanpa meluoakan
peran kuratif dan rehabiitatif yang harus didukung dengan peningkatan SDM di

7
bidang keperawatan.
Dengan begitu pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadi dengan
pelayanan yang efisien, efektif dan juga berkualitas.
Selain itu, pada saat ini berbagai model praktik keperawatan professional juga
telah berkembang. Sebagai berikut :
1. Praktik keperawatan di rumah sakit
2. Praktik keperawatan home care atau di rumah
3. Praktik keperawatan nursing home atau klinik bersama
4. Praktik keperawatan individu, namun harus memenuhi keputusan
kepmenkes

Cerminan Perawat Dimasa Yang Akan Datang


Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, ini akan terus
berubah seirama dengan berubahnya masyarakat yang terus-menerus berkembang
dan megalami perubahan, demikian pula dengan keperawatan. Keperawatan dapat
dilihat dari berbagai aspek, antara lain keperawatan sebagai bentuk asuhan
professional kepada masyarakat, keperawatan sebagai iptek, serta keperawatan
sebagai kelompok masyarakat ilmuwan dan kelompok masyarakat professional.
Dengan terjadinya perubahan atau pergeseran dari berbagai faktor yang
memengaruhi keperawatan, maka akan berdampak pada perubahan dalam
pelayanan/asuhan keperawatan, perkembangan iptek keperawatan, maupun
perubahan dalam masyarakat keperawatan, baik sebagai masyarakat ilmuwan
maupun sebagai masyarakat professional.
Dengan berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk pelayanan professional
serta kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan yang
juga mencakup keperawatan, maka mungkin saja akan terjadi pergeseran peran
keperawatan dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

8
D. Trend dan Issue Keperawatan
a. Trend keperawatan maternitas
Banyak kita temui dimasyarakat ibu hamil maupun ibu nifas
mengalami kesulitan dalam merawat diri sendiri pada saat hamil maupun
merawat bayi setela melahirkan, sebagai seorang perawat yang
berkompeten dalam bidang maternitas kita wajib membantu kesulitan
yang dialami oleh ibu hamil maupun ibu nifas. Ada beberapa kesulitan
yang dialami oleh para bumil maupun ibu nifas diantaranya :
1. Ketidaktahuan ibu hamil tentang makanan apa yang harus dikonsumsi
padasaat hamil. Langkah kongkrit yang harus kita lakukan jika
menemukan hak tersebut kita bisa melakukan kegiatan pendidikan
kesehatan mengenai makanan yang baik dikonsumsi ibu pada saat hamil
2. Kebingungan ibu nifas jika ASI tidak keluar Masalah ini sangat sering
menimpa ibu dengan kelahiran anak pertama, kita disini sebagai perawat
bisa membantu ibu tersebut untuk mengeluarkan ASInya salah satu
caranya yaitu dengan 7 perawatan payudara dan pijat oksitosin ( Ali,
Zaidin. 2002. DasarDasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika :
Jakarta.)

E. Trend dan Isuue Keperawatan Maternitas Tentang Spesialisasi Perawatan


Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di
Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di
Negara yang telah berkembang banyak teknologi modern yang bisa
membantu para petugas kesehatan dalam mengiringi kehamilan serta
persalinan pada ibu. Tekhnologi dan cara-cara baru yang berkembang
saat ini adalah diantaranya:
a. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk
KB generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat
kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant
saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian

9
dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
b. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam
air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang
berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga
akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama
persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan
jalan lahir akan lebih cepat.
(http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air )
c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D Alat
USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang
berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini
janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang
sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog ). Alat USG ini bahkan 8
dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya
teknologi 3 dan 4 dimensi menjadi pelengkap bila di duga janin dalam
keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir
sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail
kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca
secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk
meningkatkan ketepatan diagnosa.
d. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang
memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan
berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb
dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih
nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang
sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh.
Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan
progesteron alami dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid
dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik,

10
glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan
dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak
menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi
teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak
menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan
dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi
jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit. (Deitra Leonard
Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis:
Mosby.)

F. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas Tentang Sistem Pembayaran


dan Asuransi
Di Indonesia ada bermacam-macam asuransi yang disediakan
oleh pemerintah diantaranya :
a. Jampersal
Jaminan persalinan (khusus untuk ibu melahirkan) Program Jaminan
Persalian (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan persalinan yang
meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan
nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi
baru lahir. Jampersal diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil yang
belum memiliki jaminan persalinan. Sasaran yang dijamin Jampersal
antara lain:
1. Ibu hamil
2. Ibu bersalin
3. Ibu nifas (sampai 42 hari setelah melahirkan)
4. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)

Adapun jaminan pembiayaannya meliputi :


1. Pemeriksaan kesehatan
2. Pertolongan persalinan
3. Pelayanan nifas

11
4. Pelayanan KB pasca persalinan
5. Pelayanan bayi baru lahir

Peserta program Jampersal adalah seluruh ibu hamil yang belum


memiliki jaminan persalinan (tidak tertanggung di dalam kepesertaan
ASKES, Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek dan asuransi lainnya).
Pelayan yang didapat oleh peserta Jampersal meliputi:
1. Pemeriksaan kehamilan (ANC) sekurang-kurangnya 4 kali (1kali di
trimester I, 1 kali di trimester II, dan 2 kali di trimester III)
2. Persalinan normal
3. Pelayanan nifas normal
4. Pelayanan bayi baru lahir normal
5. Pemeriksaan kehamilan resiko tinggi
6. Pelayanan pasca keguguran
7. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar
8. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar
9. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi
10. Penanganan rujukan pasca keguguran
11. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET)
12. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensi
13. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif
14. Pelayanan KB pasca persalinan

Pelayanan Jampersal tidak mengenal batas wilayah, artinga peserta


berhak mendapatkan pelayanan dimanapun berada dengan menunjukkan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) / Identitas diri lainnya

L. Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia


Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi
dalam berbagai bidang yang meliputi:
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

12
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan
jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam
memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan
kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini
yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan
layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat,
meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model
pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still
& Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas
interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan
terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit
tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah
sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini
disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik informasi
oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum
memadai. (Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child
Nursing. W.B.Saunders Company.)
b. Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka
Trend perawatan luka yang digunakan saat ini adalah menjaga
kelembaban area luka. Luka yang lembab akan dapat mengaktivasi
berbagai growt factor yang berperan dalam proses penutupan luka, antara
lain TGF beta 1-3, PDGF, TNF, FGF dan lain sebagainya. Yang perlu
diperhatikan adalah durasi waktu dalam memberikan kelembapan pada
luka sehingga resiko terjadinya infeksi dapat diminimalkan. Selain itu
prinsip ini juga tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan unsur-
unsur penting lainnya serta merupakan wadah terbaik untuk selsel tubuh
tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimal, sehingga dianggap
prinsip ini sangat efektif untuk penyembuhan luka. Hal ini akan
berdampak pada layanan keperawatan, meningkatkan kepuasan pasien
serta memperpendek lama hari perawatan. Namun demikian, prinsip ini

13
belum diterapkan di semua rumah sakit di seluruh Indonesia.
c. Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja dengan Peer Group
Remaja merupakan masa dimana fungsi reproduksinya mulai
berkembang, hal ini akan berdampak pada perilaku seksualnya. Salah
satu perilaku seksual yang rentan akan memberikan dampak terjadinya
HIV-AIDS yaitu seks bebas. Saat ini sedang dikembangkan model ”peer
group” sebagai salah satu cara dalam meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan remaja akan kesehatan reproduksinya dengan harapan suatu
kelompok remaja akan dapat mempengaruhi kelompok remaja yang lain.
Metode ini telah diterapkan pada lembaga pendidikan, baik oleh Depkes
maupun lembaga swadaya masyarakat. Adapun angka kejadian AIDS
pada kelompok remaja hingga Juni 2008 adalah sebesar 429 orang dan
128 orang remaja mengidap AIDS/IDU. Hal ini akan sangat mengancam
masa depan bangsa dan negara ini. Diharapkan dengan metode Peer
Group dapat menurunkan angka kejadian, karena 12 diyakini bahwa
kelompok remaja ini lebih mudah saling mempengaruhi.
d. Program sertifikasi perawat keahlian khusus
Bermacam-macam program sertifikasi saat ini mulai berkembang
dalam tatanan layanan keperawatan, khususnya pada bidang keperawatan
medikal bedah misalnya sertifikasi perawat luka oleh INETNA,
sertifikasi perawat anastesi, perawat emergency, perawat hemodialisa,
perawat ICU, perawat ICCU, perawat instrument OK. Yang menjadi
pertanyaan adalah apakah standarisasi setiap sertifikasi sudah sesuai
dengan kompetensi perawat profesional karena menurut analisa kami
program tersebut berjalan sendiri-sendiri tanpa arahan yang jelas dari
organisasi profesi dan terkesan hanya proyek dari lembaga-lembaga
tertentu saja.
e. Hospice Home Care
Hospice home care adalah perawatan pasien terminal yang
dilakukan di rumah setelah dilakukan perawatan di rumah sakit, dimana
pengobatan sudah tidak perlu dilakukan lagi. Bidang garapnya meliputi

14
aspek biopsiko-sosio-spiritual yang bertujuan dalam memberikan
dukungan fisik dan psikis, dukungan moral bagi pasien dan keluarganya,
dan juga memberikan pelatihan perawatan praktis. Di Indonesia, metode
perawatan ini di bawah pengelolaan Yayasan Kanker Indonesia.
Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain program ini sudah
dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal.
f. One Day Care
Merupakan sistem pelayanan kesehatan dimana pasien tidak
memerlukan perawatan lebih dari satu hari. Setelah menjalani operasi
pembedahan dan perawatan, pasien boleh pulang. Biasanya dilakukan
pada kasus minimal. Berdasarkan hasil analisis beberapa rumah sakit, di
Indonesia didapatkan bahwa metode one day care ini dapat mengurangi
lama hari perawatan sehingga tidak menimbulkan penumpukkan pasien
pada rumah sakit tersebut dan dapat mengurangi beban kerja perawat.
Hal ini juga dapat berdampak pada pasien dimana biaya perawatan dapat
ditekan seminimal mungkin.
g. Klinik HIV
Saat ini mulai berkembang klinik HIV di beberapa Rumah Sakit
pemerintah maupun swasta. Hal ini dilakukan dalam usaha mendeteksi
dini akan HIV dan mencegah penyebaran HIV di masyarakat. Target
penderita adalah kelompok masyarakat dengan resiko tinggi, misalnya
pekerja sex, penderita HIV-AIDS, remaja, kelompok IDU (injection drug
use). Klinik ini masih terbatas dikembangkan dibeberapa rumah sakit
saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan tenaga yang
kompeten dalam bidang tersebut serta sarana dan prasarana yang masih
minimal. Selain itu masyarakat masih belum siap untuk memanfaatkan
klinik ini, karena ada stigma dimasyarakat masih menganggap bahwa
penyakit ini adalah penyakit kutukan dan harus dikucilkan. Namun
demikian, dalam praktik nyata, telah ada wadah khusus dari Depkes RI
untuk menjaring pengidap HIV/AIDS oleh VCT (Voluntary Counselling
and Testing). Usaha ini telah berhasil menjaring sejumlah pengidap

15
AIDS dimana hingga bulan Juni 2008 telah terdeteksi 12.686 (Depkes,
2008). Dari sejumlah pasien ini, apabila diibaratkan dengan fenomena
gunung es, maka sebenarnya disekeliling kita sudah terdapat banyak
pasien dengan HIV/AIDS.
h. Klinik Rawat Luka
Saat ini mulai bermunculan klinik rawat luka yang dikelola oleh
sekelompok perawat yang minat dalam perawatan luka. Klinik ini tidak
lepas dari kolaborasi dokter-ners. Sifat layanannya dapat berupa home
visit atau pasien berkunjung ke klinik secara langsung.
i. Berdirinya organisasi profesi keperawatan kekhususan
Sejak diakuinya perawat sebagai profesi yang profesional, saat ini
mulai bermunculan organisasi profesi perawat kekhususan dalam
keperawatan medikal bedah, misalnya HIPKABI (Himpunan Perawat
Kamar Bedah Indonesia), InETNA (Indonesia Enterostomal Therapy
Nursing Association), IOA (Indonesia Ostomy Association), dan
sebagainya. 14 Hal ini akan menjadi sarana bagi perawat untuk
mengembangkan dirinya menjadi lebih profesional dalam bidang garapan
tertentu, namun demikian akan timbul permasalahan karena jenis
keperawatan akan menjadi lebih bervariasi dan berdampak lebih luas
pada organisasi keperawatan lebih luas karena akan terkesan terpetak-
petak. Selain itu standar dari masing-masing kekhususnan belum jelas.
j. Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan
Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah
Kegiatan-kegiatan penelitian diklinik akan mendukung kualitas
pelayanan keperawatan dalam mendukung sistem pelayanan kesehatan.
Kegiatan tersebut meliputi membentuk komite riset, menciptakan
lingkungan kerja yang ilmiah, kebijakan kegiatan riset dan pemanfaatan
hasilnya dan pendidikan berkelanjutan. Akan tetapi pelaksanaan di
Indonesia belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan minimnya
kegiatan ilmiah keperawatan di rumah sakit, hasil penelitian jarang
didiseminasikan dan dimanfaatkan untuk pengembangan praktik klinis

16
keperawatan.

H. Isue Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia


a. Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada
luka.
Beberapa klinisi menganjurkan pemakaian tap water untuk
mencuci awal tepi luka sebelum diberikan NaCl 0,9 %. Hal ini dilakukan
agar kotoran-kotoran yang menempel pada luka dapat terbawa oleh aliran air.
Kemudian dibilas dengan larutan povidoneiodine yang telah diencerkan dan
dilanjutkan irigasi dengan NaCl 0,9%. Akan tetapi pemakaian prosedur ini
masih menimbulkan beberapa kontroversi karena kualitas tap water yang
berbeda di beberapa tempat dan keefektifan dalam pengenceran betadine.
b. Belum ada dokumentasi keperawatan yang baku sehingga setiap
institusi rumah sakit mengunakan versi atau modelnya sendiri-sendiri.
c. Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter
Ada beberapa pendapat bahwa perawatan luka adalah
kewenangan medis, akan tetapi dalam kenyataannya yang melakukan adalah
perawat sehingga dianggap sebagai area abu-abu. Apabila ditinjau dari
bebarapa literatur, perawat mempunyai kewenangan mandiri sesuai dengan
seni dan keilmuannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kerusakan integritas kulit.
d. Euthanasia: suatu issue kontemporer dalam keperawatan
Saat ini mulai terdengar istilah euthanasia, baik aktif maupun
pasif. Euthanasia aktif merupakan tindakan yang sengaja dilakukan untuk
membuat seseorang meninggal. Sedangkan euthanasia pasif adalah tindakan
mengurangi ketepatan dosis pengobatan, penghilangan pengobatan sama
sekali atau tindakan pendukung lainnya yang dapat mempercepat kematian
seseorang. Batas keduanya kabur, bahkan merupakan sesuatu yang tidak
relevan. Di Nederland euthanasia sudah dalam proses untuk dilegalisasi.
Dikatakan bahwa 72% dari populasi lebih cenderung untuk menjadi relawan
euthanasia aktif. Dalam praktik nyata, masyarakat telah melegalkan

17
euthanasia pasif terutama dalam proses aborsi. Diyakini bahwa 30 tahun yang
akan datang, euthanasia akan bergeser dari sesuatu yang ”samar-samar”
menjadi sesuatu yang legal. Dalam hal ini, perawat berada dalam posisi yang
sangat baik untuk mengkajinya secara lebih obyektif, sehingga akan menjadi
kesempatan terbaik bagi perawat untuk mengambil bagian terlibat aktif
dalam mengembangkan kebijakan-kebijakan terkait, khususnya pada kasus
keperawatan medikal bedah.
e. Pengaturan sistem tenaga kesehatan
Sistem tenaga kesehatan di Indonesia saat ini belum tertata
dengan baik, pemerintah belum berfokus dalam memberikan keseimbangan
hak dan kewajibaan antar profesi kesehatan. Rasio penduduk dengan tenaga
kesehatan pada tahun 2003 menunjukkan perawat 108,53, bidan 28,40 dan
dokter 17,47 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil penelitian dari
DEPKES menyebutkan bahwa puskesmas belum mempunyai sistem
penghargaan bagi perawat.
f. Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap di Rumah sakit
pemerintah dibandingkan S1 Dengan alasan tidak kuat menggaji lulusan S1
Keperawatan, banyak rumah sakit pemerintah dan swasta yang menyerap
lulusan D3 keperawatan. Dilihat dari jumlah formasi seleksi CPNS, jumlah
S1 sedikit dibutuhkan dibandingkan D3 keperawatan. Hal ini akan
berdampak pada kualitas layanan asuhan keperawatan pada lingkup medikal
bedah yang hanya berorientasi vokasional tidak profesional.
g. Peran dan tanggung jawab yang belum ditetapkan sesuai dengan jenjang
pendidikan sehingga implikasi di rs antara DIII, S1 dan Spesialis belum jelas
terlihat

I. Trend dan Issue Keperawatan Anak


a. Imunisasi Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan
menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi
imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit .Yang dapat
menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki

18
kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan
terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita.
b. Atraumatic care
Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang di
berikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan
anak,melalui penggunaan tindakan,yang dapat mengurangi distrek fisik
maupun distrek psikologis yang di alami anak maupun orang tuannya.
Autramatic care bukan satu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi
memberi perhatian pada apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana,
prosedur di lakukan pada anak dengan tujuan mencegah dan mengurangi
stres fisik dan psikologis.

J. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of


Childhood Illness (IMCI)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59
bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program
kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan
MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan
jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).

Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap


untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian
bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya
preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa
konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan
masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah
mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara

19
berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan
kecacatan pada bayi dan balita. Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas
yang menguntungkan, yaitu:
a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula
memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah
dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan). (Supartini,
yupi.2004. buku ajar konsep dasar keperawatan anak.jakarta:EGC)

K. Trend Dan Issue Keperawatan Jiwa


Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-
masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-
masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan
berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional
maupun global. Ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam
keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalah kesehatan
jiwa harus dimulai dari masa konsepsi malahan harus dimulai dari masa
pranikah.banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa
dalam kandungan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di masa
yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa
kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi.

Van de carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang hebat


terlahir dari seorang ayah yang menggeluti musik, pola-polanya sudah
dipelajari sejak dalam kandungan pada saat bayi belum lahir yang sudah

20
terbiasa terpapar oleh suara-suara komposisi lagu yang teratur.Marc
Lehrer, seorang ahli dari university of California menemukan bahwa dari
3000 bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara, musik,
cahaya, getaran dan sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki
perkembangan fisik, mental dan emosi yang lebih baik. Kemudian Craig
Ramey, meneliti bahwa stimulasi dini, bonding and attachment pada bayi
baru lahir dapat meningkatkan inteligensi bayi antara 15- 30%.

b. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa


Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi, Penderita tidak lagi
didominasi masyarakat kelas bawah. Kalangan pejabat dan masyarakat
lapisan menengah ke atas, juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif.
Klien gangguan jiwa dari kalangan menengah ke atas, sebagian besar
disebabkan tidak mampu mengelola stress dan ada juga kasus mereka
yang mengalami post power syndrome akibat dipecat atau mutasi jabatan.

c. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa


Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan
merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan
berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World
Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di
seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO
(2001) menyataan, paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia
mengalami masalah mental.

Tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik,


biologis atau organic. Penyebabnya antara lain berasal dari :
• Faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis,
malaria dan lain-lain), kecanduan obat dan alkohol dan lain-lain.
• Gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah
dalam pola pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di

21
antara anggota keluarga disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis.
• Gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor
psikososial (perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal
dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan hidup, dalam masalah
keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik, dan
lain-lain)

d. Kecenderungan situasi di era global


Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antara
negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik.
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas yang
merupakan ciri era ini, berdampak pada semua sector termasuk sektor
kesehatan.

e. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat Pengaruh globalisasi terhadap


perkembangan yankes termasuk keperawatan adalah tersedianya alternatif
pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan. (persaingan
kualitas). Tenaga kesehatan (perawat “jiwa” ) hrs mempunyai standar
global dalam memberikan pelayanan kesehatan, jika tdk ingin
ketinggalan.

Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator keswa di masa mendatang


bukan lagi masalah klinis spt prevalensi gangguan jiwa, melainkan
berorientasi pd konteks kehidupan sosial. Fokus kesehatan jiwa bukan
hanya menangani orang sakit, melainkan pada peningkatan kualitas
hidup. Jadi konsep kesehatan jiwa buka lagi sehat atau sakit, tetapi
kondisi optimal yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi social
Paradigma sehat Depkes, lebih menekankan upaya proaktif untuk
pencegahan daripada menunggu di RS, orientasi upaya kesehatan jiwa
lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif. Penangan kesehatan jiwa
bergeser dari hospital base menjadi community base.

22
Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :
• Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun yg
diperalat oleh orang lain. Oleh karena itu seharusnya tidak ada yang
diperalat/ memperalat diri sendiri, diman manusia itu mjd pusat dari
semua aktivitas ekonomi maupun politik diturunkan pada tujuan
perkembangan diri manusia.
 Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya,
merangsang perkembangan akal budi dan lebih jauh lagi, mampu
membuat manusia untuk mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa seni
dan perilaku normatif kolektif.
 Masyarakat terhindar dari sifat2 rakus, eksploitatif, pemilikan
berlebihan, narsisme, tidak mendapatkan kesempatan meraup keuntungan
material tanpa batas.
 Kondisi masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam
dimensi2 yang dpt dipimpin dan diobservasi. Partisipasi aktif dan
bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan
struktur masyarakat sehat, kuncinya : Setiap org harus meningkatkan
kualitas hidup yang dpt menjamin terciptanya kondisi sehat yang
sesungguhnya. Mandiri dan tidak bergantung pada orang lain merupakan
orientasi paradigma kesehatan jiwa.

f. Kecenderungan penyakit jiwa


Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
• Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman
trauma yang umum di alami manusia dlm kejadian sehari-hari.
Mengakibatkan keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak
mengalami stress yang demikian. Mereka mjd manusia yang invalid dlam
kondisi kejiwaan dengan akibat akhir menjadi tidak produktif. Trauma
bukan semata2 gejala kejiwaan yang bersifat individual, trauma muncul
sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi

23
tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan

Meningkatnya Masalah psikososial.


• Lingkup keswa sangat luas dan kompleks, juga saling berhubungan
dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pd UU No. 23 1992
tentang Kes. Dan Ilmu Psikiatri, masalah kesehatan jiwa secara garis
besar digolongkan menjadi :
• Masalah perkembangan manusia yg harmonis dan peningkatan kualitas
hidup, yaitu masalah kejiwaan yang berkaitan dengan makna dan nilai2
kehidupan manusia
• Masalah psikososial yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul
akibat terjadinya perubahan sosial, meliputi :
• Psikotik gelandangan
• Pemasungan penderita gangguan jiwa
• Masalah anak jalanan
• Masalah anak remaja (tawuran, kenakalan)
• Penyalaggunaan Narkotik dan psikotropik
• Masalah seksual (penyimpangan seksual, pelecehan seksual dll)
• Tindak kekerasan sosial (kemiskinan, penelantaran tdk diberi nafkah,
korban kekerasan pd anak, dll).

Trend Bunuh Diri pada Anak dan Remaja


• Bunuh diri : suatu tindakan mencabut nyawa sendiri dgn sengaja cara.
Bunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat
mengancam, angka kejadian terus meningkat. Metode yg paling disukai =
menggunakan pistol, menggantung diri dan minum racun. Latar
belakangnya beragam : asmara, pekerjaan, cek-cok rmh tangga, ekonomi
(perasaan malu terlilit utang.
• Masalah Napza dan HIV/ AIDS
• Gangguan penggunaan zat adiktif ini sangat berkaitan dan merupakan
dampak dari pembangunan serta teknologi dari suatu negara yang

24
semakin maju. Hal terpenting yang mendukung merebaknya NAPZA di
negara kita adalah perangkat hukum yang lemah bahkan terkadang
oknum aparat hukum seringkali menjadi backing, ditambah dengan
keragu-raguan penentuan hukuman bagi pengedar dan pemakai, sehingga
dampaknya SDM Indonesia kalah dengan Malaysia yang lebih bertindak
tegas terhadap pengedar dan pemakai NAPZA. Kondisi ini akan semakin
menigkat untuk masa yang akan datang khususnya dalam era globalisasi.
• Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa
• Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pd anak, maka pola
asuh keluarga kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola
asuh dimana orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai
dengan kontrol yang tinggi. Kehangatan adalah Bagaimana orang tua
menjadi teman curhat, teman bermain, teman yang menyenangkan bagi
anak terutama saat rekreasi, belajar dan berkomunikasi. Berbagai upaya
agar anak dekat dan berani bicara pada ortunya saat punya masalah. Ortu
menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga anak menjadi sehat
jiwanya. Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin di
rumahnya.
• Masalah Ekonomi dan Kemiskinan
• Pengangguran telah menybabkan rakyat indonesia semakin terpuruk.
Daya beli lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi,
mudah teragitasi, kekebalan menurun dan infrastruktur yg masih rendah
menyebabkan banyak rakyat mengalami gangguan jiwa. Masalah
ekonomi paling dominan menjadi pencetus gangguan jiwa di Indonesia.
Hal ini bisa dibuktikan bahwa saat terjadi kenaikan BBM selalu dsertai
dengan peningkatan dua kali lipat angka gangguan jiwa. Hal ini
diperparah dengan biaya sekolah yang mahal, biaya pengobatan tak
terjangkau dan penggusuran yang kerap terjadi.

g. Trend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatri


• Sehubungan dengan trend masalah kesehatan utama dan pelayanan

25
kesehatan jiwa secara global, harus fokus pelayanan keperawatan jiwa
sudah saatnya berbasis pada komunitas (community based care) yang
memberi penekanan pada preventif dan promotif.
• Sehubungan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat, perlu peningkatan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan
cara mengembangkan institusi pendidikan 24 yang telah ada dan
mengadakan program spesialisasi keperawatan jiwa
. • Dalam rangka menjaga mutu pelayanan yang diberikan dan untuk
melindungi konsumen, sudah saatnya ada “licence” bagi perawat yang
bekerja di pelayanan.
• Sehubungan dengan adanya perbedaan latar belakang budaya kita
dengan narasumber, yang dalam hal ini kita masih mengacu pada
Negara-negara Barat terutama Amerika, maka perlu untuk menyaring
konsep-konsep keperawatan mental psikiatri yang didapatkan dari luar.

h. Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisasi Sejalan


dengan program deinstitusionalisasi yg didukung ditemukannya obat
psikotropika yg terbukti dpt mengontrol perilaku klien gangguan jiwa,
peran perawat tidak terbatas di RS, tetapi dituntut lebih sensitif terhadap
lingkungan sosialnya, serta berfokus pada pelayanan preventif dan
prmotif. Perubahan hospital based care menjadi community based care.
Perawat mental psikiatri harus mengintegrasikan diri dalam community
mental health, dengan 3 kunci utama :
• Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta
hubungan perawat dengan profesi lain di komunitas.
• Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisi perannya.
• Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan dan
promosi kesehatan, sudah saatnya mengembangkan community based car.
Pengembangan pendidikan keperawatan sangat penting, terutama
keperawatan mental psikiatri baik dlm jumlah maupun kualitas.

26
i. Issue Seputar Yankep Mental Psikiatri
• Pelayanan kep. Mental Psikiatri, kurang dapat dipertanggung
jawabkan karena masih kurangnya hasil hasil riset keperawatan Jiwa
Klinik.
• Perawat Psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena
pendidikan yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek
yang diakui secara internasional
• Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan
pengalaman sering kali tdk jelas “Position description.” job
responsibility dan sistem reward di dlm pelayanan. • Menjadi
perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa
keperawatan).
(Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa)

27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tren adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, trend juga dapat didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi
yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan dapat terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang. Isu adalah sesuatu yang sedang
dibicarakan oleh banyak orang namun belum jelas faktanya atau buktinya.
Dalam hokum Indonesia, dan sudut pandang agama. Tidak membenarkan
adanya aborsi apapun alasannya. Karena hidup dan mati seseorang ada di tangan
Tuhan YME. Dan apabila hal tersebut terjadi akan mendapatkan hukuman yang
berlaku baik itu si pelaku ataupun yang membantunya. Kecuali dalam kondisi
mempertahankan nyawa salah satu dari ibu atau anaknya.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini disarankan kepada pembaca


makalah ini agar mengetahui Trend dan Issu Keperawatan Komunitas serta
mampu menjadi perawat professional di masyarakat.

28
29
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, B. A. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi (Vol.2).


Jakarta: Salemba Medika.
Sudaryanto, A. &. 2008. TELEHEALTH DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN.
Widyanto, F. C. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: Nuha Medika.
John Ankerberg – John Weldon, 1995: The Facts On Abortion: Answers from
Science and the Bible about When Life Begins; Harvest House Publishers,
Eugene, Oregon
Sheila Kitzinger, 1994; Being Born; Dorling Kindersley, London
https://www.asiamaya.com/konsultasi_hukum/pidana/aborsi.htm

Anda mungkin juga menyukai