PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup
masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan
tersebut.Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena
focus asuhan keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan
keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang
menerima pendidikan keperawatan, baik peserta didik dari D3 keperawatan,
S1 keperawatan atau kesehatan masyarakat sampai ke tingkat yang lebih
tinggi, yaitu S2.Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di
berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih
besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan
sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan
meluasnya focus asuhankeperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi
meliputi perkembanganaspek-aspek dari keperawatan yang
mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori,
pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan
professional menggambarkan trend dan praktik keperawatan.Keperawatan
sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagaiwujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik
dalamtingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan
keilmuannya makakeperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dilingkungannya setiap saat.Perubahan yang terjadi
saat ini berjalan sangat cepat dan penuh ketidakpastian, termasuk kondisi
kesehatan global yang sangat dinamik dan menuntut kelenturan dan
penyesuaian secara terus menerus dan menyeluruh. Perubahan tersebut terkait
dengan masalah kesehatan yang makin komplek, perkembangan sains dan
teknologi, pergeseran pada system pelayanan kesehatan, proses transisi dari
masyarakat agrikultural (tradisional) menjadi masyarakat industrial (maju).
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka
panjang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat
Indonesia secara bertahap dan terus menerus. Keperawatan Indonesia
berupaya mengembangkan dirinya dalam seluruh bidang keperawatan,
mencakup bidang pelayanan, pendidikan dan kehidupan profesi, hal ini
dilakukan dalam rangka mewujudkan profesionalisme.
Di samping itu ilmu keperawatan dan metode-metode ilmiah keperawatan
yang diajarkan kurang menyentuh problem klinis, sikap professional
keperawatan tidak ditumbuhkembangkan dan keterampilan professional
keperawatan tidak ditata dengan benar, lulusan dinilai cukup baik bila mampu
melaksanakan prosedur-prosedur tindakan menunjang pelayanan medik
1
semata. Keadaan ini berlangsung lama hingga menjadi kebiasaan yang oleh
pihak-pihak tertentu dapat diterima, suatu kenyataan yang harus kita terima
dengan lapang dada dan secara jujur mengakui inilah keperawatan Indonesia
saat ini dan tidak akan tetap demikian di masa yang akan datang.
Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dikembangkan saat ini
ditujukan untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan kesehatan di masa depan, khususnya terwujudnya keperawatan
sebagai suatu profesi dalam segala aspeknya. Pendidikan tinggi keperawatan
harus dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan fungsi pokoknya yaitu fungsi
pendidikan, fungsi riset ilmiah, dan fungsi pengabdian kepada masyarakat
dalam bidang keperawatan. Salah satu upaya penataan pendidikan
keperawatan diarahkan kepada pengembangan lahan praktik keperawatan
disertai pembinaan masyarakat professional keperawatan dengan cara
pelaksanaan pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan yang
berbasis kompetensi bukan penunjang pelayanan medik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
A. Apa itu Trend Keperawatan di Masa Depan?
B. Bagaimana Bentuk – Bentuk Trend dan Issu ?
C. Apa Manfaat Trend dan Issu Keperawatan?
D. Bagaimana Trend dan Issu Keperawatan?
E. Bagaimana Trend dan Issu Keperawatn Maternitas Tentang Spesialisasi
Perawatan?
F. Bagaimana Trend dan issue Keperawatan Maternitas Tentang Sistem
Pembayaran dan Asuransi?
G. Bagaimana Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di
Indonesia?
H. Bagaiamana Issue Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di
Indonesia?
I. Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan Anak?
J. Bagaimana Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated
Management Childhood Illness (IMCI)?
K. Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan jiwa?
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
A. Untuk mengetahui Apa itu Trend Keperawatan di Masa Depan
B. Untuk mengetahui Bagaimana Bentuk – Bentuk Trend dan Issu
C. Untuk mengetahui Apa Manfaat Trend dan Issu Keperawatan
D. Untuk mengetahui Bagaimana Trend dan Issu Keperawatan
E. Untuk mengetahui Bagaimana Trend dan Issu Keperawatn Maternitas Tentang
Spesialisasi Perawatan Untuk mengetahui model dan bentuk teori
keperawatan Peplau.
F. Bagaimana Trend dan issue Keperawatan Maternitas Tentang Sistem
Pembayaran dan Asurans.
G. Untuk Mengetahui Bagaimana Trend Keperawatan Medikal Bedah dan
Implikasinya di Indonesia
H. Untuk mengetahui Bagaiamana Issue Keperawatan Medikal Bedah dan
Implikasinya di Indonesia
I. Untuk mengetahui Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan Anak
J. Untuk mengetahui Bagaimana Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
atau Integrated Management Childhood Illness (IMCI)
K. Untuk mengetahui Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan jiwa
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Trend Keperawatan di Masa Depan
Keperawatan merupakan profesi yang terus tumbuh dan berubah
seiring perubahan masyarakat seiring perubahan pusat perhatian
pelayanan kesehatan dan metode seiring perubahan gaya hidup dan
metode seiring perubahan gaya hidup dan seiring perubahan diri perawat
itu sendiri. Filosofi dan definisi menunjukkkan kecendrungan holistik
dan keperawatan untuk melihar individu dari segala sisi dalam keadaan
sehat dan sakit dan dalam interaksi dengan keluarga dan komunikasi
keperawatan terusmelihat dari sisi sosisal dan bidang lainnya. Seiring
berkembangnya pelayanan keperawatan.
2. Definisi Issue
Issu adalah peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak pada masa mendatang. Yang menyangkut ekonomi,
moneter, social, politik, hukum,, pembangunan nasional, bencana
alam, hari kiamat kematian ataupun tentang kiris. Issu adalah sesuatu
yang sedang dibicakan oleh banyak orang namu belum jelas faktanya
atau buktinya. Secar umum, Kematian adalah suatu topik yang sangat
ditakuti oleh publik. Hal demikian tidak terjadi didalam dunia
kedokteran atau 5 kesehatan. Dalam konteks kesehatan modern,
5
kematian tidaklah selalu menjadi susuatu yang datang secara tiba-tiba.
6
dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis,
mengembangkan model pendidikan keperawatan bertbasis multimedia
(britton,keehner,still,danwalden 1999) Saat ini tren dan issue
keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang
tentang praktek atau mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
ataupun tidak trend an keperawatan tentunya menyangkut aspek legal
dan etnis keperawatan.
Saat ini tren dan issue keperawatan yang sedang banyak
dibicarakan orang adalah aborsi, euthanasia, telenursing, tentunya semua
issue tersebut menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan etis dalam
keperawatan .
Ada 4 skenario masa depan yang diprediksikan akan terjadi dan harus
diantisipasi dengan baik oleh profesi keperawatan Indonesia yaitu :
Masyarakat berkembang
Masyarakat akan lebih berpendidikan. Hal ini membuat mereka
memiliki kesadaran yang lebkih tinggi akan hak dan hokum,
menuntut berbagai bentuk dan jenjang pelayanan kesehatan yang
professional, dan rentang kehidupan daya ekonomi masyarakat
semakin melebar.rentang masalah kesehatan melebar, sistem
pemberian pelayanan kesehatan meluas, mulai dari teknologi yang
sederhana sampai pada teknologi yang sangat canggih.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Iptek terus berkembang dan harus dimanfaatkan secara tepat guna.
Tuntutan profesi terus meningkat hal ini didorong oleh perkembangan
iptek medis, permasalahan internal pada profesi keperawatan, dan era
kesejagatan.
7
bidang keperawatan.
Dengan begitu pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadi dengan
pelayanan yang efisien, efektif dan juga berkualitas.
Selain itu, pada saat ini berbagai model praktik keperawatan professional juga
telah berkembang. Sebagai berikut :
1. Praktik keperawatan di rumah sakit
2. Praktik keperawatan home care atau di rumah
3. Praktik keperawatan nursing home atau klinik bersama
4. Praktik keperawatan individu, namun harus memenuhi keputusan
kepmenkes
8
D. Trend dan Issue Keperawatan
a. Trend keperawatan maternitas
Banyak kita temui dimasyarakat ibu hamil maupun ibu nifas
mengalami kesulitan dalam merawat diri sendiri pada saat hamil maupun
merawat bayi setela melahirkan, sebagai seorang perawat yang
berkompeten dalam bidang maternitas kita wajib membantu kesulitan
yang dialami oleh ibu hamil maupun ibu nifas. Ada beberapa kesulitan
yang dialami oleh para bumil maupun ibu nifas diantaranya :
1. Ketidaktahuan ibu hamil tentang makanan apa yang harus dikonsumsi
padasaat hamil. Langkah kongkrit yang harus kita lakukan jika
menemukan hak tersebut kita bisa melakukan kegiatan pendidikan
kesehatan mengenai makanan yang baik dikonsumsi ibu pada saat hamil
2. Kebingungan ibu nifas jika ASI tidak keluar Masalah ini sangat sering
menimpa ibu dengan kelahiran anak pertama, kita disini sebagai perawat
bisa membantu ibu tersebut untuk mengeluarkan ASInya salah satu
caranya yaitu dengan 7 perawatan payudara dan pijat oksitosin ( Ali,
Zaidin. 2002. DasarDasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika :
Jakarta.)
9
dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
b. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam
air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang
berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga
akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama
persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan
jalan lahir akan lebih cepat.
(http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air )
c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D Alat
USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang
berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini
janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang
sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog ). Alat USG ini bahkan 8
dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya
teknologi 3 dan 4 dimensi menjadi pelengkap bila di duga janin dalam
keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir
sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail
kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca
secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk
meningkatkan ketepatan diagnosa.
d. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang
memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan
berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb
dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih
nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang
sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh.
Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan
progesteron alami dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid
dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik,
10
glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan
dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak
menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi
teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak
menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan
dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi
jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit. (Deitra Leonard
Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis:
Mosby.)
11
4. Pelayanan KB pasca persalinan
5. Pelayanan bayi baru lahir
12
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan
jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam
memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan
kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini
yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan
layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat,
meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model
pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still
& Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas
interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan
terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit
tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah
sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini
disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik informasi
oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum
memadai. (Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child
Nursing. W.B.Saunders Company.)
b. Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka
Trend perawatan luka yang digunakan saat ini adalah menjaga
kelembaban area luka. Luka yang lembab akan dapat mengaktivasi
berbagai growt factor yang berperan dalam proses penutupan luka, antara
lain TGF beta 1-3, PDGF, TNF, FGF dan lain sebagainya. Yang perlu
diperhatikan adalah durasi waktu dalam memberikan kelembapan pada
luka sehingga resiko terjadinya infeksi dapat diminimalkan. Selain itu
prinsip ini juga tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan unsur-
unsur penting lainnya serta merupakan wadah terbaik untuk selsel tubuh
tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimal, sehingga dianggap
prinsip ini sangat efektif untuk penyembuhan luka. Hal ini akan
berdampak pada layanan keperawatan, meningkatkan kepuasan pasien
serta memperpendek lama hari perawatan. Namun demikian, prinsip ini
13
belum diterapkan di semua rumah sakit di seluruh Indonesia.
c. Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja dengan Peer Group
Remaja merupakan masa dimana fungsi reproduksinya mulai
berkembang, hal ini akan berdampak pada perilaku seksualnya. Salah
satu perilaku seksual yang rentan akan memberikan dampak terjadinya
HIV-AIDS yaitu seks bebas. Saat ini sedang dikembangkan model ”peer
group” sebagai salah satu cara dalam meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan remaja akan kesehatan reproduksinya dengan harapan suatu
kelompok remaja akan dapat mempengaruhi kelompok remaja yang lain.
Metode ini telah diterapkan pada lembaga pendidikan, baik oleh Depkes
maupun lembaga swadaya masyarakat. Adapun angka kejadian AIDS
pada kelompok remaja hingga Juni 2008 adalah sebesar 429 orang dan
128 orang remaja mengidap AIDS/IDU. Hal ini akan sangat mengancam
masa depan bangsa dan negara ini. Diharapkan dengan metode Peer
Group dapat menurunkan angka kejadian, karena 12 diyakini bahwa
kelompok remaja ini lebih mudah saling mempengaruhi.
d. Program sertifikasi perawat keahlian khusus
Bermacam-macam program sertifikasi saat ini mulai berkembang
dalam tatanan layanan keperawatan, khususnya pada bidang keperawatan
medikal bedah misalnya sertifikasi perawat luka oleh INETNA,
sertifikasi perawat anastesi, perawat emergency, perawat hemodialisa,
perawat ICU, perawat ICCU, perawat instrument OK. Yang menjadi
pertanyaan adalah apakah standarisasi setiap sertifikasi sudah sesuai
dengan kompetensi perawat profesional karena menurut analisa kami
program tersebut berjalan sendiri-sendiri tanpa arahan yang jelas dari
organisasi profesi dan terkesan hanya proyek dari lembaga-lembaga
tertentu saja.
e. Hospice Home Care
Hospice home care adalah perawatan pasien terminal yang
dilakukan di rumah setelah dilakukan perawatan di rumah sakit, dimana
pengobatan sudah tidak perlu dilakukan lagi. Bidang garapnya meliputi
14
aspek biopsiko-sosio-spiritual yang bertujuan dalam memberikan
dukungan fisik dan psikis, dukungan moral bagi pasien dan keluarganya,
dan juga memberikan pelatihan perawatan praktis. Di Indonesia, metode
perawatan ini di bawah pengelolaan Yayasan Kanker Indonesia.
Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain program ini sudah
dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal.
f. One Day Care
Merupakan sistem pelayanan kesehatan dimana pasien tidak
memerlukan perawatan lebih dari satu hari. Setelah menjalani operasi
pembedahan dan perawatan, pasien boleh pulang. Biasanya dilakukan
pada kasus minimal. Berdasarkan hasil analisis beberapa rumah sakit, di
Indonesia didapatkan bahwa metode one day care ini dapat mengurangi
lama hari perawatan sehingga tidak menimbulkan penumpukkan pasien
pada rumah sakit tersebut dan dapat mengurangi beban kerja perawat.
Hal ini juga dapat berdampak pada pasien dimana biaya perawatan dapat
ditekan seminimal mungkin.
g. Klinik HIV
Saat ini mulai berkembang klinik HIV di beberapa Rumah Sakit
pemerintah maupun swasta. Hal ini dilakukan dalam usaha mendeteksi
dini akan HIV dan mencegah penyebaran HIV di masyarakat. Target
penderita adalah kelompok masyarakat dengan resiko tinggi, misalnya
pekerja sex, penderita HIV-AIDS, remaja, kelompok IDU (injection drug
use). Klinik ini masih terbatas dikembangkan dibeberapa rumah sakit
saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan tenaga yang
kompeten dalam bidang tersebut serta sarana dan prasarana yang masih
minimal. Selain itu masyarakat masih belum siap untuk memanfaatkan
klinik ini, karena ada stigma dimasyarakat masih menganggap bahwa
penyakit ini adalah penyakit kutukan dan harus dikucilkan. Namun
demikian, dalam praktik nyata, telah ada wadah khusus dari Depkes RI
untuk menjaring pengidap HIV/AIDS oleh VCT (Voluntary Counselling
and Testing). Usaha ini telah berhasil menjaring sejumlah pengidap
15
AIDS dimana hingga bulan Juni 2008 telah terdeteksi 12.686 (Depkes,
2008). Dari sejumlah pasien ini, apabila diibaratkan dengan fenomena
gunung es, maka sebenarnya disekeliling kita sudah terdapat banyak
pasien dengan HIV/AIDS.
h. Klinik Rawat Luka
Saat ini mulai bermunculan klinik rawat luka yang dikelola oleh
sekelompok perawat yang minat dalam perawatan luka. Klinik ini tidak
lepas dari kolaborasi dokter-ners. Sifat layanannya dapat berupa home
visit atau pasien berkunjung ke klinik secara langsung.
i. Berdirinya organisasi profesi keperawatan kekhususan
Sejak diakuinya perawat sebagai profesi yang profesional, saat ini
mulai bermunculan organisasi profesi perawat kekhususan dalam
keperawatan medikal bedah, misalnya HIPKABI (Himpunan Perawat
Kamar Bedah Indonesia), InETNA (Indonesia Enterostomal Therapy
Nursing Association), IOA (Indonesia Ostomy Association), dan
sebagainya. 14 Hal ini akan menjadi sarana bagi perawat untuk
mengembangkan dirinya menjadi lebih profesional dalam bidang garapan
tertentu, namun demikian akan timbul permasalahan karena jenis
keperawatan akan menjadi lebih bervariasi dan berdampak lebih luas
pada organisasi keperawatan lebih luas karena akan terkesan terpetak-
petak. Selain itu standar dari masing-masing kekhususnan belum jelas.
j. Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan
Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah
Kegiatan-kegiatan penelitian diklinik akan mendukung kualitas
pelayanan keperawatan dalam mendukung sistem pelayanan kesehatan.
Kegiatan tersebut meliputi membentuk komite riset, menciptakan
lingkungan kerja yang ilmiah, kebijakan kegiatan riset dan pemanfaatan
hasilnya dan pendidikan berkelanjutan. Akan tetapi pelaksanaan di
Indonesia belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan minimnya
kegiatan ilmiah keperawatan di rumah sakit, hasil penelitian jarang
didiseminasikan dan dimanfaatkan untuk pengembangan praktik klinis
16
keperawatan.
17
euthanasia pasif terutama dalam proses aborsi. Diyakini bahwa 30 tahun yang
akan datang, euthanasia akan bergeser dari sesuatu yang ”samar-samar”
menjadi sesuatu yang legal. Dalam hal ini, perawat berada dalam posisi yang
sangat baik untuk mengkajinya secara lebih obyektif, sehingga akan menjadi
kesempatan terbaik bagi perawat untuk mengambil bagian terlibat aktif
dalam mengembangkan kebijakan-kebijakan terkait, khususnya pada kasus
keperawatan medikal bedah.
e. Pengaturan sistem tenaga kesehatan
Sistem tenaga kesehatan di Indonesia saat ini belum tertata
dengan baik, pemerintah belum berfokus dalam memberikan keseimbangan
hak dan kewajibaan antar profesi kesehatan. Rasio penduduk dengan tenaga
kesehatan pada tahun 2003 menunjukkan perawat 108,53, bidan 28,40 dan
dokter 17,47 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil penelitian dari
DEPKES menyebutkan bahwa puskesmas belum mempunyai sistem
penghargaan bagi perawat.
f. Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap di Rumah sakit
pemerintah dibandingkan S1 Dengan alasan tidak kuat menggaji lulusan S1
Keperawatan, banyak rumah sakit pemerintah dan swasta yang menyerap
lulusan D3 keperawatan. Dilihat dari jumlah formasi seleksi CPNS, jumlah
S1 sedikit dibutuhkan dibandingkan D3 keperawatan. Hal ini akan
berdampak pada kualitas layanan asuhan keperawatan pada lingkup medikal
bedah yang hanya berorientasi vokasional tidak profesional.
g. Peran dan tanggung jawab yang belum ditetapkan sesuai dengan jenjang
pendidikan sehingga implikasi di rs antara DIII, S1 dan Spesialis belum jelas
terlihat
18
kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan
terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita.
b. Atraumatic care
Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang di
berikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan
anak,melalui penggunaan tindakan,yang dapat mengurangi distrek fisik
maupun distrek psikologis yang di alami anak maupun orang tuannya.
Autramatic care bukan satu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi
memberi perhatian pada apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana,
prosedur di lakukan pada anak dengan tujuan mencegah dan mengurangi
stres fisik dan psikologis.
19
berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan
kecacatan pada bayi dan balita. Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas
yang menguntungkan, yaitu:
a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula
memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah
dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan). (Supartini,
yupi.2004. buku ajar konsep dasar keperawatan anak.jakarta:EGC)
20
terbiasa terpapar oleh suara-suara komposisi lagu yang teratur.Marc
Lehrer, seorang ahli dari university of California menemukan bahwa dari
3000 bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara, musik,
cahaya, getaran dan sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki
perkembangan fisik, mental dan emosi yang lebih baik. Kemudian Craig
Ramey, meneliti bahwa stimulasi dini, bonding and attachment pada bayi
baru lahir dapat meningkatkan inteligensi bayi antara 15- 30%.
21
antara anggota keluarga disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis.
• Gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor
psikososial (perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal
dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan hidup, dalam masalah
keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik, dan
lain-lain)
22
Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :
• Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun yg
diperalat oleh orang lain. Oleh karena itu seharusnya tidak ada yang
diperalat/ memperalat diri sendiri, diman manusia itu mjd pusat dari
semua aktivitas ekonomi maupun politik diturunkan pada tujuan
perkembangan diri manusia.
Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya,
merangsang perkembangan akal budi dan lebih jauh lagi, mampu
membuat manusia untuk mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa seni
dan perilaku normatif kolektif.
Masyarakat terhindar dari sifat2 rakus, eksploitatif, pemilikan
berlebihan, narsisme, tidak mendapatkan kesempatan meraup keuntungan
material tanpa batas.
Kondisi masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam
dimensi2 yang dpt dipimpin dan diobservasi. Partisipasi aktif dan
bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan
struktur masyarakat sehat, kuncinya : Setiap org harus meningkatkan
kualitas hidup yang dpt menjamin terciptanya kondisi sehat yang
sesungguhnya. Mandiri dan tidak bergantung pada orang lain merupakan
orientasi paradigma kesehatan jiwa.
23
tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan
24
semakin maju. Hal terpenting yang mendukung merebaknya NAPZA di
negara kita adalah perangkat hukum yang lemah bahkan terkadang
oknum aparat hukum seringkali menjadi backing, ditambah dengan
keragu-raguan penentuan hukuman bagi pengedar dan pemakai, sehingga
dampaknya SDM Indonesia kalah dengan Malaysia yang lebih bertindak
tegas terhadap pengedar dan pemakai NAPZA. Kondisi ini akan semakin
menigkat untuk masa yang akan datang khususnya dalam era globalisasi.
• Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa
• Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pd anak, maka pola
asuh keluarga kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola
asuh dimana orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai
dengan kontrol yang tinggi. Kehangatan adalah Bagaimana orang tua
menjadi teman curhat, teman bermain, teman yang menyenangkan bagi
anak terutama saat rekreasi, belajar dan berkomunikasi. Berbagai upaya
agar anak dekat dan berani bicara pada ortunya saat punya masalah. Ortu
menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga anak menjadi sehat
jiwanya. Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin di
rumahnya.
• Masalah Ekonomi dan Kemiskinan
• Pengangguran telah menybabkan rakyat indonesia semakin terpuruk.
Daya beli lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi,
mudah teragitasi, kekebalan menurun dan infrastruktur yg masih rendah
menyebabkan banyak rakyat mengalami gangguan jiwa. Masalah
ekonomi paling dominan menjadi pencetus gangguan jiwa di Indonesia.
Hal ini bisa dibuktikan bahwa saat terjadi kenaikan BBM selalu dsertai
dengan peningkatan dua kali lipat angka gangguan jiwa. Hal ini
diperparah dengan biaya sekolah yang mahal, biaya pengobatan tak
terjangkau dan penggusuran yang kerap terjadi.
25
kesehatan jiwa secara global, harus fokus pelayanan keperawatan jiwa
sudah saatnya berbasis pada komunitas (community based care) yang
memberi penekanan pada preventif dan promotif.
• Sehubungan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat, perlu peningkatan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan
cara mengembangkan institusi pendidikan 24 yang telah ada dan
mengadakan program spesialisasi keperawatan jiwa
. • Dalam rangka menjaga mutu pelayanan yang diberikan dan untuk
melindungi konsumen, sudah saatnya ada “licence” bagi perawat yang
bekerja di pelayanan.
• Sehubungan dengan adanya perbedaan latar belakang budaya kita
dengan narasumber, yang dalam hal ini kita masih mengacu pada
Negara-negara Barat terutama Amerika, maka perlu untuk menyaring
konsep-konsep keperawatan mental psikiatri yang didapatkan dari luar.
26
i. Issue Seputar Yankep Mental Psikiatri
• Pelayanan kep. Mental Psikiatri, kurang dapat dipertanggung
jawabkan karena masih kurangnya hasil hasil riset keperawatan Jiwa
Klinik.
• Perawat Psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena
pendidikan yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek
yang diakui secara internasional
• Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan
pengalaman sering kali tdk jelas “Position description.” job
responsibility dan sistem reward di dlm pelayanan. • Menjadi
perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa
keperawatan).
(Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa)
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tren adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, trend juga dapat didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi
yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan dapat terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang. Isu adalah sesuatu yang sedang
dibicarakan oleh banyak orang namun belum jelas faktanya atau buktinya.
Dalam hokum Indonesia, dan sudut pandang agama. Tidak membenarkan
adanya aborsi apapun alasannya. Karena hidup dan mati seseorang ada di tangan
Tuhan YME. Dan apabila hal tersebut terjadi akan mendapatkan hukuman yang
berlaku baik itu si pelaku ataupun yang membantunya. Kecuali dalam kondisi
mempertahankan nyawa salah satu dari ibu atau anaknya.
B. Saran
28
29
DAFTAR PUSTAKA