TINGKAT 1 D
KELOMPOK 3
ANGOOTA :
(2216140) MUHAMMAD ASSYUDI Y. H
(2216138) MUH. FADEL FARHAN USRAM
(2216136) MUH. AQIL DZAKWAN
(2216139) MUH. YUSUF ARAFAH ALI
(2216137) MUH. AQZHA KHALI
AKADEMI KEPERAWATAN
MAPPAOUDANG MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TREND KEPERAWATAN DI MASA
YANG AKAN DATANG”. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
KATAPENGANTAR..............................................................................................................iii
BAB1..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LatarBelakang..........................................................................................................1
B. RumusanMasalah.....................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Individu..................................................................................................3
B. Pengertian Perbedaan Individu Peserta didik.........................................................3
C. Sumber Perbedaan Individu Peserta didik...............................................................4
D. Bidang-bidang Perbedaan Individu Peserta didik.....................................................6
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus-menerus
dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri
juga dapat menyesuaikan perubahan tersebut.Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social
bidang lain karena focus asuhan keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan
keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang menerima
pendidikan keperawatan, baik peserta didik dari D3 keperawatan, S1 keperawatan atau
kesehatan masyarakat sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2.Tren paraktik
keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki
kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan
penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan
meluasnya focus asuhankeperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi
perkembanganaspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan
sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas
dari organisasi keperawatan professional menggambarkan trend dan praktik
keperawatan.Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagaiwujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik
dalamtingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya
makakeperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dilingkungannya setiap saat.Perubahan yang terjadi saat ini berjalan sangat cepat dan penuh
ketidakpastian, termasuk kondisi kesehatan global yang sangat dinamik dan menuntut
kelenturan dan penyesuaian secara terus menerus dan menyeluruh. Perubahan tersebut
terkait dengan masalah kesehatan yang makin komplek, perkembangan sains dan teknologi,
pergeseran pada system pelayanan kesehatan, proses transisi dari masyarakat agrikultural
(tradisional) menjadi masyarakat industrial (maju).
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka panjang ditujukan untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia secara bertahap dan terus menerus.
Keperawatan Indonesia berupaya mengembangkan dirinya dalam seluruh bidang
keperawatan, mencakup bidang pelayanan, pendidikan dan kehidupan profesi, hal ini
dilakukan dalam rangka mewujudkan profesionalisme.
Di samping itu ilmu keperawatan dan metode-metode ilmiah keperawatan yang
diajarkan kurang menyentuh problem klinis, sikap professional keperawatan tidak
ditumbuhkembangkan dan keterampilan professional keperawatan tidak ditata dengan
benar, lulusan dinilai cukup baik bila mampu melaksanakan prosedur-prosedur tindakan
menunjang pelayanan medik semata. Keadaan ini berlangsung lama hingga menjadi
kebiasaan yang oleh pihak-pihak tertentu dapat diterima, suatu kenyataan yang harus kita
terima dengan lapang dada dan secara jujur mengakui inilah keperawatan Indonesia saat ini
dan tidak akan tetap demikian di masa yang akan datang.
Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dikembangkan saat ini ditujukan untuk
menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan di masa depan,
khususnya terwujudnya keperawatan sebagai suatu profesi dalam segala aspeknya.
Pendidikan tinggi keperawatan harus dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan fungsi
pokoknya yaitu fungsi pendidikan, fungsi riset ilmiah, dan fungsi pengabdian kepada
masyarakat dalam bidang keperawatan. Salah satu upaya penataan pendidikan keperawatan
diarahkan kepada pengembangan lahan praktik keperawatan disertai pembinaan masyarakat
professional keperawatan dengan cara pelaksanaan pengalaman belajar klinik dan
pengalaman belajar lapangan yang berbasis kompetensi bukan penunjang pelayanan medik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
A. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Florence Nightingale?
B. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Martha E. Rogers?
C. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Myra Levine?
D. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Dorothea E. Orem?
E. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Imogene King?
F. Bagaimana model dan bentuk teori keperawatan Peplau?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
A. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Florence Nightingale
B. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Martha E. Rogers
C. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Myra Levine
D. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Dorothea E. Orem
E. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Imogene King
F. Untuk mengetahui model dan bentuk teori keperawatan Peplau
BAB II
PEMBAHASAN
A. Trend Keperawatan di Masa Depan
Keperawatan merupakan profesi yang terus tumbuh dan berubah seiring perubahan
masyarakat seiring perubahan pusat perhatian pelayanan kesehatan dan metode seiring
perubahan gaya hidup dan metode seiring perubahan gaya hidup dan seiring perubahan diri
perawat itu sendiri. Filosofi dan definisi menunjukkkan kecendrungan holistik dan
keperawatan untuk melihar individu dari segala sisi dalam keadaan sehat dan sakit dan
dalam interaksi dengan keluarga dan komunikasi keperawatan terusmelihat dari sisi sosisal
dan bidang lainnya. Seiring berkembangnya pelayanan keperawatan.
2. Definisi Issue
Issu adalah peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak pada
masa mendatang. Yang menyangkut ekonomi, moneter, social, politik, hukum,,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat kematian ataupun tentang kiris. Issu
adalah sesuatu yang sedang dibicakan oleh banyak orang namu belum jelas faktanya
atau buktinya. Secar umum, Kematian adalah suatu topik yang sangat ditakuti oleh
publik. Hal demikian tidak terjadi didalam dunia kedokteran atau 5 kesehatan. Dalam
konteks kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi susuatu yang datang
secara tiba-tiba.
E. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas Tentang Sistem Pembayaran dan Asuransi
Di Indonesia ada bermacam-macam asuransi yang disediakan oleh pemerintah
diantaranya :
a. Jampersal Jaminan persalinan (khusus untuk ibu melahirkan) Program Jaminan
Persalian (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan persalinan yang meliputi pemeriksaan
kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca
persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Jampersal diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil
yang belum memiliki jaminan persalinan. Sasaran yang dijamin Jampersal antara lain:
1. Ibu hamil
2. Ibu bersalin
3. Ibu nifas (sampai 42 hari setelah melahirkan)
4. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)
Peserta program Jampersal adalah seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan
persalinan (tidak tertanggung di dalam kepesertaan ASKES, Jamkesmas, Jamkesda,
Jamsostek dan asuransi lainnya). Pelayan yang didapat oleh peserta Jampersal meliputi:
1. Pemeriksaan kehamilan (ANC) sekurang-kurangnya 4 kali (1kali di trimester I, 1 kali di
trimester II, dan 2 kali di trimester III)
1
2. Persalinan normal
3. Pelayanan nifas normal
4. Pelayanan bayi baru lahir normal
5. Pemeriksaan kehamilan resiko tinggi
6. Pelayanan pasca keguguran
7. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar
8. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar
9. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi
10. Penanganan rujukan pasca keguguran
11. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET)
12. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensi
13. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif
14. Pelayanan KB pasca persalinan
Pelayanan Jampersal tidak mengenal batas wilayah, artinga peserta berhak mendapatkan
pelayanan dimanapun berada dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) /
Identitas diri lainnya
J. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit
dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.
Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit
rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes,
dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan
lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya
promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan
masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa
pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya
menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita. Kegiatan MTBS
memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan
1
sudah dilatih).
b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan
dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan). (Supartini, yupi.2004. buku ajar konsep dasar keperawatan
anak.jakarta:EGC)
Van de carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang hebat terlahir dari seorang
ayah yang menggeluti musik, pola-polanya sudah dipelajari sejak dalam kandungan pada
saat bayi belum lahir yang sudah terbiasa terpapar oleh suara-suara komposisi lagu yang
teratur.Marc Lehrer, seorang ahli dari university of California menemukan bahwa dari 3000
bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara, musik, cahaya, getaran dan
sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental dan emosi yang
lebih baik. Kemudian Craig Ramey, meneliti bahwa stimulasi dini, bonding and attachment
pada bayi baru lahir dapat meningkatkan inteligensi bayi antara 15- 30%.
Tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik, biologis atau organic.
Penyebabnya antara lain berasal dari :
• Faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis, malaria dan lain-
lain), kecanduan obat dan alkohol dan lain-lain.
• Gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah dalam pola
pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di antara anggota keluarga
disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis.
• Gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor psikososial
(perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal dalam pekerjaan atau sekolah, di
lingkungan hidup, dalam masalah keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga,
penyakit fisik, dan lain-lain)
Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator keswa di masa mendatang bukan lagi masalah
klinis spt prevalensi gangguan jiwa, melainkan berorientasi pd konteks kehidupan sosial.
1
Fokus kesehatan jiwa bukan hanya menangani orang sakit, melainkan pada peningkatan
kualitas hidup. Jadi konsep kesehatan jiwa buka lagi sehat atau sakit, tetapi kondisi optimal
yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi social Paradigma sehat Depkes, lebih
menekankan upaya proaktif untuk pencegahan daripada menunggu di RS, orientasi upaya
kesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif. Penangan kesehatan jiwa
bergeser dari hospital base menjadi community base.
h. Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisasi Sejalan dengan program
deinstitusionalisasi yg didukung ditemukannya obat psikotropika yg terbukti dpt
mengontrol perilaku klien gangguan jiwa, peran perawat tidak terbatas di RS, tetapi
dituntut lebih sensitif terhadap lingkungan sosialnya, serta berfokus pada pelayanan
preventif dan prmotif. Perubahan hospital based care menjadi community based care.
Perawat mental psikiatri harus mengintegrasikan diri dalam community mental health,
dengan 3 kunci utama :
• Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta hubungan perawat
dengan profesi lain di komunitas.
• Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisi perannya.
• Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan dan promosi kesehatan,
sudah saatnya mengembangkan community based car. Pengembangan pendidikan
keperawatan sangat penting, terutama keperawatan mental psikiatri baik dlm jumlah maupun
kualitas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkaninteraksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi
masalah yangberkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau
memenuhikebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang
bertujuan untukmelakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya
yang dimiliki kliensecara optimal.
B. Saran
1
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan
dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita
rawat.Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa
nyamanpada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam
merawatpasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba
kitatidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad
untukmelakukannya dengan gigih dan rajin
DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta:EGC. Hlm130,137
Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah, Brunner &suddarth. Jakarta: EGC.30,31
M. Gaie Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk
perawat ,Strategi berbasiskompetensi. Jakarta: EGC. 50.51
R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S.
Kep, 2008. Berpikir Kritisdalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7