DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuk dan
hidayah-Nya lah tugas membuat makalah mata kuliah Teknologi Informasi
dengan tema “Aspek Etika dan Hukum termasuk Trend Saat ini dan Masalah
Terkait Informatika Kesehatan dalam Keperawatan” dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kehadirat Nabi agung
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang yakni agama islam.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya atas ketidak sempurnaan dari makalah ini. Dengan demikian penulis
mengundang para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini dapat tersusun lebih baik lagi. Terimakasih, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan kesehatan bagi kita semua. Amin yarobbal’alamin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI ..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Masalah.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN……................................................................................5
A. Kode Etik dalam Keperawatwan.............................................................5
B. Perilaku Etik dalam Tindakan Keperawtan Profesional..........................8
C. Masalah Legal dalam Etika Keperawatan.............................................10
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tindakan Medis Perawat..............11
E. Perilaku Etik dalam Tindakan Keperawatan Profesional......................12
F. Manfaat Informatika Kesehatan.............................................................13
G. Perkembangan Informatika Kesehatan..................................................13
H. Pendidikan Informatika Kesehatan.......................................................16
I. Aplikasi Informatika Kesehatan.............................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
C.Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang trend dan isue dalam
keperawatan.
b. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang manfaat trend dan isue
dalam keperawatan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
seseorang Bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
7
kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator,
perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat,
dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan
masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
kode etika perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
8
5. Kejujuran (veracity) adalah kejujuran merupakan dasar terbinanya
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Kejujuran berarti
perawat tidak boleh membocorkan data pasien atau informasi penting
terkait pasien tanpa sepertujuan pasien.
6. Ketaatan (fidelity) adalah pada dasarnya ketaatan berprinsip pada tanggung
jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan bersama antara perawat
dan pasien serta keluarga pasien yang meliputi tanggung jawab menjaga
janji, mempertahankan dan memberikan perhatian.
9
6. Fidelity ( loyalitas/ketaatan), Pada prinsip ini dibutuhkan orang yang dapat
menghargai janji dan berkomitmen kepada orang lain.
7. Confidentiality (kerahasiaan), Prinsip yang harus dilakukan oleh semua
manusia yang ada dibumi ketika mengiyakan suatu rahasia yang diberikan oleh
orang lain.
8. Accountability (akuntabilitas) Prinsip ini berhubungan dengan fidelity yang
berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan
untuk menilai orang lain. Prinsip ini juga diartikan sebagai standar pasti yang
mana tindakan seseorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
9. Moral (moralitas) Merupakan bagian dari prinsip etika keperawatan yang
sangat penting, termasuk advokasi, responsibilitas, dan loyalitas. Advokasi dapat
diartikan sebagai memberi saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-
hak pasien. Responsibilitas merupakan eksekusi terhadap tugas tugas yang
berhubungan dengan peran seseorang, dan loyalitas merupakan suatu konsep yang
melewati simpati, peduli dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara
langsung dengan orang lain secara profesional.
10. Value (nilai) Merupakan sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang yang menjadi standar prilaku seseorang.
10
b. Perawat, individu dan anggota kelompok masyarakat
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu dalam
menjalankan tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan
dengan menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan
serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menjadi
pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang tegus rahasia pribadi dan hanya
dapat memberikan keterangan bila diperlukan oleh pihak yang bersangkutan atau
berkepentingan atau pengadilan.
c. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan
standar pendidikan keperawatan.
d. Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif
dan dapat berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan
masalah sosial yang terjadi dimasyarakat
e. Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerjasama dengan teman kerja, baik
tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lainnya yang dapat melindungi dan
menjamin seseorang bila dalam masa perawatannya merasa terancam.
f. Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan
standar praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan. Perawat diharapkan
ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan
perawatan secara profesional dan berpartisipasi dalam memelihara kestabilan
sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.
11
C. Masalah Legal Dalam Etika Keperawatan
12
b) Tingkat Pendapatan
Banyak perawat bergaji di bawah Upah Minimum Regional
(UMR). Sebagai gambaran, gaji perawat pemerintah di Indonesia antara
Rp 300.000,- - Rp1.000.000,- per bulan tergantung golongan, sementara
perawat di Filipina tak kurang dari Rp 3.500.000,-. Wajar jika para
perawat melakukan tindakan medik mandiri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (Kompas, 2007).
c) Lama kerja
Lama kerja juga dapat memberikan implikasi yang berbeda
terhadap kemungkinan berbagai tindakan keperawatan lainnya. Semakin
lama seorang perawat menjalankan tugasnya, maka semakin banyak juga
tindakan medik yang mampu untuk dilakukan.
b. karakteristik pasien
13
E. Pengertian Informatika Kesehatan
Informatika kesehatan adalah ilmu yang berkaitan dengan
informasi, data, dan pengetahuan biomedis dalam hal
penyimpanan,penyajian kembali, dan penggunaan secara optimaluntuk
memecahkan persoalan dan pengambilankeputusan yang dalam
pelaksanaannya menyangkutsemua bidang ilmu biomedis dan berkaitan
denganteknologi informasi modern, terutama di bidangkomputer dan
komunikasi teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat,
mengubah , menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan
informasi. Pada awal sejarah manusia bertukar informasi melalui
bahasa.Maka bahasa adalah teknologi memungkinkan seseorang
memehami informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya
bertahan sebentar saja, yaitu pada saat pengirim menyampaikan informasi
melalui ucapan itu saja. Setelah itu teknologi penyampaian informasi
berkembang melalui gambar. Perkembanagan informatika kesehatan
berawal dari:
a) Masa Prasejarah (s/d 3000 SM)\
b) Masa Sejarah (3000 s/d 1400 M)
c) Masa Modern (1400 M s/d sekarang
14
G. Perkembangan Informatika Kesehatan
Pada 1950 an, Ledley dan Lusted telah menulis artikel “Reasoning
Foundations of Medical Diagnosis” di Majalah Science1. Tulisan meraka
telah menginspirasi bahwa komputer dapat dimanfaatkan untuk
mendukung diagnosis dan terapi, meskipun saat itu komputer masih sangat
langka dan hanya dikenal di komunitas penelitian mutakhir. Pada
perkembangan selanjutnya, informatika kesehatan mengalami banyak
kemajuan seiring dengan peningkatan kemampuan pemrosesan komputer
dan teknologi informasi. Informatika medis sekarang berkaitan erat
dengan pemanfaatan komputer dan teknologi komunikasi di bidang
kedokteran. Contohnya saja dalam pengolahan data medis yang meliputi
penyimpanan, penarikan dan penggunaan data, informasi, serta
pengetahuan biomedik secara optimal untuk tujuan pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan.
15
4. MGHUMS (Massachusetts General Hospital Utility Multi-Programming
System), merupakan bahasa pemrograman yang diciptakan pada akhir tahun
1960 an untuk digunakan pada industry pelayanan kesehatan.
5. Sistem cerdas seperti QMR, DxPLAIN, MYCIN, atau software untuk
menghitung dosis obat secara personal.
6. Sistem rekam medis elektronik komperehensif.
7. The Visible Human Project, suatu project untuk membuat sekumpulan data
lengkap foto potongan lintang tubuh manusia untuk memfasilisatasi aplikasi
visualisasi anatomi
8. Health Level 7 (HL-7), suatu standar pertukaran data kedokteran.
9. Pemahaman akan proses-proses yang mendasari diagnosis, perencanaan terapi,
sistem pengingat pada rekam medis berorientasi masalah dan waktu.
10.Human Genome Project, suatu proyek untuk mengurutkan (sekuen) dan
memetakan 3 bilyun nukleotida pada genom serta mengidentifikasi seluruh gen
pada manusia. Selain sittig, Reinhold Haux juga menyebutkan “Achievement
of six most importand sub field” dalam artikel Aims and Task of medical
informatic yang diterbitkan Internasional journal of Medical Informatic pada
tahun 1997 yang mencakup bidang-bidang :
• Dokumen medis
• Sistem informasi kesehatan
• Pemprosesan signal medis
• Pemprosesan citra medis
• Pendukung diagnosis dan terapi berbasis pengetahuan
• Bioinformatika molekuler dari poin-poin pencapaian diatas,
Menekankan pada contoh-contoh nyata pencapaian, sedangkan Haux
menjelaskan secara umum dengan mengelompokkan hasil pencapaian kedalam
sub bidang (informatika kesehatan). Meski tampak adanya perbedaan, jika
dicermati, bentuk-bentuk pencapaian yang dimaksud oleh Sittig dan Haux
memiliki banyak kesamaan. Berikut ini kesamaan penilaian pencapaian
informatika kesehatan oleh sittig dan haux :
16
1. Sistem informasi kesehatan (poin 1 Haux) direpresentasikan pada sistem
informasi rumah sakit yang sangat kompleks. Selain untuk mendukung
kepentingan manajemen untuk tujuan efisiensi dan pelaporan, sistem informasi
rumah sakit juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap
pasien. Salahsatu hal yang ditekankan untuk menjamin kontinyuitas kualitas
pelayanan adalah kemampuan pertukaran data elektronik antar sistem
informasi kesehatan. Secara spesifik,
2. Dokumentasi medis (poin 2 Haux) mencatat seluruh data penting yang didapat
selama pasien dirawat. Informasi pada medical documentation digunakan
untuk mendukung pengambilan keputusan medis, penelitian dan aspek legal.
Dengan semakin banyaknya data yang bisa dicatat, serta perlunya informasi
dapat dibaca oleh berbagai pihak yang berkompeten secara simultan, maka
dokumentasi kertas dinilai kurang memadai lagi.
3. Dengan ditemukannya perangakat pemrosesan citra medis seperti Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dan Positron Emission Tomography (PET),
kemampuan mendeteksi adanya kelainan kecil pada jaringan secara non invasif
menjadi lebih baik. Selain untuk mendiagnosa, medical image processing juga
telah diaplikasikan pada proses terapi, semisal perencanaan dosis radioterapi
dan panduan bagi minimal invasive surgery.
4. Melalui pemodelan dan representasi pengetahuan, knowledge-based support of
diagnosis and therapy (poin 5 Haux) dimanfaatkan untuk membantu klinisi
dalam menegakkan diagnosa dan memilih terapi yang tepat. Pada awal
pengembangannya, sistem pendukung berbasis pengetahuan tersebut
dikembangkan untuk tujuan khusus.
17
H. Pendidikan Informatika Kesehatan
18
a. Pendokumentasian asuhan keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian yan tidak
terpisahkan dari asuhan keperawatan yang dilaksanakan sesuai standar.
Pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan standar dengan baik merupakan
suatu keharusan bagi tenaga keperawatan agar mampu melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan secara baik dan benar.
Dokumentasi keperawatan yang lengkap dan akurat akan memudahkan
disiplin ilmu lain untuk menggunakan informasi di dalamnya. Dokumentasi
diperlukan untuk memudahkan alur dan koordinasi dalam perawatan pasien
(Green & Thomas, 2008).
Dokumentasi keperawatan yang akurat dan lengkap adalah sesuatu yang
penting ketika berhadapan dengan pembayaran, reimbursement, dan kualitas
pelayanan menuliskan bahwa perawat merasakan bahwa dokumentasi tertulis
mereka tidak dihargai termasuk komunikasi verbal dengan profesi lain, karena
komunikasi lisan yang tidak tertulis pada dokumentasi juga tidak dibayar. Alasan
yang lain terhadap pentingnya dokumentasi asuhan perawatan yang akurat dan
lengkap jika diminta kesaksian dalam proses pengadilan.
Catatan yang terkandung dalam status (chart) pasien adalah: (Kurtiyono, 2010)
1. Data Demografik
2. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik
3. Formulir Persetujuan
4. Diagnosa
5. Pengobatan
6. Catatan Perkembangan atau Kemajuan
7. Catatan Secara Berkesinambungan (flow sheet)
8. Catatan Perawat
9. Catatan Laboratorium
10. Laporan Rontgen ( X -- Ray )
11. Ringkasan Pasien Pulang
19
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting dilihat dari
berbagai aspek (Carpenito,2000):
1. Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi yang
bernilai hukum. Bila terjadi masalah yang berhubungna dengan profesi
keperawatan dimana perawat sebagai pemberi jasa dank lien sebagai
pengguna jasa sangat diperlukan. Dokumentasi dapat dipergunakan
sebagai alaty bukti dipengadilan oleh karena data -- data harus
diidentifikasi secara lengkap, jelas objektife dan ditandatangani oleh
tenaga kesehatan.
2. Jaminan Mutu
Pencatatan data klien yang akurat akan memberikan kemudahan
bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien, dan untuk
mengetahui sejauh mana masalah klien dapat diatasi, dan dimonitor
melalui dokumnetasi yang akurat. Hal ini akan meningkatkan kualitas
layanan keperawatan.
3.Komunikasi
Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat dokumentasi
yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan.
4. Keuangan
Semua asuhan keperawatan yang belum, sedang, dan telah
diberikan didokumentasikan dengan lengkap dan dapat dipergunakan
sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya bagi klien.
5. Pendidikan
Dokumentasi bernilai pendidikan, karena isinya menyangkut
kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi peserta didik atau profesi
keperawatan.
20
6. Penelitian
Doumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang
terdapat didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan
atau objek riset pengembangan profesi keperawatan.
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Tingkat keberhasilan pemberian asuhan keperawatan guna
pembinaan lebih lanjut. Pendokumentasian yang professional akan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
21
Kepemilikan informasi tersebut merupakan kepentingan dasar seorang
pasien dan tidak boleh dirahasiakan dari seorang pasien oleh sebuah institusi
kesehatan manapun, karena informasi tersebut adalah hak pribadi pasien. Namun
data tersebut bersifat rahasia bagi orang yang tidak berhak. (Twedell &
Schumacher, 2010).
EPR adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk berkomunikasi bagi
dokter, perawat dan pasien dalam pelayanan kesehatan sehari hari. Agar system
dapat berfungsi secara maksimal diperlukan proses input data yang benar dan
akurat, Bentuk rekam medis konvensional yang biasanya ditemukan adalah
berupa kertas yang tidak sederhana, dan hal ini tidak memungkinkan bagi
seseorang untuk membawa rekam medisnya truktur dan format harus lengkap,
komprehensif, dari konsistensi dokumentasi.
Sistem ini dirancang untuk memastikan kelengkapan dokumentasi
mencakup data keperawatan yang perlukan dan menggambarkan, membandingkan
dan meneliti praktik keperawatan. Data harus terstandar secara konsisten untuk
diagnosis keperawatan, intervensi, dan hasil, seperti kegiatan keperawatan dapat
dihasilkan dan digunakan dalam administrasi (H ayrinen & Saranto, 2005).
Selain bentuknya yang kompleks, rekam medis terebut juga tidak baku,
dan apabila hilang semuanya ataupun sebahagian akan menimbulkan masalah.
Terutama jika institusi kesehatan tersebut tidak mampu menangani pasien lanjut
dan harus merujuk ke institusi lain, maka berkas rekam medis akan sangat
diperlukan. Keuntungannya adalah pengurangan biaya terhadap pengadaan kertas.
Walaupun di awal pergantian antara based-paper dengan based-
computerized membutuhkan biaya yang besar dalam pengadaan komputer, namun
perawatan selanjutnya sangat murah dibandingkan pengadaan kertas setiap tahun.
EPR juga memiliki implikasi terhadap beberapa pelayanan yang sifatnya
prosedural seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi dan terapi medis.
Penelitian dan beberapa ulasan terkait dengan rekam medis berbasis komputer
mengisyaratkan bahwa EPR merupakan salah satu solusi dalam mengatasi
masalah mutu asuhan layanan kesehatan, termasuk keperawatan. Penelitian
membuktikan ada beberapa perbaikan apabila sistem EPR dilaksanakan yaitu
22
mutu pelayanan meningkat, pengeluaran rumah sakit menurun dan hal ini
berdampak terhadap eksistensi rumah sakit selaku penyedia layanan kesehatan.
23
instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya
berkaitan dengan penyediaan hardware dan software komputer, yang lebih
dipentingkan adalah kemampuan perawat dalam menggunakan teknologi
informasi.
Beberapa strategi yang mungkin dapat dilakukan adalah :
1. Peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan
2. Pelatihan dalam penggunaan computer terutama berkaitan dengan tehnis
pencatatan dan software yang digunakan.
3. Kerja sama dengan pihak luar terutama bagi rumah sakit pemerintah dalam
hal penyediaan hardware dan software.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ilmiah yang telah dijelaskan tersebut, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa:
25
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27