Anda di halaman 1dari 27

ASPEK ETIKA DAN HUKUM TERMASUK TREND SAAT INI DAN

MASALAH TERKAIT INFORMATIKA KESEHTAN DALAM


KEPERAWATAN

MATA KULIAH TEKNOLOGI INFORMASI

DISUSUN OLEH :

RIKO PUTRA (PO.71.20.1.19.079)

DOSEN PENGAMPU : SYOKUMAWENA,S.kep,M.Kes.

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuk dan
hidayah-Nya lah tugas membuat makalah mata kuliah Teknologi Informasi
dengan tema “Aspek Etika dan Hukum termasuk Trend Saat ini dan Masalah
Terkait Informatika Kesehatan dalam Keperawatan” dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kehadirat Nabi agung
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang yakni agama islam.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya atas ketidak sempurnaan dari makalah ini. Dengan demikian penulis
mengundang para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini dapat tersusun lebih baik lagi. Terimakasih, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan kesehatan bagi kita semua. Amin yarobbal’alamin.

Palembang, 23 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI ..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Masalah.......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN……................................................................................5
A. Kode Etik dalam Keperawatwan.............................................................5
B. Perilaku Etik dalam Tindakan Keperawtan Profesional..........................8
C. Masalah Legal dalam Etika Keperawatan.............................................10
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tindakan Medis Perawat..............11
E. Perilaku Etik dalam Tindakan Keperawatan Profesional......................12
F. Manfaat Informatika Kesehatan.............................................................13
G. Perkembangan Informatika Kesehatan..................................................13
H. Pendidikan Informatika Kesehatan.......................................................16
I. Aplikasi Informatika Kesehatan.............................................................16

BAB III PENUTUP……………………......………………………..……..……22


A. Kesimpulan............................................................................................22
B. Saran......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah suatu profesi yang berorientasi pada pelayanan


kesehatan dengan segala perencanaan atau tindakan untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat (Hidayat, 2007). Tren dalam
pendidikan keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang
menerima pendidikan keperawatan, baik peserta didik dari D3 keperawatan, S1
keperawatan atau kesehatan masayrakat sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu
S2. Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat
praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara
terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim
asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan
keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan
aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai
profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas
dari organisasi keperawatan professional menggambarkan trend dan praktik
keperawatan. Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan
keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan
umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat
mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat. (Florence
Nigthingale, 1954).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah


ini adalah “ Bagaimana Trend dan Isue Dalam Keperawatan ?”.

4
C.Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami manajemen keperawatan


yaitu tentang Trend dan Isue Komunikasi dalam Pelayanan Keperawatan.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang trend dan isue dalam
keperawatan.

b. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang manfaat trend dan isue
dalam keperawatan.

C, Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang bentuk-bentuk trend


dan isue dalam keperawatan.

d. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang faktor yang


mempengaruhi trend dan isue dalam keperawatan.

e. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang peran perawat dalam


keperawatan.

f. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang trend dan isue


komunikasi dalam pelayanan keperawatan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kode Etik Dalam Keperawatan

Kode etik Adalah pernyataan standar profesional yang digunakan


sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional
Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik
sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan
Indonesia :
a. Perawat dan Klien
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran
politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial. Perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien. Tanggung jawab utama perawat adalah
kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan. Perawat wajib
merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.

b. Perawat dan praktek


Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang
keperawatan melalui belajar terus-menerus Perawat senantiasa memelihara
mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang
menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan sertakualifikasi

6
seseorang Bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.

c. Perawat dan masyarakat


Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan
dan kesehatan masyarakat.

d. Perawat dan teman sejawat


Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesame perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak
etis dan ilegal.
e. Perawat dan Profesi
Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan
pelayanan dan pendidikan keperawatan Perawat berperan aktif dalam berbagai
kegiatan pengembangan profesi keperawatan Perawat berpartisipasi aktif
dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang
kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

a. Fungsi Kode Etik Perawat


Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan atau
pedoman bagi status perawat profesional yaitu dengan cara:
 kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
 kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal.

7
 kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator,
perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat,
dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan
masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
 kode etika perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

b. Teori dan Konsep Kode Etik


Menurut Nasrullah (2014), konsep etik keperawatan menegaskan
bahwa perawat harus mempunyai kemampuan yang baik, berfikir kritis dan
rasional, bukan emosional dalam membuat keputusan etis. Teori- teori etik
digunakan dalam pembuatan keputusan apabila terjadi konflik antara prinsip
dan aturan dalam keperawatan. Terdapat beberapa teori terkait prinsip prinsip
kode etik keperawatan, diantaranya :
1. Teologi adalah suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi
yang menekankan pada pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan
ketidakbaikan sekecil mungkin bayi manusia seperti halnya bayi-bayi yang
baru lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi
beban masyarakat.
2. Deontologi adalah teori yang berprinsip pada aksi atau tindakan dan tidak
menggunakan pertimbangan, misalnya seperti tindakan abortus dilakukan
untuk menyelamatkan nyawa ibu, Karena setiap tindakan yang mengakhiri
hidup (dalam hal calon bayi) merupakan tindakan yang secara moral
buruk.
3. Keadilan (justice) adalah teori yang menyatakan bahwa mereka yang
sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat
harus diperlakukan tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Otonomi adalah setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih
tindakan sesuai dengan rencana yang mereka pilih. Akan tetapi, pada teori
ini mengalami terdapat masalah yang muncul dari penerapannya yakni
adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang mempengaruhi banyak
hal seperti halnya kesadaran, usia dan lainnya.

8
5. Kejujuran (veracity) adalah kejujuran merupakan dasar terbinanya
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Kejujuran berarti
perawat tidak boleh membocorkan data pasien atau informasi penting
terkait pasien tanpa sepertujuan pasien.
6. Ketaatan (fidelity) adalah pada dasarnya ketaatan berprinsip pada tanggung
jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan bersama antara perawat
dan pasien serta keluarga pasien yang meliputi tanggung jawab menjaga
janji, mempertahankan dan memberikan perhatian.

B. Prilaku Etik Dalam Tindakan Keperawatan Profesional

Prinsip Etik Keperawatan


Menurut Nasrullah (2014), prinsip etik keperawatan adalah
menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan berubah. Prinsip dasar
keperawatan antara lain :
1. Autonomy (otonomi) adalah suatu bentuk respek terhadap seseorang dan
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi
juga diartikan sebagai kemandirian dan kebebasan individu untuk
menuntut perbedaan diri.
2. Beneficience (berbuat baik) adalah suatu bentuk wujud kemanusiawian
dan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejadian yang
disebabkan oeh diri sendiri dan orang lain.
3. Justice (keadilan) adalah suatu bentuk terapi adil terhadap orang lain
yang menjunjung tinggi prinsip moral, legal dan kemanusiaan, prinsip
keadilan juga diterapkan pada pancasila Negara Indonesia pada sila ke 5
yakni keadilan sosial bagi seluruh Indonesia. Dengan ini menunjukkan
bahwa prinsip keadilan merupakan suatu bentuk prinsip yang dapat
menyeimbangkan dunia.
4. Non maleficience (tidak merugikan) adalah sebuah prinsip yang
mempunyai arti bahwa setiap tindakan yang dilakukan pada seseorang
tidak menimbulkan secara fisik maupun mental.
5. Veracity (kejujuran) Merupakan suatu nilai yang menjunjung tinggi
untuk menyampaikan kebenaran apa yang sebenarnya terjadi.

9
6. Fidelity ( loyalitas/ketaatan), Pada prinsip ini dibutuhkan orang yang dapat
menghargai janji dan berkomitmen kepada orang lain.
7. Confidentiality (kerahasiaan), Prinsip yang harus dilakukan oleh semua
manusia yang ada dibumi ketika mengiyakan suatu rahasia yang diberikan oleh
orang lain.
8. Accountability (akuntabilitas) Prinsip ini berhubungan dengan fidelity yang
berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan
untuk menilai orang lain. Prinsip ini juga diartikan sebagai standar pasti yang
mana tindakan seseorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
9. Moral (moralitas) Merupakan bagian dari prinsip etika keperawatan yang
sangat penting, termasuk advokasi, responsibilitas, dan loyalitas. Advokasi dapat
diartikan sebagai memberi saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-
hak pasien. Responsibilitas merupakan eksekusi terhadap tugas tugas yang
berhubungan dengan peran seseorang, dan loyalitas merupakan suatu konsep yang
melewati simpati, peduli dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara
langsung dengan orang lain secara profesional.
10. Value (nilai) Merupakan sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang yang menjadi standar prilaku seseorang.

Macam macam Kode Etik Keperawatan


1. Kode etik keperawatan menurut ICN
Menurut Ismani (2007) ICN atau International Council of Nurse adalah
federasi perhimpunan perawat nasional di seluruh dunia yang didirikan pada
tanggal 1 juli 1989 dengan uraian kode etik keperawatan sebagai berikut :
a. Tanggung jawab utama perawat
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi
penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut, perawat harus
menyakini bahwa kebutuhan terhada pelayanan keperawatan diberbagai tempat
adalah sama.

10
b. Perawat, individu dan anggota kelompok masyarakat
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu dalam
menjalankan tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan
dengan menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan
serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menjadi
pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang tegus rahasia pribadi dan hanya
dapat memberikan keterangan bila diperlukan oleh pihak yang bersangkutan atau
berkepentingan atau pengadilan.
c. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan
standar pendidikan keperawatan.
d. Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif
dan dapat berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan
masalah sosial yang terjadi dimasyarakat
e. Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerjasama dengan teman kerja, baik
tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lainnya yang dapat melindungi dan
menjamin seseorang bila dalam masa perawatannya merasa terancam.
f. Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan
standar praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan. Perawat diharapkan
ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan
perawatan secara profesional dan berpartisipasi dalam memelihara kestabilan
sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.

11
C. Masalah Legal Dalam Etika Keperawatan

a. Bentuk Kelalaian Perawat dalam Melakukan Tindakan Asuhan


Keperawatan

Pada dasarnya, bentuk kelalaian yang dilakukan perawat tersebut dapat


diketahui dari hasil kerjanya. Untuk lebih jelasnya, 2 bentuk kelalaian tersebut
adalah:

1. Tidak melakukan pekerjaan maupun tindakan sesuai yang diharapkan,


misalnya: pasien terbakar karena cairan enema yang disiapkan terlalu
panas.
2. Tidak melakukan tugas dengan hati-hati, misalnya: pasien terjatuh dan
cedera karena perawat tidak memperhatikan penghalang tempat tidur
klien.

b. Contoh Pelanggaran Kode Etik Perawat


Berbagai macam pelanggaran kode etik perawat yaitu:
1. Tindakan Aborsi adalah menggugurkan kandungan
2. Euthanasia adalah keinginan pasien untuk mati dengan bantuan tenaga
medis, karena nyawa pasien tersebut akan mati beberapa waktu kemudian.
3. Diskriminasi pasien HIV yaitu membedakan pasien terkena HIV
4. Diskriminasi SARA yaitu membedakan pasien dari segi status, budaya,ras
dan agama.

D. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Medis Perawat


a. Karakteristik Perawat
a) Tingkat Pengetahuan
Menurut hasil penelitian Sudiro (2005), banyaknya kasus tindakan
medik yang dilakukan oleh perawat khususnya perawat yang berada di
daerah pedesaan, disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan perawat
terhadap fungsi dan peranannya.

12
b) Tingkat Pendapatan
Banyak perawat bergaji di bawah Upah Minimum Regional
(UMR). Sebagai gambaran, gaji perawat pemerintah di Indonesia antara
Rp 300.000,- - Rp1.000.000,- per bulan tergantung golongan, sementara
perawat di Filipina tak kurang dari Rp 3.500.000,-. Wajar jika para
perawat melakukan tindakan medik mandiri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (Kompas, 2007).
c) Lama kerja
Lama kerja juga dapat memberikan implikasi yang berbeda
terhadap kemungkinan berbagai tindakan keperawatan lainnya. Semakin
lama seorang perawat menjalankan tugasnya, maka semakin banyak juga
tindakan medik yang mampu untuk dilakukan.

b. karakteristik pasien

Menurut Dever (1984) yang dikutip Ulina (2004) dalam


“Determinants of Health Service Utilization”, faktor karakteristik pasien
atau masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan disamping faktor-faktor lain. Lebih jelas
Dever menjelaskan faktor-faktor tersebut adalah:
c. Landasan Teori
1. Tindakan medik adalah tindakan pemberian suatu substansi yang
digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi,
membebaskan, atau mencegah penyakit (Priharjo, 2005).
2. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239/Menkes/Sk/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan, pasal 15 (d) dinyatakan
bahwa perawat tidak dapat melakukan tindakan medik. Tindakan medik
hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter. Dalam
hal ini perawat bekerja secara kolaboratif dengan dokter. Namun dalam
kenyataanya, banyak ditemukan kasus tindakan medik yang dilakukan
oleh perawat tanpa kolaboratif (Persatuan Perawat Nasional Indonesia,
2008).

13
E. Pengertian Informatika Kesehatan
Informatika kesehatan adalah ilmu yang berkaitan dengan
informasi, data, dan pengetahuan biomedis dalam hal
penyimpanan,penyajian kembali, dan penggunaan secara optimaluntuk
memecahkan persoalan dan pengambilankeputusan yang dalam
pelaksanaannya menyangkutsemua bidang ilmu biomedis dan berkaitan
denganteknologi informasi modern, terutama di bidangkomputer dan
komunikasi teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat,
mengubah , menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan
informasi. Pada awal sejarah manusia bertukar informasi melalui
bahasa.Maka bahasa adalah teknologi memungkinkan seseorang
memehami informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya
bertahan sebentar saja, yaitu pada saat pengirim menyampaikan informasi
melalui ucapan itu saja. Setelah itu teknologi penyampaian informasi
berkembang melalui gambar. Perkembanagan informatika kesehatan
berawal dari:
a) Masa Prasejarah (s/d 3000 SM)\
b) Masa Sejarah (3000 s/d 1400 M)
c) Masa Modern (1400 M s/d sekarang

F. Manfaat Informatika Kesehatan


1) Pelayanan kesehatan lebih berkualitas ,akurat,cepat mengurangi kesalahan
2) Pemutahiran ilmu pengetahuan dan teknologi serta menunjang pelaksanaan
praktik berbasis bukti(evidence based practice)
3) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan kesehatan
4) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
5) Memperkembangkan pemberdayaan pasien

14
G. Perkembangan Informatika Kesehatan

Pada 1950 an, Ledley dan Lusted telah menulis artikel “Reasoning
Foundations of Medical Diagnosis” di Majalah Science1. Tulisan meraka
telah menginspirasi bahwa komputer dapat dimanfaatkan untuk
mendukung diagnosis dan terapi, meskipun saat itu komputer masih sangat
langka dan hanya dikenal di komunitas penelitian mutakhir. Pada
perkembangan selanjutnya, informatika kesehatan mengalami banyak
kemajuan seiring dengan peningkatan kemampuan pemrosesan komputer
dan teknologi informasi. Informatika medis sekarang berkaitan erat
dengan pemanfaatan komputer dan teknologi komunikasi di bidang
kedokteran. Contohnya saja dalam pengolahan data medis yang meliputi
penyimpanan, penarikan dan penggunaan data, informasi, serta
pengetahuan biomedik secara optimal untuk tujuan pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan.

Hingga sekarang telah dipublikasikan lebih dari 120 ribu artikel


hasil penelitian dalam bidang informatika medis di Pubmed. Beberapa
hasil penelitian dan pengembangan tersebut dinilai telah memberikan
kontribusi penting untuk bidang kedokteran dan kesehatan. Sejumlah
akademisi pernah memberikan penilaian beberapa pencapaian penting
informatika kesehatan Dean Sittig menuliskan “Top 10 accomplishments
in biomedical informatics”, yaitu:

1. Medline database. MEDLINE (Medical Literature Analysis and Retrieval


System Online) adalah database literatur ilmu hayat dan biomedis
internasional. Database memuat lebih dari 13 juta artikel dari kurang lebih
4800 terbitan terpilih sejak dari tahun 1966 hingga saat ini.

2. The Unified Medical Language System. UMLS merupakan ikhtisar teratur


(controlled compendium) dari beragam perbendaharaan kata (vocabulary)
kedokteran, serta memetakan antar istilah yang yang ada didalamnya.

3. Sistem pendukung keputusan klinis yang terintegrasi kedalam sistem informasi


rumah sakit.

15
4. MGHUMS (Massachusetts General Hospital Utility Multi-Programming
System), merupakan bahasa pemrograman yang diciptakan pada akhir tahun
1960 an untuk digunakan pada industry pelayanan kesehatan.
5. Sistem cerdas seperti QMR, DxPLAIN, MYCIN, atau software untuk
menghitung dosis obat secara personal.
6. Sistem rekam medis elektronik komperehensif.
7. The Visible Human Project, suatu project untuk membuat sekumpulan data
lengkap foto potongan lintang tubuh manusia untuk memfasilisatasi aplikasi
visualisasi anatomi
8. Health Level 7 (HL-7), suatu standar pertukaran data kedokteran.
9. Pemahaman akan proses-proses yang mendasari diagnosis, perencanaan terapi,
sistem pengingat pada rekam medis berorientasi masalah dan waktu.
10.Human Genome Project, suatu proyek untuk mengurutkan (sekuen) dan
memetakan 3 bilyun nukleotida pada genom serta mengidentifikasi seluruh gen
pada manusia. Selain sittig, Reinhold Haux juga menyebutkan “Achievement
of six most importand sub field” dalam artikel Aims and Task of medical
informatic yang diterbitkan Internasional journal of Medical Informatic pada
tahun 1997 yang mencakup bidang-bidang :

• Dokumen medis
• Sistem informasi kesehatan
• Pemprosesan signal medis
• Pemprosesan citra medis
• Pendukung diagnosis dan terapi berbasis pengetahuan
• Bioinformatika molekuler dari poin-poin pencapaian diatas,
Menekankan pada contoh-contoh nyata pencapaian, sedangkan Haux
menjelaskan secara umum dengan mengelompokkan hasil pencapaian kedalam
sub bidang (informatika kesehatan). Meski tampak adanya perbedaan, jika
dicermati, bentuk-bentuk pencapaian yang dimaksud oleh Sittig dan Haux
memiliki banyak kesamaan. Berikut ini kesamaan penilaian pencapaian
informatika kesehatan oleh sittig dan haux :

16
1. Sistem informasi kesehatan (poin 1 Haux) direpresentasikan pada sistem
informasi rumah sakit yang sangat kompleks. Selain untuk mendukung
kepentingan manajemen untuk tujuan efisiensi dan pelaporan, sistem informasi
rumah sakit juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap
pasien. Salahsatu hal yang ditekankan untuk menjamin kontinyuitas kualitas
pelayanan adalah kemampuan pertukaran data elektronik antar sistem
informasi kesehatan. Secara spesifik,
2. Dokumentasi medis (poin 2 Haux) mencatat seluruh data penting yang didapat
selama pasien dirawat. Informasi pada medical documentation digunakan
untuk mendukung pengambilan keputusan medis, penelitian dan aspek legal.
Dengan semakin banyaknya data yang bisa dicatat, serta perlunya informasi
dapat dibaca oleh berbagai pihak yang berkompeten secara simultan, maka
dokumentasi kertas dinilai kurang memadai lagi.
3. Dengan ditemukannya perangakat pemrosesan citra medis seperti Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dan Positron Emission Tomography (PET),
kemampuan mendeteksi adanya kelainan kecil pada jaringan secara non invasif
menjadi lebih baik. Selain untuk mendiagnosa, medical image processing juga
telah diaplikasikan pada proses terapi, semisal perencanaan dosis radioterapi
dan panduan bagi minimal invasive surgery.
4. Melalui pemodelan dan representasi pengetahuan, knowledge-based support of
diagnosis and therapy (poin 5 Haux) dimanfaatkan untuk membantu klinisi
dalam menegakkan diagnosa dan memilih terapi yang tepat. Pada awal
pengembangannya, sistem pendukung berbasis pengetahuan tersebut
dikembangkan untuk tujuan khusus.

5. Molecular bioinformatics mengembangkan algoritma, teknik komputasi dan


statistik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pada analisis data
biomolekular. Kemampuan komputasi yang ada saat ini dapat digunakan untuk
melakukan analisis sekuen DNA, mencari gen pada suatu genom, menandai
dan melakukan perbandingan genom, serta meprediksi struktur protein.
Salahsatu pencapaian penting bioinformatics adalah Human Genome Project

17
H. Pendidikan Informatika Kesehatan

Pendidikan Informatika Kesehatan meliputi:


• Departemen /laboratorium
• Bagian informatika
• Pakar kesehatan
• Sarana perangkat keras
• Sarana perangkat lunak
• Kurikulum pendidikan
• Informatika kesehatan

I. Aplikasi Informatika Kesehatan


Dengan terintegrasinya system informasi, maka pihak-pihak yang terkait
dalam bidang kesehatan dapat saling sharing informasi dan pelayanan kesehatan
dapat dilakukan secara remote.
• Ketersediaan infrastruktur telekomunikasi
• Aplikasi-aplikasi yang mendukung teknologi informasi kesehatan
• Ketersediaan dan kemampuan sumber daya manusia
• System informasi puskesmas, klinik, rumah sakit, PMI, laboratorium, pharmasi
dll
Aplikasinya diperlukan pengembanagan lebih lanjut misalnya pada ilmu
biologi,epidemiologi,statistik,ilmu penyakit dalam,metodologi penelitian,prilaku
kesehatan,manajemen kesehatan,dsb Informatika kesehatan sebagai penunjang
profesi kesehatan yaitu :

1) Lebih ditekankan pada penggunan teknologi informasi


2) Terintregrasi dalam seluruh proses pendidikan kesehatan

18
a. Pendokumentasian asuhan keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian yan tidak
terpisahkan dari asuhan keperawatan yang dilaksanakan sesuai standar.
Pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan standar dengan baik merupakan
suatu keharusan bagi tenaga keperawatan agar mampu melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan secara baik dan benar.
Dokumentasi keperawatan yang lengkap dan akurat akan memudahkan
disiplin ilmu lain untuk menggunakan informasi di dalamnya. Dokumentasi
diperlukan untuk memudahkan alur dan koordinasi dalam perawatan pasien
(Green & Thomas, 2008).
Dokumentasi keperawatan yang akurat dan lengkap adalah sesuatu yang
penting ketika berhadapan dengan pembayaran, reimbursement, dan kualitas
pelayanan menuliskan bahwa perawat merasakan bahwa dokumentasi tertulis
mereka tidak dihargai termasuk komunikasi verbal dengan profesi lain, karena
komunikasi lisan yang tidak tertulis pada dokumentasi juga tidak dibayar. Alasan
yang lain terhadap pentingnya dokumentasi asuhan perawatan yang akurat dan
lengkap jika diminta kesaksian dalam proses pengadilan.
Catatan yang terkandung dalam status (chart) pasien adalah: (Kurtiyono, 2010)
1. Data Demografik
2. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik
3. Formulir Persetujuan
4. Diagnosa
5. Pengobatan
6. Catatan Perkembangan atau Kemajuan
7. Catatan Secara Berkesinambungan (flow sheet)
8. Catatan Perawat
9. Catatan Laboratorium
10. Laporan Rontgen ( X -- Ray )
11. Ringkasan Pasien Pulang

19
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting dilihat dari
berbagai aspek (Carpenito,2000):
1. Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi yang
bernilai hukum. Bila terjadi masalah yang berhubungna dengan profesi
keperawatan dimana perawat sebagai pemberi jasa dank lien sebagai
pengguna jasa sangat diperlukan. Dokumentasi dapat dipergunakan
sebagai alaty bukti dipengadilan oleh karena data -- data harus
diidentifikasi secara lengkap, jelas objektife dan ditandatangani oleh
tenaga kesehatan.
2. Jaminan Mutu
Pencatatan data klien yang akurat akan memberikan kemudahan
bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien, dan untuk
mengetahui sejauh mana masalah klien dapat diatasi, dan dimonitor
melalui dokumnetasi yang akurat. Hal ini akan meningkatkan kualitas
layanan keperawatan.
3.Komunikasi
Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat dokumentasi
yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan.
4. Keuangan
Semua asuhan keperawatan yang belum, sedang, dan telah
diberikan didokumentasikan dengan lengkap dan dapat dipergunakan
sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya bagi klien.
5. Pendidikan
Dokumentasi bernilai pendidikan, karena isinya menyangkut
kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi peserta didik atau profesi
keperawatan.

20
6. Penelitian
Doumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang
terdapat didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan
atau objek riset pengembangan profesi keperawatan.

7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Tingkat keberhasilan pemberian asuhan keperawatan guna
pembinaan lebih lanjut. Pendokumentasian yang professional akan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

b. Electronic Patient Record (EPR)


EPR adalah bagian dari struktur kesehatan yang lebih besar teknologi
terdiri dari sistem informasi, pemantauan biomedis sistem, dan jaringan
komunikasi eksternal (Smith,2004). Hal ini membutuhkan spesifikasi prototipe
untuk memastikan bahwa persyaratan minimum untuk EPRs terpenuhi. Standar
dan nomenclatures dilaksanakan sesuai standar Organisasi Internasional untuk
Standarisasi (ISO).
Fungsi utama dari catatan pasien adalah dokumen pasien untuk
mendukung pengobatan dan perawatan. Dengan demikian mencakup fungsi untuk
merekam, memperbarui, menghapus dan mengambil informasi. Salah satu syarat
spesifik adalah bahwa EPRs harus diorganisir berdasarkan pada kebutuhan
pengguna, yang membutuhkan hubungan kerjasama dengan profesional yang akan
menggunakan
Electronic Patient Record (EPR) adalah catata sebuah sistem operasi
elektronik untuk pendokumentasian pasien secara elektronik yang cara kerjanya
hampir menyamai Electronic Medical Record (EMR). Electronic Patient Record
(EPR) adalah system untuk merekam data yang bersifat sangat pribadi dan
menjadi salah satu informasi penting yang wajib menyertai seseorang kemanapun
dia pergi.

21
Kepemilikan informasi tersebut merupakan kepentingan dasar seorang
pasien dan tidak boleh dirahasiakan dari seorang pasien oleh sebuah institusi
kesehatan manapun, karena informasi tersebut adalah hak pribadi pasien. Namun
data tersebut bersifat rahasia bagi orang yang tidak berhak. (Twedell &
Schumacher, 2010).
EPR adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk berkomunikasi bagi
dokter, perawat dan pasien dalam pelayanan kesehatan sehari hari. Agar system
dapat berfungsi secara maksimal diperlukan proses input data yang benar dan
akurat, Bentuk rekam medis konvensional yang biasanya ditemukan adalah
berupa kertas yang tidak sederhana, dan hal ini tidak memungkinkan bagi
seseorang untuk membawa rekam medisnya truktur dan format harus lengkap,
komprehensif, dari konsistensi dokumentasi.
Sistem ini dirancang untuk memastikan kelengkapan dokumentasi
mencakup data keperawatan yang perlukan dan menggambarkan, membandingkan
dan meneliti praktik keperawatan. Data harus terstandar secara konsisten untuk
diagnosis keperawatan, intervensi, dan hasil, seperti kegiatan keperawatan dapat
dihasilkan dan digunakan dalam administrasi (H ayrinen & Saranto, 2005).
Selain bentuknya yang kompleks, rekam medis terebut juga tidak baku,
dan apabila hilang semuanya ataupun sebahagian akan menimbulkan masalah.
Terutama jika institusi kesehatan tersebut tidak mampu menangani pasien lanjut
dan harus merujuk ke institusi lain, maka berkas rekam medis akan sangat
diperlukan. Keuntungannya adalah pengurangan biaya terhadap pengadaan kertas.
Walaupun di awal pergantian antara based-paper dengan based-
computerized membutuhkan biaya yang besar dalam pengadaan komputer, namun
perawatan selanjutnya sangat murah dibandingkan pengadaan kertas setiap tahun.
EPR juga memiliki implikasi terhadap beberapa pelayanan yang sifatnya
prosedural seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi dan terapi medis.
Penelitian dan beberapa ulasan terkait dengan rekam medis berbasis komputer
mengisyaratkan bahwa EPR merupakan salah satu solusi dalam mengatasi
masalah mutu asuhan layanan kesehatan, termasuk keperawatan. Penelitian
membuktikan ada beberapa perbaikan apabila sistem EPR dilaksanakan yaitu

22
mutu pelayanan meningkat, pengeluaran rumah sakit menurun dan hal ini
berdampak terhadap eksistensi rumah sakit selaku penyedia layanan kesehatan.

c. Pendokumentasian asuhan keperawatan dengan EPR


Pendokumentasian asuhan keperawatan yang tertulis (paper-based
documentation) saat ini dilaporkan mutunya sangat rendah dan ini juga
berdampak terhadap penerimaan publik termasuk profesi kesehatan yang lain
terhadap profesinalisme keperawatan di Indonesia. Banyak perawat yang
menyatakan alasan terhadap dokumentasi yang kurang akurat dan kurang
lengkap dihubungkan dengan permasalahan seperti kekurangan staf, sensus yang
tinggi, lembur kerja, dan juga kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan
dalam dokumentasi.
Undang-undang baru di Norwegia mensyaratkan bahwa semua profesi terlibat
dalam penyediaan dokumen perawatan pasien dalam catatan pasien bersama (The
Health Personnel Act,1999). Diharapkan dalam waktu beberapa tahun, terjadi
perubahan penggunaan pencatatan dengan elektronik di semua lokasi dalam
perawatan kesehatan. Mayoritas vendor mengembangkan pasien catatan
elektronik (EPR) sistem membagi catatan pasien ke dalam modul, dan tentang
hal keperawatan dokumentasi merupakan modul terpisah (Hellese &Ruland,
2001).
Karena beberapa fungsi EPR dan besar jumlah informasi perkembangan
keperawatan modul telah disajikan tantangan bagi vendor, situasi tercermin dari
fungsi miskin beberapa modul keperawatan (Karkkainen et al. 2005; Staggers et
al. 2001). Menurut Holmes (2008) terdapat beberapa keuntungan utama dari
dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1. Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan cepat
diketahui.
2. Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan
waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan.
3. Accessibility dan legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik
tentang semua pasien dan suatu lokasi Melihat keuntungan dari penggunaan
aplikasi EPR terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan, sudah tentu
disarankan kepada rumah sakit untuk mengadopsinya. Namun,sebelum suatu

23
instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya
berkaitan dengan penyediaan hardware dan software komputer, yang lebih
dipentingkan adalah kemampuan perawat dalam menggunakan teknologi
informasi.
Beberapa strategi yang mungkin dapat dilakukan adalah :
1. Peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan
2. Pelatihan dalam penggunaan computer terutama berkaitan dengan tehnis
pencatatan dan software yang digunakan.
3. Kerja sama dengan pihak luar terutama bagi rumah sakit pemerintah dalam
hal penyediaan hardware dan software.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah ilmiah yang telah dijelaskan tersebut, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa:

1. Tindakan kelalaian dapat di minimalisir dengan pengetahuan serta


2. pemahaman penuh tentang kode etik perawat yang akan menjadikan
pedoman perawat profesional dalam melakukan tindakan praktik
keperawatan secara professional sehingga keselamatan dan kenyamanan
pasien selalu menjadi prioritas utama.
3. Bentuk-bentuk kelalaian dapat berupa aborsi, euthanasia, diskriminasi
terhadap klien, dan lain sebagainya.
4. Pelanggaran berkaitan kode etik tersebut banyak di pengaruhi oleh
karakteristik perawat, pasien, dan kurangnya pemahaman tentang landasan
teori berkaitan kode etik perawat.
5. Banyak hal yang dapat diambil mulai dari pentingnya informatika dan
teknologi bagi dunia keperawatan,adanya isu dan trend yg terus
berkembang seiring berjalannya waktu dan juga banyak hambatan yg
harus diantisipasi dalam penggunaan teknologi dalam ruang lingkup
keperawatan.

25
B. Saran

Penulis menyarankan agar semua perawat dan tenaga medis lainnya


bekerja sesuai etik serta bekerja secara kolaborasi dengan menjadikan keamanan
dan keselamatan pasien sebagai prioritas utama sehingga berbagai bentuk
kelalaian dapat di hindari atau di minimalisir.

Banyak hal yg dapat mempengaruhi informasi issu dan trend yg sedang


terjadi saat ini oleh karena itu kita sebagai manusia yg berakal haruslah bijak
dalam menggunakan,menyebarkan dan membagikan informasi dalam era yang
modern ini,kita harus lebih berhati-hati dalam memberikan informasi,menyelidiki
akan kebenarannya,serta memanfaatkan teknologi dengan baik,Terutama dalam
ruang lingkup keperawatan yang mengharuskan kita sebagai seorang perawat
menggunakan informasi dan teknologi untuk menolong pasien dan masyarakat yg
membutuhkan

26
DAFTAR PUSTAKA

Efendy, Ferry dan Makhfudli.2009.Teori dan Praktik dalam Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.
Hegner, Barbara R.2003. Nursing Assistant: a Nursing Proses Approach. Jakarta:
EGC.
Hidayat, A.A. 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data,.
Penerbit Salemba medika
Manurung, Jasmen. 2008, 2009. Hubungan Karakteristik Perawat dan Pasien
Dengan Tindakan Medik Perawat di Kota Medan. Tesis fakultas Sumatra Utara

27

Anda mungkin juga menyukai