Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TREND KEPERAWATAN DI MASA YANG AKAN


DATANG

Dosen Mata Kuliah: Sakriawati M. S.ST. M.Kes.

DI SUSUN OLEH:

Hajirah (234050023)

Rizki Wulandari (234050025)

Ferdiansyah Rizki (234050029)

Dheaananda Syam (

Nur Halisyah (

AKADEMI KEPERAWATAN YAPENAS 21 MAROS

TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatu

Segala puji bagi Allah, Rabb yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya
kepada semua makhluk-Nya di alam semesta ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada kekasih dan panutan hidup kepada Rasulullah SAW. Dan berkat dan
karunia-Nyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TREND
KEPERAWTAN DI MASA YANG AKAN DATANG” yang dimana tugas ini ditujukan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “KonsepDasar Keperawatan, program studi D3
Keperawatan Akper Yapenas 21 Maros”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami telah berhasil menyelesaikan masalah ini.

Makalah ini memuat tentang pembahasan mengenai pengertian aborsi, hukum aborsi, perilaku
aborsi dan aborsi uu kesehatan. Walaupun makalah ini kurang sempurna tetapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada
dosen trend issu keperawatan yaitu ibu Sakriawati M. S.ST. M.Kes.

yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun
makalah.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurna makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Pengertian Aborsi.......................................................................................................................3
B. Hukum Aborsi di Berbagai Negara.............................................................................................3
C. Perilaku Aborsi...........................................................................................................................4
D. Aborsi dan Undang-Undang Kesehatan......................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................7
A. KESIMPULAN..........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan yang terjadi saat ini berjalan sangat cepat dan penuh tajam, termasuk
kondisi kesehatan global yang sangat dinamis dan menuntut kelenturan dan
penyesuaian secara terus menerus dan menyeluruh. Perubahan tersebut terkait dengan
masalah kesehatan yang semakin komplek, perkembangan iptek, tradisional menjadi
masyarakat industri (maju).
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses terwujud
bertindak sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka panjang yang ditunjukan untuk
memenuhi kebutuhan dan kebutuhan masyarakat indonesia secara bertahap dan terus
menerus. Keperawatan Indonesia berusaha mengembangkan dirinya dalam
keseluruhan bidang cakupan, mencangkup tawaran pelayanan, pendidikan dan
kehidupan profesi, hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan profesional.
Di sampingnya itu ilmu keperawatan dan metode-metode ilmiah merawat yang
mengajarkan kurang menyatuh masalah klinis, sikap pro profesional tidak ditumbuh
kembangkan dan keterampilan profesi hanya perawatan tidak di tata dengan benar,
lulusan dinilai cukup baik dan mampu melaksanakan prosedur-prosedur tindakan
menunjang pelayanan medik semata. Keadaan ini berlangsung lama hingga menjadi
kebiasaan yang oleh pihak-pihak tertentu dapat diterima, suatu kenyataan yang harus
dilakukan diterima dengan lapang dada dan secara jujur mengakui inilah kesalahan
indonesia saat ini dan tidak akan tetap demikian di masa yang akan datang.
Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dikembangkan saat ini ditunjukan
untuk menjawab tuntunan dan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan di
masa depan, khususnya terwujudnya keperawatan sebagai suatu profesi dalam segala
aspeknya. Pendidikan tinggi keperawatan harus dapat menghasilkan lulusan sesuai
dengan fungsi pokoknya yaitu fungsi pendidikan, fungsi riset ilmiah, dan fungsi
pengabdian kepada masyarakat dalam bidang keperawatan. Salah satu upaya penataan
pendidikan keperawatan diarahkan kepada pengembangan lahan praktik keperawatan
disertai peminaan masyarakat profesinal keperawatan dengan cara pelaksaan
pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan yang berbasis kompetensi
bukan penunjang pelayanan medik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hukum aborsi berbagai Negara?
2. Bagaimana perilaku Aborsi?
3. Bagaimana posisi Aborsi dalam undang-undang kesehatan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan
2. Untuk mengetahui perkembangan pada pelayanan keperawatanv

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Dan Penataan Pendidikan Keperawatan


Dengan meningkatkan tuntunan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang
profesional, dapat memicu perawat agar selalu mengembangkan dirinya dalam segala
bidang, terutama pada pemeliharaan sistem pendidikan keperawatan.
Oleh karena itu, profesi dilindungi dengan landasan yang kokoh sangat penting
untuk memperhatikan wawasan ilmuan, orientasi pendidikan dan karangka konsep
pendidikan. Pasalnya, saat ini perkembangan konservasi diarahkan pada
profesionalisme dengan bidang spesialisasi konservasi. Pendidikan pembunuhan juga
akan tetap berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan teknologi.
Artinya pengelaman belajar dikelas, ataupun laboratorium serta lapangan tetap
mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan sumber
segar yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan dan persaingan global.

1.1 Pendidikan keperawatan pada masa yang akan datang di Indonesia

Pendidikan keperawatan di indonesia sangat menentukan dalam membina sikap


pandangan dan kemampuan profesional, meningkatkan mutu pelayanan atau asuhan
keperawatan profesional, mengembangkan pendidikan keperawatan formal dan tidak
formal, menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan IPTEK
keperawatan melalui penelitian, dan meningkatkan kehidupan keprofesian.

1. Membina sikap pandangan dan kemampuan profesional.


Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperang dalam membina
sikap, pandangan, dan kemampuan profesional lulusannya. Diharapkan
perawat mampu bersikap dan berpandangan profesional, berwawasan
keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah
keperawatan yang memadai, dan mengesuai keterampilan profesional
secara baik dan benar.

3
2. Meningkatkan mutu pelayanan atau askep kesehatan
Pendidikan keperawatan menghasilkan perawat yang bersikap
profesional mencakup keterampilan intelektual, interpersonal dan teknikal,
mampu mempertanggung jawabkan secara lega, keputusan dan tindakan
yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi, serta dapat
menjadi contoh peran bagi perawat lain.
Teori dan model keperawatan dapat dikatakan bermanfaat, jika bisa
diterapkan dipelayanan, begitu pula dengan sistem manajemen
keperawatan yang dipelajari selama pendidikan. Fasilitas pelayanan yang
dapat digunakan sebagai sumber pendidikan yang diharapkan cukup
kondusif untuk profesi pembelajaran peserta didik.
3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan IPTEK
Keperawatan melalui keperawatan
Kerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan
dan pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk
terindetifikasinya masalah kesehatan, khususnya yang terkait dengan
masalah keperawatan untuk penelitian keperawatan yang bertujuan
menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan, menghasilkan solusi masalah,
baik melalui produk berupa teknologi atau metode baru maupun jasa serta
menguji teori berdasarkan kondisi atau fakta baru.
4. Meningkatkan Kehidupan Keprofesian Melalui organisasi profesi
Pendidikan tinggi keperawatan akan mengfasilitasi perkembangan
kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih profesional. Dengan
pendidikan profesional, perawat sebagai anggota dari suatu organisasi
profesi akan lebih memahami dan menghayati peran, tanggung jawab, dan
haknya sebagai anggota organisasi profesi yang memiliki sifat, pandangan,
dan kemampuan profesional sangat memungkinkan organisasi
keperawatan berperan sebagai pengendali mutu pelayanan asuhan
keperawatan kepada masyarakat melalui pengaturan hak, tanggung jawab
dan kewenangan tiap perawat berdasarkan kompetensi yang dimiliki.
Selain itu, organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses
pengembangan dan pembinaan keterampilan profesional dan menerapkan
kode etik profesi bagi tiap anggotanya melalui pengaturan dan pengadaan

4
sistem pendidikan berkelanjutan serta pengendalian pemanfaatan dan
pengembangan IPTEK Keperawatan.

A. Perilaku Aborsi
Tindakan Aborsi yang dilakukan oleh pelaku aborsi menggunakan beberapa
metode. Aborsi yang dilakukan oleh para pelaku aborsi dengan cara mengkonsumsi
obat-obatan ataupun mengosongkan Rahim dengan penyedotan maupun melebarkan
leher Rahim dengan mengeluarkan isinya, atau bisa juga dengan mengkonsumsi
makanan yang bisa membahayakan janin. Aborsi ini terjadi karena ketidaksiapannya
pelaku untuk memiliki anak yang bertanggung jawab atas hal yang telah di
perbuatnya. Hal ini juga mengacu karena hasil dari diluar nikah, dan juga masih dalam
masa kuliah.
Dengan adanya cara-cara melakukan aborsi ini, membuat ini menjadi
disalahgunakan. Melakukan aborsi merupakan tindakan yang dilarang oleh Negara
dan membuat adanya korban baru yang seharusnya tidak memakan korban. Korban
yang di maksud merupakan seorang bayi yang masih ada di dalam kandungan ibunya
dan harus digugurkan karena kesalahan dari perilaku aborsi.
Dengan adanya media-media yang sudah maju tentu menjadi hal yang
menguntungkan, namun bukan berarti tidak menggunakan dengan bijak. Hal ini tentu
menjadi muda untuk mempelajari suatu kejahatan seperti melakukan aborsi ini.
Adapun saran peneliti dari hasil penelitian ialah sebagai berikut:
1. Hendaklah menggunakan alat kontrasepsi jika ingin melakukan
hubungan intim, terkhususnya hubungan diluar pernikahan. Karena
jika tidak menggunakan akan berakibat melakukan tindakan aborsi
karena tidak siapnya seseorang dalam memiliki anak.
2. Bagi orang yang membantu tindakan aborsi, sebaiknya orang tersebut
memberikan dukungan dan arahan untuk bertanggung jawab atas
tindakan yang dilakukannya supaya tidak menimbulkan korban baru.
3. Bagi perempuan yang melakukan aborsi, sebaiknya berfikir lebih
matang tindakan yang dapat merugikan dirinya sendiri. Karena
keselamatan nyawa lebih penting dari hal apapun.

5
B. Aborsi dan Undang-Undang Kesehatan

Undang-Undang (UU) Kesehatan yang baru saja disahkan, Selasa


(11/07/2023), mengatur ketentuan aborsi. Hal ini diatur dalam pasal 60 dan
ketentuan aborsi. Hal ini diatur dalam pasal 60 dan ketentuan pidananya diatur
dalam pasal 472.
Adapun salinan UU dari angota komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher. Ia
mendapatkan salinan tersebut dari ketua panja RUU Kesehatan, Emanuel
Melkiades Laka Lena.
Mengutip salinan UU, Rabu (12/07/2023), setiap orang dilarang melakukan
aborsi, kecuali dengan kriteria yang diperbolehkan sesuai dengan ketentuan
dalam kitab UU Hukum Pidana (KUHP).
Dalam UU ini, ada tiga kriteria. Pertama, Aborsi diperbolehkan dan hanya
dapat dilakukan oleh tenaga medis dan dibantu tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi dan wewenang.
Kedua, Aborsi dilakukan pada Fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes)
yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh menteri. “(Aborsi dilakukan)
dengan persetujuan perempuan hamil yang bersangkutan dan dengan persetujuan
suami, kecuali korban perkosaan,” tulis Pasal 60 ayat (2) UU Kesehatan.
Kemudian dalam pasal 61, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
masyarakat, bertanggung jawab melindungi dan mencegah perempuan dari
tindakan aborsi yang tidak aman serta bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
“Ketentuan lebih lanjut mengenai aborsi di atur dengan peraturan pemerintah
(PP),” ditulis pasal 62.
 Ketentuan Pidana
Ketentuan pidana terkait aborsi diatur dalam pasal 427 hingga 429. Di
pasal 427, beleid menyebutkan bahwa setiap perempuan yang melakukan
aborsi tidak sesuai dengan kriteria akan dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 tahun.

6
Adapun di pasal 428 Ayat (1), orang yang melakukan aborsi tidak sesuai
dengan ketentuan pasal 60 pada seorang perempuan dengan
persetujuannya, bisa di pidana 5 tahun. Sedangkan, bila tanpa persetujuan
perempuan tersebut, akan dipidana 12 tahun.
Jika perbuatan aborsi dengan persetujuan itu mengakibatkan kematian
perempuan, maka dipidana 8 tahun. Pidananya menjadi lebih berat
mencapai 15 tahun jika aborsi tanpa persetujuan perempuan dan
mengakibatkan kematian, sedangkan pasal 429 mengatur tentang pidana
bagi medis yang melakukan aborsi
Pasal 429 ayat (1) mengatur, tenaga medis atau nakes yang melakukan
tindak pidana dalam pasal 428, pidananya dapat di tambah 1/3 (sepertiga).

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aborsi adalah praktik menghentikan kehamilan dengan jalan menghancurkan
janin dalam kandungan. Alasannya beraneka ragam, tetapi di Indonesia aborsi hanya
bisa dilakukan karena alasan medis dan untuk korban pemerkosaan. Dan Setiap
manusia memiliki hak untuk hidup dan hak tersebut harus di lindungi. Jadi, setiap
wanita yang melakukan aborsi tidak seharusnya dihukum mati karena itu merupakan
perbuatan yang melanggar hak asasi manusia internasional.

B. SARAN
Aborsi sebaiknya tidak di lakukan, apalagi tanpa indikasi medis dan dilakukan
oleh tenaga tidak terlatih serta tidak steril, tetapi bila memang harus dilakukan
misalnya demi keselamatan ibu, maka:
 Aborsi sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau klinik yang memenuhi
persyaratan dan mendapatkan izin serta dilakukan oleh dokter ahli
dengan peralatan-peralatan steril (aman dan legal).
 Diagnosa dan perawatan yang cepat dan tepat bila terjadi abortus septik.
 Pemakaian kontrasepsi untuk mencegah terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/artikel/fakta-mengenai-aborsi-yang-perlu-dipahami

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/download/
55091/32677#:~:text=Berdasarkan%20pasall6aayatt(1)%20ICCPR%20dan,melanggar
%20hak%20asasi%20manusia%20internasional

https://international.sindonews.com/newsread/690285/45/4-negara-di-dunia-yang-
melegalkan-aborsi-nomor-terakhir-tetangga-indonesia-1645189346

https://amp.kompas.com/nasional/read/2023/07/12/12490721/uu-kesehatan-
terbaru-atur-ketentuan-aborsi-dan-pidananya-berikut-rinciannya

Anda mungkin juga menyukai