Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM HEMATOLOGI


“ TREND DAN ISSUE EVIDANCE BASE PRACTICE
PADA KASUS ANEMIA ”

Oleh:

Kelompok II

Eliza Agustina 210101222


Lidia Intan Juwita 210101238
Mahyudi Hizri Syahputra 210101233
Sherina Fatika Sari C 210101234

Dosen Pembimbing:

Ns.Mersi Eka Putri M.kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES ALINSIRAH PEKANBARU

TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan

rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang

berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibuk Ns.Mersi Eka Putri M.kep sebagai

dosen pengampu keperawatan dewasa sistem hematologi yang telah membantu memberikan

arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan

karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran

untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Pekanbaru, 23 November 2022

Penuli

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
1.1 Pendahuluan....................................................................................................................3
1.2 Skenario Kasus................................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.4 Metode Strategi Penelusuran Bukti...............................................................................5
1.5 Telaah Jurnal Melalui VIA............................................................................................6
1.6 Diskusi..............................................................................................................................6
1.7 Kesimpulan......................................................................................................................7
1.8 Daftar Pustaka.................................................................................................................8

2
1.1 Pendahuluan

Sel darah merah merupaka komponen yang sangat aktif dalam peredaran darah.

Sel darah merah sangat penting bagi kelangsungan hidup tubuh manusia. Dimana

fungsinya mengikat dan mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, menentukan golongan

darah, dan menjaga system kekebalan tubuh. Jika sel darah merah tidak berfungsi dengan

baik, tubuh akan mengalami berbagai penyakit. Kekurangan sel darah merah

mengakibatkan terjadinya anemia yaitu keadaan dimana masa eritrosit dan masa

hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi

jaringan tubuh . Pada anemia terjadi penurunan jumlah hemoglobin sehingga tidak dapat

mengikat oksigen dalam darah. Kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat kapiler

mengakibatkan ketidak efektifan perfusi jaringan perifer.

1.2 Skenario Kasus

1.3 Rumusan Masalah

1.4 Metode Strategi Penulusuran Bukti

1.5 Telaah Jurnal Melalui VIA

1.6 Diskusi

1.7 Kesimpulan

1.8 Daftar Pustaka

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Trend

Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan

kejadiannya berdasarkan fakta.

Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada

tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar

dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola

kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi

masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek

kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi,

pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang

berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk.

Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga

menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit

degeneratif.

Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk

meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya

kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu

berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki

pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini

memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi

standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki

kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social

budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.


4
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia

masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya

peran perawat professional, diantaranya:

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985

pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada

tahun 1869.

2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.

3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan.(standart, bentuk praktik keperawatan,

lisensi)

2.2 Pengertian Issue

Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas

faktannya atau buktinya. Berikut salah satu contoh kasus issue keperawatan pada saat ini.

Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik)

merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk

pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada

arteri sirromflex. Alirandarah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun

sementara yang disebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral

berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi

kemiokardium.

2.3 Trend dan Issue keperawatan di Indonesia

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus-menerus

dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode

keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri

juga dapat menyesuaikan perubahan tersebut.

5
Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena fokus asuhan

keperawatan bidang lain meluas.tren dalam pendidikan keperawatan di indonesia adalah

berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan, baik

peserta didik dari D3 keperawatan, S1 keperawatan atau kesehatan masayrakat sampai ke

tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 atau kesehatan.

Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik

dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus

meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran

perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan

sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang

mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan,

otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan professional menggambarkan

trend dan issue praktik keperawatan. Trend dan Isu tersebut adalah:

1. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.

2. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.

3. Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.

4. Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat

seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya

bagi keluarga yang tidak mampu.

2.4 Beberapa Permasalahan Mengenai Trend Dan Isu Keperawatan Yang Muncul di

Indonesia

1. Sumber daya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta belum

adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.

2. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga kesehatan.

3. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.

6
4. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana-sarana pelayanan kesehatan

yang memiliki kualitas baik.

5. Pengetahuan dan ketrampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.

6. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum

berkembang.

7. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun

pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum.

8. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas

transportasi yang cukup.

9. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.

10. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.

11. Lahan praktek yang terbatas.

12. Sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.

13. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.

14. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

15. Dunia tanpa batas (global vilage) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga.

16. Kemajuan dan pertukaran iptek

17. Kemajuan teknologi transportasi  migrasi mudah   interaksi keluarga berubah.

18. Kesiapan untuk bersaing secara berkualitas   sekolah-sekolah berkualitas.

19. Kompetensi global tenaga kesehatan/ keperawatan.

2.5 Penyakit yang menjadi Trend dan Issue keperawatan di Indonesia, pada system

Kardiovaskuler “Jantung Koroner”.

A. Pengertian

Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik)

merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk

7
pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada

arteri sirromflex. Alirandarahke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun

sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral

berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi

kemiokardium.

Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat yang

berakibat terjadinya penyakit arterikoronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak

permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocardinfarct)

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.

      B. Resiko dan insidensi

Penyakit arteri koronaria merupakan masalah kesehatan yang paling lazim dan

merupakan penyebab utama kematian di USA. Walaupun data epidemiologi menunjukan

perubahan resiko dan angka kematian penyakit ini tetap merupakan tantangan bagi tenaga

kesehatan untuk mengadakan upaya pencegahan dan penanganan. Penyakit jantung iskemik

banyak di alami oleh individu berusia yang berusia 40-70 tahun dengan angka kematian 20 %.

(Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 2006).

Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di golongkan

secara logis sebagai berikut:

1. Sifat pribadi Aterogenik.

Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor ini

bersama-sama berperan besar dalam menentukan kecepatan artero- genensis (Kaplan

&Stamler, 2005).

2. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.Gaya hidup

yang mempredisposisi individu kepenyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu

kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik,

8
penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalahgunaan

alkohol (Kaplan &Stamler, 2007).

3. Faktor resiko kecil dan lainnya

Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan

keseluruhan perbedaan. dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada

kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada. Berbagai

faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis

kelamin

C. Patofisiologi

Penyakit jantung koroner dan miocardial infark merupakan respons iskemik dari

miokardium yang di sebabkan oleh penyempitan arteri koronaria secara permanen atau tidak

permanen. Oksigen di perlukan oleh sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob di mana

Adenosine Triphospate di bebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakn 70

% oksigen. Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk kerja jantung di sebut sebagai

Myocardial Oxygen Cunsumption (MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan jantung,

kontraksi miocardial dan tekanan pada dinding jantung.

Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap peningkatan

tuntutan tekanan oksigen dangan menambah percepatan dan kontraksi untuk menekan volume

darah ke sekat-sekat jantung. Pada jantung yang mengalami obstruksi aliran darah miocardial,

suplai darah tidak dapat mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya obstruksi

letal maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai glikolisis

aerobic berupaya memenuhi kebutuhan oksigen.

Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yang dapat sebagai

predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung. Hipokromia dan asidosis laktat

9
mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun, gerakan dinding segmen iskemik

menjadi hipokinetik.

Kegagalan ventrikel kiri menyebabkan penurunan stroke volume, pengurangan cardiac

out put, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir diastole dan tekanan desakan pada

arteri pulmonalis serta tanda-tanda kegagalan jantung. Kelanjutan dan isquemia tergantung

pada obstruksi pada arteri koronaria (permanen atau sementara), lokasi serta ukurannya. Tiga

manifestasi dari iskemi miocardial adalah angina pectoris, penyempitan arterikoronarius

sementara, preinfarksi angina, dan miocardial infark atau obstruksi permanen pada arteri

koronari (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 2006).

2.6 Congestive Heart Failure

Yaitu ketidakmampuan jantung memompa darahke seluruh tubuh sehingga jantung

hanya memompa darah dalam waktu yangsingkat dan dinding otot jantung yang melemah

tidak mampu memompa denganadekuat. Bila terjadi kegagalan jantung hal ini akan

mengakibatkan bendungancairan dalam beberapa organ tubuh seperti: tangan, kaki, paru atau

organ lainnyasehingga menimbulkan bengkak yang dapat menghambat aktivitas dari

pasiengagal jantung (Udjianti, Wajan Juni, 2013).

Edema adalah kondisi vena yang terbendung terjadi peningkatan tekananhidrostatik

intra vaskuler (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalamvaskuler oleh kerja pompa

jantung). Sehingga menimbulkan pembesaran cairan plasma ke ruang interstitium (Grossman

& Brown, 2009 dalam Purwardi, I ketutAgus Hida, 2015). Dalam keadaan ini klien yang

mengalami edema pada daerahekstremitas akan berdampak pada kemandirian pasien atau pun

aktivitas sehari-hari sehingga kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas menjadi terhenti.

Halini dapat menimbulkan komplikasi.

10
Penatalaksanaan edema berupa elevasi 30° menggunakan gravitasi untuk

meningkatkan aliran vena dan limpatik dari kaki. Vena perifer dan tekanan arteridipengaruhi

oleh gravitasi. Pembuluh darah yang lebih tinggi dari jantung gravitasiakan meningkatkan dan

menurunkan tekanan periver sehingga mengurangi edema(Villeco & Otr, 2012 dalam

Sukmana, Mayusef, 2016). Terapi lain yang dapat dilakukan yaitu contrast bath. Contrast

bathmerupakan perawatan dengan rendam kaki sebatas betis secara bergantian

denganmenggunakan air hangat dan dilanjutkan dengan air dingin. Dimana suhu dari air

hangat antara 36,6-43,3°C dan suhu air dingin antara 10-20°C. Dengan merendamkaki yang

edema dengan terapi ini akan mengurangi tekanan hidrostatik intra venayang menimbulkan

pembesaran cairan plasma ke dalam ruang interstisium dan cairan yang bererada di

intertisium akan kembali ke vena. Sehingga edema dapat berkurang (Mcneilus, 2004 dalam

Purwadi, I Ketut Agus Hida, 2015)

11
BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Jadi, Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan

kejadiannya berdasarkan fakta, sedangkankan Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan

oleh banyak orang namun belum jelas faktannya atau buktinya. Berikut salah satu contoh

kasus issue keperawatan pada saat ini, Penyakit jantung koroner atau penyakit arteri koroner

(penyakit jantung artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada

arteri koroner.Penyakit ini disebabkan oleh penyempitan arteri.

3.2  Saran

Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dapat membantu pembaca untuk

menambah pengetahuan serta memahami pokok bahasan asuhan keperawatanTrend dan Issue

Kardiovaskuler. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

12
DAFTAR PUSTAKA

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Ed

4 Vol 1. Jakarta: EGC

13

Anda mungkin juga menyukai