Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan era reformasi dan era globalisasi di Indonesia pada
saat ini serta diikuti dengan perubahan pemahaman terhadap konsep
sehat - sakit, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyebaran
informasi tentang determinan kesehatan yang bersifat multifaktorial.
Kondisi ini mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah
paradigma baru yaitu paradigma sehat dengan pengetahuan dan
terampil. (Himid.A,2000)
Salah satu tolak ukur kualitas dari perawat di dunia internasional
adalah kemampuan untuk dapat lulus dalam Uji Kompetensi Keperawatan
sebagai syarat mutlak bagi seorang perawat untuk dapat bekerja. Dalam
hal ini kualitas dan kemampuan perawat Indonesia masih sangat
memprihatinkan, meskipun di Indonesia telah dilakukan Uji Kompetensi
tetapi masih berada pada level yang rendah. Hal ini menunjukkan
pentingnya pendidikan terhadap perubahan keperawatan yang akan
terjadi di masa yang akan datang.
Perubahan yang terjadi saat ini berjalan sangat cepat dan penuh
ketidakpastian, termasuk kondisi kesehatan global yang sangat dinamik
dan menuntut kelenturan dan penyesuaian secara terus menerus dan
menyeluruh. Perubahan tersebut terkait dengan masalah kesehatan yang
makin komplek, perkembangan sains dan teknologi, pergeseran pada
system pelayanan kesehatan, proses transisi dari masyarakat agrikultural
(tradisional) menjadi masyarakat industrial (maju).
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka
panjang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat
Indonesia secara bertahap dan terus menerus. Keperawatan Indonesia
berupaya mengembangkan dirinya dalam seluruh bidang keperawatan,
mencakup bidang pelayanan, pendidikan dan kehidupan profesi, hal ini
dilakukan dalam rangka mewujudkan profesionalisme.
Di samping itu ilmu keperawatan dan metode-metode ilmiah
keperawatan yang  diajarkan kurang menyentuh problem klinis, sikap
professional keperawatan tidak ditumbuhkembangkan dan keterampilan
professional keperawatan tidak ditata dengan benar, lulusan dinilai cukup
baik bila mampu melaksanakan prosedur-prosedur tindakan menunjang
pelayanan medik semata. Keadaan ini berlangsung lama hingga menjadi
kebiasaan yang oleh pihak-pihak tertentu dapat diterima, suatu kenyataan
yang harus kita terima dengan lapang dada dan secara jujur mengakui
inilah keperawatan Indonesia saat ini dan tidak akan tetap demikian di
masa yang akan datang.

B. Tujuan Penulisan
Diharapkan setelah membaca makalah Trend keperawatan di masa
yang akan datang ini, mahasiswa mampu mengetahui dan memahami :
1. Kecenderungan Keperawatan di masa yang akan datang.
2. Pembangunan berwawasan kesehatan.
3. Trend keperawatan di masa depan.

C. Sistematika Penulisan
Makalah yang membahas mengenai Trend Keperawatan Di masa
Yang Akan Datang ini terdiri atas 3 pembahasan bab secara garis besar,
yang terdiri atas Bab I pendahuluan yang memaparkan mengenai Latar
Belakang dari Trend Keperawatan Di masa Yang Akan Datang ,
kemudian dilanjutkan dengan Tujuan Penulisan yang didapatkan setelah
menelaah isi kandungan bahan ajaran pada RPS yang kemudian akan
dibahas. Tujuan tersebut berfungsi dalam mempersempit pembahasan
yang akan dibahas dalam makalah ini agar tidak terjadi pembiasan
bahasan yang meluas.
Pada Bab II membahas mengenai Tinjauan Teori yang
memaparkan secara mendetail makna dari Trend Keperawatan Di masa
Yang Akan Datang yang diawali dengan Kecendrungan Keperawatan di
masa ang akan datang, Pembangunan berwawasan kesehatan dan Trend
keperawatan di masa depan.
Pada bab terakhir mengenai Penutup memaparkan mengenai
kesimpulan dari makalah yang membahas mengenai Trend Keperawatan
Di masa Yang Akan Datang. Yang mana berisi mulai dari ringkasan yang
dipaparkan sebelumnya secara mendetail pada Tinjauan Teori dan
sekaligus menjadi pernyataan dari Tujuan Penulisan Makalah Trend
Keperawatan Di masa Yang Akan Datang. Serta, Saran yang membangun
sesuai dengan materi pembahasan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kecenderungan Keperawatan di Masa yang Akan Datang


Bila dilihat dari prospek perawatan kesehatan masyarakat dimasa yang
datang cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam sistem
pelayanan kesehatan pemerintah. Oleh karena perawatan kesehatan
masyarakat merupakan sub sistem dari keperawatan khususnya dan sistem
kesehatan pada umumnya. Berkaitan dengan itu pula peranan perawatan
kesehatan masyarakat sangat diperlukan keikutsertaannya dalam mengatasi
berbagai masalah kesehatan yang terjadi dimasa kini dan yang akan datang,
karena selalu mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakat secara
keseluruhan.
Perubahan - perubahan tersebut dapat dilihat dari perubahan masyarakat
secara keseluruhan yang meliputi :
1. Pertambahan penduduk yang begitu cepat (population) dan perubahan-
perubahan dalam gambaran penduduk , diantaranya perubahan-
perubahan dalam komposisi umur , penyebarannya, dan kepadatan
penduduk di kota-kota besar.
2. Perubahan pola penyakit (transisi penyakit), yaitu perubahan dari
penyakit menular ke penyakit-penyakit degeneratif seperti jantung ,
kanker, stroke, depresi mental dan kecemasan, peningkatan kecelakaan ,
alkoholisme dan penyalahgunaan narkotika.
3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi sosial yang cepat
dengan disertai perubahan-perubahan sikap, nilai, gaya hidup, kondisi
lingkungan, kelompok-kelompok masyarakat baru, masalah-masalah
individu, keluarga, antar individu dan masyarakat.
4. Meningkatnya pengetahuan masyarakat (penerimaan pelayanan) serta
meningkatnya harapan terhadap mutu pelayanan keperawatan dan
kesehatan, perubahan konsep kesehatan dari kebebasan penyakit
menjadi kondisi individu yang memiliki kemampuan hidup sehat dan
mempunyai daya produktivitas tinggi.
5. Meningkatnya ilmu pengetahuan ilmiah, biomedis, dan teknologi medis
atau keperawatan membawa perbaikan metode untuk mengatasi
penyakit.
6. Berkembangnya tim kesehatan dan meningkatnya keahlian tenaga
kesehatan dan keperawatan dan munculnya berbagai kategori tenaga
kesehatan yang baru.
7. Pola pelayanan kesehatan yang baru untuk menunjang pencapai
kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000.
8. Kurangnya tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau
wewenang kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
9. Masyarakat menjadi partner kerja yang aktif dalam pelayanan kesehatan
masyarakat. Banyak pelayanan kesehatan yang dilaksanakan diluar
rumah sakit, misal rehabilitasi mental health dan sebagainya.

Dilihat dari berbagai perubahan tersebut, peranan yang dapat dilakukan


oleh perawat kesehatan semakin besar melalui intervensi perawatan
kesehatan masyarakat diberbagai tingkat pelayanan dalam mengatasi
masalah kesehatan atau keperawatan karena kelalaian, ketidaktahuan dan
kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan demikian
peranan perawat kesehatan masyarakat untuk masa-masa kini dan yang
akan datang semakin penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

B. Pengembangan Berwawasan Kesehatan


Profesionalisme keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi
keperawatan yang telah terbentuk (1984) mengalami perubahan dan
perkembangan karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan
masyarakat. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap
sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat.
Profesi Keperawatan, profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari
profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif
dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia agar keberadaannya
mendapat pengakuan dari masyarakat. Untuk mewujudkan pengakuan
tersebut, maka perawat masih harus memperjuangkan langkah-langkah
profesionalisme sesuai dengan keadaan dan lingkungan sosial di Indonesia.
Proses ini merupakan tantangan bagi perawat Indonesia dan perlu
dipersiapkan dengan baik, berencana, berkelanjutan dan tentunya
memerlukan waktu yang lama.

Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai dengan
perubahan-perubahan yang cepat disegala bidang, menuju kepada keadaan
yang lebih baik. Di bidang kesehatan tuntutan reformasi total muncul karena
masih adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan
antar golongan, kurangnya kemandirian dalam pembangunan bangsa dan
derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal di bandingkan dengan
negara tetangga. Reformasi bidang kesehatan juga diperlukan karena adanya
lima fenomena utama yang mempunyai pengaruh besar terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan yaitu
1. perubahan pada dinamika kependudukan,
2. temuan substansial IPTEK kesehatan/kedokteran,
3. tantangan global,
4. perubahan lingkungan dan
5. demokrasi disegala bidang.

Berdasarkan pemahaman terhadap situasi dan adanya perubahan


pemahaman terhadap konsep sehat sakit, serta makin kaya nya khasanah
ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan bersifat
multifaktoral, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah
paradigma baru, yaitu paradigma sehat. Paradigma sehat yang diartikan disini
adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan dan
perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang
sakit, sehingga kebijakan akan lebih ditekankan pada upaya promotif dan
preventif dengan maksud melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi
lebih sehat dan roduktif serta tidak jatuh sakit.

Disisi lain, dipandang dari segi ekonomi, melakukan investasi dan intervensi
pada orang sehat atau pada orang yang tidak sakit akan lebih cost effective
dari pada intervensi terhadap orang sakit. Pada masa mendatang, perlu
diupayakan agar semua policy pemerintah selalu berwawasan kesehatan,
motto-nya akan menjadi “Pembangunan Berwawasan Kesehatan”. Bila
secara konsekwen paradigma sehat telah kita gunakan, peningkatan derajad
kesehatan masyarakat akan lebih cepat tercapai dengan biaya yang lebih
efisien. Sehingga viei Departemen Kesehatan Indonesia Sehat 2010 dapat
tercapai. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010, misi Depkes
adalah :
1. Penggerak pembangunan nasional berwawasan kesehatan
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan ksehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau.
4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk sehat.

Untuk mencapai misi dan misi tersebut, telah dikembangkan pilar strategi
pembangunan kesehatan yang meliputi :
1. Paradigma sehat/pembangunan berawawasan kesehatan
2. Profesionalisme
3. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
4. Desentralisasi

Apabila dikaitkan antara visi dan misi Depkes tersebut, maka dapat ditarik
hubungan antara misi ketiga (profesionalisme) yaitu; melalui “Pengembangan
Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan” dalam upaya mewujudkan
keperawatan sebagai profesi di Indonesia. Hal ini bertujuan memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau,
dan perlu didukung oleh sumber daya pelaksana kesehatan termasuk
didalamnya tenaga keperawatan yang cukup baik dalam jumlah maupun
kualitas melalui Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai profesi,
keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal
kemampuan teknis dan moral. Dengan demikian diharapkan terjadi
perubahan besar yang mendasar dalam upaya berpartisipasi aktif
mensukseskan program pemerintah dan berwawasan yang luas tentang
profesi keperawatan.
Perubahan tersebut bisa dicapai apabila pendidikan tinggi keperawatan
tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan perkembangan pelayanan dan
program pembangunan kesehatan seiring dengan perkembangan IPTEK
bidang kesehatan/keperawatan serta diperlukan proses pembelajaran baik
institusi pendidikan maupun pengalaman belajar klinik di rumah sakit dan
komunitas. Jika dianalisa lebih mendalam, ada empat tantangan utama yang
sangat menentukan terjadinya perubahan dan perkembangan keperawatan di
Indonesia, yang secara nyata dapat dirasakan khususnya dalam sistem
pendidikan keperawatan, yaitu
(1) terjadinya pergeseran pola masyarakat Indonesia;
(2) Perkembangan IPTEk;
(3) Globalisasi dalam pelayanan kesehatan; dan
(4) Tuntutan tekanan profesi keperawatan.

(1) Transisi Pola Masyarakat Indonesia


Pergeseran pola masyarakat agrikultur ke masyarakat industri dan dari
masyarakat tradisional berkembang menjadi masyarakat maju, menimbulkan
dampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk
aspek kesehatan. Kendatipun masih ada masyarakat yang menderita
penyakit terkait dengan kemiskinan seperti infeksi, penyakit yang disebabkan
oleh kurang gizi dan pemukiman tidak sehat, tetapi penyakit atau kelainan
kesehatan akibat pola hidup modern juga sudah makin meningkat. Angka
kematian bayi dan angka kematian ibu sebagai indikator derajad kesehatan,
masih tinggi. Peningkatan umur harapan hidup juga mengakibatkan masalah
kesehatan yang terkait dengan masyarakat lanjut usia seperti penyakit
generatif. Begitu pula masalah kesehatan yang berhubungan dengan
urbanisasi, pencemaran kesehatan lingkungan dan kecelakaan kerja
cenderung meningkat sejalan dengan pembangunan industri. Selain masalah
kesehatan yang makin kompleks, pergeseran nilai-nilai keluarga pun turut
terpengaruh di mana berkembang kecenderungan keluarga terhadap
anggotanya menjadi berkurang. Keadaan ini akan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan dan kesejahteraan kelompok lanjut usia yang cenderung
meningkat jumlahnya dan sangat memerlukan dukungan keluarga. Selain
daripada itu, kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan
penghasilan yang lebih besar membuat masyarakat Indonesia lebih kritis dan
mampu membayar pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan.

(2) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Perkembangan IPTEk menuntut kemampuan spesifikasi dan penelitian bukan
saja agar dapat memanfaatkan IPTEK, tetapi juga untuk menapis dan
memastikan hanya IPTEK sesuai dengan kebutuhan dan sosial budaya
masyarakat Indonesia yang akan diadopsi, disamping tentunya untuk
mengembangkan IPTEK baru lainnya. IPTEK juga berdampak pada biaya
kesehatan yang makin tinggi dan pilihan tindakan penanggulangan maslah
kesehatan yang makin banyyak dan kompleks, selain tentunya menurunkan
jumlah hari rawat (Hamid, 1997; Jerningan, 1988). Penurunan jumlah hari
rawat mempengaruhi kebutuhan pelayanan keeshatan yang belih berfokus
kepada kualitas bukan hanya kuantitas, serta meningkatkan kebutuhan untuk
pelayanan / asuhan keperawatan di rumah dengan mengikutsertakan klien
dan keluarganya. Perkembangan IPTEk harus diikuti dengan upaya
perlindungan terhadap hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
aman, hak untuk diberitahu, hak untuk memilih tindakan yang akan dilakukan
dan hak untuk didengarkan pendapatnya. Oleh karena itu, pengguna jasa
pelayanan kesehatan perlu memberikan persetujuan secara tertulis sebelum
dilakukan tindakan (informed cinsent).

(3) Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan


Pada dasarnya dua hal utama dari globalisasi yang akan berpengaruh
terhadap perkembangan pelayanan keseahtan termasuk pelayanan
keperawatan adalah :
1) tersedianya alternatif pelayanan, dan
2) persaingan penyelenggaraan pelayanan untuk menarik minat pemakai jasa
pelayanan kualitas untuk memberikan jasa pelayanan keseahtanyang terbaik.
Untuk hal ini berarti tenaga kesehatan, khususnya tenaga keperawatan
diharapkan untuk dapat memenuhi standar global dalam memberikan
pelayanan / asuhan keperawatan. Dengan demikian diperlukan perawat yang
mempunyai kemampuan profesional dengan standar internasional dalam
aspek intelektual, interpersonal dan teknikal, bahkan peka terhadap
perbedaan sosial bidaya dan mempunyai pengetahuan transtruktural yang
luas serta mampu memanfaatkan alih IPTEK.

(4) Tuntutan Profesi Keperawatan


Keyakinan bahwa keperawatan merupakan profesi harus disertai dengan
realisasi pemenuhan karakteristik keperawatan sebagai profesi yang disebut
dengan profesional (Kelly & Joel, 1995). Karakteristik profesi yaitu :
1. Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan melalui penelitian
2. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain.
3. Pendidikan yang memenuhi standar
4. Terdapat pengendalian terhadap praktek
5. Bertanggung jawab & bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan
6. Merupakan karir seumur hidup
7. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.
Praktek keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional masyarakat
penggunaan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu
dasar serta ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian,
menegakkan diagnostik, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan
keperawatan dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta
mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk menentukan tindakan
selanjutnya. Selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal dan
teknikal, perawat juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan
bersedia menanggung resiko, bertanggung jawab dan bertanggung gugat
terhadap tindakan yang dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan
mengatur dirinya sendiri. Dapat disimpulkan bahwa menghadapi tantangan
yang sangat berat tersebut, diperlukan perawat dengan sikap yang selalu
dilandasi oleh kaidah etik profesi. Upaya yang paling strategik untuk dapat
menghasilkan perawat profesional melalui pendidikan keperawatan
profesional dan beberapa langkah yang telah disebutkan diatas.

  C.    Trend Keperawatan di Masa Depan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk
bidang kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan
perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan
akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan
pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan
keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan
keterampilan belaka kepada pelayanan profesional yang berpijak pada
penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan
keperawatan.
Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif
kepada peran aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif
dan rehabilitatif.
Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu
profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan
keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan,
pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi
organisasi profesi (PPNI).
1.      Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan

Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan


yang profesional, telah memicu perawat untuk terus mengembangkan
dirinya dalam berbagai bidang, terutama penataan sistem pendidikan
keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan dengan landasan yang
kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan
kerangka konsep pendidikan.

a.       Wawasan Keilmuan

Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III


keperawatan 1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas
lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya:
·         Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila,
Kewiraan dan Etika Umum)

·         Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi


dan Biokimia, Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi
dan Patologi.

·       Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika
Keperawatan, Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV
dan V, Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II,
Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III,
Keperawatan Keluarga, Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan
Gerontik, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,
Keperawatan Profesional dan Pengantar Riset Keperawatan.

Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan,


yaitu dengan berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998.

Sementara itu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia


(FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen
Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Komunitas.
Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan
Keperawatan Medikal Bedah.

Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan


diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang
keperawatan.

b.      Orientasi Pendidikan

Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi


pada pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman
belajar baik kelas, laboratorium dan lapangan tetap mengikuti
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala
sumber yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan
dapat meningkatkan pelayanan keperawatan dan persaingan global.
c.       Kerangka Konsep

Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar


aktif mandiri, pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan
iptek keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional
keperawatan.

2.      Perkembangan Pelayanan Keperawatan

Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional


dengan fokus asuhan keperawatan dengan peran preventif dan promotif
tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif harus didukung dengan
peningkatan sumber daya manusia di bidang keperawatan. Sehingga
pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya
pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.

Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti


keperawatan profesional, seperti:

·         Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan

·         Praktik keperawatan di rumah (home care)

·         Praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama,


dan

·         Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan


Kepmenkes No. 647 tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi
Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik
Keperawatan.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa trend
atau perkembangan keperawatan Indonesia di masa yang akan datang
dipengaruhi oleh meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan yang profesional, telah memicu perawat untuk terus
mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang, terutama penataan
sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan
dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan,
orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan.

3.2  Saran
Diharapkan perawat Indonesia di masa kini mampu meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap masyarakat demi terwujudnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk dapat menjadi perawat
profesional, perawat diharuskan untuk terus mengembangkan wawasan
dalam bidang kesehatan dan terus melatih diri. Sehingga perkembangan
perawat yang professional akan terus meningkat dan di masa yang akan
datang akan terlahir perawat-perawat professional Indonesia yang mampu
membanggakan bangsa dan Negara.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar - Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta:EGC

Jerimeiyanti, Eriska.2017. Trend Keperawatan Dimasa Yang Akan Datang.


https://slidedocument.org. Diakses pada 20 November 2017

Anda mungkin juga menyukai