Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

GADAR PADA KASUS


FRAKTUR SERVICAL,
SYINDROME KOMPARTEMEN,
EMBOLI LEMAK
KELOMPOK 5
1. ALBERTUS MUKTI W.
2. F. LUN AVIT
3. HELENA M. OPING
4. MELANIA EKA R. H.
Latar Belakang
Di Indonesia kecelakaan merupakan penyebab kematian ke
empat, setelah penyakit jantung, kanker, dan stroke, tercatat
±50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3% penyebab
kematian ini karena trauma langsung medulla spinalis, 2%
karena multiple trauma. Insiden trauma pada laki-laki 5 kali
lebih besar dari perempuan. Ducker dan Perrot melaporkan
40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu lintas,
20% jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi
fraktur atau fraktur dislokasi cervical paling sering pada C2
diikuti dengan C5 dan C6 terutama pada usia dekade 3
FRAKTRUR CERVICAL
Mekanisme
01 Pengertian
Trauma servical adalah suatu keadaan cidera
02 terjadinya
pada tulang belakang servical dan medulla
spinalis yang disebabkan oleh dilokasi, Penyebab tersering terjadinya cidera tulang
sublukasi atau fraktur vertebrata servikalis belakang cervical adalah kecelakanaan
dan ditandai dengan kompresi ada medulla mobil, kecelakaan motor, jatuh, cidera olah
spinalis daerah servikal raga dan luka akibat tembakan atau pisau.
Menurut mekanisme terjadinya cidera,
cidera servikal dibagi atas fleksi, fleksi
rotasi , ekstensi dan kompresi aksial. Cidera
cervical atas adalah fraktur atau dislokasi
yang mengenai basis occiput-C2. Cidera
tulang belakakng cervical bawah termasuk
fraktura dan dislokasi ruas tulang belakang
C3-C7. Ruas tulang belakang C5 adalah
tersering mengalami fraktur
Beberapa saat setelah terjadi kecelakaan pada servical
maka akan terjadi kerusakan secara structural yang
mengakibatkan gangguan pada saraf spinal dan
pembuluh darah sekitar yang akan menghambat suplai
oksigen ke medulla spinalis. Atau akan terjadi iskemik
pada jaringan tersebut. Karena terjadi iskemik pada
jaringan tersebut, dalam beberapa menit atau jam
kemudian aka nada pelepasan vasoactive agent dan
cellular enzyme yang menyebabkan kontriksi kapiler
pada pusat substansi abu-abu medulla spinalis. Ini
merupakan permulaan dari cidera neural sekunder pada
cidera medulla spinalis. Selanjutnya adalah peningkatan
level Ca pada intraseluler yang mengakibatkan
terjadinya depolarisasi pada sel. Hypoxia akan
merangsang pelepasan ketokelamin sehingga terjadi
perdarahan dan nekrosis pada sel
Komplikasi
a.Syok neurogenic

b.Syok spinal

c.Hipoventilasi

d.Hiperfleksia autonomic
Pengkajian Primer
1)Airway
Adanya desakan otot diagfragma dan intercostal akibat cidera spinal sehingga
mengganggu jalan nafas
2)Breathing
Pernafasan dangkal. Penggunaan otot-otot pernafasan, pergerakan dinding dada
3)Circulation
Hipotensi, bradikardi, kulit teraba hangat dan kering. polikilotermi
4)Disability
Kaji kehilangan Sebagian atau keseluruhan kemmapuan bergerak, kehilangan sensasi
dan kelemahan otot
5)Exposure
Adanya deformitas pada daerah tulang belakang
Diagnosa
Manajemen Medis Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan
Lakukan stabilisasi segera ditempat
dengan kelemahan otot diagfragma
kejadian. Berikan penilaian primary survei
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen
dan secondari survai, manajemen
cidera fisik
hemodinamik dan gangguan otonom sagat
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
penting pada trauma akut. Fiksasi tulang
dengan kerusakan musculoskeletal dan
belakang sesuai indikasi, pakaikan collar
neuro muscular
untuk mencegah memperparah cidera
SINDROME KOMPARTEMEN
Pengertian Mekanisme terjadinya
Terjadinya sindrom kompartemen melibatkan hemostasis
Sindrom kompartemen adalah suatu kondisi jaringan lokal yang mengakibatkan peningkatan tekanan
dimana terjadi peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler, dan nekrosis
intertisial didalam ruang yang terbatas yaitu jaringan lokal. Peningakatan tekanan jaringan akan
didalam kompartemen osteofasial yang menyebabkan terjadinya obstruksi vena. Peningkatan terus
tertutup tertutup. Peningkatan tekanan intra menerus akan menyebabkan tekanan arteriolar
compartemen akan mengakibatkan intramuskular akan meninggi sehingga akan menyebabkan
berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan kebocoran plasma ke dalam ruang kompartemen sehingga
oksigen jaringan sehingga terjadi gangguan peningkatan tekanan intrakompartemen akan semakin besar.
sirkulasi dan fungsi jaringan didalam ruang Akibatnya akan terjadi stasis kapiler. Jika keadaan ini terus
tersebut berlanjut akan menyebabkan terjadinya keadaan yang
irreversibel yang berakhir pada nekrosis jaringan
Komplikasi
Apabila kompartemen sindrom tidak mendapat
penanganan dengan segera, akan menimbulkan
berbagai dampak antara lain:

a.DIC(Disseminated Intravascular Coagulatin)

b.Venous Tromboemboli

c.PE(Polietilena)

d.DVT(Deep Venous Tromboliticum)


Manajemen Medis
1. Posisikan bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari
bagian dada dan ganjal menggunakan bantal atau selimut
yang dilipat.

2. Jika menggunakan perban, pastikan perban yang


digunakan tidak terlalu ketat.

3. Kompresarea yang cedera dengan es atau air es untuk


mengurangi bengkak.

4. Kurangi intensitas olahraga dan berhenti saat tubuh


sudah merasa lelah

5. Konsultasikan ke dokter bila mengalami cedera.


Diagnosa
Keperawatan
a.Perfusi perifer tidak efektif
berhubungan dengan sindrom
kompartemen

b.Nyeri akut berhubungan dengan


kerusakan jaringan kompartemen

c.Gangguan mobilitas fisik berhubungan


dengan nyeri
Emboli Lemak

Pengertian Mekanisme terjadi Komplikasi


adanya gumpalan lemak Kerusakan organ akibat
Meskipun mekanisme yang
yang terdapat pada sistem kekurangan oksigen,
tepat dalam FES tidak
peredaran darah dengan Infeksi akibat kematian
diketahui, komponen
atau tanpa gejala klinis, FE organ (gangren), Amputasi
mekanikal dan biokemikal
ini paling sering ditemukan tangan atau kaki, Cacat
dapat berkontribusi
pada daerah yang terdapat permanen, Kerusakan otak,
terhadap patologi dan
banyak mirkovaskular, jantung, atau
fisikal manifestasi dari
contohnya pada paru-paru paru,Syok,Kematian
FES
(pulmonary FE) dan otak mendadak
(cerebral FE)
Pengkajian
Focus pengkajian pada pasien dengan
emboli lemak adalah pada saat periode 24-
72 jam antara cidera dan onset gejala.
Perhatikan apakah ada beberapa gejala
yang timbul seperti:
a.Sesak nafas dan nyeri dada
b.Demam dengan deyut nadi ireguler
c.Ruam petekie biasanya dibagian anterior
] lengan, leher, mukosa mulut dan
konjungtiva
d.Gejala system saraf pusat
e.Renal(oliguria, hematuria atau anuria)
Manajemen medis
Manajemen sindrom emboli untuk
memastikan oksigenasi arteri yang baik.
Laju aliran tinggi oksigen diberikan untuk
mempertahankan tekanan oksigen arteri
dalam batas normal.

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b. d
perubahan membra alveolus-kapiler
2. Pola nafas tidak efektif b.d sindrom
hipoventilasi
3. Risiko perfusi serebral tidak efektif dd
embolisme
THANK’S

Anda mungkin juga menyukai