Anda di halaman 1dari 15

Fajar Surahmi

Indrawati (2003) : adalah komunikasi yang


direncanakan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

Manfaat :
Adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja
sama antara perawat dan pasien melalui hubungan
perawat dan pasien.mengidentifikasi,mengungkap
perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan
yg dilakukan oleh perawat (indrawati 2003)
 Lansia mengalami banyak perubahan,misal
pada aspek fisik berupa perubahan neurologi
dan sensorik,perubahan visual,perubahan
pendengaran.
 Perubahan tersebut dapat menghambat proses
dan interprestasi terhadap maksud komunikai.
 Perubahan kognitif yg berpengaruh pada
tingkat intelegensi,kemampuan belajar,daya
memory dan motivasi klien.
 Perubahan emosi berupa reaksi penolakan
terhadap kondisi yg terjadi, misalnya :
- tidak percaya terhadap
diaknosa,gejala,perkembangan serta
keterangan yg diberikanpetugas kesehatan.
- mengubah keterangan, shg diterima keliru.
- menolak membicara perawatnya di RS.
menolak ikut serta dalam perawatan dirinya.
- menolak nasehet.
1.Pendekatan fisik :
mencari informasi tentang kesehatan
obyektif,kebutuhan,kejadian yg
dialami,perubahan fisik.
2. Pendekatan psikologis :
dalam hal ini perawat berperan sebagai
konselor,advokat,supporter,penampung
masalah yg pribadi dan sebagai sahabat yg
akrap.
3. Pendekatan Sosial :
hal ini dilakukan untuk meningkatkan
ketrampilan berinteraksi dalam lingkungan.
dg mengadakan diskusi,tukar
pikiran,bercerita,bermain atau mengadakan
kegiatan berkelompok.
4. Pendekatan Spiritual.
perawat harus bisa memberikan kepuasan batin
dalam hub dengan Tuhan atau agama yg dianut
terutama ketika klien dalam keadaan sakit.
1.Tehnik Asertif :
adalah sikap yg dapat
menerima,memahami lawan bicara
dg sikap peduli,sabar dll.
sikap ini sangat membantu petugas
kesehatan untuk menjaga hubungan
yg terapeutik dg lansia.
2.Responsip :
berespon berarti bersikap aktif dan akan
menciptakan perasaan tenang bagi lansia.
3. Fokus.
sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap
konsisten terhadap materi komunikasi.
4. Supporttif.
emosi lansia relatif labil, selama memberi
dukungan petugas kesehatan jangan terkesan
menggurui.
5. Klarifikasi :
yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan
ulang dan meberi penjelasan lebih dari satu kali.
6. Sabar dan iklas :
jangan sampai menimbulkan kerusakan
hubungan dengan lansia.
1. Agresif : ditandai dg perilaku sbb :
- berusaha mengontrol dan mendominasi
lawan bicara.
- meremehkan orang lain.
- mempertahankan hak nya dg menyerang
orang lain.
- menonjolkan diri sendiri.
- mempermalukan orang lain di depan umum.
2. Non asertif/submisif.: ditandai dg :
- Menarik diri bila diajak berbicara.
- Rendah diri.
- Merasa tidak berdaya.
- Diam dan pasif.
- Mengikuti kehendah orang lain.
- Mengorbankan kepentingan diri nya.
 Agar komunikasi berjalan dengan efektif :
1.Selalu mulai komunikasi dengan mengecek
pendengaran klien.
2.Keraskan suara bila perlu.
3. dapatkan perhatian klien sebelum
berbicara.pandanglah dia agar dapat melihat
mulut anda.
4. Atur lingkungan sehingga kondusif.
5.Ketika merawat lansia dengan gangguan
komunikasi,ingat kelemahan nya.
6. Bertindaklah sebagai patner yang bertugas
memfasilitasi klien.
7. Berbicara dengan pelan dan jelas, gunakan
kalimat pendek dengan bahasa yang sederhana.
8. Serasikan bahasa tubuh anda dengan
pembicaraan anda.
9.Ringkaslah hal-hal yang penting dari
pembicaraan tersebut.
10.Berilah klien waktu yang banyak untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan anda.
11.Biarkan ia membuat kesalahan jangan
menegurnya secara langsung.
12. Jadilah pendengar yang baik.
13. Arahkan ke suatu topik.
14. jika mungkin ikutkan keluarga bersama anda.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai