Anda di halaman 1dari 14

TREN DAN ISU KEPERAWATAN KOMUNITAS

Di susun oleh :

IRNA SULISTIYANI

30901800097

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2020
BAB 1 
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai
wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan
preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan
dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya
berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan
teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan
berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend dan Isu
Keperawatan Komunitas serta Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang semakin meningkat dan
mendesak, perlu mendapatkan perhatian yang serius bagi semua kalangan yang berkompeten,
khususnya Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor:
81/1995, yang menyebutkan bahwa layanan prima adalah layanan yang memberikan
kepuasan pelanggan, maka untuk menghadapai tuntutan masyarakat, harapan Kepala
Puskesmas serta mengacu pada visi Pemerintah Kabupaten Klungkung tersebut diatas, Dinas
Kesehatan merespon tuntutan dan harapan masyarakat tersebut dengan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di Puskesmas melalui strategi “Puskesmas Idaman”, yaitu Puskesmas
yang fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

1.2 Tujuan

· Mengidentifikasi trend dalam keperawatan komunitas di Indonesia


· Mengidentifikasi isu dalam keperawatan komunitas di Indonesia
· Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan komunitas perawat di Indonesia.

1.3 Manfaat
Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu
keperawatan mkomunitas di Indonesia

 Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan komunitas


 Mengetahui keterkaitan keperawatan komunitas dengan trend dan isu yang
berkembang dalam bidang kesehatan
 Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isu Aspek Legal

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan
kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan
di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang
(perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi
negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna
menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti
akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan
dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan
kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi
prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan
kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan
keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan
model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi
dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu
ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam
bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang


diberikan harus tetap terjaga
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan
potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet
atau telepon) dan keuntungannya
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol
dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan
penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
2.2 Tren dan Isu Keperawatan Komunitas

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus-


menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga pemenuhan dan
metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan
perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan tersebut.
Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena focus asuhan
keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan adalah
berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan,
baik peserta didik dari D3 keperawatan, S1 keperawatan atau kesehatan masayrakat
sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 atau kesehatan.
Tren paraktik keperawatanmeliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan.
Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam
keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan
yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori,
pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan professional
menggambarkan trend an praktik keperawatan.

Tren yang sedang dibicarakan adalah:

1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional


2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
3. Puskesmas Idaman

2.2.1 Pengaruh Politik terhadap Keperawatan professional

Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu


ada beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia
Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat
kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada
perwat mengenai masalah keperawatan komunitas.
Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau
meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk memperlihatkan bahwa
kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan (Rogge,1987).
Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat adalah wanita
dan poolitik merupakan dominasi laki-laki (Marson,1990) .
Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar
dalam kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan tempat perawtan
professional.
Organisasi keperawatan mampu memgabungkan semua upaya seperti pada Nursing
Agenda For Healt Care Reform (Tri-council,1991).
Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum keperawatan,
sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas lingkungan
praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayanan kesehatan.

2.2.2 Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan

Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung semakin


berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran
perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah
kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara
keseluruhan. Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang
dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat
pelayanan akan semakin besar dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat

1. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat (population) dan


perubahan dalam gambaran penduduk, diantaranya perubahan dalam komposisi usia,
penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota besar.
2. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu perubahan
penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti penyakit jantung, kanker,
depresimental dan ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan, alkoholisme, dan yang
akhir-akhir ini marak adalah penyalahgunaan narkotika.
3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social. Perkembangan
industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat dengan di sertai perubahan-
perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-kelompok
masyarakat baru, masalh individu, dan masyarakat.

4. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan akan


meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan
kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan pencpaian
kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000.
5. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau wewenang
pada perawat.
6. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit, misalnya pelayanan
pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.

2.3 Puskesmas Idamam

Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu


yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang
sesuai dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas
Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan, oleh karena itu
Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “ Puskesmas yang mengatur
Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang memenuhi harapan Masyarakat”.
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang bermutu
yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.

Visi dan Misi Puskesmas Idaman

1. ”Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas Idaman yang


menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan
datang yaitu Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.

2. Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan misi sebagai berikut:

 Memastikan Pelanggan Puskesmas.Pelanggan Puskesmas perlu diketahui, untuk


mengetahui seberapa besar potensipasar yang akan kita layani.
 Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.Psikografi pelanggan perlu diketahui
untuk mengetahui budaya , perilaku dankebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, sehingga kita dapat mengantisipasi bentuk pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan.
 Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas Idaman.Pola pikir semua
pegawai perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua pegawai mempunyai
polapikir yang sama untuk menyelenggarakan pelayanan prima di Puskesmas Idaman.
 Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut mengambil keputusan dan
memberikan saran dalam pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.Pegawai di garis
depan “front liner” seperti petugas parkir dan loket, merupakan orang pertama yang
kontak dengan pelanggan, oleh karena itu mereka banyak mengetahui informasi yang
kita butuhkan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan pelayanankesehatan di
Puskesmas Idaman.
 Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan pada Pelanggan.Dengan
memberi pelayanan kesehatan yang memberi kesan ”WOO”, maka hal tersebut akan
membanggakan dan memuaskan pada pelanggan yang juga dapat berfungsi sebagai
promosi antar pelanggan.
 Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk menciptakan ”Customer
Market Relationship”.Komunikasi dengan pelanggan yang terjalin baik, akan
menimbulkan ikatan batin antar mereka sehingga hal tersebut akan membuat
pelanggan menjadi loyal.
 Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
Perubahan organisasi akan terjadi terus menerus, baik karena pengaruh
lingkungan internal maupun eksternal serta tuntutan pelanggan yang terus berubah,
untuk itu Puskesmas Idaman harus selalu dapat menyesuaikan perubahan tersebut,
sehingga dapat terus mempertahankan pelayanan kesehatan yang memuaskan
pelanggan.

Manfaat Puskesmas Idaman

1. Bagi Masyarakat

a. Mendapat pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau


b. Masyarakat mampu mendapat pelayanan kesehatan sesuai keinginan
c. Masyarakat tidak mampu/maskin mendapat pelayanan kesehatan standard

2. Bagi Pemerintah Daerah

a. Pemerintah Daerah dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat


b. Meningkatkan citra Puskesmas, citra Pemerintah Daerah serta meningkatkan daya
saing
c. Pemberian subsidi pada masyarakat miskin lebih efektif dan efisien

3. Bagi Tenaga Kesehatan

a. Pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan meningkat


b. Motivasi Tenaga kesehatan meningkat
c. Kesejahteraan tenaga kesehatan meningkat
d. Tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan: profesioanal
sesuaidengan pendidikannya, unggul dalam prestasi serta sopan dan santun dalam
memberikan pelayanan.
e. Tenaga kesehatan berpenampilan rapi dan bersih, khusus untuk dokter dan dokter
gigi memakai jas dokter pada saat melayani pasien.
f. Obat yang diberikan kepada pasien adalah obat generik berblister
g. Pelanggan diperlakukan secara ramah dan sopan serta dengan penuh simpati
dibantu sepenuhnya keperluaanya datang ke Puskesmas.
h. Tenaga kesehatan cepat dan tanggap dalam merespon keluhan dan keinginan
pelanggan
i. Semua pegawai Puskesmas mempunyai komitmen, etika dan semangat/motivasi
yang tinggi untuk melaksanakan pelayanan prima di Puskesmas
j. Tempat pelayanan kesehatan ditata rapi dan bersih, dan ber-AC, sehingga member
kenyamanan pada pasien dan tenaga kesehatan yang melayaninya
k. Ruang tunggu pasien ditata rapi dan bersih serta dilengkapai sarana hiburan yang
sesuai dengan harapan pasien
l. Kamar mandi dan WC bersih, tidak bau dan cukup air, serta dibersihkan setiap hari
m. Lingkungan Puskesmas dibuat taman yang membuat suasana asri dan segar.
n. Supervisi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali dan ditindaklanjuti dengan
pertemuan pemecahan masalah di Dinas Kesehatan
o. Survey kepuasan pelanggan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali serta
ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan kesehatan
p. Manajemen Puskesmas Idaman berpedoman pada SK Menkes RI No:
128/MENKES/SK/II/2004 tentang: Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

Upaya dan Azas Penyelenggaraan

1. Upaya Kesehatan

Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Idaman upaya kesehatan


perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan
menjadi dua yakni:

a. Upaya Kesehatan wajib adalah upaya kesehatan yang wajib dillaksanakan oleh
Puskesmas Idaman, upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

a) Upaya Promosi Kesehatan


b) Upaya Kesehatan Lingkugan
c) Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta Keluarga Berencana
d) Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat
e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f) Upaya Pengobata

b. Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan inovatif berdasarkan
permasalahan kesehatan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas.

a) Upaya Kesehatan Sekolah


b) Upaya Kesehatan Olah Raga
c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d) Upaya Kesehatan Kerja
e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f) Upaya Kesehatan Jiwa
g) Upaya Kesehatan Mata
h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i) Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional

2. Azas Penyelenggaraan

a. Azas pertanggungawaban wilayah, artinya Puskesmas Idaman bertanggung jawab


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya.
b. Azas pemberdayaan masyararakat, artinya Puskesmas Idaman wajib
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas.
c. Azas keterpaduan, artinya penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu baik keterpaduan lintas program aupun lintas sektor.
d. Azas rujukan, artinya untuk menyelesaikan berbagai masalah kesehatan di
Puskesmas yang mempunyai kemampuan terbatas, perlu ditopang oleh azas rujukan,
baik rujukan upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.

3. Upaya Peningkatan Mutu

a. Fokus utama peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Idaman, terletak


pada dua aspek:
a) Peningkatan wawasan dan ketrampilan tenaga kesehatan, serta
b) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
c. Memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan yang fokus pada pelanggan, artinya
perbaikan manajemen ditujukan untuk memberikan kepuasan pada pelanggan
d. Kepuasan pelanggan dapat diperoleh jika pelayanan kesehatan dapat mengatasi hal-
hal yang tidak disukai pelanggan
e. Pelanggan yang puas akan menjadi loyal yang juga berakibat pada peningkatan
kunjungan
f. meningkatan kunjungan akan berakibat bertambahnya pendapatan bagi Puskesmas
Idaman Pendapatan yang diperoleh dipergunakan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan disamping memberi insentif pada tenaga kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam


perawatan, terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu
memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan
memberikan dukungan secara langsung (online). Kesinambungan pelayanan ditingkatkan
dengan memberi kesempatan kontak yang sering antara penyedia pelayanan kesehatan dan
pasien dan keluarga-keluarga merek Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di
banyak Negara.
Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik dimana
perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan
otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran perawat
meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai
profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan
keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik.

3.2 Saran

Diharapkan kepada mahasiswa STIKes CIREBON yang nantinya sebagai tenaga


kesehatan di masyarakat dapat mengetahui Trend an Isu Keperawatan Komunitas dan dapat
memberikan pengetahuan tersebut kepada masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

American Nurses’ Association, Council of Community Health Nurses, 1986. “Standards of


Community Health Nursing Practice”. Kansas city: ANA.

American Nurses’ Association.1986. “Standards of Community Health Nursing Practice”.


Washington DC: Author

Departemen RI.1993. ”Perawatan Kesehatan Masyarakat”. Jakarta: Depkes RI Departemen


RI.1998. “Proyek Peningkatan Pelayanan Puskesmas, Modul A-E, pengembangan Program
Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar”.
Diposkan oleh eka novriady di 08.54

Anda mungkin juga menyukai