Anda di halaman 1dari 24

TREND DAN ISU KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH

Disusun oleh
Kelompok ll
 Ainun N
 Dyah Fatmawaty Abdul
 Hayatul fitri
 Cindrawati Tahir
 Aswidayanti
 Fadillah

AKADEMI KEPERAWATAN YAPMA MAKASSAR


2019
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia
baikdalam
tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya
maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahanperubahan yang
terjadi di lingkungannya setiap saat.Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu
keperawatan juga tidak terle
pas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan,
variasi jenis
penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang
terjadi
akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan
asuhan
keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend
dan
Isu Keperawatan Medikal Bedah serta Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia.

TUJUAN

1. Mengidentifikasi trend dalam keperawatan medikal bedah di Indo


Nesia
2. Mengidentifikasi issue dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia3.
3. Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan medikal bedah terhadap perawat di
Indonesia.
4. Mengetahui issue aspek legal dalam keperawatan
Professiona
5. Mengetahui trend keperawatan mandiri masa kini.

MANFAAT

1. Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan


isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia
2. Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu
keperawatan medikal bedah
3. Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan trend dan isu
yang
berkembang dalam bidang kesehatan
4.
4. Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklin
BAB II
B.PEMBAHASAN.
TREND DAN ISSUE DALAM KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH
ADAPULA ARTIKEL ARTIKEL YAITU:

Jumlah Pendonor dengan Kebutuhan Darah di


Payakumbuh Belum Seimbang
"Rata-rata di kita ini butuh darah sekitar 60 kantor setiap hari. Dari jumlah itu paling-
paling kita bisa bantu 20 kantong perharinya"
Oleh Agusmanto pada Thursday, 11 October 2018 jam 14:00:03 WIB

ilustrasi donor darah (net)

PAYAKUMBUH, KLIKPOSITIF -- mencapai 60 kantong darah. Dari jumlah kebutuhan


itu, hanya 20 kantong yang bisa dipenuhi Palang Merah Indonesia (PMI) Kota
Payakumbuh.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua PMI Kota Payakumbuh, Robby Muchsis. Dia menyebut,
pihaknya selalu berupaya untuk mendorong masyarakat di Kota Payakumbuh dan
Kabupaten Limapuluh Kota untuk selalu rutin melakukan donor darahnya tiga bulan
sekali.

"Rata-rata di kita ini butuh darah sekitar 60 kantor setiap hari. Dari jumlah itu paling-
paling kita bisa bantu 20 kantong perharinya," kata Robby kepada KLIKPOSITIF, Kamis
11 Oktober 2018.

Dijelaskannya, PMI Payakumbuh sendiri selalu melakukan sosialisasi kepada


masyarakat terkait pentingnya donor darah. Bukan hanya untuk membantu orang-orang
yang membutuhkan, tapi juga untuk kesehatan si pendonor sendiri.

"Masyarakat kita belum terlalu memahami tujuan dari donor darah. Masih banyak yang
masih takut untuk donor darah, padahal donor darah itu bagus untuk kesehatan,"
urainya.
"Kita melakukan inventarisir pendonor yang ada di Payakumbuh dan Kabupaten
Limapuluh Kota untuk bisa berdonor tiga bulan sekali. Sebetulnya jumlahanya belum
mencukupi jumlah pendonor dengan darah yang dibutuhkan," tambahnya kemudian.

Selain persoalan pemahaman masyarakat, peran PMI Kota Payakumbuh untuk bisa
meningkatkan jumlah pendonor juga terkendala akibat belum adanya unit transfusi darah
(UTD) di kantor PMI.

"Berhubung PMI Kota Payakumbuh baru kembali eksis dan terbentuk April lalu, UTD-nya
masih berada di Rumah Sakit Umum Dr Adnan WD Payakumbuh. Untuk di Sumbar
sendiri baru empat PMI yang memiliki UTD sendiri, yaitu Bukittinggi, Padang, Solok, dan
Tanah Datar," lanjutnya.

Karena belum tersedianya UTD itu, Robby menerangkan, peran pihaknya dalam
meningkatkan jumlah pendonor lebih kepada mengajak masyarakat. Kalau memang
Kebutuhan darah di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota setiap harinya

ada

Bagaimana Cara Depresi Merusak Otak?

Depresi adalah jenis gangguan mental kompleks yang membuat pengidapnya merasa
sedih, putus harapan, dan tidak berharga. Anda dicurigai mengalami depresi
jika gejala-gejala tersebut berlangsung terus lebih dari dua minggu.

Seseorang yang
dicurigai mengalami depresi harus mendapat penanganan medis. Kondisi ini tidak
hanya memengaruhi kestabilan emosi, tapi juga mengganggu produktivitas kerja,
hubungan sosial, bahkan sampai memunculkan keinginan bunuh diri. Bagaimana
kerusakan otak seperti itu bisa terjadi akibat depresi?
Sekilas tentang kasus depresi di Indonesia

Penelitian teranyar terkait jumlah kasus depresi di Indonesia baru-baru ini dilakukan
oleh Karl Peltzer (peneliti dari Universitas Limpopo, Afrika Selatan) dan Supa Pengpid
(peneliti dari Universitas Mahidol, Thailand).

Hasil penelitian menyebutkan bahwa jumlah kasus depresi tertinggi ditemukan pada
rentang usia remaja dan dewasa muda.

Menurut penelitian tersebut, dikutip dari intothelight.org, wanita berusa 15-19 tahun
merupakan populasi dengan angka depresi paling tinggi (32%), disusul oleh laki-laki
berusia 20-29 tahun (29 persen), dan laki-laki berusia 15-19 tahun (26 persen).

Penelitian itu juga menunjukkan bahwa tren angka depresi di Indonesia cenderung
menurun seiring bertambahnya usia. Artinya, semakin tua semakin jarang ditemukan
kasus depresi baru.

ARTIKEL TELENURSING

Abstrak

Telenursing yang biasanya dikenal dengan asuhan keperawatan jarak jauh adalah
suatu bentuk kecanggihan tekhnologi yang saat ini dimanfaatkan oleh dunia
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, melakukan praktek
keperawatan dan dapat digunakan juga sebagai media pertukaran informasi antara
sesama perawat dibelahan dunia manapun dengan menggunakan telepon, videocall,
internet, dsb. Berbagai manfaat diperoleh dengan adanya telenursing, Pasien dapat
dengan leluasa bertanya dan menghubungi pusat informasi keperawatan mengenai
kondisi kesehatannya melalui telepon, perawat pun bisa mendemonstrasikan cara
perawatan luka kepada pasien melalui cam, dsb. Ini sangat membantu dalam
memenuhi upaya kesehatan terutama upaya promotif dan preventif, selain itu dengan
adanya telenursing dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan oleh pasien karena
bisa dilakukan dengan jarak jauh. Proses keperawatan dan ruang lingkup praktek tidak
berbeda dengan telenursing hanya saja proses tersebut menggunakan teknologi
seperti internet, komputer, telepon, alat penilaian digital, dan telemonitoring peralatan.
Kata kunci: keperawatan, asuhan keperawatan, telenursing

Abstract

Telenursing is a form of sophisticated technology that is currently used by the world of


nursing in providing nursing care, nursing practice and can be used also as a medium
for the exchange of information among caregivers parts of the world using any phone,
videocall, internet , etc.. Various benefits accrue to the telenursing, patients can freely
ask questions and contact center nursing information about their health condition over
the phone, the nurse can demonstrate how wound care to patients through the cam,
etc.. This is very helpful in meeting health efforts, especially promotive and preventive,
in addition to the telenursing to minimize the costs incurred by patients because it can
be done remotely. The nursing process and the scope of practice is no different from
just telenursing process using technology such as the internet, computers, phones,
digital assessment tools, and telemonitoring equipment.

Keywords: nursing, nursing care, telenursing

Era global merupakan awal dari segala perkembangan dunia secara menyeluruh
termasuk didalamnya adalah teknologi informasi. teknologi informasi telah menjadi
kebutuhan yang terus berkembang di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut terjadi
sebagai akibat semakin majunya pola pikir manusia yang selalu ingin segera
memperoleh informasi secara cepat dan instan tanpa membutuhkan banyak tenaga
dan biaya. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, telah banyak
dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam memberikan layanan akses informasi yang
dibutuhkan, termasuk bidang kesehatan.

Kebutuhan pelayanan informasi di bidang kesehatan khususnya keperawatan


merupakan bagian yang terus membangun diri untuk dapat memberikan informasi
keperawatan secara cepat, tepat, efektif dan efisien. Perawat, sebagai pemberi layanan
keperawatan dengan asuhan keperawatannya dituntut semakin profesional dan
mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Masyarakat modern semakin familier dengan pemanfaatan media
internet untuk mendapatkan informasi keperawatan misalnya melalui telenursing,
teleconference, videoconference, call centre, dimana media ini memudahkan
masyarakat mendapatkan layanan keperawatan tanpa harus meninggalkan rumah.

Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada klien tidak pernah
mengalami perubahan dan tidak pernah tidak melewati lima proses keperawatan yaitu
pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi. Dengan memanfaatkan
kecanggihan tekhnologi, asuhan keperawatan tersebut bisa diberikan melalui jarak jauh
dan lebih praktis. Asuhan keperawatan jarak jauh tersebut telah banyak dikembangkan
di RS luar negeri yang dinamakan dengan telenursing.

KAJIAN LITERATUR
Tele adalah awalan yang berarti “di kejauhan,”. Telenursing adalah penggunaan
“teknologi untuk memberikan asuhan keperawatan dan melakukan praktik
keperawatan. Meskipun penggunaan perubahan teknologi media pengiriman asuhan
keperawatan dan mungkin memerlukan kompetensi yang berkaitan dengan
penggunaannya untuk memberikan asuhan keperawatan, proses keperawatan dan
ruang lingkup praktek tidak berbeda dengan telenursing. Perawat yang terlibat dalam
praktek telenursing terus menilai, rencana, intervensi, dan mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan, tetapi mereka melakukannya dengan menggunakan teknologi seperti
internet, komputer, telepon, alat penilaian digital, dan peralatan telemonitoring.

Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan


teknologi telekomunikasi (National Council of State Boards of Nursing, 2011). Teknologi
informasi dibidang keperawatan adalah teknologi informasi yang mengintegrasikan ilmu
keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan
mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan.
Informatika keperawatan memfasilitasi integrasi data, informasi, dan pengetahuan
untuk dukungan klien, perawat, dan penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan
mereka dalam semua peran dan pengaturan. (Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002
dalam Salim, 2010).

Telenursing telah berhasil dibeberapa negara karena dapat menghemat biaya


kesehatan, meningkatkan cakupan kesehatan jarak jauh, pedesaan dan daerah
terpencil, dapat menurunkan angka kunjungan dan memonitor pasien yang sudah
keluar dari RS.

HASIL PENELITIAN

1. The domain of telenursing: Issues and prospects

Greenberg, M Elizabeth. Nursing Economics 18. 4 (Jul/Aug 2000): 220-2, 201.

Pada jurnal ini dipaparkan masalah dan prospek telenursing kedepannya. Telenursing,
pemberian asuhan keperawatan dan jasa dengan menggunakan telekomunikasi,
meningkatkan akses terhadap intervensi asuhan keperawatan untuk klien di daerah
terpencil atau jauh (Chaffee, 1999; Helmlinger & Milholland, 1997, Yensen, 1996).
Meskipun biasanya dikaitkan dengan telephonenursing, telenursing telah berkembang
jauh melampaui penggunaan telepon, sekarang menggabungkan teknologi
telekomunikasi yang lebih luas (misalnya, interaktif video, videomonitoring, kamera
digital) (Bleich, 1998; Milholland, 1995; NCSBN, 1997).

Telenursing terbukti efektif untuk meningkatkan akses perawatan kesehatan dan


meminimalkan biaya, namun kekhawatiran khusus untuk telenursing juga telah
diidentifikasi (ANA, 1996; Hutcherson & Williamson, 1999; Valanis, 2000; Warner,
1998; Yensen, 1996). Telenursing dikhawatirkan akan menurunkan kualitas caring
antara perawat dengan klien, karna interaksi perawat dank lien hanya terjalin dari
kecanggihan tekhnologi (Ozbolt, 1996). Telenursing ini tidak boleh digunakan sebagai
pengganti asuhan keperawatan, melainkan sebagai alat untuk memperluas dan
meningkatkan pelayanan keperawatan (ANA, 1996; Warner, 1998; Yensen, 1996).
Dengan adanya telenursing, pasien turut berperan aktiv dalam meningkatkan
kesehatan pada dirinya (Hutcherson & Williamson, 1999).

Keberhasilan telenursing tergantung pada penilaian dan pengambilan keputusan


keterampilan perawat (Wheeler & Windt, 1993). Muir Gray (1997) berpendapat bahwa
dalam pelaksanaannya memerlukan pedoman-pedoman agar pelayanan keperawatan
yang diberikan menjadi lebih efektif, efisien dan konsisten. (Berg, 1997; Mead, 2000;
Wheeler & Windt, 1993).

2. Telenursing: Using technology to deliver health care

Robbins, Karen C. ANNA Journal 25. 2 (Apr 1998): 134.

Dalam artikel ini dipaparkan keuntungan dan kelebihan dari telenursing sebagai
pemanfaatan tekhnologi yang canggih dalam memberikan pelayanan
kesehatan (Bogart, Deschamps, Milholland, & Williamson, 1997). Telenursing dapat
melibatkan sejumlah teknologi mulai dari kamera canggih dan tampilan video di dua
atau lebih situs yang menyediakan interaksi real-time. Sehingga perawat dapat
memberikan perawatan langsung bagi pasien di daerah terpencil dengan
menggunakan peralatan canggih.

Dalam kecanggihan tekhnologi pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Kekurangan


dari telenursing adalah pemberian asuhan keperawatan jarak jauh tidak akan dapat
menggantikan caring dalam keperawatan, penilaian hanya terbatas pada kekritisan dari
indrawi, legalitas yang belum jelas, jaminan terhadap privacy pasien dan lain
sebagainya.

3. Development of a telenursing system for patients with chronic conditions

Kawaguchi, Takayasu; Azuma, Masumi; Ohta, Ken’ichi. Journal of Telemedicine


and Telecare 10. 4 (2004): 239-44.

Studi ini dilakukan dengan mengevaluasi kelayakan dari sistem telenursing untuk
pasien dengan kondisi kronis yang berada di rumah. Sistem berbasis Internet
memungkinkan pasien (dilengkapi dengan komputer laptop), perawat dan dokter untuk
mengakses informasi dari database pusat melalui jaringan nirkabel (128 kbit / s). Email
dan video-mail serta tanda-tanda vital data dapat dikirim setiap hari oleh pasien ke
server di sebuah pusat kesehatan regional, dan dapat diakses oleh perawat atau
dokter, yang kemudian dapat memutuskan perawatan yang tepat.

Sistem ini diuji oleh pasien laki-laki dengan diabetes mellitus tipe 2, untuk melihat
apakah telenursing akan membantu pasien dalam memanajemen kondisi dirinya.
Selama periode awal 73 hari pasien tidak diberikan pendidikan apapun, periode kedua,
71 hari, materi pendidikan diberikan. Hasilnya, telenursing dapat membantu pasien
untuk mengelola kondisinya, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan yang signifikan
pada tingkat nya glukosa darah dan hemoglobin glikosilasi (HbA (1c)) dan tekanan
darahnya. Dengan adanya penelitian ini, Kawaguchi dkk menyatakan system ini sangat
layak untuk digunakan.

Gaya hidup memiliki pengaruh yang besar pada penderita penyakit kronis seperti
diabetes. Peran perawat sangat besar dalam hal ini selain kelurga dan teman-teman
pasien yang bertindak sebagai pemberi motivasi. Telenursing memfasilitasi hubungan
ini dan dapat memperluas cakupan pelayanan keperawatan untuk pasien di rumah.

4. Universal telenursing triage in Australia and New Zealand: A new primary health
service

St George, Ian; Cullen, Matthew; Gardiner, Louise; Karabatsos, Georgia; Ng,


Joseph Yeuk-Kei, MBBS(Hons; et al. Australian Family Physician 37. 6 (Jun
2008): 476-9.

Warga Australia dan S


Imunisasi Campak: Jadwal, Manfaat, Efek
Samping
Update terakhir: OCT 16, 2019 Tinjau pada OCT 16, 2019 Waktu baca: 2 menit
Telah dibaca 1.249.271 orang

BAGIKAN ARTIKEL INI

Sebelumnya telah saya bahas mengenai penyakit campak,


dijelaskan bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan cara
membuat tubuh seorang anak menjadi kebal terhadap
virus penyebab, cara yang digunakan yaitu dengan
melakukan imunisasi. Berikut ini akan kita bahas
tentang imunisasi campak, jadwal, cara pemberian, dan efek
samping dan kontraindikasinya.

Pengertian Imunisasi Campak

Sudah disinggung sebelumnya, bahwa imunisasi ini merupakan


suatu proses memasukkan virus campak yang sudah dilemahkan
ke dalam tubuh guna merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
menghasilkan antibodi atau kekebalan terhadap penyakit campak.
Jadi manfaat imunisasi campak pada bayi
sangatlah penting karena campak dapat menular dengan mudah.

Jadwal Imunisasi Campak

Sesuai dengan rekomendasi IDAI (ikatan dokter anak Indonesia),


Jadwal Imunisasi Campak yaitu diberikan sebanyak 3 kali: Yang
pertama pada usia 9 bulan dan dosis penguatan kedua (second
opportunity pada crash program campak) 18 bulan , dosis booster
kedua saat SD kelas umur 5-7 tahun dalam program BIAS.

Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak


sama sekali, maka tetap diberikan bergantung usianya saat ini.
Bila anak berusia 9-12 bulan, berikan imunisasi ini kapan pun saat
bertemu. Bila anak berusia > 1 tahun, berikan MMR
tanpa campak.

Apabila telah diberikan imunisasi MMR dosis pertama pada usia


15 bulan maka pemerian campak kedua (18 bulan ) tidak perlu
diberikan.

Measles, Mumps, dan Rubella (MMR)

Didalam vaksin MMR sudah terdapat vaksin campak, mumps


(gondongan), dan rubella (campak jerman). Jadwal imunisasi
MMR diberikan pada anak berusia 15-18 bulan dengan jarak
minimal dengan imunisasi campak 6 bulan. Imunisasi MMR harus
diberikan dalam kondisi anak yang sehat dan dengan jarak
minimal 1 bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi
lainnya, karena vaksin MMR merupakan virus hidup yang
dilemahkan.

Booster atau pemberian ulangan dilakukan saat anak berusia 6


tahun. Bila terlambat atau lewat 6 tahun tapi belum juga
mendapatkannya, berikan imunisasi campak/MMR kapan saja
saat bertemu. Pada prinsipnya, pemberianimunisasi campak 2 kali
atau MMR 2 kali.
Cara Pemberian Imunisasi Campak

 Sebelum disuntikkan vaksin campak harus


terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut yang telah tersediapada
kemasan
 Vaksin campak diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan
dalam disuntikan pada lengan atas
Efek Samping Imunisasi Campak

 Pada sekitar 5-15 % pasien mengalami demam ringan


dan kemerahan pada tempat suntikan selama 3 hari, hal ini dapat
terjadi 8-12 hari setelah imunisasi
 Infeksi pada tempat suntikan, Terjadi hanya jika jarum dan spuit
yang digunakan tidak steril
 Demam, flu dan batuk sering terjadi sekitar setelah 1
minggu penyuntikan
 Sakit ringan dan bengkak pada lokasi suntikan, yang terjadi 24
jam setelah imunisasi.
 Kasus ensefalitis pernah dilaporkan terjadi (perbandingan
1/1.000.000 dosis), kejang demam (perbandingan 1/3000 dosis )
Kontraindikasi

Sebaiknya vaksin campak tidak diberikan kepada:

 Anak malnutrisi
 Alergi berat terhadap neomycin, gelatin atau komponen lain dari
vaksin.
 Anak yang sedang mengalami infeksi akut disertai demam
 Anak yang memiliki daya tahan tubuh lemah
atau defisiensi sistem kekebalan
 Anak yang sedang menjalani pengobatan intensif yang bersifat
imunosupresif, akibat penyakit bawaan, infeksi
HIV, leukemia berat atau lymphoma
 Mendapatkan terapi radiasi
 Anak yang mempunyai ke- rentanan tinggi terhadap protein telur.
Sekian, ringkasan mengenai imunisasi campak, semoga
bermanfaat.

REFERENSI

American Academy of Pediatrics (2018). Immunizations. Vaccine


Administations.

Fadhila, S. Ikatan Dokter Anak Indonesia (2017). Sekilas Tentang


Vaksin Dengue.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (2017). Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 -


18 Tahun.
asus Aborsi Hingga Buang Janin di
Surabaya, Bapak dan Anak Ditangkap

Konferensi Pers Polsek Bubutan//Foto: Amir Baihaqi


Surabaya - Polisi menangkap dua pelaku aborsi dan pembuang janin di Sungai
Genteng Kali, Surabaya. Ironisnya, kedua pelaku yakni kakek dan ibu dari janin
tersebut.

Kedua pelaku yakni Muslich (58) dan anak perempuannya Eva (22) warga Jalan
Ketandan Baru. Mereka nekat menggugurkan janin tersebut karena merasa malu
dengan tetangga.

Kapolsek Bubutan Kompol Priyanto mengatakan, praktik aborsi dan pembuangan bayi
itu terjadi pada Selasa (17/9). Kemudian 2 hari setelah itu, Muslich diketahui
mengantarkan anaknya ke rumah sakit.

Baca juga: Janin Bertabur Bunga di Mojokerto Dipastikan Korban Aborsi

"Kejadiannya tanggal 17 September ditemukan orok itu. Kemudian tanggal 19 malam


hari itu kita dapat informasi bahwa ada seorang perempuan diantar bapaknya yang
kesakitan ke rumah sakit," kata Priyanto kepada wartawan di Mapolsek Bubutan,
Selasa (8/10/2019).
Berbekal informasi itu, polisi kemudian menetapkan Muslich dan Eva sebagai pelaku
aborsi dan pembuangan janin tersebut. "Informasi ada bapak dan anak yang ke rumah
sakit, kemudian kita dikembangkan. Dari situ kita tetapkan kedua tersangka ini, bapak
dan anaknya ini untuk kasus pembuangan orok itu," terang Priyanto.

 Penggunaan Narkotika di Kalangan


Remaja Meningkat

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisiaris Jenderal Polisi Heru Winarko
menyebut, penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Di
mana ada peningkatan sebesar 24 hingga 28 persen remaja yang menggunakan
narkotika.
“Hasil dari penelitian kita bahwa penyalahgunaan itu beberapa tahun lalu, milenial
atau generasi muda hanya sebesar 20 persen dan sekarang meningkat 24 -28
persen itu adalah kebanyakan pengguna anak-anak dan remaja,” kata Heru di The
Opus Grand Ballroom At The Tribrata, Jakarta Selatan, Rabu (26/6).
Heru menerangkan, kalangan remaja yang terpapar narkotika lebih rentan sebagai
pengguna jangka panjang. Sebab, mereka memiliki waktu yang cukup panjang
dalam mengkonsumsi narkoba.
“Karena kalau milenial yang sudah menggunakan, maka rentan penggunaan
jangka panjang. Sehingga market mereka terjaga dan mereka enggak pusing lagi.
Misalnya umur 15 tahun mengunakan narkoba sampai umur 40 tahun, berapa
jangka waktu mereka menggunakan narkoba,” ujarnya.
Heru juga mempunyai sebuatan lain dari penggunaan narkotika, yakni imun. Hal itu
disebabkan karena penggunaan narkotika semakin meningkat.
“Mengunakan narkoba ada namanya imun. Jadi akan meningkat, yang tadi mungkin
sebutir bisa fly, jadi nanti ditingkatkan 1,5 hingga 2 butir karena itu kebutuhan akan
semakin meningkat. Ini yang kita khawatir mengenai narkoba,” papar Heru.
Untuk itu, ia mengajak segenap pihak untuk memerangi narkotika. Hal itu
dilakukam agar tak ada lagi kaum remaja yang mengkonsumsi narkoba.
World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and
Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 %
dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara
di Indonesia, BNN selaku focal point di bidang Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) mengantongi
angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada
rentang usia 10-59 tahun.
Sedangkan angka penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 (dari
13 ibukota provinsi di Indonesia ) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah satu
kelompok masyarakat yang rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah
mereka yang berada pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial.
Imunisasi Campak: Jadwal, Manfaat, Efek
Samping

Sebelumnya telah saya bahas mengenai penyakit campak,


dijelaskan bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan cara
membuat tubuh seorang anak menjadi kebal terhadap
virus penyebab, cara yang digunakan yaitu dengan
melakukan imunisasi. Berikut ini akan kita bahas
tentang imunisasi campak, jadwal, cara pemberian, dan efek
samping dan kontraindikasinya.

Pengertian Imunisasi Campak

Sudah disinggung sebelumnya, bahwa imunisasi ini merupakan


suatu proses memasukkan virus campak yang sudah dilemahkan
ke dalam tubuh guna merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
menghasilkan antibodi atau kekebalan terhadap penyakit campak.
Jadi manfaat imunisasi campak pada bayi
sangatlah penting karena campak dapat menular dengan mudah.

Jadwal Imunisasi Campak

Sesuai dengan rekomendasi IDAI (ikatan dokter anak Indonesia),


Jadwal Imunisasi Campak yaitu diberikan sebanyak 3 kali: Yang
pertama pada usia 9 bulan dan dosis penguatan kedua (second
opportunity pada crash program campak) 18 bulan , dosis booster
kedua saat SD kelas umur 5-7 tahun dalam program BIAS.

Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak


sama sekali, maka tetap diberikan bergantung usianya saat ini.
Bila anak berusia 9-12 bulan, berikan imunisasi ini kapan pun saat
bertemu. Bila anak berusia > 1 tahun, berikan MMR
tanpa campak.

Apabila telah diberikan imunisasi MMR dosis pertama pada usia


15 bulan maka pemerian campak kedua (18 bulan ) tidak perlu
diberikan.

Measles, Mumps, dan Rubella (MMR)

Didalam vaksin MMR sudah terdapat vaksin campak, mumps


(gondongan), dan rubella (campak jerman). Jadwal imunisasi
MMR diberikan pada anak berusia 15-18 bulan dengan jarak
minimal dengan imunisasi campak 6 bulan. Imunisasi MMR harus
diberikan dalam kondisi anak yang sehat dan dengan jarak
minimal 1 bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi
lainnya, karena vaksin MMR merupakan virus hidup yang
dilemahkan.

Booster atau pemberian ulangan dilakukan saat anak berusia 6


tahun. Bila terlambat atau lewat 6 tahun tapi belum juga
mendapatkannya, berikan imunisasi campak/MMR kapan saja
saat bertemu. Pada prinsipnya, pemberianimunisasi campak 2 kali
atau MMR 2 kali.
Cara Pemberian Imunisasi Campak

 Sebelum disuntikkan vaksin campak harus


terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut yang telah tersediapada
kemasan
 Vaksin campak diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan
dalam disuntikan pada lengan atas
Efek Samping Imunisasi Campak

 Pada sekitar 5-15 % pasien mengalami demam ringan


dan kemerahan pada tempat suntikan selama 3 hari, hal ini dapat
terjadi 8-12 hari setelah imunisasi
 Infeksi pada tempat suntikan, Terjadi hanya jika jarum dan spuit
yang digunakan tidak steril
 Demam, flu dan batuk sering terjadi sekitar setelah 1
minggu penyuntikan
 Sakit ringan dan bengkak pada lokasi suntikan, yang terjadi 24
jam setelah imunisasi.
 Kasus ensefalitis pernah dilaporkan terjadi (perbandingan
1/1.000.000 dosis), kejang demam (perbandingan 1/3000 dosis )
Kontraindikasi

Sebaiknya vaksin campak tidak diberikan kepada:

 Anak malnutrisi
 Alergi berat terhadap neomycin, gelatin atau komponen lain dari
vaksin.
 Anak yang sedang mengalami infeksi akut disertai demam
 Anak yang memiliki daya tahan tubuh lemah
atau defisiensi sistem kekebalan
 Anak yang sedang menjalani pengobatan intensif yang bersifat
imunosupresif, akibat penyakit bawaan, infeksi
HIV, leukemia berat atau lymphoma
 Mendapatkan terapi radiasi
 Anak yang mempunyai ke- rentanan tinggi terhadap protein telur.
Sekian, ringkasan mengenai imunisasi campak, semoga
bermanfaat.

REFERENSI

American Academy of Pediatrics (2018). Immunizations. Vaccine


Administations.

Fadhila, S. Ikatan Dokter Anak Indonesia (2017). Sekilas Tentang


Vaksin Dengue.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (2017). Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 -


18 Tahun.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Trend Keperawatan
Medikal Bedal Bedah dan Dampaknya di Indonesia.
Beberapa trend yang terjadi dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia,
diantaranya adalah: telenursing, Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka,
Pencegahan HIV
-
AIDS pada Remaja dengan Peer Group, Pro
gram sertifikasi perawat
keahlian khusus, Hospice Home Care, One Day Care, Klinik HIV, Klinik Rawat
Luka, Berdirinya organisasi profesi keperawatan kekhususan, Pengembangan
Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup
Keperawatan
Medikal Bedah. Disadari bahwa semua trend tersebut belum seutuhnya
diterapkan dalam pelayanan keperawatan di seluruh Indonesia.
2.
Isu dalam Keperawatan Medikal Bedah dan Dampaknya di Indonesia
Beberapa isue yang berkembang dalam Keperawatan Medikal Bedah d
i Indonesia,
antara lain:
Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka,
Belum ada dokumentasi keperawatan yang baku sehingga setiap institusi rumah sakit
mengunakan versi atau modelnya sendiri
-
sendiri, Prosedur rawat luka adalah
kewenangan dokter, Euthanasia: suatu issue kontemporer dalam keperawatan,
Pengaturan sistem tenaga kesehatan, Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap
di Rumah sakit pemerintah dibandingkan S1, dan Peran dan tanggung jawab yang
belum ditetapkan sesuai
dengan jenjang pendidikan sehingga implikasi di rs antara
DIII, S1 dan Spesialis belum jelas terlihat.
B.
SARAN
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat dike
mbeangkan dalam tatanan
layanan keperawatan. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu
tersebut melalui kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based
Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Med
ikal
Bedah
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen PPM dan PPL Depkes RI (2008). Statistik Kasus HIV/AIDS di
Indonesia .
http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf
, diakses Selasa, 23 september 2008, pukul 11.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai