Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


DIAGNOSA MEDIS STROKE DI RSUD TARAKAN JAKARTA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif

Fasilitator : Ns. Saiful Gunardi, S. Kep., M.Kes

Disusun Oleh :
Nabila Ernita
NPM 08210100018

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan hidayah yang telah Tuhan Yang Maha Esa berikan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa hambatan yang
berarti.
Dengan selesainya makalah ini, sudah menjadi keharusan bagi penulis untuk menghaturkan
untaian rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan
penyelesaiannya, sehingga dapat rampung pada waktunya. Penghargaan dan terima kasih penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Ns. Saiful Gunardi, S. Kep., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberi arahan dan masukan sehingga mendorong penulis membuat makalah ini.
2. Rekan-rekan penulis senasib dan seperjuangan, yang telah menyumbangkan pikiran demi
membantu penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap mahasiswa Ilmu Keperawatan khususnya dan
masyarakat secara umumnya dapat memahami pentingnya asuhan keperawatan paliatif dalam
dunia keperawatan. Penulis juga berharap rekan sesama mahasiswa Ilmu Keperawatan dapat
menerapkan etika dalam setiap pemberian asuhan keperawatan, sehingga dunia kesehatan
Indonesia menjadi semakin baik dan terpercaya.
Tentunya ada hal-hal yang mendorong penulis untuk membuat makalah ini ialah bertujuan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai penerapan askep
paliatif di dalam bidang keperawatan. Oleh karena itu penulis berharap makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dalam
meningkatkan mutu, mengembangkan data dan penyajian makalah ke arah yang lebih baik lagi.

Jakarta, 24 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
1.3. Pembatasan Masalah.........................................................................................2
1.4. Metode Penulisan..............................................................................................2
1.5. Sistematika Penulisan.......................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1. Wacana Pemicu Kasus Profesi Keperawatan...................................................3
2.2. Kaidah Dasar Bioetika Autonomy.....................................................................4
2.3. Kaidah Dasar Bioetika Nonmaleficence...........................................................4
2.4. Kaidah Dasar Bioetika Justice..........................................................................5
2.5. Kaidah Dasar Bioetika Beneficence..................................................................
2.6. Analisis Etika Keperawatan..............................................................................7
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................8
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................8
3.2. Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pelayanan paliatif adalah suatu pendekatan yang berfokus pada manajemen gejala dan
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan life-limiting illness (Gebauer, 2018). Pelayanan
paliatif memiliki prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam pelayanan pasien karena pelayanan
paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit life-limiting illness
melalui penanganan holistik pada masalah fisik, psikologis, hukum dan spiritual (de Luca et al.,
2017). Pada International Covenant on Economic Social and Cultural Right (ICESR) dijelaskan
bahwa setiap manusia berhak untuk menikmati pelayanan kesehatan dengan standar tertinggi
yang dapat dicapai dalam pemenuhan kesehatan fisik dan mental. Hal ini kemudian dipertegas
dengan pentingnya memberikan pelayanan bagi orang-orang dengan penyakit kronis dan
penyakit terminal untuk menghindarkan dari rasa sakit yang dapat dihindari dan memungkinakan
mereka meninggal dengan bermartabat (Connor and Bermedo, 2014).
Kebutuhan pelayanan paliatif terus meningkat dengan cepat seiring dengan penuaan
populasi dunia, meningkatnya angka kejadian penyakit kanker dan life-limiting desease lainnya
serta perkembangan pelayanan paliatif yang masih lambat terutama di negara selain Amerika,
Eropa dan Australia.
Kebutuhan pelayanan paliatif pada orang dewasa di dunia diperkirakan sebanyak 19 juta
jiwa (Connor and Bermedo, 2014) dan hanya sekitar 14% orang yang mendapatkan pelayanan
paliatif (de Luca et al, 2017). Kebutuhan pelayanan paliatif tersebut didominasi oleh 38,47%
penyakit jantung dan pembuluh darah, 24,01% kanker, dan 10,26% Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK) (Connor and Bermedo, 2014).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Rebuplik Indonesia Tahun 2007 Nomor 812 Tentang Kebijakan Pelayanan Paliatif
(Kementerian Kesehatan RI, 2007) yang menandakan bahwa pelayanan paliatif di Indonesia
bukan masalah baru namun perkembangannya sangat lambat dan hanya tersedia di beberapa kota
besar. Berdasarkan The Economist Unit Intelijen (EIU) pada tahun 2015 tentang ranking
pelayanan paiatif di dunia, Indonesia mendapatkan peringkat ke 53 sedangkan negara tetangga
seperti Singapura mendapatkan peringkat ke 12 dari 80 negara di seluruh dunia (The Economist

1
Intelligence Unit, 2015). Peringkat tersebut didasarkan pada kebijakan nasional yang
komprehensif, integrasi pelayanan paliatif ke pelayanan kesehatan secara nasional memiliki
hospis yang kuat dan mendalam, serta peran masyarakat dalam menyelesaikan masalah
pelayanan paliatif (Putranto et al, 2017).
Berdasarkan data di atas dapat dilihat tingginya kebutuhan pelayanan paliatif dan
perkembangan pelayanan di bidang paliatif masih cukup tertinggal. Terdapat beberapa langkah
yang penting dapat dilakukan untuk membuat pelayanan paliatif di Indonesia menjadi lebih baik
seperti identifikasi pasien yang membutuhkan pelayanan paliatif, melakukan penilaian seberapa
besar kebutuhan pelayanan paliatif di Indonesia dan menentukan rencana pelayanan paliatif yang
terintegrasi (Maas et al, 2013). Hal ini yang mendorong peneliti melakukan penelitian untuk
menilai seberapa besar kebutuhan pelayanan paliatif pada pasien stroke di rumah sakit.

1.2. Rumusan Masalah


Makalah ini ditulis untuk mencapai beberapa tujuan. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memaparkan seberapa besar kebutuhan akan layanan paliatif pada pasien stroke di rumah
sakit.

1.3. Tujuan
1.1.1.

1.4. Manfaat

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Wacana Pemicu Profesi Keperawatan

Dua Anak Tewas 5 Menit Usai Disuntik Perawat RSUD Cut Nyak Dien

2
Dua anak yang menjadi pasien di Rumah Sakit Cut Nyak Dien Meulaboh, Kabupaten
Aceh Barat, Provinsi Aceh meninggal diduga setelah disuntik oleh pihak medis. Kapolres Aceh
Barat Ajun Komisaris Besar Bobby Aria Prakarsa, Sabtu (20/10/2018), mengatakan pihaknya
belum menerima laporan dari keluarga korban. Akan tetapi polisi sudah datang ke lokasi
mengamankan barang bukti serta olah tempat kejadian. “untuk saat ini belum ada laporan
keluarga korban, karena masih dalam suasana duka dan pemakaman anaknya. Kami sudah
mengamankan barang bukti berupa jarum suntik dan infus, dan ini masih dalam proses
penyelidikan.” Kata Bobby seperti diberitakan Antara. Korban atas nama Alfa Reza (11)
merupakan pasien di ruang anak yang dirawat setelah melewati proses operasi karena cidera
dibagian pinggul pada Jumat (19/10) sore. Namun korban meninggal saat dirawat petugas shift
rumah sakit pada pukul 24.00 WIB. Kemudian pasien anak lainnya Bernama Asrol Amilin (15)
juga meninggal secara mendadak. Keduanya meninggal saat ditangani oleh petugas medis pada
shift waktu yang bersamaan.

Pasca kejadian itu, keluarga korban mengamuk dan memecahkan jendela serta kaca
lemari di ruang anak. Insiden tersebut sempat membuat suasana rumah sakit memanas, sehingga
pihak kepolisian datang dan mengamankan lokasi itu. “kira-kira lima menit setelah disuntik,
tetapi kami belum bisa analisis sampai ke situ, apakah malpraktek atau tidak. Nanti setelah
mendapatkan keterangan dari saksi dari pihak rumah sakit baru ada kesimpulan seperti apa”
jelasnya. Sementara manajemen RSUD-CND Meulaboh membenarkan ada pasien anak yang
meninggal dan keributan di lokasi rumah sakit. Pihaknya belum sempat melakukan investigasi
karena masih sibuk dengan persiapan menanti kunjungan tim akreditasi. “kami akan melakukan
investigasi, apakah ada faktor kelalaian dari petugas atau bagaimana. Yang jelas saat ini kami
masih sibuk dengan kegiatan menanti kunjungan tim akreditasi” kata Kasie Gawat Darurat dan
Insentif Sentral Pelayanan Medik RSUD Cut Nyak Dien Meulaboh, Muhammad Asirudin Anur.
Pihak rumah sakit juga mengakui, pada malam itu ada dua orang pasien anak yang meninggal
dengan waktu yang tidak lama berselang. Namun pihaknya masih menelusuri petugas yang
melakukan penanganan pasien di ruangan itu.

Sumber : Reza Gunadha,20 Oktober 2018 18.05. http://www.suara.com/news/2018/10/20/180549/dua-anak-


tewas-5-menit-usai-disuntik-perawat-rsud-cut-nyak-dien?page=2

3
2.2 Kaidah Dasar Bioetika Autonomy
Parameter Sesuai/
Pernyataan Alasan
KDB Melanggar
1. “untuk saat ini belum ada Menghargai hak
laporan keluarga korban, menentukan Dari keterangan
karena masih dalam suasana nasib sendiri, yang dituturkan
duka dan pemakaman menghargai oleh polisi, pihak
anaknya.” martabat pasien rumah sakit tidak
Sesuai
Tidak menghalangi
mengintervensi keluarga korban
atau untuk melaporkan
menghalangi kejadian tersebut.
autonomi pasien

2.3 Kaidah Dasar Bioetika Nonmaleficence


Parameter Sesuai/
No. Pernyataan Alasan
KDB Melanggar
Korban meninggal saat
Mencegah
dirawat petugas shift rumah
pasien dari
sakit pada pukul 24.00
bahaya
WIB. Kemudian pasien
Petugas rumah sakit
anak lainnya Bernama
melakukan kelalaian
Asrol Amilin (15) juga
1. Melanggar dengan
meninggal secara Tidak
menghilangkan
mendadak. Keduanya membahayakan
nyawa pasien anak.
meninggal saat ditangani kehidupan
oleh petugas medis pada pasien karena
shift waktu yang kelalaian
bersamaan.

4
2.4 Kaidah Dasar Bioetika Justice
Sesuai/
No. Pernyataan Parameter KDB Alasan
Melanggar
1. Pihak rumah sakit belum Menghargai hak Melanggar Petugas dan pihak
sempat melakukan orang lain rumah sakit tidak
investigasi karena masih memiliki rasa
sibuk dengan persiapan tanggungjawab
menanti kunjungan tim terhadap kelalaian
akreditasi. yang terjadi dan lebih
mementingkan
akreditasi.

2.5 Kaidah Dasar Bioetika Beneficence


Sesuai/
No. Pernyataan Parameter KDB Alasan
Melanggar
1. Pasca kejadian itu,
Petugas dan
keluarga korban
pihak rumah
mengamuk dan Minimalisasi akibat sakit tidak
memecahkan jendela Melanggar
buruk berusaha untuk
serta kaca lemari di
memberikan
ruang anak. Insiden
penjelasan

5
tersebut sempat
membuat suasana rumah Maksimalisasi tentang kejadian
sakit memanas. pemuasan yang terjadi
kebahagiaan/preferensi kepada keluarga
pasien korban.

2.6 Analisis Etika Keperawatan


Etik Sesuai/
No. Pernyataan Alasan
Keperawatan Melanggar

“kami akan melakukan Pihak rumah sakit


investigasi, apakah ada tidak responsive
Veracity
faktor kelalaian dari dan terkesan
1. (kejujuran) Melanggar
petugas atau bagaimana. mengulur waktu
Yang jelas saat ini kami untuk mencari
masih sibuk dengan alasan atas apa

6
kegiatan menanti yang terjadi
kunjungan tim akreditasi” terhadap korban.

Pihak rumah sakit juga Perawat tidak

mengakui, pada malam itu melakukan

ada dua orang pasien anak tindakan

yang meninggal dengan profesional

waktu yang tidak lama sebagai perawat


Accountability
berselang. Namun yang juga harus
2. (akuntabilitas) Melanggar
pihaknya masih melindungi

menelusuri petugas yang pasien dari

melakukan penanganan bahaya yang

pasien di ruangan itu. dapat terjadi


dalam proses
perawatan

7
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari kasus diatas tindakan pihak rumah sakit melanggar hampir seluruh aspek dalam
Kaidah Dasar Bioetika. KDB yang terutama dilanggar adalah aspek non maleficense. Pada aspek
KDB non-maleficence yaitu mengobati secara tidak proporsional, membahayakan pasien dari
kelalaian. Aspek KDB justice yang dilanggar ialah tidak menghargai hak hukum pasien. Oleh
karena itu, pelanggaran pada kedua aspek ini mengakibatkan aspek KDB beneficence yang
sering sebagai keranjang sampah menjadi aspek KDB yang paling banyak dilanggar. Tindakan
yang diambil oleh pihak rumah sakit menyebabkan tidak terjaminnya kehidupan baik minimal
manusia. Sehingga dampak buruk yang diterima oleh klien atau pasien lebih besar dibandingkan
manfaatnya.

Sebagai seorang perawat, perawat B juga melanggar etika keperawatan yang terkait yaitu
aspek veracity dan accountability. Veracity dalam etik keperawatan adalah kebenaran dan
kejujuran dalam memberikan asuhan keperawatan. Dalam kasus diatas pihak rumah sakit
terkesan mengulur waktu untuk mencari alasan atas apa yang terjadi terhadap korban. Dari
ketidakjujuran inilah yang menyebabkan kelalaian dan dampak buruk yang diterima klien atau
pasien lebih besar. Accountability dalam etik keperawatan adalah tindakan yang dilakukan atas
dasar profesionalitas dan dapat dinilai atau diukur dalam keadaan yang tidak jelas. Perawat tidak
melakukan tindakan profesional sebagai perawat yang juga harus melindungi pasien dari bahaya
yang dapat terjadi dalam proses perawatan.

3.2. Saran
3.2.1 Sekiranya mahasiswa ilmu keperawatan (khususnya) sebagai calon tenaga kesehatan
mengetahui serta memahami etika pada profesinya agar dapat menjalankan pekerjaan
kelak sesuai kepada apa yang seharusnya.
3.2.2 Mahasiswa dapat membuat prioritas terhadap suatu keputusan yang meliputi kebutuhan
kesehatan pasien.

8
DAFTAR PUSTAKA

Reza Gunadha. 2018. http://www.suara.com/news/2018/10/20/180549/dua-anak-tewas-5-


menit-usai-disuntik-perawat-rsud-cut-nyak-dien?page=2 .

Anda mungkin juga menyukai