OLEH
KELOMPOK DUSUN 3 :
Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan AnugerahNya kami dapat melakukan dan menyusun laporan kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMDD) II Desa Manusak.
Kami Mahasiswa Stikes Maranatha Kupang selama berpraktik 2 minggu telah
melakukan pengkajian sampai terkait terkait masalah kesehatan yang ada di Desa Manusak
serta dapat melaksanakan berbagai Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sesuai dengan
masalah yang ditemukan.
Oleh karena itu kami melakukan penyusunan laporan kegiatan. Kami menyadari
bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka diharapkan masukan
dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan laporan ini.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan bantuan
moral dan moril baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Desa Manusak
1 April 2024
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
1.2 Tujun........................................................................................................................... 6
1.3 Manfaat....................................................................................................................... 6
BAB 3 LAPORAN............................................................................................................. 32
PENGKAJIAN ............................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 77
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Keperawatan
Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan,dan
evaluasi pelayan keperawatan.Pelayanan.Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2021).
Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public
Health Association (2019) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori
keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada
keseluruhan komunitas. Menurut WHO (2021). Keperawatan komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga (Nurse health family) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan pada orang
lain. Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 2017).
Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama
promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang
melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat. Perawat kesehatan
komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, komunitas
4
dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian, jaminan dan kebijakan
pengembangan.
Desa Manusak Kecamatan Kupang Timur,Kabupaten/Kota Kupang,Provinsi
Nusa Tenggara Timur Dengan Luas Wilayah 2500 ha,Memiliki 4 Dusun,Rt 27 Dan
Rw 10.Batasan Wilayah Desa/Kelurahan Manusak disebelah Utara Kelurahan
Naibonat Dan Desa Naunu,Sebelah Timur Desa Raknamo dan Desa Naunu,Sebelah
Selatan Desa Pukdale Dan Fatuteta,Sebelah Barat Kelurahan Naibonat.
Berdasarkan hasil pengkajian Mahasiswa Profesi Ners Stikes Maranatha
Kupang pada tanggal 26-30 maret 2024 jumlah jiwa di dusun 3 desa Manusak
sebanyak 925 jiwa dengan jumlah KK 207 KK dari 5 RT. Jumlah RT 07 36 KK
dengan jumlah jiwa 148 jiwa, RT 08 31 KK dengan jumlah jiwa 141 jiwa, RT 022
46 KK dengan jumlah jiwa 191 jiwa. RT 026 41 KK dengan jumlah jiwa 186 jiwa,
RT 027 53 KK dengan jumlah jiwa 259 jiwa.
Keperawatan komunitas merupakan suatu sinsintesis dari praktik
keperawatan dan praktik Kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan
kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk. ibu hamil resiko tinggi,
usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang
termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015). Keperawatan
Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah
seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi
5
seperti keluarga penduduk didaerahkumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat
melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). Menurut American Nurses Association
(ANA, 1973), Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah suatu sintesa dari praktik
kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat
menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok
umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
Musyawara masyarakat desa merupakan suatu kegitatan dilakukan oleh
masayarakat desa untuk menyamapaikan permasalahan yang terjadi di desa serta
menentukan solusi pemecahan masalah. Dalam permenkes No 8 tahun 2019 tentang
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, menyatakan bahwa musyawara
desa adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat. Melalui
musyawara diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desa
terutama masalah kesehatan (Nurafifah, 2020).
Dalam upaya menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas,
kami mahasiswa profesi ners melaksanakan praktik klinik keperawatan komunitas
di desa manusak kabupaten kupang timur. Dalam pelaksaan pengkajian kami
mendapatkan data penderita hipertensi, asam urat,TBC. Dari data tersebut kami
mahasiswa profesi ners bermaksud untuk melakukan asuhan keperawatan
komunitas pada agregad masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut permasalahan
yang ada di desa manusak dan menentukan strategi intervensi untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
6
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dalam program Profesi Ners praktek komunitas di dusun III desa Manusak
diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan Keperawatan komunitas dan
keluarga sesuai konsep dan teori keperawatan komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dalam program profesi Ners praktik komunitas di Dusun 3 Desa Manusak
diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas di Dusun 3 Desa Manusak
2. Menentukan diagnosis keperawatan komunitas di Dusun 3 Desa Manusak
3. Menyusun rencana keperawatan komunitas Dusun 3 Desa Manusak
4. Melakukan tindakkan keperawatan komunitas di Dusun 3 Desa Manusak
5. Melakukan evaluasi keperawatankomunitas di Dusun 3 Desa Manusak
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
2. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas.
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analisis, dan bijaksana dalam menghadapi
dinamika masyarakat.
4. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan interpersonal.
1.3.2 Masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
7
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang di alami
masyarakat.
3. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
2. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari
upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh
semua orang.
3. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
4. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara
berkelanjutan.
5. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayan¬an kesehatan,
menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi
perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.
6. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
berkesinambungan.
10
Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la
harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri. Falsafah yang melandasi komunitas
mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu
manusia atau kemanusia merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan
kesehatan yangmenjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini
disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas
2.1.3 Empat komponen dasar Paradigma Keperawatan
menurut Teori Betty Newman :.
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/ klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan
dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan.
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier (Makhfudli & Efendi, F. 2016)
11
3.1 Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk (Harnilawati, 2013):
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi.
3.1.1 Sasaran Keperawatan Komunitas
a. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi,
lansia, penderita penyakit menular (tuberkulosis paru, kusta, malaria, demam
berdarah, diare dan ISPA atau pneumonia) serta penderita penyakit degeneratif
seperti diabetes mellitus dan stroke.
b. Keluarga
Keluarga yang menjadi sasaran prioritas adalah keluarga yang termasuk
rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau resiko tinggi (high
risk group) dengan prioritas sebagai berikut:
1) Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
12
2) Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
serta mempunyai masalah kesehatan yang ada hubungannya dengan
tumbuh kembang balita, kesehatan reproduksi, dan penyakit menular.
3) Keluarga yang tidak termasuk miskin, tidak mempunyai masalah Kesehatan
c. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik yang terikat dalam suatu institusi
maupun tidak. Contoh kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu
institusi misalnya warga sekolah, pesantren, panti asuhan, panti werda, rutan
dan lapas. Sedangkan kelompok masyarakat khusus yang tidak terikat dalam
institusi khusus misalnya posyandu, kelompok balita, ibu hamil, lansia,
penderita penyakit tertentu dan pekerja informal.
d. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan terhadap timbulnya
masalah kesehatan:
1) Masyarakat di suatu wilayah yaitu: jumlah bayi meninggal lebih tinggi dari
wilayah lain, jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dari wilayah
lain, cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari wilayah lain.
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menula
3) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana alam atau
akibat lainnya
4) Masyarakat di tempat yang kondisi geografisnya sulit (daerah terpencil)
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru yang sulit dijangkau transportasi,
misalnya di daerah transmigrasi (Makhfudli & Efendi, F. 2010).
13
3.1.2 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (Group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan
dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yangbersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/ teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan Asuhan Keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
14
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih
cepat (Riasmini, dkk, 2017).
3.1.3 Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang
ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan
dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku
seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di
dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam
fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien
dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan
khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan
strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah
didapat (Mubarak, 2015).
c. Sebagai Panutan (Role Model)
15
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat
d. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.
Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan
sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari
hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak
klien (Mubarak, 2015). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah
bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi
hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien
yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2015).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-
lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien
Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan
16
dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat
penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2015).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan
dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak
profesional (Mubarak, 2015).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah
atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada
sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2015).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
17
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2015).
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider
And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian
atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari
peran perawat komunitas.
3.1.4 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).Dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah
upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
3) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
4) Olahraga secara teratur
5) Rekreasi
6) Pendidikan seks
18
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik
dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang maupun kelainan bawaan
19
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat.
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu
penyakit, misalnya kusta,AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus
seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu,
upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara
benar masalah kesehatan yang mereka derita (Kementerian Kesehatan RI,
2011).
3.1.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktik Keperawatan Komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan
kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik
Keperawatan Komunitas adalah sebagai berikut:
a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di Perusahaan, di Posyandu di
daerah binaan kesehatan masyarakat.
b. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan
lebih lanjut.
f. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
20
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usah
pendekatan ilmiah keperawatan.
i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan Keperawatan Komunitas.
j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
k. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan
kesehatan.
3.1.6 Tahapan Keperawatan Komunitas
a. Pendekatan masyarakat
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem
solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan
memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan
dasar (PHC). Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap
masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyakrakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan
melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam
melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat. Bila kegiatan
perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan terhadapat
keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaan keluarga
berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai
memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang dilakukan terhadap
21
masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri yaitu pengkajian masalah
kesehatan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan kerja
dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.
b. Metode Keperawatan Komunitas
Menurut Suprajitno (2010), dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat, metode yang digunakan adalah proses keperawatan
sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-
tahap sebagai berikut:
1) Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat adalah: Pengumpulan Data. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam
menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas terdiri dari inti komunitas, yaitu
meliputi demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan
fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan,
pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Hal diatas
perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-
langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data
memerlukan pemikiran yang kritis. Data yang terkumpul kemudian dianalisa
22
seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang
timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa
keperawatan.
3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman
resiko atau wellness. Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan
masyarakat antara lain: Masalah yang ditetapkan dari data umum, Masalah yang
dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan, Menetapkan skala
prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi
karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan
dengan mempertimbangkan (Nurarif, 2013):
a) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b) Kebijaksanaan nasional dari wilayah setempat
c) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya
untuk segera ditanggulangi.
b) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu
c) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut
biaya, sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin
timbul.
23
4) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
b) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
c) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.
5) Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam
mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang.perl
u dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat adalah:
a) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait
b) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
c) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat Level
pencegahan dalam pelaksanaan praktik Keperawatan Komunitas terdiri
atas:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
24
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit
dan tingkat keparahan.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali.
Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat
proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
6) Penilaian/ Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan
(proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan berkaitan
dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam
melaksanakan penilaian, yaitu:
a) Daya guna
b) Hasil guna
c) Kelayakan
d) Kecukupan
25
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN
1. Data Inti
a. Demografi:jumlah dewasa keseluruhan,jumlah dewasa yang memiliki
penyakit tertentu,JK,golongan umur,Pendidikan,pekerjaan.
b. Etnis: suku bangsa,budaya,status perkawinan,tipe keluarga.
c. Nilai kepercayaan dan agama
2. PENGKAJIAN 8 SUB SISTEM
a. Lingkungan fisik:
Lingkungan rumah tempat tinggal,kebersihan lingkungan dll.
Aktifitas Masyarakat
Kebiasaan pada lingkungan
b. Pelayanan Kesehatan dan pelayanan social
Ketersediaan pelayanan Kesehatan untuk dewasa
Kusioner terkait masalah yang sering dialami dewasa
c. Ekonomi : jumlah orang dewasa bekerja dan pekerjaan
d. Politik dan pemerintah : keikutsertaan dalam berorganisasi,social dan
politik
e. Keamanan dan transportasi :transportasi yang dimiliki
f. Komunikasi : media yang digunakan untuk memperoleh informasi
pengetahuan
g. Pendidikan : status Pendidikan formal dan informal
h. Rekreasi : tempat rekseasi,olaraga seni.
26
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit kesehatan komunitas
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3. Menejemen Kesehatan tidak efektif
27
C. INTERVENSI
31
untuk mengurangi KOMUNITAS
factor resiko meningkat 1. Tindakan Observasi
2. Menerapkan program 2. Lakukan skrining risiko gangguan
perawatan meningkat Kesehatan lingkungan
3. Aktivitas hidup sehari- 3. Identifikasi factor risiko Kesehatan yang
hari efektif memenuhi diketahui Terapeutik.
tujuan Kesehatan 4. Libatkan partisipasi masyarakat dalam
TUK 3 : memelihara keamanan lingkungan
PENCEGAHAN Edukasi
TERSIER 5. Promosikan kebijakan pemerintah untuk
Setelah dilakukan mengurangi risiko penyakit
tindakan keperawatan 6. Berikan Pendidikan Kesehatan untuk I.14515 34
Selam 3 minggu , kelompok risiko
pemeliharaan 7. Informasikan layanan Kesehatan
Kesehatan meningkat keindividu keluarga, kelompok beresiko,
dengan kriteria hasil : dan masyarakat Kolaborasi
4. Menunjukan 8. Kolaborasi dalam tim multidisiplin untuk
pemahaman perilaku mengidentifikasi ancaman keamanan
sehat meningkat dimasyarkat
5. Kemampuan 9. Kolaborasi dengan tim Kesehatan lain
menjalankn perilku dalam program kesehtan komunitas
sehat meningkat untuk menghadapi risiko yang diketahui
6. Meningkatkan perilaku 10. Kolaborasi dalam pengembangan
sehat program aksi masyarakat
11. Kolaborasi dengan kelompok masyarkat
32
dalam menjalankan peraturan pemerinta
PENCEGAHAN TERSIER
PROMOSI KOPING
Tindakan
Observasi
12. Identifikasi kegiatan jangka pendek dan
Panjang sesuai tujuan
13. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
14. Identifikasi sumber daya yang tersedia
untuk memenuhin tujuan
15. Identifikasi pemahaman proses penykit
16. Identifikasi metode penyelesaian
masalah Terapeuti
17. Diskusikan perubahan peran yang
dialami
18. Gunkan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
19. Diskusikan alas an mengkritik diri
sendiri
20. Diskusikan untuk mengklarifiksi
kesalapahaman dan mengevalusi perilku
sendiri
21. Diskusikan risiko yang menimbulkan
bahaya pada diri sendiri
33
Edukasi :
22. Anjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan
bersama
23. Anjurkan mengungkapkn penggunaan
sumber spiritual. Anjurkan
mengungkapkn perasaan dan persepsi
24. Menganjurkan keluarga terlibat
36
5. Proses pikir teratur Observasi
6. Proses pikir logis
1. Identifikasi kesiapan dan kempuan
menerima informasi
Terapeutik
Edukasi
37
38
D. IMPLEMNTASI
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana dan libatkan masyarakat di dalam
setiap melakukan tindakan keperawatan dan perawat dapat memanfaatkan sumber-
sumber yang tersedia dalam masyarakat dalam rangka meningkatkan perilaku hidup
sehat.
E. EVALUASI
Melakukan penilaian (evaluasi) terhadap tindakan keperawatan untuk melihat
keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan
39
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengunjungi masing masing rumah
penduduk (door to door), wawancara langsung kepada pihak keluarga, pemeriksaan
fisik bagi anggota keluarga yang sedang sakit, serta observasi kondisi rumah dan
lingkungan sekitarnya, kegitaan pengumpulan data ini dilakukan mulai pada tanggal 26-
30 maret 2024 (pagi –sore), setelah itu dilakukan.Tabulasi data berdasarkan hasil
pengkajian yang dilakukan pada setiap Keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian pada
tanggal 26 maret- 30 maret 2024 didapatkan jumlah KK sebanyak 207 dan jumlah jiwa
sebanyak 925 yang menetap di Desa manusak dusun 3.
3.1.1 Hasil tabulasi data
Setelah dilakukan pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan di tabulasi
dalam bentuk diagram sebagai berikut.
a) Data Demografi
1) Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis kelamin Diagram
3.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin pada setiap anggota
keluarga Di Dusun III , Desa Manusak Tahun 2024 (n =928 ).
Jenis Kelamin
Pria Wanita
47
%(438 53%(4
) 90)
40
Sumber : Data primer mahasiswa program profesi ners stikes maranatha
kuapang 26 maret-30 maret 2024
Berdasarkan diagram 3.1 diatas didapatkan bahwa pada Dusun III, dengan
jumlah laki-laki sebanyak 438 orang (47%) dan perempuan sebanyak 490 orang
(53 %).
Umur
5% 0-5 Tahun
6-13 Tahun
7% 14-18 Tahun
14% 19-45 Tahun
18%
46-60 Tahun
12%
61-90 Tahun
44%
41
3.3. Distribusi Penduduk berdasarkan Agama Di Dusun 3 manusak tahun 2024
Agama
Islam
1%
Kristen
35%
Khatolik
64%
Pendidikan
Tidak sekolah
4%
Sementara SD
17% Tamat SD
30% Tamat SMP
14% Tamat SMA
14% Sarjana
21%
42
Berdasarkan diagram 3.4 di atas dari 976 jiwa di Dusun III Desa Manusak,
didapatkan bahwa sebanyak 221 orang (30%) menamatkan pendidikan pada
tingkat SMA dan paling sedikit 30 orang (4%) menamatkan pendidikan pada
tingkat sarjana
3.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan pekerjaan Di Dusun III Desa Manusak Tahun
2024.
Pekerjaan
Tidak Bekerja Sekolah polri/PNS/TNI/BUMN
pegawai Swasta Wiraswasta/Pedangan Petani
Buruh Pensiunan Lainnya
15% 19%
7%
0%
21% 30%
2% 4% 0%
43
kesehatan atau JKN di Dusun III Desa Manusak Tahun 2024
JKN
Jkn
Tidak ada Jkn
51% 49%
Merokok
Setiap Hari Kadang-Kadang
32%
68%
44
3.8. Distribusi penduduk Berdasarkan Ketersediaan jamban Di Dusun III Desa
Manusak Tahun 2024.
Tersedia Jamban
4% 3%
Jamban
Angsa
Cempung
92%
3.9. Distribusi Penduduk Berdasarkan ketersediaan air bersih Diagram Di Dusun III
Desa Manusak Tahun 2024.
100
%
45
Berdasarkan diagram 3.9 di atas menunjukkan bahwa semua penduduk Dusun
3 Desa Manusak menggunakan Air bersih 168 KK (100%).
3.10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Air Bersih Di Dusun III Desa Manusak
Tahun 2024.
Air Bersih
13% Mur pompa
Sumur Gali Terlindung
6% 19% Air Bor
Sumur Terbuka
Air Tengki
63%
TB PARU
64%
46
Sumber : Data primer mahasiswa program profesi ners stikes maranatha
kupang 26 maret – 30 maret 2024
Berdasarkan diagram 3.11 di atas menunjukkan bahwa penduduk Dusun 3
Desa Manusak menderita TB Paru berjumlah 11 orang dan yang minum obat
teratur 7 orang (64%) sedangkan yang tidak minum obat teratur 4 oran
g (36%)
Hipertensi
Minum
Obat
Tidak Teratur
Minum 42%
Obat
Teratur
58%
47
KB
Menggunakan KB tidak Menggunakan KB
51% 49%
ya
37%
Tidak
63%
48
Berdasarkan diagram 3.10 diatas menunjukkan bahwa yang melakukan
pemantaun tumbuh kembang anak berjumlah 40(37%) orang dan yang
tidak 60 orang(63%)
3.15. Distribusi Berdasarkan Penduduk yang bersalin di Fasilitas kesehatan Didusun
III Desa Manusak tahun 2024
25% ya
tidak
75%
49
3.16. Distribusi Berdasarkan pemberian asi esklusif Didusun III Desa Manusak
tahun 2024
ya (JUMLAH)
tidak
99%
Imunisasi lengkap
tidak lengkap
100%
1. FASILITAS
a. Fasilitas Umum
1) Fasilitas Pendidikan
N FASILITAS PENDID ADA JUMLAH CATATAN
O IKAN YA TIDA
K
1. PAUD 1
2. SD 1 Sekolah alamat RT 07
2) Fasilitas kesehatan
N FASILITAS KESEH ADA JUMLAH CATATAN
O ATAN YA TIDAK
1. RS Rumah sakit Naibonat
2. PKM Puskesmas Naibobat
3. KLINIK SWASTA
4. Poskesdes/ponkesdes 1
51
dilakukan 1 kali 1 bulan
6. Posyandu lansia
2 PKK Ada
4 Kegiatan keagamaan 6
5 Lain-lain Tidak Ada
4) Sarana Ibadah
No Jenis tempat Jumlah
1 Masjid Ada
3 Gereja 1
4 Vihara Tidak Ada
5) Sarana olahraga
No Tempat Olah Raga Jumlah
1 Lap. sepak bola 1
52
2 Lap. bola volley Tidak Ada
6) Tempat pertemuan
No Tempat Pertemuan Jumlah
1 Balai desa 1
2 Balai rukuh Tidak Ada
3 Toko kelontong 10
4 Warung Tidak Ada
8) Industry
No Jenis Jumlah
1 Makanan Tidak Ada
53
3 Sepatu Tidak Ada
2) Transportasi
No Transportasi Jumlah
1 Angkutan Umum Tidak Ada
2 Angkutan Pribadi 160
e. Rekreasi
No Fasilitas Jumlah
1 Wisataalam 1
55
3.2 Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Masalah
1 DO : Program tidak atau Defisit Kesehatan
- Terjadi masalah kesehatan yang dialami kurang didukung Komunitas
komunitas : hipertensi (42%), Jumlah komunitas
hipertensi yang tidak minum obat
teratur 18 orang (59%%)
- Jumlah yang tidak memiliki JKN
berjumlah 373 orang (51%) dari 925
jiwa.
2 DS : ketidakmampuan Pemeliharaan
- Sebagaian penduduk dengan mengatasi masalah kesehatan tidak
hipertensi mengatakan apabila kaku (individu atau keluarga) efektif
kuduk hanya beristrahat
DO :
Komunitas kurang menunjukkan
pemahaman tentang perilaku sehat :
lingkungan rumah di RT 26 tampak
kurang bersih di RT 26 jarak
kandang ternak terlalu dekat dengan
rumah,sebagian kandang ternak di
56
samping rumah
Jumlah masyarakat yang merokok
Setiap hari yaitu 103 orang (68%)
yang merokok kadang-kadang 48
orang (32%)
3. DS:Keluarga mengatakan anak-anak tidak kompleksitas system Manajemen
memiliki kartu JKN pelayana Kesehatan kesehatan tidak
DO: efektif
Kurangnya kepemilikan JKN
sebanyak 373 orang (51%)
57
sehat : lingkungan rumah di RT 26 tampak kurang bersih di RT 27 jarak kandang
ternak terlalu dekat dengan rumah.
3. Manejemen Kesehatan tidak efektif b.d kompleksitas system pelayana Kesehatan
d.d kurangnya kepemilikan JKN sebanyak 337 orang (51%).
58
3.4 Intervensi Keperawatan
63
B/D ketidakmampuan dilakukan tindakan 7 UPAYA KESEHATAN Tindakan 72
mengatasi masalah keperawatan Selam 2 Observasi
(individu atau minggu perilaku 1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
keluarga) D.D Kesehatan membaik dapat ditingkatkan Terapeutik
Komunitas kurang dengan kriteria hasil : 2. Berikan lingkungan yang mendukung
menunjukan 1. Kemampuan Kesehatan
pemahaman tentang melakukan Tindakan 3. Orientasi pelayanan Kesehatan yang dapat
perilaku sehat : pencegahan masalah dimanfatkan
Komunitas kurang Kesehatan meningkat Edukasi
menunjukkan 2. Kemampuan L12104 4. Edukasi tentang hipertensi
pemahaman tentang peningkatan Kesehatan 5. Edukasi Bahaya Merokok
perilaku sehat : meningkat 6. Edukasi kesehatan reproduksi pada remaja
lingkungan rumah di 3. Pencpaian 7. Anjurkan tidak merokok didalam rumah
RT 26 tampak kurang pengendalian Kesehatan PENCEGAHAN SEKUNDER
bersih di RT 27 jarak meningkat MANAJEMEN LINGKUNGAN
kandang ternak terlalu TUK 2 : PENCEGAHA KOMUNITAS
dekat dengan N SEKUNDER Tindakan I.145
rumah,sebagian Setelah dilakukan Observasi 15
kandang ternak di tindakan keperawatan 1. Lakukan skrining risiko gangguan
samping rumah Selam 2 minggu ,
64
manajemen Kesehatan Kesehatan lingkungan
meningkat dengan 2. Identifikasi factor risiko
kriteria hasil : Kesehatan yang diketahui
1. Melakukan Tindakan L.1210 Terapeutik
untuk 6 1. Libatkan partisipasi masyarakat dalam
mengurangi factor resi memelihara keamanan lingkungan
ko meningkat Edukasi
2. Menerapkan program 1. Berikan Pendidikan Kesehatan untuk
perawatan meningkat kelompok risiko
3. Aktivitas hidup sehari- Kolaborasi
hari efektif memenuhi 1. Kolaborasi dalam tim
tujuan Kesehatan multidisiplin untuk mengidentifikasi
ancaman keamanan dimasyarkat
2. Kolaborasi dengan tim Kesehatan lain
TUK 3 : dalam program kesehtan komunitas
PENCEGAHAN untuk menghadapi risiko yang diketahui
TERSIER 3. Kolaborasi dengan kelompok masyarkat
Setelah dilakukan dalam menjalankan peraturan I.093
tindakan keperawatan pemerintah 12
Selam 2 minggu , PENCEGAHAN TERSIER PROMOSI
65
pemeliharaan Kesehatan KOPING
meningkat dengan Tindakan
kriteria hasil : Observasi
1. Menunjukan pemaham 2. Identifikasi pemahaman proses penykit
an perilaku sehat 3. Identifikasi metode penyelesaian
meningkat masalah
2. Kemampuan menjalan Terapeutik
kn perilku sehat 1. Diskusikan perubahan peran yang
meningkat dialami
3. Meningkatkan perilaku 2. Gunakan pendekatan yang tenang dan
sehat meyakinkan
3. Diskusikan untuk mengklarifiksi
kesalapahaman dan mengevalusi
perilku sendiri
4. Diskusikan risiko yang menimbulkan
bahaya pada diri sendiri Edukasi :
5. Menganjurkan keluarga terlibat
68
12. Memiliki sistem Terapeutik
pendukung
15. berikan kesempatan merasakan
PENCEGAHAN memiliki tanggung jawab
TERSIER 16. tingkatkan rasa tanggung jawab
atas perilaku sendiri
Setelah di dilakukan 17. berikan penguatan dan umpan balik
tindakan keperawatan positif jika melaksanakan tanggung
selama 3 minggu jawab atau merubah perilaku
diharapkan Proses Edukasi
informasi membaik 18. diskusikan konsekuensi tidak
dengan kriteria hasil: melakukan tanggung jawab
69
sesuai kesepakatan
22. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
70
3.5 PLANNING OF ACTION (POA)
71
N Diagnosa Kegiatan Tujuan Sasaran Target Hari/Tgl Tempat Penanggung
O Keperawatan Jawab
Komunitas
1. Defisit Kesehatan 1. Penkes Dalam waktu 2 Masyara Diharpak 1. senin, 1. RT 27 1. Joy Santi
Komunitas B/D hipertensi minggu dusun 3 kat dusun an 100% 8 april Desa Tiip,S.Kep
di RT 27 desa manusak 3 desa Masyara 2024 Manusa 2. Tersiana
Program tidak atau
dan 26. dapat: manusak kat k Bale
kurang didukung 2. Penkes mampu 2. selasa, Lomi,S.Kep
bahaya 1. Mengerti merubah 9 april 2. RT 3. Maria
komunitas D.D Terjadi
merokok dan melakukan perilaku 2024 07 dan Klarita
masalah kesehatan Upaya 08 Desa
di RT 07 yang 3. Rabu, Mouw.S.Ke
yang dialami dan 08. pencegahan tidak 10 Manusa p
dan k
komunitas : hipertensi 3. Penkes sehat april 4. Mekdis
kesehatan pengendalian 2024 Nomleni,S.
minum obat teratur 14 masalah
repropduk 4. Kamis Kep
orang(42%), Jumlah si di RT Kesehatan ,11 Gedung 5. Irvan
07 dan 08. 2. Menunjuk april Gereja Neonani,S.
hipertensi yang tidak
an minat Syalom
minum obat teratur 18 4. Penkes meningkatkan
2024 Kep
Asi Oebobo 6. Krisanto
orang (58%) . Esklusif di perilaku sehat a D.Nahak,S.
DM 2 Orang RT 07 dan Kep
RT
Tb Paru minum obat 08. 7. Annisa
07/08
5. Penkes Amir,S.Kep
teratur 7 orang,dan
Diabetes 8. Lewis
tidak minum obat Militus di B.Mapada,S
72
teratur 4 orang RT 27 .Kep
6. Penkes 9. Kamelia
Sadari di R.N.Liga,S.
RT 27 Kep
7. Penkes tb 10. Godlif
paru di RT V.Dohina,S.
27 Kep
8. Penkes 11. Maria
DBD di P.Laman,S.
RT 07,08 Kep
dan 27.
9. Senam
lansia di
RT 07 dan
08.
10. Skrining
mental
healt pada
remaja di
RT 07 dan
08.
11. skrining
PTM
73
(Pemeriks
aan gula
dara,asam
usat,kolest
rol) di RT
07 dan 08.
mah.
75
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan juga
merupakan suatu proses yang sistematis. Tujuan keperawatan dalam mengkaji
komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan negative yang berbenturan dengan
masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas
dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Maka dari itu sebelum melakukan
pengkajian mahasiswa praktek komunitas terlebih dahulu mengadakan Musyawarah
Masyarakat Desa pertama (MMD 1) dengan tujuan untuk memperkenalkan diri
menjelaskan maksud dan tujuan, serta kontrak waktu dengan warga. Pengkajian
dilakukan sudah sesuai dengan teori yaitu dalam pengumpulan data di peroleh dari
berbagai sumber baik dari anggota keluarga maupun dari observasi secara langung
ditempat tinggal warga dengan menggunakan kuesoner yang tersusun berdasarkan teori
proses pengkajian komunitas.
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya meliputi pengkajian sampai
evaluasi. Pada tahap pengkajian di ke 5 RT di Dusun III menggunakan sistem "door to
door" yaitu dari rumah ke rumah dengan melakukan observasi dan wawancara.
Pengkajian data yang dilakukan terdiri atas data inti meliputi data demografi yaitu
umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, serta mengkaji sub system yang
mempengaruhi komunitas seperti lingkungan fisik perumahan dan kesehatan
berdasarkan format pengkajian keluarga sehat. Berdasarkan hasil pengkajian
ditemukan:
1. Sebagian besar rumah memiliki anggota keluarga yang merokok Setiap hari
103 orang (68%)dan yang merokok kadang-kadang 48 orang (32%)
2. Warga yang menderita Hipertensi 14 orang (42%)
3. Warga dengan hipertensi dan tidak rutin minum obat 18 orang (58%)
4. Sebanyak 373orang (51%) masyarakat yang tidak memiliki JKN
76
4.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di temukan 4 masalah keperawatan
utama yaitu:
1. Defisit Kesehatan Komunitas s B/D Program tidak atau kurang didukung
komunitas D.D Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas :
hipertensi minum obat teratur 14 orang(42%), Jumlah hipertensi yang tidak
minum obat teratur 18 orang (58%),anggota keluarga yang merokok setiap
hari berjumlah 103 orang (68%) dan keluarga yang merokok kadang-kadang
berjumlah 48 orang (32%).
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif B/D ketidakmampuan mengatasi
masalah (individu atau keluarga) D.D Komunitas kurang menunjukan
pemahaman tentang perilaku sehat : Komunitas kurang menunjukkan
pemahaman tentang perilaku sehat : lingkungan rumah di RT 26 tampak
kurang bersih di RT 27 jarak kandang ternak terlalu dekat dengan rumah.
3. Manejemen Kesehatan tidak efektif b.d kompleksitas system pelayana
Kesehatan d.d kurangnya kepemilikan JKN sebanyak 337 orang (51%).
77
4.3 Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
1. Penyuluhan Hipertensi
Penyakit Hipertensi marupakan salah satu penyakit yang banyak
dijumpai di dusun III Desa Manusak karena pola hidup tidak sehat,
masyarakat dusun III Desa Manusak banyak menderita hipertensi karena
kurang memperhatikan pola hidup mereka, masyarakat kurang mengetahui
dampak dari penyakit hipertensi sehingga walaupun mengetahui mereka
menderita hipertensi tetap tidak merubah gaya hidup dan jarang
memeriksakan Kesehatan. Untuk mengendalikan hipertensi diperlukan
pengetahuan dan kesadaran akan keberadaan dan risiko hipertensi, untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat maka diperlukanya
penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan suatu upaya yang
direncanakan untuk menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
Masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti namun mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang diharapkan untuk meningkatkan status
Kesehatan (Pratiwi, 2018).
Pelaksanakan kegiatan kelompok tentang penyuluhan hipertensi pada
hari rabu,10 April 2024 yang dilakukan di RT 022 dan 027 Desa Manusak
tepatnya di rumah bapak RT 027 pada penderita Hipertensi yang berjumlah
20 orang, hasil pengukuran menggunakan kuesioner menunjukan adanya
perubahan pengetahuan responden pada tingkat pengetahuan baik dari
18,2% (Pre Tes) menjadi 59,1% (Post Test) dengan peningkatan presentase
sebanyak 40,9%.
78
Hasil kegiatan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dewi Rukmana (2020) tentang "Pengaruh Pendidikan Kesehatan Hipertensi
Terhadap Perubahan Pengetahuan Penderita Hipertensi" menunjukan adanya
peningkatan pengetahuan penderita hipertensi setelah diberikan pendidikan
kesehatan hipertensi dengan hasil adanya perubahan pengetahuan responden
pada tingkat pengetahuan baik dari 56,5% (Pre Test) menjadi 70% (Post
Test). Hal ini dapat diartikan bahwa pemberian promosi kesehatan
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan penderita hipertensi.
Berdasarkan penjelasan diatas kami berasumsi bahwa penyuluhan
kesehatan tentang hipertensi merupakan suatu upaya yang tepat dalam
meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi, karena berdasarkan data
beberapa masyarakat di dusun III desa Manusak yang menderita hipertensi
memiliki Pendidikan paling banyak tamatan SD. Pendidikan sangat
mempengaruhi pengetahuan penderita hipertensi sehingga perlu dilakukanya
penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan penderita hipertensi
79
dalam melakukan suatu anjuran yang diharapkan untuk meningkatkan status
kesehatan (Pratiwi 2019).
Kegiatan penyuluhan kelompok tentang bahaya merokok pada hari
Senin, 8 april 2024 di RT 007/008 tepatnya di gereja Syalom Oeboboa desa
Manusak, peserta yang hadir berjumlah 22 orang menunjukan adanya
peningkatan pengetahuan perserta sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan kesehatan. Sebelum diberikan penyuluh kesehatan peserta yang
memiliki pengetahuan yang baik 25% (Pre Test) dan setelah diberikan
penyuluhan sebesar 75% (Post Test) dengan presentasi peningkatan 50%.
Dengan demikian dapat dikatakan penyuluhan kesehatan tentang bahaya
merokok sangat berpengaruh baik terhadap tingkat pengetahuan dari
masyarakat di RT 007/008 Desa Manusak.
Menurut penelitian dari Haerera Anita Takahghesang, dkk (2019)
tentang "Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Bahaya Merokok
Terhadap Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Atas Di Desa Likupang 1
Kabupaten Minahasa Utara menunjukan hasil hahwa terdapat pengaruh
pemberian penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pelajar
tentang bahaya merokok. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan adalah
hasil tau seseorang setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek
(Notoatmodjo, 2011).
Berdasarkan uraian diatas kami berasumsi bahwa untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam merubah perilaku kebiasaan
merokok maka perlu dilakukanya Pendidikan kesehatan tentang bahaya
merokok.
80
3. Kerja Bakti (Gotong Royong)
Kerja bakti di Dusun III Desa Manusak dilaksanakan pada hari
Minggu, 14 April 2024 pukul 14: 00- selesai di lingkungan sekitar wilayah
dusun III Desa Manusak, kegiatan dikoordinasikan oleh ketua RT 007/008
Kegiatan diikuti 16 warga yang turut mengambil bagian dalam kegiatan
tersebut. Peralatan yang digunakan dalam kerja bakti diantaranya parang,
dan mesin potong rumput.
81
Pelaksanakan kegiatan penyuluhan kelompok tentang kesehatan
reproduksi pada hari Senin,8 april 2024 yang dilakukan di RT 007/008 Desa
Manusak tepatnya di Gereja Syalom Oeboboa. Peserta yang hadir berjumlah
22 orang, menunjukan adanya perubahan pengetahuan responden pada
tingkat pengetahuan baik dari 18,2% (Pre Tes) menjadi 54,5% (Post Test)
dengan peningkatan presentase sebanyak 36,3%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Waode Sitti (2019) yang
berjudul "Pengaruh Intervensi Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi" menunjukan adanya peningkatan
signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
serta sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
Dari penjelasan diatas kami berasumsi bahwa remaja perlu diberikan
penyuluhan Kesehatan terutama mengenai reproduksi, karena dengan
memberikan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
Kesehatan reproduksi terutam mengenai masalah-masalah Kesehatan yang
berhubungan dengan reproduksi.
82
wilayah RT 026 tepatnya di rumah bapak ketua RT 026. Peserta yang hadir
berjumlah 12 orang, menunjukan adanya perubahan pengetahuan responden
pada tingkat pengetahuan baik dari 25% (Pre Tes) menjadi 58,3% (Post
Test) dengan peningkatan presentase sebanyak 33,3%
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rosidin (2020), yang
berjudul "Pendidikan Kesehatan Tentang PHBS Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Kader Di Desa Jayaraga Garut" menunjukan adanya
peningkatan signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan.
6. Penyuluhan DM
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau keduanya (Soelistijo et al., 2019). Diabetes melitus
merupakan kondisi hiperglikemia persisten yang disebabkan oleh efek pada
sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya. DM tipe-2 merupakan hasil dari
perpaduan antara resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif (kompensasi
sekresi insulin yang tidak adekuat (Julia et al., 2015). Diabetes melitus
merupakan penyakit kronis dengan metabolisme yang tidak teratur. Kadar
glukosa meningkat bila sekresi insulin tidak mencukupi atau tubuh tidak bisa
menggunakan insulin yang dihasilkan. Hiperglikemia bisa mengakibatkan
gangguan metabolisme lemak dan protein, dan penghancuran berbagai
macam sistem tubuh dan organ, termasuk : kardiovaskular, retina, saraf, dan
ginjal dalam jangka waktu yang lama.
Kegiatan penyuluhan kelompok tentang DM pada hari Rabu, 10 april
2024 di RT 007/008 tepatnya di gereja Syalom Oeboboa desa Manusak,
peserta yang hadir berjumlah 22 orang menunjukan adanya peningkatan
pengetahuan perserta sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan.
83
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chinmay D. Deshmukh
dan Anurekha Jain (2020), yang berjudul " Diabetes Mellitus “ menunjukan
adanya peningkatan signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan.
7. Penyuluhan Tb Paru
Tb paru merupakan Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat
masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami
sesak napas disertai batuk kronis (Peter Fernando, Dkk, 2015). Pendidikan
kesehatan sangat penting dilakukan pada masyarakat dengan tujuan bukan
hanya untuk meningkatkan kesadaran, dan pengetahuan namun kamauan
dalam melakukan suatu anjuran yang diharapkan untuk meningkatkan status
kesehatan (Pratiwi 2019).
Kegiatan penyuluhan kelompok tentang bahaya merokok pada hari Senin, 8
april 2024 di RT 007/008 tepatnya di gereja Syalom Oeboboa desa
Manusak, peserta yang hadir berjumlah 22 orang menunjukan adanya
peningkatan pengetahuan perserta sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan kesehatan.
8. Penyuluhan DBD
9. Senam Otago
Senam Otago merupakan Senam lansia adalah serangkaian gerak
nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang
lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut Wahyudi Nugroho
(2019). Manfaat olahraga, Perbaikan serta terpeliharanya kesegaran
jantung dan system pernafasannya. Perbaikan serta terpeliharanya otot,
daya tahan dan kelenturannya. Pengaturan metabolisme serta kenaikan
84
berat badannya dapat terkendali. Tekanan darahnya dapat bertahan stabil.
Kegiatan penyuluhan kelompok tentang senam Otago pada hari Senin, 15
april 2024 di RT 007/008 tepatnya di penginapan (Rumah Bapak Ferdi Pian)
desa Manusak, peserta yang hadir berjumlah 25 orang menunjukan adanya
peningkatan otot yang ditandai dengan senam bersama. Dengan demikian
dapat dikatakan senam Otago sangat berpengaruh baik terhadap tingkat
pengetahuan dari masyarakat di RT 007/008 Desa Manusak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rosidin (2020), yang
berjudul " Perbandingan Antara Otago Exercise Dan Senam Lansia Terhadap
Kebugaran Pada Kelompok Lansia Di Rs Kecamatan Jakarta Pusat "
menunjukan adanya peningkatan signifikan menunjukan nilai yang
signifikan. Hal ini berarti otago exercise atau senam lansia dapat
meningkatkan kebugaran pada lansia.
85
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur. Jurnal Kesehatan Manarang
Aminuddin, Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur. Jurnal Kesehatan Manarang
Anshari, Z. (2020). Komplikasi Hipertensi Dalam Kaitannya Dengan Pengetahuan Pasien
Terhadap Hipertensi Dan Upaya Pencegahannya. Jurnal Penelitian Keperawatan
Medik, 2(2).
87
88