Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIET HATI PADA SIROSIS HEPATITIS


RSUD NAIBONAT

OLEH
ROSDIANA
NIM : 85702823
PRODI : NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG


PRODI NERS
2023
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik : Diet hati pada sirosis hepatis


Sub Topik : Tujuan diet, syarat diet, jenis diet, prosedur diet hati
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Tempat : Ruang Lontar RSUD Naibonat
Hari / Tanggal : Kamis 14 Desember 2023
Waktu : Pukul 12:00
Pemberi Materi : Rosdiana

A. Latar Belakang
Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam metabolisme
karbonhidrat, lemak, dan protein. Sebagian besar hasil pencernaan setelah diabsopsi,
langsung dibawa ke hati untuk disimpan atau diubah menjadi bantuk lain dan diangkat
ke bagian tubuh yang membutuhkan. Dengan demikian, adanya kelainan atau
kerusakan pada hati akan berpengaruh terhadap fungsi saluran cerna dan penggunaan
makanan dalam tubuh sehingga sering menyebabkan gangguan gizi. Untuk itu,
dibutuhkan nutrisi yang seimbang baik dari segi kalori, karbonidrat, protein, dan lemak
yang nantinya akan membawa pengaruh yang baik untuk memperbaiki kerusakan sel
hati. Pada tingkat tertentu kerusakan sel hati masih bisa diperbaiki dengan cara
memproduksi sel baru yang sehat.
Dalam kasus seperti ini peran perawat yang merupakan penghubung utama antara
pasien dengan anggota tim lain, adalah antara lain bertanggung jawab dalam
pemesanan makanan atau diet ke dapur sesuai preskripsi diet yang sudah diterapkan.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian makanan per oral, enternal, maupun
parenteral dan memberi laporan secara lisan dan / atau tertulis tentang kemungkinan
akibat yang kurang baik kerena pemberian makanan tersebut. Perawat juga
bertanggung jawab untuk memberi penjelasan secara garis besar kepada pasien dan
keluarganya tentang makanan atau diet yang diberikan.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. E dan
keluarganya dapat mengetahui dan memahami tentang diet hati pada pasien
dengan sirosis hepatis.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, Ny. E dan
keluarga mampu :
a. Mengetahui tujuan diet
b. Mengetahui syarat diet hati sirosis hepatis
c. Mengetahui jenis diet hati sirosis hepatis
d. Mengetahui prosedur diet hati pada sirosis hepatis

C. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi melalui penjelasan kepada klien
Ny. E dan keluarga dengan cara tatap muka dan mempertahankan kontak mata.
2. Diskusi
Metode ini digunakan untuk saling tukar pendapat, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauhmana klien Ny. E dan keluarga mampu menyerap tentang
materi yang telah disampaikan.

D. Media
Leaflet yang berisi tujuan diet, syarat diet, jenis diet dan prosedur diet hati pada
sirosis hepatis.

E. Materi Pembelajaran
1. Tujuan diet
2. Syarat diet hati sirosis hepatis
3. Jenis diet hati sirosis hepatis
4. Prosedur diet hati sirosis hepatis
F. Strategi Pembelajaran

Hari/Tgl/Jam Tahap Kegiatan Kegiatan Waktu


Jumat 1. Persiapan Mempersiapkan materi, media, sasaran 5 menit
08/02/2013 dan tempat
Jam 09.00 s/d 2. Pembukaan Mengucapkan salam , perkenalan dan 5 menit
09.30 WIB penyampaian maksud dan tujuan
3. Inti Menjelaskan tentang materi meliputi 15 menit
tujuan, syarat diet, jenis diet dan
prosedur diet pada sirosis hepatis
4. Penutup Diskusi, mengevaluasi tujuan 5 menit
penyuluhan kesehatan, mengucapkan
terima kasih atas perhatian yang
diberikan dan memberi salam penutup.

G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Klien Ny. E dan keluarga dapat kooperatif, respon mendengarkan dan
memperhatikan penyampaian materi.
2. Evaluasi Akhir
Setelah diberikan pendidikan kesehatan klien Ny. E dan keluarga dapat
menjelaskan kembali tentang diet hati pada sirosis hepatis.

H. Materi Pembelajaran
1. Pengertian
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis yang menyebabkan destruksi sel dan fibrosis
(jaringan parut) dari jaringan hepatik. Akibatnya terjadi gangguan fungsi hati, yang
diantaranya terjadi gangguan dalam pengolaham zat gizi dan menetralkan racun,
termasuk obat-obatan yang membahayakan.
2. Tujuan diet
Tujuan diet penyakit hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan cara :
a. Meningkatkan regenerasi jaringan ahti dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
b. Meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
c. Mencegah katabolisme protein.
d. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
e. Mencegah atau mengurangi asites, varises, dan hipertensi portal.
f. Mencegah koma hepatik
3. Syarat diet
1) Energi Tinggi, untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap
sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40 – 45 kkal.kgbb.
2) Lemak Cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang
mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea,
gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang (medium chain triglyceride /
MCT). Jenis lemak ini tidak membutuhkan aktifitas lipase dan asam empedu
dalam proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat
mempertehankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3) Protein Agak Tinggi, yaitu 1,25 – 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein.
Pada kasus hipatitis Fulminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang
disertai peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi
untuk mencagah koma, yaitu sebanyak 30 – 40 g/hari. Pada sirosis hati
terkompensasi, protrein diberikan sebanyak 1,25 g/kg BB. Protein nabati
memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat
pengeluaran amoniak melalui fesis. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa
kembung dan penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopi, tetapi tidak
dapat memperbaiki keseimbangan nitrogen.
4) Vitamin dan Mineral, diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu,
diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat
besi bila ada anemia.
5) Natrium, diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien
mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan labih luas.
6) Cairan, diberikan labih dari biasa kecuali bila ada kontraindikasi.
7) Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa
sesuai kemampuan saluran cerna.
4. Jenis diet
 Diet hati I
Diberikan kepada penderita sirosis hepatis berat dan hepatitis infeksiosa akut
dalam keadaan pre koma atau segera setelah penderita dapat makan kembali.
Pemberian sumber protein sedapat mungkin dihindari. Makanan berupa cairan
yang mengandung hidrat arang sederhana seperti sari buah, sirop, the manis.
Cairan + 2 L sehari, bila ada ascites dan diuresis belum sempurna, pemberian
cairan maksimal 1 L sehari
 Diet hati II
diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah teratasi. Pemberian protein
dibatasi (30 g sehari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah cerna.
 Diet hati III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada penderita
dengan nafsu makan cukup. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa
sesuai dengan keadaan penderita. Protein diberikan 1g/kg BB/hari, lemak
sedang, dalam bentuk mudah cerna.
 Diet Hati IV
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati III atau kepada penderita
hepatitis infeksiosa yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima
protein dan tidak menunjukkan gejala sirosis hepatis aktif. Makanan diberikan
dalam bentuk lunak atau biasa sesuai dengan keadaan penderita.
5. Prosedur diet hati pada sirosis hepatis
a. Makanan yang harus dihindari
1) Hindari makanan yang dapat menimbulkan gas, seperti ubi, singkong,
kacang merah, kol, sawi, lobak, nangka, durian dan lain-lain.
2) Hindari makanan yang telah diawetkan seperti sosis, ikan asin, kornet, dan
lain-lain.
3) Pilihlah bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak seperti
daging yang tidak berlemak, ikan segar, ayam tanpa kulit.
4) Sebaiknya pilih sayur-sayuran yang sedikit mengandung serat seperti
bayam, wortel, bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis muda, daun
kangkung dan sebagainya.
5) Bumbu-bumbu jangan terlalu merangsang. Salam, laos, kunyit, bawang
merah, bawang putih dan ketumbar boleh dipakai tetapi jangan terlalu
banyak.
6) Hindarkan makanan yang terlalu berlemak seperti daging babi, usus, babat,
otak, sum-sum dan santan kental.
b. Makanan yang dianjurkan
1) Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih, umbi-umbian.
2) Sumber protein antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang
hijau, sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan gas.
3) Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah dicerna seperti
gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan, dan madu.
Daftar Pustaka

1. Mansjoer, A, Triyanti, K, Savitri, R, Wardani, W. I, Setiowulan, W. (1999).


Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III. Jakarta: Media Ausculapius FKUI.

2. Swearingen. (2001). Pocket Guide to Medical-Surgical Nursing, 2/E (Seri


Pedoman Praktis Keperawatan Medikal Bedah, E/2, alih bahasa oleh
Monica Ester). Jakarta: EGC.

3. Sediaoetama AD. (2002). Ilmu Gizi untuk Profesi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai