Anda di halaman 1dari 10

Abu lutfi kholikin kelas Cibarusah

MANAJEMEN NUTRISI PADA PASIEN PALIATIF

LATAR BELAKANG

Kanker adalah penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel yang yang tidak
memiliki tujuan, bersifat parasit dan tumbuh dengan merugikan manusia
sebagai pejamu. Istilah tumor, daging tumbuh, lesi, neoplasma, dan
pertumbuhan yang baru dapat digunakan untuk menggambarkan kanker
(Brooker, 2009).
Menurut Ottery 1994, dalam Wilkes, 2000),ada pasien kanker sering dijumpai
dalam keadaan malnutrisi dan cachexia, malnutrisi dicirikan dengan kekurangan
kalori -protein,sedangkan cachexia merupakan kondisi anoreksia, mudah
kenyang,terjadi penurunan berat badan,kehilangan simpanan otot dan lemak
serta gangguan kekebalan yang menyertainya.
Penyakit kanker secara primer dan sekunder ( penyinaran, kemoterapi,
dan imunoterapi) dapat langsung mempengaruhi metabolisme tubuh,sehingga
dukungan keluarga sangat diperlukan (Uripi, 2005).
Hasil penelitian dari Maulvi (2008), menunjukkan bahwa asupan energi dan
protein pasien stadium III B buruk , terutama seri kemoterapi ketiga
Hasil penelitian dari Saragih (2010),menyatakan bahwa dukungan keluarga
pada pasien yang mengalami kemoterapi berdasarkan emosional, finansial,
spiritual adalah baik sedangkan supresi koping adalah kurang baik , sehingga
dukungan keluarga sangat diperlukan dalam kondisi ini.
Menurut WHO,(2010 dalam Manajemen rumah sakit, 2014), kanker
sendiri merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit
tidak menular (Non-communicable diseases atau NCD). NCD merupakan
penyebab kematian tertinggi di sebagian besar negara-negara di 2 Amerika,
Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara dan Pasifik Barat.
Di Indonesia, hasil survei Riset Kesehatan Dasar menunjukkan angka
prevalensi penyakit tumor/kanker sebesar 1,4 per 1000 penduduk (Kementerian
Kesehatan, 2013).
sel-sel kanker bertindak sebagai benalu dalam tubuh , sehingga memerlukan
energi yang tidak sedikit untuk keperluan berkembang biak, selain mengambil
zat gizi yang masuk kedalam tubuh, jaringan kanker juga meningkatkan
katabolisme terutama protein, pemecahan protein otot rangka menyebabkan
tubuh menjadi kurus dan lemah.Terjadinya penurunan status gizi pada sebagian
besar pasien kanker terutama disebabkan turunnya asupan zat gizi, baik akibat
gejala penyakit kankernya sendiri atau efek samping pengobatan. Kedua hal
tersebut dapat menyebabkan anoreksia, mual, muntah maupun diare.Keadaan
ini akan memperburuk kondisi pasien (Uripi, 2005).
Pasien kanker cenderung memiliki ketergantungan pada orang lain
(keluarga) untuk memperoleh bantuan, misalnya untuk makan dan minum.
Dukungan psikologis, fisiologi dan sosial seperti dalam pengendalian gejala
mual, muntah, anoreksia sangat menentukan untuk mendukung nutrisi pasien.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pasien dapat tercapai apabila keluarga
memberikan dukungan yang dibutuhkan , sehingga pasien menjadi termotivasi
dalam memenuhi kebutuhan makan beserta dietnya , hal tersebut dapat
meningkatkan nutrisi yang adekuat pada pasien kanker (Wilkes, 2000).
TUJUAN

Manajemen nutrisi : Pengelolaan makanan dan cairan untuk mendukung


proses metabolisme pada pasien yang mengalami malnutrisi atau tingginya
resiko mendapatkan malnutrisi.
Gangguan gizi yang dapat timbul pada pasien kanker disebabkan
kurangnya asupan makanan, tindakan medik, efek psikologis,dan pengaruh
keganasan sel kanker.
Gejalah berat pada kanker dinamakan cachexia.
Menifestasi dari cachexia secara klinis adalah anorexia,penurunan berat badan,
gangguan reflek, lemes ,anemia, kurang energi protein,
Beberapa faktor penyebab gangguan nutrisi yang dapat timbul pada
pasien penyakit kanker antara lain

1. Kurang nafsu makan yang disebabkan oleh faktor psikologis dan last
respon terhadap kanker berupa cepat kenyang atau perubahan pada
indera pengecap
2. Gangguan pada saluran cerna dapat berupa kesulitan mengunyah /
menelan
3. Ganguan absorbsi zat gizi
4. Kehilangan cairan akibat muntah-muntah ataupun diare
5. Perubahan metabolisme protein,kabonhidrat dan lemak
6. Peningkatan pengeluaran energy

Tujuan dari manajemen nutrisi pada pasien kanker adalah untuk


mencapai dan mempertahankan status gizi yanng optimal
1. Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit
dan serta daya terima pasien
2. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan
3. Mengurangi rasa mual dan muntah maupun diare
4. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap
makanan oleh pasien maupun keluarga keluarga
5. Mempertahankan / mengembalikan keadaan gizi yang optimal agar
kualitas hidup dan penyembuhan dapat dicapai semaksimal mungkin
6. Mengurangi / mencegah komplikasi
7. Mengurangi progresivitas kangker
8. Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori
harian, jika diperlukan
9. Memantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi harian
10. Menentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli
makanan, jika diperlukan
11. Menetukan makanan pilihan dengan mempertimbangkan budaya dan
agama
12. Menetukan kebutuhan makanan saluran nasogastric
13. Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika kekurangan air
liur mengganggu proses menelan
14. Anjurkan intake makanan dan cairan yang tinggi kalium, jika
diperlukan
15. Memastikan bahwa makanan berupa makanan yang tinggi serat
untuk mencegah konstipasi

Tujuan dapat dicapai dengan ketersediaan makanan yang seimbang sesuai


dengan kebutuhan gizi , keadaan penyakit,kebiasaan makan, serta kemampuan
pasien menerimanya,disamping itu juga diperlukan perubahan sikap dan
perilaku sehat terhadap makanan bagi penderita maupun keluarga.
Makanan mempunyai peranan yang penting pagi penderita,sejak
didiagnosis,pelaksanaan pengobatan,sampai penyembuhan penyakit.
Makanan mengandung unsur zat gizi penghasil energy ,dilain pihak pengobatan
akan lebih berhasil dan berdaya guna jika penderita dalam keadaan asupan gizi
yang baik`

RUTE PEMBERIAN NUTRISI

Pemberian nutrisi dapat diberikan mlalui


1. enteral ( mulut dan tube )
2. parenteral

keuntungan dari pemberian enteral dibandingan parenteral adalah dapat


menjaga lambung dan usus bekerja secara normal serta memiliki komplikasi
yang lebih rendah. Sedangkan resiko dari terapi enteral dapat menyebabkan
diare,konstipasi, mual dan muntah,meningkatkan resiko aspirasi,pnemonia serta
resiko inpeksi

EFEK SAMPING PENGOBATAN

Efek dari kangker itu sendiri maupun efek dari terapis kanker terbagi menjadi
efek fisik maupun psikologis.

Efek fisik berupa

1. anoreksia
manajemen anoreksia yaitu
a. pasien dibantu untuk mempersiapkan makanan
b. porsi kecil makanan kegemaran disiapkan sehinga siap dimakan jika
merasa lapar
c. asupan makanan dalam porsi kecil yang mengandung tinngi protein
dan tinggi kalori setiap 1 2 jam sehari
d. apabila sulit makan makanan padat dapat diganti dengan suplemen
cair,susu ,jus,sup,
e. makan makanan dengan bau yang menyenangkan dan bau makanan
yang menyengat dihindari,
f. makanan yg tinggi kalori dan protein yang direkomedasikan adalah
keju ,puding muffin,yogurt ,es kream ,susu
g. dan olahraga teratur jika memungkinkan

2. mulut kering
manajemenya
a. meningkatkan asupan cairan
b. memilih makanan yang lunak
c. hindari alkohol / rokok

3. luka pada mulut


a. makan makanan lunak yg mudah dikunyah dan ditelan seperi buah yg
lunak
b. makan makanan porsi kecil dengan frekuensi sering yang
mengandung tinggi protein dan tinggi kalori
c. hindari makanan yg asin, asem ataupun pedes
d. makan dan minum berlahan lahan
e. asupan cair ditingkatkan
f. makan makanan dinin atau sesuai suhu ruangan
g. bersikan gigi dan mulut minimal 4x dalam 1 hari ( setelah makan dan
sebelum tidur ) dengan menggunakan sikat gigi yang lembut
4. mual dan muntah
manajemenya
a. pasien ditempatkan ditempat yg sejuk
b. hindari makan dalam ruangan dimana terdapat bau masakan / udara
terlalu panas, buatlah lingkungan yg nyaman dan ventilasi yg baik
c. cuci mulut sebelum makan dan setelah makan
d. hindari makan 1-2 jam sebelum kemo
e. hindari makanan yg menyebabkan mual
f. minum air sedikit demi sedikit dan tingkatkan asupan cairan
g. batasi cairan pada saat makan
h. hindari penggunaan bumbu yang lebih

5. diare
diare yang berkepanjangan dapat terjadinya dehidrasi penangananya
asalah
a. makan makanan ( sup, pisang ) dan minuman untuk mengganti cairan
dan elektrolit yang hilang
b. hindari makanan yang berminyak,kafein ,dan minuman yang terlalu
panas / dingin dan yang bersoda
c. hindari makanan yang tinggi serat dan makan makanan yang tinggi
protein
d. batasi susu sampai 2 gelas perhari atau hindari susu atau produk susu
sampai penyebab ditemukan

6. leukopenia
bila terjadi leukopenia dapat terjadi peningkatan resiko infeksi,upaya
yang dilakukan menghindari makanan yang kotor atau menghindari
membeli makanan yang tidak bersih namun memasak makanan sendiri
serta selalu mencuci tangan
7. konstipasi
a. makan makanan yang mengandung serat
b. minum 8 10 gelas perhari
c. melakukan aktifitas fisik dan berolahraga ringan secara teratur

8. kembung
a. makan dan minum secara berlahan
b. makan makanan dalam porsi kecil tapi sering
c. hindari makanan yang dapat menimbulkan gas
d. mengurangi asupan serat
e. batasi makanan yang mengandung laktosa
f. olahraga teratur jika memungkinkan

KERJA TEAM

Dalam mencapai tujuan pelayanan paliatif , yaitu mengurangi penderitaan


pasien , beban keluarga ,serta mencapai kualitas hidup yang lebih baik,
diperlukan sebuah tim yang bekerja secara terpadu . pelayanan keperawatan
pada pasien paliatif juga membutuhkan keterlibatan keluarga dan tenaga team
interdisipliner lainya (koordinasi antar bidang ilmu dalam menentukan tujuan
yang akan dicapai dan tindakan yang akan dilakukan guna mencapai tujuan ) .
tim paliatif secara berkala melakukan diskusi untuk melakukan penilaian dan
diagnosis, untuk bersama pasien dan keluarga membuat tujuan dan rencana
pelayanan paliatif pada pasien , serta melakukan monitoring dan follow up.
Kepemimpinan yang kuat dan manajemen program secara keseluruhan harus
memastikan bahwa manajer lokal dan penyedia layanan kesehatan bekerja
sebagai tim multidisiplin dalam sistem kesehatan,
KESIMPULAN

Manajemen nutrisi : Pengelolaan makanan dan cairan untuk mendukung


proses metabolisme pada pasien yang mengalami malnutrisi atau tingginya
resiko mendapatkan malnutrisi.
Gangguan gizi yang dapat timbul pada pasien kanker disebabkan
kurangnya asupan makanan, tindakan medik, efek psikologis,dan pengaruh
keganasan sel kanker.Tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit. Dan yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi
juga keluarganya.
Terjadinya penurunan status gizi pada sebagian besar pasien kanker terutama
disebabkan turunnya asupan zat gizi, baik akibat gejala penyakit kankernya
sendiri atau efek samping pengobatan. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan
anoreksia, mual, muntah maupun diare.Keadaan ini akan memperburuk kondisi
pasien (Uripi, 2005).
Karena manajemen nutrisi sangat diperlukan untuk Pengelolaan makanan
dan cairan untuk mendukung proses metabolisme pada pasien yang mengalami
malnutrisi atau tingginya resiko mendapatkan malnutrisi.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen nutrisi
perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, peningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan
support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal,
yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan
spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.
DAFTAR PUSTAKA

Broker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan .Alih bahasa Andry H dkk


editor bahasa Indonesia Estu Tiar. Jakarta :EGC

Vera Uripi, S. Ked, dr. 2005. Menu Untuk Penderita Kanker . Jakarta: Puspa
Swara.

WHO,2010 dalam Manajemen rumah sakit, 2014

Anda mungkin juga menyukai