Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Semua orang menyenangi makan dan minum, kecuali jika orang-orang yang
mengalami gangguan-gangguan tertentu sehingga membuat mereka merasa tak enak
jika diberi makan, atau sekedar diberi minum. Namun, ada juga sebagian dari mereka
yang senang atau bisa makan dan minum dengan baik, namun keadaan fisiknya yang
tidak memungkinkannya atau sulit melakukan secara mandiri, misalnya pada tangan
yang digips, matanya buta atau sedang diperban dan sebagainya. Memberi makan dan
minum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan tertentu bisa dibantu
oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara keduanya.
      Individu sakit membutuhkan lebih banyak makanan daripada orang sehat, dalam
upaya penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh, pasien yang menjalani
pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin C dan protein karena
ini dapat membantu penyembuhan. Juga, protein secara khusus penting untuk melawan
infeksi karena antibodi yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah protein.
Orang sering menggunakan cadangan protein mereka ketika mengalami pembedahan
atau cedera atau mengalami sakit disertai demam. Namun, banyak penyakit membuat
seseorang sulit untuk makan, atau membuat individu sulit untuk mencerna
makanan. ( Monica, 2005)
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien ?
2.      Bagaimana cara menyiapkan makanan dan minuman pasien ?
3.      Bagaimana cara menghidangkan makanan dan minuman pasien ?
4.      Bagaimana cara membantu pasien makan dan minum secara oral ?
5.      Bagaimana cara memberi makan melalui NGT ( Nasogastric Tube) ?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Dapat  memahami arti penting dari pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2.   Dapat memahami dan melaksanakan cara-cara dalam menyiapkan makanan dan
minuman untuk pasien.
3.      Dapat memahami dan melaksanakan cara penghidangan makan dan minum pada
pasien.
4.  Dapat memahami dan melaksanakan cara membantu pasien makan dan minum secara
oral secara benar.
5.  Dapat memahami serta melaksanakan dengan tepat cara pemberian makan
melalui NGT (Nasogastritic Tube).

     
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pasien
            Rumah sakit adalah suatu wadah atau tempat pelayanan kesehatan yang
berusaha untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu sesingkat mungkin, dan
salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pelayanan gizi yang
meliputi penyelenggaraan makanan, pemberian makanan yang memenuhi
kebutuhan gizi dan termakan habis oleh setiap pasien merupakan salah satu faktor untuk
mempercepat proses pemulihan atau kesembuhan pasien. Zat gizi yang optimal pada
pasien di Rumah Sakit sangat bermanfaat dalam mengurangi jangka waktu perawatan
dan mempercepat penyembuhan, mengurangi komplikasi,
menurunkan mortalitas, dan memperbaiki status gizi pasien.
Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makannya, kita juga perlu
memperhatikan makanan yang diperuntukkan kepada pasien yang terdiri atas :
1.         Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang, dalam hal ini adalah nasi. Makanan
pokok berperan sebagai sumber utama energi dan itu berasal dari karbohidrat.
2.         Lauk yang merupakan sumber dari protein. Lauk sebaiknya terdiri atas campuran
lauk hewani dan nabati. Lauk hewani merupakan sumber protein, fosfor, tiamin, tiasin,
vitamin B6 dan vitamin B12, zat besi, seng, magnesium dan silenium.
3.         Sayur untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan karena
biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah. Sayur merupakan sumber mineral dan
vitamin. Sayur juga merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam
folat, magnesium, kalium dan serat, serta tidak mengandung lemak dan kolesterol.
4.         Buah untuk "mencuci mulut" dalam artian kata sebagai makanan penutup setelah
mengkonsumsi makanan utama. Buah juga merupakan sumber mineral dan
vitamin. Porsi buah yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyk 200-
300 gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah yang lain.
5.         Susu mengandung protein bernilai biologi tinggi dan zat esensial lain dalam bentuk
yang mudah dicerna dan diserap, maka susu terutama dianjurkan pula sebagai unsur
kelima yang dibutuhkan oleh tubuh.
Jika dikaitkan dengan asupan makanan pasien yang sedang dalam perawatan
maka diharapkan dengan adanya makanan yang bervariasi ini maka pasien dapat
menyukai dan menikmati segala jenis makanan yang diberikan pihak Rumah sakit,
meningkatkan nafsu makan dan menambah selera makan sehingga kebutuhan pasien
akan zat-zat gizi dapat terpenuhi, bisa mempercepat proses penyembuhan, dan
mengurangi biaya perawatan.
                Ketika pasien yang sedang di hospitalisasi, tentu saja kebutuhan nutrisi sehari-
hari menjadi terganggu. Sebagai perawat, memberi makan dan minum pada pasien-
pasien yang mengalami gangguan-gangguan nutrisi menjadi bagian dari proses
keperawatan. Pemberian makan dan minum tersebut dapat dibantu oleh perawat,
keluarga atau berkolaborasi antara keduanya.
            Adapun kondisi-kondisi yang mempersulit mendapatkan nutrisi yang adekuat
diantaranya (Monica, 2005) :
·         Individu yang menderita luka pada tenggorok mungkin mengalami kesulitan untuk
menelan.
·         Individu yang mengalami masalah lambung munkin mual terhadap makanan.
·         Individu yang demam mungkin tidak nafsu makan.
·         Pasien di rumah sakit hampir selalu berisiko mengalami kekurangan nutrisi karena
penyakit mereka atau karena tindakan terhadap penyakit mereka.
·         Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk rumah sakit.
·         Makanan yang dihidangkan di rumah sakit mungkin berbeda dari makanan yang
biasa dikonsumsi pasien. Pasien mungkin tidak suka makanan rumah sakit.
·         Makanan mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa makan dan
ketika mereka tidak merasa lapar.
·         Pasien sering mendapat diet khusus di rumah sakit untuk membantu terapi penyakit
mereka (sebagai contoh, individu yang mengalami masalah jantung biasa mendapat diet
rendah garam). Pasien mungkin tidak suka perubahan pada diet.
·         Keluarga pasien mungkin tinggal jauh sehingga mereka tidak dapat membawa
makanan yang disukainya, atau keluarga mungkin tidak tahu makanan yang tepat untuk
dibawa, atau mungkin tidak dapat mengupayakan makanan yang tepat.
            Salah satu contoh jika pasien tangannya digips, kehilangan salah satu tangan
atau kekuatan gerakan bisa dibantu dengan mempersiapkan makanan dan mendekatkan
tempat makanan kepada pasien agar mudah dijangkau. Misalnya membuka kulit telur,
mengoleskan roti, mengupas buah, dan sebagainya.
            Sedangkan pasien yang mengalami kesulitan minum dari cawan atau gelas, bisa
diberi sedotan untuk memudahkan. Lebih higienis jika minuman itu menggunakan gelas
sekali pakai, agar kebersihan selalu terjaga. Karena jika tempat minum yang dibiarkan
berlama-lama ditempat, akan lebih mudah bagi mikroorganisme berkembang pada suhu
ruangan.
            Ada juga pasien yang tidak diperbolehkan untuk makan dan minum sendiri,
maka dalam hal ini perlu pengaturan posisi duduk yang efektif. Posisi yang diharapkan
adalah posisi duduk yang tegak, tidak bersandar atau berbaring supaya makanan tepat
masuk kedalam kerongkongan. Namun, jika memang tidak memungkinkan untuk duduk
tegak, mereka diperbolehkan berbaring atau setengah berbaring seperti bersandar, dan
dilakukan pemberian makanan dengan hati-hati.
            Perawat yang bertugas untuk membantu pasien, hendaknya dalam keadaan yang
rileks, menempatkan posisi yang nyaman serta tidak terlihat seperti sedang buru-buru,
agar pasien merasa senang dan bisa makan dengan tenang.
            Tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dengan memberi makan pasien
tersebut yaitu semata-mata untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan
membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak mandiri serta untuk mempercepat
proses penyembuhan dan hospitalisasi yang di lakukan.
2.2  Menyiapkan Makanan dan Minuman Untuk Pasien
Persiapan Alat :
Piring, gelas, alas dan tutup gelas, sendok, garpu, mangkuk sayur, mangkuk lauk dan
baki.
Cara Kerja ;
1.      Perawat cuci tangan.
2.      Siapkan baki, piring, gelas dengan alas dan tutupnya, sendok, garpu, mangkuk sayur,
mangkuk lauk dan sedotan.
3.      Ambil makanan dari kereta makanan dan panaskan.
4.      Sajikan makanan di tempat yang sudah disiapkan sesuai dengan diet pasien.
Sikap perawat :
Selalu bekerja dengan hati-hati dan rapi.
2.3 Menghidangkan makanan dan minuman
Persiapan alat :
Baki berisi makanan dan minuman
Cara kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Bawa makanan dan minuman yang telah disiapkan kepada pasien.
3.      Beritahu pasien bahwa makanan sudah siap.
4.      Hidangkan makanan dan minuman.
  Di meja pasien
a.      Bentangkan serbet diatas meja
b.      Susun alat makan dia atas serbet
 Pasien berbaring
a.      Anjurkan pasien tidur miring
b.      Bentangkan serbet dibawah dagu pasien
c.       Letakkan baki berisi makanan diatas tempat tidur pasien
d.      Buka penutup makanan
e.      Persilakan pasien makan
f.        Perhatikan pasien pada waktu makan
Sikap perawat :
·         Tidak tergesa-gesa.
·         Ramah dan memaklumi keadaan pasien.
2.4  Membantu Pasien Makan Dan Minum Secara Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara
membantu memberikan makanan nutrisi melalui oral. Adapun hal yang perlu
diperhatikan sebelum pemberian makan dan minum pasien adalah :
a.        Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien.
b.        Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan
daftar makanan/diet pasien.
c.        Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi.
d.        Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit.
e.        Peralatan makanan dan minuman harus bersih
f.         Untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan peralatan yang menarik
perhatiannya.
g.        Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan habis
atau tidak.
h.        Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah
makan.
Indikasi :
Diberikan kepada pasien yang memiliki ganguan mobilitas tetapi masih sadar.
Kontra Indikasi :
Tidak dapat diberikan pada pasien koma , CA nasofaring, CA mandibularis
Alat dan Bahan :
1.      Piring
2.      Sendok
3.      Garpu
4.      Gelas
5.      Serbet
6.      Mangkok cuci tangan
7.      Pengalas
8.      Jenis diet
Prosedur :
1.        Cuci tangan
2.        Jelaskan prosedur yang dilakukan
3.        Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan
4.        Membentangkan serbet dibawah dagu pasien
5.        Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6.        Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan
7.        Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk mencicipi makanan
terlebih dahulu.
8.        Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak
9.        Setelah selesai makan pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien, dan dianjurkan
dengan pemberian obat.
10.    Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.
11.     Bereskan alat dan cuci tangan.
2.5  Memberi Makan Melalui NGT ( Nasogastric Tube)
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan, dengan cara memberi makan melalui pipa
lambung.
a.      Tujuan :
·         Dekompressi yaitu membuang dan substansi gas dari saluran gastrointestinal,
mencegah atau menghilangkan distensi abdomen.
·         Memberi makan yaitu memasukkan suplemen nutrisi cair atau makanan kedalam
lambung untuk klien yang tidak dapat menelan cairan.
·         Kompressi yaitu memberi tekanan internal dengan cara mengembangkan balon untuk
mencegah perdarahan internal pada esofagus.
·         Bilas lambung yaitu irigasi lambung akibat pendarahan aktif, keracunan, atau dilatasi
lambung.
b.      Persiapan Pasien
1. Mengkaji pasien yang diberi makan atau minum lewat NGT.
2. Mencocokkan identitas.
3. Menentukan pasien yang harus diberi makan atau minum personde
4. Menjelaskan kepada pasien hal-hal yang akan dikerjakan (maksud dan
tujuan).
5. Mengatur posisi pasien . Sikap pasien semi fowler sedikit flexi sedang
untuk pasien anak dengan 1 bantal.
c.       Persiapan Alat
1.      Baki yang dilapisi pengalas berisi :
·         Bak instrumen steril:
Ø  Sepasang sarung tangan.
Ø  NGT / maslang / sonde lambung
Ø  Sudip lidah / spatel
Ø  Kasa pada tempatnya
Ø  Corong / tabung semprot 50-100 cc
Ø  Kapas alkohol
·         Bak instrumen non steril:
Ø  Jeli
Ø  Senter
Ø  Plester
Ø  Stetoskop
Ø  Handuk kecil / serbet / pengalas
Ø  Tisu / selstop
Ø  Bengkok
Ø  Makanan cair pasien
Ø  Gelas berisi air minum
Ø  Gunting
Ø  Air bersih di dalam baskom kecil
Ø  Peniti
Ø  Spuit 20 cc
d.      Prosedur :
1.         Beri salam/sapa pasien
2.         Jelaskan tindakan yang akan dilakukan.
3.         Perawat cuci tangan.
4.         Pasang sampiran.
5.         Dekatkan alat kepasien.
6.         Bentu pasien pada posisi nyaman (bila memungkinkan pada posisi semi
fowler/fowler)
7.         Pasang handuk di atas dada pasien sampai ke pinggir tempat tidur dan letakkan tisu
di dekat bantal pasien.
8.         Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk rileks dan bernafas normal.
Kemudian cek udara yang melalui lubang hidung, caranya: pijit salah satu kuping
hidung dan rasakan aliran udara pada lubang hidung yang bebas dan begitu pula
sebaliknya.
9.         Pasang sarung tangan
10.     Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan menggunakan:
a.    Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga bawah dan ke prosesus
xyfoideus di sternum.
b.    Ukur selang dari puncak dahi ke epigastrium.
c.    Ukur selang dari daun telinga bawah kepuncak lubang hidung dan ke prosesus
xyfoideus di sternum.
11.     Beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur.
12.     Olesi jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm.
13.     Atur posisi klien dengan kepala ekstensi, dan masukkan selang melalui lubang hidung
yang telah ditentukan.
14.     Masukkan slang sepanjang rongga hidung. Jika terasa agak tertahan, putarlah slang
dan jangan dipaksakan untuk dimasukkan.
15.     Lanjutkan memasang slang sampai melewati nasofaring (3-4 cm) anjurkan pasien
untuk menekuk leher dan menelan.
16.     Dorong pasien untuk menelan dengan memberikan sedikit air minum (jika perlu).
Tekankan pentingnya bernafas lewat mulut.
17.     Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada hambatan atau pasien tersedak,
sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa posisi slang di belakang tenggorok
dengan menggunakan sudip lidah dan senter.
18.     Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan, anjurkan
pasien untuk rileks dan bernafas normal.
19.     Periksa letak slang dengan cara:
a.        Memasang spuit pada ujung NGT, memasang bagian diafragma stetoskop pada perut
di kuadran kiri atas pasien (lambung) kemudian suntikkan 10-20 cc udara bersamaan
dengan auskultasi abdomen.
b.        Dengan menggunakan spuit, mengaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi
lambung.
c.         Memasukkan ujung bagian luar slang NGT ke dalam waskom yang berisi air. Jika
terdapat gelembung udara, slang masuk ke paru-paru, jika tidak slang masuk ke dalam
lambung
20.     Oleskan alkohol pada ujung hidung pasien dan biarkan sampai kering.
21.     Yakinkan slang tidak tersumbat dengan cara:
a.        Masukkan makanan dengan aliran perlahan (perhatikan: aliran air dan jarak corong 30
cm dan lihat reaksi pasien terhadap rasa tidak nyaman).
b.        Setelah makan masukkan 15-30 ml air putih (bila ada obat dalam bentuk tablet
haluskan dahulu).
c.         Fiksasi slang dengan plester 10 cm dan silangkan plester pada slang yang keluar dari
hidung
22.     Klem dan tutup ujung slang dengan kassa dan plester / karet gelang.
23.     Penitikan slang kebaju pasien. Biarkan pasien pada posisi semifowler / fowler selama
15-30 menit.
24.     Evaluasi klien setelah terpasang NGT.
25.     Rapikan alat.
26.     Perawat cuci tangan.
27.     Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.
  
BAB III
KESIMPULAN
Memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan
tertentu bisa dibantu oleh perawat, keluarga atau berkolaborasi antara keduanya.
        Sebagai perawat yang membantu pasien dalam makannya, kita juga perlu
memperhatikan makanan yang diperuntukkan kepada pasien dengan tujuan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pasien dengan memberi makan pasien tersebut yaitu semata-mata
untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan selera
pasien pada pasien yang tidak mandiri serta untuk mempercepat proses penyembuhan
dan hospitalisasi yang di lakukan.
Adapun cara-caranya yaitu :
a.      menyiapkan makanan dan minuman pasien.
b.      menghidangkan makanan dan minuman pasien.
c.       membantu pasien makan dan minum secara oral.
d.      memberi makan melalui NGT ( Nasogastric Tube).
DAFTAR PUSTAKA
Ester, Monica. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2008. Praktik Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Potter, Patricia A dan Anne G. Perry. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7.
Jakarta : Salemba Medika
Sonde DM 
Bahan :

 Wortel 100 g
 Tempe 75 g
 Tepung beras 20 g
 Susu FCM 80 g
 Susu Skim  25 g
 Gula pasir 25 g
 Air 1000 cc

Cara Membuat :

 Potong wortel dan tempe bentuk dadu.


 Rebus wortel dan tempe sampai matang dan blender setelah dingin.
 Encerkan tepung beras, susu skim dan susu FCM dengan air hingga rata.
 Campurkan tempe dan wortel yang telah diblender dengan tepung beras, susu skim,
susu FCM dan gula pasir.
 Tambahkan air hingga 1000 ml, rebus dan aduk hingga matang.
 Saring dan sajikan.

Ket. : Energi 787,2 kcal; Protein 42,9 gram; Lemak 19 gram; KH 113,5 gram.
STANDAR PORSI
DIET DM 1700 kkal

MAKAN
PAGI URT BERAT
: ( 3/4 gelas/ 1 gelas/ 2
Nasi/ Tim/ Bb gelas) 100 gr
 : 1 potong sedang/ 1 btr
Lauk Hewani telur 50 gr
Lauk nabati  : 1 potong sedang tahu 50 gr
Sayuran : (1 gelas) 100 gr
Buah :-
: (2 macam masakan
Minyak tumisan) 5 gr
Gula pasir :-

Snack
(10.00) : 1 buah jeruk 100 gr

MAKAN
SIANG
: ( 1 gelas/ 1,5 gelas/ 2,5
Nasi/ Tim/ Bb gelas) 150 gr
Lauk Hewani  : 1 potong sedang 50 gr
Lauk nabati  : 1 potong sedang 50 gr
Sayuran : (1 gelas) 100 gr
Buah : 1 potong pepaya 100 gr
: (1 macam masakan
Minyak digoreng 10 gr
  dan atau 2 tumisan) gr
Gula pasir :-

Snack : 2 buah krackers/biskuit


(16.00) asin 40 gr

MAKAN MALAM
Nasi/ Tim/ : ( 1 gelas/ 1,5 gelas/ 2,5
Bb gelas) 150 gr
Lauk
Hewani  : 1 potong sedang 50 gr
Lauk
nabati  : 1 potong sedang 50 gr
Sayuran : (1 gelas) 100 gr
Buah : 1 buah pisang gr
: (1 macam masakan
Minyak digoreng 10 gr
  dan atau 2 tumisan) gr
Gula pasir :-

Snack
(20.00) : 3 sdm susu rendah lemak/
Diabetasol 30 gr
 * bila bubur  4 gelas tdk memungkinkan, dpt diganti :
   2 gelas BB/ 1 mangkuk + 3 bh krackers
saat
    jam makan snack
Catatan :
 Hati-hati dlm pemilihan snack. Lebih baik banyak meng-
 hindari makanan yang banyak mengandung tepung, ganti
 dengan buah yang setara.

Anda mungkin juga menyukai