DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Kelurahan Bagan Pete Termasuk salah satu wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar
Kota Jambi, Berdasarkan data Sekunder yang di peroleh dari Kelurahan Jumlah KK ( Kartu
Keluarga) 500 , dimana jumlah laki - laki 350 jiwa dan wanita 150 jiwa. jumlah lansia 35 jiwa,
dewasa 230 jiwa, anak sekolah 160 jiwa, Remaja 75 jiwa. Data Pendidikan KK di kelurahan
Bagan Pete di dapat , S2 50 KK, Sarjana 120 KK, SMU 230 KK, SMP 45 KK, Tamat SD 30
kk, Tidak Sekolah 25 KK.
Di kelurahan tersebut juga rata rata beragama muslim dengan data KK, Agama Islam 425 KK,
Agama Kristen 45 KK, Budha 10 KK, Hindu 20 KK.
Masyarakat di kelurahan bagan pete pekerjaan nya heterogen dengan sebaran Petani 100 KK,
Nelayan 150 KK, PNS 150 KK, Pedagang 100 KK. di wilayah tersebut terdapat 4 masjid dan 1
gereja tempat ibadah. serta terdapat 1 Sekolah Dasar. tempat wisata juga ada di wilayah tersebut
bernama wisata Air, ada 2 klinik kesehatan 1 puskesmas. suku melayu 350 KK, jawa 100 KK,
bugis 10 KK, Padang 40 KK.
Dari data sekunder di Puskesmas Kenali besar di dapat data penyakit Diabetes Melitus 70
Pasien, Hipertensi 90 Pasien, TBC 30, Pasien, COvid - 19 ada 5 pasien, ISPA 40 Pasien,
Rematik 25 Pasien. masyarakat biasanya mengunakan Transfortasi roda empat dan roda dua,
ada juga angkot yg bisa di gunakan oleh masyarakat sekitar. untuk kegiatan organisasi
masyarakat di wilayah ini sangat aktif, ada organisasi khsusu pemuda/ remaja, ada majelis
taklim untuk ibu ibu, ada remaja masjid dll.
LO :
1. Buat lah pengkajian dengan Core dan inti core 8 subsistem,
2. Penyajian data mengunakan diagram batang dan Pie
STEP I ISTILAH SULIT
1. Rematik
2. ISPA
3. Diabetes Melitus
4. Covid-19
5. Hipertensi
6. Heterogen
7. TBC
8. Core dan Inti Core
9. Data Sekunder
JAWAB :
1. Rematik atau yang disebut dengan rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun
progresif dengan inflamasi kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat
melibatkan organ dan sistem tubuh secara keseluruhan. Selain itu juga terjadi
peradangan jangka panjang pada sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang secara keliru
menyerang tubuh.
2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu
bagian atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung sampai alveoli termasuk
organ adneksanya yaitu sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Fatmawati, 2017).
3. Didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
4. Covid (corona virus disease) merupakan penyakit yang disebabkan ole severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 tau (SARS-CoV-2, yaitu virus yang dapat
menyerang sistem pernapasan dimulai dari gejala ringan hinggga gejala yang berat pada
sistem pernapasan manusia. Penyakit yang disebabkan karena terinfeksi virus ini lebih
dikenal dengan sebutan Covid-19 (Nasution, 2020).
5. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (mordibitas) dan
angka kematian/ mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase
dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 mmHg menunjukan fase darah yang
sedang di pompa oleh jantung dan fase diastolic 90 mmHg menunjukan fase darah yang
kembali ke jantung (Triyanto, 2017, p. 7)
6. Heterogen adalah Istilah yang merujuk keanekaragaman yaitu sesuatu yang berbeda
jenis dan berbeda karakteristiknya.Jadi pekerja heterogen adalah suatu wilayah yang
memiliki tenaga kerja beragam (tidak identik) .
7. Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru
dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis.
8. Core dan inti core merupakan data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri:
umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
9. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara
atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip
baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum .
1. Berdasarkan data skunder yang ada di kasus, langkah awal apa yang dilakukan oleh
perawat komunitas menangani dan mengatasi kondisi masalah pasien pada penyakit
tersebut?
2. Pada kasus tersebut terdapat beberapa orang yang menderita DM, hipertensi, TBC,
Covid, ISPA, dan Rematik. Tindakan apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah/mengurangi terjadinya penyakit tersebut?
3. Bagaimana pengkajian core?
4. Pada data diatas masalah keperawatan Komunitas prioritas apa yang harus di tegakkan?
5. Apakah metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?
6. Kegiatan apa yang bisa perawat komunitas lakukan pada masyarakat tersebut?
7. Apa saja yang dibutuhkan perawat untuk melaksanakan strategi pelaksanaan nya dalam
menangani masalah tersebut dan bagaimana cara untuk mendekatkan diri pada
masyarakat tersebut?
8. Bagaimana Strategi atau promkes yang tepat pada kasus tersebut?
1. Yang dilakukan yaitu merencanakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang ada pada kasus salah satu yang bisa dilakukan di mana perawat berperan sebagai
edukator yaitu perawat bisa memberikan edukasi atau promosi kesehatan terkait
masalah-masalah yang ada di lingkungannya.
2. untuk pencegahan penyakit diabetes melitus bisa dengan rutin berolahraga dan
menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat. untuk hipertensi bisa dengan
mengurangi konsumsi garam, olahraga rutin, tbc bisa dengan menerima atau melakukan
vaksin BCG (Bacillus Callmette Guerrin), covid bisa dengan menjaga jarak dan
menggunakan masker ditempat umum, ispa bisa dengan selalu cuci tangan secara teratur
setelah beraktivitas ditempat umum, rematik, istirahat yg cukup, berolahraga, jika
perokok aktif bisa dg berhenti merokok. cara ini bisa dilakukan dengan cara
memberikan penyuluhan atau promosi kesehatan kepada masayarakat setempat terkait
cara untuk mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit tersebut.
3. Pengkajian core
Pengkajian inti komunitas
Riwayat : riwayat wilayah , apakah pernah ada pemekaran wilayah , berapa usia
penduduk yang paling tua di wilayah tersebut .
Demografi : usia dan jenis kelamin kelompok / komunitas yang dibina , tingkat
pendidikan ,status pekerjaan ,tingkat penghasilan masyarakat
Statistic vital : angka prevalensi masalah kesehatan masyarakat ,angka kesakitan dan
kematian dalam 2 tahun terakhir
Nilai dan kepercayaan : latar belakang yang mempengaruhi perilaku
kesehatan ,bangunan tempat ibadah ,keyakinan terhadap suatu penyakit ,kepercayaan
masyarakat tentang penyakit dan kesehatan.
4. Masalah keperawatan prioritas yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut yaitu pada
penyakit menular seperti TBC, covid-19, dan ISPA karena jika tidak ditangani secara
cepat maka akan terjadi penularan kepada yang tidak terjangkit penyakit tersebut dan
bertambah parah pada penderita. Penyakit menular yang ditangani terlebih dahulu
karena nanti penyakit menular belum diatasi bisa merambat dan menyebar keseluruh
masyarakat
5. Kuesioner: untuk memperoleh data yang bersumber dari masyarakat langsung dengan
seperangkat pertanyaan berkaitan dengan data inti dan data subsitem yang ada di
komunitas.
Wawancara: digunakan untuk mengidentifikasi pandangan dari tokoh kunci di
masyarakat
Studi literatur: mengumpulkan data sekunder tentang statistik vital di komunitas yang
diperoleh dari dokumen kader, desa, puskesmas, dan dinas kesehatan/terkait.
Focus grup discussion: untuk mengidentifikasi fenomena spesifik menyangkut
sekolompok orang yang lebih efektif dengan metode diskusi.
6. Kegiatan perawat yang bisa dilakukan pada masyarakat yaitu:
a. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka mengubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
c. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
d. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penganganan lebih
lanjut.
e. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
f. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
g. Melaksanakan asuhan kesehatan komunitas, melalui pengenalan masalah
h. kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian
i. kesehatan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah
keperawatan.
j. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas.
k. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
l. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
m. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan masyarakat
sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.
7. Dalam melaksanakan strategi pelaksanaan untuk menangani masalah pada masyarakat
atau komunitas seorang perawat harus menerapkan prinsip Pemberian Pelayanan
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Pada saat memberikan pelayanan kesehatan,
perawat komunitas harus rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan
dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan
bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan
secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan
sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan
dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada.
8. Sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah
kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri. Strategi
Dasar utama promosi kesehatan adalah
1) Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalahupaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
2) Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang
mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif
dalam upaya penyelenggaraan kesehatan.
3) Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak terkait (tokoh masyarakat informal dan formal) agar
masyarakat di lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan
kesehatannya serta menciptkan lingkungan sehat.
4) Menjembatani (Mediate)
Meniadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang
terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu keria
sama dengan program lain dilingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait.
Oleh sebab itu. dama mewujudkan kerja sama atau kemitraan ini peran promosi
kesehatan diperlukan.
5) Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal in berarti
kepada masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri
dibidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara
bertani, beternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam
rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi keluarga yang
meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan meningkatkan kesehatan
keluarga juga meningkat.
STEP IV ( Mind Mapping )
1. Buatlah pengkajian core dan inti core 8 subsistem dan penyajian data menggunakan
diagram batang dan pie !
Jawaban
Pengkajian : manganoan pendekatan community as partner meliputi data inti dan subsistem
Dari 500 KK kelurahan Bagan Pete mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan
persentase 70% dari seluruh penduduk.
b. Golongan usia
Jumlah penduduk menurut golongan usia tergambar pada grafik di bawah ini.
c. Status perkawinan
Tidak terdapat dalam kasus
Di kelurahan Bagan Pete rata rata beragama muslim dengan jumlah terbanyak 425
jiwa dan diikuti dengan agama Kristen 45 jiwa. Ketersediaan tempat ibadah di
wilayah tersebut terdiri dari 4 masjid dan 1 gereja, tidak tersedia tempat ibadah
untuk masyarakat minoritas agama hindu dan budha.
f. Statistik vital
Dari data sekunder di Puskesmas Kenali besar di dapat data 6 besar penyakit
kelurahan Bagan Pete keseluruhan. Prevalensi penyakit dan jenis penyakit di
kelurahan Bagan Pete tergambar pada grafik di bawah ini.
Diagram 5 : Karakteristik Prevalensi Penyakit di Kelurahan Bagan Pete
Dari hasil pengkajian studi dokumen yang bersumber dari puskesmas kenali
besar terdapat 6 penyakit yang diderita penduduk kelurahan Bagan Pete dengan
prevalensi tertinggi adalah penderita hipertensi sebanyak 35% dari keseluruhan
penyakit.
2. Data Subsystem
8 subsistem yang dikaji adalah sbb :
b. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada masyarakat wilayah tersebut
Masyarakat di kelurahan bagan pete pekerjaannya heterogen dengan sebaran
tergambar pada grafik berikut .
Dari 500 penduduk kelurahan Bagan Pete jenis pekerjaan antara petani dan
pedagang mempunyai jumlah yang sama yaitu 100 kk.
e. Komunikasi
Tidak terdapat pada kasus
f. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di kelurahan Bagan Pete akan tergambar
pada grafik berikut.
g. Rekreasi
KONSEP
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengertian
1) Sistem Kesehatan
pelayanan KB
riwayat KLB
2) Sistem Pendidikan
3) Sistem Keluarga
tipe keluarga
kegiatan gotong-royong
5) Sistem Ekonomi
pekerjaan
industri rakyat
6) Sistem Politik
cara penetapan
struktur pemerintahan
7) Sistem Rekreasi
sarana rekreasi
8) Sistem Komunikasi
alat komunikasi
9) Sistem Keagamaan
kegiatan keagamaan
organisasi keagamaan
10) Sistem Legal
peraturan
sanksi
1) Batasan Komunitas
Batas wilayah
Karakteristik wilayah
Peta wilayah
2) Sistem Keagamaan
Tempat
Jarak
Cara capai
3) Gambaran geografis
Kesuburan
Peta geografis
Kemiringan/tinggi tanah
4) Iklim
Curah hujan
Perkiraan musim
Kelembapan udara
Sarana olahraga
Sarana rekreasi
Lingkungan pemukiman
1) Ukuran
Jumlah penduduk
Jumlah KK
2) Kepadatan
3) Komposisi penduduk
4) Pertumbuhan penduduk
Angka kelahiran
Angka kematian
TK kesejahteraan
kemampuan baca tulis
tingkat pendidikan
pekerjaan
7) Mobilitas Penduduk
jenis kependudukan
pemanfaatan waktu
pola komunikasi
pengambilan keputusan
batas wilayah
Pedoman dalam melakukan Roda pengkajian komunitas ini terdiri dari 3 bagian :
Demografi Penduduk
Type keluarga
Status perkawinan
2. Subsistem komunitas
Survey
Kegiatan masyarakat
Sistem sosial
No Elemen Deskripsi
1 Perumahan Bangunan, luas, bahan, arsitek,
bersatu/pisah
2 Lingkungan/daera Halaman samping, belakang
h
Luas, sempit atau tidak, ada/tidak ada
rumput, bersih/kotor, pribadi/umum
3 Lingkungan Sungai, got, jalan
terbuka
4 Batas kebiasaan Tempat berkumpul, siapa, dimana, kapan
5 Transportasi Cara datang, pergi, situasi jalan dan jenis,
alat transportasi
6 Pusat pelayanan Klinik, rekreasi, sekolah, praktek
hewan
10 Suku Lokasi, cara komunikasi
11 Tempat ibadah Masjid, gereja
12 Kesehatan Akut/krinis, jarak pelayanan
13 Politik Kampanye
14 Media Televise, radio, Koran, majalah, papan
Pelayanan Kesehatan
pelayanan dukungan konseling
pelayanan khusus/social worker
1.
2.
Data yang dikumpulkan:
Ekonomi
Karakteristik pekerjaan
1. Status ketergantungan
b. Persen pengangguran
c. Persen bekerja
Sumber informasi: Dinas Tata kota, Dinas Kebakaran, Kantor Polisi, Dinas PU
Komunikasi
Komponen Sumber
Formal:
Informal:
Radio dan TV
Speaker
Status pendidikan: tingkat Sensus camat dan lurah
pendidikan, tipe.macam
sekolah, bahasa
Pendidikan yang tersedia
dalam/luar komunitas Dikti
Pelayanan: sumber,
karakteristik, pemakai,
adekuatan, ketersediaan, dapat
dicapai
Kanwil, Kakadep, Ka sekolah
Pendidikan
Komponen Sumber
Status pendidikan: tingkat Sensus camat dan lurah
pendidikan, type/macam sekolah,
bahasa
Pendidikan yang tersedia dalam/luar
komunitas
Pelayanan: sumber, karakteristik
pemakai, adekuatan, ketersediaan,
dapat dicapai Dikti
Rekreasi
1. Macam
2. Tempat
3. Bayaran
4. Yang menggunakan
3. Persepsi
a. Persepsi Masyarakat
b. Persepsi Anda
Apakah kekuatannya
1 Sejarah
2 Demografik
3 Etnisitas
4 Nilai dan Keyakinan
2. Subsistem
1 Lingkungan
2 Pelayanan kesehatan dan social
3 Ekonomi
4 Transportasi dan Keamanan
5 Politik dan Pemerintahan
6 Komunikasi
7 Pendidikan
8 Rekreasi
3. Persepsi
1 Warga masyarakat
2 Persepsi anda
4. Kerangka Pengkajian Profile Komunitas (Modifikasi)
Merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian
komunitas. Komponen pengkajian menurut model ini adalah sbb:
1. Batas lokasi
4. Populasi komunitas.
2. Stabilitas.
4. Agama.
a. Sistem politik
h. Media komunikasi
i. Keamanan
Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang
relevan untuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.misalnya
catatan kelahiran, kematian, cakupan pelayanan.
3. Membahas data yang terkumpul
1. Pengertian
Proses keperawatan tidak hanya mencakup masalah individu
namun juga meliputi keluarga, kelompok serta masyarakat pada
umumnya. Paradigma pelayanan keperawatan yang mengalami
perubahan menjadi upaya promotif dan preventif semakin
menekankan peran perawat yang tidak hanya membantu seorang
individu untuk bebas dari penyakit yang diderita namun juga lebih
pada menstimulasi tumnbuhnya kemandirianmasyarakat dalam
melaksanakan upaya preventif dan promotif yang pada akhirnya
mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Perawat sebagai pemberi asuhan yang komprehensif
mampu menekan stresor dan meningkatkan peran komunitas dalam
mengatasi stresor melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan
tersier. Upaya ini dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan
secara langsung dan sekaligus memberikan perhatian kepada
masyarakat serta memberi kemampuan pada masyarakat untuk
mampu mempertimbangkan pengaruh masalah kesehatan
masyarakat terhadap kesehatan individu, keluarga atau kelompok
(Fallen & Dwi K, 2010). Kesadaran yang dimiliki masyarakat akan
memunculkan upaya untuk menyumbangkan tenaga, dana, pikiran dan
kemampuan untuk melaksanakan upaya kesehatan.
Keperawatan Komunitas merupakan pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan risiko tinggi agar
mmapu mencapai status derajat kesehatan yang optimal melalui
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977). Menurut American Nurses
AssociationANA (1973) Community Health Nursing (CHN)is a
synthesis of nursing practice and public health practice applied to
promoting and preserving the health of population. Jadi
keperawatan komunitas merupakan suatu sintesa dari praktik ilmu
keperawatan dengan ilmu kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat tanpa membatasi
kelompok yang diberikan asuhan keperawatan. Seluruh masyarakat
tanpa memandang umur dan golongan tertentu terlibat dalam pemberian
asuhan keperawatan komunitas. Proses keperawatan komunitas
merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,
sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
Beberapa pengertian keperawatan komunitas diatas dapat dapat
disimpulkan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu
penerapan asuhan keperawatan yang memadukan ilmu keperawatan
dan kesehatan masyarakat dalam melibatkan dukungan dan
peran aktif masyarakat dalam melaksanakan pelayanan preventif dan
kuratif secara komprehensif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yangoptimal.
2. Tujuan
Tujuan umum asuhan keperawatan komunitas adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatannya
sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal, yang
berarti masyarakat tidak hanya terbebas dari penyakit namun
mampu produktif sampai usia senja.
Tujuan khusus pemberian asuhan keperawatan komunitas
menurut R Fallen dan R Budi Dwi K (2010) antara lain :
a. .Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang konsep sehat
dan sakit.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga dan kelompok serta
masyarakat pada umumnya untuk melaksanakan upaya
perawatan dasar dalam rangka menangani masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus di rumah, panti dan
di masyarakat yang membutuhkan pembinaan dan asuhan
keperawatan
d. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindak lanjut dan asuhan keperawatan di rumah
e. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok
resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan
keperawatan di rumah dan di Puskesmas
f. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan
sosial untuk menuju keadaan sehat optimal.
Pencapaian tujuan pemberian asuhan keperawatan komunitas
bukan hanya merupakan tanggung jawab dari perawat namun lebih
pada seluruh anggota masyarakat.
Adapun fungsi pemberian asuhan keperawatan komunitas
menurut Mubarak (2006) antara lain adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan
ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan
dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya
dapat mempercepat proses penyembuhan.