Anda di halaman 1dari 50

LOGBOOK TUTOR SKENARIO 1

BLOK KEPERAWATAN KOMUNITAS II

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Nurlinawati, S.Kep., M.Kep.,

DISUSUN OLEH :

G1B120002 DEWI MENTARI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023
SKENARIO 1

Kelurahan Bagan Pete Termasuk salah satu wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar
Kota Jambi, Berdasarkan data Sekunder yang di peroleh dari Kelurahan Jumlah KK ( Kartu
Keluarga) 500 , dimana jumlah laki - laki 350 jiwa dan wanita 150 jiwa. jumlah lansia 35 jiwa,
dewasa 230 jiwa, anak sekolah 160 jiwa, Remaja 75 jiwa. Data Pendidikan KK di kelurahan
Bagan Pete di dapat , S2 50 KK, Sarjana 120 KK, SMU 230 KK, SMP 45 KK, Tamat SD 30
kk, Tidak Sekolah 25 KK.
Di kelurahan tersebut juga rata rata beragama muslim dengan data KK, Agama Islam 425 KK,
Agama Kristen 45 KK, Budha 10 KK, Hindu 20 KK.
Masyarakat di kelurahan bagan pete pekerjaan nya heterogen dengan sebaran Petani 100 KK,
Nelayan 150 KK, PNS 150 KK, Pedagang 100 KK. di wilayah tersebut terdapat 4 masjid dan 1
gereja tempat ibadah. serta terdapat 1 Sekolah Dasar. tempat wisata juga ada di wilayah tersebut
bernama wisata Air, ada 2 klinik kesehatan 1 puskesmas. suku melayu 350 KK, jawa 100 KK,
bugis 10 KK, Padang 40 KK.
Dari data sekunder di Puskesmas Kenali besar di dapat data penyakit Diabetes Melitus 70
Pasien, Hipertensi 90 Pasien, TBC 30, Pasien, COvid - 19 ada 5 pasien, ISPA 40 Pasien,
Rematik 25 Pasien. masyarakat biasanya mengunakan Transfortasi roda empat dan roda dua,
ada juga angkot yg bisa di gunakan oleh masyarakat sekitar. untuk kegiatan organisasi
masyarakat di wilayah ini sangat aktif, ada organisasi khsusu pemuda/ remaja, ada majelis
taklim untuk ibu ibu, ada remaja masjid dll.
LO :
1. Buat lah pengkajian dengan Core dan inti core 8 subsistem,
2. Penyajian data mengunakan diagram batang dan Pie
STEP I ISTILAH SULIT
1. Rematik
2. ISPA
3. Diabetes Melitus
4. Covid-19
5. Hipertensi
6. Heterogen
7. TBC
8. Core dan Inti Core
9. Data Sekunder

JAWAB :
1. Rematik atau yang disebut dengan rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun
progresif dengan inflamasi kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat
melibatkan organ dan sistem tubuh secara keseluruhan. Selain itu juga terjadi
peradangan jangka panjang pada sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang secara keliru
menyerang tubuh.
2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu
bagian atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung sampai alveoli termasuk
organ adneksanya yaitu sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Fatmawati, 2017).
3. Didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
4. Covid (corona virus disease) merupakan penyakit yang disebabkan ole severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 tau (SARS-CoV-2, yaitu virus yang dapat
menyerang sistem pernapasan dimulai dari gejala ringan hinggga gejala yang berat pada
sistem pernapasan manusia. Penyakit yang disebabkan karena terinfeksi virus ini lebih
dikenal dengan sebutan Covid-19 (Nasution, 2020).
5. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (mordibitas) dan
angka kematian/ mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase
dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 mmHg menunjukan fase darah yang
sedang di pompa oleh jantung dan fase diastolic 90 mmHg menunjukan fase darah yang
kembali ke jantung (Triyanto, 2017, p. 7)
6. Heterogen adalah Istilah yang merujuk keanekaragaman yaitu sesuatu yang berbeda
jenis dan berbeda karakteristiknya.Jadi pekerja heterogen adalah suatu wilayah yang
memiliki tenaga kerja beragam (tidak identik) .
7. Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru
dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis.
8. Core dan inti core merupakan data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri:
umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
9. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara
atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip
baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum .

STEP II ( Identifikasi Masalah )

1. Berdasarkan data skunder yang ada di kasus, langkah awal apa yang dilakukan oleh
perawat komunitas menangani dan mengatasi kondisi masalah pasien pada penyakit
tersebut?
2. Pada kasus tersebut terdapat beberapa orang yang menderita DM, hipertensi, TBC,
Covid, ISPA, dan Rematik. Tindakan apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah/mengurangi terjadinya penyakit tersebut?
3. Bagaimana pengkajian core?
4. Pada data diatas masalah keperawatan Komunitas prioritas apa yang harus di tegakkan?
5. Apakah metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?
6. Kegiatan apa yang bisa perawat komunitas lakukan pada masyarakat tersebut?
7. Apa saja yang dibutuhkan perawat untuk melaksanakan strategi pelaksanaan nya dalam
menangani masalah tersebut dan bagaimana cara untuk mendekatkan diri pada
masyarakat tersebut?
8. Bagaimana Strategi atau promkes yang tepat pada kasus tersebut?

STEP III (Analisa Masalah )

1. Yang dilakukan yaitu merencanakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang ada pada kasus salah satu yang bisa dilakukan di mana perawat berperan sebagai
edukator yaitu perawat bisa memberikan edukasi atau promosi kesehatan terkait
masalah-masalah yang ada di lingkungannya.
2. untuk pencegahan penyakit diabetes melitus bisa dengan rutin berolahraga dan
menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat. untuk hipertensi bisa dengan
mengurangi konsumsi garam, olahraga rutin, tbc bisa dengan menerima atau melakukan
vaksin BCG (Bacillus Callmette Guerrin), covid bisa dengan menjaga jarak dan
menggunakan masker ditempat umum, ispa bisa dengan selalu cuci tangan secara teratur
setelah beraktivitas ditempat umum, rematik, istirahat yg cukup, berolahraga, jika
perokok aktif bisa dg berhenti merokok. cara ini bisa dilakukan dengan cara
memberikan penyuluhan atau promosi kesehatan kepada masayarakat setempat terkait
cara untuk mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit tersebut.
3. Pengkajian core
Pengkajian inti komunitas
Riwayat : riwayat wilayah , apakah pernah ada pemekaran wilayah , berapa usia
penduduk yang paling tua di wilayah tersebut .
Demografi : usia dan jenis kelamin kelompok / komunitas yang dibina , tingkat
pendidikan ,status pekerjaan ,tingkat penghasilan masyarakat
Statistic vital : angka prevalensi masalah kesehatan masyarakat ,angka kesakitan dan
kematian dalam 2 tahun terakhir
Nilai dan kepercayaan : latar belakang yang mempengaruhi perilaku
kesehatan ,bangunan tempat ibadah ,keyakinan terhadap suatu penyakit ,kepercayaan
masyarakat tentang penyakit dan kesehatan.
4. Masalah keperawatan prioritas yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut yaitu pada
penyakit menular seperti TBC, covid-19, dan ISPA karena jika tidak ditangani secara
cepat maka akan terjadi penularan kepada yang tidak terjangkit penyakit tersebut dan
bertambah parah pada penderita. Penyakit menular yang ditangani terlebih dahulu
karena nanti penyakit menular belum diatasi bisa merambat dan menyebar keseluruh
masyarakat
5. Kuesioner: untuk memperoleh data yang bersumber dari masyarakat langsung dengan
seperangkat pertanyaan berkaitan dengan data inti dan data subsitem yang ada di
komunitas.
Wawancara: digunakan untuk mengidentifikasi pandangan dari tokoh kunci di
masyarakat
Studi literatur: mengumpulkan data sekunder tentang statistik vital di komunitas yang
diperoleh dari dokumen kader, desa, puskesmas, dan dinas kesehatan/terkait.
Focus grup discussion: untuk mengidentifikasi fenomena spesifik menyangkut
sekolompok orang yang lebih efektif dengan metode diskusi.
6. Kegiatan perawat yang bisa dilakukan pada masyarakat yaitu:
a. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka mengubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
c. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
d. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penganganan lebih
lanjut.
e. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
f. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
g. Melaksanakan asuhan kesehatan komunitas, melalui pengenalan masalah
h. kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian
i. kesehatan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah
keperawatan.
j. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas.
k. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
l. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
m. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan masyarakat
sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.
7. Dalam melaksanakan strategi pelaksanaan untuk menangani masalah pada masyarakat
atau komunitas seorang perawat harus menerapkan prinsip Pemberian Pelayanan
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Pada saat memberikan pelayanan kesehatan,
perawat komunitas harus rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan
dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan
bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan
secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan
sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan
dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada.
8. Sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah
kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri. Strategi
Dasar utama promosi kesehatan adalah
1) Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalahupaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
2) Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang
mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif
dalam upaya penyelenggaraan kesehatan.
3) Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak terkait (tokoh masyarakat informal dan formal) agar
masyarakat di lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan
kesehatannya serta menciptkan lingkungan sehat.
4) Menjembatani (Mediate)
Meniadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang
terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu keria
sama dengan program lain dilingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait.
Oleh sebab itu. dama mewujudkan kerja sama atau kemitraan ini peran promosi
kesehatan diperlukan.
5) Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal in berarti
kepada masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri
dibidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara
bertani, beternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam
rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi keluarga yang
meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan meningkatkan kesehatan
keluarga juga meningkat.
STEP IV ( Mind Mapping )

PUSKESMAS KENALI BESAR

Kelurahan Bagan Pete

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


1) Terdapat 4 masjid dan 1 gereja 1) Jumlah KK (Kartu Keluarga) 500 dimana
tempat ibadah laki-laki berjuriah 350 jiwa dan wanita 150
2) Terdapat 1 Sekolah Dassr jiwa.
3) Ada 2 Klinik kesehatan dan 1 2) Kepercayaan yang di anut warga 425 KK
puskesmas beragaria Muslim, 45 KK beragama
4) Ada tempat wisata air Kristen, 10 KK beragama Budha, dan 20
5) Masyarakat mengunakan alat KK beragama Hindu.
transportasi seperti motor dan 3) Suku masyarakat: 350 KK Melayu,100
mobil dan sda juga KK. Jawa, 10 KK Bugis, dan 40 KK.
mengunakan angkutan umum Padang.
6) Masyarakat sangat aktif dalam 4) Pekerjaan Warga: PNS berjumlah 150,
kegiatanorganisasi (organisasi Pedagang 100 . Petani 100 dan Nelayan
pemuda, majelis taklim untuk 150.
ibu-ibu, remaja masjid dan 5) Data pendidikan 50 KK tamatan S2, 120
lain-lain). KK tamatan S1, 230 KK tamatan SMU, 45
KK tamatan SMP, 30 KK tamatan SD, dan
25 KK. tidak sekolah.
6) Data usia masyarakat: 230 berusia dewasa,
35 jiwa lansia, 75 ramaja, 160 anak
sekolah.
7) Data panyakit di dapatkan Hipertensi 90
orang, Diabetes mellitus 70 orang, TBC 30
orang, Covid-195 orsng, ISPA 40 orang,
dan Rematik 25 orang

KONSEP PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

STEP V ( Learning Objektif )

1. Buatlah pengkajian core dan inti core 8 subsistem dan penyajian data menggunakan
diagram batang dan pie !
Jawaban

Pengkajian : manganoan pendekatan community as partner meliputi data inti dan subsistem

1. Data inti komunitas


a. Demografi : Jumlah KK kelurahan Bagan Pete keseluruhan berdasarkan data
sekunder yang diperoleh dari kelurahan sebanyak 500 KK. Jumlah penduduk
menurut jenis kelamin tergambar pada grafik di bawah ini.

Diagram 1 : Karakteristik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Bagan


Pete

Dari 500 KK kelurahan Bagan Pete mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan
persentase 70% dari seluruh penduduk.
b. Golongan usia
Jumlah penduduk menurut golongan usia tergambar pada grafik di bawah ini.

Diagram 2 : Karakteristik Penduduk Berdasarkan golongan usia di Kelurahan Bagan


Pete
Dari 500 KK Kelurahan Bagan Pete lansia mempunyai jumlah yang lebih sedikit
dibanding kelompok usia lainnya.

c. Status perkawinan
Tidak terdapat dalam kasus

d. Nilai, kepercayaan dan agama


Agama yang dianut oleh masyarakat tergambar pada diagram di bawah ini :

Diagram 3 : Karakteristik Penduduk Berdasarkan Agama di Kelurahan Bagan Pete

Di kelurahan Bagan Pete rata rata beragama muslim dengan jumlah terbanyak 425
jiwa dan diikuti dengan agama Kristen 45 jiwa. Ketersediaan tempat ibadah di
wilayah tersebut terdiri dari 4 masjid dan 1 gereja, tidak tersedia tempat ibadah
untuk masyarakat minoritas agama hindu dan budha.

e. Etnis : suku dan budaya


Beragam suku yang terdapat di Kelurahan Bagan Pete tergambar pada grafik
tersebut.

Diagram 4 : Karakteristik Penduduk Berdasarkan Suku di Kelurahan Bagan Pete


Suku minoritas di wilayah kelurahan Bagan Pete adalah bugis sebanyak 10
kk.

f. Statistik vital
Dari data sekunder di Puskesmas Kenali besar di dapat data 6 besar penyakit
kelurahan Bagan Pete keseluruhan. Prevalensi penyakit dan jenis penyakit di
kelurahan Bagan Pete tergambar pada grafik di bawah ini.
Diagram 5 : Karakteristik Prevalensi Penyakit di Kelurahan Bagan Pete

Dari hasil pengkajian studi dokumen yang bersumber dari puskesmas kenali
besar terdapat 6 penyakit yang diderita penduduk kelurahan Bagan Pete dengan
prevalensi tertinggi adalah penderita hipertensi sebanyak 35% dari keseluruhan
penyakit.

2. Data Subsystem
8 subsistem yang dikaji adalah sbb :

a. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial


Pelayanan kesehatan di kelurahan Bagan Pete terdapat 2 klinik kesehatan
dan 1 puskesmas

b. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada masyarakat wilayah tersebut
Masyarakat di kelurahan bagan pete pekerjaannya heterogen dengan sebaran
tergambar pada grafik berikut .

Diagram 6 : Karakteristik Pekerjaan masyarakat di Kelurahan Bagan Pete

Dari 500 penduduk kelurahan Bagan Pete jenis pekerjaan antara petani dan
pedagang mempunyai jumlah yang sama yaitu 100 kk.

c. Keamanan dan transpostasi


Tidak terdapat pada kasus
d. Politik dan pemerintahan
Tidak terdapat pada kasus

e. Komunikasi
Tidak terdapat pada kasus

f. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di kelurahan Bagan Pete akan tergambar
pada grafik berikut.

Diagram 7 : Karakteristik Pendidikan masyarakat di Kelurahan Bagan Pete

Sebanyak 46% masyarakat kelurahan Bagan Pete memiliki riwayat pendidikan


SMU. Sedangkan persentase masyarakat yang tamat SD dan tidak sekolah
memilki jumlah yang hampir sama yaitu 30,6% (tamat SD) dan 25,5% (tidak
sekolah).

g. Rekreasi

Di wilayah kelurahan Bagan Pete terdapat sebuah tempat rekreasi


bernama wisata air.
STEP VI (Belajar Mandiri )

KONSEP
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengertian

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan proses sistematis yang


melibatkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan asset
kesehatan masyarakat dalam rangka memprioritaskan kebutuhan dan merencanakan
serta menindaklanjuti kebutuhan kesehatan masyarakat yang belum
terpenuhi.Pengkajian keperawatan komunitas merupakan proses pengumpulan data dan
upaya untuk dapat mengenal masyarakat dengan beberapa komponen antara lain:
o Data demografi
o Geografi
o Fasilitas fisik
o Sistem pemerintahan
o Ekonomi
o Sistem social
Pengkajian keperawatan komunitas menggunakan model Community as Partner
mempunyai dua komponen utama yaitu core (inti komunitas) dan delapan sub sistem
dari masyarakat atau komunitas (Anderson & McFarlane, 2011).
2.1 Tujuan

Tujuan dari pengkajian keperawatan komunitas ini adalah untuk


mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif atau negatif) yang mempengaruhi
kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi
kesehatan. Secara umum, proses keperawatan bertujuan untuk:
1) Teridentifikasinya masalah-masalah terkait kebutuhan dasar manusia dari
klien.
2) Dapat menentukan diagnosa keperawatan.
3) Tersusunnya perencanaan keperawatan yang tepat untuk mengatasi diagnosa
keperawatan.
4) Terlaksananya tindakan-tindakan keperawatan secara tepat dan terencana.

5) Diketahuinya perkembangan klien.

6) Dapat ditentukannya tingkat keberhasilan asuhan keperawatan.

2.2 Teori-Teori Pengkajian Komunitas

1. Sanders Interactional Framework (Teori Tiga Dimensi)

A. Komunitas Sebagai Sistem Sosial (Dimensi Sistem)

1) Sistem Kesehatan

 jenis pelayanan kesehatan

 jumlah pelayanan kesehatan

 jenis penyakit 10 besar

 jumlah kader kesehatan

 jenis pembiayaan kesehatan

 kondisi kesehatan penduduk

 pelayanan KB

 riwayat KLB

 kondisi lingkungan: saluran air, sampah

 Komunitas sebagai sistem sosial

2) Sistem Pendidikan

 jenis pendidikan formal

 program pemberantasan buta huruf

3) Sistem Keluarga
 tipe keluarga

 pola hidup sehat keluarga


4) Sistem Kesejahteraan

 program pengentasan kemiskinan

 kegiatan gotong-royong

5) Sistem Ekonomi

 pekerjaan

 sumber daya alam

 industri rakyat

6) Sistem Politik

 cara pemilihan pemimpin masyarakat

 cara penetapan

 struktur pemerintahan

7) Sistem Rekreasi

 kebiasaan rekreasi penduduk

 sarana rekreasi

8) Sistem Komunikasi

 hirarki komunikasi penduduk

 alat komunikasi

9) Sistem Keagamaan

 kegiatan keagamaan

 organisasi keagamaan
10) Sistem Legal

 peraturan
 sanksi

B. Komunitas Sebagai Tempat (Dimensi Tempat)

1) Batasan Komunitas

 Batas wilayah

 Karakteristik wilayah

 Peta wilayah

2) Sistem Keagamaan

 Tempat

 Jarak

 Cara capai

3) Gambaran geografis

 Kesuburan

 Peta geografis

 Kemiringan/tinggi tanah

4) Iklim

 Curah hujan

 Perkiraan musim

 Kelembapan udara

5) Flora dan fauna

 Jenis tanaman dan hewan


6) Lingkungan buatan
 Lapangan

 Sarana olahraga

 Sarana rekreasi

 Lingkungan pemukiman

C. Komunitas Sebagai Kumpulan/Kelompok (Dimensi Populasi)

1) Ukuran

 Jumlah penduduk

 Jumlah KK

 Jumlah penduduk yang memiliki KMS

2) Kepadatan

 Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah

 Perbandingan jumlah penduduk dengan luas pemukiman

3) Komposisi penduduk

 Berdasarkan kelompok: umur, sex, perkawinan

4) Pertumbuhan penduduk

 Angka kelahiran

 Angka kematian

5) Budaya sosial penduduk

 latar belakang budaya/etnis

 sejarah budaya penduduk


6) Kelas sosial penduduk

 TK kesejahteraan
 kemampuan baca tulis

 tingkat pendidikan

 pekerjaan

7) Mobilitas Penduduk

 jenis kependudukan

 pemanfaatan waktu

2. Clien’s Interaction Framework

Terdiri dari komponen:

a. Masyarakat sebagai sistem sosial

 pola komunikasi

 pengambilan keputusan

 hubungan dengan sistem lain

 batas wilayah

b. Penduduk dan lingkungan

 karakter penduduk (demografi)

 faktor lingkungan; biologi & sosial

 lingkungan psikis; agama, nilai, kepercayaan

3. Community Assesment Wheel(Roda Pengkajian Komunitas)

Pedoman dalam melakukan Roda pengkajian komunitas ini terdiri dari 3 bagian :

1. Community Core (inti komunitas)


 Sejarah/riwayat terjadinya/perkembangan komunitas

 Demografi Penduduk

 Karakteristik umur & jenis kelamin


 Distribusi ras/etnis

 Type keluarga

 Status perkawinan

 Vital Statistic: angka kelahiran, angka kematian, penyebab kematian

 Sistem nilai/value, beliefs, and religion

2. Subsistem komunitas

 Physical Environment dengan Winshield Survey

 Survey

 Datang kelingkungan masyarakat

 Dengarkan keluhan masyarakat, tokoh, pemerintah setempat

 Observasi keadaan iklim, sumber daya alam, batas wilayah

 Kegiatan masyarakat

 Kejadian Luar Biasa

 Sistem sosial

Pengkajian lingkungan fisik dalam komunitas dapat dilakukan dengan metode:


“windshield survey” yaitu survey dengan berjalan mengelilingi wilayah komunitas
dengan melihat beberapa komponen, antara lain:

Tabel 1. Elemen Winshield Survey

No Elemen Deskripsi
1 Perumahan Bangunan, luas, bahan, arsitek,

bersatu/pisah
2 Lingkungan/daera Halaman samping, belakang
h
Luas, sempit atau tidak, ada/tidak ada
rumput, bersih/kotor, pribadi/umum
3 Lingkungan Sungai, got, jalan

terbuka
4 Batas kebiasaan Tempat berkumpul, siapa, dimana, kapan
5 Transportasi Cara datang, pergi, situasi jalan dan jenis,

alat transportasi
6 Pusat pelayanan Klinik, rekreasi, sekolah, praktek

pelayanan perawatan, tempat ibadah


7 Toko/warung Jenis, siapa pemilik
8 Pusat belanja Bagaimana mencapainya, jenis
9 Orang di jalan Siapa yang dijumpai, anak, pengangguran,

hewan
10 Suku Lokasi, cara komunikasi
11 Tempat ibadah Masjid, gereja
12 Kesehatan Akut/krinis, jarak pelayanan
13 Politik Kampanye
14 Media Televise, radio, Koran, majalah, papan

pengumuman dan lain-lain

 Pelayanan kesehatan dan social (di dalam maupun di luar komunitas)

 Pelayanan Kesehatan

Rumah Sakit1. praktik swasta


2. perawatan
puskesmas rumah
3.
pelayanan kesehtan khusus perawatan di
rumah 4.
5.
6. Pelayanan Sosial


pelayanan dukungan konseling
pelayanan khusus/social worker
1.
2.
Data yang dikumpulkan:

1. pelayanan (waktu, ongkos, rencana kerja)


2. sumber daya (tenaga, tempat, dana, perencanaan)

3. karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, transport)

4. statistik; jumlah kunjungan


5. cakupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan
6.

 Ekonomi

 Karakteristik pendapatan keluarga

1. Persentase pendapatan kelas bawah

2. Persentase keluarga mendapat bantuan sosial

3. Persentase keluarga dengan kepala keluarga wanita

 Karakteristik pekerjaan

1. Status ketergantungan

a. Jumlah usia produktif/bekerja

b. Persen pengangguran

c. Persen bekerja

d. Persen pengangguaran terselubung

e. Jumlah kelompok khusus

f. Kategori yang bekerja ( manajer, teknikal, pelayan, petani, buruh )

 Keamanan dan transportasi

1. protection service (PMK, polisi, sanitasi)

2. kualitas udara, air

3. transport milik sendiri/umum

Sumber informasi: Dinas Tata kota, Dinas Kebakaran, Kantor Polisi, Dinas PU

 Politik dan government

1. Pemerintahan: RT, RW, Lurah, Camat, dst.

2. Kelompok Pelayanan masyarakat: PKK, Karang Taruna, Panti Wredha,


LKMD, Posyandu, dll
3. Politik: peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan, kebijakan
pemerintahan dalam pelayanan kesehatan.
=

 Komunikasi

1. Komunikasi formal: koran, TV, telepon, dll.

2. Komunikasi informal: papan pengumuman, selebaran, poster, dll.

Tabel 2. Komponen Komunikasi

Komponen Sumber
Formal:

 Koran (jumlah sirkulasi, frekuensi, Kantor Koran


lingkup) Kantor penerangan
 Radio dan televise (jumlah stasiun
komersial dan pendidikan, pendengar)
 Poster (kantor, jumlah telepon umum Kantor Pos dan Telekomunikasi
dan pribadi)

Informal:

 Sumber : papan pengumuman, poster,


brosur dan lain-lain
 Bagaimana cara penduduk menerima
Winshield survey
informasi:

 Dari mulut ke mulut


Menanyakan langsung
 Surat

 Radio dan TV

 Speaker
 Status pendidikan: tingkat Sensus camat dan lurah
pendidikan, tipe.macam
sekolah, bahasa
 Pendidikan yang tersedia
dalam/luar komunitas Dikti
 Pelayanan: sumber,
karakteristik, pemakai,
adekuatan, ketersediaan, dapat
dicapai
Kanwil, Kakadep, Ka sekolah

 Pendidikan

Tabel 3. Komponen Pendidikan

Komponen Sumber
 Status pendidikan: tingkat Sensus camat dan lurah
pendidikan, type/macam sekolah,
bahasa
 Pendidikan yang tersedia dalam/luar
komunitas
 Pelayanan: sumber, karakteristik
pemakai, adekuatan, ketersediaan,
dapat dicapai Dikti

Kanwil, kakadep, Ka. sekolah

 Rekreasi

1. Macam

2. Tempat

3. Bayaran

4. Yang menggunakan
3. Persepsi

a. Persepsi Masyarakat

 Bagaimana perasaan warga terhadap masyarakat

 Apakah yang mereka anggap sebagai kekuatan masyarakat


 Apa yang mereka anggap sebagai masalah masyarakat

 Ajukan pertanyaan kepada warga dengan berbagai kelompok (misalnya


kelompok lansia, kelompok anak muda, pekerja lapangan, buruh pabrik,
professional, ibu rumah tangga, pemuka agama) dan buat catatan tentang
siapa dan apa jawabannya

b. Persepsi Anda

 Pernyataan umum tentang kesehatan masyarakat setempat

 Apakah kekuatannya

 Masalah dan potensial masalah apa yang anda dapat identifikasi


Tabel 3. Learning About the Community
No Bagian Observasi Data
1. Inti Komunitas

1 Sejarah
2 Demografik
3 Etnisitas
4 Nilai dan Keyakinan
2. Subsistem
1 Lingkungan
2 Pelayanan kesehatan dan social
3 Ekonomi
4 Transportasi dan Keamanan
5 Politik dan Pemerintahan
6 Komunikasi
7 Pendidikan
8 Rekreasi
3. Persepsi
1 Warga masyarakat
2 Persepsi anda
4. Kerangka Pengkajian Profile Komunitas (Modifikasi)
Merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian
komunitas. Komponen pengkajian menurut model ini adalah sbb:

1. Gambaran umum tentang latar belakang/sejarah dari komunitas tersebut.

Perlu dipelajari untuk mengetahui urutan dan alasan terciptanya komunitas


sehingga dapat diketahui kecenderungan di masa mendatang dan reaksi masyarakat
terhadap perubahan.

2. Komunitas sebagai tempat/wadah.

Komponen yang perlu dikaji:

1. Batas lokasi

2. Lingkungan: geografi, iklim, pengawasan lingkungan (pencemaran udara,


air, pembuangan air limbah).
3. Perumahan.

4. Populasi komunitas.

3. Melihat populasi komunitas secara statistik.

Hal yang harus diketahui tentang populasi adalah:

1. Umur & jenis kelamin.

2. Stabilitas.

3. Status sosial & ekonomi.

4. Agama.

5. Angka kelahiran, kematian & kesakitan.

6. Komunitas sebagai suatu sistem.

a. Sistem politik

b. Program & fasilitas pendidikan

c. Program & fasilitas rekreasi


d. Transportasi

e. Industri & perdagangan


f. Pelayanan kesehatan pemerintah

g. Pelayanan kesehatan masya/swadaya/sukarela

h. Media komunikasi

i. Keamanan

j. Hubungan warga komunitas dengan instansi

2.3 Manfaat Pengkajian Komunitas

Menurut kepentingannya, manfaat pengkajian keperawatan komunitas


adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi, sebagai dasar perencanaan bagi para pembuat
kebijakan dan pengambil keputusan mengenai keadaan kesehatan
masyarakat.
2. Memberikan pemahaman secara luas bahwa kebutuhan kesehatan
masyarakat dan aset merupakan hal yang penting dalam hal perencanaan
program di komunitas.
3. Memberikan informasi yang lengkap mengenai masalah kesehatan pada
kelompok atau populasi tertentu. Hal ini dapat memberikan referensi
bagi program yang ditujukan kepada kelompok tertentu (Keehan, 2013).
2.4 Alur/tahapan pengkajian keperawatan komunitas

Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program


perawatan kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan
bersama – sama dalam komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasi ini adalah
tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, kader masyarakat, serta
perwakilan dari tiap elemen dimasyarakat (PKK, karang taruna, dan lainnya).
Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan
masalah prioritas. Adapun langkah-langkah pengkajian sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data primer

 Wawancara kepada masyarakat, tokoh masyarakat, kader, aparat


kelurahan/desa, dan pemerintah daerah setempat.
 Observasi norma, nilai keyakinan, struktur kekuatan, proses
penyelesaian masalah, dinamika kelompok masyarakat, pola
komunikasi, situasi/kondisi lingkungan wilayah.
2. Mengumpulkan data sekunder

Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang
relevan untuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.misalnya
catatan kelahiran, kematian, cakupan pelayanan.
3. Membahas data yang terkumpul

Kegiatan yang dilakukan yaitu pertemuan khusus pada forum


koordinasi. Melalui pembahasan ini dirumuskan masalah serta mencari
penyebabnya.
2.5 Penyajian Data

Data yang terkumpul sebagai hasil pengamatan harus dipaparkan dalam


bentuk yang relatif sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca tanpa
mengubah atau mengurangi informasi yang tercakup dalam data tersebut.
a. Tujuan Metode Penyajian Data Menyajikan data mentah yang
diperoleh dari populasi atau sampel menjadi data yang tertata dengan
baik sehingga bermakna sebagai informasi bagi pengambilan
keputusan/kesimpulan
b. Cara Penyajian Data Terdapat empat cara yang umum dipakai untuk
menyajikan data, yaitu dengan tekstual (naratif), semi table, table, dan
grafik
 Tekstual (naratif)

Pada metode ini data di sajikan dalam bentuk deskriptif dimana


satu persatu data diuraikan dengan tampilan paragraf.
 Semi tabel

Pada metode ini suatu pemisah digunakan pada teks untuk


memasukkan hitungan atau ringkasan informasi yang dikehendaki
 Bar chart (grafik batang)

Bar chart (grafik batang) umumnya digunakan untuk


menggambarkan perkembangan nilai suatu objek penelitian dalam
kurun waktu tertentu. Bar chart (grafik batang) pada dasarnya sama
fugsinya dengan grafik garis yaitu untuk menggambarkan data
berkala.
Kelebihan Penggunaan Bar Chart adalah
pengguaan yang paling sederhana dan paling umum.
Kekurangan Pengguanaan Bar Chart adalah diagram
batang hanya disajikan data yang telah
dikelompokkan atas atribut dan kategori dan diagram
batang tidak dapat menampilkan data dari tiap orang
atau benda yang dicatat (sebut saja data individual).
 Pie Chart (Diagram Lingkaran)

Pie Chart (diagram lingkaran) adalah penyajian


data statistik yang dinyatakan dalam persen atau
derajat dapat menggunakan diagram lingkaran.
Kelebihan Penggunaan Pie Chart

a. Tempat untuk membuat diagram lingkaran


tidak terlalu besar
b. Diagram lingkaran sangat berguna untuk
menunjukkan dan membandingkan proporsi
dari data

Kekurangan Penggunaan Pie Chart adalah diagram


lingkaran tersebut tidak dapat menunjukkan
frekuensinya

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Pengertian
Proses keperawatan tidak hanya mencakup masalah individu
namun juga meliputi keluarga, kelompok serta masyarakat pada
umumnya. Paradigma pelayanan keperawatan yang mengalami
perubahan menjadi upaya promotif dan preventif semakin
menekankan peran perawat yang tidak hanya membantu seorang
individu untuk bebas dari penyakit yang diderita namun juga lebih
pada menstimulasi tumnbuhnya kemandirianmasyarakat dalam
melaksanakan upaya preventif dan promotif yang pada akhirnya
mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Perawat sebagai pemberi asuhan yang komprehensif
mampu menekan stresor dan meningkatkan peran komunitas dalam
mengatasi stresor melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan
tersier. Upaya ini dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan
secara langsung dan sekaligus memberikan perhatian kepada
masyarakat serta memberi kemampuan pada masyarakat untuk
mampu mempertimbangkan pengaruh masalah kesehatan
masyarakat terhadap kesehatan individu, keluarga atau kelompok
(Fallen & Dwi K, 2010). Kesadaran yang dimiliki masyarakat akan
memunculkan upaya untuk menyumbangkan tenaga, dana, pikiran dan
kemampuan untuk melaksanakan upaya kesehatan.
Keperawatan Komunitas merupakan pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan risiko tinggi agar
mmapu mencapai status derajat kesehatan yang optimal melalui
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977). Menurut American Nurses
AssociationANA (1973) Community Health Nursing (CHN)is a
synthesis of nursing practice and public health practice applied to
promoting and preserving the health of population. Jadi
keperawatan komunitas merupakan suatu sintesa dari praktik ilmu
keperawatan dengan ilmu kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat tanpa membatasi
kelompok yang diberikan asuhan keperawatan. Seluruh masyarakat
tanpa memandang umur dan golongan tertentu terlibat dalam pemberian
asuhan keperawatan komunitas. Proses keperawatan komunitas
merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,
sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
Beberapa pengertian keperawatan komunitas diatas dapat dapat
disimpulkan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu
penerapan asuhan keperawatan yang memadukan ilmu keperawatan
dan kesehatan masyarakat dalam melibatkan dukungan dan
peran aktif masyarakat dalam melaksanakan pelayanan preventif dan
kuratif secara komprehensif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yangoptimal.

2. Tujuan
Tujuan umum asuhan keperawatan komunitas adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatannya
sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal, yang
berarti masyarakat tidak hanya terbebas dari penyakit namun
mampu produktif sampai usia senja.
Tujuan khusus pemberian asuhan keperawatan komunitas
menurut R Fallen dan R Budi Dwi K (2010) antara lain :
a. .Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang konsep sehat
dan sakit.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga dan kelompok serta
masyarakat pada umumnya untuk melaksanakan upaya
perawatan dasar dalam rangka menangani masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus di rumah, panti dan
di masyarakat yang membutuhkan pembinaan dan asuhan
keperawatan
d. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindak lanjut dan asuhan keperawatan di rumah
e. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok
resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan
keperawatan di rumah dan di Puskesmas
f. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan
sosial untuk menuju keadaan sehat optimal.
Pencapaian tujuan pemberian asuhan keperawatan komunitas
bukan hanya merupakan tanggung jawab dari perawat namun lebih
pada seluruh anggota masyarakat.
Adapun fungsi pemberian asuhan keperawatan komunitas
menurut Mubarak (2006) antara lain adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan
ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan
dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya
dapat mempercepat proses penyembuhan.

3. Area praktik keperawatan komunitas


Keperawatan komunitas merupakan praktik upaya promotif
dan proteksi kesehatan pada sekelompok populasi manusia dengan
menggunakan ilmu keperawatan, social dan kesehatan masyarakat
(American Publik Health Association, 1996). Praktik yang dilakukan
berfokus pada populasi dengan tujuan utama peningkatan kesehatan,
mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua kelompok
masyarakat melalui kondisi yang diciptakan dimana orang bisa menjadi
sehat dan lebih sehat dari semula.
Perawat kesehatan komunitas bisa bekerja sama dengan
komunitas dan populasi untuk mengurangi risiko angka kesakitan serta
meningkatkan, mempertahankan dan memperbaiki kembali kesehatan.
Perawat kesehatan komunitas melakukan advokasi untuk
merubah suatu sistem dan mengaplikasikan konsep
pengorganisasian dan pengembangan komunitas, koordinasi
perawatan, pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan dan ilmu
kesehatan masyarakat. Perawat Kesehatan komunitas bekerja
sama dengan populasi dan berbagai kelompok yang meliputi:
a. Anggota dari tim kesehatan masyarakat seperti epidemiologi,
pekerja social, nutrisionis dan pendidik kesehatan.
b. Organisasi kesehatan pemerintah.
c. Penyedia layanan kesehatan.
d. Organisasi dan koalisi masyarakat.
e. Unit pelayanan komunitas seperti sekolah, lembaga bantuan
hokum dan unit gawat darurat.
f. Industri dan bisnis.
g. Institusi penelitian dan pendidikan.
4. Sasaran keperawatan komunitas
Sasaran Keperawatan Komunitas menurut Anderson (1988)
memiliki 3 tingkatan yaitu:
a. Tingkat individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan pada individu
yang memiliki masalah kesehatan tertentu seperti penderita
HIV/AIDS, kolera, diare atau bahkan ibu hamil dan anak
dengan gangguan tumbuh kembang yang ditemukan di klinik,
atau puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah
kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan pada individu.
b. Tingkat keluarga
Pada tingkat keluarga sasaran kegiatan adalah keluarga
yang salah satu anggotanya mengalami masalah kesehatan
tertentu yang meliputi keluargadengan anggota keluarga yang
resiko tinggi seperti ibu hamil dengan anemia, hipertensi,
riwayat perdarahan ataupun eklampsia dan keluarga yang tidak
terjangkau pelayanan kesehatan seperti keluarga dengan ibu
hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care(ANC)
secara rutin, keluarga pasien TBC yang memiliki riwayat drop
out dan lain-lain. Pada tingkat ini perawat mengukur
pelaksanaan tugas keluarga yang meliputi pengenalan
masalah kesehatan, pengambilan keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang muncul, memberikan
perawatan pada anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang sehat serta memanfaatkan sumber daya masyarakat
dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
c. Tingkat komunitas
Pada tingkat ini, perawat melihat sasaran sebagai
kesatuanyang utuh dalam komunitas sebagai klien yang
diberikan pembinaan, misalnya pembinaan pada kelompok
khusus masyakat (contohnya masyarakat penderita kusta di
Dusun Sumber Glagah Desa Tanjung Kenongo Kec. Pacet Kab.
Mojokerto), dan pembinaan desa atau masyakat bermasalah
(misalnya upaya asuhan keperawatan komunitas yang
dilakukan oleh mahasiswa dan dosen Program Studi D3
Keperawatan Politeknik Kesehatan Majapahit tahun 2017 di
Dusun Glonggongan Desa Sumber Tebu Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto dengan permasalahan utama penyakit
tidak menular (PTM) yang meliputi hipertensi, diabetes
mellitus dan lain-lain.
5. Kriteria masyarakat binaan
Masyarakat yang dijadikan binaan dalam asuhan keperawatan
komunitas memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Mudah dijangkau
b. Mampu berkomunikasi terhadap keluarga dengan baik
c. Minat dan tanggapan keluarga positif
d. Kategori status sosial ekonomi yang rendah
e. Tersedia wadah peran serta masyarakat (posyandu, dana sehat,
dasa wisma, PKK, polindes dan lain lain).
f. Tidak terlalu rawan daerahnya
6. Kegiatan dalam Asuhan keperawatan Komunitas
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan jalan memberikan Penyuluhan kesehatan masyarakat,
Peningkatan gizi, Pemeliharaan kesehatan perseorangan,
Pemeliharaan kesehatan lingkungan, Olahraga secarateratur,
Rekreasi, Pendidikan seks.
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan Imunisasi massal
terhadap bayi, balita serta ibu hamil, Pemeriksaan kesehatan
secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan
rumah, Pemberian vitamin A dan yodium melalui
posyandu, puskesmas ataupun di rumah. Pemeriksaan dan
pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya kuratif
Ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan Perawatan
orang sakit di rumah (home nursing)Perawatan orang sakit
sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit,
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah,
ibu bersalin dan nifas, Perawatan payudara, Perawatan tali pusat
bayi baru lahir.
d. Upaya rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan
melalui kegiatan:Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan
fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun
kelainan bawaan.
e. Upaya resosialitatif
Upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya
adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat
karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping
itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat
menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secarabenar masalah
kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas
dan dapat dimengerti (Sumantri, B., 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. C., & Gerbing, D. W. (1988). Structural Equation Modeling in


Practice: A Review and Recommended Two-Step Approach.
Psychological Bulletin, 103(3), 411-423.
Anderson, E. T., & McFarlane, J. (2011). Community As Partner : Theory And
Practice In Nursing. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott
Williams & Wilkins
Fallen R & Dwi K, R. Budi. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan
Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Sumantri, B., 2011 dalam http://mantrinews.blogspot.co.id/2011/12/ruang-
lingkup-keperawatan-komunitas.html. Ruang lingkup Keperawatan
komunitas, Senin 5 Desember 2011.
Wahyudin Rajab, 2009.Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.h. 31

Anda mungkin juga menyukai