Dokter perempuan
Internship di puskesmas Martapura
Kasus di masyarakat :
o DBD (25 orang) = 3,41%
o Diare (548 orang) = 74,76 %
o Balita kurang gizi (160 orang) = 21,82 %
Kerja bakti tingkat RT 2 bulan sekali
Limbah rumah tangga tidak lancar
Barang- barang bekas menjadi tempat jentik nyamuk
Kata Sulit
Diagnosis komunitas
Metode hanlon kuantitatif
Identifikasi Masalah
kurang gizi
Masyarakat jarang melakukan kegiatan pembersihan lingkungan
Diperlukan diagnosis komunitas dan prioritas masalahnya dengan metode hanlon
kuantitatif
Analisis Masalah
dr. A
inteernship di Puskesmas
Martapura
Permasalahan kesehatan
Faktor penyebab:
DBD
Diare
Diagnosis komunitas
Demografi
Sosio
ekonomi
SDM dan
pelayanan
kesehatan
Kurang gizi
Lingkungaan
dan kebijakan
kesehatan
Geografi
Besar
masalah
Kegawatan
masalah
Efektivitas
penanggulangan
masalah
Prioritas pertama
Hipotesis
Permasalahan kesehatanyang terjadi di puskesmas Martapura disebabkan karena
perilaku atau kebiasaan dan lingkungan masyarakat di wilayah tersebut.
Pertanyaan Terjaring
1. Jelaskan teori dan diagnosa komunitas
2. Bagaimana kriteria SDM di puskesmas, pustu, dan pusing dian
PEARL
kesehatan
Jelaskan penerapan metode Hanlon pada permasalahan kesehatan pada kasus ini
Jelaskan hubungan kebiasaan masyarakat dengan permasalahan pada pemicu ini
Jelaskan teori dari metode hanlon kualitatif
Bagaimana langkah menentukan masalah dan prioritas permasalahan dengan
1.2.2
Analisis situasi
1.2.3
1.2.4
1.2.5
Identifikasi masalah
1.2.6
1.2.7
1.4.2
1.4.3
1.4.4
1.4.5
1.4.6
1.4.7
1.4.8
1.4.9
Pertanyaan ini menekankan pada keadaan tingkat kesehatan sebenarnya yang saat ini
sedang dihadapi oleh komunitas bersangkutan. Indikator kesehatan masyarakat yang
dikumpulkan dalam proses diagnosis komunitas akan memberikan gambaran
mengenai permasalahan kesehatan apa saja yang sedang dihadapi oleh anggota
komunitas. Mengingat cukup banyak masalah kesehatan masyarakat yang dapat
terjaring dalam tahap ini, maka perlu ditetapkan permasalahan kesehatan yang bersifat
prioritas serta memerlukan penanganan segera.
2.2
Untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan komunitas ini bisa
ditingkatkan
Pada tahap ini team penilai harus menetapkan harapan mengenai sejauh mana upaya
perbaikan kondisi kesehatan ini ingin diperbaiki. Memang sesuai kesepakatan
internasional tentunya kita ingin mencapai tingkat yang ditetapkan oleh target
(misalnya MDG). Namun harus diingat bahwa target tersebut masih sangat jauh
sehingga besar kemungkinan belum dapat dicapai dalam waktu singkat. Penetapan ini
harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh komunitas
bersangkutan.
2.3
Untuk mengetahui bagaimana caranya untuk meningkatkan kondisi kesehatan
komunitas
Setelah team menetapkan tingkat kesehatan masyarakat yang ingin dicapai dalam
upaya peningkatan kondisi komunitas bersangkutan, maka perlu dikembangkan
beberapa pilihan cara untuk mencapai harapan tersebut. Pilihan-pilihan ini sudah
barang tentu mempunyai konsekuensi mengenai sumber daya yang diperlukan,
sehingga team harus memilih cara solusi yang paling efektif dan paling efisien dalam
pencapaian target yang telah ditetapkan.
Diagnosis Klinis
o
1
2
3
orang sakit
Dilakukan dengan
memeriksa pasien
Diagnosis didapat
simtom
Memerlukan
Diagnosis Komunitas
pemeriksaan
7
laboratorium
Dokter menentukan
pengobatan
Pengobatan pasien
10
up kasus
Dokter tertarik
menggunakan teknologi
tinggi
4.
Masalah Komponen ini adalah salah satu yang faktornya memiliki angka yang kecil.
Pilihan biasanya terbatas pada persentase dari populasi yang secara langsung terkena
dampak dari masalah tersebut, yakni insiden, prevalensi, atau tingkat kematian dan
angka. Ukuran/besarnya masalah juga dapat dipertimbangkan dari lebih dari satu cara.
Baik keseluruhan populasi penduduk maupun populasi yang berpotensi/berisiko dapat
menjadi pertimbangan. Selain itu, penyakit penyakit dengan faktor risiko pada
umumnya, yang mengarah pada solusi bersama/yang sama dapat dipertimbangkan
secara bersama-sama. Misalnya, jika kanker yang berhubungan dengan tembakau
dijadikan pertimbangan, maka kanker paru-paru, kerongkongan, dan kanker mulut
dapat dianggap sebagai satu. Jika akan dibuat lebih banyak penyakit yang juga
dipertimbangkan, penyakit kardiovaskular mungkin juga dapat dipertimbangkan.
Nilai maksimal dari komponen ini adalah 10. Keputusan untuk menentukan berapa
ukuran/besarnya masalah biasanya merupakan konsensus kelompok.
4.1.2
4.1.2.1.2
4.1.2.1.3
Komponen ini harus dianggap sebagai "Seberapa baikkan masalah ini dapat
diselesaikan?" Faktor tersebut mendapatkan skor dengan angka dari 0 - 10.
Komponen ini mungkin merupakan komponen formula yang paling subyektif.
Terdapat sejumlah besar data yang tersedia dari penelitianpenelitian yang
mendokumentasikan sejauh mana tingkat keberhasilan sebuah intervensi selama ini.
Efektivitas penilaian, yang dibuat berdasarkan tingkat keberhasilan yang diketahui
dari literatur, dikalikan dengan persen dari target populasi yang diharapkan dapat
tercapai.
Contoh: Berhenti merokok
Target populasi 45.000 perokok
Komponen D PEARL
PEARL yang merupakan kelompok faktor itu, walaupun tidak secara langsung
berkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki pengaruh yang tinggi dalam
menentukan apakah suatu masalah dapat diatasi.
P Propierity/Kewajaran
Apakah masalah tersebut berada pada lingkup keseluruhan misi kita?
E Economic Feasibility/Kelayakan Ekonomis
Apakah dengan menangani masalah tersebut akan bermakna dan memberi arti secara
ekonomis? Apakah ada konsekuensi ekonomis jika masalah tersebut diatasi?
A Acceptability
Apakah dapat diterima oleh masyarakat dan/atau target populasi?
R Resources/Sumber Daya
Apakah tersedia sumber daya untuk mengatasi masalah?
L Legalitas
Apakah hokum yang ada sekarang memungkinkan masalah untuk diatasi?
Masing-masing faktor kualifikasi dipertimbangkan, dan angka untuk setiap faktor
PEARL adalah 1 jika jawabannya adalah "ya" dan 0 jika jawabannya adalah "tidak."
Bila penilaian skor telah lengkap/selesai, semua angka-angka dikalikan untuk
mendapatkan jawaban akhir terbaik. Karena bersama-sama, faktor-faktor ini
merupakan suatu produk dan bukan merupakan jumlah. Singkatnya, jika salah satu
dari lima faktor yang "tidak", maka D akan sama dengan 0. Karena D adalah pengali
akhir dalam rumus , maka jika D = 0, masalah kesehatan tidak akan diatasi dibenahi
dalam OPR, terlepas dari seberapa tingginya peringkat masalah di BPR. Sekalipun
demikian, bagian dari upaya perencanaan total mungkin termasuk melakukan
langkah-langkah lanjut yang diperlukan untuk mengatasi PEARL secara positif di
masa mendatang. Misalnya, jika intervensi tersebut hanya tidak dapat diterima
Jelaskan penerapan metode Hanlon pada permasalahan kesehatan pada kasus ini
(sesuai pemicu)
Permasalahan
Kesehatan
Demam
Jumlah
Pencapaia
25
n
3,41%
548
160
74,76%
21,82%
Target
Berdarah
Dengue
Diare
Gizi
2
3
Kelompok kriteria A
:Besarnya Masalah
5.2.2
Kelompok kriteria B
:Kegawatan
masalah,
penilaian
terhadap
Kelompok kriteria C
:Kemudahan
dalam
penanggulangan,
yaitu
5.2.4
Kelompok kriteria D
:PEARL
faktor
yaitu
penilaian
Untuk menentukan besarnya masalah kesehatan diukur dari besarnya penduduk yang
terkena efek langsung.
Daftar masalah kesehatan dan jumlah besarnya penduduk yang terkena efek langsung
Tabel 5.2 Kriteria A (besarnya masalah)
masalah
kesehatan
nilai
61-80
4
81-100
5
demam
berdarah
dengue
diare
gizi
x
x
x
2
1
1
1. Tidak gawat
2. Kurang gawat
3. Cukup gawat
4. Gawat
5. Sangat gawat
-
1. Tidak urgen
2. Kurang urgen
3. Cukup urgen
4. Urgen
5. Sangat urgen
1. Sangat murah
2. Murah
3. Cukup mahal
4. Mahal
5. Sangat mahal
Tabel 5.3 Kriteria B ( Kegawatan maasalah)
masalah
Demam
Nilai
Nilai
Nilai
biaya
Rata-
kegawatan
urgensi
penanggulanga
rata nilai
n
3
3
2
4
3
2
3
3
2,5
berdarah
dengue
Diare
Gizi
(1+2+2+2)/4=1,75
Kriteria D (PEARL faktor)
-
Propriety
: kesesuaian (1/0)
Economic
Acceptabillity
Legality
P
1
E
1
A
1
R
1
L
1
Hasil Perkalian
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Berdarah
Dengue
Diare
Gizi
NPD
NPT
Kesehatan
Demam Berdarah
(2+3)3 = 15
(2+3)3x1 = 15
Dengue
Diare
Gizi
(1 +3)3,5 = 14
(1+2,5)1,75=
(1 +3)3,5x1 = 14
(1+2,5)1,75x1
6,125
6,125
Diare
II
Gizi
III
Berdasarkan hasil rangking tersebut maka didapatkan demam berdarah dengue menjadi
prioritas masalah dalam pembahsana ini.
6.
6.1.3
6.1.4
6.1.5.1.1
Metode Bryant
berkaitan
Metode
matematika
PAHO
(Pan
American
Health
Organization)
Disebut juga cara ekonometrik. Dalam metode ini parameter
diletakkan pada kolom dan dipergunakan kriteria untuk penilaian
masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang
dipakai ialah:
7. Magnitude: Berapa banyak penduduk yang terkena masalah
8. Severity: Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukan dengan
case fatality rae masing-masing
9. Vulnerability: Menunjukan sejauh mana masalah tersebut
10. Community and political concern : Menunjunkan sejauh mana
masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan
para politisi
Hasil
menuliskan
Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan
menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama.
Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan
khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling
banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Caranya:
1. Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan
2. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang
dianggap mengetahui dan menguasai permasalahan
3. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima
kembali jawaban kuesioner yang berisikan ide dan alternatif
solusi penyelesaian masalah
4. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon
yang muncul dan mengirim kembali hasil rangkuman kepada
partisipan
5. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan
skala prioritas/ memeringkat alternatif solusi yang dianggap
terbaik
dan
mengembalikan
kelompok/pembuatan keputusan
kepada
pemimpin
SDM kesehatan adalah seseorang yang aktif bekerja di bidang kesehatan baik
berpendidikan formal kesehatan maupun tidak dan dalam jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.SDM kesehatan berperan sebagai
perencana, penggerak dan sekaligus sebagai pelaksana pembangunan kesehatan.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan memerlukan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas
SDM kesehatan dan menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam
rangka mencapai sasaran pembangunan kesehatan.2 Upaya pengembangan SDM
kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan reformasi pembangunan
kesehatan yang diharapkan dapat lebih dipercepat dan lebih bersinergi antara pusat
dan daerah melalui upaya distribusi, pemerataan, dan retensi penyebaran tenaga
kesehatan agar tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan jangka menengah dan
jangka panjang dapat tercapai kuat. salah satu upaya yang dilakukan untuk merancang
terpenuhinya jumlah, mutu, dan persebaran SDM kesehatan terutama di daerah
Menteri ini.
Pasal 11
Menteri ini.
Pasal 14
10.
Edukasi untuk masyarakat yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Martapura
adalah diharapkan masyarakat untuk melakukan pengelompokan sistem pembuangan
limbah berdasarkan jenis air buangannya. Jika pengelompokan tidak dilakukan,
dikhawatirkan air buangan tersebut akan mengalami pengolahan limbah dengan cara
yang salah sehingga terjadi pengendapan pada saluran pembuangan yang pada
akhirnya nanti menyebabkan banjir, jika banjir maka dapat menimbulkan penyakit
salah satunya adalah diare. Kemudian barang-barang bekas milik masyarakat yang
banyak dijadikan tempat bersarang oleh jentik nyamuk, masyarakat harus memilih
barang-barang tersebut mana yang masih bisa terpakai dan yang sudah tidak
terpakai.Barang yang tidak terpakai sebaiknya dibuang atau dikubur agar tidak
menumpuk, akibat dari tumpukan-tumpakan barang yang tidak terpakai tersebut
membuat masyarakat banyak yang menderita Demam Berdarah Dengue.
Edukasi untuk masyarakat yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Martapura
adalah diharapkan masyarakat untuk melakukan
1. Menguras dan menyikat tempattempat penampungan air, seperti
bak mandi atau wc, seminggu sekali.
2. Menutup rapat- rapat penampungan air, seperti gentong air.
3. Mengganti air bak mandi, vas bunga atau tempat-tempat lainnya
yang sejenis seminggu sekali.Pengelompokan sistem pembuangan
limbah berdasarkan jenis air buangannya. Jika pengelompokan tidak
dilakukan, dikhawatirkan air buangan tersebut akan mengalami
pengolahan limbah dengan cara yang salah sehingga terjadi
pengendapan pada saluran pembuangan yang pada akhirnya nanti
menyebabkan banjir, jika banjir maka dapat menimbulkan penyakit
salah satunya adalah diare.
4. Barang-barang bekas milik masyarakat yang banyak dijadikan
tempat bersarang oleh jentik nyamuk, masyarakat harus memilih
barang-barang tersebut mana yang masih bisa terpakai dan yang
sudah tidak terpakai. Barang yang tidak terpakai sebaiknya dibuang
atau dikubur agar tidak menumpuk, akibat dari tumpukan-tumpakan
barang yang tidak terpakai tersebut membuat masyarakat banyak
yang menderita Demam Berdarah Dengue.
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. City health profiles: how to report on health in your city.
ICP/HSIT/94/01 PB 02. Available at: www.euro.who.int/ document/wa38094ci.pdf
2. Indonesia KK. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia [online]. 2012; Diunduh dari: http://www.pkfi.net/file/download/Perkonsil
%20No%2011%
20Th%202012%20Ttg%20Standar%20Kompetensi%20Dokter
%20Indonesia%20%202012.pdf
3. Kahanjak DN. Kuliah Ilmu Kedokteran dan Kedokteran komunitas. Palangkaraya: Staff
dan Dosen Pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUPR, 2016.
4. Suryakantha AH. Community medicine with recent advances. Jaypee Brothers, Medical
Publishers; 2010.
5. Murti
B.
Kedokteran
Komunitas.
Surakarta:
FK
UNS.
Available
on
http://www.fk.uns.ac.id/static/materi/Kedokteran_Komunitas_Prof_Bhisma_Murti.pdf.
(diakses 7 juli 2016)
6. Hj Mutiara D.P.R, Teuku Rendiza F, Annisa Rahma A.
Diagnosis Komunitas.
PEDOMAN
PENYUSUNAN
PERENCANAAN
SUMBER
DAYA