Anda di halaman 1dari 21

TRANSFUSI

DARAH
Donna Novina Kahanjak

Kasus 4
Tn.

M.
Nazaruddin,
42
tahun
ingin
menyumbangkan darahnya kepada Ny. Anggie
karena golongan darahnya sama.

Key word :
Transfusi darah
Golongan darah

GOLONGAN DARAH
SEJARAH
1901 Karl Landsteiner 3 tipe golongan
darah yang terdapat pada manusia yaitu A, B
dan AB.
1902 De Castello dan Sturli melengkapi
penemuan tersebut dengan menemukan
golongan O
Sampai sekarang dikenal Sistem ABO

Penggolongan darah oleh


Landsteiner berdasarkan 2 faktor :
1. Faktor yang ditemukan pada permukaan

luar eritrosit manusia faktor inilah yang


menentukan golongan darah ANTIGEN
(AGLUTINOGEN)
2. Faktor zat anti (ANTIBODY) yang terdapat
dalam serum atau plasma faktor ini
merupakan zat yang menghancurkan
antigen antibody golongan ABO yang
terdapat dalam serum disebut AGLUTININ

Macam macam Sistem golongan darah pada


manusia
Tahun
ditemukan

Sistem golongan darah

1901
1926
1926
1940
1945
1946
1946
1950
1951
1955
1956
1962
1965
1967
1974

ABO
MNSs
P
Rh
Lutheran (Lu)
Kell
Lewis (Le)
Duffy (Fy)
Kidd (Jk)
Diego (Di)
Cartwright (Yt)
Xg
Dombrock (Do)
Colton (Co)
Scianna (Sc)

Antigen utama
pada eritrosit
H,A,B
M,N,S,s
P1,p
D,C,E,c,e
Lua.Lub
K,k,Kpa,Kpb,Kpc,Jsa,Jsb
Lea,Leb
Fya,Fyb
Jka,Jkb
Dia,Dib
Yta,Ytb
Xga
Doa,Dob
Coa,Cob
Sc1,Sc2

Tabel Pembagian golongan darah


menurut sistem ABO
Antigen pada sel
darah merah

Zat Anti/ Antibody


dalam plasma

Golongan darah

Anti B

Anti A

Anti A dan Anti B

AB

AB

Susbstansi dasar

dari aglutinogen
(antigen) adalah
senyawa
polisakarida dan
substansi H.
Antigen H terdapat
pada semua
eritrosit, namun
kadarnya
ditentukan oleh
gen A dan gen B,
sedangkan yang
mengatur proses
pembentukan
substansi H adalah
gen H.

Golongan darah ABO


Fenoti
p
O
A1

A2
B

Genoti
p

Antigen
eritrosit

Antibodi
Frekuensi
serum
Kaukasia
Oriental

Anti-A
Anti-B

A + A1

Anti-B

OO
A1A1
A1O
A1A2
A2A2
A2O
BB
BO

A1B

A1B

A2B

AB

A+H

Anti-B
(Anti A1)

B + (H)

Anti-A

A + A1 + B

tidak ada

A + B + (H)

(Anti A1)

45

30

46

38

47

22

10

PEMERIKSAAN
GOLONGAN
DARAH ABO
(PEMERIKSAAN
ANTIGEN)

(+) = timbul aglutinasi


(gumpalan)
(-) = tidak aglutinasi

SISTEM GOLONGAN DARAH RHESUS


SEJARAH :
1939 Levine dan Stetson melaporkan bahwa seorang wanita
golongan darah O mengalami reaksi transfusi setelah mendapat
darah dari suaminya dengan golongan darah O. Wanita tersebut
sebelumnya belum pernah mendapat transfusi darah. Wanita ini
baru saja melahirkan anaknya yang kedua dan anaknya lahir
dengan menderita erythroblastosis fetalis. Setelah wanita
tersebut mengalami reaksi transfusi, darahnya diambil dan
ternyata menimbulkan aglutinasi terhadap eritrosit suami. Darah
suami dan anaknya ternyata Rhesus positif (Rh+), sedangkan
darah wanita tersebut Rhesus negatif (Rh-). Jadi darah anaknya
yang kedua waktu masih di dalam kandungan mempunyai Rhesus
positif (Rh+), melalui plasenta masuk ke dalam darah si ibu.
Akibatnya tubuh si ibu membentuk zat anti Rhesus, sehingga
timbul reaksi hemolitik yang hebat karena timbul reaksi antara
Rhesus positif (Rh+) dengan zat anti Rhesus.
Fischer menamakan zat anti Rhesus adalah anti-D, sedangkan
antigen Rhesus adalah antigen D.

Sel darah manusia yang menimbulkan reaksi

aglutinasi terhadap anti D dinamakan Rhesus


positif berarti mengandung antigen D
Sel darah manusia yang tidak beraglutinasi
terhadap anti D dinamakan Rhesus negatif
berarti tidak mengandung antigen D

TRANSFUSI DARAH
Definisi : proses pemindahan darah atau

komponen komponen darah melalui


pembuluh darah/intra vena dari orang sehat
(donor) dan memenuhi syarat kepada orang
sakit (resipien).
Tujuan :
1. Mengganti volume darah yang
hilang/berkurang
2. Memperbaiki daya angkut oksigen ke
jaringan
3. Mengganti/menambah komponen darah
yang hilang/berkurang
4. Memperbaiki fungsi darah

Transfusi darah pada

dasarnya adalah
proses transplantasi
jaringan dalam
bentuk cairan,
sehingga terdapat
kemungkinan
timbulnya reaksi
penolakan
(rejection)dari tubuh
resipien.
Oleh karena itu perlu
diketahui indikasi,
kontra indikasi, dosis,
khasiat dan efek
samping transfusi
darah yang dilakukan.

Berdasarkan materi yang


diberikan
pada
transfusi
darah, dikenal 2 pembagian
besar transfusi darah :
1. Transfusi darah penuh ( whole blood

transfusion)
2. Transfusi dengan komponen/ produk darah
(eritrosit, trombosit, plasma darah, derivat
plasma, plasma expander, leukosit)

Persyaratan untuk menjadi donor


darah :
1. Umur 17 65 tahun
2. Berat badan :
.> 50 kg, darah dapat diambil 450 500 ml
.< 50 kg, darah diambil sebanyak BB donor x 450 ml

50kg
3. Nadi 60 100 kali per menit, teratur
4. Tekanan darah sistole 100-180 mmHg dan diastole 60-100
mmHg
5. Tidak dijumpai adanya dermatitis sekitar vena
6. Tidak ada riwayat alkoholisme
7. Kadar Hb pria > 13,5 g/dl dan wanita >12,5 g/dl
8. Frekuensi pengambilan 3x per tahun
9. Sehat dan tidak menderita jantung-paru
10. Tidak ada riwayat menderita hepatitis B dan C, malaria, AIDS,
TBC, dll.

Compatibility test
Adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk

mengetahui cocok tidaknya darah donor


dengan darah resipien untuk mencegah
terjadinya reaksi transfusi
Pemeriksaan meliputi :
1. Penetapan sistem golongan ABO
2. Penetapan sistem golongan darah Rhesus
3. Tes silang (Cross match) darah penerima

dan darah donor dicocokan golongan


darahnya

Reaksi silang (cross matching)


Reaksi silang mayor : eritrosit donor + serum resipien
o Memeriksa ada tidaknya aglutinin resipien yang mungkin
dapat merusak eritrosit donor yang masuk pada saat
pelaksanaan transfusi
Reaksi silang minor : serum donor + eritrosit resipien
o Memeriksa ada tidaknya aglutinin donor yang mungkin
dapat merusak eritrosit resipien
o Reaksi ini dianggap kurang penting dibanding reaksi silang
mayor, karena aglutinin donor akan sangat diencerkan oleh
plasma di dalam sirkulasi darah resipien

Komplikasi Transfusi
Darah :
1. Reaksi imunologi
Reaksi hemolitik
Reaksi non hemolitik (febris, alergi)
2. Reaksi non imunologi
Kelebihan volume
Transfusi massif
Perdarahan
Akibat kelebihan metabolik (mis. Asidosis)
3. Transfusi/ penularan penyakit penyakit

(hepatitis, malaria, syphilis, AIDS)

Reaksi hemolitik (hemolytic reactions)


Reaksi hemolitik adalah suatu keadaan terjadinya
kerusakan eritrosit donor oleh antibodi penerima
biasanya dikarenakan kesalahan penentuan golongan
darah dan cross matching
Berdasarkan waktu terjadinya:
Reaksi
hemolitik
akut
(Acute
hemolytic
transfusion reaction): terjadi dalam waktu 24 jam
atau selama proses transfusi berlangsung
Reaksi hemolitik lambat (Delayed hemolytic
transfusion reaction): reaksi umumnya terjadi setelah
1-14 hari setelah transfusi kadar antibodi terlalu
rendah pada awal proses transfusi membutuhkan
waktu lebih lama untuk produksi antibodi terhadap
antigen tertentu
Berdasarkan tempat terjadinya reaksi hemolitik:

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai