Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA

“Pelayanan Kesehatan Reproduksi Lansia dan Keterlibatan LSM dalam


Kesehatan Reproduksi Lansia”

Oleh: Kelompok 6

Anjarwati Pangestu 1711211033


Syahrifah Aima 1711213037
Annisa Nurul Izza 1711213041
Desi Kurnia Wati 1711216024
Yola Tania 1711216028

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan terimakasih atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami berterima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Reproduksi Lansia.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami telah berusaha semaksimal


mungkin mengumpulkan berbagai informasi yang menyangkut materi pelayanan
kesehatan reproduksi lansia dan keterlibatan LSM dalam kesehatan reproduksi
lansia. Namun, kami menyadari makalah ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, kami meminta maaf dan mengharapkan saran dan kritikan
dari para pembaca. Demikianlah makalah ini dibuat, semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

Padang, Oktober 2019

Kelompok 6

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 7
3.2 Saran ......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah
meningkatkan angka harapan hidup. Dilihat dari sisi ini pembangunan kesehatan
di Indonesia sudah cukup berhasil, karena angka harapan hidup telah meningkat
secara bermakna. Namun, di sisi lain dengan meningkatnya angka harapan hidup
membawa beban bagi masyarakat, karena populasi penduduk usia lanjut
meningkat.
Menurut UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 ayat 2 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia menyatakan bahwa geriatri adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas. Pada tahun 2000 penduduk usia lanjut di seluruh dunia
diperkirakaan sebanyak 426 juta atau sekitar 6,8%. Jumlah ini akan meningkat
hampir dua kali lipat pada tahun 2025, yaitu menjadi sekitar 828 juta jiwa atau
sekitar 9,7% dari total peduduk dunia.
Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambar bahwa antara
2005-2010 jumlah penduduk lanjut usia sekitar 19 juga jiwa atau 8,5% dari
seluruh jumlah penduduk. WHO telah memperhitungkan bahwa di tahun 2025,
Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah warga lanjut usia sebesar 41,4%,
yang merupakan sebuah peningkatan tertinggi di dunia. Meningkatnya jumlah
penduduk lanjut usia menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan
kesejahteraan lanjut usia.
Penyakit pada populasi usia lanjut berbeda perjalanan dan penampilannya
dengan yang terdapat pada populasi lain. Pada lanjut usia penyakit bersifat
mengenai multiorgan, bersifat degeneratif, saling terkait, biasanya bersifat kronis,
cenderung menyebabkan kecacatan lama sebelum terjadinya kematian, sering
terdapat polifarmasi dan iatrogenesis, biasanya juga mengandung komponen
psikologik dan sosial. (Stieglietz, 1954). Selain itu usia lanjut juga lebih sensitif
terhadap penyakit akut. (Brocklenhurst dan Alien, 1987)

1
Mengingat hal tersebut di atas, maka jelaslah bahwa pelayanan kesehatan
pada usia lanjut dengan sendirinya berbeda dengan pelayanan kesehatan pada
golongan populasi lain. Sehingga diperlukan pengetahuan tentang pelayanan
kesehatan dan social untuk lanjut usia, agar dapat mengatasi masalah – masalah
yang timbul dalam kesehatan para lanjut usia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana manajemen pelayanan kesehatan reproduksi lansia?
2. Apa saja pelayanan kesehatan reproduksi lansia dan keterlibatan LSM
dalam kesehatan reproduksi lansia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana manajemen pelayanan kesehatan reproduksi
lansia
2. Untuk mengetahui apa saja pelayanan kesehatan reproduksi lansia dan
keterlibatan LSM dalam kesehatan reproduksi lansia

2
BAB II
PEMBAHASAN

Untuk mewujudkan lansia sehat, mandiri, berkualitas dan produktif, harus


dilakukan pembinaan kesehatan sedini mungkin selama siklus kehidupan manusia
sampai memasuki fase lanjut usia dengan memperhakan faktor-faktor risiko yang
harus dihindari dan faktor-faktor protekf yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan lansia. Tujuan umum kebijakan pelayanan kesehatan
lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai lansia sehat,
mandiri, akf, produkf dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat. Sementara
tujuan khususnya adalah meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan
santun lansia; meningkatkan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor,
organisasi profesi dan pihak terkait lainnya; meningkatnya ketersediaan data dan
informasi di bidang kesehatan lansia; meningkatnya peran serta dan
pemberdayaan keluarga, masyarakat dan lansia dalam upaya peningkatan
kesehatan lansia; meningkatnya peran serta lansia dalam upaya peningkatan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
Bentuk pelayanan kesehatan santun lanjut usia yang diberikan di
Puskesmas yaitu memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas, memberikan
prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana yang aman dan
mudah diakses, memberi dukungan / bimbingan pada lanjut usia dan keluarga
secara berkesinambungan (connum of care), melakukan pelayanan secara pro-akf
untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin sasaran lansia yang ada di wilayah
kerja Puskesmas, melakukan koordinasi dengan lintas program dengan
pendekatan siklus hidup dan melakukan kerjasama dengan lintas sektor, termasuk
organisasi. Jumlah Puskesmas Santun Lansia Menurut Provinsi Tahun 2015
kemasyarakatan dan dunia usaha dengan asas kemitraan. Hasil pengembangan
program sampai tahun 2015,

3
Kementerian Kesehatan terus mendorong dan mengupayakan peningkatan
jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Santun Lansia
ini, dengan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan
Masyarakat Permenkes Nomor 79 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit merupakan pedoman dalam pelayanan geriatri
di Rumah Sakit. Pengaturan penyelenggaraan pelayanan geriatri di Rumah Sakit
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan, dan
keselamatan pasien geriatri di Rumah Sakit; dan memberikan acuan dalam
penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan geriatri di Rumah Sakit.
Pelayanan geriatri diberikan kepada pasien lansia dengan kriteria memiliki lebih
dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau memiliki 1 (satu) penyakit dan
mengalami gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi
dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Mengingat penyakit
yang dialami oleh lansia tersebut lebih dari satu dan mulpatologi maka konsep
pelayanan geriatri terpadu bagi lansia perlu dikembangkan di Rumah Sakit,
sehingga lansia mendapatkan pelayanan one stop service, yang melibatkan
beberapa spesialis pada satu tempat yang sama. Tahun 2015, Rumah Sakit yang

4
mempunyai pelayanan geriatri terpadu ada 10 tersebar di 8 provinsi yaitu RSUPN
Cipto Mangunkusumo - Jakarta, RSUP Karyadi - Semarang, RSUP Sardjito -
Yogyakarta, RSUP Sanglah - Denpasar, RSUP Hasan Sadikin - Bandung, RSUP
Wahidin - Makassar, RSUD Soetomo - Surabaya, RSUD Moewardi - Solo, RSUP
Adam Malik- Medan, RSU Syaiful Anwar – Malang.
Kelompok lansia atau dikenal juga dengan sebutan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) Lanjut Usia atau Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah suatu
wadah pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani
penduduk lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor
pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan
menik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Di
samping pelayanan kesehatan, Posyandu Lanjut Usia juga memberikan pelayanan
sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olah raga, seni budaya, dan pelayanan
lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu Posyandu
Lansia membantu memacu lansia agar dapat berakfitas dan mengembangkan
potensi diri. Sampai dengan tahun 2015, jumlah kelompok lansia (Posyandu
Lansia) yg memberikan pelayanan promotif dan preventif tersebar di 23 provinsi
di Indonesia.
Bentuk program pendidikan kesehatan reproduksi lansia sebagai berikut:
1) Pendidikan Kelompok Sebaya merupakan terapi kognitif-perilaku (CBT)
yang efektif melalui pendidikan dengan cara saling berkomunikasi dan
mengambil manfaat dari pengalaman yaang diperoleh teman sebaya
(Ghasemi et al, 2018).
2) Lively Later Life (3LP) adalah suatu program yang memiliki pengaruh
terhadap kualitas hidup lansia dengan cara memodifikasi gaya hidup lansia
salah satunya melalui pendidikan ( Dahlan & Ibrahim et al, 2015).
3) Perubahan Aktivitas sosial merupakan perubahan dalam setiap kegiatan
sosial misalnya organisasi kegamaan, organisasi pertemanan, klub budaya,
olahraga, reuni sekolah atau keluarga dan organisasi politik (Choi et al,
2016).

5
4) Kelompok konseling merupakan suatu alat untuk mempromosikan kinerja
dalam perawatan profesional dan memberikan informasi yang efektif
mengenai prinsip-prinsip perawatan yang dapat mempengaruhi kualitas
hidup (Parsa et al, 2017).
5) Program Pro Balance adalah suatu program rehabilitas yang terdiri dari
gaya berjalan, pelatihan keseimbangan, pelatihan fungsional, penguatan
dan fleksibilitas (Gouveia et al, 2018).
6) Program pembelajaran seumur hidup merupakan suaatu pendekatan multi-
disiplin, bagi para lansia yang belum memiliki akses ke lembaga
pendidikan tinggi, untuk memastikan integrasi sosial dan budaya mereka
dalam masyarakat berbasis pengetahuan saat ini (Diaz Lopez et al, 2017).
7) Program pendidikan gaya hidup sehat merupakan suatu program pelatihan
pendidikan tentang gaya hidup sehat yang ditujukan kepada lansia dan
diimplementasikan oleh perawat komunitas, teman sebaya sehingga
mampu mempengaruhi kualitas hidup lansia (Roudi et al, 2016).

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk mewujudkan lansia sehat, mandiri, berkualitas dan produktif, harus
dilakukan pembinaan kesehatan sedini mungkin selama siklus kehidupan manusia
sampai memasuki fase lanjut usia dengan memperhakan faktor-faktor risiko yang
harus dihindari dan faktor-faktor protekf yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan lansia.
Departemen Kesehatan RI mempunyai tiga program kesehatan bagi lanjut
usia berupa Puskesmas Santun Usia Lanjut, Pembinaan Kelompok Usia Lanjut,
dan Posyandu Usia Lanjut. Selain program dari Departemen Kesehatan,
pemerintah juga mempunyai program dari Departemen Sosial yaitu rencana aksi
nasional kesejahteraan lanjut usia yang terdiri dari lima program pokok penduduk
lanjut usia yaitu Kesejahteraan sosial dan jaminan sosial, peningkatan sistem
pelayanan kesehatan, penguatan dukungan keluarga dan masyarakat, peningkatan
kualitas hidup lanjut usia, dan peningkatan sarana dan fasilitas khusus bagi lanjut
usia.

3.2 Saran
Disarankan agar dilakukan beberapa upaya agar usaha pelayanan santun
khususnya dan pelayanan kesejahteraan Iansia pada umumnya dapat dicapai, yaitu
penyiapan fasilitas dan sumber daya fisik maupun manusia, fasilitas meliputi
kelengkapan mulai di tingkat layanan berbasis masyarakat sampai ke fasilitas
rujukan di rumah sakit. Sumber daya manusia meliputi semua tenaga kesehatan
yang diharapkan memberi layanan santun lansia.

Pengertian tentang kesehatan lanjut usia bukan saja hanya perlu


dimengerti dan dipahami oleh jajaran tenaga kesehatan, akan tetapi juga oleh
jajaran tenaga kesejahteraan sosial, sehingga upaya yang perlu dilakukan bisa
dijalankan secara terpadu.

7
DAFTAR PUSTAKA

Jariah A, Kusbaryanto K. Efektivitas Program Pendidikan Lanjut Usia Terhadap


Kualitas Hidup Lansia di Komunitas : A Literatur Review. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah. 2019; Edisi Khusus 2019: 82-90.
Infodatin situasi lanjut usia di Indonesia diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%
20lansia%202016.pdf. Pada hari Minggu, 13 Oktober 2019 pukul 20.37

Anda mungkin juga menyukai