Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan bagian dari aktifitas sehari-hari manusia yang berguna membentuk

jasmani dan rohani yang sehat.disamping itu kegiatan olahraga diharapkan menjadi wadah

peningkatan prestasi, watak, dan kepribadian yang baik dengan terciptanya manusia seutuhnya

dalam mengisi pembangunan nasional.

Dalam perkembangannya olahraga telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat untuk

menjaga dan meningkatkan kondisi fisik agar tetap besemangat dalam melaksanakan aktifitas

sehari-hari serta memiliki kemampuan untuk berprestasi. Hal ini disesuaikan dengan tujuan

khusus dari aktifitas olahraga yang di nyatakan oleh Muchtar (1992:1) yaitu “ kegiatan olahraga

di indonesia tidak hanya sekedar untuk kesegaran jasmain saja atau rekreasi, namun harus

berfikir ke arah peningkatan prestasi untuk meningkatan nama bangsa di gelanggang

internasional”.

Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan olahraga di Indonesia tidak hanya berlatar

belakang untuk kepentingan kependidikan, rekreasi dan kesegaran jasmani semata, namun hal

tersebut juga sebagai ajang pembentukan dan pengembangan perstasi yang dilakukan secara

teratur dengan berkesinambungan dengan memperhatikan taraf pertumbuhan dan perkembangan

generasi muda sehingga diharapkan mencapai prestasi yang baik. Komitmen pemerintah

terhadap olahraha kususnya dalam segi pembentukan prestasi olahraga dituangkan dan dijelaskan

dalam Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor: 3 Tahun (2005:16). tentang

1
pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi pada Pasal 27 Ayat: 4 yang menyatakan

bahwa:.

“Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilakasanakan dengan


mempedayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan serta pembinaan
olahraga yang bersifat nasional dan daerah yang menyelenggarakan kompetisi
secara berjenjang dan berkelanjutan yang melibatkan olahragawan muda potensial
dari hasil pemantauan, pemanduan dan pengembangan bakat sebagai proses
generasi “

Berdasarkan kutipan tersebut dijelaskan oleh pemerintah bahwa pengembangan olahraga

di Indonesia diarahkan pada pembentukan dan pengembangan prestasi.Untuk pencapaian prestasi

terhadap suatu cabang olahraga maka pemerintah menginstruksikan kepada masyarakat

Indonesia untuk mendirikan perkumpulan atau club olahraga. Pendirian perkumpulan atau club

olahraga adalah untuk kemudahan pencapaian tujuan peningkatan prestasi tiap-tiap cabang

olahraga yang ada di Indonesia, salah satu olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat

Indonesia adalah bola basket.

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim

beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan

memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena

biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil.

Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak

menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh

seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, James Naismith, seorang guru olahraga asal

2
Kanada yang mengajar di sebuah perguruan tinggi untuk para siswa professional di YMCA

(sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu

permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di

New England. Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,

Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember

1891. Setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok untuk

dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, Naismith lalu menulis beberapa peraturan dasar,

menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para

siswa untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.

Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20

Januari 1892. Olahraga ini pun segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatik

ditempatkan di seluruh cabang di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun

dilaksanakan di seluruh kota-kota negara bagian Amerika Serikat (Relly

Komaruzaman,2014).

Komponen fisik dalam permainan bola basket sangat dibutuhkan karena jalannya

pertandingan yang lama, serta kerasnya pertandingan yang lebih sering memaksa para atlet bola

basket untuk melakukan kontak fisik dengan lawannya. Komponen fisik yang berpengaruh

dalam keberhasilan Passing antara lain: skill, keseimbangan, penempatan kaki tumpu, sikap

badan pada saat melakukan, pandangan mata, serta posisi tangan, pensejajaran siku dalam, dan

daya ledak otot tungkai dan lengan.

Dua unsur yang penting dalam daya ledak yaitu kekuatan otot dan kecepatan otot dalam

mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Dengan demikian dapat disimpulkan

3
batasan daya tahan ledak adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal

dalam waktu yang sangat cepat. Oleh karena itu daya ledak sebagai penggerak utama di dalam

melakukan gerakan bola basket harus ditunjang dua komponen unsur fisik yaitu daya tahan

kekuatan otot lengan. Agar didalam melakukan gerakan passing dalam olahraga bola basket

dapat memberikan sesuatu yang maksimal.

Dalam meningkat kan prestasi dicabang olahraga bola basket, banyak faktor-faktor yang

berkaitan. Misalnya, permainan itu sendiri, sarana dan prasarana, pelatih, latihan teknik dan

taktik, selain itu kondisi fisik atlet harus baik. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang

komponen-kompoennya tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun

pemeliharaan.

Setelah peneliti melakukan pengamatan terhadap atlit Bola Basket Tim Galaxy

Basketball Kabupaten Tebo, pada teknik passing chest pass didapat kurangnya kemampuan atlit

melakukan chest pass. Pada saat dilakukannya uji coba atau pun saat dalam pertandingan atlit

sering sekali melakukan kesalahan pada saat melakukan chest pass seperti tidak sampainya bola

ke target yang akan di passing dan. Peneliti melihat pada pelaksanaan chest pass dibutuhkan

kondisi fisik yang memadai berupa daya tahan otot lengan dan koordinasi mata tangan agar

lebih mengusai permainan pada saat melakukan serangan dalam permainan bola basket.

Melihat kenyataan yang terjadi di lapangan tersebut maka penulis merasa sangat perlu

untuk melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui apakah ada Hubungan Daya Tahan Otot

Lengan dan Koordinasi Mata tangan Dengan Keterampilan Chest Pass terhadap atlit Bola

Basket Tim Galaxy Basketball Kabupaten Tebo,

4
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan dalam melakukan passing terhadap atlit Bola Basket

Tim Galaxy Basketball Kabupaten Tebo.

2. Kurangnya kemampuan dalam merangkaikan kekuatan otot lengan dan

koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing Chest pass terhadap atlit

Bola Basket Tim Galaxy Basketball Kabupaten Tebo.

C. Batasan Masalah

Sehubungan dengan judul di atas, identifikasi masalah di atas tidak menutup

kemungkinan timbulnya masalah baru yang semakin meluas, untuk menghindari hal

tersebut perlu diadakan pembatasan masalah. Sehingga peneliti membatasi

permasalahan ini menjadi “Hubungan daya tahan kekuatan otot lengan dan

koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing chest pass terhadap atlit Bola

Basket Tim Galaxy Basketball Kabupaten Tebo.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan-

permasalahan yang ditimbulkan dan pembatasan masalah, maka masalah tersebut

dapat dirumuskan sebagai berikut:

5
1. Adakah hubungan yang signifikan antara daya tahan kekuatan

otot lengan dengan kemampuan passing chest pass atas terhadap

atlit Bola Basket Tim Galaxy Basketball Kabupaten Tebo?

2. Adakah hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan

dengan kemampuan passing chest pass terhadap atlit Bola Basket

Tim Galaxy Basketball Kabupaten Tebo?

3. Adakah hubungan yang signifikan antara daya tahan kekuatan

otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan

passing chest pass terhadap atlit Bola Basket Tim Galaxy

Basketball Kabupaten Tebo.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dari

penelitian ini untuk:

1. Mengetahui ada tidaknya tingkat daya tahan kekuatan otot lengan

dengan kemampuan passing chest pass terhadap atlit Bola Basket

Tim Galaxy Basketball Kabupaten Tebo.

2. Mengetahui ada tidaknya tingkat koordinasi mata-tangan

kemampuan passing terhadap atlit Bola Basket Tim Galaxy

Basketball Kabupaten Tebo.

3. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara daya tahan

kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan

6
kemampuan passing chest pass terhadap atlit Bola Basket Tim

Galaxy Basketball Kabupaten Tebo.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkaitan, yaitu:

1. Secara Praktik

Dapat mengetahui adanya hubungan antara kekuatan otot lengan

dan dengan kemampuan passing, sehingga siswa diharapkan lebih

terpacu untuk meningkatkan latihan kekuatan otot lengan, agar dapat

bermain bolabasket dengan lebih baik.

2. Secara Teoritis

Memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca dan dapat

digunakan sebagai gambaran atau masukan untuk dapat disajikan sebagai

pertimbangan dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan pasing

dalam permainan bolabasket.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Permainan Bolabasket

Permainan bolabasket adalah permainan yang menggunakan bola besar, yang

dimainkan dengan tangan dan bertujuan memasukkan bola sebanyak mungkin ke

(keranjang) lawan serta menahan lawan agar jarang memasukkan bolabasket (keranjang)

sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1). Bolabasket merupakan olahraga permainan bola

besar dan dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain,

tujuannya adalah untuk mencari nilai atau angka sebanyak-banyaknya dengan cara

memasukkan bola ke basket lawan dan mencegah lawan untuk mendapat nilai (Muhajir,

2006: 11).

a. Bolabasket dimainkan oleh dua (2) tim yang masing-masing terdiri dari lima (5)

pemain. Tujuan dari masing-masing tim adalah untuk mencetak angka ke

keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak angka (FIBA, 2010:

1).

b. Bolabasket dimainkan di lapangan persegi panjang oleh dua tim dengan lima pemain

per tim, tujuannya adalah mendapatkan nilai dengan memasukkan bola ke dalam

keranjang sebanyak-banyaknya dan mencegah tim lain melakukan hal yang serupa.

Untuk dapat memainkan bola basket dengan baik perlu menguasai teknik gerakan

8
yang efektif dan efisien. Teknik dasar dalam bermain bola basket mencakup gerakan

kaki (footwork), menembak bola kedalam keranjang (shooting), melempar (passing)

dan menangkap, menggiring (drible), bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola,

dan bertahan (Wissel, 1996: 2).

2. Sejarah Bola Basket

Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja

oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal

Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa profesional di

YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus

membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa

liburan musim dingin di New England. Terinspirasi dari permainan yang pernah ia

mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal

sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.

Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras

dan kurang cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis

beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang

olahraga, dan meminta para siswanya untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.

Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari

1892 di tempat kerja Dr. James Naismith. “Basket ball” (sebutan bagi olahraga ini dalam

Bahasa Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini

pun menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya

9
ditempatkan di seluruh cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi

pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika

Serikat.

Pada awalnya,setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble,sehingga

bola hanya dapat berpindah melalui pass (lemparan). Sejarah peraturan permainan basket

diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith. Aturan dasar

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu

atau kedua tangan.

2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau

kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan

(meninju).

3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus

melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi

diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.

4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau

anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.

5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong,

memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun.

Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai

kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa

pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki

oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan

10
tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai

hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini,

pergantian pemain tidak diperbolehkan.

6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan

tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta

melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.

7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka

kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut

berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).

8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan

masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang

tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di

pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal

tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.

9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan

kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang

menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan

bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan.

Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam

genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut,

maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak

melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat

memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.

11
10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat

jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi

pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk

mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan

yang tercantum dalam aturan 5.

11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila

bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta

menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya

suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.

12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit

13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai

pemenang.

Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinamakan

sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Terlahir sebagai warga

Kanada, ia menjadi warga negara Amerika Serikat pada 4 Mei 1925.

Naismith meninggal dunia 28 November 1939, kurang dari enam bulan setelah menikah

untuk kedua kalinya.(Zolit hartyani 2004:8)

a. Sejarah Bola Basket Di Indonesia

Cina menjadi salah satu sasaran pengembangan olahraga basket oleh YMCA. Diutuslah

Bob Baily ke Tientsien (1894) guna memperkenalkan olahraga baru ini. Sejak itu,

12
Cinamulai memainkan olahraga ini. Selain Cina, negara Asia lain yang dijamah

permainan basket untuk kesempatan pertama adalah Jepang (1900) dan Filipina

(1900).Bagaimana bola basket bisa sampai masuk ke Indonesia?Pada tahun 1920-an,

gelombang perantau-perantau dari Cina masuk ke Indonesia.Mereka pun membawa

permainan basket yang sudah dua dasawarsa dikembangkan disana. Para perantau itu

membentuk komunitas sendiri termasuk mendirikan sekolahTionghoa. Akibatnya, basket

cepat berkembang di sekolah-sekolah Tionghoa.Di sekolah-sekolah Tionghoa itu, bola

basket menjadi salah satu olahraga wajib yangharus dimainkan oleh setiap siswa. Tidak

heran jika di setiap sekolah selalu ada lapangan basket. Tidak heran juga jika pebasket-

pebasket yang menonjol penampilannya berasaldari kalangan ini.

Pada era 1930-an perkumpulan-perkumpulan basket mulai terbentuk. Kota-kota

besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan; menjadi

sentral berdirinya perkumpulan basket ini.Di Semarang misalnya. Pada tahun 1930

sudah ada perkumpulan seperti Chinese EnglishSchool, Tionghwa Hwee, Fe Leon Ti Yu

Hui, dan Pheng Yu Hui (Sahabat). Sahabatadalah klub asal Sony Hendrawan (Liem

Tjien Sion), salah satu legenda basketIndonesia.Usai Proklamasi Kemerdekaan, 17

Agustus 1945, olahraga basket mulai dikenal luas dikota-kota yang menjadi basis

perjuangan seperti Yogyakarta dan Solo.

Pada PON (PekanOlahraga Nasional) I (1948) di Solo, bola basket dimainkan

untuk pertama kali di levelnasional.Peserta PON I masih terbatas pada putra terkuat dari

masing-masing ‘Karesidenan’, dan juga perkumpulan-perkumpulan dengan pemain

pribumi seperti PORI Solo, PORIYogyakarta, dan Akademi Olahraga Sarangan. Namun

13
harus diakui bahwa untuk teknik permainan, kemampuan regu-regu Karesidenan yang

terdiri dari para pemain Tionghoa jauh lebih tinggi daripada pemain pribumi.

Pada tahun 1951 saat pergelaran PON II, basket sudah dimainkan untuk putra dan

putri.Regu yang dikirim tidak lagi mewakili Karesidenan melainkan sudah mewakili

Provinsi.Regu-regu dari Jatim, DKI Jakarta, Jabar, dan Sumatra Utara adalah kekuatan-

kekuatanterkemuka di pentas PON.Pada tahun 1951, Maladi – salah satu tokoh olahraga

nasional – meminta Tonny Wen danWim Latumeten untuk membentuk organisasi basket

di Indonesia. Jabatan Maladi waktuitu adalah sekretaris Komite Olimpiade Indonesia

(KOI).Atas prakarsa kedua tokoh itu maka pada 23 Oktober 1951 dibentuklah organisasi

dengannama “Persatuan Basketball Seluruh Indonesia”.

Pada tahun 1955, diadakan penyempurnaan nama sesuai kaidah Bahasa Indonesia.

Nama itu adalah “Persatuan BolaBasket seluruh Indonesia” disingkat dengan Perbasi.

Pengurus Perbasi yang pertama adalah Tonny Wen sebagai ketua dan Wim Latumeten

sebagai sekretaris. (budi 1992:15).

3. Daya Tahan (Endurance)

A. Pengertian daya tahan

Daya tahan merupakan salah satu komponen biomotorik yang sangat dibutuhkan

dalam aktivitas fisik, dan salah satu komponen terpenting dari kesegaran jasmani.

Daya tahan diartikan sebagai waktu bertahan yaitu lamanya seseorang dapat

melakukan suatu intensitas kerja atau jauh dari keletihan. Beberapa ahli

mengemukakan pengertian daya tahan antara lain sebagai berikut :

14
1. Menurut Annarino(1976), daya tahan adalah hasil kemampuan individu

untuk memelihara gerakannya dalam kurun waktu tertentu.

2. Menurut Kerkendall (1980), daya tahan otot terdiri dari dua macam yaitu :

a. Daya tahan otot statis ;intensitas lamanya waktu yang digunakan

pada kontraksi otot.

b. Daya tahan dinamis ; merupakan aktivitas yang berkelanjutan

mulai dari memindahkan tahan yang berat melalui serangkaian

gerakan dengan banyak pengulangan.

3. Menurut Garbard (1984) , daya tahan terdiri dari daya tahan otot dan daya

tahan kardiorespiratori.

a. Daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk

melakukan kontraksi secara berulang (menjalankan kerja) melalui

periode waktubertahan yang cukup sampai otot menjadi lemah.

b. Daya tahan kardiorespiratori yaitu bentuk-bentuk latihan yang

menaikan denyut jantung per-menit 60% dari maksimal.

Dari beberapa pengertian daya tahan yang dikemukakan diatas,dapat disimpulkan,

“bahwa daya tahan otot adalah kemampuan untuk melakukan kontraksi berulang-ulang

tanpa timbul kelelahan. Sedangkan daya tahan kardiorespiratori adalah kemampuan

seluruh tubuh untuk melakukan aktivitas pada jangka waktu yang lama tanpa timbulnya

kelelahan.

Secara fisiologis daya tahan berhubungan dengan kemampuan jantung dan

organ pernafasan. Kemampuan jantung dapat menambah volume semenit

(cardiac output untuk transport oksigen dan zat-zat yang digunakan dalam

15
sistem metabolic. Dengan adanya ketahanan jantung dalam bekerja maka

pompaan darah akan lebih lancer sehingga sel-sel yang memerlukan

aliran darah dapat dipenuhi sesuai keperluannya. (Fox,1998).

B. Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan

Lengan merupakan organ tubuh yang berperan langsung melakukan Passing

Chest Pass. Lengan adalah organ tubuh yang panjangnya dari akromeon sampai ke ujung

jari tengah. Pada bagian lengan atas terdapat tulang lengan atas (tulang humerus) dengan

sekumpulan otot, diantaranya Musculus Bichep brachili, Musculus Brachialis, Musculus

Corabobra brachialis, Mosculus Trichep Brachi, Musculus fleksor digitilongus,

Musculus Brachio radialis, Misculus Bisep brachineoput longus. Lengan atas ini bagian

atas berhubungan dengan bahu dengan dihubungkan oleh sendi bahu (Articulasio

Humeri) dan pada bagian bawah berhubungan dengan lengan bawah yang dihubungkan

oleh sendi siku (Articulasio Cubiti). Pada lengan bawah ada dua tulang yaitu tulang hasta

(tulang radius) dan tulang pengumpil (tulang ulna), pada bagian bawah tulang ini

berhubungan dengan telapak tangan dengan dihubungkan oleh sendi pergelangan tangan

(Articulasio Radiocarpalia).

Otot-otot yang terdapat pada lengan bawah antara lain Musculus Brachialis,

Musculus Ekstensorcarpi, Musculus Radius longus, Musculus Digitorum kommunis dan

Musculus Fleksor radialis.

16
Gambar 2.1. Lengan dan Otot-otot Serta Tulang-tulang Pendukungnya

Sumber : Evelin C. Pearce (1992:104)

Tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam otot, dimana dalam suatu gerakan

otot-otot tersebut saling mendukung antara otot yang satu dengan yang lainnya. Karena

tanpa saling keterkaitan otot-otot tersebut tidak dapat mencapai hasil yang maksimal.

Namun walaupun begitu ada bagian otot yang dominan saat melakukan gerakan.

Dalam gerakan Passing kita juga harus memperhatikan otot-otot yang mendukung saat

melakukan gerakan tersebut. namun juga melihat kualitas dari sistem otot tersebut. Karena

kualitas dari sistem otot dipengaruhi oleh banyak faktor seperti : jenis serabut, ukuran,

kapasitas sistem penyediaan tenaga, aliran darah serta ada tidaknya faktor-faktor

penghambat. Menurut Sugiyanto (1993:19) faktor-faktor yang dapat mengganggu kerja

otot adalah : sistem saraf, suhu keasaman (pH) darah, kadar elektrolit darah, bahan-bahan

kimia sisa metabolisme, serta gangguan pada sistem penyediaan tenaga.

Menurut Harsono (1988:176), kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat

mengatasi tekanan atau beban dalam aktivitas. Wilmore (1992:14) mengatakan bahwa

17
kekuatan adalah kemampuan maksimum untuk mengerakan atau melawan suatu daya.

Kekuatan juga diartikan sebagai komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya

dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja(Sajoto,1995:8).

Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa kekuatan atau kekuatan adalah kemampuan otot

atau sekelompok otot seseorang dalam mengerahkan tenaga secara maksimal untuk

melakukan kontraksi atau gerakan.

Faktor-faktor penentu kekuatan adalah sebagai berikut : 1) Besar kecilnya melintas

otot, 2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, semakin banyak fibril

otot yang bekerja berarti kekuatan semakin bertambah, 3) Tergantung besar kecilnya

rangka tubuh, semakin besar skelet semakin besar kekuatannya (Suharno, 1993:28)

Pada pembahasan mengenai shooting, telah diterangkan bahwa pola gerak lengan untuk

melakukan shooting ada tahapan yang sesuai dengan analisa pola gerak tersebut maka otot-

otot lengan yang bekerja antara lain:

1. Untuk mengggerakan extensor siku, yaitu saat melakukan

sanggahan atau topangan yaitu otot triceps

2. Untuk menggerakan lengan kedepan pada saat ayunan kedepan

yaitu otot teres major, sub scapularis, latisimusdorsi dan

pectoralis major

3. Untuk menggerakan lengan sebagai pendorong saat melakukan

gerakan lanjutan, yaitu otot latisimusdorsi, pectoralis major, teres

major dan triceps

18
Seorang olahragawan apabila ingin memperoleh kekuatan untuk mencapai hasil

prestasi yang diinginkan maka dituntut untuk melakukan latihan guna meningkatkan

kekuatan. Program latihan peningkatan kekuatan otot paling efektif adalah program

latihan memakai beban atau weight training program (M. Sajoto, 1988:42).

Sebab dengan latihan berbeban maka akan dapat tercapainya pengembangan kekuatan otot

secara maksimum. Disamping itu kita bisa menentukan dengan mudah otot yang akan

dikembangkan kekuatannya sesuai dengan cabang olahraga yang dikehendaki.

Latihan berbeban mempunyai dua dasar fisiologis untuk meningkatkan kekuatan

secara maksimum. Pertama bahwa semua program latihan harus berdasar SAID, yaitu

Spesific Adaptation to Imposed Demand. Prinsip tersebut mengatakan bahwa latihan

hendaknya khusus sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Bila harus meningkatkan

kekuatan otot maka program harus memenuhi syarat untuk itu. Sedangkan yang kedua,

bahwa latihan haruslah diberikan berdasarkan prinsip overload. Prinsip ini menjamin agar

tubuh mendapat tekanan dengan besarnya beban makin meningkat, yang diberikan secara

bertahap dalam jangka waktu tertentu (M. Sajoto, 1988:114). Pada dasarnya yang perlu

diperhatikan dalam menyusun program latihan berbeban, yaitu menuju hal yang khusus

untuk cabang olahraga yang ditentukan, dan hendaknya latihan dapat merangsang betul

pada gerakan cabang olahraga tersebut.

Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu kerja tertentu.

Oleh karena itu kekuatan memegang peranan penting dalam melindugi seseorang dari

kemungkinan cidera yang cukup parah. Dengan kekuatan seseorang dapat berlari dengan

19
cepat, melempar jauh, mendorong dengan kuat, menendang dengan kuat, memukul lebih

keras, demikian pula dapat membantu memperkuat sendi-sendi.

Daya Tahan Kekuatan otot lengan adalah upaya maksimal seseorang dalam

melakukan aktifitas gerak yang melibatkan otot-otot yang terdapat pada lengan secara

maksimal. (M. Sajoto 1992:12).

Dalam permainan bola basket, memerlukan peranan penting dari kekuatan otot

lengan yaitu untuk mendorong, melempar, atau memasukkan bola kedalan ring untuk

memperoleh poin. Adapun bentuk tes dan pengukuran daya tahan kekuatan otot lengan

yaitu dengan menggunakan alat yaitu Puss up.

4. Teknik Passing

a. Passing

Passing adalah fundamental bolabasket yang sering terabaikan untuk dilatihan.

Adalah sangat penting bagi seseorang pemain untuk mengembangkan keterampilan

pasing demi kesuksesan timnya. Salah satu yang harus ditekankan pada pemain bahwa

passing adalah keterampilan yang tercepat dan terbaik untuk merubah arah serangan.

Earvin “Magic” Johnson mengatakan bahwa passing adalah bagian terpenting dalam

pertandingan sebelum mencetak skor, karena tanpa pasing tidak ada assist.

b. Prinsip Dasar Passing

Naluri awal seorang pemain saat memegang bola biasanya adalah melakukan

dribble, padahal sesungguhnya pemain harus melihat posisi teman yang terbuka untuk

20
menerima bola sebelum melakukan dribble. Ada beberapa elemen dasar dalam passing

yang harus diajarkan agar persentase turnnover bisa ditekan adalah :

1. Kecepatan. Bola yang dipasing harus tajam,cepat,tidak terlalu

keras dan tidak terlalu pelan.

2. Target. Setiap pasing haruslah tepat/akurat pada target yang

spesifik.

3. Timing. Bola harus sampai pada penerima disaat yang tepat,tidak

sebelum atau sesudahnya.

4. Trik. Pemain yang melakukan passing harus berusaha

menggunakan tipuan untuk mengelabui defender. Biasanya

defender tertipu saat kita menggunakan tipuan mata.

5. Komunikasi. Komunikasi antar pemain sangat diperlukan untuk

mengurangi resiko turnover (komunikasi mata,suara,sinyal).

Pemain yang melakukan passing harus memperkirakan sedemikian rupa sehingga

saat rekan menerima bola, dapat langsung melakukan posisi triple threat. Ajarkan

pemain untuk tidak ceroboh dan tidak melakukan spekulasi dalam passing. Saat

melakukan passing, sebaiknya passer harus tetap menempatkan paling tidak salah satu

kaki dilantai dan penerima bola harus sedikit melompat sebelum menerima bola.

c. Jenis-jenis passing

Ada beberapa jenis passing dan penggunaanya haruslah tepat pada setiap stuasi.

1. Chest pass

21
2. Chest pass
Chest pass adalah jenis passing yang paling efektif apalagi pada saat pemain tidak

dijaga. Umpan dada dengan menggunakan dua tangan mungkin merupakan yang paling

sering digunakan dalam pertandingan bola basket. Ini adalah umpan yang bisa diandalkan

dan dilakukan untuk memindahkan bola dari seseorang pemain ke rekan satu

timnya,biasanya di bagian daerah perimeter. Umpan pantul dengan menggunakan dua

tangan bisa digunakan untuk mengumpan bola secara berdaya guna ke seorang rekan tim

ketika kamu harus menghindari seorang pemain bertahan atau ketika umoan dada

langsung bisa dengan mudah dipotong. Urutan teknik chest pass dimulai dengan posisi

triple threat dan ibu jari menghadap ke atas saat memegang bola, maksudnya agar saat

didorong bola akan berputar kebelakang (back spin). Pada akhir gerakan, ibujari

menghadap kebawah. Ingatkan pemain untuk melakukan pivot dalam passing.

3. Bounce pass

Passing ini direkomendasikan untuk digunakan pada sasaran yang

melakukan backdoor cut dan pada saat pemain di-trap sehingga kesulitan mencari

pasing line. Gerakan yang dilakukan hampir sama dengan chest pass, hanya saja

arah bola dipantulkan 2/3 dari jarak penerima bola. Passer perlu memperkirakan

agar nantinya bola memantul kearah pinggul penerima.

4. Overhead pass

Overhead pass sangat efektif digunakan saaat tim defender menggunakan

zone defense. Beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam melakukan overhead

pass :

a) Pertahankan posisi siku paling tidak setinggi kepala.

22
b) Kekuatan dorongan terletak pada bagian siku, pergelanga

tangan,dan jari-jari. Bahu hanya berfungsi sebagai penompang siku

agar tetap setinggi kepala.

c) Posisi awal ibu jari adalah menghadap kebelakang dan posisi akhir

menghadap kedepan.

d) Untuk mendapatkan tambahan tenaga dorongan, pemain dapat

melakukan pivot

5. Baseball pass

Baseball pass biasanya digunakan untuk melakukan passing jarak jauh.

Pada posisi awal pemain menempatkan bola disalah satu kepala dan posisi kaki

parallel stance. Lalu kaki pada sisi yang sama dengan tangan yang memegang

bola ditarik kebelakang, titik tumpu terletak pada kaki ini. Setelah itu lempar bola

seperti melakukan lemparan pada baseball. Ingatkan pemain agar tidak menekuk

pergelangan tangan terlalu dalam kebelakang dan akhiri passing dengan posisi

jari-jari menghadap ke sasaran agar passing tetap akurat pada sasaran.

6. Koordinasi Mata Tangan

Koordinasi mata tangan dapat diartikan sebagai salah satu komponen untuk

memproduksi kerja baru sebagai ramuan dari berbagai gerak sebagai hasil dari system

saraf dan otot yang bekerja. Syahrial (2008:57) mengatakan bahwa:

23
“koordinasi merupakan kemampuan seseorang dalam merangkai beberapa

gerak menjadi suatu gerakan yang utuh dan selaras ,koordinasi yang baik akan dapat

memanfaatkan kemampuan mengkoordinasikan gerakan untuk menghindari cedera,

efesiensi dan efektivitas dan tenaga, penguasaan teknik yang rumit atau kompleks

lebih cepat, dan kemantapan mental atlet”.

Menurut Wahjoedi(2001:61) koordinasi adalah “kemampuan untuk melakukan

gerakan secara cepat, cermat,dan efisien”. Sedangkan Hirts dalam Erianti (2004:61)

menerangkan “koordinasi merupakan kemampuan yang ditentukan oleh proses

pengendalian dan pengaturan gerakan. Disisi lain Kiram (1994:12 ) mengatakan bahwa

“koordinasi merupakan hubungan timbale balik antara pusat susunan syaraf dengan alat

gerak dalam mengatur dan mengen dalikan implus dan otot kerja untuk pelaksanaan suatu

gerakan”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan koordinasi merupakan

kemampuan seseorang dalam merangkai dari beberapa gerak yang utuh dan selaras yang

disebabkan karena adanya hubungan timbale balik antara system saraf dan otot yang

bekerja secara harmonis, terarah, cermat, dan efisien agar koordinasi gerakan dapat

menghindari cedera, efektivitas tenaga, penguasaan teknik yang rumit, dan kemantapan

mental atlet.

Koordinasi bila ditinjau dari sudut fisiologis adalah merupakan perwujudan

pengaturan terhadap proses-proses motorik terutama terhadap kerja otot-otot yang diatur

dalam system persyaarafan yang disebut dengan intra muscural coordination Kiram

(2002:86) pengaturan yang dimaksud disini yaitu proses-proses pengaturan kembali jalan

24
suatu gerakan yang selalu berpedoman pada program gerakan. Dengan demikian proses

pengaturan tenaga yang sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan geerakan

berdasarkan perintah dari otak yang dibawa oleh syaraf efferent kealat gerak tertent, ini

berarti bahwa dalam koordinasi gerak akan terjadi hubungan timbal balik antara system

persyarafan dengan alat gerak dan mengembalikan kinerja otot dan proses yang terjadi

didalamnya.

Sementara beberapa ahli dalam Syafruddin (1992:85) mengatakan bahwa :

“Koordinasi terdiri dari dua bagian yaitu : a) koordinasi otot intrn yang

merupakan koordinasi otot intra yaitu koordinasi yang terjadi dalam tubuh yang dapat

menimbulkan kontraksi otot yang terjadi melalui inter dan intra”

Darwis dan basa (1994:118 mengatakan bahwa koordinasi berguna untuk : a)

efisien dan efektifnya tenaga, b) menghindaari cedera, c) berlatih menguasai teknik akan

lebih cepat,d) melaksanakan taktik lebih cepat, e) kesiapan atlet lebih mantap.

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa koordinasi berfungsi bagi atlet

untuk mempercepat penguasaan teknik, memperkaya teknik dan memperbaiki kesiapan

mental. Disamping samping itu koordinasi berguna sebagai menghindari cedera, begitu

juga dalam penguasaan keterampilan dasar bola basket seperti passing chest pass. Selain

itu juga melatih gerak yang siumutan dari yang mudah ke yang sulit, tempo rendah

ketempo tinggi. Membentuk latihan mengkoordinir kerja syaraf, otot dan intra secara

berulang-ulang dan kombinasi gerakan kanan dan kiri. Mata dan tangan adalah bagian

dari anggota tubuh yang mempunyai fungsi masing-masing. Mata berfungsi sebagai alat

25
pengelihatan dan tangan berfungsi sebagai alat gerak bagian atas. Kedua bagian ini dapat

bekerja sama dalam mencapai tujuan gerak,sebab keduanya dihubungkan oleh

persyarafan.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mata dapat menerima rangsangan untuk

dikirim ke otak melalui system persyarafan yang menghubungkannya, dan otak akan

memberi perintah terhadap tangan sesuai dengan rangsangan yang diterimanya dari mata

dan penjelasan tentang persyarafan tangan sebagai alat gerak bagian atas dengan otak

tersebut.

Menurut Sajoto (1988:53 mengatakan koordinasi mata dan tangan adalah:

“Gerakan yang terjadi dari informasi yang diinteraksikan kedalam anggota


badan. Semua gerakan badan harus dapat terkontrol dengan pengelihatan yang tepat,
sesuai dengan aturan yang direncanakan dalam pikiran. Memantul-mantulkan bola,
melempar, menendang dan menghentikannya, semuanya memerlukan sejumlah input
yang dapat dilihat, kemudian input tersebut diinterkasikan kedalam gerakan motorik
sebagai output, agar hasilnya benar-benar terkoordinir secara rapid an luwes”.
Sementara Harsono (1988:220 mengatakan “koordinasi mata tangan seperti
misalnya dalam skill melempar suatu objek sesuatu sasaran tertentu atau menangkap
kembali bola yang akan dating”. Selanjutnya Sumosardjono (1990:125 mengatakan
koordinasi mata tangan adalah “interaksi antara mata sebagai pemegang fungsi yang
melakukan suatu gerakan”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
koordinasi mata tangan adalah kerja sama antara mata yang akan memberi tahukan kapan
bola berada pada suatu titik agar tangan langsung menangkap kembali bola yang akan
datang.

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kajian teori dan latar belakang yang ada dalam penelitian ini

diperoleh banyak sekali variable yang mempengaruhi kemampuan passing chest pass

26
bolabasket seorang pemain antara lain, kekuatan lengan,daya ledak otot tungkai, posisi

tubuh,koordinasi mata tangan,gerakan siku dan pergelangan tangan dalam melepaskan

bola. Pada kesempatan ini penulis membahas kekuatan otot lengan dan koordinasi mata

tangan.

Untuk menghasilkan dorongan atau tolakan cepat dan kuat untuk melakukan

passing diperlukan kekuatan otot lengan. Sementara agar arah bola tidak melenceng dari

sasaran maka diperlukan koordinasi mata tangan. Apabila pemain memiliki kekuatan otot

lengan yang baik maka hasil lemparannya akan semakin kuat. Koordinasi mata tangan

yang baik akan membantu pemain untuk mengarahkan bola keteman yang akan kita tuju.

Penjelasan kerangka konseptual :

Kerangka konseptual di atas menjelaskan bahwa, ada tiga test dalam penelitian ini

yaitu test kekuatan otot lengan dengan menggunakan puss up dan, test koordinasi mata

tangan menggunakan lempar tangkap bola tenis kedinding dan test keterampilan chest

pass menggunakan speed pass. Dimana dari ke dua test tersebut membutuhkan unsur

reaksi, kecepatan, daya ledak, kekuatan, akurasi dan keseimbangan. Sehingga ketiganya

saling berkaitan dan berhubungan. Jika daya tahan kekuatan otot lengan semakin kuat,

dan koordinasi mata tanga maka ketepatan passingnya juga lebih tepat dan akurat.

27
DAYA TAHAN KEKUATAN
OTOT LENGAN

KEMAMPUAN CHEST PASS

KOORDINASI MATA
TANGAN

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka koseptual yang telah dikemukakan di

atas maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap

kemampuan chest pass pada atlet bolabasket tim galaxy basketball kabupaten Tebo

2. Terdapat hubungan yang berarti antara koordinasi mata tangan terhadap kemampuan

chest pass pada atlet bolabasket tim galaxy basketball kabupaten Tebo

3. Terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot lengan dan

koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan chest pass pada

atlet bolabasket tim galaxy basketball kabupaten Tebo

28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah korelasinal yaitu untuk mengungkap apakah terdapat

hubungan antara daya koordinasi mata tangan tungkai (variable bebas) dengan kemampuan

chest pass (variable terikat).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat : SMA Bakti Wasita Kabupaten Tebo.

2. Waktu Penelitian : ...

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

4. Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah atlet tim

galaxy basketball kabupaten Tebo yang berjumlah 20 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto 2002

:109). Berdasarkan populasi diatas maka peneliti menetapkan dengan mengambil semua

atlet (total sampling). Karena jumlah populasi tidak telalu banyak yaitu 20 orang putra,

maka untuk penelitian ini semua populasi dijadikan sampel.

29
D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Sesuai dengan tujuan yang ingin di capai, maka jenis data dalam penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan

oleh penulis saat melakukan penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah atlet tim galaxy basketball kabupaten

Tebo

E. Instrumen Penelitian

1. Penilaian daya tahan kekuatan otot lengan

Penilaian daya tahan kekuatan otot lengan dilakukan dengan test push up.

pengambilan data tes push up dan digunakan sebagai data penelitian, adapun prosedur

pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:

a. Mula mula Testi/peserta test tidur telungkup, kedua kaki dirapatkan lurus di

belakang dan ujung kaki bertumpu pada lantai.

b. Kedua telapak tangan testi/peserta test di samping dada, jari-jari tangan menunjuk ke

depan, dan kedua siku ditekuk

c. Kemudian testi/peserta test, mengangkat badan ke atas hingga kedua tangan lurus.

Badan dan kaki berada dalam satu garis lurus.

d. Lalu, badan testi/peserta test diturunkan dengan jalan membengkokkan siku. badan

dan kedua kaki tetap lurus serta tidak menyentuh lantai.

e. Testi diperbolehkan melakukan percobaan test push up terlebih dahulu agar testi

dapat beradaptasi dengan test yang akan dilakukan.

30
Penilaian:

a. Nilai yang didapatkan oleh peserta tes adalah jumlah push up yang didapatkan dari

jumlah waktu 60 detik.

b. Testi mendapatkan nilai 1 jika testi melakukan gerakan push up sesuai dengan

prosedur pelaksanaan tes push up.

Gambar Instrumen penelitian daya tahan kekuatan otot lengan

Sumber: Evaluasi pendidikan jasmani dan olahraga (Arsi, 2015).

2. Penilaian koordinasi mata tangan

Penilaian koordinasi mata tangan dilakukan dengan lempar tangkap bola tenis

kedinding.

Pengukuran koordinasi mata-tangan yaitu menggunakan tes lempar tangkap bola

tenis yang dipantulkan ke dinding. Satuan tes lempar tangkap bola ini adalah

jumlah bola yang masuk ke target sasaran (Ismaryati, 2006 :54), dengan prosedur

pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:

a. Testi/peserta test berdiri di garis batas lempar dan testi menghadap ke

dinding.

31
b. Testi/peserta test melakukan percobaan tes lempar tangkap bola tenis

kedinding terlebih dahulu, agar testi dapat beradaptasi dengan tes yang

akan dilakukan.

c. Testi melakukan tes lempar tangkap bola tenis kedinding sebanyak 10

kali lemparan pertama menggunakan tangan kanan ditangkap tangan kiri,

dan 10 kali lemparan kedua menggunakan tangan kiri ditangkap tangan

kanan, dengan cara lemparan bawah (under arm.)

d. Pada saat melaksanakan test, testi tidak keluar dari garis batas lempar dan

bola yang dilemparkan mengenai target sasaran.

Penilaian:

Tiap lemparan yang mengenai target sasaran dan tertangkap oleh tangan memperoleh nilai 1.

Untuk memperoleh nilai 1 (satu) :

a) Testi tidak keluar dari garis batas lempar pada saat melaksanakan tes.

b) Bola yang dilemparkan menggunakan lemparan bawah (under arm) dan

mengenai target sasaran.

c) Bola harus tertangkap oleh tangan dan tidak menyentuh lantai lapangan.

d) Nilai yang diperoleh oleh testi dari 10 kali lemparan pertama dan 10 kali

lemparan kedua dijumlahkan, nilai yang mungkin didapat oleh testi

adalah 20 jika dapat melakukan tes lempar tangkap bola tenis dengan

benar.

32
Gambar Instrumen penelitian koordinasi mata tangan

3. Memantulkan bola ke dinding tembok (Passing)

Penilaian chest pass dilakukan dengan memantulkan bola kedinding.

Tempat dan alat-alat perlengkapan tempat pelaksanaan: suatu tempat yang berlantai

keras dan rata, sehingga bola dapat dipantulkan, dan suatu tempat dengan dinding

tembok yang rata untuk pelaksanaan tes memantulkan bola pada dinding.

Tujuan Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur keterampilan menolak, melempar,

dan menangkap bola.

Alat-alat dan perlengkapan Untuk satu setasiun dibutuhkan satu bola basket, satu

sasaran pada dinding tembok yang rata (lihat gambar 3.1), satu stopwatch, formulir,

dan alat tulis.

33
Pengetes

Pengetes waktu 1 (satu) orang

Pengawas 1 (satu) orang

Pencatat 1 (satu) orang

Pelaksanaan tes

1. Pada aba-aba ”SIAP”, testee berdiri dibelakang gasis batas, menghadap ke arah

sasaran atau dinding tembok, sambil memegang bola dengan kedua tangan.

2. Pada aba-aba ”YA”, bola dipantulkan ke arah sasaran dan testee memantulkannya

kembali. Demikian seterusnya testee berusaha memamtulkan bola sebanyak mungkin

dalam waktu 15 detik. Apabila bola tidak dapat dikuasai dan menggelinding jauh,

maka testee mengambil bola tersebut, kemudian segera kembali kebelakang garis

batas untuk segera melanjutkan tes sampai waktu yang ditentukan habis.

3. Bagi pengambil waktu, bersamaan dengan aba-aba ”YA”, stopwatch dijalankan,

dan aba-aba ”STOP” diberikan tepat pada detik ke-15 dan stopwatch dihentikan.

4. Pada waktu testee melakukan tes, pengawas mengamati pantulan bola pada sasaran

dan menghitung berapa kali testee dapat memantulkan bola ke sasaran.

34
Gambar 3.1 Posisi Tes Memantulkan bola ke tembok

Sumber: Depdikbud, 1977: 4-7

F. TeknikAnalisis Data

Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan

analisis korelasi product moment bertujuan untuk melihat daya tahan kekuatan otot

lengan dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing chest pass terhadap atlit

Bola Basket Tim Galaxy Basketball Kabupaten Tebo.Adapun model analisis dari

penelitian ini mengunakan rumus yang diterapkan oleh Sudjana (1996:369):

N(xy) − (∑ x)(∑ y)
𝑟𝑥𝑦 =
√{N(∑ x 2 ) − (∑y)2 }{N(∑ y 2 ) − (∑y)2 }

35
Keterangan:

rxy = Angka Indek Korelasi r Product Moment

∑𝑥 = Jumlah nilai data X

∑𝑦 = Jumlah nilai data Y

𝑁 = Banyak data

∑ 𝑥𝑦 = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

Uji signifikan melalaui uji distribusi t

𝑟𝑥𝑦 √𝑛−2
t = √1−𝑟 2

keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = korelasi antara variabel x dan y

𝑛 = jumlah sampel

Koefisien korelasi ganda:

𝑟 2 𝑦1 + 𝑟 2 𝑦2− 2.𝑟𝑦1. 𝑟𝑦2. 𝑟1.2


R 𝑦12 = √ 1−(𝑟 2 1.2 )

(Sudjana,1996:385)

Keterangan:

R𝑦1.2 = Koefesien Korelasi Ganda

𝑟𝑦1 = Koefesien korelasi antara 𝑥1 dan y

𝑟𝑦2 = Jumlah koefisien korelasi 𝑥2 dan y

𝑟12 = Jumlah koefisien korelasi 𝑥1 dan 𝑥2

36
Uji signifikan korelasi ganda melalui uji disrtibusi F

𝑅 2 𝑦12/𝑘
F= (1−𝑅 2 𝑦12)/( 𝑛 –𝑘−1 )

Ry12 = koofesien korelasi ganda

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel prediktor

fardi, (2010 : 39 )

Kemudian diajukan uji koefisien korelasi antara variabel-variabel untuk menguji

signifikan dari “r” yang di peroleh.untuk mengetahui berapa besar Hubungan daya

tahan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing

chest pass terhadap atlit Bola Basket Tim Galaxy Basketball Kabupaten Tebo, ditentukan

dengan koefisien determinasi dengan rumus:

K = 𝑟 2 x 100%

(Sudjana,1996:369)

Keterangan;

K = koefesien determinasi

r = Koefesien Korelasi Linear ganda

37

Anda mungkin juga menyukai