Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN HASIL PASSING


BAWAH PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP
NEGERI 3 TANJUNG LAGO

1. Latar Belakang

Olahraga menjadi gejala sosial yang berkembang pesat di seluruh

dunia. Olahraga dapat menjadi sarana rekreasi, pendidikan, prestasi, dan

kesehatan. Bahkan, olahraga juga sudah masuk ke lingkungan sekolah yang

tersebar di seluruh Indonesia sebagai mata pelajaran wajib. Kegiatan olahraga

yang dilakukan bersifat formal, dan tujuannya sangat jelas guna memenuhi

sasaran pendidikan nasional melalui kegiatan olahraga yang telah disusun

melalui kurikulum tertentu.

Hal ini selaras dengan upaya untuk meningkatkan peranan olahraga dan

pembangunan, sebagaimana tertulis dalam Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional BAB II Pasal 4 yang

berbunyi, Keolahragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan

kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan

akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan

kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat martabat

dan kehormatan bangsa (UU tentang Sistem Keolahragaan Nasional, 2005:5).

Keberadaan olahraga sekarang ini sudah menjadi bagian kegiatan

masyarakat, dari anak-anak sampai orang tua, dan tidak lagi dipandang sebelah

mata. Salah satu cabang olahraga yang berkembang dan digemari masyarakat

adalah bola voli. Tiap orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam

1
melakukan olahraga bola voli, ada yang bertujuan untuk memperluas pergaulan,

memperbanyak teman, rekreasi, kesehatan, dan tidak sedikit dari mereka yang

berusaha untuk meraih prestasi. Tuntutan prestasi yang tinggi dan semakin

berkembangnya olahraga bola voli akan membutuhkan beberapa perkembangan,

baik secara teknik maupun taktik.

Demi mencapai tujuan seperti uraian di atas, dalam dunia pendidikan

mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai dengan Perguruan Tinggi,

sudah dilakukan pembinaan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk

membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,

dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh

pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan

di sekolah. (Anifral Hendri dalam Kurniawan dan Karyono, 2008:6).

Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler pada tingkat SMP khususnya di SMP

Negeri 3 Tanjung Lago sudah berjalan mulai dari tahun 2003, terdapat beberapa

aspek kegiatan ekstrakurikuler yang aktif dilaksanakan pada SMP Negeri 3

Tanjung Lago ini seperti: pramuka, PMI, rohis, seni, sepakbola, bola basket, bola

voli, bela diri dan lain sebagainya. namun kegiatan ekstrakurikuler yang digemari

adalah bola voli.

Hasil wawancara dengan pelatih pada bulan November 2017, informasi

yang didapat bahwa banyak torehan prestasi yang diraih, pada pertandingan-

pertandingan antar pelajar ditingkat kabupaten, SMP ini sering menjuarai

tournament baik putra maupun putri. Dukungan dari pihak sekolah pun menjadi

2
faktor utama meraih keberhasilan. Kegiatan ekstrakurikuler berlangsung 3 kali

dalam seminggu yaitu pada hari selasa, kamis, dan sabtu. Terdiri dari 3 aspek

yang dilatih, yaitu teknik, strategi dan taktik, serta fisik.

Untuk dapat bermain bola voli dengan baik, seorang pemain harus

menguasai teknik dasar bermain bola voli. Adapun teknik-teknik dasar yaitu:

servis, passing bawah, passing atas, smash dan blok. Setiap teknik-teknik tersebut

memiliki karakteristik gerak tersendiri yang kesemuanya merupakan komponen-

komponen dalam permainan bola voli, salah satu teknik dasar yang berperan

penting adalah passing bawah.

Passing bawah adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu

teknik untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya

untuk dimainkan di lapangan sendiri (Ahmadi, 2007:22). Penguasaan terhadap

gerakan passing bawah tersebut harus dipahami agar dapat meningkatkan

keterampilan peserta dalam melakukan passing. Salah satu faktor yang

menentukan keberhasilan passing bawah adalah power otot lengan. Power otot

lengan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot lengan untuk menghasilkan

kerja fisik dengan mengerahkan kekuatan-kekuatan dari otot-otot lengan secara

maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Hubungan power otot lengan dengan passing bawah adalah gerakan

passing bawah banyak didominasi oleh gerakan otot lengan. Oleh karena itu, perlu

koordinasi gerak yang baik dari gerakan seperti pada passing bawah. Dengan

demikian, semakin cepat gerakan itu dilakukan maka semakin banyak pula

komponen gerakan yang harus dikoordinasikan. Jadi, kemampuan seorang pemain

3
bola voli untuk memadukan kekuatan otot lengan saat melakukan passing bawah

akan berdampak terhadap baik buruknya ayunan yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa peserta

ekstrakurikuler SMP Negeri 3 Tanjung Lago pada dasarnya menguasai teknik

passing, namun teknik yang dimiliki belum merata keseluruh peserta, sebagian

peserta belum memaksimalkan gerakan, hal ini terlihat dari power otot lengan

yang dimilikinya. Fakta menunjukkan ketika seorang peserta melakukan passing,

bola yang dihasilkan tidak mengarah ke teman seregunya, melainkan ke arah

lapangan lawan dan ada juga bola mengarah ke luar lapangan, sehingga umpan

yang diberikan berpotensi untuk di smash oleh lawan dengan mudah.

Atas dasar temuan-temuan di lapangan, didukung dengan ilmu yang

didapat dibangku perkuliahan, serta pengalaman penulis sebagai tenaga pendidik,

maka penulis tertarik melakukan sebuah penelitian untuk menjawab keraguan dan

mencari kebenaran dari sebuah fakta di lapangan yaitu dengan judul “Hubugan

Power Otot Lengan dengan Hasil Passing Bawah pada Peserta Ekstrakurikuler

Bola Voli SMP Negeri 3 Tanjung Lago”.

2. Masalah Penelitian

a) Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, yang menjadi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan teknik passing bawah bola voli Peserta ekstrakurikuler

SMP Negeri 3 Tanjung Lago belum merata.

4
2) Peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 3 Tanjung Lago belum

memanfaatkan power otot lengan.

3) Power otot tangan yang dihasilkan masih belum maksimal.

4) Hasil passing bawah belum maksimal.

5) Tidak dapat menghasilkan umpan yang berpotensi untuk di smash

oleh lawan.

b) Pembatasan Lingkup Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dan meluas dari masalah

yang akan diteliti, perlu ditetapkan batasan-batasan permasalahan sebagai

berikut:

1) Power otot lengan diukur menggunakan medicine ball test.

2) Hasil passing bawah diukur menggunakan tes passing.

3) Subjek penelitian ini adalah peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 3

Tanjung Lago.

c) Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan power otot lengan dengan

hasil passing bawah bola voli pada peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 3

Tanjung Lago?”

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan power otot lengan

dengan hasil passing bawah bola voli pada Tanjung Lago.

5
4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain

sebagai berikut:

a) Manfaat Teoritis

Memberikan pandangan informasi yang ilmiah pada cabang

olahraga bola voli, khususnya teknik passing yang dihubungkan

dengan power otot lengan. Selain itu juga hasil dari penelitian

yang diperoleh dapat bermanfaat khususnya bagi pengembangan

Ilmu Keolahragaan, sebagai sumber bacaan dan referensi yang

dapat memberikan informasi pada pihak yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai penelitian ini

b) Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan (S1) Pendidikan Olahraga.

2) Bagi Siswa, Memberikan pengetahuan tentang pentingnya power

otot lengan dalam melakukan passing pada permainan bola voli.

3) Bagi Sekolah, sebagai bahan masukan bagi pelatih ekstrakurikuler

bahawa pentingnya power otot lengan untuk melatih teknik-teknik

dasar bola voli terutama passing.

5. Tinjauan Pustaka

a) Pengertian Bola Voli

Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang komplek yang tidak

mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang

6
teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bolavoli

secara efektif. Teknik-teknik tersebut meliputi: service, passing, smash, dan

sebagainya (Ahmadi, 2007:19).

Permainan bola voli sudah dikenal sejak abad pertengahan, terutama di

negara-negara Eropa. Pada tahun 1893, di Jerman permainan ini diperkenalkan

dengan nama Faustball. Faustball menggunakan lapangan berukuran 20 m x 50

m, sedangkan sebagai pemisah lapangan dipergunakan tali yang tingginya 2 meter

dari lantai. Bola yang dipakai pada waktu itu mempunuyai keliling 10 cm. Jumlah

pemain masing-masing regu terdiri dari lima orang. Cara memainkannya adalah

dengan memantul-mantulkan bola di udara meliwati tali tanpa adanya batas

sentuhan, bola diperbolehkan menyentuh lantai sebanyak dua kali (Ahmadi,

2007:2).

Cabang olahraga bola voli di Indonesia diperkenalkan pada saat masa

kolonial Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1928. Yang membawa permainan

ini adalah para guru pendidikan jasmani Belanda, yang bertugas di sekolah-

sekolah lanjutan (HBS dan AMS). Permainan bola voli, secara resmi

dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) II yang diselenggarakan

di Jakarta pada tahun 1951. Pada tahun 1955, persatuan Bola Voli Seluruh

Indonesia sebagai Induk Organisasi Bola Voli Tertinggi di Indonesia disahkan

oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) (Ahmadi, 2007:11).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bola voli

merupakan salah satu cabang olahraga yang berkembang baik di Indonesia, juga

termasuk cabang olahraga yang populer dan digemari oleh semua lapisan

7
masyarakat. Untuk mencapai prestasi bolavoli perlu adanya latihan yang

dilakukan sejak usia dini. Pembinaan sebaiknya dilaksanakan terutama di

perkumpulan-perkumpulan dan Sekolah Menengah (SMP dan SMA).

b) Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Menurut Beutelstahl (2009:11), “ada enam macam cara bersentuhan

dengan bola, sehingga timbul juga enam jenis teknik dasar atau dengan istilah

yang lebih umum skills, yaitu servis, dig, attack, volley, block, dan defence”.

Sedangkan menurut Ahmadi (2007:20), “teknik dasar dalam permainan

bola voli terdiri atas servis, passing bawah, passing atas, block, dan smash”.

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Service

Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan

permainan melampaui net ke daerh lawan (Ahmadi, 2007:20). Masih menurut

Ahmadi (2007:20), “servis terdiri atas underhand service, servis

mengambang, servis topspin, dan jumping service”.

2) Passing

“Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik

untuk mengoperkan bola yang dimainkan kepada teman seregunya untuk

dimainkan di lapangan sendiri”, (Ahmadi, 2007:22). Selanjutnya Ahmadi

(2007:23) menjelaskan bahwa passing terdiri atas passing bawah, passing

atas, passing atas sambil meloncat ke atas, passing sambil menjatuhkan diri ke

samping, dan passing atas sambil menjatuhkan diri ke belakang. Dalam

penelitian ini, passing yang digunakan adalah passing bawah.

8
3) Blocking (Bendungan)

“Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan

lawan. Block terbagi menjadi tiga, yaitu block oleh satu pemain, block oleh

dua pemain, dan block oleh tiga pemain”, (Ahmadi, 2007:30).

4) Smash

“Smash atau pukulan keras, disebut juga spike merupakan bentuk serangan

yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai suatu suatu

tim”. Pukulan smash banyak macam dan variasinya, antara lain pukulan

serangan frontal, pukulan berputar, pukulan serangan melalui sisi badan, dan

pukulan dengan gerakan sendi pergelangan tangan yang dapat diarahkan ke

segala arah (Ahmadi, 2007:31).

c) Passing Bawah Permainan Bola Voli

Passing bawah merupakan teknik pada permainan bola voli yang sangat

mendasar, passing bawah digunakan sebagai langkah awal untuk menyusun pola

serangan kepada regu lawan. Passing bawah dilakukan dengan cara memukul bola

dari bawah dengan perkenaan pada lengan.

Passing bawah menurut Ahmadi (2007:23) adalah teknik memainkan bola

dengan sisi lengan bawah bagian dalam baik dengan menggunakan satu atau pun

dua lengan secara bersamaan. Kegunaan dari passing bawah bola voli antara lain

adalah untuk menerima bola servis, menerima bola smash atau serangan dari

lawan, untuk mengambil bola setelah terjadi blok atau bola pantul dari net, untuk

menyelamatkan bola yang terpantul keluar menjauhi lapangan permainan dan

untuk mengambil bola rendah yang datang secara tiba-tiba.

9
Menurut Ahmadi (2012: 23) Bentuk-bentuk melakukan passing bawah

antara lain:

a. Menggunakan lengan dengan jari-jari menggenggam.


b. Punggung tangan dengan jari-jari terbuka
c. Pergelangan tangan bagian dalam dengan tangan menggenggam

Gambar 1. Sikap lengan saat passing bawah satu tangan


(Sumber: Masruri, 2012)

Sedangkan passing bawah dengan dua tangan ada beberapa bentuk sikap

tangan sebelum melakukan passing bawah dua tangan antara lain:

a. The Dig (Clenched First Method) yaitu kedua ibu jari sejajar dan jari-jari

tangan yang satu membungkus jari tangan lainnya, ini asalnya dari Amerika.

Bentuk ini sering digunakan bagi pemain yang sudah tinggi kemampuan

passing bawahnya, karena lebih fleksibel apabila menerima bola dari arah

manapun.

10
Gambar 2. The Dig (Clenched First Method)
(Sumber: Masruri, 2012)

b. Mengemis (Thumb Over Palm Method) yaitu kedua telapak tangan menghadap

ke atas dengan punggung satu tangan menempel pada telapak tangan lainnya

dan dijepit ibu jari. Perkenaan bola di atas pergelangan tangan (bagian

proksimal) bentuk ini lebih tepatnya bagi pemula karena untuk mempermudah

mengantisipasi bola pada bidang perkenaan.

Gambar 3. Mengemis (Thumb Over Palm Method)


(Sumber: Ruyanto, 2015)

Menurut Ahmadi (2007:23) teknik passing bawah terdiri dari beberapa

tahapan, antara lain:

11
a. Persiapan:
1) Bergerak ke arah datangnya bola dan atur posisi tubuh
2) Genggam jemari tangan
3) Kaki dalam posisi meregang dengan santai, bahu terbuka lebar
4) Tekuk lutut tahan tubuh dalam posisi rendah
5) Bentuk landasan dengan lengan
6) Sikut terkunci
7) Lengan sejajar dengan paha
8) Pinggang lurus
9) Pandangan ke arah bola
b. Pelaksanaan:
1) Terima bola didepan badan
2) Kaki sedikit diulurkan
3) Berat badan dialihkan kedepan
4) Pukulah bola jauh dari badan
5) Pinggul bergerak ke depan
6) Perhatikan bola saat menyentuh lengan. Perkenaan pada lengan
bagian dalam pada permukaan yang luas diantara pergelangan
tangan dan siku.
c. Gerakan lanjutan:
1) Jari tangan tetap digenggam.
2) Siku tetap terkunci.
3) Landasan mengikuti bola ke sasaran.
4) Pindahkan berat badan ke arah sasaran.
5) Perhatikan bola bergerak ke sasaran.

d) Power Otot Lengan

Power adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan (Harsono dalam Riyadi,

2008:31). Menurut Sajoto (dalam Riyadi, 2008:31) power adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang

dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Power merupakan salah satu

komponen kondisi fisik yang diperlukan hampir di semua cabang olahraga untuk

mencapai prestasi maksimal.

Upaya dalam meningkatkan unsur daya ledak dapat dilakukan dengan

cara: a) meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau menitik

beratkan pada kekuatan; b) meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan

12
atau menitik beratkan pada kecepatan; c) meningkatkan kedua-duanya sekaligus,

kekuatan dan kecepatan dilatih secara simultan (Riyadi, 2008:32).

Faktor penentu power adalah besar kecilnya potongan melintang otot,

jumlah fibril otot yang turun bekerja dalam melawan beban makin banyak fibril

otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar, tergantung besar kecilnya

rangka tubuh makin besar skelet makin besarkekuatan, innervasi otot baik pusat

maupun prifer, keadaan zat kimia dalam otot, keadaan tonus otot saat istirahat,

umur dan jenus kelamin. Latihan beban yang dilakukan secara teratur dapat

memberikan pengruh terhadap pembesaran fibril otot. Pembesaran fibril otot

itulah yang menyebabkan adanya peningkatan kekuatan otot (Sajoto dalam

Riyadi, 2008:32).

Ismaryati (2006:34) menyatakan bahwa power menyangkut kekuatan dan

kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan ekplosif serta melibatkan pengeluaran

kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya. Kekutan otot

ditetapkan oleh jumlah satuan motorik yang berkontraksi. Tingkat kekuatan otot

dipengaruhi oleh ukuran panjang atau pendek otot serta besar kecilnya serabut

yang menyusun otot tersebut. Semakin besar penampang lintang otot, akan

semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan dari kerja otot tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa power merupakan

unsur tenaga yang sangat banyak dibutuhkan dalam berbagai cabang olahraga

khususnya bola voli, walaupun tidak semua cabang olahraga tidak membutuhkan

power sebagai komponen energi utamanya. Adapun wujud gerak dari power

adalah selalu bersifat eksplosif.

13
Power otot lengan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

otot-otot lengan yang kuat dan cepat dalam melakukan passing bawah. Sumber

tenaga yang diperlukan terutama diperoleh dari kekuatan otot-otot yang ada pada

lengan. Oleh karena itu, power yang baik sangat diperlukan untuk menghasilkan

pukulan passing bawah yang keras dan tepat sesuai arah sasaran.

Menurut Watson (dalam Syuhada, 2013:11) pada lengan termasuk sendi

ekstremitas atas yang terdiri dari, yaitu: 1) Sendi sternoclavicularis dibentuk oleh

ujung sternal clavicula, manubrium sterni dan tulang rawan iga pertama. Gerakan

sendi ini meluncur pada calvicula; 2) Sendi acromioclavicularis terletak diantara

ujung acromial clavicula dan acromion scapula dan biasanya berhubungan

dengan gerakan bahu; 3) Sendi bahu adalah sendi bola dan mangkuk dan

merupakan sendi paling bebas gerakannya pada tubuh manusia; 4) Sendi siku

adalah kombinasi sendi pelana (antara humerus dengan radius dan ulna) dan sendi

pivot (anatara radius dan ulna); 5) Sendi pergelangan tangan dibentuk oleh ujung

bawah radius dengan tulang-tulang skafoid, lunatum dan trikuetrum. Pada sendi

ini dapat digerakan fleksi, ektensi, aduksi, abduksi, dan sirkumduksi; dan 6) Sendi

metacarpofalangeus dapat melakukan semua gerakan seperti sendi pergelangan

tangan, tetapi sendi-sendi interfalangeus merupaka sendi pelana dan hanya

memberikan gerakan fleksi dan ekstensi.

Pada lengan terdapat dua bagian, yaitu lengan atas dan lengan bawah.

Lengan memiliki otot-otot yang merupakan sumber kekuatan. Otot-otot pada

lengan menurut Tim Anatomi (dalam Syuhada, 2011:12) antara lain:

coracobrachialis, biceps, tricep, brachialis, brachioradialis, deltoideus, palmaris

14
longus, fleksor carpi ulnaris, fleksor carpi radilais, fleksor digitorum

superficialis, fleksor pollicis longus, pronator quadratus, ekstensor carpi radialis

longus, ekstensor carpi radialis, ekstensor carpi radialis longus, ekstensor carpi

ulnaris, supinator, abductor pollicis longus, ekstensor pollicis brevis, ekstensor

pollicis longus.

Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa pada lengan termasuk

sendi ekstremitas. Lengan sendiri terdapat dua bagian yaitu lengan atas dan lengan

bawah. Kedua lengan memiliki otot-otot yang merupakan sumber kekuatan.

Gambar 4. Struktur otot lengan kanan dan kiri


(Sumber: Hima, 2014)

Keterangan:

1) Deltroid (otot segitiga): otot ini untuk membentuk lengkung bahu dan

berpangkal di sisi tulang selangka ujung bahu balung tulang belikat dan diafise

tulang pangkal lengan yang berfungsi mengangkat lengan sampai mendatar; 2)

15
Brakialis (otot lengan dalam) otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang

pangkal lengan dan menuju taju di pangkal tulang hasta yang berfungsi

membengkokkan lengan bawah siku; 3) Musculus pronator teres adalah otot

silang hasta bulat yang berfungsi dapat mengerjakan silang hasta dan

membengkokkan lengan bawah siku; 4) Ekstensor karpi radialis longus dan

fleksor karpi ulnaris berfungsi sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan); 5)

Palmaris longus berfungsi membetulkan lengan; 6) Ekstensor digitorum berfungsi

ekstensi jari tangan kecuali ibu jari; 7) Fleksor digitorum profundus berfungsi

sebagai fleksi jari 1,2,3,4; 8) Musculus fleksor pilicis longus berfungsi sebagai

fleksi ibu jari; 9) Trisep braki (otot berkepala 3); dan 10) Bisep braki (otot lengan

kepala 2) adalah kepala yang panjang melekat pada sendi bahu, kepala yang

pendek melekat disebelah luar dan yang kedua disebelah dalam. Otot itu kebawah

menuju tulang pengumpil dibawah uratnya terdapat kandung lender yang

berfungsi membengkokkan lengan bawah siku, merata hasta dan mengangkat

lengan.

e) Hubungan Power Otot Lengan dengan Hasil Passing Bawah

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan passing bawah adalah

power otot lengan. Power otot lengan adalah kemampuan otot atau sekelompok

otot lengan untuk menghasilkan kerja fisik dengan mengerahkan kekuatan-

kekuatan dari otot-otot lengan secara maksimal dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya. Hubungan power otot lengan dengan passing bawah adalah gerakan

passing bawah banyak didominasi oleh gerakan otot lengan.

16
Oleh karena itu, perlu koordinasi gerak yang baik dari gerakan seperti

pada passing bawah. Dengan demikian, semakin cepat gerakan itu dilakukan

maka semakin banyak pula komponen gerakan yang harus dikoordinasikan. Jadi,

kemampuan seorang pemain bola voli untuk memadukan kekuatan otot lengan

saat melakukan passing bawah akan berpengaruh terhadap baik buruknya ayunan

yang dihasilkan. Keberhasilan passing bawah sangat dipengaruhi oleh  Kekuatan

otot lengan.

6. Kajian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Hapsoro (2013) dengan judul “Hubungan Power Otot Tungkai Dan

Kelincahan Terhadap Hasil smash Semi Pada Atlet Putri Tahun 2012”.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 atlet putri unit kegiatan mahasiswa

bola voli Unnes tahun 2012. Metode yang digunakan adalah metode

korelasional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

sama-sama melakukan penelitian tentang power otot. Perbedaannya terletak

pada power otot yang diteliti dan hubungannya dengan faktor yang diteliti.

Pada penelitian terdahulu meneliti power otot tungkai dan hasil smash,

sedangkan penelitian ini meneliti power otot lengan dan hasil passing bawah.

2) Saputro, Soni Agus (2016) dengan judul “Hubungan Antara Kekuatan Daya

Ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, dan Kekuatan Otot Perut dengan

Hasil smash Dalam Permainan Bola Voli Ekstrakurikuler Siswa SMP YBPK

Sidorejo Pare Tahun Ajaran 2015/2016”. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 24 siswa ekstrakurikuler bola voli SMP YBPK Sidorejo Pare Tahun

17
Ajaran 2015/2016. Metode yang digunakan adalah metode korelasional.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama

melakukan penelitian tentang power otot lengan. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel yang diteliti. Pada

penelitian terdahulu variabel yang diteliti adalah kekuatan daya ledak otot

tungkai, kekuatan otot lengan, dan kekuatan otot perut dengan hasil smash

dalam permainan bola voli, sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah

power otot lengan dan hasil passing bawah.

7. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5 di

bawah ini.

Power Otot Lengan Hasil Passing Bawah


(X) (Y)

Gambar 5. Kerangka Berpikir

8. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel

akibat (Arikunto, 2010:7). Sebagai jawaban sementara terhadap masalah dalam

penelitian yang kebenarannya harus dibuktikan, maka penulis merumuskan

hipotesis pada penelitian ini adalah Ada hubungan antara power otot lengan

dengan hasil passing bawah bola voli pada peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 3

Tanjung Lago.

18
9. Metodologi Penelitian

a) Vaiabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:17). Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel, yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu: Power otot lengan (X)

2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil passing bawah bola

voli (Y).

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, berikut ini dikemukakan

batasan definisi operasional istilah adalah sebagai berikut:

1) Power otot lengan, yaitu kekuatan yang digunakan ketika memukul

bola serta ayunan lengan dalam melakukan passing bawah pada

permainan bola voli. Alat tes yang digunakan adalah medicine ball.

Tes ini bertujuan untuk mengukur power otot lengan dan bahu.

2) Hasil passing bawah, yaitu kemampuan seorang siswa dengan

menggunakan teknik untuk mengoperkan bola yang dimainkannya

kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.

19
Passing dalam penelitian ini diukur menggunakan tes passing. Setiap

siswa diberi waktu 1 menit. Data yang digunakan adalah hasil dari

siswa melakukan passing selama 1 menit.

b) Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bola voli SMP Negeri 3

Tanjung Lago, yang beralamat di Suka Damai, Tanjung Lago, Kabupaten

Banyu Asin, Sumatera Selatan 30961.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan pada minggu ke empat bulan

Maret 2018 , sesuai dengan terbitnya surat izin penelitian dari kampus dan

dinas pendidikan Kabupaten Banyuasin.

c) Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:203). Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah

metode yang dilakukan seorang peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan

antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau

manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Arikunto, 2010:204). Dengan

demikian, metode korelasional dalam penelitian ini digunakan untuk

menghubungkan power otot lengan dengan hasil passing bawah pada peserta

ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri 3 Tanjung Lago.

20
d) Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,

2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri 3 Tanjung

Lago yang berjumlah 28 siswa. Untuk lebih jelasnya, populasi dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

TABEL 1
POPULASI PENELITIAN

No Kelas Jumlah Siswa


1 VII 13
2 VIII 15
Jumlah 28
Sumber: Pembina Ekstrakurikuler Bola Voli SMPN 2 Tanjung Lago

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010:174). Sampel dalam penelitian ini diambil

menggunakan teknik total sampling (sampel jenuh). Menurut Sugiyono

(2014:124), sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan cara

mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel.

Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri

3 Tanjung Lago yang berjumlah 28 siswa.

21
d) Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui medicine ball put test dan tes

passing.

1. Medicine Ball Put Test

Pengukuran power otot lengan yaitu menggunakan medicine ball

(Ismaryati, 2011: 64).

a. Tujuan: Mengukur daya ledak otot lengan dan bahu

b. Peralatan: 1) Bola medisin seberat 2,7216 kg ( 6 pound )

2) Kapur atau isolasi berwarna

3) Tali yang lunak untuk menahan tubuh

4) Bangku

5) Alat ukur / rol meter

c. Pelaksanaan: 1) Testi duduk di bangku dengan punggung lurus.

2) Testi memegang bola medisin dengan dua tangan, di depan

dada dan di bawah dagu.

3) Testi mendorong bola jauh ke depan sejauh mungkin,

punggung tetap menempel disandaran kursi, ketika

mendorong bola, tubuh testi ditahan dengan menggunakan

tali oleh pembantu tester.

4) Testi melakukan ulangan sebanyak tiga kali.

5) Sebelum melakukan tes, testi boleh melakukannya sekali.

d. Penilaian: 1) Jarak diukur dari tempat jatuhnya bola hingga ujung bangku.

22
2) Nilai yang diperoleh adalah jarak yang terjauh dari ketiga

ulangan yang dilakukan.

Gambar 6. Tes Power Otot Lengan


(Ismaryati, 2011:65)

2. Tes Passing

Langkah-langkah melakukan tes passing menurut Nurhasan (2001:169)

adalah sebagai berikut:

a. Tujuan : Untuk mengukur passing atas dan passing bawah dalam permainan

bola voli.

b. Alat yang digunakan : 1) Dinding/tembok untuk petak sasaran.

2) Bola voli 3 buah

3) Stopwatch

c. Petunjuk pelaksanaan :

1) Testee berdiri di bawah petak sasaran

2) Begitu aba-aba dimulainya tes, stopwatch dijalankan, dan bola

dilemparkan di ke dinding dari tempat yang bebas.

3) Setelah bola memantul kembali, bola di pas ke dinding tertuju ke dalam

kotak sasaran.

23
d. Cara menskor (menghitung):

1) Bola yang dipas secara sah sesuai dengan peraturan permainan bolavoli

selama satu menit.

2) Jumlah sentuhan-sentuhan yang sah dengan bola mengenai dinding pada

petak sasaran atau bola mengenai garis kotak sasaran.

3) Tidak diberi angka:

a) Bola yang ditangkap atau tidak dapat dikuasai.

b) Bola menyentuh lantai, dimulai lagi dengan lemparan.

c) Lemparan-lemparan tidak dihitung.

Berikut adalah lapangan tes passing dalam permainan bola voli.

Gambar 7. Lapangan Tes Passing


(Sumber: Nurhasan, 2001:169)

e) Teknik Validasi Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam proposal penelitian ini, adalah instrumen

yang sudah baku yaitu medicine ball put test dari buku Tes Dan

Pengukuran Olahraga tahun 2011 oleh Ismayati, dan Tes Passing dari buku Tes

dan Pengukuran Olahraga oleh Nurhasan 2001. Berhubung instrumen yang

24
digunakan sudah baku, dan demi efisiennya waktu penelitian jadi tidak lagi

dilakukan validasi instrumen.

f) Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Lilliefors yang dikemukakan oleh

Sudjana (2005:219). Adapun langkah-langkah pengujian normalitas dengan uji

liliefors adalah sebagai berikut.

1) Pengamatan X1, X2,…….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,……Zn dengan

menggunakan rumus:

x i − x̄
Z1 = s

( x̄ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari

sampel)

2) Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku kemudian

dihitung peluang F(Z1) = P(Z11).

3) Selanjutnya menggunakan porsi hitung z1, z2, ……zn Σ zi. jika proposi ini

dinyatakan F(zi) – S(zi). Jika proposi ini dinyatakan S(zi), maka:

4) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Untuk menolak atau menerima hipotesis, kemudian bandingkan Lo dengan

25
nilai L kritis yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih ( =

0,05). Kriterianya adalah:

Ho ditolak jika Lhitung > Ltabel (data tidak terdistribusi normal),

Ha diterima jika Lhitung < Ltabel (data terdistribusi normal).

2. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan antara variabel X dengan

Y dan variabel X2 dengan Y digunakan rumus product moment sebagai berikut.

(Sugiyono, 2014 :183)

Di mana :

N = Banyaknya Pasangan data X dan Y


X = Total jumlah dari variabel X
Y = Total Jumlah dari Variabel Y
X2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Y² = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
XY = Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y

Agar dapat menginterprestasikan seberapa kuat hubungan power otot

lengan dan power otot tungkai dengan hasil passing bawah, maka akan digunakan

pedoman:

TABEL 2
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2014:184)

26
Untuk menguji signifikansi hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t = nilai signifikansi.
r = nilai korelasi xy.
n = jumlah sampel.
1 = konstanta.

Selanjutnya mencari nilai kontribusi korelasi ganda dengan rumus:

KD = (rx1,x2,y)2 . 100%

g) Kritetia Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus uji t

dengan taraf signifikansi 95% atau α = 0,05, dengan kriteria pengujian sebagai

berikut:

a. Ha diterima bila thitung > dari ttabel, dan Ho ditolak, artinya:

Ada hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan hasil passing

bawah bola voli pada peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 3 Tanjung Lago.

b. Ho diterima bila thitung ≤ dari ttabel, dan Ha ditolak, artinya:

Tidak hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan hasil

passing bawah bola voli pada peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 3 Tanjung

Lago.

27
h) Jadwal Kerja

Jadwal kerja pada proposal penelitian ini dimulai dari usulan judul pada

bulan November 2017 sampai dengan ujian skripsi yang diperkirakan pada bulan

Maret 2018. Adapun rincian jadwal kerja dapat dilihar pada tabel berikut ini:

Jadwal Kegiatan per Bulan


No
Uraian Kegiatan November Desember Januari Februari Maret
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Usulan Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Bimbingan Proposal

4 Seminar Proposal

5 Penulisan Skripsi

6 Penelitian

7 Analisis Data

8 Ujian Skripsi

10. Daftar Pustaka

Ahmadi, Nuril. 2007. Panduan Olahraga Bolavoli. Surakarta : Era Pustaka Utama.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Beutelstahl, Dieter. 2009. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pioneer Jaya.
Hapsoro, Riski Adi. 2013. Hubungan Power Otot Tungkai, Kelincahan, Dan
Power Otot Lengan dengan hasil smash Semi Pada Atlet Putri Unit
Kegiatan Mahasiswa Bola Voli Unnes Tahun 2012. Jurnal Penelitian.
Ismaryati. 2011. Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas. 
Kurniawan dan Karyono, Tri Hadi. 2008. Ekstra Kurikuler Sebagai Wahana
Pembentukan Karakter Siswa di Lingkungan Pendidikan Sekolah. Jurnal
Pendidikan.
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: Depdikbud.

28
Riyadi, Slamet. 2008. Pengaruh Metode Latihan Dan Kekuatan Terhadap Power
Otot Tungkai. Jurnal Penelitian.
Saputro, Soni Agus. 2016. Hubungan Antara Kekuatan Daya Ledak Otot Tungkai,
Kekuatan Otot Lengan, dan Kekuatan Otot Perut dengan Hasil smash
Dalam Permainan Bola Voli Ekstrakurikuler Siswa SMP YBPK Sidorejo
Pare Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Penelitian.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukirno. 2012. Kesehatan Olahraga, Doping, dan Kesegaran Jasmani.
Palembang: Unsri Press.
Syuhada, Muharam. 2013. Hubungan Antara Power Otot Lengan Bahu, Kekuatan
Otot Tungkai, Koordinasi Mata Tangan Dengan Kemampuan Free Throw
Pada Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket DI SMA N 1 Ngemplak Sleman.
Jurnal Penelitian.
Tim Penyusun. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Palembang: FKIP Universitas
PGRI Palembang.

29

Anda mungkin juga menyukai