Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan dan pendidikan jasmani di lembaga-lembaga pendidikan
di antaranya ialah untuk meningkatkan kemanipuan murid melalui aktivitas
jasmani yang diaplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang sudah
bernasyarakat di lingkungan suatu lembaga pendidikan atau sekolah yang
bersangkutan. Pada kenyataan masyarakat sangat banyak mengharapkan
peningkatan kemampuan peserta didik terutama dalam cabang olahraga.
Cabang olahraga permainan bola voli merupakan suatu cabang olahraga
yang sangat niemasyarakat, oleh karena itu, keterampilan bermain bola voli
merupakan suatu keharusan setelah melihat tuntutan yang sangat besar dari
masyarakat. Permainan bola voli sudah dikenal secara menyeluruh bahkan
berkembang dengan pesat baik di Indonesia maupun di dunia. Pada saat ini
olahraga bola voli bukan hanya merupakan olahraga rekreasi tetapi sudah
merupakan olahraga prestasi. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno (1982i0).
bahwa: Bola voli pada sekarang ini tidak hanya merupakan olahraga rekreasi
lagi. melainkan telah menjadi olahraga prestasi sehingga menuntut kualitas
prestasi setinggi-tingginya. Karena ada tuntutan prestasi yang tinggi dan semakin
herkembaugnya

pemiainan

bola

voli

maka

akan

mengalami

beberapa

perkembangan baik secara teknik maupun taktik. Selain itu juga perlu dicari cara
latihan yang efektif dan efesicn, lerutania untuk memilih dan menyusun metode

latihan yang baik, terutama untuk penguasaan teknik dasar yang sempurna
sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai (Yunus: 1992:5)
Usaha pcnguasaan teknik dasar pada anak-anak sedini mungkin ini
disebabkan anak lebih rnudah menyerap dibandingkan orang dewasa. Permainan
bola voli memerlukan waktu pembinan yang cukup lama dan awal sampai
menjadi pemain yang diperlukan vaktu antara 6-8 tahun (Depdiknas. 2001:49).
Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan mencari pemain masa depan olahraga
bola voli dimasukkan dalam kurikulum Sekolah Dasar yang merupakan salah satu
dan sekian cabang olahraga permainan yang di laksanakan sekolah-sekolah dasar.
Dewasa ini hanyak pembina maupun guru melatih olahraga permainan
bola voli pada anak-anak pada usia anak SD termasuk kegiatan Yang dilakukan di
luar jam pelajaran yaitu pada ekstrakurikuler. Salah satu pembina atau guru
sekolah yang melatih atau mengajarkan olahraga permainan bola voli adalah
peneliti sendiri yang mengajarkarm di Sekolah Dasar Negeri 02 Lantula Jaya.
Sebagai guru. peneliti merasa berkewajiban mengetahui sejauh maria presatasi
yang dicapai oleh anak didik terutama dalam pembelajaran bola voli khususnya
dalam bermain bola voli, sekaligus sebagai evaluasi hasil latihan yang selama ini
di alihkan. Dalam bermain bola voli banyak teknik yang harus dikuasai
diantaranya servis, pasing, smash, dan blok.
Berdasarkan pengarnatan peneliti di SDN 02 Lantula Jaya khususnya pada
siswa kelas V bahwa siswa masih kurang baik dalam penguasaan teknik bermain
dalam bola voli terutama pada teknik passing bawah. Hal itu dapat dilihat pada
saat siswa bermain bola voli di lapangan sering kali bola yang dipasing tidak tepat

mengarah ke toser atau pengumpan bahkan yang sering terjadi adalah bola
keliling lapangan dan sulit diambil lagi untuk dimainkan. Padahal passing bawah
dalam permainan bola voli adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang
pemain bola voli apabila ingin menang dalam suatu periandingan. Suatu tim tidak
akan menang apabila penguasaan pasing bawah tidak dikuasai oleh pemain dalam
tim tersebut.
Selain pengamatan di atas, peneliti juga melihat bahwa siswa masih kaku
dalam melakukan passing bawah dan siswa selalu ingin main di lapangan dan
kurang memperhatikan penjelasan dan guru. Untuk itu peneliti melihat perlu
adanya perubahan metode yang kiranya dapat meningkatkan kemampuan bermain
bola voli siswa khususnya pada penguasaan passing bawah. Apabila kemampuan
passing bawah siswa baik maka kemampuan dalam bermain bola voli akan baik
pula walaupun ada teknik dasar yang lain yang merupakan faktor penentu
kemenangan. Peneliti disini hanya memfokuskan pada passing bawah karena
passing bawah merupakan teknik dasar yang paling dominan dalam bola voli
dengan metode pembelajaran penjelajahan gerak.
Metode pembelajaran penjelajahan gerak dikenai dengan istilah gaya
penjelajahan dapat digunakan secara efektif untuk anak-anak pada tingkal sekolah
dasar (Winamo, 2004:5 1). Metode ini dilaksanakan dengan cara siswa diberikan
kesempatan untuk mengekplorasikan kemampuannya dalam melakukan passing
bawah kemudian setelah selesai pembelajaran baru di evaluasi. Sehingga judul
dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Kemampuan Passing Bawah Pada

Permainan Bola Voli Melalui Metode Penjelajahan. Gerak pada Siswa Kelas V
SDN 02 Lantula Jaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah Apakah melalui metode pembelajaran penjelajahan
gerak dapat meningkatkan kernampuan pasing hawah dalam permainan bola voli
pada siswa kelas V SDN 02 Lantula Jaya.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah Untuk mengetahui peningkatan kemampuan passing bawah dalam
permainan bola voli melalui metode pembelajaran penjelajahan gerak pada siswa
kelas V SDN 02 Lantula Jaya.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1) Untuk Siswa
Melatih siswa agar mampu mengamati melakukan keterampilan bermain bola
voli dengan baik dan benar khususnya keterampilan passing bawah dan
melatih siswa agar dapat melakukan teknik hermain bola voli dengan
baik/benar.
2) Untuk Guru
Dapat memberi input bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
pendidikan jasmani dan kesehatan dan dapat digunakan sebagai informasi bagi
guru pendidikan jasmani & kesehatan di SD mengenai metode pembelajaran
penjelajahan gerak.
3) Untuk Sekolah
Diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar pendidikan jasmani.
E. Batasan Istilah

1. Passing bawah adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam suatu
titik tertentu yang dilakukan dengan cara memasing bola dengan kedua lengan
dan perkenaan bola diantara pergelangan siku sebagai awal untuk menyusun
pola serangan kepada lawan (Muhajir, 2004:36).
2. Metode pembelajaran penjelajahan gerak tau yang lebih dikenal dengan istilah
gaya penjelajahan (exploration style) yaitu suatu metode yang menitik
beratkan pada proses eksplorasi sehingga memberikan keuntungan bagi anak
untuk tumbuh dan berkembang dalam upaya menunjukkan kemampuan dan
bakatnya, karena karakteristik anak-anak pada usia 10-13 tahun yang suka
bermain, bei-lomba, berkelompok, dan melakukan keija sarna, Annarino
(dalarn Winarno, 2004:52).

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Bola Voli

Pada dasarnya prinsip bola voli adalah memantulkan bola agar jangan
sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan; sebanyak-banyaknya tiga
sentuhan dalam lapangan sendiri, dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu
diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin. Sesuai
dengan prinsipnya, maka permainan bola voli dapat dikategorikan sebagai
kelompok keterampilan manipulasi (Mamun dan Subroto, 2001:43).
Permainan bola voli adalah memperagakan teknik dan taktik memainkan
hola di lapangan untuk meraih kemenngan dalam setiap pertandingan (Muhajir,
2004:34). Teknik dasar memainkan bola voli yang harus ditingkatkan
keterampilannya adalah passing, smash atau spike, servis dan bendungan (block).
Servis adalah tindakan mernukul bola oleh seorang pemain belakang yang
dilakukan dan daerah servis langsung ke lapangan lawan (Muhajir. 2004:34).
Passing dalam permainan bola voli adalah usaha atau upaya seorang pemain bola
voli dengan cara menggunakan suatu tekoik tertentu yang lujuannya adaiah untuk
mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk
dirnainkan di lapangan sendini (Muhajir, 2004:36). Smash adalah tindakan
memukul bola ke lapangan lawan, sehingga boua hergerak melewati atas jaring
dan mengakibatkan pihak lawan sulit rnengembalikannya (Muhajir, 2004:37).
Bendungan (block) adalah suatu teknik menahan serangan yang dilakukan oleh
setiap pemain. Sedangkan menurut Tim Bina Karya Guru (2000:94) block adalah
usaha membendung serangan lawan di depan net.
B. Keterampilan

Seorang atlet dalam melakukan aktivitas olahraga memerlukan tingkat


kebuaran fisik yang tinggi tanpa kebugaran fisik yang tinggi, maka mustahil atlet
tersebut dapat melakukan gerakan-gerakan yang kompleks, sebagai komponen
yang terkandung dalam setiap cabang olahraga.
Secara garis besar kebugaran fisik dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu: (1) kebugaran yang berkaitan dengan keterampilan dan kesehatan,
(2) kehugaran yang herkaitan dengan keterampilan motorik dan (3) kombinasi dan
kedua

aspek

tersebut. Aspek-aspek

kebugaran

yang

berkaitan

dengan

keterampilan dan kesehatan meliputi: (1) kesegaran kardiovaskular, (2)


kelentukan. (3) kekuatan, dan (4) daya tahan otot. Aspek - kebugaran yang
herkaitan dengan keterampilan motorik meliputi: (1) kelincahan. (2) waktu reaksi.
(3) keseimbangan, (4) koordinasi. dan (5) kecepatan. Sedangkan kombinasi antara
keterampilan motonik dan kebugaran adalah explosive power yang merupakan
kombinasi antara kekuatan dan kecepatan (Corbin dalam Winarno. 2004:2).
Ketiga kebugaran fisik tersebut banyak diperlukan dalam permainan bola
voli. Kesegaran kardiovaskular, kelentukan, kekuatan, dan daya tahan otot
merupakan aspek kebugaran yang cukup penting, dan secara langsung memiliki
peranan dalam menunjang peningkatan kondisi fisik dan keterampilan seorang
pemain bola voli, dalam melaksanakan tugas-tugas gerak untuk jangka waktu
yang relatif lama sehingga kompenen tersebut perlu ditingkatkan untuk mencapai
penguaaan teknik dasar bermain bola voli.
Kelincahan waktu reaksi, keseimbangan, koordinasi, dan kecepatan
merupakan aspek kebugaran yang berkaitan dengan keterampilan gerak, aspek-

aspek tersehut secara langsung digunakan untuk mendukung keterampilan


bermain bola voli, sehingga aspek-aspek tersebut perlu dikembangkan dan
ditingkatkan.
Reaksi gerakan yang dilakukan secara cepat dan tepat. memerlukan
explosive power yang tinggi. reaksi tersebut diperoleh dari kombinasi gerakan
antara kekuatan dan kecepatan. Gerakan ini banyak diperlukan oleh para pemain
bola voli, pada saat pemain melakukan serangan dan pertahanan mengantisipasi
dan memainkan bola, sehingga permainan dapat dilakukan dengan baik. Dengan
demikian ketiga kebugaran di depan memiliki peranan dan kepentingan yang
sama dalarn mendukung dan meningkatkan keterampilan bermain bola voli
sehingga ketiga kebugaran tersebut harus dimiliki oleh semua penilaian bola voli.
Keterampilan diterjemahkan sebagai pengorganisasian suatu aktivitas
dalam hubungannya dengan objek alan situasi yang meliputi rangkaian
keseluruhan sensori, dan mekanisnie pusat atau gerak (Pyke dalam Winarno.
2004:21).

Sedangkan

Davis

(dalam

Winarno.

2004:21;

mendefinisikan

keterampilan sebagai suatu kemampuan yang di pelajari dengan usaha maksimal


untuk meningkatkan hasil.
Istilah keterampilan (skill) sangat terkait dengan konteks pembicaraan.
kelerampilan memiliki smonim dengan kata tindakan atau tugas (act atau task)
dan keterampilan dapat juga digunakan untuk menyatakan kualitas penampilan
(Magil dalam Winarno, 2004:22) Sebagai contoh, kualitas penampilan pemain
bola voli. dalam bentuk keterampilan bermain biasanya digunakan sebagai
indikator produktivitas sebuah penampilan. Kemampuan menampilkan tindakan

atau tugas tersebut biasa dikenal dengan istilah keterampilan. Keterampilan dalam
konteks belajar dan penampilan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori; (1)
keterampilan digunakan untuk melakukan suatu tindakan atau tugas dan (2)
keterampilan yang merupakan kualitas dan sebuah penampilan (kurang
terampilan) (Zaichkowsky dalam Winarno, 2004:22).
Berdasarkan pendapat di depan, maka untuk memperoleh keterampilan,
termasuk juga keterampilan bermain bola voli dipenlukan suatu usaha maksimai
(latihan), dengan latihan yang dilakukan secara terstruktur, kontinyu, berjenjang.
dan berkelanjutan, diharapkan akan mampu diperoleh keterampilan yang di
inginkan.
C. Teknik Dasar Permainan Bola Voli
Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu secara efisien dan efektif (Muhajir, 2004:34). Teknik dalam
permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien
dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu
hasil yang optimal. Namun pada hakekatnya permainan bola voli bermaksud
menyeharluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya.
Tujuan dan permainan adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh
menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dan
lawan Setiap tim dapat memainkan liga pantulan untuk mengembalikan bola (di
luar perkenaan blok). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh
pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga

bola menyentuh lantai, bola keluar atau satu tim gagal mengembailkan bola
secara sempurna (PBVSI, 2005:1)
Menurut Suharno (1982:15) syarat penting, dalam penguasaan teknik
dasar bola voli mengingat hal-hal sehagai herikut:
1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan
kesalahan dalam melakukan teknik.
2) Karena tempat yang terpisah antara regu satu dengan regu yang lain sehingga
tidak terjadi sentuhan hadan dengan pemain yang lawan lain, maka
pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik akan lebih seksama.
3) Banyak unsur-unsur yang mengakibatkan terjadinya kesalahan-kesalahan
teknik, antara lain: membawa bola, menyendok bola, mendorong bola,
mengangkat bola, pukulan rangkap. dan bola bertahan.
4) Permainan bola voli adalah pcrmainan yang cepat, yang artinya bahwa waktu
untuk memainkan hola sangat terbatas sehingga penguasaan teknik yang tidak
sempurna akan mengakibatkan terjadi kesalahan-kesalahan yang lebih besar
lagi.
5) Penggunaan taktik-taktik yang tinggi haiya dimungkinkan kalau penguasaan
teknik dasar dalam permainan bola voli sudah cukup sempurna.
Dalam permainan bola voli. Untuk yang memenangkan sebuah reli
memperoleh satu angka (rally point system). Apabila tim yang sedang menerirna
servis memenangkan rally akan memperoleh satu angka dan berhak untuk
melakukan servis berikutnya, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu
posisi searah jarum jam Dalam memainkannya bola yang dimainkan
diperbolehkan menggunakan seluruh anggota hadan dengan ketentuan yang
berlaku sesuai peraturan permainan (PBVSI 2005:1).
Seperti yang dikemukakan oleh Suharno (1982:4). pada prinsipnva
permainan tersebut adalah bola voli melewati net atau jaring dengan
menggunakan seluruh anggota badan dengan syarat pantulan bersih dan setiap
pemain berusaha secepat mungkin menjatuhkan bola di lapangan lawan untuk
mencari kemenangan bertanding Saat dimulai permainan tersehut posisi servis

10

berada digaris belakang lapangan. Tanda dimulainya permainan dengan


melakukan servis setelah perintah untuk servis dan bola harus melewati di daerah
net ke dalam daerah lapangan lawan. Masing-masing regu berhak memainkan
bola sampai tiga kali sentuhan di luar perkenaan blok untuk dikembalikan ke
daerah lawan. Seorang pemain tidak diperboiehkan memainkan bola berturutturut. Pada waktu melakukan blok sentuhan tersebut tidak dihitung sebagai
sentuhan pertama.
Teknik dasar permainan bola voli sebaiknya dikuasai oleh para pemain
agar dapat bermain deng.an baik dan berprestasi. Menurut Suhamo (1982:12),
yang dimaksud dengan teknik dasar permainan bola voli adalah suatu proses
melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mgkin
untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bola voli. Jadi teknik
dasar permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara yang paling dasar, efektif
dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil
yang optimal. Menurut Yunus (1992:68) teknik dasar permainan bola voli terdiri
dari service, passing umpan (set-up), smash (spike) dan bendungan (block).
Namun dalam penelitian ini, teknik dasar permainan bola voli yang penehti ambil
adalah passing bawah.
Permainan bola voli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan
oleh anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seperti
yang dikemukakan oleh Yunus (1992:1) bahwa permainan bola voli dapat
dilakukan oleh semua lapisan masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa

11

laki-laki maupun perempuan, baik masyarakat kota sampai pada masyarakat


desa.
Bola voli menjadi cabang olahraga permainan yang sangat menyenangkan
karena dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi yang mungkin timbul di
dalamnya dan dapat dimainkan dengan jumlah pemain yang bervariasi. Seperti
voli pantai dengan jumlah pernain masing-masing tim 2 orang dan permainan
dengan jumlah 6 orang yang biasa digunakan. Bola voli dapat dimainkan dan
dinikmati berbagai usia dan tingkat ketepatan.
Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan bola voli dapat dimainkan
di lapangan terbuka (out door) maupun di iapangan tertutup (in door). Karena
makin berkembangnya olahraga ini, bola voli dapat dimainkan di pantai yang kita
kenal dengan bola voli pantai. Pada awalnya ide dasar permainan bola voli adalah
memasukan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net
dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah
lawan. Bermain voli artinya memainkan/memantulkan bola sebelum bola jatuh
atau sebelum menyentuh lantai.
Guna meningkatkan ketepatan atlet bola voli perlu ditingkatkan unsurunsur yang meliputi: kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerja sama
dan pengalaman dalam bertanding (Yunus. 1992:61). Menurut Suharno (1992)
bahwa fakor-faktor pendukung untuk mempercepat tercapainya tujuan permainan
bola voli antara lain sebagai berikut, faktor endogen pemain yang terdiri dari: (1)
kesehatan fisik dan mental yang baik terutama tidak berpenyakit jantung, paruparu, syaraf dan jiwa, (2) bentuk tubuh sesuai cabang olahraga yang diikuti, untuk

12

pemain bola voli diharapkan tinggi dan tipe atletis. (3) dimiliki bakat untuk
bermain bola voli. meliputi ketepatan fisik cepat dipelajari teknik- teknik dan
taktik, (4) dimiliki potensi sikap mental yang baik antara lain sosial, disiplin,
berkemauan keras, kreatif, tekun dan bertanggungjawab.
Peraturan permainan bola voli yang diujiankan adalah sesuai dengan
peraturan internasional yang disusun oleh Leo Rolex pengurus pusat, PBVSI edisi
2001 bahwa permainan bola voli adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu di
setiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dan pertandingan adalah
melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan
mencegah dengan upaya agar bola yang sama (dilewatkan) tidak tersentuh lantai
dalam lapangan sendiri. Regu dapat dimainkan tiga kali pantulan untuk
dikembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaan bendungan).
Bola dinyatakan dalam permainan dengan satu rally, pukulan bola oleh
sever melewati di atas net ke daerah lawan. Peramainan bola di udara (rally)
berlangsung secara teratur sampai bola tersebut tersentuh lantai atau bola keluar
atau satu regu mengembalikan bola secara sempurna. Dalam permainan bola voli
hanya regu yang menang satu rally permainan diperoleh satu angka, hingga salah
satu regu menang dalam pertandingan dengan terlebih dahulu dikumpulkan
minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka.
D. Teknik Passing Bawah
Pada prinsipnva, passing bawah hampir sama dengan passing atas, hanya
sikap tangan yang berbeda (Tim Bina Karya Guru, 2000:92). Adapun cara
melakukan passing bawah adalah sibagai berikut.

13

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Kaki sedikit condong


Kedua lutut ditekuk
Badan condong ke depan
Tangan lurus di sepan (antara lutut dan bahu)
Persentuhan bola pada pergelangan tangan
Pandangan ke depan
Koordinasi gerak, Lutut, badan dan bahu.

Lebih jelasnya berikut ini gambar 1. Rangkaian passing hawah.

Gambar 2.1 Rangkaian Passing bawah


Muhajir (2004:36)
E. Hakekat Permainan Bola Voli
Metode menurut Gerlach adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis untuk menyajikan informasi (Gerlach dalam Winamo 2004:39). Metode
sebagai bagian penting dalam proses belajar mengajar sebaiknya disusun secara
sisternatis agar menuidahkan siswa daiarn menerima informasi.
Metode pembelajaran menurut Louisell dalam Winarno, 2004:39), berisi
tentang gaya mengajar. yang secara signifikan dipengaruhi oleh cara guru dalam
penyampaian informasi yang telah dimiliki. Tiga faktor utama yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi gaya mengajar yaitu: tingkat berpikir dan tipe
aktivitas.
Menurut Dedeng (1989:24), variabel pengajaran meliputi: (1) kondisi
pengajaran. (2) metode pengajaran dan (3) hasil pengajaran Kondisi pengajaran
merupakan salah satu faktor yang mernpengaruhi efek metode dalam

14

meningkatkan hasil pengajaran hal ini disebabkan kondisi pengajaran berinteraksi


dengan metode pengajaran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa metode pengajaran
merupakan cara-cara tertentu yang dipilih dan digunakan untuk mencapai hasil
pengajaran. Variabel metode pengajaran diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: (1)
strategi pengorganisasian, (2) strategi penyampaian. dan (3) strategi pengelolaan.
Dari pendapat di depan dapat dinyatakan bahwa metode merupakan suatu
cara sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan. Pemilihan metode salah
satunya didasarkan pada karakteritik anak dan karakteristik materi sajian.
Metode dan materi pembelajaran pendidikan jasmani yang paling tepat di
SD adalah dilakukan dengan cara bermain dan permainan. Gerak permainan
adalah manipulasi terbuka, yang di dalamnya berisi kandungan gerak
nonlokomotor dan lokornotor. tebih lanjut dijelaskan bahwa titik tekan
pembelajaran pendidikan jasmani di SD adalah penyempumaan fungsi gerak.
Latihan-latihan bagi anak hendaknya bersifat menyeluruh dan cenderung kearah
cabang-cahang oiahraga. sesuai dengan makin meningkatnya usia mereka (Aleng,
1993:17).
Dua pendekatan berikut dapat dipilih dan digunakan dalarn pembelajaran
pendidikan jasmani. yang rneiiputi: (1) gaya yang berpusat pada guru (teachercentered-style) dan (2) gaya yang herpusat pada siswa (student-centered-style).
Guru pendidikan jasmani dapat menggunakan pendekatan yang berpusat pada
guru untuk pembelajaran pendidikan jasmani yang bersifat klasikal, tetapi untuk
kegiatan

olahraga

di

perkumpulan-perkumpulan

(club)

dan

kegiatan

ekstrakurikuler lebih tepat digunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Lebih

15

lanjut dinyatakan bahwa kedua gaya mengajar tersebut tidak saling exclusive
keduanya dapat saling overlopping (Bucher dalam Winanio 2004:40).
Menurut aliran psikologi behavioristik, keberhasilan belajar sangat
dipengaruhi oieh kondisi lingkungan. Lingkungan yang kondusif akan menunjang
keherhasilan belajar. Konsep tersebut selaras dengan karakteristik belajar motorik
schagai suatu proses. Untuk memperoleh hasil belajar motorik yang baik maka
kondisi lingkungan harus dirancang sedemikian rupa sehingga akan tercipta
kondisi pembelajaran yang mampu menurnbuhkan minat dan merangsang
kemampuan anak untuk belajar lebih giat, sehingga hasil yang diperoleh akan
optimal.
F. Metode Pembelajaran Penjelajahan Gerak
Metode pembelajaran penjelajahan gerak dikenal dengan istilah gaya
penjelajahan (exploration slyle) dapat digunakan secara cfektif untuk anak-anak
pada tingkat sekolah dasar. Proses eksplorasi ini memberikan keuntungan
menumbuhkan minat anak untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen (Gabbard
dalam Winarno, 2004:5). Lebih lanjut dikemukakan bahwa gaya mengajar ini
lebih terbuka dan memberikan peluang bagi anak untuk herkembang dibanding
dengan gaya penemuan terpimpin dan pemecahan masalah.
Metode pembelajaran penjelajahan gerak dapat diterapkan untuk
pembelajaran bola voli di SD menurut Annarino selaras dengan karakteristik
anak-anak usia 10-13 tahun yang suka bermain berlomba berkelompok dan
melakukan kerja sama (sosialisasi) (Annarino daam Winarno, 2004:52). Dengan

16

demikian metode pembelajaran penjelajahan gerak dapat diterapkan di SD karena


sesuai dengan karakteristik anak.
Menurut Winarno (2004:44-46) pelaksanaan metode pembelajaran
penjelajahan gerak adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan informasi secara verbal tentang tugas gerak yang harus
dilakukan siswa secara global.
2. Materi pelajaran disajikan secara global.
3. Siswa mencoba memformulasikan konsep-konsep verbal dan tugas gerak yang
akan dilakukan sesuai dengan informasi yang diperoleh dan guru sesuai
dengan konsep yang dapat dikuasai siswa.
4. Gerakan yang dilakukan masih berbentuk trial and error (pcrcobaan dan
kesalahan), sesuai dengan informasi yang diperoleh siswa.
5. Siswa melakukan latihan secara berulang-ulang, dengan beban dan irama
latihan sesuai dengan kemampuan dan kemauan siswa.
6. Eksplorasi gerakan bermain bola voli dapat dilakukan secara bebas sesuai
dengan kemampuan dan kemauan siswa.
7. Siswa bebas berimprovisasi pada saat latihan, dengan membentuk formasi.
menentukan beban latihan dan menentukan irama latihan ditentukan sendiri.
8. Otomatisasi gerakan yang diperoleh siswa lebih banyak ditentukan karena
improvisasi yang dilakukan siswa pada saat latihan.
Titik tekan pembelajaran penjelajahan gerak adalah pembelajaran yang
mengoptimalkan kemampuan siswa, untuk melakukan eksplorasi gerakan, sesuai
dengan kemampuan kemauan, dan irama setiap individu sehingga siswa dapat
mengoptimalkan teknik dasar bermain bola voli, pada akhirnya mereka akan
terampil melakukan service, passing, smash dan block tetapi penelitian ini
memfokuskan pada passing bawah. Materi sajian dirancang guru untuk disajikan
secara klasikal namun pada pelaksanaan bersifat individual sesuai dengan
kemampuan masing-masing individu. Umpan balik diberikan kepada setiap
individu yang mengalami kesulitan, dan dilaksanakan setelah proses belajar
berlangsung.

17

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dilihat dari jenis penelitiannya, penelitian ini tergolong penelitian tindakan
kelas (PTK) Pendekatan Penelitian yang seringkali digunakan dalam PTK adalah
penelitian kualitatif, sebab dalam melakukan tindakan kepada subjek penelitian
yang sangat diutamakan adalah mengungkap makna, yakni makna dan proses
pembelajaran sebagai upaya meningkatkan keterampilan siswa melalui tindakan
yani dilakukan.
B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian Tindakan Kelas PTK).
1. Desain atan Model Penelitian
Penclitian tindakan Kelas ini memakai desain penelitian dan Kemmis dan
Mc Taggart (dalam depdiknas, 2003: 19).
Keterangan:
0 = Refleksi awal
1 = Reneana tindakan siklus I
2 = Tindakan pada siklus I
3 = Observasi pada siklus I
4 = Refleksi pada siklus I
5 = Rencana tindakan siklus [I
6 = Tindakan pada siklus II
7 = Observasi pada siklus II
8 = Refleksi pada siklus II
a = Siklus I
b = Siklus II
Gambar Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(Adaptsi dari Kemmis dan Mc. Taggart dalam Depdiknas, 2003:19)

18

2. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 02 Lantula Jaya berjumlah
16 orang siswa yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 7 orang perempuan SDN 02
Lantula jaya merupakan sekolah dimana tempat peneliti mengajar.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus, dengan setiap siklus terdiri
atas empat tahapan yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk
siswa dan lembar observasi untuk guru (peneliti).
b) Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP)
c) Menyiapkan media pembelajaran sumber belajar yaitu bola voli, net,
sempritan dan lapangan.
d) Peneliti mengajar siswa sekaligus sebagai pengobservasi pembelajaran siswa
dan teman guru satunya sebagai pengobservasi peneliti.
2) Pelaksanaan Tindakan
a. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran teknik dasar passing bawah
dalam permainan bola voli.
b. Guru memberi contoh gerakan teknik dasar passing bawah dalam permainan
bola voli.
c. Guru mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok
d. Guru menyuruh siswa untuk melakukan gerakan passing bawah tiap-tiap
kelompok
e. Guru menyuruh setiap siswa untuk melakukan gerakan passing bawah dalam
permainan bola voli
3) Observasi Tindakan
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan
pembelajaran passing bawah yang dilakukan oleh peneliti dan lembar

19

observasi kegiatan guru (peneliti) dipegang oleh teman sejawat (guru) di SDN
02 Lantula Jaya merupakan guru Penjaskes juga.
4) Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan setiap akhir pertemuan selama siklus I. Tahap
ini merupakan tahap mengobservasi secara rinci segala hal yang terjadi di
lapangan. Hasil refleksi selama siklus I tersebut digunakan peneliti sebagai
dasar rencana perbaikan tindakan pada siklus II.
D. Jenis dan Tehnik Pengumpuian Data
a) Jenis Data
Data penelitian terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif Data kuantitatif
berupa skor/nilai keterampilan passing bawah, sedangkan data kuantitatif
berupa deskripsi atau gambaran yang dijabarkan dalam kata-kata atau kalimat.
b) Tehnik pengumpulan data
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pelajaran berlangsung. Pelaksanaan
observasi yang telah disiapkan oleh peneliti dilakukan untuk mengetahui
bagaimana aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran passing bawah
yang dibuat dalam bentuk format observasi.
2. Catatan lapangan
Catatan lapangan dilakukan selama

tindakan

atau

kegiatan

berlangsung. Catatan yang dimaksud disini yaitu peneliti mengamati


kegiatan siswa saat pembelajaran dengan menggunakan instrumen

pengamatan.
Observer mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran dalam

bentuk catatan lapangan.


Gurulteman sejawat mengobservasi peneliti dalam memberikan

pembelajaran passing bawah.


E. Teknik Analisis Data

20

Teknik analisis data, peneliti lakukan secara deskriptif kualitatif


berdasarkan hasil observasi terhadap proses dan hasil pembelajaran bola voli
khususnya pada passing bawah melalui metode pembelajaran penjelajahan gerak.
Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:
1. Melakukan reduksi. dengan mengecek dan mencatat kembali data-data yang
telah terkumpul.
2. Menyimpulkan apakah dalam tindakan terjadi peningkatan proses dan hasil
pembelajaran atau tidak berdasarkan basil observasi yang dilaksanakan
peneliti.
3. Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-iangkah perbaikan untuk
siklus selanjutnya.
4. Untuk mendapatkan ketuntasan belajar pada siswa kelas V SDN 02 Lantula
Jaya pada kemampuan passing bawah, maka digunakan rumus.
Untuk mendapatkan ketuntasan individu dipergunakan rumus:
Nilai =

jumlah skor yang diperoleh


x 100
jumlah skor maksimal

Untuk mendapatkan ketuntasan secara klasikal dipergunakan rumus:


Ketuntasan Klasikal =

Jumlah siswatuntas
x 100
Jumlah siswa peserta tes

Sumber: Riyanto (1996:14)


5. Untuk mengevaluasi hasil tindakan peneliti menggunakan standar penilaian
kuantitatif 0-100, dengan rincian sebagai berikut:
Baik sekali (BS)

= 90-100

Baik (B)

= 75-89

Cukup Baik (CB)

= 60-74

Kurang Baik (KB)

= 40-59

21

Tidak Baik (TB)

= 0-39.

Sumber: Sudijono (2003 :40)


F. Indikator Keberhasilan
a) Penelitian ini dianggap berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar
siswa sekurang-kurangnya 80% siswa dapat mencapai ketuntasan belajar
secara klasikal dengan nilai ketuntasan hasil belajar individu minimal 75.
Hal ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SDN 02
Lantula Jaya untuk mata pelajaran Penjaskes dan sesuai dengan pendapat
Nurgiantoro (2003:22) bahwa suatu kelas dapat dikatakan tuntas secara
klasikal jika mendapat nilai ketuntasan belajar sebesar 80% atau lebih
b) Siswa mampu menampilkan kemampuan pasing bawah dengan baik dan
benar sesuai indikator-indikator sebagai berikut:
1. Posisi awal
Berdiri dengan kedua kaki dibuka selehar bahu dan kedua lutut

direndahkan hingga berat badan tertumpu pada ujung kaki bagian depan
Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua ibu jari

sejajar
2. Posisi lengan
Dorongkan kedua lengan kearah datangnya bola bersamaan kedua lutut
dan pinggul naik serta tumit terangkat dan lantai
Usahakan arab datangnya bola tepat di tengah-tengah badan
3. Posisi badan dan pandangan
Badan condong ke depan
Pandangan mengikuti arah gerakan bola
4. Posisi kaki pada saat melakukan passing hawah
Turnit terangkat dan lantai
Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus

22

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran passing bawah, peneliti menemukan halhal yang berkaitan dengan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa
antara lain:
1) Penyusunan kegiatan guru dan siswa sudah sesuai dan dapat dipertahankan
dalam penyusunan rencana-rencana pembelajaran selanjutnya.
2) Indikator pembelajaran yang telah dirumuskan sesuai dengan kompetensi
dasar belajar yang diinginkan.
3) Pengorganisasian materi media dan sumber belajar sudah menunjang motivasi
dan minat siswa, mempermudah kegiatan belajar dan mendukung pencapaian
hasil belajar.
4) Penilaian pembelajaran tersebut tidak hanya diukur berdasarkan pada basil
beiajar kernampuan passing bawah, tetapi juga dilihat dan segi keterlibatan
dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

23

Tabel 4.1 : Observasi Awal Kemampuan Passing Bawah dalam Permainan


Bola Voli pada siswa kelas V SDN 02 Lantula Jaya
N
o

Nama

1
Ananda Riskawati
2
Bella Natasya
3
Beni Irawan
4
Della Nurkhadijah
5
Devi Wardiyani
6
Diki Prayogi
7
Dwi Permana
8
Eko Agung Saputra
9
Elen Stevani
10 Figur Rahmadani
11 Fiki Arisandi
12 Galang S Yahya
13 Kd Martayoga
14 Ketut Radiani
15 Ketut Ardika
16 Ketut Ariyasana
Jumlah

L
/
P
P
P
L
P
P
L
L
L
P
P
L
L
L
P
L
L

Indikator
2
3

Jml

Nilai

3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
43

3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
39

3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
39

12
10
12
10
10
12
10
10
9
9
8
12
8
9
12
8
95

75
63
75
63
63
75
63
63
56
56
50
75
50
56
75
50
62,8
9

Rata-Rata Kelas
Persentase Ketuntasan
b. Pelaksanaan

3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
40

Ketuntasan
T
TT
T
TT
T
TT
TT
T
TT
TT
TT
TT
TT
T
TT
TT
T
5

TT
11

31%

69%

Pelaksanaan siklus ini didampingi oleh teman sejawat. Pembelajaran ini dibagi
dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
1) Kegiatan Awal
a) Formasi barisan
b) Absensi
c) Pemanasan
2) Kegiatan inti
Peneliti menjelaskan dan mendemonstrasikan cara melakukan passing bawah
dengan indikator:

24

a) Posisi awal
Berdiri dengan kedua kaki di buka selebar bahu dan kedua lutut
direndahkan hingga berat badan tertumpu pada ujung kaki bagian

depan
Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua ibu

jari sejajar
b) Posisi lengan
Dorongkan kedua lengan kearah datangnya bola bersamaan kedua hitut
dan pinggui naik serta tumit terangkat dan antar
Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah badan
c) Posisi badan dan pandangan
Badan condong kedepan
Pandangan mengikuti arah gerakan bola
d) Posisi kaki pada saat melakukan pasing bawah
Tumit terangkat dari lantai
Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus
Setelah peneliti selesai memberikan contoh cara melakukan passing bawah
maka siswa diberikan kesempatan untuk melakukan praktek kemudian peneliti
mengawasi dan mengevaluasi prakick passing bawah yang sedang berlangsung
sehingga siswa dapat melakukan gerakan passing bawah dengan baik dan benar
sesuai indikator yang telah ditetapkan.
3) Kegiatan Akhir
Formasi barisan
Guru mengevaluasi kembali gerakan siswa yang belum sempurna serta
memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan gerakan passing
bawah dengan lebih baik lagi.
Pendinginan
c. Observasi

25

Observasi dilakukan pada siklus I berkaitan dengan perilaku siswa dalam


pembelajaran passing bawah melalui metode pembelajaran penjelajahan gerak,
meliputi pengamatan pada:
1) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran hcriangsung, sejauhmana siswa
melakukan aktivitas gerakan passing bawah melalui metode pembelajaran
penjelajahan gerak.
2) Pengamatan terhadap latihan dan mengamati penguasaan teknik passing
hawah setiap siswa.
3) Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada saat pembelajaran
berlangsung masih beraneka ragam dimana pada awal pembelajaran masih
hanyak siswa yang tidak serius memperhatikan penjelasan peneliti. Siswa
terlihat bersikap ragu-ragu ketika gilirannya melakukan passing bawah.
Aktivitas sebagian hesar siswa tidak aktif hal ini terjadi karena para siswa
belum terbiasa dengan teknik yang dilakukan sehingga mereka merasa raguragu untuk melakukan gerakan passing bawah tetapi pada saat guru aktif
memberikan dorongan dan motivasi siswa akan aktif kembali secara
menyeluruh.
4) Nampak dalam proses pembelajaran, peran guru masih sangat dominan dalam
memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam setiap langkah-langkah pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga
proses pennilaian terasa tidak cukup. Selain itu, sarana yang menunjang
pembelajaran kurang memadai yaitu dengan kurangnya bola voli sehingga
siswa kurang maksimal dalam melakukan giliran passing bawah vang
berakibat pada hasil belajar yang belum tuntas secara klasikal.

26

5) Kemampuan melakukan teknik passing bawah yang dilakukan siswa masih


banyak yang mengalami kendala dan kesulitan, khususnya pada teknik awalan
pada saat siswa melakukan gerakan passing bawah kebanyakan gerakan yang
dilakukan tidak santai dan masih terlihat kaku. Perkenaan antara bola dan
tangan tidak pas sehingga bola yang di passing tidak mengarah -tepat pada
lawan sehingga teknik secara keseluruhan juga belum sempurna.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada observasi awal yang telah
dipaparkan diatas ternyata hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Maka
penelitian dilanjutkan dengan pemberian tindakan yaitu siklus I. Hasil penelitian
siklus I akan disajikan dalam tabel dibawah ini.
d. Hasil Observasi Awal

N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Tabel 4.2 Hasil Tes Awal Kemampuan Passing Rawah dalam Permainan
Bola Voli pada Siswa Kelas V SDN 02 Lantula Jaya (Siklus I)
L
Indikator
Ketuntasan
Nama
/
1
2
3
4 Jml Nilai
T
TT
P
Ananda Riskawati
P 4
3
4
3 14
88
T
Bella Natasya
P 3
3
3
3 12
75
T
Beni Irawan
L 3
4
3
3 13
81
T
Della Nurkhadijah
P 3
3
2
3 11
69
TT
Devi Wardiyani
P 3
3
3
3 12
75
T
Diki Prayogi
L 3
4
3
3 13
81
T
Dwi Permana
L 3
3
3
3 12
75
T
Eko Agung Saputra L 3
3
2
3 11
69
TT
Elen Stevani
P 3
3
3
3 12
75
T
Figur Rahmadani
P 3
3
3
3 12
75
T
Fiki Arisandi
L 3
2
3
2 10
63
TT
Galang S Yahya
L 3
4
3
3 13
81
T
Kd Martayoga
L 3
2
3
2 10
63
TT
Ketut Radiani
P 3
3
2
2 10
63
TT
Ketut Ardika
L 3
3
4
3 13
81
T
Ketut Ariyasana
L 3
2
3
2 10
63
TT

27

Jumlah
49 48 47 44 95 1175
10
6
Rata-Rata Kelas
Persentase Ketuntasan
63% 38%
Perolehan tes kemampuan passing bawah yang dilakukan pada akhir
siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar klasikal sebesar 63% yang berarti
bahwa hasil belajar siswa belum memenuhi ketuntasan hasil belajar secara
klasikal dan 80% dan hasil belajar secara individu sebesar 75 sebagaimana yang
telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menuntut guru untuk melakukan peruhahanperubahan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada siklus
berikutnya (siklus II).
e. Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan pengamatan guru dan hasil belajar yang
diperoleh siswa pada siklus I diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1) Keherhasilan guru dan siswa:
Guru memperhatikan, mengamati dan merasakan adanya kekurangan yang
terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dimana besarnya kemauan guru
untuk mengoreksi dan memperbaiki proses pelaksanaan pembelajaran pada setiap
pertemuan.
Siswa merasa tertantang dan temotivasi untuk melakakan teknik passing
bawah melalui metode pembelajaran penjelajahan gerak yang dilakukan dalam
suasana yang menimbulkan semangat dan antusias mengikuti proses pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
2) Kendala yang dihadapi guru dan siswa:
Memperhatikan hasil belajar siswa (siklus I) menunjukkan bahwa rata-rata
hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes kemampuan passing bawah melalui

28

metode pembelajaran penjelajahan gerak pada akhir siklus I, menunjukkan bahwa


ketuntasan belajar secara klasikal adalah 63% dimana hasil tersebut belum
memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal yang telah ditetapkan
yaitu 80% dan hasil belajar secara individu sebesar 75.
Hal tersebut di atas terjadi disebabkan adanya beberapa kendala seperti
suasana belajar masih gaduh karena siswa sukar diatur dan tidak mau bersabar
menunggu giliran untuk melakukan passing bawah, siswa yang tidak mau bekerja
sama dengan teman-temannya serta alokasi waktu dan setiap kegiatan latihan
masih perlu diadakan perbaikan dan penambahan. Selain itu masih kurangnya
pernahaman konsep gerak beberapa orang siswa terhadap Teknik atau tahapantahapan dalam melakukan gerakan passing bawah.
3) Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala yang terjadi pada
proses pembelajaran siklus I maka perlu adanya perbaikan-perbaikan pada siklus
berikutnya, antara lain adalah:
a) Merumuskan dan menuliskan rencana alokasi, waktu yang digunakan pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap kegiatan guru dan
siswa.
b) Memberikan perhatian terhadap siswa yang kurang berhasil pada siklus I agar
lebih diberikan perhatian yang cukup.
c) Pelaksanaan penilaian dilaksanakan selarna proses pembelajaran berlangsung
dan dilakukan secara berkesinambungan.
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan

29

Rencana tindakan yang akan diberikan pada siklus II hampir sama


dengan yang telah diprogramkan pada siklus I hanya terdapat sedikit
perubahan antara lain:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dituliskan alokasi waktu
pada setiap aspek kegiatan guru dan siswa.
2) Memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa yang kurang berhasil
pada siklus I.
b. Pelaksanaan
Sehubungan dengan apa yang telah direncanakan pada siklus II
maka pelaksanaannya telah berjalan sesuai program seperti:
1) Selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa.
2) Intensif melakukan bimbingan terhadap siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
3) Alokasi waktu untuk setiap aspek kegiatan belajar sudah sesuai dengan
apa yang telah diprogramkan sebelumnya.
4) Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya

untuk

menunjukkan

kemampuannya dihadapan: teman-temannya yang lain ini dilakukan


agar

proses

pembelajaran

berlangsung

secara

kondusif,

menyenangkan, menghindari kebosanan dari siswa lain termotivasi.


5) Penilaian dilaksanakan sesama proses pembelajaran berlangsung dan
untuk memudahkan pelaksanaan penilaian, siswa di urut berdasarkan
daftar hadir siswa.
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perubahan tindakan yang
diberikan pada siklus II ternyata mengalami perubahan yang cukup berarti
bagi siswa di dalam pemahaman terhadap konsep latihan teknik passing
bawah. Hasil pengamatan tersebut terlihat pada:
1) Waktu yang teah ditulis dalam perencanaan pelajaran untuk setiap
aspek

keterarnpilan

telah

30

sesuai

dan

menghasilkan

proses

pembelajaran yang lebih terarah dan tertata dengan baik, sehingga


siswa dapat dengan mudah menerima latihan secara maksimal.
2) Intesitas dalam melakukan gerakan passing bawah semakin banyak
dan berulang-ulang serta metode pendekatan pembelajaran yang sesuai
menghasilkan hampir keseluruhan siswa secara aktif melaksanakan
aktivitas selama pembelajaran berlangsung, yang menghasilkan
penguasaan keterampilan passing bawah diperoleh secara maksimal.
3) Peningkatan hasil belajar yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas
guru selama proses pembelajaran berlangsung telah dilaksanakan
dengan baik dan maksimal sejak awal hingga akhir pembelajaran. Hal
ini berarti bahwa guru dalam proses pembelajaran telah berupaya
memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuan profesionalnya
sebagai usaha peningkatan iklim pembelajaran yang kondusif dan
menycnangkan.
4) Tahapan-tahapan pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
rencana pembelajaran yang diprogramkan sebelumnya
d. Hasil Tes Siklus II
Tabel 4.3: Hasil tes Kemampuan Passing Bawah dalam Permainan Bola Voli
pada Siswa Kelas V SDN 02 Lantulan Jaya (Siklus II).
L
Indikator
Ketuntasan
N
Nama
/
1
2
3
4 Jml Nilai
T
TT
o
P
1
Ananda Riskawati
P 4
4
4
3 15
94
T
2
Bella Natasya
P 3
4
3
3 13
81
T
3
Beni Irawan
L 4
4
3
3 14
88
T
4
Della Nurkhadijah
P 3
3
3
3 12
75
T
5
Devi Wardiyani
P 4
3
4
3 14
88
T
6
Diki Prayogi
L 4
4
3
3 14
88
T
7
Dwi Permana
L 3
4
3
3 13
81
T
8
Eko Agung Saputra L 3
3
3
3 12
75
T
9
Elen Stevani
P 4
3
3
3 13
81
T
10 Figur Rahmadani
P 3
4
3
4 14
88
T
11 Fiki Arisandi
L 3
3
3
2
11
69
TT

31

12 Galang S Yahya
13 Kd Martayoga
14 Ketut Radiani
15 Ketut Ardika
16 Ketut Ariyasana
Jumlah
Rata-Rata Kelas

L
L
P
L
L

3
3
3
4
3
54

4
2
3
3
3
54

3
3
3
4
3
51

4
3
3
3
3
49

14
11
12
14
12
95

88
69
75
88
75
1300
81,2
5

T
TT
T
T
T
14

Persentase Ketuntasan
88% 13%
Bertitik tolak dan hasil pengamatan guru dan hasil belajar siswa yang
diperoleh pada siklus II tersebut, maka hasil dan tahap relleksi ini menghasilkan
sebagai berikut:
1) Guru dapat mencermati dan menganalisa kekurangan-kekurangan yang telah
dialami selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2) Metode pembelajaran penjelajahan gerak yang cukup membuat siswa
termotivasi

dan terkonsentrasi

untuk

bergerak

sehingga

penguasaan

kemampuan passing bawah diperoleh secara maksimal.


3) Data pada tabel siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah cukup
haiL dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 88% dan telah melebihi
indikator ketuntasan belajar 80%, meskipun masih terdapat 2 orang siswa
yang belum tuntas. Tindak lanjutnya yaitu dengan memberikan latihan yang
intensif sampai siswa tersebut benar-benar mahir dan menguasai tehnik dasar
passing bawah dengan baik dan benar.
B. Pembahasan
Pada hakekatnya fokus utama dalam pembelajaran passing bawah adalah
tercapainya tujuan pembelajaran telah dirumuskan dan terciptanya pembelajaran
yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil analisis data dari hasil penelitian yang meliputi
peningkatan basil belajar passing bawah dan peningkatan aktivitas siswa melalui

32

metode pembelajaran penjelajahan gerak yang dilaksanakan dalam beberapa


siklus, yang sebelumnya didahului dan observasi awal dengan tujuan untuk
mengetahui kernampuan awal siswa terhadap keterampilan passing bawah yang
dimiliki oleh subjek penelitian sebelum mereka diberikan tindakan dengan
menggunakan metode pembelajaran penjelajahan gerak dalam penelitian ini.
1. Pembahasan Observasi Awal
Pengambilan data dilakukan menggunakan lembar observasi/pemantauan
kegiatan dengan 4 (empat) aspek yang diamati yakni:
a. Posisi awal
Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut

direndahkan hingga berat badan tertumpu pada ujung kaki bagian depan
Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua ibu jari

sejajar
b. Posisi lengan
Dorongkan kedua lengan kearah datangnya bola bersamaan kedua lutut
dan pinggul naik serta tumit terangkat dan lantai
Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah badan
c. Posisi badan dan pandangan
Badan condong ke depan
Pandangan mengikuti arah gerakan bola
d. Posisi kaki pada saat melakukan passing bawah
Tumit terangkat dari lantai
Pinggul dan lutut naik serta kedua lengar lurus
Berdasarkan informasi data yang diperoleh dan tabel observasi awal dapat
dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah
dalam permainan bola voli pada observasi awal sebelum pemberian
tindakan melalui metode pembelajaran penjelajahan gerak, sebanyak 5
siswa tuntas atau sebesar 31% dengan nilai ketuntasan individu sebesar 75.
serta II siswa atau sebesar 69% tidak tuntas. Perolehan nilai ini masih jauh

33

dari harapan, hal ini menuntut peneliti untuk berbuat lebih baik lagi dalam
upaya meningkatkan hasil beiajar siswa sampai mencapai ketuntasan
kiasikal sebesar 80%.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dipaparkan, maka peneliti
telah mendapat gambaran tentang kemampuan passing bawah dalam
permainan bola voli pada siswa kelas V SDN 02 Lantula Jaya yang masih
sangat kurang dan akan ditingkatkan lagi oleh guru sebagai peneliti
dengan menerapkan metode pembelajaran penjelajahan gerak.
2. Pembahasan Siklus I
Berdasarkan informasi data yang diperoleh dan tabel siklus dapat
dijelaskan bahwa kernampuan siswa dalam melakukan passing bawah dalam
permainan bola voli pada siklus I setelah diberi tindakan melalui metode
pembelajaran penjelajahan gerak hasilnya mengalami peningkatan yakni
sebanyak 10 siswa tuntas atau sebesar 63% serta sebanyak 6 siswa atau
sebesar 38% tidak tuntas. Perolehan nilai ini belum memenuhi kriteria
penilaian yang diharapkan yaitu jika sebanyak 80% atau lebih siswa telah
tuntas secara klasikal. Dengan hasil belajar atau daya serap individu sebesar
75. Jika dilihat dari nilai yang telah diperoleh maka dalam siklus I ini hanya
10 siswa yang tuntas. Maka dibutuhkan minimal 20% lagi atau sebanyak 2
siswa yang harus tuntas. Sehingga memenuhi standar penilaian yaitu sebesar
80%.
Dari hasil analisis data tersebut di atas, maka pemberian tindakan akan
dilanjutkan kembali pada siklus berikutnya, karena indikator kinerja yang
telah ditetapkan sebelumnya belum tercapai melalui pelaksanaan siklus I.
Adapun indikator kinerjanya adalah jika 80% dan jumlah siswa yang diberi

34

tindakan pada kemampuan passing bawah telah tuntas secara klasikal dengan
nilai ketuntasan hasil belajar individu minimal 75. Sedangkan dan observasi
awal dan siklus I yang telah dipaparkan sebelumnya. peneliti telah mendapat
gambaran tentang kernampuan passing bawah siswa kelas V SDN 02 Lantula
Jaya yang akan ditingkatkan lagi oleh peneliti dengan menerapkan metode
pembelajaran penjelajahan gerak.
3. Pembahasan Siklus II
Berdasarkan informasi data dan tabel siklus II dapat dijelaskan bahwa
kemampuan siswa melakukan passing bawah dalam permainan bola voli pada
siklus II setelah diberi tindakan melalui metode pembelajaran penjelajahan
gerak hasilnya mengalami peningkatan lagi dan siklus I yaitu sebanyak 10
siswa tuntas, kes siklus II naik menjadi 14 siswa tuntas atau sebesar 88% dan
sebanyak 2 siswa tidak tuntas atau sebesar 12%.
Dari hasil analisis data tersebut diatas jika dilihat hasil yang telah
diperoleh dan observasi awal siswa yang telah tuntas hanya sebesar 31%, ke
siklus I naik menjadi 63%, dan siklus II naik lagi menjadi sebesar 88%. Maka
total persentase peningkatan yang telah dicapai dan observasi awal sampai
siklus II adalah sebesar 57%. Pemberian tindakan dapat dihentikan, karena
ketuntasan yang diharapkan telah tercapai yakni dengan perolehan nilai
ketuntasan klasikal sebesar 88% dan ketuntasan individu rata-rata sebesar 81,
25. Perolehan nilai ini telah melebihi dan standar penilaian ketuntasan yang
telah ditetapkan sebelumnya, yaitu siswa dikatakan telah tuntas jika dalam
suatu kelas tersebut mencapai ketuntasan 80% atau lebih, dengan daya serap
individu minimal 75.

35

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka hipotesis


tindakan yang diajukan dapat diterirna. Jadi melalui metode pembelajaran
penjelajahan gerak dapat meningkatkan kemampuan passing bawah dalam
permainan bola voli pada siswa kelas V SDN 02 Lantula Jaya. Metode
bermain ini sangat disenangi sebab siswa akan lebih bebas melakukan
kegiatan yang menyenangkan sekaligus bermanfaat.

BAB V
PENUTUP

36

A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemberian tindakan pada siklus I telah memberikan peningkatan pada kemampuan
passing bawah dalam permainan bola voli melalui metode pembelajaran
penjelajahan gerak, yang ditandai dengan peningkatakan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 31% menja di persentase ketuntasan klasikal sebesar 63% pada
siklus I. akan tetapi peningkatan ini belum mencapai indikator yang ditetapkan
dan pada siklus II dilanjutkan lagi dengan pemberian tindakan rnelalui metode
penjelajahan gerak maka peningkatan kembali terjadi pada kemampuan passing
bawah dalam permainan bola voli siswa kelas V SDN 02 Lantula Jaya dengan
perolehan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88%.
B. Saran-Saran
Dari kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa selama pembelajaran tampak lebih efektif sejak dan tindakan I
hingga tindakan II, hal itu dikarenakan siswa merasa senang terhadap metode
pembelajaran penjelajahan gerak dalam pembelajaran passing bawah dalam
permainan bola voli.

2. Kiranya guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dapat


menjadikan penelitian ini sebagai masukan di dalam usaha lebih
meningkatkan kualitas pembelajaran.

37

3. Peningkatan pembelajaran passing bawah dalam permainan bola voli melalui


metode pembelajaran penjelajahan gerak perlu diterapkan di sekolah-sekolah
oleh para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Ateng, A. 1993. Pendidikan Olahraga. Jakarta: 1KW Jakarta.

38

Dedeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pengajaran: Takonomi Vuriabel. Jakarta: P2LPTK.


Dirjen Dikti Depdikbud.
Depdiknas. 2001. Panduan Olahraga Bola voli. Jakarta: Depdiknas
Kurt, Lewin. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
Mamun, A & Subroto. 2001. Pendekaan Kererampilan Taktis dalam Permainan
Bola Voli. Jakarta: Depdiknas Dirjcn Dikdasmen.
MlIcs, M.B dan Hubermen, M, A. 1992. Analisis Data Kualitatif Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nurgiantoro. 2003. Metodologi Research. Yogyakarya: Universitas Gajah Mada.
PBVSI. 2005. Peraturan dan Permainan Bola Voli. Jakarta: PP. PBVSI.
Sudijono, A. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Suharno, H.P. 1982. Dasar-dasar permainan Bola Voli. Yogyakarta: FPOK IKIP
Vykarta.
i im 1-ina Karya Guru. 2000. Pendidikan Jasmani untuk sekolah dasar Kelas V.
Jakarta: Penerhit Erlangga
Wardhani. I dan Wihardit, K. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Winarno, M.h. 2004. Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jakarta:
Center for Human Capacity Development.
Yunus. M. I 992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: Depdikbud.

Lampiran 1
Observasi awal kemampuan passing bawah
Dalam bola voli pada siswa kelas V SDN 02 Lantula Jaya

39

N
o

Nama

1
Ananda Riskawati
2
Bella Natasya
3
Beni Irawan
4
Della Nurkhadijah
5
Devi Wardiyani
6
Diki Prayogi
7
Dwi Permana
8
Eko Agung Saputra
9
Elen Stevani
10 Figur Rahmadani
11 Fiki Arisandi
12 Galang S Yahya
13 Kd Martayoga
14 Ketut Radiani
15 Ketut Ardika
16 Ketut Ariyasana
Jumlah

L
/
P
P
P
L
P
P
L
L
L
P
P
L
L
L
P
L
L

Indikator
2
3

Jml

Nilai

3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
43

3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
39

3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
39

12
10
12
10
10
12
10
10
9
9
8
12
8
9
12
8
95

75
63
75
63
63
75
63
63
56
56
50
75
50
56
75
50
62,8
9

Rata-Rata Kelas
Persentase Ketuntasan
Nilai =

jumlah
Nilai maksimal

Nilai =

12
16

3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
40

Ketuntasan
T
TT
T
TT
T
TT
TT
T
TT
TT
TT
TT
TT
T
TT
TT
T
5

TT
11

31%

69%

x 100%

x 10 = 75

Lantula Jaya, Januari 2014


Guru Mata Pelajaran
Peneliti

Mustika, S.Pd
Nip. 19671014 199403 2 007

Lampiran 2

40

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I


Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi
Kelas
Alokasi Waktu

: Penjaskes
: Bola Voli
: Passing Bawah
:V
: 2 x 35 menit

Standar Kompetensi
Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan olahraga dengan baik dan nilainilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar
Mempraktikkan teknik dasar salah salu permainan dan olahraga beregu bola besar
dengan baik dan nilai kerjasama, percaya diri, keberanian menghargai lawan,
tersedia tempat dan peralatan
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan passing bawah dalam pcrmainan boia voli dengan
benar
2. Dapat melakukan pembelajaran berpasangan dan dengan peraturan yang
sederhana
B. Materi Pembelajaran
Permainan bola voli
Passing bawah
Bermain dengan mengunakan peraturan sederhana
C. Metode
Ceramah
Demonstrasi
Bagian dan keseluruhan
Penugasan
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Formasi barisan
Absensi
Pemanasan

Kegiatan Inti

41

1. Guru menjelaskan dan medemosntrasikan cara melakukan passing bawah


dengan indikator
Melakukan passing bawah secara berpasangan tetapi pasangannya
mengumpan dengan cara melempar bola (secara bergantian) kemudian

sama-sama melakukan passing bawah


Melakukan passing dengan formasi yang berbeda dengan cara

membentuk pikaran jadi yang ditengah bergantian (siswa)


2. Guru memberikan lugas pada siswa untuk mefakukan gerak dasar passing
bawah
3. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan cara melakukan gerakan
passing bawah dengan baik dan benar
4. Guru memberikan tugas pada siswa untuk melakukan gerakan passing
bawah dengan baik dan benar.
Kegiatan Akhir
Formasi barisan
Penenangan/pendinginan
E. Alat dan sumber
Bola
Lapangan terbuka
Buku referensi
F. Penilaian (teknik penilaian)
Tes unjuk kerja (psikomotor)
Mengetahui
Kepala SDN 02 Lantula Jaya

Lantula Jaya, Februari 2014


Guru Mata Pelajaran
(Peneliti)

Simon Tandung, A.Ma.Pd


Nip. 19590915 198412 1 002

Mustika, S.Pd
NIP. 19741014 199803 2 007

Lampiran 3
Hasil Kemampuan Passing Bawah Dalam Permainan
Bola Voli Pada Siswa Kelas V SDN 02 Lantula Jaya (Siklus I)
N
o

Nama

L
/
P

Indikator
2
3

42

Jml

Nilai

Ketuntasan
T
TT

1
Ananda Riskawati
2
Bella Natasya
3
Beni Irawan
4
Della Nurkhadijah
5
Devi Wardiyani
6
Diki Prayogi
7
Dwi Permana
8
Eko Agung Saputra
9
Elen Stevani
10 Figur Rahmadani
11 Fiki Arisandi
12 Galang S Yahya
13 Kd Martayoga
14 Ketut Radiani
15 Ketut Ardika
16 Ketut Ariyasana
Jumlah
Rata-Rata Kelas
Persentase Ketuntasan
Nilai =

jumlah
Nilai maksimal

Nilai =

14
16

P
P
L
P
P
L
L
L
P
P
L
L
L
P
L
L

4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
49

3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
2
4
2
3
3
2
48

4
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
4
3
47

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
44

14
12
13
11
12
13
12
11
12
12
10
13
10
10
13
10
95

88
75
81
69
75
81
75
69
75
75
63
81
63
63
81
63
1175

T
T
T
TT
T
T
T
TT
T
T
TT
T
TT
TT
T
10

TT
6

63%

38%

x 100%

x 100 = 88

Lantula Jaya, Februari 2014


Peneliti

Mustika, S.Pd
Nip. 19671014 199403 2 007

Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
Materi Pokok

: Penjaskes
: Bola Voli

43

Sub Materi
Kelas
Alokasi Waktu

: Passing Bawah
:V
: 2 x 35 menit

Standar Kompetensi
Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan olahraga dengan baik, dan nilainilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar
Mernpraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar
dengan baik dan nilai kerjasama, percaya diri, keberanian menghargai lawan,
tersedia tempat dan peralatan.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan passing bawah dalam permainan bola voli dengan
benar
2. Dapat melakukan pembelajaran berpasangan dan dengan peraturan yang
sederhana
B. Materi Pembelajaran
Permainan bola voli
Passing bawah
Beimain dengan mengunakan peraturan sederhana
C. Metode pembelajaran
Ceramah
Demonstrasi
Bagian dan keseluruhan
Penugasan
D. Langkah-Langkah kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Keharmonisan
Absensi
Pemanasan

Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan dan medemosntrasikan cara melakukan passing bawah
dengan indikator

44

Melakukan passing bawah secara berpasangan tetapi pasangannya


mengumpan dengan cara melempar bola (secara bergantian) kemudian

sama-sama melakukan passing bawah


Melakukan passing dengan formasi yang berbeda dengan cara

membentukiipikaranjadi yang ditengah bergantian (siswa)


2. Guru memberikan lugas pada siswa untuk mefakukan gerak dasar passing
bawah
3. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan cara melakukan gerakan
passing bawah dengan baik dan benar
4. Guru memberikan tugas pada siswa untuk melakukan gerakan passing
bawah dengan baik dan benar.
Kegiatan Akhir
Formasi barisan
Penenangan/pendinginan
E. Alat dan sumber

Bola
Lapangan terbuka
Buku referensi

F. Penilaian (teknik penilaian)

Tes unjuk kerja (psikomotor)

Mengetahui
Kepala SDN 02 Lantula Jaya

Lantula Jaya, Maret 2014


Guru Mata Pelajaran
(Peneliti)

Simon Tandung, A.Ma.Pd


Nip. 19590915 198412 1 002

Mustika, S.Pd
NIP. 19741014 199803 2 007

Lampiran 5
Hasil Kemampuan Passing Bawah Dalam Permainan
Bola Voli Pada Siswa Kelas V SDN 02 Lantula Jaya (Siklus II)
N
o

Nama

L
/

Indikator
2
3

45

Jml
4

Nilai

Ketuntasan
T
TT

1
Ananda Riskawati
2
Bella Natasya
3
Beni Irawan
4
Della Nurkhadijah
5
Devi Wardiyani
6
Diki Prayogi
7
Dwi Permana
8
Eko Agung Saputra
9
Elen Stevani
10 Figur Rahmadani
11 Fiki Arisandi
12 Galang S Yahya
13 Kd Martayoga
14 Ketut Radiani
15 Ketut Ardika
16 Ketut Ariyasana
Jumlah
Rata-Rata Kelas

P
P
P
L
P
P
L
L
L
P
P
L
L
L
P
L
L

4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
54

4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
2
3
3
3
54

Persentase Ketuntasan

4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
51

3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
3
3
3
3
49

15
13
14
12
14
14
13
12
13
14
11
14
11
12
14
12
95

94
81
88
75
88
88
81
75
81
88
69
88
69
75
88
75
1300
81,2
5

T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
TT
T
T
T
14

88%

13%

Contoh
Nilai Firmanya =

15
16

x 100 = 94

Lantula Jaya, Maret 2014


Peneliti

Mustika, S.Pd
Nip. 19671014 199403 2 007

46

Anda mungkin juga menyukai