Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya

secara jasmani tetapi juga rohani . Berdasarkan arti kata dalam undang- undang

ketentuan pokok olahraga tahun 1997 pasal 1, yang di maksud dengan olahraga

adalah semua kegiatan jasmani yang dilandasi semangat untuk melelahkan diri

sendiri maupun orang lain, yang dilaksanakan secara ksatria sehingga olahraga

merupakan sarana menuju peningkatan kualitas dan ekspresi hidup yang lebih

luhur bersama sesama manusia.

Utamanya olahraga berfungsi untuk menyehatkan badan dan memastikan

organ tubuh masih sehat. Olahraga penting, karena di dalam tubuh yang kuat

terdapat jiwa yang sehat. Pendapat orang tentu berbeda, tapi secara garis besar

olahraga yang merupakan aktivitas fisik juga penting dilakukan dalam keseharian.

Baik dengan gerakan-gerakan terarah (cabang olahraga) ataupun gerakan lainnya

yang penting bergerak. Sumardianto et al. (dalam heri,2018)Olahraga sangatlah

penting karena olahraga berada dalam semua aspek kehidupan sosial seperti

politik, ekonomi, agama, sosial, pendidikan, dan budaya. Selain merupakan

bagian dari aspek kehidupan sosial manusia, olahraga juga merupakan bagian dari

hidup manusia, seperti melatih ketangkasan fisik. Itulah sebabnya pelajaran

olahraga sangatlah penting dan ada disetiap jenjang pendidikan terutama jenjang

pendidikan dasar hingga menengah. olahraga dijenjang prestas dikenal dengan

nama olahraga prestasi meliputi berbagai cabang olahraga yang dapat di

1
2

Konsentrasikan demi meraih prestasi yaitu berbagai cabang olahrga seperti

sepak bola, bola voli, basket, senam lantai, lompat jauh, renang dan lain-lain.

Untuk meraih prestasi harus di mulai dari usia yang sangat dini yaitu dapat

memulainya dari bangku SMP. Sampai saat ini dalam pencapaian prestasi

khususnya dalam bidang olahrga bola voli dan olahraga lain belum mencapai

hasil secara optimal kemudian selalu mendapatkan hambatan-hambatan, salah

satunya hambatan yaitu sulitnya menekan siswa yang berbakat, walaupun bakat

tidak berpengaruh secara umum namun bakat juga mempunyai peranan yang

besar dalam hal meraih prestasi. Salah satu upaya untuk mendapatkan siswa SMP

yang berbakat, diantaranya melakukan pemanduan bakat siswa SMP merupakan

sasaran yang akurat dan strategis untuk dilakukan pencarian bakat demi

perkembangan olahraga. Pemanduan bakat olahraga khususnya bola voli menjadi

faktor kunci dalam keberlangsungan proses pembinaan bola voli di lingkungan

masyarakat. Selama ini, pemilihan atlet selalu berdasarkan pengalaman dari

seorang pelatih atau guru penjas tanda didasari dari hasil tes yang sesuai

Permainan Bola Voli merupakan olahraga yang menggunakan bola berbahan

karet atau kulit dan dimainkan secara berkelompok oleh dua tim. Setiap tim

terdiri dari 6 orang pemain yang area permainannya dipisahkan oleh net. Tujuan

olahraga ini adalah memukul bola hingga melewati net sekaligus menjatuhkannya

ke lantai lapangan di area lawan. Cara memukul bolanya tidak boleh

sembarangan, karena ada teknik-teknik tertentu yang harus dikuasai para pemain.

Permainannya sendiri dibagi menjadi 2–3 babak. Tim yang mendapatkan skor 25

terlebih dahulu akan dinyatakan sebagai pemenang di babak tersebut.


3

Pemenang pertandingan adalah tim yang berhasil memenangkan dua babak.

Salah satu teknik yang sangat penting dalam permainan bola voli adalah smash.

Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan tenaga penuh, biasanya

meloncat ke atas, masuk ke bagian lapangan lawan. Dari berbagai ketrangan di

atas dapat di Tarik kesimpulan bahwa pencarian bakat perlu di upayakan

prosesnya. Oleh karena itu dakam olahraga khususnya bola voli adalah sangat

penying untuk menemukan siswa yang berbakat yaitu untuk memilih siswa pada

usia muda dengan memperhatikan mereka secara terus menerus dan mendorong

agar mencapai puncak prestasi.

Usia siswa 12-15 tahun adalah masa-masa yang sangat menentukan dalam

pencapaian prestasi di kemudian hari, karena pada masa ini siswa mempunyai

waktu yang cukup Panjang,dan pada usia ini juga Pendidikan dan orang tua

sangat berpengaruh dalam kematangan siswa. Namun kenyataan di lapangan

masih banyak sekali orang tua yang belum memperhatikan dengan baik

perkembangan prestasi yang dimiliki oleh anaknya sendiri. Hal ini berdampak

kurang baik bagi perkembangan prestasi olahraga di kemudian hari.

Oleh karena itu penelitian akan dilaksanakan di SMPN 1 Kota Langsa dan

juga menurut hasil wawancara saya dengan guru olahraga yang Bernama Sayyed

hafasz alatas. SMPN 1 Langsa merupakan sekolah yang siswanya berpotensi

menyumbang anak berbakat karena siswanya sangat senang berolahraga dan

tingkat antusiasnya yang tinggi terhadap kegiatan olahraga serta letak sekolahnya

sangat berdekatan dengan Lapangan merdeka Kota Langsa yang dimana lapangan

itu ialah pusat masyarakat Lamgsa dalam berolahraga.


4

Kemudian berdasarkan penelitian terdahulu oleh Joko supriyanto hsil

identifikasi bakat olahraga siswa SMP Negeri 1 Andong Boyolali diperolah hasil

menunjukan pemanduan bakat bola voli siswa SMP Nehri 1 Andong Boyolali

adalah katagori berbakat besar yaitu berjumlah 15 orang.

Bertolak pada latar belakang yag di kembangkan di atas maka perlu

diadakan penelitian pencarian bakat pada siswa Sekolah Menengah Pertama di

sekolah SMPN 1 Kota Langsa .Dalam kesempatan ini saya tertarik mengangkat

judul “Pemandu Bakat Cabang Olahraga Bola Voli di SMP 1 Kota Langsa

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat

diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut Pandu bakat dan

potensi siswa cabang olahraga bola voli di SMPN 1 Langsa

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu sasaran yang hendak dicapai dalan

penelitian, oleh karena itu penelitian harus jelas dan terperinci. Bertolak dalam

hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bakat siswa

di cabang olahraga bola voli di SMPN 1 Langsa`

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bakat siswa SMPN 1

Langsa di cabang olahraga bola voli.


5

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini sebagai bahan pikiran dan pengetahuan dalam bidang

.Bakat bola voli khususnya pada siswa SMPN 1 Langsa

3. Bagi orang tua

a. Hasil penelitian ini sebagai peran penting dalam bakat di bidang

olahraga bola voli demi menggapai prestasi

b. Hasil penelitian ini sebagai peran dalam memahami anak dalam penting

berolahraga untuk menghindari kegiatan negative

4. Bagi Pembaca

Hasil penelitian sebagai refrensi saat mencari tahu tentang bakat

seseorang terutama anak di usia muda


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pemanduan Bakat

Seiring jalannya waktu perkembangan olahraga di Indonesia sangat

berkembang pesat nyatanya mulai dari tingkat nasional maupun internasional

Indonesia banyak mendapat prestasi. Para atlet sangat berpengaruh dengan yang

Namanya prestasi maka banyak Lembaga olahraga ataupun sekolah mengadakan

talent scouting atau pemanduan bakat.

Pemanduan dan pengembangan bakat merupakan awal penting untuk

mendapatkan bibit atlet berbakat yang potensial dan memberikan peluang yang

besar untuk dikembangkan menjadi atlet berprestasi dikemudian hari (Adhi,

2014:29). Untuk menjadi atlet yang baik, maka seseorang harus menguasai teknik

dasar dalam bidang olahraga yang digeluti. Sedangkan menurut Nugroho

(2014:18) Pemanduan Bakat Adalah sebuah proses awal untuk mengidentifikasi

keberbakatan anak. Pemanduan bakat diterapkan pada anak usia 10 sampai 12

tahun. Instrumen yang digunakan dalam pemanduan bakat ini adalah instrument

“Sport Search” yang diadopsi dari Australia. Menurut M.furqon dalam Dicky

(2018:25) anak bermain olahraga untuk (1) memperoleh kesenangan; (2)

persahabatan atau memperoleh teman baru; (3) merasa enak; (4) belajar

keterampian baru. Tujuan ini bisa di capai, jika disesuikan dengan kebutuhan dan

kemampuanya.

Pemanduan bakat menghasilkan atlet dengan potensi untuk dikembangkan

pada beberapa cabang olahraga yang mungkin dikembangkan baginya.

6
7

Bakat juga syarat utama dalam seseorang menggapai prestasi maksimal.

Adesasmita dalam zainal (2017:130) menyatakan bahwa ”Bakat dan kemampuan

akan menentukan prestasi seseorang, dimana prestasi yang sangat menonjol

dalam satu bidang tertentu adalah mencerminkan bakat yang unggul dalam

bidang tertentu”. Seseorang dikatakan berbakat dalam bidang olahraga apabila

didalam dirinya terdapat ciri-ciri yang dapat dikembangkan dan dilatih menuju

keberhasilan pencapaian prestasi yang tinggi dalam olahraga (Zainal, 2017:130).

Ada dua paradigma yang muncul dalam memandu bakat olahraga. Pertama,

bahwa tidak setiap anak memiliki bakat olahraga, sehingga hanya anak-anak

tertentu yang memiliki potensi untuk dibina dan dikembangkan lebih lanjut.

Kedua, bahwa setiap anak memiliki bakat dalm olahraga tertentu. Artinya anak

akan dapat optimal berlatih dalam cabang olahraga tertentu dari sekian banyak

cabang olahraga yang ada. Paradigma yang kedua ini tampaknya memberikan

peluang yang lebih besar kepada anak agar dapat menemukan pilihan yang sesuai

dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya (Depdiknas, 2002: 1).

Hal yang tidak boleh diabaikan dalam melakukan pemanduan bakat

olahraga memiliki dua komponen ialah : kondisi antropometrik dan kemampuan

motoric.

a. Kondisi antropometrik : meliputi tinggi badan, berat badan, tinggi duduk,

dan rentang lengan

b. Sedankan kemampuan motorik : lempar tangkap bola tenis, lempar bola

basket, lompat tegak, dan kelincahan, lari 40 meter, dan lari multi tahap.
8

Berdasarkan uraian di atas maka sasaran pemanduan bakat olahraga bola voli

adalah siswa usia 13-15 tahun. Siswa pada usia tersebut banyak yang dibutuhkan

untuk pencarian bakat. Kemudian intrumen tes dan pengukuran yang juga

digunakan dalam pemanduan bakat olahraga 10 butir instrumen, meliputi

pengukuran dan tes kemampuan Menurut Said dalam dicky (2018:13)

mengklarifikasikan usia mulai berolahraga, usia spesialisasi dan usia pencapaian

prestasi puncak 29 cabang olahraga sebagai berikut:

Tabel 1. umur mulai berolahraga,spesialis,puncak prestasi

No Cabang olahraga Permulaan olahraga Spesialis Puncak prestasi

1 Renang 3-7 10-12 16-18


2 Loncat indah 6-7 8-10 18-22
3 Senam putra 6-7 12-14 18-24
4 Senam putri 6-7 10-11 22-24
5 Tenis meja 7-8 10-12 18-24
6 Anggar 8-9 10-12 20-25
7 Bola basket 9-9 10-12 20-25
8 Bulu tangkis 8-9 14-15 18-24
9 Tenis 6-8 12-14 22-25
10 Pencak silat 10-11 15-16 18-22
11 Atletik 10-12 13-14 18-23
12 Sepak bola 10-12 11-13 18-24
13 Bola voli 11-12 14-15 20-25
14 Kano 11-12 16-18 23-24
Berdasarkan klasifikasi usia mulai berlatih olahraga tersebut menunjukan

bahwa, setiap cabang dari olahraga memiliki karakteristik berbeda-beda dalam

pembinaan usia dini. Dari klasifikasi Pembina olahraga tersebut dapat dijadikan
9

pedoman untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang punya potensi, sehingga pada

usia tertentu dapat mencapai prestasi puncak.

a. Instrumen Pemanduan Bakat

Seiring waktu dengan kemajuan teknologi, sekarang sudah di temukan desa

tentang pemanduan bakat yaitu menggunakan metode sport search. Sport search

adalah suatu paket komputer interaktif yang memungkinkan anak menyelesaikan

antara ciri-ciri fisik dan pilihan olahraga yang disesuaikan dengan potensi

olahraga anak (Kireina, 2020:83). dengan adanya metode pemanduan bakat

tersebut masi banyak yang belum melalukannya dengan maksimal demi

mendapatkan atlet-atlet yang berbakat dan berptensi di cabang olahraga yang di

geluti. Demi mendapatkan atlet yang berpotensi di cabang olahraga harus

mengidentifikasi bakat, Indetifikasi bakat merupakan sebuah usaha awal yang

dilakukan dengan tujuan untuk menemukan potensi-potensi yang dimiliki tiap

anak, dalam hal ini dikhususkan pada potensi yang berkaitan dengan kemampuan

di bidang olahraga (anggi, 2020:488)

Kurang pemahaman dengan metode sport search, sehingga pelatih atau guru

Pendidikan jasmani kurang memperhatikan bakat yang dimiliki siswanya.

Kondisi inilah yang menyebabkan keterhambatan tentang pembinaan olahraga

prestasi, sehingga perlu rantai kerja antara pemerintah dengan lembaga sekolah

atau klub olahraga untuk mengatasi permasalahan prestasi olahraga. Seseorang

dikatakan berbakat dalam olahraga artinya, dalam dirinya terdapat ciri-ciri yang

dapat dikembangkan menuju keberhasilan yaitu prestasi yang lebih tinggi dalam

cabang olahraga tertentu (kireina, 2020:84).


10

Ada sepuluh butir tes untuk menemukan potensi anak dalam berolahraga

dengan meyesuikan karakteristiknya : Tinggi badan, Berat badan, Tinggi duduk,

Rentang Lengan, Lempar Tangkap bola tenis, Lempar bola basket, Loncat Tegak,

Lari Kelincahan, Lari Cepat 40 Meter, Lari Multi Tahap.

1. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan faktor penting untuk cabang olahraga tertentu,

seperti pemain bola basket, bola voli, renang dan dayung. Sedangkan untuk

cabang olahraga senam, dayung dan angkat besi, tinggi badan bukan merupakan

persyaratan penting yang harus dipenuhi untuk mencapai prestasi dunia

2. Berat Badan

Untuk beberapa cabang olahraga, berat badan merupakan komponen

penting patut dipertimbangkan, karena memiliki kaitan dengan keluwesan gerak

yang dilakukan atlet. Ada cabang olahraga tertentu yang memerlukan berat badan

ringan, namun ada pula cabang olahraga yang membutuhkan berat badan yang

besar atau berat. Beberapa cabang olahraga seperti senam (wanita), dayung dan

pelari jarak jauh memerlukan individu yang memiliki komposisi berat badan

ringan. Sedangkan untuk beberapa cabang olahraga seperti; sumo, angkat besi

(dengan beberapa kategori), tolak peluru, lempar cakram, dan lontar martil

memerlukan berat badan yang besar (Winarno, 2006:46)

3. Tinggi Duduk

Rasio antara tinggi duduk dengan tinggi badan memiliki relevansi yang

cukup signifikan dengan prestasi olahraga. Sebagai contoh, pelompat tinggi akan

memiliki prestasi lebih baik apabila memiliki rasio yang lebih rendah (tungkai
11

lebih panjang dibanding dengan togok). Cabang olahraga lain seperti dayung,

bola basket dan lari rintangan, memerlukan komposisi tungkai lebih panjang

dibanding dengan togok. Sedangkan cabang olahraga yang memerlukan

komposisi tungkai lebih pendek dibanding dengan togok antara lain: angkat besi,

gulat, lompat tinggi dan senam.

4. Panjang Rentang Lengan

Cabang olahraga tertentu memerlukan rentang lengan yang panjang untuk

mencapai prestasi. Seperti cabang Bola voli, Bola basket, tolak peluru dan lempar

cakram. Sedangkan cabang olahraga yang memerlukan rentang lengan yang

pendek meliputi: angkat besi dan angkat berat

5. Lempar Tangkap Bola Tenis

Lempar tangkap bola tenis merupakan instrumen yang digunakan untuk

mengukur koordinasi mata-tangan. Banyak cabang olahraga yang memerlukan

koordinasi mata-tangan, diantaranya adalah: bola voli, bulu tangkis, tenis meja,

tenis lapangan, pencak silat, dsb.

6. Lempar Bola Basket

Kekuatan badan bagian atas (extremitas superior) diukur dengan menggunakan

lempar bola basket. Cabang-cabang olahraga seperti dayung, angkat besi, bulu

tangkis.

7. Lompat Tegak

Daya ledak tungkai (explisive power) diukur dengan menggunakan

instrumen lompat tegak (vertical jump). Daya ledak otot tungkai ini banyak
12

diperlukan oleh cabangcabang olahraga seperti, angkat besi, pelari cepat, sprinter

untuk balap sepeda, dsb.

8. Lari kelincahan

Komponen kelincahan diukur dengan menggunakan instrumen lari bolak-

balik (shuttle run). Kelincahan yang dimaksud adalah kemampuan bergerak dan

mengubah arah dengan cepat. Beberapa cabang olahraga yang memerlukan

kelincahan antara lain: pencak silat, karate, taekwondo, bulu tangkis, dsb.

9. Lari 40 Meter

Kecepatan lari (speed) diukur dengan menggunakan instrumen lari 40

meter. Kecepatan dapat berupa kecepatan reaksi (reaction of speed) dan

kecepatan gerak (movement of speed). Beberapa cabang olahraga yang

memerlukan kecepatan lari antara lain: nomor-nomor lari jarak pendek, tenis

meja, pencak silat, karate, dsb.

10. Lari Multi Tahap

Kebugaran aerobik (aerobic fitness) merupakan salah satu komponen

penting dari sejumlah cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Cabang-

cabang olahraga seperti lari jarak jauh, renang jarak jauh, dan balap sepeda

memerlukan kebugaran aerobik yang cukup tinggi. Tes lari multi tahap

(multistage fitness test) digunakan untuk mengukur kebugaran aerobik.

b. Petunjuk Pelaksanaan Tes

Cara menemukan potensi anak dalam berolahraga yang akan disesuikan

dengan karakteristik potensi dari masing-masing anak .cara melakukan tes dari 10

butir menurut (Winarno, 2006:52-59).


13

1. Tinggi Badan

a. Tujuan: Tinggi badan adalah jarak vertikal dari lantai ke ujung kepala

(vertex). Tinggi badan ini merupakan faktor penting di dalarn berbagai

cabang olahraga. Misalnya, para pemain bola basket dan atlet dayung

(rower), biasanya memiliki tubuh yang tinggi, sedangkan pesenam

seringkali badannya kecil.

b. Alat: Stadiometer atau pita berskala yang ditempel ditembok.

c. Prosedur: Anak berdiri tegak lurus tanpa alas kaki, kedua tumit rapat,

pantat dan bahu merapat menempel pada tembok, serta kedua lengan

lurus ke bawah, dengan pandangan lurus ke depan.

Gambar.1 tinggi berdiri

d. Penskoran: Catat tinggi badan dengan satuan cm, dengan ketepatan

0,1 cm.

2. Berat Badan

a. Tujuan : Berat badan berkaitan erat dengan baberapa cabang olahraga

yang membutuhkan tubuh yang ringan, seperti senam, apabila


14

dibandingkan dengan cabang olahraga olahraga yang memerlukan berat

badan lebih berat, seperti olahraga lempar dalam atletik.

b. Alat : Timbangan yang dapat mengukur dengan tingkat ketelitian

sampai dengan 0,5 Kg

c. Prosedur : Anak berdiri di atas timbangan tanpa menggunakan alas

kaki, atau pakaian yang memberatkan. Pada saat menimbang, usahakan

petunjuk timbangan (jarum penunjuk) dalam posisi nol.

Gambar. 2 Berat badan


Sumber : SDM Polri

d. Penskoran : Catat berat badan dengan satuan Kg, dengan ketepatan 0,1

Kg.3. Tinggi Duduk

e. Tujuan : Untuk mengetahui tinggi tubuh bagian atas, yang meliputi

panjang togok, leher dan kepala. Tinggi duduk merupakan jarak

vertikal antara tempat duduk sampai pada bagian atas kepala.

f. Alat : (1) Stadiometer dan (2) Bangku dengan ketinggian 40 cm.

g. Prosedur : Letakkan bangku di atas lantai rata dan menempel di

tembok. Pantat, punggung, bahu, dan kepala bagian belakang testi


15

merapat pada tembok. Pandangan lurus ke depan, dengan kedua lutut

ditekuk serta kedua tangan berada di kedua paha sejajar dengan lantai.

Gambar.3 Tinggi Duduk


Sumber : Kemenpora,Pemanduan bakat olahraga

h. Penskoran : Catat tinggi duduk menggunakan satuan cm, dengan

ketepatan pengukuran 0,1 cm.

4. Rentang Lengan

a. Tujuan : Rentang lengan adalah jarak horisontal antara ujung jari tengah

dengan lengan terentang secara menyamping setinggi bahu. Rentang

lengan meliputi lebar kedua bahu dan panjang anggota badan bagian atas

(tangan). Rentang lengan berkaitan erat dengan olahraga, seperti dalam

olahraga dayung dan melempar, yang rentangan lengan yang lebar,

karena sangat bermanfaat bagi penampilannya.

b. Alat : (1) Pita berskala dengan panjang minimal 3 cm. dan (2) penggaris.

c. Prosedur : Anak berdiri tegak lurus. Tumit, pantat, punggung, dan kepala

bagian belakang menempel rapat pada tembok. Rentangan kedua lengan

harus datar. Kedua telapak tangan menghadap ke depan. Kedua lengan


16

harus direntangkan secara maksimal. Pengukuran dilakukan pada rentangan

terjauh, yaitu ujung jari tengah kedua lengan.

Gambar.4 mengukur rentang lengan


Sumber : Kemenpora,Pedoman pemanduan bakat

d. Penskoran : Catat rentang lengan dengan satuan cm. dengan ketepatan

pengukuran 0,1 cm.

5. Lempar Tangkap Bola

a. `Tujuan : Tes lempar-tangkap bola tenis bertujuan untuk mengukur

kemampuan testi melempar bola tenis dengan ayunan dari bawah lengan

(underarm) ke arah sasaran dan menangkapnya dengan satu tangan.

Koordinasi tangan dan mata berkaitan dengan penampilan dalam

berbagai permainan bola yang bersifat beregu yang menuntut atlet untuk

dapat membawa, menggiring dan menangkap bola.

b. Alat : (1) Kapur atau pita untuk membuat garis. (2) Sasaran berbentuk

bulan dari karton atau kertas, yang berwarna kontras dengan tembok,

dengan ukuran garis tengah 30 cm. (3) Pita pengukur dengan panjang 3

meter.
17

c. Prosedur :

1) Sasaran ditempelkan pada tembok, dengan ketinggian sasaran bagian

bawah sejajar dengan bahu testi.

2) Buatlah garis pembatas di lantai dengan jarak 2,5 m dari tem-bok

sasaran, menggunakan kapur atau pita.

3) Testi berdiri di belakang garis pembatas.

4) Percobaan diberikan kepada testi, agar mereka dapat beradap-tasi dengan

tes yang akan dilakukan.

5) Testi diinstruksikan melempar bola ke sasaran dan menangkap bola

kembali dengan tangan yang sama, sebanyak 10 X lemparan.

6) Bola harus dilempar dengan lemparan bawah, dan bola harus ditangkap

sebelum bola jatuh atau memantul ke lantai.

7) Lempar tangkap dianggap syah atau berhasil, jika bola yang dilempar

mengenai sasaran dan testi dapat menangkap kembali bola yang

memantul dari sasaran secara langsung.

8) Tangkapan dianggap syah atau berhasil, jika bola ditangkap

menggunakan tangan tanpa bantuan anggota badan yang lain.

9) Tangkapan dianggap gagal apabila kaki testi berada di depan garis

pembatas.

10) Testi memperoleh kesempatan 10 X untuk melakukan melempar

danmenangkap bola dengan tangan yang sama. Selanjutnya testi diberi

kesempatan untuk melakukan lemparan bola sebanyak 10 X


18

dengantangan yang dipilih, dan menangkap bola yang memantul dari

sasarandengan tangan yang berbeda.

Gambar.5.Lempar tangkap bola tenis


Sumber : Kemenpora,Pedoman pemanduan bakat

d. Penskoran:

1) Sebuah lemparan yang mengenai sasaran, memantul dan dapat

ditangkap dengan benar mendapat skor 1.

2) Skor yang dihitung adalah jumlah skor yang diperoleh untuk lemparan

dan tangkapan dengan tangan yang sama, maupun dengan tangan yang

berbeda.

3) Kemungkinan skor tertinggi yang diperoleh testi adalah 20 (20 kali

lemparan).

7. Lempar Bola Basket

a. Tujuan : Tes melempar bola basket dirancang untuk mengukur

kekuatan tubuh bagian atas. Olahraga yang membutuhkan kekuatan yang

tinggi pada tubuh bagian atas, antara lain gulat dan angkat besi.
19

b. Alat : (1) Bola basket ukuran 7. (2) Pita pengukur dengan panjang 15

meter.

c. Prosedur : Testi duduk telunjur di atas lantai dengan tungkai lurus ke

depan. Pantat punggung dan kepala bagian belakang menempel pada

tembok. Bola dipegang menggunakan kedua tangan setinggi dada.

Lemparkan bola sejauh-jauhnya tanpa menggunakan awalan.

Gambar.6 Lempar bola basket


Sumber : Kemenpora,Pedoman pemanduan bakat

d. Penskoran :

1) Catat jarak lemparan terjauh dengan tingkat ketepatan 5 cm.

2) Jarak lemparan diukur mulai dari dinding tembok tempat bersandar

testi, sampai dengan tempat jatuhnya bola.

3) Testi diberi kesempatan melakukan 2 X percobaan. Skor yang

dihitung adalah jarak terjauh dari 2 X percobaan tersebut.

7. Lompat Tegak

a. Tujuan : Tes loncat tegak adalah mengukur kemampuan untuk meloncat

dalam arah vertikal. Daya ledak kedua kaki berkaitan dengan


20

penampilan dalam olahraga, misalnya bola basket, bola voli dan

sepakbola Australia(Australian football).

b. Alat : (1) Alat pengukur yang ditempel di tembok, dengan tinggi 150-

350 cm. dengan tingkat ketepatan 1 cm. (2) Tepung kapur.

c. Prosedur :

1) Testi memasukkan jari-jari salah satu tangannya ke tempat tepung

kapur.

2) Testi berdiri tanpa menggunakan alas kaki. Ukur tinggi raihan dengan

cara menghadap ke samping tembok, dengan salah satu kaki rapat

dengan tembok.

3) Lengan testi yang dekat dengan alat pengukur meraih ke atas

setinggitingginya, dengan kedua telapak kaki tetap menempel pada

lantai, dan tumit tidak boleh diangkat.

4) Catat tinggi raihan yang dapat dicapai testi.

5) Sebelum melakukan lompatan, testi melakukan awalan dengan sikap

sedikit menjauhi tembok, dengan menekuk lutut.

6) Testi melakukan lompatan setinggi mungkin, kemudian me-

nyentuhkan salah satu tangannya ke alat ukur.

7) Catat tinggi raihan yang mampu dicapai testi


21

Gambar.7 Lompat tegak


Sumber : Kemenpora,Pedoman pemanduan bakat 2015

d. Penskoran:

1) Tinggi lompatan tegak adalah skor tinggi lompatan dikurangi dengan

tinggi raihan.

2) Testi diberi kesempatan untuk melakukan 2 X percobaan. Skor yang

dihitung adalah skor terbaik dari 2 X percobaan tersebut.

8. Lari Bolak-Balek

a. Tujuan : Kelincahan (kemampuan untuk mengubah arah tubuh secara

cepat sambil bergerak) merupakan komponen penting di dalam

kebanyakan olahraga beregu, misalnya squash dan tenis.

b. Alat : (1) Stopwatch. (2) Pancang-pancang. (3) Pita pengukur. (4) Kapur

atau pita untuk membuat lintasan lari dengan lebar 1,2 m dan panjang 5

m. Tempat pelaksanaan harus datar.

c. Prosedur :

1) Testi berdiri di belakang garis start, dengan kaki depan tepat berada

pada garis start.

2) Pada saat aba-aba “YA” testi lari ke depan secepat mungkin menuju

garis batas yang ada di depannya, kemudian berputar dan kembali ke


22

garis start. Setiap melakukan putaran di akhir lintasan, kedua kaki harus

melewati garis start dan garis finish.

3) Testi harus melakukan tes tersebut sebanyak 5 kali (siklus). Satu siklus

diartikan satu kali lari bolak-balik.

4) Hidupkan stopwatch pada saay aba-aba “YA” diberikan, dan matikan

stopwatch tersebut pada saat testi telah melewati garis finish. Gambar.8 Lari

Kelincahan

Gambar.8 Lari Bolak Balik


Sumber Kemenpora,Pedoman pemanduaan bakat

d. Penskoran:

1) Testi diberi kesempatan untuk melakukan tes lari bolak-balik

sebanyak dua kali percobaan.

2) Catat kedua waktu yang dicapai testi, dengan tingkat ketelitian 0,1

detik. Ambil waktu yang terbaik.

3) Bagi testi yang gagal melakukan tes, berikan kesempatan untuk

mengulangi lagi.
23

9. Lari 40 Meter

a. Tujuan: Kelincahan (kemampuan untuk mengubah arah tubuh secara

cepat sambil bergerak) merupakan komponen penting di dalam

kebanyakan olahraga beregu, misalnya squash dan tenis.

b. Alat: (1) Stopwatch. (2) Lintasan lari, lurus, rata, tidak licin, tidak

berbatubatu atau tidak berumput. (3) Kapur atau pita untuk membuat

garis start dan finish.

c. Prosedur:

1) Berilah tanda lintasan lari sepanjang 40 meter dengan kerucut

pembatas ditempatkan pada tiap interval 10 meter.

2) Aba-aba lari diberikan oleh starter dengan gerakan lengan dan tangan

yang memegang stopwatch dari atas ke bawah.

3) amberi tanda waktu berdiri pada garis finish, meneriakkan aba-aba

“siap” dan mengayunkan bendera untuk memberi tanda start pada

testi. Pada saat lengan diayunkan, pemberi tanda waktu secara

bersamaan mulai menghidupkan stopwatch yang dipegang.

4) Pelaksanaan tes dilakukan dengan start berdiri, dengan salah satu kaki

testi menyentuh garis start.

5) Testi berlari secepat-cepatnya menuju garis finish setelah aba-aba

start diberikan.

6) Testi satu demi satu atau bole dilakukan dua kali


24

Gambar.9 Lari 40 Meter


Sumber : Kemenpora,Pedoman Pemanduan Bakat Olahraga

d. Penskoran:

1) Waktu diambil pada saat testi telah melewati garis finish.

2) Catat waktu yang dicapai testi, dengan tingkat ketelitian 0,1 detik.

3) Testi melakukan dua kali percobaan (tes). Catat kedua waktu yang

dicapai, dan ambil waktu yang terbaik.

10. Lari Multi Tahap

1) Tujuan: Kesegaran aerobik merupakan komponen penting dari berbagai

cabang olahraga berbasiskan daya tahan (endurance), misalnya olahraga

renang jarak jauh, bersepeda dan lari jarak jauh. Kebanyakan permainan

beregu juga mepersyaratkan kesegaran aerobik karena para pemainnya

harus senantiasa bergerak selama jangka waktu yang lama. Lari Bolak-

Balik (Shuttle Run) atau Lari Multitahap (Multistage Fitness Test)

digunakan untuk menilai kesegaran aerobik.

2) Alat: 1) Tape recorder dengan kaset pemberi tanda yang telah

dibakukan untuk mengatur irama lari. (2) Stopwatch. (3) Lintasan lari

yang rata dan tidak licin dengan panjang 20 m. (4) Kapur atau pita untuk

membuat tanda garis start dan finish.


25

3) Prosedur:

1) Sebelum tes dimulai, periksalah kecepatan kaset.

2) Hidupkan tape recordernya

3) Testi mulai lari setelah mendengar aba-aba (‘bib’) dari suara tape

recorder.

4) Testi berlari dengan irama (pace) sesuai dengan aba-aba dari suara

tape recorder.

5) Pembalikan arah lari setelah melewati garis finish dan start harus

mengikuti aba-aba dari tape recorder.

6) Testi harus mencapai garis pembatas lintasan (start atau finish) pada

setiap aba-aba agar tidak mengurangi jarak tempuh.

7) Apabila testi sudah dua kali secara berturut-turut tidak mencapai garis

pembatas lintasan (start atau finish) sesuai dengan aba-aba yang

dipandu melalui tape recorder, maka dinyatakan gagal dan tidak

diperbolehkan meneruskan lari.

Gambar.10.Lari Multi Tahap


Sumber : Kemenpora,Pedoman pemanduan bakat
26

2.2 Bola Voli

Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895.

Dia adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada organisasi "Young Man

Christian Association" (YMCA) di Kota Massachussets, Amerika Serikat. Pada

mulanya permainan bola voli diberi nama "mintonette", Yang dimana pola

permainannya hampir sama dengan permainan badminton. Permainan bola voli

adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing tim

berjumlah 6 orang. Setiap pemain memiliki keterampilan khusus yakni sebagai

pemukul, pengumpan, dan libero. Tujuan utama dalam permainan ini adalah

memukul bola ke arah bidang lapangan lawan sedemikian rupa sehingga lawan

tidak dapat mengembalikan bola (Riza, 2017:31). Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), voli adalah bola yang terbang atau melayang sebelum

menyentuh tanah (seperti dalam bola voli atau tenis).Bola voli salah satu cabang

olahraga yang digemari berbagai lapisan masyarakat, mulai anak-anak sampai

orang tua, laki-laki maupun perempuan, baik di perkotaan maupun di pedesaan,

Dalam praktiknya, permainan bola voli dilakukan dengan cara melambungkan

bola supaya tidak terjatuh ke tanah. Permainan bola voli bisa dikatakan permainan

yang memantul-mantulkan bola.

Dalam Bola Voli internasional setiap negara mempunyai federasi bola

volinya masing–masing, di Indonesia memiliki induk organisasi yang mengatur

dan mengelola segala sesuatu dibidang bola voli mulai dari pembinaan,

peningkatan prestasi, hingga masalah–masalah yang ada pada perbolavolian di

Indonesia. Organisasi tersebut adalah Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia


27

(PBVSI). PBVSI merupakan induk organisasi bola voli di Indonesia dan sudah

terafiliasi ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Asian Volleyball

Confed`eration (AVC), dan FIVB (Federation Internationale de Volleyball).

PBVSI sebagai federasi yang menaungi bola voli di Indonesia mengatur dan

menyelenggarakan kompetisi baik ditingkat nasional maupun tingkat daerah di

Indonesia. Pada tingkat daerah PBVSI

Dibantu oleh ASPROV (Asosiasi Provinsi) PBVSI sebagai induk organisasi

bolavoli daerah provinsi. ASPROV PBVSI mengatur seluruh aktivitas kegiatan

perbolavolian daerah provinsi juga mempunyai wewenang mengatur usaha

pembinaan dan peningkatan prestasi bolavoli dari tingkat daerah sampai pada

tingkat nasional.

Gambar.11 Lapangan bola voli


Sumber : Dwi yulia, (2020:5)

Lapangan pada permainan bola voli yaitu berbentuk empat persegi panjang

dengan ukurannya adalah Lebar 9 m, panjang 18 m, lebar garis 5 cm. kemudian

tinggi jaring net pada voli putra 2,43 meter dan pada voli putri 2,24 meter pada

kedua tepi net harus dipasang rut atau antenna yang letaknya harus lurus dengan

gaaris pada lapangan . Warna pada antena harus belang. Panjang dari rut atau
28

antenna yaitu 1,80 meter. Antena terbuat dari bahan yang elastis berdiameter 1

centimeter.Permainan Bola voli saat ini sudah berkembang pesat di nasional

maupun internasional hal ini merupakan modal awal untuk menggapai prestasi,

Pembinaan voli pada umunya terus mengalami peningkatan dengan menerapkan

pembinaan dari sedini mungkin melalui pembelajaran disekolah.

Permainan bola voli terdapat teknik dasar yang meliputi servis, passing,

smash, block. Teknik tersebut biasanya teknik servis yang harus di kuasai oleh

suatu regu bola voli karena servis mempunyai potensi besar dan menghasilkan

point untuk meraih kemenangan (Deka, 2019:65).Dalam setiap cabang olahraga

apapun pasti memiliki Teknik dalam permainannya begitu juga dengan cabang

olahraga bola voli ada beberapa Teknik dalam permainanya. Mukholid dalam

Novri (2016:2-3) menyatakan bahwa teknik permainan

bolavoli terdiri dari atas:

a. Servis

Servis adalah pukulan atau penyajian bola sebagai serangan pertama kali ke

daerah lawan dan sebagai tanda permulaan permainan. Servis tidak hanya sebagai

permulaan permainan tetapi juga sebagai serangan awal untuk mendapatkan

angka agar regunya memperoleh kemenangan. Servis dilakukan oleh atlet

belakang kanan yang berada di daerah servis untuk memukul bola yang diarahkan

ke daerah lawan. Cara melakukan servis pada umumnya dapat dilakukan dengan

4 cara, yaitu: (1) servis tangan bawah, (2) servis mengambang, (3) servis topspin,

dan (4) mengambang melingkar.


29

1) Servis Tangan Bawah

Servis tangan bawah merupakan jenis servis yang paling mudah dilakukan

dibanding dengan jenis servis yang lain. Dengan demikian servis tangan bawah

adalah mudah diterima dan lintasannya melambung tinggi sehingga mudah

diantisipasi oleh lawan. Pelaksanaan servis tangan bawah adalah sebagai berikut:

Gambar.12 Servis tangan bawah


Sumber :Dwi yulia,(2020:10)

a) Atlet berdiri di luar garis belakang lapangan (daerah servis) dengan

posisi kaki yang di depan berlawanan dengan tangan yang akan

memukul bola.

b) Bola dilambungkan rendah ke atas dan posisi tangan kanan (bagi

yang tidak kidal) ditarik ke bawah belakang siap untuk memukul.

c) Saat bola setinggi pinggang, tangan kanan diayunkan ke depan atas

untuk memukul bola.

d) Pada saat perkenaan bola, telapak tangan menghadap ke bola dan

pergelangan tangan memukul


30

2) Servis Mengambang

Servis mengembang ( floating ) dipelajari setelah servis tangan bawah ke

depan dilakukan dengan konsisten. Disebut mengambang karena gerakan bola

dan hasil pukulan servis tidak mengandung putaran (bola berjalan mengapung

atau mengambang).

Gambar.13 Servis mengambang


Sumber : Dwi yulia, (2020:11)

Kelebihan servis mengambang ini adalah bola sulit diterima oleh atlet

lawan karena bola tidak bergerak dalam satu lintasan lurus dan kecepatan bola

tidak teratur. Di samping itu gerakan bola melayang ke kiri dan ke kanan atau ke

atas dan ke bawah sehingga arah datanya bola sulit diprediksi atlet lawan,

sedangkan kelemahannya adalah tidak bertenaga, terkadang bola bergerak ke atas

sehingga ke luar.

3) Servis Topspin

Servis topspin mempunyai kelebihan bola bergerak dan jatuh dengan cepat.

Sedangkan kelemahannya adalah bola melayang dengan stabil, lebih sulit untuk

dilakukan, tingkat konsistensi lebih rendah. Pelaksanaan servis topspin adalah

sebagai berikut.
31

Gambar.14 Servis Topspin


Sumber : Dwi yulia, (2020:13)

a) Pada posisi awal, putar bahu sedikit k arah garis pinggir. Arahkan kaki

depan karah tiang net, lempar bola ke atas sedikdi belakang bahu.

b)Pukul bola tepat di belakang bagian tengabola dan pada jangkauan

tengan terjauhLanjutkan dengan menggulunpergelangan tangan

secepatnya, yangmenyebabkan jari-jari bergulir di atas bola

c) Jatuhkan lengan yang melakukan pukulasampai ke pinggang

4) Servis Mengambang Melingkari

Servis mengambang melingkar mempunyai beberapa keuntungan

diantaranya adalah menggunakan kumpulan otot yang lebih besar, tidak

memerlukan banyak tenaga,

Gambar.15 Sevis mengambang melingkari


Sumber : Dwi yulia,(2020:13)

b. Passing

Passing bawah bola voli merupakan suatu gerakan untuk mengoper atau

mengumpan bola dengan menggunakan teknik tertentu kepada teman atau tim.
32

Teknik passing bawah dalam permainan bola voli merupakan teknik yang

sangat penting dan wajib dikuasai oleh para pemain bola voli. Beberapa fungsi

utama passing bawah adalah untuk menerima bola pertama dari lawan, untuk

mengumpan bola kepada teman satu tim, serta untuk menahan serangan/ smash

dari tim lawan.

1) Passing Bawah ( Pukulan/pengambilan tangan kebawah )

Gambar 16. Passing Bawah


Sumber : Dwi yulia,(2020:15)

2) Passing Ke Atas ( Pukulan/pengambilan tangan ke atas)

Gambar.17. Passing Atas


Sumber : Dwi yulia,(2020:16)

c. Smash

Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada diatas

jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu

memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan.


33

Gambar.18. Smash Bola Voli


Sumber : Dwi yulia(2020:19)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Penelitian identifikasi bakat olahraga ini akan dilakukan di SMPN 1 Kota

Langsa.Dengan target para anak-anak berusia11-12 tahun. Waktu penelitian ini

adalah pada bulan Juni 2022 yang mencakup penyusunan proposal penelitian

Penyusunan instrument pengambilan data, pelaksanaan pengambilan data analisis

data, penyusunan laporan dan hasil penelitian.

3.2 Jenis Penelitian

Rancangan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar bakat

olahraga anak usia 11-12 tahun di SMPN 1 Kota Langsa. Jenis Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian

ini penulis bermaksud untuk mengetahuiTalent scouthing (identifikasi bakat)

olahraga renang anak usia 11-12 tahun. Dalam menggunakan metodeode

penelitian pada suatu penelitian harus berpusat dan mengarah pada tujuan

penelitian yang meliputi :

Metode yang di gunakan penulis dalam penelitianya adalah metode deskriftif

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menyimpulkan data serta

memberikan penafsiran terhadap hasilnya dengan menggunakan angka (Arikunto,

2010:105) pada penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bakat Siswa usia 11-

12 tahun di SMP 1 Langsa.

34
35

3.3 Populasi dan sampel penelitian

Penelitian populasi dilakukan apabila penelitian ingin melihat semua

likuliku yang ada di dalam populasi.Oleh karena itu subyenk nya meliputi semua

yang terdapat di dalam populasi. Menurut Sugiyono (2019:145) “Populasi adalah

keseluruhan subyek yang akan diukur, yang merupakan unit yang di teliti”.

Sedangkan Menurut Arikunto (2010:173) bahwa populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian.Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas 7 di SMP Negri 1 Langsa,

dengan jumlah sebanyak (200) orang anak. Dengan sampel seluruh siswa yang

berada di kelas 7. Mengingat populasi dalam penelitian ini sangat terbatas, maka

dalam pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sample

yaitu menurut Arikunto (2017:183) purposive sample bertujuan dilakukan dengan

cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dengan syarat sampelnya yaitu siswa

yang perna mengikuti pelatihan yaitu sampelnya 25 siswa kelas 7 di SMPN 1

Langsa

3.4 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan

pengukuran. Tes yang digunakan dalam penelitian ini ada 10 butir tes sport search

oleh Winarno (2006:51). Berikut Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini

meliputi tes.
36

1. Tinggi Badan

2. Tinggi Duduk

3. Berat Badan

4. Rentang lengan

5. Lempar Tangkap Bola Tenis

6. Lempar Bola Basket

7. Loncat Tegak

8. Lari Kelincahan

9. Lari Cepat 40 Meter

10. Lari Multi Tahan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah sebuah metode yang di lakukan oleh

seorang penelitih untuk dapat mengumpulkan data dan informasi yang nantinya

akan berguna sebagai fakta pendukung dalam memaparkan penelitian.

Setelah semua data diperoleh, maka dilanjutkan pengolahan data atau

analisis data

1. Mencocokan hasil tes dengan profil cabang olahraga sesuai dengan norma

penilaian tes keberbakatan

Tabel.2. Profil keberbakatan cabang olahraga

Cabang

No Olahraga LTBT L.Tegak LBB LK L 40 M LMT

1 Bola Voli 5 4 5 4 4 4
37

Keterangan :

Tabel.3. keterangan nilai

5 = Sangat Penting LTBT = Lempar Tangkap Bola


Tenis
4 = Penting LBB = Lempar Bola Basket
3 = Cukup Penting LT = Loncat Tegak
2 = Kurang Penting LK = Lari Kelincahan
1 = Tidak Penting L. 40M = Lari 40 Meter

LMT = Lari multi tahap

Sumber : Kemenpora, Pedoman Pemanduan Bakat

2. Norma penilaian hasi tes Sport Sreach menurut usia yang di teliti

Tabel.4 . Norma penilaian hasil tes sport searchusia 11 putri

Kategori LTBT LBB LT LK L. 40 M MFT

-
A (5) > 15 5.25 > 35 < 19.75 < 6.81 > 7.2
B (4) 10 - 14 4.40 - 29 - 34 19.76- 6.82 - 7.76 5.2 - 7.1
C (3) 6-9 5.20 23 - 28 22.24 7.77 - 8.71 3.3 - 5.1
-
D (2) 3-5 3.50 17 - 22 22.25- 8.72 - 9.66 2.3 - 3.2
E (1) <2 4.35 < 16 24.73 > 9.67 < 2.3
2.70 24.7427.22
3.45 > 27.23
< 2.65
Sumber : Kemenpora, Pedoman Pemanduan Bakat 2015
38

Tabel.5. Norma penilaian hasil tes sport searchusia 12 putri

Kategori LTBT LBB LT LK L. 40 M MFT

A (5) >16 >6.20 >36 <18.96 <6.42 >7.7

B (4) 12-15 5.40- 30-35 18.97- 6.43-7.19 6.0-7.6

C (3) 7-11 6.15 21-29 21.10 7.20-7.97 4.2-5.9

D (2) 3-6 4.65- 19-20 21.11- 7.98-8.73 2.5-4.1

E (1) <2 5.35 <18 23.24 >8.74 <2.4

3.904.60 23.2525.37

<3.85 >25.38

Sumber : Kemenpora, Pedoman Pemanduan Bakat 2015

Tabel.6. Norma penilaian hasil tes sport searchusia 11 putra

Kategori LTBT LBB LT LK L. 40 M MFT

A (5) > 17 > 5.90 > 39 < 18.02 < 6.78 > 8.8

B (4) 12 - 16 5.10 - 33 - 38 18.03- 6.79 - 6.5 - 8.7

C (3) 8 - 11 5.85 26 - 32 20.71 7.59 4.2 - 6.4

D (2) 4-7 4.35 - 19 - 25 20.72- 7.60 - 2.8 - 4.2

E (1) <3 5.05 < 18 23.42 8.40 < 2.7

3.35 - 23.4326.13 8.41 -


39

4.30 > 26.14 9.21

< 3.30 > 9.22

Sumber : Kemenpora, Pedoman Pemanduan Bakat Olahraga 2015

Tabel.7. Norma penilaian hasil tes sport searchusia 12 putra

Kategori LTBT LBB LT LK L. 40 M MFT

A (5) >17 >6.80 >42 <18.15 <6.05 >9.3

B (4) 14-16 6.00- 35-41 18.16- 6.06-6.75 8.0-9.2

C (3) 10-13 6.75 28-34 20.07 6.76-7.45 5.7-7.9

D (2) 6-9 5.15- 21-27 20.08- 7.46-8.15 3.5-5.6

E(1) <5 5.95 <20 21.99 >8.16 <3.4

4.30- 22.00-

5.10 23.91

<4.25 >23.92

Sumber : Kemenpora, Pedoman Pemanduan Bakat

Olahraga 2015

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan. Untuk mengetahui pemanduan bakat cabang

olahraga bola voli di SMP Negeri 1 Langsa, dilakukan dengan teknik analisa satu

variabel. Teknik analisa dan penelitian dilakukan dengan teknik persentase (%).

Anas Sudijono (2002:43) sebagai berikut:


40

P = X 100%

dimana: P = Persentase

F = Jumlah frekuensi data yang responden jawab

N = Jumlah data sebenarnya

Berdasarkan hasil pengelolahan data dapat dikatagorikan tinggi –

rendahnya persentase tersebut, Nana Sudjana (1989:8), yaitu:

a. Kategori sangat tinggi jika mencapai skor 80% - 100%

b. Kategori tinggi jika mencapai skor 60% - 79%

c. Kategori sedang jika mencapai skor 40% - 59%

d. Kategori rendah jika mencapai skor 20% - 39%

e. Kategori sangat rendah jika mencapai skor dibawah 19% Langkah

terakhir yang harus dilakukan ialah melakukan penggolongan atau

pengkategorian terhadap kemampuan masing-masing yang dimiliki oleh

siswa. Norma penggolongan atau pengkategorian penilaian hasil test

pemanduan bakat menggunakan sport search yang diterbitkan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

(2001) diklasifikasikan ke dalam 5 kategori, yaitu :

1. Sangat Potensial Sebagai Calon Atlet (SP)


2. Potensial Sebagai Calon Atlet (P)
3. Cukup Potensial Sebagai Calon Atlet (CP)
4. Kurang Potensial Sebagai Calon Atlet (KP)
5. Tidak Potensial Sebagai Calon Atlet (TP)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Data hasil tes LTBT

Data ini di peroleh dari hasil tes terhadap 25 orang siswa sample penelitian

yang berusia 12 tahun dan yang pernah mengikuti pelatihan bola voli di SMP

Negeri 1 Langsa tahun 2022. Selanjutnya didapatkan hasil data sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil Tes LTBT

No Putra Putri Kategori Frekuens Persentase

1 > 18 > 17 A (5) 6 24 %

2 15 - 17 13 - 16 B (4) 15 60 %

3 11 - 14 8 - 12 C (3) 4 16 %

4 7 - 10 4-7 D (2) 0 0 %

5 <6 <4 E (1) 0 0 %

Dari data table di atas di peroleh hasil tes LTBT dari 25 orang sample

sebagai berikut : yang memperoleh ketegori (5) terdiri dari 6 orang siswa dengan

presentase 24%, dengan kategori (4) terdiri dari15 orang siswa dengan presentase

60%, dengan kategori (3) terdiri dari 4 orang siswa dengan presentase16%.

41
42

DIAGRAM HASIL TES LTBT


70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa
Berkategori 1 Berkategori 2 Berkategori 3 Berkategori 4 Berkategori 5

Gambar 19. Diagram hasil tes LTBT

Dari diagram diatas kami buat agar lebih memudahkan dalam melihat

persentase dari hasil tes Lempar Tangkap Bola Tenis ( LTBT ) dengan hasil

sebagai berikut: untuk kategori 1 mendapat persentase sebesar 24% di jelaskan

merupakan persentase Sedang dalam LTBT ( Lempar Tangkap Bola Tenis ),

kemudian utuk kategori 2 yang mendapat persentase sebesar 60% dapat

dijelaskan sebagai persentase Tinggi dalam LTBT ( Lempar Tangkap Bola Tenis )

dan untuk kategori 3 mendapat persentase sebesar 16% dapat dijelaskan dalam

LTBT ( Lempar Tangkap Bola Tenis ) sebagai kategori terendah.

Tabel 9. Hasil Tes L.Tegak

No Putra Putri kategori Frekuensi Persen

tase

1 > 44 < 4.2 A (5) 11 44 %

2 37 – 43 32 – 37 B (4) 12 48 %
43

3 29 – 37 26 – 31 C (3) 2 8 %

4 22 – 28 21 – 25 D (2) 0 0 %

5 < 21 < 20 E (1) 0 0 %

Dari data table di atas di peroleh hasil tes L.Tinggi dari 25 orang sample

sebagai berikut : yang memperoleh ketegori (5) terdiri dari 11 orang siswa

dengan presentase 44%, dengan kategori (4) terdiri dari 12 orang siswa dengan

presentase 48%, dengan kategori (3) terdiri dari 2 orang siswa dengan presentase

8%.

DIAGRAM HASIL TES L.TEGAK


60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa
Berkategori 1 Berkategori 2 Berkategori 3 Berkategori 4 Berkategori 5

Gambar 20. Diagram hasil tes L.Tegak

Dari diagram diatas kami buat agar lebih memudahkan dalam melihat

persentase dari hasil tes Lompat Tinggi ( L.Tinggi ) dengan hasil sebagai berikut:

untuk kategori 1 dengan persentase yaitu sebesar 44% dapat dijelaskan sebagai

kategori Sedang, kemudian utuk kategori 2 dengan perentase sebesar 48% dapat
44

dijelaskan sebagai kategori Tinggi dalam Lompat Tegak dan untuk kategori 3

dengan persentase sebesar 8% dapat dijelaskan sebagai kategori rendah pada Test

ini.

Tabel 10. Hasil Tes LBB

No Putra Putri Kategori Frekuensi Persenta

se

1 > 8.05 > 6.45 A (5) 13 52 %

2 6.85 - 8.00 5.70 - 6.40 B (4) 10 40 %

3 5.70 - 6.80 4.90 - 5.65 C (3) 2 8 %

4 4.50 - 5.65 4.10 - 4.85 D (2) 0 0 %

5 < 4.45 < 4.05 E (1) 0 0 %

Dari data table di atas di peroleh hasil tes Lempar Bola Basket ( LBB ) dari

25 orang sample sebagai berikut : yang memperoleh ketegori (5) terdiri dari 13

orang siswa dengan presentase 52%, dengan kategori (4) terdiri dari10 orang

siswa dengan presentase 40%, dengan kategori (3) terdiri dari 2 orang siswa

dengan presentase 8%.


45

DIAGRAM HASIL TES LBB


60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa
berkatagori 2 berkatagori 1 berkatagori 3 berkatagori 4 berkatagori 5

Gambar 21. Diagram hasil tes LBB

Dari diagram diatas kami buat agar lebih memudahkan dalam melihat

persentase dari hasil tes Lempar Bola basket ( LBB ) dengan hasil sebagai berikut:

untuk kategori 1 dengan persentase sebesar 52% dapat dijelaskan sebagai

kategori tertinggi, kemudian utuk kategori 2 dengan persentase sebesar 40%

dapat dijelaskan sebagai kategori sedang dan untuk kategori 3 dengan persentase

sebesar 8% dapat dijelaskan sebagai kategori rendah.

Tabel 11. Hasil Tes LK

No Putra Putri kategori Frekuensi Persenta

se

1 < 16.60 < 18.17 A (5) 8 32 %

2 16.61-18.72 18.18-20.26 B (4) 15 60 %

3 18.73-20.84 20.27-22.36 C (3) 2 8 %

4 20.85-22.97 22.37-24.44 D (2) 0 0 %


46

5 > 22.97 > 24.45 E (1) 0 0 %

Dari data table di atas di peroleh hasil tes Lempar Bola Basket ( LBB ) dari 25

orang sample sebagai berikut : yang memperoleh ketegori (5) terdiri dari 8 orang

siswa dengan presentase 32%, dengan kategori (4) terdiri dari15 orang siswa

dengan presentase 60%, dengan kategori (3) terdiri dari 2 orang siswa dengan

presentase 8%.

DIAGRAM HASIL TES LK


70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa
berkatagori 1 berkatagori 2 berkatagori 3 berkatagori 4 berkatagori 5

Gambar 22. Diagram hasil tes LK

Dari diagram diatas kami buat agar lebih memudahkan dalam melihat

persentase dari hasil tes Lari Kelincahan ( LK ) dengan hasil sebagai berikut:

untuk kategori 1 dengan persentase sebesar 32% dapat dijelaskan sebagai kategori

Sedang, kemudian utuk kategori 2 dengan persentase sebesar 60% dapat

dijelaskan sebagai kategori Tinggi dan untuk kategori 3 dengan Persentase sebesar

8% dapat dijelaskan sebagai kategori rendah.


47

Tabel 12. Hasil Tes L.40 M

No Putra Putri Kategori Frekuensi Perse

ntase

1 < 5.82 < 6.33 A (5) 12 48 %

2 5.83 - 6.56 6.34 - 7.07 B (4) 10 40 %

3 6.57 - 7.30 7.08 - 7.82 C (3) 3 12 %

4 7.31 - 8.04 7.83 - 8.54 D (2) 0 0 %

5 > 8.05 > 8.55 E (1) 0 0 %

Dari data table di atas di peroleh hasil tes Lari.40M ( L.40M ) dari 25 orang

sample sebagai berikut : yang memperoleh ketegori (5) terdiri dari 12 orang

siswa dengan presentase 48%, dengan kategori (4) terdiri dari10 orang siswa

dengan presentase 40%, dengan kategori (3) terdiri dari 3 orang siswa dengan

presentase 12%.

DIAGRAM HASIL TES L.40 M


60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa
berkatagori 1 berkatagori 2 berkatagori 3 berkatagori 4 berkatagori 5

Gambar 23. Diagram hasil tes L.40 M


48

Dari diagram diatas kami membuat supaya lebih memudahkan dalam

melihat persentase dari pada hasil tes Lari Kelincahan ( LK ) kemudian hasilnya

sebagai berikut : untuk kategori 1 (satu) dengan persentase sebanyak 48% dan

dapat memperjelas untuk kategori Tinggi, Dan untuk kategori 2 (dua) dengan

persentase sebanyak 40% kemudian dapat dijelaskan sebagai kategori Sedang

dan untuk kategori 3(tiga) dengan persentase sebesar 12% dapat dijelaskan

sebagai kategori Rendah.

Tabel 13. Hasil Tes MFT

No Putra Putri Kategori Frekuensi Persenta

se

1 > 10.2 > 8.1 A (5) 11 44 %

2 8.9 - 10.1 6.3 - 8.0 B (4) 9 36 %

3 6.6 - 8.8 4.5 - 6.2 C (3) 5 20 %

4 4.3 -6.5 2.7 - 4.4 D (2) 0 0 %

5 < 4.2 < 2.6 E (1) 0 0 %

Dari data table di atas di peroleh hasil tes MFT dari 25 orang sample

sebagai berikut : yang memperoleh ketegori (5) terdiri dari 11 orang siswa

dengan presentase 44%, dengan kategori (4) terdiri dari 9 orang siswa dengan

presentase 36%, dengan kategori (3) terdiri dari 5 orang siswa dengan presentase

20%.
49

DIAGRAM HASIL TES MFT


50%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa
berkatagori 1 berkatagori 2 berkatagori 3 berkatagori 4 berkatagori 5

Gambar 24. Diagram hasil tes MFT

Dari diagram diatas kami buat agar lebih memudahkan dalam melihat

persentase dari hasil tes MFT dengan hasil sebagai berikut: untuk kategori 1

dengan persentase sebesar 44% dapat dijelaskan sebagai kategori Tertinggi,

kemudian utuk kategori 2 dengan persentase sebesar 36% dapat dijelaskan sebagai

kategori Sedang dan untuk kategori 3 dengan persentase sebesar 20% dapat

dijelaskan sebagai kategori Rendah.

Tabel 14. Rangkuman Hasil Perhitungan Pemanduan Bakat Olahraga Cabor Bola

Voli Di SMP Negeri 1 Langsa

No Kategori Jumlah Siswa Persentase

1 Berbakat 3 12%

2 Tidak 22 88%

berbakat
50

Hasil dari keseluruhan didapatkan hasil test seorang siswa tersebut berbakat

atau tidak berbakatnya di cabang olahraga bola voli dengan merujuk ke norma

yang ada yaitu sebanyak 3 orang siswa dinyatakan Berbakat dengan persentase

12% dapat dijelaskan sebagai kategori sangat Rendah dan sebanyak 22 orang

siswa dinyatakan tidak berbakat yang di tunjukan dengan persentase sebanyak

88% dapat dijelaskan sebagai kategori sangat tinggi sehingga anak tersebut tidak

berbakat di cabang olahraga bola voli.

Persentase Bakat
100%
88%

80%

60%

40%

20% 12%

0%
Siswa Berbakat Siswa Tidak Berbakat

Gambar 24. Persentase Bakat Olahraga Cabor Bola Voli Di SMP Negeri 1 Langsa

Dari diagram diatas dapat kita jelaskan hasil penelitian pada pengembangan

bakat cabang olahraga bola voli di SMP Negeri 1 Langsa pada bibit usia muda

yang berumur 13 tahun memiliki potensi bakat anak sekitar 12% dari 25 sample

yang telah di uji keberbakatnnya di cabang olahraga bola voli, dan potensi tidak

berbakatnya anak tersebut sebesar 88% dari 25 sample yang telah di uji

keberbakatannya di cabang olahraga Bola voli.


51

4.2 Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian pemanduan bakat olahraga bola voli di SMP Negeri 1

Langsa tahun 2022 memiliki hasil sebagai berikiut. Setelah dilaksanakannya

penelitian tentang pemanduan bakat olahraga cabang olahraga bola voli di SMP

Negeri 1 Langsa memiliki hasil sebesar 12% siswa di SMP Negeri 1 Langsa yang

berusia 13 tahun berbakat di cabang olahraga Bola Voli. Hal ini di karenakan

siswa di SMP Negeri 1 langsa sebelum masuk ke SMP Negeri 1 langsa

merupakan salah satu atlet muda yang dulunya pernah bermain di kejuaraan

O2SN tingkat SD Se-Kota Langsa.

Setelah di laksanakannya penelitan tentang pemanduan bakat Olahraga

Cabor Bola Voli di SMP Negeri 1 Langsa memiliki hasil sebesar 12% potensi

anak tersebut berbakat di bidang olahraga Bola Voli. Hal ini selain mereka pernah

mengikuti kejuaraan bola voli tingkat SD dahulunya dan Latihan di sekolah dan

club voli ternyata mereka juga menjaga pola makan dan pola istirahat mereka

sebagai atlet usia muda dan mereka juga menerangkan pada saat saya melakuan

penelitian pada tanggal 8 agustus 2022 “ selain Latihan kami juga di haruskan

menjaga pola makan dan pola tidur kami sebagai atlet “. Dari pernyataan ini

menjaga pola makan ternyata dapat meningkatkan potensi stamina dalam tubuh

semangkin baik dan menjaga pola tidur membuat stamina seorang atlet akan

semngkin prima.

Kemudian setelah terlaksananya penelitian pemanduan bakat olahraga

bola voli di SMP Negeri 1 Langsa memiliki hasil 12% anak dinyatakan berbakat

dan 88% anak dinyatakan tidak berbakat di cabang olahraga bola voli . Maka dari
52

itu dinyatakan pada saat menerima hasil tes dengan 6 butir tes pemanduan bakat

menerangkan hanya ada 3 orang yang memenuhi syarat sesuai dengan norma ukur

pemanduan bakat olahraga yang berbakat di cabang olahraga bola voli dan 88%

anak di SMP Negeri 1 langsa yang dikatagorikan tidak berbakat di cabang

olahraga bola voli tetapi berbakat di cabang olahraga lainnya.

Setelah di laksanakannya penelitian pemanduan bakat olahraga cabor bola

voli di SMP Negeri 1 Langsa mendapatkan hasil 12% anak di katagorikan

berpotensi di Cabang olahraga Voli dan 88% anak dinyatakan tidak berbakat di

cabang olahraga Voli tetapi berbakat di cabang olahraga lainnya. Setelah

dilaksanakannya penelitian pemanduan bakat olahraga di SMP Negeri 1 langsa

ada hal yang paling berpengaruh terhadap berbakatnya seorang atlet usia muda

yaitu dukungan penuh dari orang tua yang membuat mereka semangat berlatih

dan semangat berproses di bidang olahraga bola voli serta berkat orang tua

mereka mampu menuju potensi dan prestasi terbaik mereka.

Dari hasil penelitian pemanduan bakat olahraga cabang olahraga bola voli

di SMP Negeri 1 Langsa mendapatkan hasil 3 orang dari 25 orang sample yang

berusia 13 tahun atau yang pernah berlatih di club selama minimal 3 bulan atau

kala di persentasekan sebanyak 12% dari jumlah sampel anak tersebut dinyatakan

Berbakat di Cabang Olahraga Bola Voli. Dan sebanyak 88% anak atau 25 orang

anak dari jumlah sample anak yang berusia 13 tahun atau yang pernah mengikuti

Latihan di Club ataupun ekstrakulikulerdi sekolah selama minimal 3 bulan

dinyatakan tidak Berbakat di cabang olahraga bola voli.


53

Kemudian Adapun faktor-faktor yang membuat bakat atlet tersebut dinilai

berpotensi dalam hasil test ini yaitu sebagai berikut :

a. Test Lempar Tangkap Bola Tenis ( LTBT )

Dalam test ini dapat dikatakan sebagai sarana test guna meningkatkan atau

melatih titik focus bagi seorang atlet. Hal ini dikarenakan lempar tangkap bola

dapat di gunakan sebagai media Latihan seorang atlet untuk tetap fokus dalam

menerima smash dari lawan dan tetap tenang dalam tingginya tempo permainan

dilapangan, oleh sebab itu test ini sangatlah penting bagi seorang atlet guna

meningkatkan titik fokus.

b. Lompat Tegak

Pada test ini dapat dikatakan sebagai sarana test guna meningkatkan dan

melatih lompatan pada seorang atlet. Hal ini dikarenakan Lompat Tinggi dapat

digunakan sebagai media Latihan untuk melatih Lompatan smash pada atlet dan

selain itu juga bisa menambah power dalam pukulan smash. Oleh sebab itu test

ini sangat berguna bagi atlet untuk melatih lompatan smash nya

c. LBB ( Lempar Bola Basket )

Pada test ini dapat dikatakan sebagai sarana test guna meningkatkan Teknik

dropshot pada permainan Bulu Tangkis. Hal ini dikarenakan Lempar bola

Basket dapat digunakan sebagai media ketepatan pada saat menghitung jarak

atau akurasi ke titik net dengan tujuan mengelabui lawan guna mendapatkan poin

tamnbahan. Oleh sebab itu Tes ini dapat berguna dalam melatih atlet untuk

meningkatkan tehnik Dropshot.


54

d. LK ( Lari Kelincahan )

Pada tes ini dapat dikatakan sebagai sarana test yang berguna untuk

meningkatkan kelincahan pada saat mengejar shuttle cok yang di arahkan lawan

ke bagian lapangan kita. Hal ini dikarenakan lari kelincahan sangat efesien dalam

melakukan Gerakan – Gerakan yang cepat dan tak terduga, oleh sebab itu

Latihan ini sangatlah berguna bagi atlet untuk meningkatkan kelincahan pada

seorang atlet dalam menjangkau cok yang berada di area kita.

e. Lari 40 M

Pada test ini dikatakan sebagai sarana test yang berguna untuk

meningkatkan kecepatan pada atlet. Hal ini bertujuan untuk meningkatakan

kecepatan bertahan dan menyerang pada saat di dalam pertandingan dan Latihan

ini juga sangat berguna untuk para atlet terus mengasah kecepatan mereka.

f. Test MFT

Pada tes ini dapat dikatakan sebagai sarana test yang berguna meningkatkan

daya tahan tubuh dan fisik mereka sebagai atlet. Hal ini di karenakan Latihan ini

dapat meningkatkan kondisi fisik mereka menjadi prima dalam pertandingan.

Oleh sebab itu Latihan MFT ini sangat untuk mereka laksanakan guna

meningkatkan kondisi fisik mereka agar tidak Lelah dalam bermain bola voli.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Dari uraian yang telah di jelaskan pada tabel dan deskripsi penelitan

pemanduan bakat olahraga cabang olahraga bola voli di SMP Negeri 1 langsa

dengan cara melakukan 6 butir Tes Talent Scoting, maka dapat di simputkan

bahwa :

1. Dapat disimpulkan bakat yang dimiliki siswa SMP Negeri 1 langsa yang

berjumlah 25 orang sample dapat di persentasekan sebesar 12% dengan

kategori ini siswa tersebut dianggap berbakat di cabang olahraga bola voli

dan hal ini menyatakan tingkat keberbakatan mereka sangat lah rendah yaitu

sebesar 12% dan 88% dari 25 sampel tersebut dinyatakan tidak berbakat di

cabang olahraga bola voli.

2. Dapat di simpulkan potensi bakat siswa SMP Negeri 1 Langsa yang

berjumlah 25 orang sample dengan persentase sebesar 12% dinyatakan

berbakat ke cabang olahraga Bola Voli dan hal ini menjelaskan bahwa

potensi dari siswa tersebut untuk di kecabangan olahraga Bola Voli

sangatlah rendah. dan 88% dari jumlah 25 orang sample dinyatakan tidak

berbakat di cabang olahraga Bola Voli.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil peneliian diatas perlu di sampaikan beberapa saran yang

berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut:

55
56

1. Kepada sekolah diharapkan dapat menjadi wadah terciptanya

generasi atlet yang potensial dan berprestasi di usia muda serta

memberikan fasilitas terbaik guna terciptanya potensi terbaik

atlet usia muda menuju karir prestasi terbaiknya.

2. Kepada atlet diharapkan dapat terus meningkatkan potensi dan

prestasinya guna mencapai prestasi yang lebih baik.

3. Kepada orang tua diharapkan untuk terus dapat mensuport anak

anak ini guna mencapai cita citanya sebagai atlet kebanggan

keluarga dan sekolah.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

masukan yang berguna meningkatkan serta mengembangkan

pemanduan bakat di cabang olahraga lain.

5. Kepada pembaca di harapkan dapat melanjutkan penelitian ini

ke ruang lingkup yang lebih luas.


57

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, Ilham Surya Fallo, and Putra Sastaman. "Identifikasi bakat
olahraga siswa sekolah dasar di Pontianak Barat." Jurnal Pendidikan Olah
Raga 6.2 (2017): 129-139
Arikunnto,Suharsimi, 2010, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.jakarta
Rineka Cipta
AUSSIE Sport, The Search Is Over (Australian Sport Commission, 1993).
BANGSRI KABUPATEN JEPARA TAHUN. 2018 Departemen Pendidikan
Nasional.
Bompa, Tudor O., Theory and Metodology of Training (Dubuque, Iowa:
Kendall/ Hunt Publishing Company, 1990).
Depdiknas. 2002. Seleksi Dan Penelusuran Minat Dan Bakat Olahraga, Jakarta:
Dicky,”Identifikasi pemanduan bakat olahraga Identifikasi Pemanduan
Bakat Olahraga Dengan Test Sport Search Siswa
Putra Smp Negeri 1
Direktorat Olahraga Pelajar Dan Mahasiswa Direktorat Jendral Olahraga
Harre, Dietrich (Ed.), Principles of Sports Training (Berlin: Sportverlag,
l982).
Hoare, Deborah. “Talent Development”, Makalah disajikan dalam Talent
Identification Phase 2. Di Surakarta tanggal 4-5 Pebruari 1999.

Gazali, Novri. "Kontribusi kekuatan otot lengan tehadap kemampuan servis atas
atlet bolavoli." Journal of Physical Education Health and Sport 3.1
(2016): 1-6.
Giofani, Anggi, and Tommy Soenyoto. "Identifikasi Minat dan Bakat Olahraga
Melalui Metode Sport Search Siswa SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten
Rembang." Indonesian Journal for Physical Education and Sport 1.2
(2020): 487-â.
Kemenpora,2015. Pedoman Pemanduan Bakat Olahraga, Jakarta
Pranopik, Muhammad Riza. "Pengembangan Variasi Latihan Smash Bola
Voli." Jurnal Prestasi 1.1 (2017).
Purnomo, Adhi. "Model pengembangan pemanduan bakat olahraga panahan
pegawai tetap pada kementrian pemuda dan olahraga Republik
Indonesia." Journal of Physical Education Health and Sport 1.1 (2014):
2834.
58

Putri, Kireina Hana, and Elya Wibawa Syarifoedin. "Identifikasi Bakat


Olahraga Dengan Metode Sport Search Pada Siswa-
Siswi Kelas V Dan Vi Sekolah Dasar Negeri Sekecamatan Aikmel Tahun
2020." Gelora: Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP
Mataram 7.2 (2021): 82-86.
Saputra, Deka Ismi Mori, and Gusniar Gusniar. "Meningkatkan hasil belajar
passing bawah bola voli melalui bermain melempar bola." Gelanggang
Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga 3.1 (2019): 64-73.
Saputro, Nugroho Ady. "Minat Dan Motivasi Kegemaran Olahraga
Terhadap Hasil Tes Pemanduan Bakat Sport Search." ACTIVE: Journal of
Physical Education, Sport, Health and Recreation 3.10 (2014).
Winarno, M. E. "Identifikasi Bakat Olahraga Berbasis Sekolah." Dimensi
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga: 43.
59

Lampiran 1

Daftar Nilai dan Klasifikasi Pemanduan Bakat Olahraga Cabang olahraga


Bola Voli

SMP Negeri 1 Langsa

Umu
Siswa L/P LTBT Nilai L.Tegak Nilai LBB Nilai LK Nilai L.40 M Nila
r
i baihaqi L 13 16 4 39 4 8.1 5 20.75 4 7.31 3
Al Qawiy L 13 15 4 40 4 7.8 4 22.90 4 8.08 5
na P 13 14 4 35 4 4.90 3 20.25 4 6.34 4
Raihan L 13 16 4 49 5 7.9 4 20.85 4 8.02 4
a P 13 17 5 36 4 5.70 4 20.16 4 6.30 5
a L 13 18 5 41 4 9.13 5 20.89 4 7.07 4
antara L 13 19 5 42 4 7.20 4 20.87 4 8.01 4
Hayat L 13 14 3 48 5 7.21 4 20.26 3 8.07 5
mauliza P 13 16 4 37 3 9.0 5 20.88 4 7.34 4
Abrar L 13 15 4 40 4 7.30 4 22.98 5 7.41 4
il Arkana L 13 14 3 44 5 7.40 4 22.89 4 8.09 5
zinatul P 13 16 4 37 4 7.25 4 22.90 4 8.07 5
avin H. L 13 17 5 41 4 8.45 5 22.89 4 7.42 4
Nusa L 13 18 5 38 4 8.57 5 22.87 4 7.46 4
satya L 13 16 4 43 4 7.46 4 22.85 4 7.30 3
atul P 13 16 4 47 5 7.44 4 22.98 5 8.08 5
ih L 13 14 3 36 3 8.60 5 22.88 4 8.07 5
isa L 13 15 4 47 5 8.50 5 22.87 4 7.48 4
zi L 13 15 4 43 4 8.30 5 22.98 5 8.05 5
60

lea L 13 18 5 44 5 8.09 5 23.92 5 8.17 5


ra L 13 16 4 20 5 5.54 3 22.08 4 7.48 4
ski L 13 15 4 17 4 8.08 5 23.94 5 7.55 4
a L 13 14 3 17 4 7.04 5 22.60 4 8.16 5
lfa P 13 16 4 16 4 8.09 5 22.94 5 8.18 5
n siregar L 13 16 4 20 5 6.66 4 23.80 4 7.65 4
61

Lampiran 2

FORMULIR CATATAN

Nama :
Tempat/Tgl :
LahirAlamat :
Rumah Asal :
Sekolah : Laki-laki/Perempuan*)
Jenis Kelamin

1. TINGGI BADAN : cm.


2. TINGGI DUDUK : cm.
3. BERAT BADAN : kg.
4. RENTANG KEDUA LENGAN : cm.
5. LEMPAR-TANGKAP BOLA TENIS:
a. Tangan yang disukai : Kali
b. Tangan yang tidak disukai : Kali
c. Jumlah : Kali
6. LEMPAR BOLA BASKET :
a. Lemparan I : Meter
b. Lemparan II : Meter
c. Lemparan terbanyak : Meter
7. LONCAT TEGAK:
a. Tinggi jangkauan : cm.
b. Tinggi loncatan :
- Loncatan I : cm.
- Loncatan II : cm.
c. Loncatan tertinggi : cm.
8. LARI KELINCAHAN :
a. Pelaksanaan I : Detik
b. Pelaksanaan II : Detik
c. Pelaksanaan terbaik : Detik
9. LARI CEPAT 40 METER :
a. Pelaksanaan I : Detik
b. Pelaksanaan II : Detik
c. Pelaksanaan terbaik : Detik
10. LARI MULTITAHAP:
a. Nomor Level :
b. Nomor Shuttle :
62

Lampiran 3.Dokumentasi Penelitian


63
64

Lampiran 4. SK Pembimbing
65

Lampiran.5 Izin Penelitian


66

Lampiran 6. Surat Balasan dinas pendidikan


67

Lampiran 7. Surat keterangan sudah melaksakan penelitian


68

Lampiran 8. Surat balasan perpustakan Kota Langsa

Anda mungkin juga menyukai