Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI THAHARAH METODE

ROTAR DI TPA MIFTAHUL ULUM

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan suatu bangsa sangaat erat hubungannya dengan masalah pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber DayanAlam(SDM),
Pendidikan sangaat perlu sekali untuk dipedulisasikan terhadap ibadah dan meningkatkan
pemahaman anak pada materi THAHARAH tentunya dengan banyaknya anak-anak
mempelajari Tharah tidak dapat di pungkiri lagi sangaat penting bagi kehidupan umat Islam
sebelum melakukan ibadah1.
Thaharah merupakan kitab yang mendasar tentang fiqih, Salah satu Tharah tahap
membersihkan antara suci dengan tidaknya, ada yang harus di pahami dan ada pula yang harus
di hafalkan baik itu rukun maupun syarat-syaratnya. Dengan perkembangan yang sangaat pesat
para siswa banyak sekali beranggapan sepele terhadap masalah Tharah ini, Bagi anak-anak yang
pada dasarnya mera masih berada masa perkembangan sensormotorik. Pada masa ini anak-anak
menyusun pemahaman dunianya dengan mengkoordinasikan pengalaman indra sensorik yakni
melihat , mendengar, memeraktikkan materi yang telah dipelajari atau dengan gerakan motorik
mereka yakni menyentuh. Maka stimulus yang dapat di respon dari lingkungan mereka
hanyalah stimulus indrawi2. Adapun anungrah pertama yang di berikan Allah SWT. Kepada
manusia di awali dengan pendengaran, penglihatan dan hati nurani.
Dengan selarasnya berjalannya waktu perkembangan zaman kemajuan teknologi yang
begitu besar efeknya yang di ikuti perkembangan sekarang ilmu pengetahuan sangaat pesat
maka para ilmuan berusaha menciptakan sesuatu yang baru seiring dengan perkembangan. Hal
ini mengakibatkan dunia pendidikan mengalami perubahan dalam rangka antisipasi kemajuan
tekhnologi. Oleh karena itu pendidik harus dirancang dan dilaksanakan dalam kaitan yang
hormonis dan selaras dengan kebutuhan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat global,
sehingga hasilnaya akan benar-benar sesuai dengan kebutuhan hidup sesuai dengan era yang
berjalan.

1
Mulyasa. Manajemen kepemimpinan kepala sekolah.(Jakarta Bumi Aksara), 2013. Hlm..91.
2
Dar As-Salam, Fiqhul Ibadat.(Depok:Sulmajaya).2014. hlm..3
Mempelajari Tharah sangaat perlu dipelajari masa anak-anak, sebab masa anak-anak
adalah masa awal perkembangan manusia, cepat mengigat nempel di hati, memori anak masih
bersih mudah untuk di ingat apalagi materi Thaharah sangaat perlu di ajarkan di masa anak-
anak, karena berkaitan dengan ibadahnya, Selain itu, Mempelajari taharah sangat penting kunci
sebelum melaksanakan ibadah. Banyak dari orang tua yang memasukkan anaknya ke dunia
pendidikan dengan harapan anaknya akan menjadi seorang anak sholeh/sholehah. Dan banya
diantara orang tua tidak tau metode apa yang harus mendidik anaknya, Supaya menjadi anak
sesuai harapan orang tua.
Berdasarkan beberapa penulis temukan, Telah di ketahui bahwa terdapat sebuah
ide untuk kepedulian terhadap siswa yang masih kurang mengenal makna Thaharah sebenarnya,
dengan metode penyampaian ceramah, Rotar, media visual dan lain sebagainya, sehingga anak
tidak bosan dengan materi yang telah di sampaikan mudah untuk di pahami.
Banyak anak-anak dimasukkan oleh orang tua ke tempat pendidikan (TPA),
dengan harapan anaknya akan menjadi orang berbakti kepada orang tua, Agama, Negeri.
Berakhlak mulia dan berbudi luhur, Dengan adanya kerja sama orang tua dan seseorang yang
mendidik sehingga siswa dapat sesui dengan harapan. Metode mempelajari Thaharah sangaat
perlu diterapkan didunia pendidikan baik digunakan dijenjang MI/MTsS/MAS maupun TPA,
peneliti sangaat berkesan menyampaikan materi ini terhadap siswa dikarenakan sangaat
berhubungan dengan ibadah seorang hamba kepada Allah SWT. Adapun kegiatan mengajar
belajar di TPA MIFTAHUL ULUM, hampir sama dengan pendidikan sekolah umum baik
formal yang semasih berkeyakinan Agama Islam. Namun, pada TPA MIFTAHUL ULUM ini
aktivitas anak-anak dituntut orang tua untuk selalu mempelajari pendidikan baik siang maupun
malam memahami Thaharah dengan media Rotar di TPA MIFTAHUL ULUM Kemudian
diwaktu siang pembelajaran anak-anak dilanjutkan pada mata pelajaran umum.
Berdasarkan latar belakang diatas serta hasil dari observasi awal, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan pemahaman siswa pada materi Thaharah
metode Rotar(Roda Berputar)’’..
B. Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumus masalah di angkat penulis
dalam penelitian ini yaitu:’’ Bagaimana Peningkatkan Pemahaman siswa pada materi Thaharah
dengan metode Rotar(Roda Berputar) di TPA Miftahul Ulum?’’.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, Maka dapat diketahui tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana ‘’Meningkatkan pemahaman siswa pada materi Tharah
dengan metode Rotar( Roda Berputar) ‘’.
D. Manfaat Penelitian
1) Sebagai bahan pertimbanagan bagi guru terhadap siswa hubungan antara
meningkatkan pemahaman belajar tharah siswa.
2) Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan formal maupun non formal
sebagaimana pentingnya hubungan organisasi sekolah terhadap motivasi kerja guru.
3) Mahasiswa/i untuk bahan penelitian masalah yang sama pada lokasi yang berbeda.
4) Penelitian yang lain untuk dapat dijadikan sebagai bahan refleksi dalam melakukan
penSelitian selanjutnya dan juga sebagai penelitian relevan.
Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya
dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Dengan tujuan agar dapat memberikan potensi
pemahaman yang telah diuji kebenarannya melalui penelitia-penelitian terdahulu. Di
antaranya:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Mardatillah 2019 tentang Keminiman pemahaman siswa/i
dalam pemahaman Tharah Metode ceramah Di MTS Negeri 01 Blangkejeren Kabupaten
Gayo lues.
b.Penelitian yang dilakukan oleh Ima wati 2018 Tentang Upaya meningkatkan kemampuan
anak memahami Thaharah melalui metode Ceramah dan praktik Di TPA Desky
Kutapanjang Gayo lues, Dalam penelitian ini mengatakan bahwa dapat meningkatkan
kemampuan anak terhadap materi Tharah melalui metode ceramah dan praktik, Hal ini di
buktikan dengan hasil mengamati siswa/i pada masalah ini pada siklus di proleh hasil yang
masih rendah dan masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah
soal-soal yang berkaitan.
c . Meningkatkan Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat,
tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan
keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti
pencapainan dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.
d. Pemahaman Sebagaimana diungkapkan oleh sudijono(2011;50), kemampuan seseorang untuk
mengerti dan memahami sesuatu dan setelah itu di ketahui dan diingat.
e. Materi Materi adalah bagian dari subjek yang dipelajari dalam kimia. Materi yaitu dasar dari
terbentuknya zat atau objek.
f. Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Siswa adalah murid (terutama pada
tingkat sekolah dasar dan menengah), Menegah pertama dan menegah ke atas dan merupakan
komponen dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diperoses dalam proses pendidikan
sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
BAB II
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI THAHARAH DENGAN
METODE ROTAR(RODA BERPUTAR) DI TPA MIFTAHUL ULUM LANGSA

I. Tujuan penelitian
 Tujuan umum
Tujuan umum peneliti ini adalah untuk memproleh gambaran meningkatnya pemahaman
siswa terhadap materi Tharah dengan metode Rotar(Roda Berputar).
 Tujuan khusus
Meningkatkan pemahan siswa pada materi Thatah dengan metode rotar di TPA Miftahul
Ulum.
Mengetahui Motivasi kerja guru Di TPA Miftahul Ulum.
Mengetahui pemahaman siswa terhadap motivasi kerja guru di TPA Miftahul Ulum.

II. Meningkatkan Pemahaman siswa pada materi Tharah dengan metode


Rotar(Roda berputar). HB(hasil belajar).
a. Thaharah
Thaharah adalah ilmu yang membahas penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi
ummat islam, hampir di setiap kitab fiqih banyak kita dapatkan pembahasan ini sangaat identik
dalam kehidupan kita. Tharah secara etimologi, ialah suci dari najis dan kotoran. Nazafah Ialah
bersih dari kotoran3.
Secara syara’ kata Tharah tidak asing lagi di dengar di telinga arti suci, di ambil dari kata
thahura, yath-huru, thahir. Yang di maksud bersuci dari hadas kecil yaitu berwudu’ dan
menghilangkan hadas besar dengan cara mandi jinabah, baik bisa di lihat oleh indra mata kita
seperti: air kencing, mazi, darah haid, darah nifas maupun dosa-dosa yang terdapat seperti
batiniyah4.

3
DAR AS-SALAM, Fiqhul Ibadat.(Depok:Sulmajaya).2014. hlm..3
4
DAR AS-SALAM, Fiqhul Ibadat.(Depok:Sulmajaya).2014. hlm..3
b. Thaharah
Thaharah dengan terbaca fathah huruf tha’nya berarti “suci atau bersih’’, menurut istilah
syara’ mengandung banyak tafsir, di antarannya: suatu perbuatan yang menjadikan perbuatan
orang boleh shalat, misalnya: wudu’, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis 5.
c. Thaharah
Thaharah menurut bahasa artinya: ‘’bersih’’, sedangkan menurut syara’ bersih dari hadas
dan najis. Sesuatu yang di bersihkan di namakan Thaharah baik berupa najis maupun kotoran,
ada dua hadas yang perlu di bersihkan yaitu hadas kecil dan besar. Begitu juga bersuci dari najis,
berlaku pada badan,pakaian, dan tempat6.
d. Thaharah
Tharah adalah ilmu yang membahas penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi
ummat islam, hampir di setiap kitab fiqih banyak kita dapatkan pembahasan ini sangaat identik
dalam kehidupan kita. Tharah secara etimologi, ialah suci dari najis dan kotoran. Nazafah Ialah
bersih dari kotoran.
Secara syara’ kata Tharah tidak asing lagi di dengar di telinga arti suci, di ambil dari kata
thahura, yath-huru, thahir. Yang di maksud bersuci dari hadas kecil yaitu berwudu’ dan
menghilangkan hadas besar dengan cara mandi jinabah, baik bisa di lihat oleh indra mata kita
seperti: air kencing, mazi, darah, haid, darah nifas maupun dosa-dosa yang terdapat seperti
batiniyah7.
e. Thaharah
Thaharah dengan terbaca fathah huruf tha’nya berarti “suci atau bersih’’, menurut istilah
syara’ mengandung banyak tafsir, di antarannya: suatu perbuatan yang menjadikan perbuatan
orang boleh shalat, misalnya: wudu’, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis 8.
f. Thaharah
Thaharah menurut bahasa artinya: ‘’bersih’’, sedangkan menurut syara’ bersih dari hadas
dan najis. Sesuatu yang di bersihkan di namakan Thaharah baik berupa najis maupun kotoran,

5
SYEKH AL-ALLAMAH MUHAMMAD BIN QASIM AL-GHAZI.Fathul Al-qarib Al-Mujib.(Manivestasi Santri Jawa
Barat).2012.hlm.14
6
Drs.MOH.RIFA’I.Tuntunan sholat lengkap.(Semarang :C.V.Toha Putra).1976.hlm..13
7
Ibid…..hlm.4
8
Dar As-Salam, Fiqhul Ibadat.(Depok:Sulmajaya).2014. hlm..3
ada dua hadas yang perlu di bersihkan yaitu hadas kecil dan besar. Begitu juga bersuci dari najis,
berlaku pada badan,pakaian, dan tempat9.
Metode adalah cara atau prosedur yang di tempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Atau teknik
adalah cara yang spesifik dalam pemecahan masalah tertentu yang di temukan dalam
pelaksanaanprosedur.
Media Roda Putar
Perkembangan teknologi dan informasi, membuat para siswa sangat gemar dalam permainan
(game). Menurut sadiman permainan merupakan setiap konten yang berisi interaksi antara
pemain yang mengikuti aturan dan tujuan yang telah di tentukan10.
E. Materi Thaharah hasil belajar
Hasil belalajar dari segi bahasa merupakan alat yang di gunakan untuk mengukur nilai suatu
objek. Hasil belajar di tunjukkan dengan lambang berupa angka. Proses belajar yang nyata untuk
memahami suatu penyampaian guru atau kepandaian atau kapasitas seseorang.
1. Thaharah menurut bahasa artinya : ‘’bersih’’, sedangkan menurut syara’
membersihkan sesuatu dari hadats dan najis. Sesuatu perbuatan yang menjadikan seseorang
boleh sholat, misalnya wudlu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis. Sedangkan kata
‘’Thaharah’’ berkmakna suci. Air sangaat berguna untuk alat di pakai bersuci, maka penulis
merasa perlu untuk memaparkan penjelasan tentang macam-macam air yang di anggap sah
untuk di pakai bersuci ada tujuh macam pembagian yaitu 11:
1) . Air hujan
2) . Air laut
3) . Air Sungai
4) . Air sumur
5) . Air salju
6) . Air embun

Ini semua air yang dapat membersihkan najis dan dapat di gunakan untuk mengangkat hadats.
Air tersebut di bagi menjadi 4 bagian:
1. Air suci lagi menyucikan (air mutlak)

9
HASSAN AYYUB.Tuntunan Shalat super.(semarang:c.v toha putra).1998.hal.14
10
ARIF S.SUDIMAN.Media pendidikan.(Jakarta:PT Rajang Rafinda).2014.hlm..75
11
Ibid…..hlm:14
Berfungsi untuk menyucikan kepada yang lain tidak makruh menggunakannya, air semacam ini
di namakan air mutlak. Tidak membawa akibat apa-apa, seperti air sumur yang masih dalam
keadaan air mutlak12.
1. Air Mensucikan tapi makruh di pakai berwudlu (air musyammas), air ini telah di
panaskan matahari dengan pancaran terik matahari. Ketetapan makruh menurut syara’.
Menggunakan air tersebut hanya untuk air yang berada di suatu daerah yang panas, jika
panasnya sudah berubah menjadi dingin maka hilang hukum makruh menggunakannya.
2. Air suci yang tidak menyucikan (musta’mal)
Air yang telah di pakai, untuk menghilangkan hadas dan najis, dengan catatat air itu tidak
berubah dan tidak berubah kadar beratnya dari sebelumnya.
Air yang berubah salah satu dari beberapa sifatnya akibat suatu benda yang mencampurinya,
dengan kadar berubah yang dapat merusak kemutlakan nama air tersebut. Maka air tersebut suci
tapi tidak dapat mensucikan, baik berubah secara nyata (bisa di lihat oleh panca indra). Atau
sifatnya bisa di pikirkan adanya contohnya: air yang bercampur suatu benda, air multo,dawny
dan lain-lain telah jatuh sebagai air musta’mal. Di sebabkan berubah (bau, rasa, sifat).
3. Air telah di jatuhi najis (Air muta najis)
Air ini di bagi menjadi dua:
1) Air sedikit yang kurang dari dua qullah yang di jatuhi najis, baik berubah maupun tidak.
Di kecualikan (masuknya kedalam air) yaitu bangkai binatang yang tidak memiliki darah
mengalir ketika di bunuh atau di belah anggota tubuhnya, seperti lalat sepanajang bangkai
tersebut tidak di masukkan ke dalam air sengaja sengaja.
2) Air banyak ( lebih dari dua qullah).
Yang berubah sebab di masukkan najis, dengan perubahan sedikit maupun banyak. Adapun
ukuran dua qullah menurut qaul ashah adalah kira-kira air mencapai 500 kati negeri baghdad
menurut imam Nawawi yaitu 128 lebih 4/7 dirham13.
 Banyaknya air dua qullah kalau tempatnya empat persegi panjang, maka panjangnya 1 ¼
hasta, dan dalamnya 1 ¼ hasta kalau tempatnya bundar, maka garis tengahnya 1 hasta dan
kelilingnya 1 1/7 hasta14.

12
SYEKH AL-‘ALLAMAH MUHAMMAD BI QASIM AL-GHAZI, FATH AL-QARIB AL- MUJIB, OKTOBER
2012,(Manivestasi santri Jawa Barat), hlm, 15.
13
SYEKH AL-‘ALLAMAH BIN QASIM AL-GHAZI, FATH QARIB AL-MUJIB, oktober 2012, (Manivestasis Santri Jawa
Barat), hlm 20.
2. Metode Rotar (Roda berputar)
Perkembangan teknologi dan informasi, membuat para siswa sangat gemar dalam
permainan (game). Menurut sadiman permainan merupakan setiap konten yang berisi interaksi
antara pemain yang mengikuti aturan dan tujuan yang telah di tentukan. Hakikat media
pembelajaran, bahasa latin dari media adalah medius, Yang di artikan prantara, tengah, atau
pengantar. Sedangkan, dalam bahasa Arab media berarti ‘’wasaatil’’ pengantar pesan dari
pengiriman kepada pemesan, menurut Y15. Miarso mengungkapkan media merupakan srbuah
alat yang dapat menstimulus dan memberi minat belajar siswa mudah memahami materi yang
telah di sampaikan. Subtansi dari media pembelajaran di bagi menjadi 4 di antaranya:
1) Penyalur informasi kepada peserta didik.
2) Beberapa komponen yang berada di lingkungan peserta didik dan memberi stimulus untuk
menuntut ilmu.
3) Berbentuk alat fisik berguna untuk menyediakan psan dan materi dan memberi rangsangan
kepada peserta didik untuk menuntut ilmu.
4) Komunikasi di bentuk untuk dapat memberi stimulus untuk memahami ilmu.
Ranah ini di terapkan agar dapat memicu pemahaman siswa dalam menanggapi materi
yang telah di pelajari, mempermudah komunikasi yang terjadi antara siswa dan guru dan
komunikasi akan beslangsung secara optimal.
a) Tujuan pengajaran
Media yang di pilih mengacu pada ranah kongnitif, ranah efektif, dan psikomotorik agar
mendapat tujuan yang di capai.
b) Bahan pengajaran
Suatu bahan yang dapat mendukung konten berupa konsep, fakta, atau generalisasi.
c) Praktis, luwes, dan bertahan
Apabila dalam perbuatan di sesuaikan degan dana, waktu, dan sumber yang di miliki, media ini
dapat memanfaakan dengan mudah.
d) Guru terampil
Guru yang terampil merupakan guru yang menggunakan media saat pembelajaraan
berlangsung.

14
Ibid…..hlm.21
15
RAHARJA.Penerapan Metode.(Bandung).2020..hlm. 175
e) Pengelompokan sasaran
Penyesuaian media agar tepat sasaran.
f) Mutu teknis
Apabila guru menggunakan media informasi dan materi yang akan di sampaikan dengan
mudah16. Sebelum seseorang melakukan shalat17. Sebelum melakukan sesuatu harus ada syarat
dan rukun, sebelumnya kita tahu dulu apa itu?...
a. Syarat: Menurut istilah syara’ sesuatu yang harus ada, dan menentukan sah dan tidaknya
suatu pekerjaan (ibadah), sedangkan syarat ibadah yang tidak memenuhi syarat, hukumnya sah
atau batal.
b. Rukun: Yaitu sesuatu yang menentukan sah (apabila di lakukan) dan tidaknya (apabila
tidak dilakukan) dan tidaknya (apabila di tinggalkan) suatu pekerjaan ibadah dan suatu yang
masuk dalam perbuatan ibadah itu.
c. Sah: sah artinya cukup syarat dan rukun yang betul.
d. Batal: Tidak cukup syarat rukunnya, atau tidak betul. Jadi apabila sesuatu pekerjaan atau
perkahra tidak memenuhi syarat rukunnya berarti perkahra itu tidak sah, atau di anggap
batal.

Tes Tertulis dan Tes Lisan:


1. Apa itu Thaharah?
a. Bersih c. suci
b. Kinclong d. cantik
2. Berapakah Air yang dapat membersihkan?
a. 8 c. 3
b. 1 d.7
3. Air yang dipanaskan Matahari termasuk ke golongan air?
a Musyammas c air mutanajis
b mutlak d air keran
4. secara syara’ kata thaharah sudah lazim di gunakan untuk menunjukkan arti…

16
SUHARSIMIN.Menelusuri penelitian.(Jakarta:Rineka cipta,2009).hlm..247
17
DRS. MOH, RIFA’I, TUNTUNAN SHOLAT LENGKAP, 1976, (semarang: C.V. TOHA PUTRA SEMARANG), hlm, 18.
a. suci
b. bersih
c. Bagus
d. Elok
5. air tebu digunakan untuk berwudhu apakah sah, termasuk ke pembagian air?
a. suci tidak mensucikan
b. suci lagi menycikan
c. air musyammas
d. air mutanajis
6. Ketujuh macam air tersebut digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. benda benda cair
b. langit dan bumi
c. awan dan salju
d. laut dan sungai
7. Air yang tujuh dibagi menjadi 4 bagian:
a. danau, laut, sungai, salju
b. air mutlak, musyammas, air mutanajis, air suci tidak mensucikan
c. mata air, air sumur, aqua, keran
d. air musta’mal, musyammas, air mutlak, air mutanajis
8. Air sawah terkena matahari termasuk ke air manakah?
a. air mutlak
b. air musta’mal
c. air mutanajis
d. air musyammas
9. Air Milo susu termasuk ke pembagian air?
a. air musta’al
b. air mutanajis
c. air mutlak
d. air musyammas
10. Boleh kah air molto dipakai untuk berwudhu telah tercampur dengan air bersih dalam satu
ember, termasuk ke dalam jenis air?
a. air musta’mal
b. air musyammas
c. air mutlak
d. air mutanajis

BERIKUT INI ESSEY JAWABLAH DENGAN BENAR:


1.Air yang di jatuhi tahi cicak kedalam manisan, bolehkah masih di gunakan? termasuk ke
dalam pembahasan apa?
2.Jelaskan thaharah menurut syara’ dan istilah?
3.Apa saja yang kamu pahami tentang thaharah?
4.Berapakah air mutlak?
5. Baimana tata cara bersuci dengan air embun, jelaskan?

BAB III
1. JENIS DAN METODE PENELITIAN
Dalam suatu penelitian ilmia, metode merupakan unsur yang penting karena metode yang
digunakan dalam penelitian ini akan dibahas mengenai ‘Jenis penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif. Metode diskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu pristiwa sekarang18.
Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dengan
tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti gekiatan penelitian pada ciri-ciri ke ilmuan, yaitu
rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu yang dilakukan dengan
cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh akal pikiran manusia. Empiris berarti cara-cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang laindapat mengamati dengan
cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis berarti proses yang di gunakan dalam penelitian
itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersikap logis dan masuk akal.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah lokasi yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memproleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan di TPA Miftahul Ulum. Penelitian ini
memiliki beberapa alasan mengapa menjadikan TPA Miftahul Ulum sebagai tempat penelitian.
Beberapa alasan diantaranya: (1) Karena TPA Miftahul Ulum memiliki program untuk mendidik
anak-anak meningkatkan pemahaman tentang thaharah dengan benar. (2) Karena anak-anak di
TPA Miftahul Ulum memiliki target untuk bisa berwudlu yang benar. (3) karena metode rotar
belum ada diterapkan sebagai daya tarik minat belajar anak. (4) Karena adanya keterbukaan dari
pihak TPA Miftahul Ulum terhadap penelitian.
3. Subjek Penelitian
Pada penelitian kualitatif responden atau subjek penelitian di sebut dengan istilah
informan, yaitu orang yang memberi informasi data berkaitan tentang penelitian yang sedang di
laksanaka. Subjek penelitian anak-anak masih duduk di bangku SD 12 orang, dan anak anak-
anak duduk di bangku smp 8 orang, semua yang dalam kelas itu berjumlah 20 siswa.
4. Teknik Pengumpulan Data

18
Ibid…….hlm.248
Teknik pengumpulan data adalah salah satu langkah yang paling penting dalam sebuah
penelitian.
a. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-
catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang di teliti, sehingga akan yang diperoleh
data yang lengkap.

Anda mungkin juga menyukai