Anda di halaman 1dari 5

PROJECT BASED LEARNING

ANALISIS MATERI MODUL PENGEMBANGAN PROFESI GURU

A. Identifikasi Masalah Pembelajaran


Masalah pembelajaran Fikih di dalam kelas sesuai dengan mata pelajaran yang saya
ampu pada saat ini di MTs Husnul Khotimah Kuningan Tahun Pelajaran 2022-2023 adalah
ditemukan peserta didik saya masih kurang aktif dalam mempelajari Fikih. Hal ini
dikarenakan peserta didik belum menyadari akan pentingnya belajar almu fikih. Selain itu
ada beberapa faktor, antara lain, motivasi belajar, sarana belajar, metode pengajaran dan
waktu belajar.

B. Kaitannya dengan Visi Misi Satuan Pendidika


Berikut saya jabarkan terlebih dahulu visi dan misi di MTs Husnul Khotimah kuningan

Visi MTs Husnul Khotimah


MTs Husnul Khotimah Kuningan memiliki visi :

“Terwujudnya generasi Rabbani dengan prestasi optimal dan kemahiran berbahasa Arab
dan Inggris”

Maksud dari Generasi rabbani adalah sekelompok orang yang memiliki pengetahuan
tentang keagamaan termasuk didalamnya bagaimana peserta didik mampu dan bisa
beribadah sesuai dengan tuntunan syariat yang bersumber dari alquran dan hadits, lalu
mengaplikasikan ilmu yang diketahuinya dalam kehidupan serta mengajarkan kepada
masyarakat dari ilmu yang di ketahuinya

Misi MTS Husnul Khotimah

Berdasarkan visi tersebut diatas maka kesepakatan yang diambil oleh seluruh komponen
madrasah untuk misi MTs Husnul Khotimah Kuningan adalah sebagai berikut:
1- Menerapkan kurikulum nasional yang diintegrasikan dengan kurikulum
kepesantrenan
2- Menerapkan kurikulum berbasis karakter (nilai-nilai keislaman)
3- Mengoptimalkan pencapaian tahfidz 2 juz Al-Qur’an (juz 29 dan 30)
4- Meningkatkan kualitas penguasaan Bahasa Arab dan Inggris
5- Mengoptimalkan pengembangan minat dan bakat siswa melalui pembinaan life skill
6- Memenangkan kompetisi ilmiah di setiap event
Berdasarkan visi misi di atas, jelas terlihat bahwa sebenarnya madrasah telah sangat
mendukung pembelajaran fikih. Terlihat dari rumusan visi yang menyatakan bahwa
“Terwujudnya generasi Rabbani” yaitu mencetak generasi yang memiliki pengetahuan
tentang keagamaan yang didalamnya adalah termasuk ilmu fikih, lalu mengaplikasikan
ilmu yang diketahuinya dalam kehidupan serta mengajarkan kepada masyarakat dari ilmu
yang di ketahuinya.

C. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah


Faktor yang melatar belakangi masalah kesulitan siswa dalam memahami materi fikih
berhubungan dengan berbagai afeksi atau kondisi psikologi peserta didik, seperti
motivasi belajar, daya serap belajar, karakteristik siswa MTs Husnul Khotimah, sarana
belajar, metode pengajaran, waktu belajar, dan lingkungan pembelajaran
a. Motivasi belajar
1) Pengertian Motivasi Belajar
motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa
yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,

2) Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman (2018:25), fungsi motivasi ada 3 yaitu:
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.


Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus


dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Sardiman (2018:89), motivasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu motivasi


intrinsik dan ekstrinsik.

a) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.

b) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya


karena adanya rangsangan dari luar.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Menurut Syamsu Yusuf dalam skripsi Rima Rahmawati (2016:17), motivasi belajar
dapat timbul karena beberapa faktor, yaitu:

a) Faktor internal
• Faktor fisik, merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan
penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan dan fungsi-
fungsi fisik terutama panca indera.

• Faktor psikologis, merupakan faktor intrinsik yang berhubungan dengan


aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktifitas belajar pada
siswa. Faktor ini menyangkut kondisi rohani siswa.

b) Faktor eksternal
• Faktor sosial, merupakan faktor yang berasal dari manusia disekitar
lingkungan siswa. Meliputi guru, teman sebaya, orang tua, tetangga dan lain
sebagainya.

• Faktor non sosial, merupakan faktor yang berasal dari kondisi fisik disekitar
siswa. Meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang
atau malam), tempat (sepi, bising atau kualitas sekolah tempat siswa
belajar), dan fasilitas belajar.

b. Daya Serap Belajar


Daya serap belajar adalah Kemampuan atau kekuatan untuk belajar melakukan
sesuatu, untuk bertindak dalam menyerap. Jadi, yang dimaksud dengan Perbedaan
daya serap belajar siswa adalah kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu,
untuk bertindak dalam menyerap pelajaran oleh setiap siswa. Pada diri siswa terdiri
berbagai daya serap, yaitu antara lain daya mengingat, berfikir, merasakan, kemauan,
dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Tiap orang memiliki
daya-daya tersebut, hanya berbeda kekuatannya saja. Agar daya-daya itu berkembang
(terbentuk) dengan baik maka daya-daya itu perlu dilatih, sehingga dapat berfungsi
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sering terjadi, melempemnya daya serap
siswa di sekolah disebabkan mereka tidak biasa dengan budanya sekolah sehingga
mereka lambat dalam menyikapinya.

c. Karakteristik Siswa MTs Husnul Khotimah


Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia
sekolah madrasah tsanawiyah (MTs) berada pada tahap perkembangan pubertas
(10-14 tahun). Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia MTs ini,
yaitu:

1) Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan


2) Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder

3) Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan


bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan
dan bantuan dari orangtua

4) Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan


kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa

5) Mulai mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan sifat kemurahan


dan keadilan Tuhan

6) Reaksi dan ekspresi emosi masih labil


7) Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang
sesuai dengan dunia social

8) Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.


d. Sarana Belajar
sarana belajar adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai
makna dan tujuan. sarana prasarana belajar merupakan suatu fasilitas yang diperlukan
bagi siswa dalam mencapai tujuan belajar melalui kegiatan belajar dalam bentuk
penyelidikan dan penemuan untuk mendapatkan pemahaman tentang masalah-
masalah yang dipelajari.

e. Metode Pengajaran

1) Pengertian Metode Pengajaran

metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan suatu
pembelajaran agar dapat dengan mudah dipahami oleh siswa

2) Jenis Metode Pengajaran


a) Metode Ceramah

b) Metode Demonstrasi
c) Metode Latihan

d) Metode Diskusi
3) Waktu Belajar

Belajar suatu proses yang dialami oleh siswa, sukses atau tidaknya proses belajar
tersebut tergantung pada banyak factor, salah satu dari sekian banyak factor
adalah waktu belajar mereka. Kapan waktu yang tepat untuk belajar dan
bagaimana memanfaatkannya agar efektif. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kemudian diserap ke dalam bahasa
Indonesia dan diartikan dengan seluruh rangkaian saat, ketika proses perbuatan
berlangsung dan keadaan berada, lamanya kesempatan, atau saat yang Menurut
Siswanto, Terminologi waktu banyak digunakan pada beberapa disiplin ilmu
diantaranya Pelajaran Bahasa Arab, psikologi dan juga tasawuf. Di madrasah, pagi
dimulai dari pukul 6.30 sampai 12.00, siswa yang bersekolah di sekolah yang
mengadakan pembelajaran 2 sesi, waktu belajar pagi akan dimulai pada pukul
06.30 sampai 12.00. Jadi waktu belajar pagi adalah saat dimana seorang siswa
belajar bermakna, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa yang
dilakukan antara pukul 06.30 sampai pukul 12.00. Pagi hari adalah saat dimana
suasana masih segar dan tidak panas, sehingga banyak siswa yang lebih memilih
belajar pada pagi hari dengan alasan lebih segar sehingga bisa lebih konsentrasi
khususnya untuk belajar Matematika. Siang adalah lawan dari malam. Di sekolah,
siang dimulai dari pukul 12.00 sampai 17.30, siswa yang bersekolah di sekolah
yang mengadakan pembelajaran 2 sesi, waktu belajar siang akan dimulai pada
pukul 12.00 sampai 17.30. Jadi waktu belajar siang adalah saat dimana seorang
siswa belajar bermakna, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa
yang dilakukan antara pukul 12.00 sampai pukul 17.30. Siang hari adalah saat
dimana kondisi siswa sudah mengantuk dan lelah karena pada pagi hari sudah
beraktifitas ditambah lagi udara sudah panas, sehingga banyak siswa yang sudah
tidak maksimal dalam pembelajaran.

f. Lingkungan Pembelajaran
1) Pengertian Lingkungan Belajar
Kondisi lingkungan belajar yang kondusif, baik lingkungan belajar, lingkungan
sekolah maupun lingkungan masyarakat akan menciptakan katenangan dan
kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih mudah untuk
menguasai materi belajar secara maksimal

2) Jenis-jenis Lingkungan Belajar

a) Lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai