PENDAHULUAN
belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut peserta didik secara
pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan amanat
pendidikan.
Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar serta tempat menerima dan
membri pelajaran. Sekolah juga merupakan institusi yang direncangkan untuk membawa
siswa pada proses belajar (Daryanto, 1997). Pembelajaran merupakan pemerolehan ilmu
pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan
mata pelajaran dan keterampilan yang harus peserta didik kuasai demi mencapainya tujuan
pendidikan di Indonesia.
Belajar adalah perubahan tingkah laku berkat latihan dan pengalaman belajar
yang dilakukan manusia merupakan kegiatan dari hidupnya, berlangsung seumur hidup,
kapan saja, dan dimana saja. baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tak
dapat ditentukan sebelumnya (Hamalik 2019:47). Sikap minat dan motivasi merupakan
faktor internal psikologi yang sangat berperan dalam proses pembelajaran. Seorang siswa
1
tekun belajar atau tidak sangat tergantung pada sikap, minat dan motivasi yang ada pada
dirinya (Sabri 2017:). Tindakan motivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan
disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh
karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami
benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan
dimotivasi.
Masalah lemahnya motivasi siswa dalam belajar pada saat proses pembelajaran
pendidikan agama kristen terlihat dari pertama yaitu seperti kurang aktifnya siswa jika
diberikan pertanyaan, dan ketika guru sedang menjelaskan, siswa sibuk berbicara dengan
temannya. Kedua, ketika siswa diberikan diskusi siswa terlihat kurang menanggapi
dengan apa yang telah dijelaskan oleh guru sehingga siswa selalu meminta guru
menjelaskan berulang-ulang kali ketiga, siswa jika diberi persoalan atau permasalahan
yang harus ditanggapi, siswa sangat sulit dalam memberikan pendapatnya untuk
memecahkan masalah tersebut. Karena hal itulah, terdapat siswa yang tidak tuntas dalam
Oleh sebab itu, motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Dengan
adanya motivasi, semangat belajar siswa jadi terdorong dan tergerak untuk menjadi lebih
baik sehingga tujuan yang diinginkan oleh peserta didik dapat tercapai sesuai dengan
tujuan pendidikan. Untuk itu, pada penelitian ini penulis ingin meneliti bagaimana
motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran pada bidang studi pendidikan agama
Agama Kristen bukan mata pelajaran sejarah seperti bidang studi lainnya. Maka hal yang
sangat substansial yang harus dipelajari adalah bagaimana penanaman moral pada siswa
2
sejak dini. Karena motivasi merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses
belajar. Maka motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
Motivasi dalam proses belajar siswa harus diperhatikan dengan seksama, sehingga
siswa mempunyai motivasi dan minat untuk mengikuti proses pembelajaran pendidikan
agama kristen. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen diamati bahwa
masih banyak kendala yang dihadapi siswa dan guru, diantaranya guru mata pelajaran
pendidikan agama kristen masih mengalami kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk
terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan bahan pelajaran. Selain itu pula
ada sebagian siswa memandang mata Pelajaran Pendidikan Agama kristen sebagai mata
pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis. Akibatnya ketika siswa mengikuti
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen mereka merasa biasa-biasa saja dan tidak
menganggap penting mata pelajaran tersebut. Sehingga siswa sering berbicara sendiri
dikarenakan ketika para observasi terdapat masalah yang sering dialami siswa yaitu salah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik
untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul Analisis Motivasi Belajar Siswa pada
2021/2022
3
1.2. FOKUS MASALAH
Adapun fokus masalah yang diterapkan oleh Peneliti yaitu menganalisis motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SD GMIT 43 Kalunan
Kabupaten Alor.
peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana motivasi belajar siswa dalam pada mata
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis motivasi belajar siswa pada mata
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi pihak lain,
antara lain:
2. . Dalam kasus sekolah, dikumpulkan informasi tentang motivasi belajar siswa dalam
4. Bagi Almamater, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
4
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. MOTIVASI
Motif berasal dari bahasa latin movere yang artinya bergerak. Dalam motivasi
mengarahkan dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku individu terhadap belajar
(Dimyati dan Mujionon (2006:80). Dalam kamus besar bahasa indonesia, istilah
motivasi adalah sebab yang mendorong tindakan seseorang atas dasar pemikiran atau
pendapat tentang sesuatu yang menjadi topik. Motivasi adalah daya penggerak atau daya
tarik yang menyebabkan perilaku seseorang menuju tujuan tertentu. Motivasi terkait
penggerak dalam sdiri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai. Motivasi belajar adalah kemampuan internal yang terbentuk secara alami yang
mengontrol proses belajar, dan memberikan tugas-tugas belajar yang bermanfaat dan
sesuai dengan kebutuhan pribadi ( McCombs 1991). Motivasi belajara adalah keseluruan
5
Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi ini merupakan dorongan atau usaha
sesuatu dengan tujuan dan orang tertentu. motivasi berkaitan dengan tujuan, motif dan
Ada beberapa teori yang berbicara tentang motivasi (Purwanto 2008) yaitu
sebagai berikut:
1. Teori Hedonisme
Hedonisme adalah aliran filsafat yang tujuan utamanya dalam hidup adalah mencari
2. Teori Insting
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan, yang nafsu utamanya disebut juga
naluri:
Teori ini berasumsi bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak didasarkan pada
naluri, tetapi pada perilaku yang dipelajari dari budaya lokal. Oleh karena itu, ia
Teori Penggerak adalah kombinasi antara naluri dan teori reaksi yang dipelajari.
6
5. Teori Kebutuhan
Teori ini menetapkan bahwa tindakan manusia pada dasarnya diarahkan pada
Secara umum para ahli hasil belajar mengklasifikasikan motivasi menjadi dua
jenis, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. (Syah, 1999) mengatakan bahwa
motivasi secara umum digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: (a) motivasi instrinsik dan
a. Motivasi Instrinsik
tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa
yang menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, orang
didorong untuk berperilaku menuju tujuan tertentu tanpa dorongan eksternal. Menurut
pendapat sebelumnya dapat dikatakan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi dalam
situasi belajar yang timbul dari kebutuhan dan tujuan siswa itu sendiri, yaitu motivasi
intrinsik tidak memerlukan rangsangan dari luar, tetapi berasal dari siswa itu sendiri.
siswa yang bekerja secara intrinsik dapat diakui atas kerja kerasnya dalam
menyelesaikan tugas belajar, karena mereka harus dan ingin mencapai tujuan belajar
yang sebenarnya. Motivasi instrinsik dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan
adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan itu sendiri
7
Pada dasarnya, peserta didik belajar didorong oleh keinginan sendiri maka peserta
didik secara mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-
mempunyai motivasi instrinsik karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan
kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan. Motivasi instrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan karena
1. Minat
minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai
partisipasi dan keaktifan dalam mencari pengetahuan dan pengalaman tersebut. Minat
belajar dimiliki siswa dapat dilihat dari berbagai macam hal. Pernyataan minat tersebut
menunjukkan bahwa minat belajar siswa diwujudkan antara lain dalam poin-poin
berikut
8
c. Lebih memperhatikan apa yang telah Anda pelajari.
Minat belajar yang tinggi menyebabkan prestasi belajar yang tinggi pula, begitu
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya,
angat penting bagi siswa untuk mempunyai minat belajar tinggi agar bisa mencapai
Keinginan untuk belajar merupakan potensi yang ada pada diri siswa. Potensi ini
harus dipupuk dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif sebagai landasan.
dalam suatu tugas dan pekerjaan atau alasan untuk mencapai kesempurnaan. Motif jenis
ini merupakan unsur kepribadian dan perilaku manusia yang berasal dari dalam diri
orang yang bersangkutan. Motif berprestasi adalah motif belajar untuk meningkatkan
dan mengembangkan dalam proses belajar. Seseorang dengan motif berprestasi yang
pekerjaannya. Menyelesaikan jenis tugas ini bukan karena rangsangan eksternal, tetapi
3. Masuknya ego/ideal
meningkatkan disposisi dan semangat belajar, dalam arti belajar, diikuti dengan reward
keinginan untuk menjadi mimpi. Motivasi belajar membangkitkan keinginan pada diri
9
anak sejak bayi, misalnya keinginan untuk belajar membaca, dari keinginan tersebut
anak akan aktif belajar dan kemudian bermuara pada cita-cita dalam hidup.
Perumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa merupakan alat motivasi
yang sangat penting, karena memahami tujuan yang ingin dicapai oleh anak-anak
dianggap sangat berguna dan bermanfaat dan hal ini membangkitkan semangat belajar
kemauan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh stimulus atau stimulus dari luar.
Stimulasi eksternal dapat berupa pujian, kritik, penghargaan, hukuman, dan teguran
oleh guru. Menurut (Sardiman, 2006), motivasi ekstrinsik adalah suatu motif yang aktif
dan fungsional karena adanya rangsangan atau rangsangan dari luar. Bagian terpenting
dari motivasi ini adalah belajar untuk mengetahui sesuatu tetapi ingin menjadi baik
ekstrinsik juga sangat diperlukan oleh peserta didik dalam pembelajaran karena adanya
kemungkianan perubahan keadaan peserta didik dan juga faktor lain seperti kurang
menariknya proses belajar mengajar bagi peserta didik. Motivasi ekstrinsik dan
instrinsik harus saling menambah dan memperkuat sehingga individu dapat mencapai
10
2.1.4 Prinsip-Prinsip Motivasi
Beberapa prinsip yang ada di dalam motivasi (Hanafiah 2009: 27) adalah sebagai
berikut:
a. Siswa memiliki prinsip yang berbeda tergantung pada pengaruh lingkungan internal
dan eksternal.
d. Motivasi belajar intrinsik siswa lebih baik daripada motivasi ekstrinsik, meskipun
f. Motivasi belajar siswa berkembang bila disertai dengan tujuan yang jelas.
Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan
dengan adanya motivasi ini kemungkinan besar hasil belajar siswa akan tercapai, siswa
dengan motivasi belajar yang kuat dan jelas pasti akan bekerja keras dan berhasil dalam
studinya. Hal ini karena ada tiga fungsi motivasi sebagai berikut (Sabri 1995:86),
yaitu:.
senantiasa seleksi dan tetap terarah pada tujuan yang ingin dicapainya.
11
2.6 Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:89-92) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-
cita siswa untuk menjadi seseorang akan memperkuat semangat belajar dan
maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan Belajar
aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa misalnya pengamatan, perhatian, ingatan,
daya pikir dan fantasi di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan
berfikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya konkrit
(nyata) tidak sama dengan siswa yang berfikir secara operasional (berdasarkan
mempunyai motivasi belajar yang tinggi biasanya akan memperoleh kesuksesan yang
lebih.
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik jadi kondisi siswa
Kondisi lingkungan merupakan unsur unsur yang datangnya dari luar diri siswa.
Lingkungan siswa juga sebagaimana lingkungan individu siswa pada umumnya ada
12
tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Jadi lingkungan yang
menghambat atau mendukung berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat
dilakukan misalnya guru dengan mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menampilkan diri yang menarik agar siswa termotivasi dalam belajar.
proses belajar mengajar tidak stabil kadang lemah, bahkan kadang tidak sama sekali.
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru membelajarkan siswanya dalam
13
2.2. BELAJAR
Secara umum, belajar adalah fase yang relatif permanen dari perubahan perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
perilaku dan pribadi. Belajar adalah kegiatan mental/psikologis yang berlangsung dalam
dan sikap.
yang disebabkan oleh pengalaman berulang dalam situasi di mana perubahan perilaku
tidak dapat dijelaskan atau oleh kecenderungan reaksi bawaan, adaptasi atau keadaan
yang salah arah seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan dan lain sebagainya (Purwanto:
84). Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, secara umum dapat
dipahami bahwa belajar adalah suatu fase perubahan pada semua perilaku individu yang
berlangsung secara laten sebagai akibat dari pengalaman dan interaksi dengan
Ada beberapa teori tentang yang mendefenisikan belajar. Teori-teori tersebut adalah:
a. Arus perilaku
Dari sudut pandang para ahli, perilaku adalah perubahan perilaku sebagai akibat
interaksi antara rangsangan dan reaksi (Gredler, 2019: 42). Menurut behaviorisme,
b. Aliran Kongnitif
14
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan
proses berfikir yang sangat kompak. Menurut teori ini ilmu pengetahuan dibangun
c. Aliran Humonisme
Proses belajar itu sendiri pasti berujung pada amnesia. Teori ini lebih tertarik pada
gagasan belajar dengan cara belajar yang paling ideal, wajar jika teori ini sangat
serbaguna, teori apa pun dapat digunakan untuk tujuan memanusiakan (Riyanto,
2012 : 6-17).
Ada bebrapa tujuan dari belajar. Adapun tujuan dari belajar (Dalyono, 2007 : 48)
yaitu:
a. Belajar harus dikuasai dan diarahkan. Tujuan akan membimbingnya dalam belajar
b. Belajar membutuhkan bimbingan dari orang tua, dari pendidikan, atau dari buku
15
d. Belajar membutuhkan latihan dan pengulangan untuk menguasai apa yang dipelajari.
e. Belajar adalah proses aktif di mana saling mempengaruhi antara siswa dan
lingkungannya diaktifkan.
f. Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai
tujuan
Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
untuk mendewasakan orang atau kelompok itu melalui pengajaran dan pelatihan.
berdasarkan Kristus dan orang-orang kudus yang disejajarkan dengan Roh yang
pembelajaran. Alami kehendak Tuhan untuk mendorong gereja bertumbuh dalam iman
( Lirik, 2006).
perjanjian lam pada hakikatnya dasar-dasar terhadap pada sejarah suci purbakala,
bahwa Pendidika Agama Kristen itu mulai sejak terpangginya Abraham menjadi
nenek moyang umat pilihan Tuhan, bahkan bertumpu pada Allah sendiri karena Allah
berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudur, yang
16
membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa
kini ke arah mengenalan rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap
aspek kehidupan, dan melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat
pada Kristus Sang Guru Agama dan perintah yang mendewasakan pada murid ( Paulus
Lirik, 2006). Pengertian pendidikan agama Kristen adalah kegoatan politis bersama
pada peziarah dalam waktu yang secara sengaja bersama mereka memberi perhatian
pada kegiatan Allah dimasa kini kita, pada cerita iman Kristen, dan visi kerajaan
yang sejati di dalam Yesus Kristus sehingga mereka dapat masuk ke dalam persekutuan
yang hidup dengan Allah di bawah bimbingan Roh Kudus. Hal ini diungkapkan dalam
tujuan Pendidikan Agama Kristen bukanlah pergumulan kini tetapi berlangsung dalam
Tujuan Pendidikan Agama Kristen telah berkembang dari waktu ke waktu, terutama
mata pelajaran pendidikan digunakan sebagai ilmu itu sendiri. Namun, dari karya dan
17
dirumuskan agar siswa dan orang dewasa sadar akan keadaan mereka yang sebenarnya,
yaitu orang berdosa. Dengan kata lain, tujuan Pendidikan Agama Kristen Marthen
Luther adalah untuk secara teratur dan teratur melibatkan semua anggota gereja,
terutama mereka yang mudah belajar, sehingga mereka dapat menyadari dosa-dosa
mereka dan menikmati firman Yesus Kristus. yang memberi mereka sumber iman,
terutama pengalaman doa, firman Allah. Tuhan, Alkitab dan berbagai budaya sehingga
mereka dapat membantu orang lain, termasuk masyarakat dan negara, dan secara
Luther, 2002).
Pendidikan Kristen adalah proses penanaman roh orang percaya dengan Firman
Tuhan di bawah bimbingan Roh Kudus melalui pengalaman belajar yang dipimpin
kepada Yesus Kristus. Dalam bentuk tindakan saling mencintai. Tujuan pendidkan
Kekristenan mendidik semua anggota gereja dalam studi cerdas Alkitab yang diarahkan
Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari dan untuk hidup bertanggung jawab.
sebagai lambang rasa syukur bagi orang-orang pilihan di dalam Yesus Kristus.
Tujuan utama Pendidikan Kristen ialah bahwa peserta didik untuk mengalami
ketaatan serta mampu mempraktekkan imannya dalam kehidupan sehari hari. Selain
tujuan diatas, ada pula tujuan Pendidikan Kristen di sekolah. Dalam konteks ini,
18
terdapat perbedaan pandangan tentang tujuan Pendidikan Kristen menurut kurikulum
negara, karena dalam kurikulum negara tujuan Pendidikan Kristen dirumuskan dari
sekolah dasar hingga universitas. Itu dirinci dalam kurikulum pemerintah. Standar
Kompetensidan Kompetendi Dasar dan indikator. Oleh karena itu, pembahasan tentang
makna Pendidikan Kristen dalam bahasa ini nantinya akan mengungkapkan pandangan
sesuai kurikulum Pemerintah RI, akan dibahas tujuan Pendidikan Kristen di sekolah
berdasarkan rumusan tujuan atau standar kompetensi yang dikeluarka pemerinta. Dan
sejauh mana isi kurikulum itu mempengaruhi siswa Kristen terhadap berbagai
yang ditentukan, melangkah lebih jauh. Melalui pendidikan Kristen, siswa diharapkan
bertumbuh dalam pemahamannya tentang Tuhan dan mampu hidup sebagai murid
Kristus. Oleh karena itu, sekolah Kristen merupakan instrumen strategis bagi
masyarakat Indonesia.
Pendidikan Kristen harus ditanggapi dengan serius, siswa yang telah mengikuti
terpenting dalam hidupnya. Faktor yang sangat penting dalam keberhasilan Pendidikan
Kristen di sekolah adalah guru Pendidikan Kristen. Oleh karena itu, dalam memenuhi
untuk menjadi alat yang berguna di pusat Tuhan. Guru bertanggung jawab kepada
Tuhan, sekolah, gereja, dan masyarakat. Pendidikan Kristen harus mampu menjadikan
19
peserta didik menjadi pribadi yang terbuka dan mampu hidup dalam masyarakat yang
bahwa pendidikan umum dan agama di sekolah adalah dua hal yang tidak
b. Ketika Gereja tidak dapat membiayai pekerjaan Sekolah Minggu dan Sekolah
Kristen dalam skala besar. Pendidikan Agama Kristen akan memiliki banyak
c. Dengan tujuan pengajaran agama dalam RPP, agama secara otomatis ditempatkan
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskripsi, yaitu data yang
penelitian yang menghasilkan deskripsi verbal atau verbal tentang data orang dan
faktual, dan akurat tentang waktu dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang lebih
jelas, lengkap, serta memungkinkan dan muda lagi peneliti untuk melakukan penelitian
observasi. Oleh karna itu, aka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah tempat dimana
penelitian akan dilakukakan. Dalam hal ini, lokasi penelitian terletak di SD GMIT
21
3.3 Subjek Penelitian
dalam pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dari kegiatan guru saat mengajar
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD GMIT 43 Kalunan terdiri dari 2
Yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data ketika metode merangkum, tidak dapat
dilakukan pada objek yang terlihat, tetapi dapat dibuktikan penggunaannya (Arikonto,
2002). Dalam pengumpulan data ini, peneliti mendekati subjek penelitian secara
langsung untuk mendapatkan data yang valid, dengan menggunakan metode sebagai
berikut:
3.4.1 Observasi
secara sistematis terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek yang diteliti.
pelaksanaan pemebelajaran Agama Kristen interaksi guru dan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar keadaan SD GMIT 43 Kalunan, keadaan sarana dan prasarana yang
dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, serta keadaan siswa, guru dan karyawan
di SD GMIT 43 Kalunan.
22
3.4.2 Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua
yang diwawacara (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam hal
masalah dan pertanyaannya sendiri untuk menemukan jawaban atas hipotesis yang
hubungan yang baik sehingga informan yang berkolaborasi merasa bebas dan
informan. Itu yang dimaksudyang terlalu meleba. Selain itu juga digunakan sebagai
patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang muncul
3.4.3 Dokumentasi
seperti buku, majalah, dokumen, tata cara, notulen rapat, catatan harian, dan lain-lain.
pembelajaran Kristen, antara lain: kurikulum, RPP, dokumen penilaian, buku referensi
23
pendidikan agama Kristen, kalender kegiatan pembelajaran, daftar nama tunanetra,
lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis telah dimulai
berlangsung terus sampai penulisan hasil peneliian. Namun dalam penelitian kualitatif,
proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data ( Sugiono,
2008).
Analisis data Ada tiga versi alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data,
catatan lapangan. Pengurangan terus dilakukan sejak data dikumpulkan, mulai dari
pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif,
24
3. Penarikan kesimpulan atau pengungkit merupakan kegiatan akhir penelitian
kualitatif. Peneliti harus sampai pada ksimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari
segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh te[at penelitian itu
dilaksanakan. Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus uji kebenaran,
makna, ia harus menggunakan pendekatan emi, yaitu dari kaca mata, dan bukan
penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian atau alat penelitian adalah
penelitiitu sendiri. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Penelitian
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono,
2018:).
25
BAB IV
tenggara timor lembaga tersebut terletak di Jl. Maliele RT: 03 RW: 01 Desa
1 I 17 17 34
2 II 14 4 28
3 III 15 7 22
4 IV 14 9 23
5 V 14 11 25
6 VI 16 14 30
26
4.2.1. Motivasi instrinsik yang dimiliki oleh siswa SD GMIT 43 kalunan
Menurut K salah satu siswa dalam wawancara: Iya, saya senang karena saya
dari awal berkeinginan sekolah di sini. Jadi, memang minat saya sudah keinginan
Menurut SR salah satu guru dalam wawancara : Kalau menurut saya cukup
baik meskipun ada beberapa siswa yang motivasi belajarnya kurang, tapi kami
sebagai guru berusaha agar anak didik kami memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Minat siswa memang mempengaruhi, minat dia masuk sekolah sini. Kalau awalnya
Minat siswa terhadap sekolah juga ikut pengaruh. Minat siswa untuk masuk di SD
GMIT 43 Kalunan berasal dari diri sendiri, yaitu keinginan untuk masuk ke SD
Minat siswa untuk masuk SD GMIT 43 Kalunan berasal dari diri sendiri,
kegiatan akademik dan non akademik yang ada di sekolah. Siswa yang mempunyai
minat tinggi mengikuti pelajaran dengan serius, aktif, dan rajin mengerjakan tugas
tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat dilihat salah satunya berdasarkan nilai
ulangan harian yang diperoleh siswa. siswa yang memiliki minat tinggi dalam
27
dapat dikatakan baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat kurang
dalam belajar.
Menurut SR salah satu guru dalam wawancara: Kalau saya sebagai guru
mengatasinya dengan cara memberikan masukan, arahan kepada mereka agar lebih
giat belajar agar prestasinya lebih baik lagi. Selain itu juga adanya pemberian nilai
tugas dan ulangan juga salah satu upaya untuk siswa kita, jadi untuk memacu siswa
giat belajar. Kemudian adanya remidi juga kita jadikan pemacu juga. Motivasi
oleh guru untuk tugas, ulangan harian, dan ulangan semester. Adanya remidi atau
perbaikan nilai juga sebagai motivasi ekstrinsik siswa, bagi beberapa siswa yang
sungguhsungguh. Tetapi ada juga siswa yang tidak mempedulikan hasil belajarnya
Motivasi ekstrinsik yang dimiliki siswa SD GMIT Kalunan adanya nilai yang
diberikan oleh guru untuk tugas, ulangan harian, dan ulangan semester. Adanya
remidi atau perbaikan nilai juga sebagai motivasi ekstrinsik siswa, bagi beberapa
siswa yang tidak menginginkan mengikuti remidi menjadi lebih semangat untuk
belajar sungguhsungguh. Tetapi ada juga siswa yang tidak mempedulikan hasil
28
4.2.3 Faktor-faktor yangmempengaruhi motivasi belajarsiswa di SD GMIT 43
Kalunan
Menurut T salah satu siswa dalam wawancara: Pernah, soalnya gurunya galak
dalam mengajar, jadi membuat malas ikut mata pelajarannya. Selain itu T juga
nilai yang baik. Tapi mereka tidak memberi semua fasilitas yang dibutuhkan.
Menurut V salah satu siswa dalam wawancara: Soalnya kami tidak suka pada
guru yang mengajar mata pelajaran tersebut gurunya galak dan jadi kami kurang
lain juga seperti itu, dan kalau ulangan pasti kebanyakan remidi jadi saya merasa
berbagai faktor sehingga motivasi belajar siswa yang satu dengan lain berbeda.
antara lain minat yang dimiliki oleh siswa terhadap sekolah. Kurangnya dukungan
fasilitas yang diberikan oleh orang tua juga mempengaruhi motivasi belajar siswa,
hal ini khususnya orang tua dari siswa kelas KMS, karena keterbatasan ekonomi
sekolah membawa pengaruh negatif kepada siswa lain agar mengikuti tindakan.
sehingga motivasi belajar siswa yang satu dengan lain berbeda. Faktor-faktor yang
29
yang dimiliki oleh siswa terhadap sekolah. Kurangnya dukungan fasilitas yang
diberikan oleh orang tua juga mempengaruhi motivasi belajar siswa, hal ini
khususnya orang tua dari siswa kelas KMS, karena keterbatasan ekonomi sehingga
tahu jika ada kesulitan dan kendala dalam proses pembelajaran hendaknya segera
dalam wawancara: Paling setiap guru memberi motivasi agar siswa rajin belajar,
Menurut SR salah satu guru dalam wawancara: Kalau saya sebagai guru
mengatasinya dengan cara memberikan masukan, arahan kepada mereka agar lebih
giat belajar agar prestasinya lebih baik lagi. Selain itu juga adanya pemberian nilai
tugas dan ulangan juga salah satu upaya untuk siswa kita, jadi untuk memacu siswa
giat belajar, emudian adanya remidi juga kita jadikan pemacu juga.
Menurut K salah satu siswa dalam wawancara: Iya, ada nilai-nilai mata
pelajaran saya menjadi lebih baik lagi. Oh iya, dari pihak guru di sekolah ini juga
sukanya memberikan pujian kepada siswa yang punya nilai bagus, terus objektif
juga kalau ada yang nakal juga diberi hukuman, ya itu jadi termotivasi belajar.
30
Menurut SR salah satu guru dalam wawancara: Kalau saya sebagai guru
mengatasinya dengan cara memberikan masukan, arahan kepada mereka agar lebih
giat belajar agar prestasinya lebih baik lagi. Selain itu juga adanya pemberian nilai
tugas dan ulangan juga salah satu upaya untuk siswa kita, jadi untuk memacu siswa
giat belajar. Kemudian adanya remidi juga kita jadikan pemacu juga kita
memberikan bantuan ke siswa yang nilainya masih kurang kita berikan tambahan
pelajaran secara intensif. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah
tugas harian, ulangan harian, atau ulangan umum semester, memberikan hadiah
kepada siswa yang mendapatkan juara perlombaan antar kelas dan juara kelas, guru
memberikan pujian kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
pada saat pelajaran atau saat mendapatkan nilai yang memuaskan setelah ulangan
atau tugas, memberikan ulangan harian untuk mengetahui seberapa paham siswa
terhadap mata pelajaran yang diberikan dan sebagai evaluasi guru, memberikan
Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan
pada tugas harian, ulangan harian, atau ulangan umum semester, memberikan
hadiah kepada siswa yang mendapatkan juara perlombaan antar kelas dan juara
kelas, guru memberikan pujian kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan pada saat pelajaran atau saat mendapatkan nilai yang memuaskan setelah
31
ulangan atau tugas, memberikan ulangan harian untuk mengetahui seberapa paham
siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan dan sebagai evaluasi guru,
kepada siswa yang prestasinya masih kurang standar, dan memberikan bantuan
32
4.3 Pembahasan
Menurut Sardiman (2014: 73) motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak.
dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan
Sardiman (2014: 89) berpendapat ada dua jenis motivasi yaitu motivasi
a. Motivasi Intrinsik
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
intrinsik dan ekstrinsik yang dimiliki oleh para siswa, antara lain minat siswa untuk
masuk SD GMIT 43 Kalunan berasal dari diri sendiri, yaitu keinginan untuk masuk
akademik yang ada di sekolah. Siswa yang mempunyai minat tinggi mengikuti
pelajaran dengan serius, aktif, dan rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
33
guru. Hal ini dapat dilihat salah satunya berdasarkan nilai ulangan harian yang
diperoleh siswa. siswa yang memiliki minat tinggi dalam belajar di SD GMIT 43
Kalunan cenderung memperoleh nilai ulangan harian yang dapat dikatakan baik
yang diberikan oleh guru untuk tugas, ulangan harian, dan ulangan semester. Adanya
remidi atau perbaikan nilai juga sebagai motivasi ekstrinsik siswa, bagi beberapa
siswa yang tidak menginginkan mengikuti remidi menjadi lebih semangat untuk
belajar sungguh-sungguh. Tetapi ada juga siswa yang tidak mempedulikan hasil
belajarnya di sekolah sehingga sering mengikuti remidi atau perbaikan nilai. Di dalam
kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat
Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah
kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam
menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik Sardiman
a. Dendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
34
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar
akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun
dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. Intensitas seorang siswa akan sangat menentukan
Kalunan
Sekolah merupakan tempat siswa memperoleh ilmu secara formal selain dalam
keluarga dan masyarakat dimana di sekolah beragam status sosial yang berkumpul,
dalam sekolah. Motivasi belajar merupakan peran utama yang harus dimiliki setiap
orang dalam rangka memperoleh ilmu yang baru, seperti halnya dengan motivasi
belajat siswa dalam suatu sekolah nantinya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa
itu sendiri. Halnya dengan motivasi belajar siswa yang ada di SD GMIT 43 Kalunan,
motivasi belajar yang dimiliki bervariasi, ada yang memiliki motivasi belajar tinggi
35
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa diungkapkan oleh Slameto (2013: 54). Slameto membedakan menjadi
a. Faktor Intern:
a. Faktor Jasmaniah:
b. Faktor Kesehatan
c. Cacat Tubuh
b. Faktor psikologis:
1) Inteligensi
2) Perhatian
3) Minat
4) Bakat
5) Motif
6) Kematangan
7) Kesiapan
c. Faktor Kelelahan
a. Faktor Ekstern:
1) Faktor Keluarg
4) Suasana Rumah
36
7) Latar Belakang Kebudayaan
b. Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar
b) Kurikulum
e) Disiplin Sekolah
f) Alat Pelajaran
g) Waktu Sekolah
i) Keadaan gedung
j) Metode Belajar
k) Tugas rumah
c. Faktor Masyarakat
b) Mass media
c) Teman bergaul
belajar siswa di SD GMIT 43 Kalunan antara lain minat siswa pada awal masuk SD
GMIT 43 Kalunan ada yang karena bukan pilihan pertama dia masuk sekolah
tersebut, ada yang minat dari diri sendiri untuk masuk SD GMIT 43 Kalunan, dan ada
juga yang masuk karena keinginan orang tua.Perbedaan minat ini mempengaruhi
37
bagaimana siswa mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan baik di dalam maupun
di luar kelas. Siswa yang mempunyai minat dari dirinya sendiri menunjukkan prestasi
belajar lebih baik dari prestasi belajar siswa yang kurang mempunyai minat untuk
bersekolah di SD GMIT 43 Kalunan, hal ini ditunjukkan dengan nilai ulangan harian
yang diperoleh.
Menurut Slameto (2013: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Selain
minat, kurangnya dukungan fasilitas yang diberikan oleh orang tua juga
mempengaruhi motivasi belajar siswa, hal ini khususnya orang tua dari siswa kelas
fasilitas belajar anaknya di rumah. Faktor dari guru juga mempengaruhi tingkat
motivasi belajar siswa, hal ini berdasarkan wawancara dengan salah satu siswa bahwa
cara mengajar guru yang keras menjadikan siswa tidak menyukai guru dan pelajaran
yang diajarkan sehingga siswa sering mendapatkan nilai yang kurang memuaskan
pada saat ulangan dan sering remidi, serta lebih memilih membolos daripada
mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru yang tidak disuka karena adanya
perasaan takut yang sudah terpikirkan oleh siswa, sehingga menimbulkan kecemasan
apabila mengikuti pelajarannya. Hal ini juga seperti yang diungkapkan Slameto
(2013: 185) bahwa rasa cemas besar pengaruhnya pada tingkah laku siswa.
bagian yaitu kecemasan sebagai suatu sifat, yaitu kecenderungan pada diri seseorang
38
untuk merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya, dan
kecemasan sebagai suatu keadaan, yaitu suatu keadaan atau kondisi emosional
sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan
kekhawatiran yang dihayati secara sadar serta bersifat subyektif, dan meningginya
proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum
dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan
konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya. Siswa yang
tidak dalam hal-hal yang diharapkan pengajar. Siswa cukup bermotivasi untuk
berprestasi di sekolah, akan tetapi pada saat yang sama ada kekuatan-kekuatan lain,
sepermainan di sekolah membawa pengaruh negatif kepada siswa lain agar mengikuti
Sekolah mempunyai peran penting dalam memberikan ilmu kepada siswa baik
akademik maupun nonakademik, oleh karena itu mengupayakan berbagai cara untuk
tetap selalu meningkatkan motivasi belajar siswa agar prestasi belajar yang dimiliki
upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain para guru memberikan
39
masukan-masukan pada siswa yang prestasinya kurang agar rajin belajar, memberi
tahu jika ada kesulitan dan kendala dalam proses pembelajaran hendaknya segera
disampaikan pada guru, sehingga guru dapat membantu, diberi siraman rohani agar
mendekatkan diri pada sang pencipta. Selain upaya dari para guru, pihak sekolah juga
yang dibutuhkan siswa antara lain buku pelajaran, alat-alat praktek mata pelajaran,
Menurut Sardiman (2014: 92) ada beberapa bentuk dan cara untuk
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa
belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.Sehingga siswa
biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilaipada raport angkanya baik.
b. Hadiah
Hadiah merupakan salah satu bentuk untuk dapat meningkatkan motivasibelajar siswa.
c. Saingan/kompetisi
d. Ego-involvement
diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
40
e. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengethaui akan ada ulangan. Oleh karena
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar
meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu
g. Pujian
Pujian adaah untuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus
tepat.
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan
bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip
pemberian hukuman.
Hasrat untuk belajar berarti ada dua unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal
ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk
41
j. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau
minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa akan merupakan alat
motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai,
karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka timbul gairah untuk terus
belajar.
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu antara lain memberikan angka yang
objektif pada tugas harian, ulangan harian, atau ulangan umum semester, memberikan
hadiah kepada siswa yang mendapatkan juara perlombaan antar kelas dan juara kelas,
guru memberikan pujian kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan pada saat pelajaran atau saat mendapatkan nilai yang memuaskan setelah
ulangan atau tugas, memberikan ulangan harian untuk mengetahui seberapa paham
siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan dan sebagai evaluasi guru, memberikan
yang prestasinya masih kurang standar, dan memberikan bantuan kepada siswa-siswa
Peran guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa juga sangat diperlukan.
42
(2014: 141) menyebutkan beberapa aspek utama yang merupakan kecakapan serta
pengetahuan dasar bagi guru. Guru harus dapat memahami dan menempatkan
Teladan dalam hal ini bukan berarti guru harus menyerupai seorang yang istimewa.
Guru tidak perlu menganggap dirinya sebagai manusia super, manusia yang serba tahu
dna tak pernah melakukan kesalahan. Guru harus berlaku biasa, terbuka serta
menghindarkan segala perbuatan tercela dan tingkah laku yang akan menjatuhkan
a. Guru harus mengenal diri siswanya. Bukan saja mengenai sifat dan kebutuhannya
secara umum sebagai sebuah kategori, bukan saja mengenal jenis minat dan
kemampuan, serta cara dan gaya belajarnya, tetapi juga mengetahui secara khusus
didiknya.
b. Guru harus memiliki kecakapan memberi bimbingan. Di dalam mengajar akan lebih
berhasil kalau disertai dengan kegiatan bimbingan yang banyak berpusat pada
emosi, minat dan kecakapan khusus, maupun dalam prestasi-prestasi ekolastik, fisik,
dan sosial. Dengan mengetahui taraf-taraf perkembangan dalam berbagai aspek itu,
maka guru akan dapat menetapkan rencana yang lebih sesuai sehingga anak didik
c. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan di
43
d. Guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang diajarkan.
Hubungan guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar juga merupakan faktor
yang sangat menentukan. Sardiman (2014: 147) mengungkapkan ada cara agar
menciptakan hubungan harmonis antara guru dengan siswa yaitu contact-hours atau jam-
jam bertemu antara guru dengan siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam
mengajar Slameto (2013: 92-95) juga berpendapat bahwa untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar yang efektif dan hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, ada
b) Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar. Variasi metode
diterima siswa, dan kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang sama akan
membosankan siswa.
c) Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah yang memenuhi tuntutan
masyarakat dikatakan bahwa kurikulum itu baik dan seimbang. Kurikulum ini juga
perbedaan dalam beberapa segi misalnya intelegensi, bakat, tingkah laku, sikap. Hal
itu mengharuskan guru untuk membuat perencanaan secara individual pula, agar
44
e) Guru akan mengajar efektif apabila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar.
Dengan persiapan mengajar guru akan mantap di depan kelas, perencanaan yang
matang dapat menimbulkan banyak inisiatif dan daya kreatif guru waktu mengajar,
f) Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada siswa sugesti yang kuat
kepercayaan pada diri sendiri yang kuat, hasrat ingin tahu, dan usaha menambah
Rangsangan yang mengenai sasaran menyebabkan siswa dapat bereaksi dengan tepat
j) Semua pelajaran yang diberikan pada siswa perlu diintegrasikan sehingga siswa
45
l) Guru harus banyak memberi kebebasan pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri,
mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal mana itu
akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang
dikerjakannya dan kepercayaan pada diri sendiri, sehingga siswa tidak selalu
m) Pengajaran Remidial Banyak faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar. Guru
harus perlu meneliti faktor-faktor itu, agar dapat memberikan diagnosa kesulitan
belajar dan menganalisis kesulitan-kesulitan itu. Dari sebab itu guru harus menyusun
memerlukan. Bila semua syarat itu dipenuhi oleh guru waktu mengajar, diharapkan
interaksi mengajar belajar itu meningkat, atau dapat dikatakan guru melaksanakan
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
intrinsik yang dimiliki adalah adanya minat yang tumbuh dalam diri mereka sendiri.
Motivasi ekstrinsik yang dimiliki adalah adanya perolehan nilai yang diberikan
kepada siswa melalui penilaian tugas, ulangan harian, dan ulangan semester, dengan
adanya nilai ini menjadi pemicu untuk dapat bersaing dengan siswa lain, dan adanya
remidi atau perbaikan nilai yang dihindari untuk diikuti oleh siswa.
lain minat siswa masih kurang, kurangnya dukungan fasilitas yang diberikan oleh
orang tua juga mempengaruhi motivasi belajar siswa, hal ini khususnya orang tua dari
siswa kelas KMS, karena keterbatasan ekonomi sehingga belum maksimal dalam
negatif kepada siswa lain agar mengikuti tindakan yang dapat menurunkan prestasi
belajar.
3. Upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SD
GMIT Kalunan antara lain memberikan angka yang objektif pada tugas harian,
ulangan harian, atau ulangan umum semester, memberikan hadiah kepada siswa yang
mendapatkan juara perlombaan antar kelas dan juara kelas, guru memberikan pujian
kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan pada saat pelajaran
47
atau saat mendapatkan nilai yang memuaskan setelah ulangan atau tugas,
memberikan ulangan harian untuk mengetahui seberapa paham siswa terhadap mata
pelajaran yang diberikan dan sebagai evaluasi guru, memberikan hukuman berupa
masih kurang standar, dan memberikan bantuan kepada siswa-siswa yang perlu
5.2 Saran
intelektualnya tidak mudah hilang dan anak-anak juga bisa menghargai oleh sesama
atau teman-temannya.
yang menarik sehingga menciptakan suasana yang baru dan bisa dipahami oleh anak-
48
DAFTAR PUSTAKA
Media.
Cipta.
E.G. Homrighause. 1985. Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Husaini Usman dan Purnomo Setidi Akbar. 2009. Metodologi penetian Sosial, Jakarta: PT
Bumi Aksara.
PT Remaja Rosdakarya.
49
Paulus Lilik Kristanto. 2006. Prisip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta:
Andi.
.(2006). Prinsip dan Praktek PAK Penutupan bagi Mahasiswa Teologi PAK,
Cetakan.
RajaGrafindoPersada.
Cipta.
Sugiono. (2008). Metode penelitian pendekatan kualitatatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nasional.
50
LAMPIRAN
51
Pertanyaan penelitian
1. Observasi meliputi:
yang dilakukanresponden.
52
PERTANYAAN PEDOMAN WAWANCARA
10. Motivasi belajar intrinsik apa saja yang mendasari siswa belajar di SD GMIT
Kalunan?
11. Motivasi belajar ekstrinsik apa saja yang mendasari siswa belajar di SD GMIT 43
Kalunan?
12. Bagaimana peran guru tersebut dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan
13. Apa saja hambatan yang ditemukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
di SD GMIT 43 Kalunan?
14. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ditemukan
15. Apakah ada evaluasi dari pihak sekolah terhadap kinerja guru-guru di sekolah ini?
16. Bagaimana peran kepala sekolah dalam menunjang peningkatan motivasi belajar
53
17. Langkah strategi apa yang dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan
54
Lampiran 2.1
Keterangan : A : Asih
R : Rebeka
R : Saya mulai mengajar di sekolah ini mulai Maret 2010, kurang lebih sudah 11
tahun
masukan pada anak-anak agar mereka dalam proses belajar mengajar mempunyai
A : Apakah pembelajaran di sekolah ini menurut Ibu sudah sesuai dengan kurikulum
yang ada?
R : Menurut saya sudah cukup sesuai sekarang dari pada saat awal menggunakan
A : Apakah ada kendala pada saat penggunaan kurikulum yang ada? Jika ada apa
saja kendalanya?
R : Iya ada kendala di awal... Kendalanya pada buku-buku bacaan yang masih
sangat minim.
55
A : Bagaimana cara ibu guru dalam mengatasi kendala-kendala yang ada?
siswa
R : Menurut saya motivasi belajar siswa di sekolah ini ada yang tinggi dan rendah.
Soalnya pembagian kelas di sekolah ini menjadi dua: regular (biasa), dan KMS
(Program Pemerintah Daerah). Minat siswa terhadap sekolah juga ikut pengaruh
prestasi siswa?
memberi tahu jika ada kesulitan dan kendala dalam proses pembelajaran
siswa?
R : Menurut saya, sebagai guru hambatan yang ada itu terjadi pada diri siswanya
yang kurang termotivasi untuk belajar, mereka berfikir yang penting sekolah dan
A : Bagaimana cara mengatasi hambatan yang ada untuk memotivasi siswa agar
R : Paling setiap guru memberi motivasi agar siswa rajin belajar, diberi siraman
rohani agar mendekatkan diri pada sang pencipta. Jika dari pihak sekolah
56
A : Apakah ada evaluasi dari pihak sekolah mengenai kinerja guru?
R : Ada evaluasi dari sekolah, biasanya tiap enam bulan sekali atau 1 semester
diadakan supervisi dari kepada sekolah, tapi tidak semua guru ikut cuma tim
supervisinya saja.
57
Lampiran 2.2
Keterangan : A : Asih
SR : Susana
SR : Kalau sekarang sudah cukup sesuai, dari pada saat awal penggunaan kurikulum
prasarananya.
SR : Sebelum mengajar kami mencari materi yang akan diajarkan pada siswa, sering
memberikan penjelasan materi yang ada pada saat jam pelajaran berlangsung.
SR : Kalau menurut saya cukup baik meskipun ada beberapa siswa yang motivasi
belajarnya kurang, tapi kami sebagai guru berusaha agar anak didik kami
58
memiliki motivasi belajar yang tinggi. Minat siswa memang memperngaruhi ya,
minat dia masuk sekolah sini. Kalau awalnya memang sudah ada niatan ke SD
SR : Kalau hambatannya pasti ada, diantaranya dari siswanya sendiri yang kurang
termotivasi dalam belajar. Kebanyakan dari mereka berfikir yang penting sekolah
SR : Kalau saya sebagai guru mengatasinya dengan cara memberikan masukan, arahan
kepada mereka agar lebih giat belajar agar prestasinya lebih baik lagi. Selain itu
juga adanya pemberian nilai tugas dan ulangan juga salah satu upaya untuk siswa
kita ya, jadi untuk memacu siswa giat belajar. Kemudian adanya remidi juga kita
jadikan pemacu juga . Kita juga memberikan bantuan ke siswa yang nilainya masih
Lampiran 2.3
59
Sumber Data (Informan) : Lasarus (Siswa Kelas IV)
Keterangan : A : Asih
L : Lasarus
A : Apakah adik sekolah di sini karena keinginan sendiri atau orang tua?
L : Menurut saya kurang disiplin, soalnya masih ada beberapa siswa yang
A : Mengapa masih ada siswa yang membolos pada saat jam pelajaran?
L : Karena ada yang kurang suka pada gurunya pada cara mengajarnya mata
A : Apakah ada perbedaan guru mengajar pada siswa kelas regular dan KMS?
L : Menurut saya sebagai siswa reguler memang dibedakan, kalau di kelas KMS
60
A : Apakah ada dukungan dari orang tua untuk mendapatkan prestasi yang lebih
baik?
L : Kalau orang tua saya sangat mendukung dalam setiap kegiatan yang bisa
meraih prestasi yang lebih baik. Misalnya dengan les di luar jam sekolah
Lampiran 2.4
61
Sumber Data (Informan) : Tarsia Manimoy (Siswa Kelas IV)
Keterangan : A : Asih
T : Tarsia
A : Apakah kamu sekolah di sini karena keinginan sendiri atau orang tua?
keinginan atau cita-cita saya tapi karena nilai yang kurang dan biaya dari orang
T : Ya… karena saya belajarnya yang kurang tekun dan kan selalu ada
perbaikan nilai jadi saya merasa tenang yang penting tuntas nilainya.
T : Menurut saya masih kurang disiplin karena kita masih bisa bolos pada jam
pelajaran berlangsung
T : Pernah, soalnya gurunya galak dalam mengajar, jadi membuat malas ikut mata
pelajarannya
A : Apakah ada dukungan dari orang tua untuk meningkatkan prestasi belajar?
62
T : Kalau dukungan, disuruh belajar agar dapat nilai yang baik iya. Tapi mereka
T : Iya …ada perbedaan siswa reguler lebih semangat belajar ketimbang kami yang
KMS soalnya fasilitas yang mereka punya memadahi, seperti buku-buku bacaan,
Lampiran 2.5
63
Waktu dan Tanggal : Jum’at, 22 Juli 2021, Jam: 09.10 WIB
Keterangan : A : Asih
K : Kornalia
K : Iya, saya senang karena saya dari awal berkeinginan sekolah di sini. Jadi,
K : Kalau menurut saya cukup disiplin soalnya jika kita melanggar peraturan ada
sanksinya.
K : Cukup baik, nilai yang saya dapat rata-rata 90 tetapi ada nilai yang buruk
matematika 40.
K : Saya kurang suka pelajaran matematika soalnya gurunya galak dan cara
A : Apakah ada dukungan dari orang tua kamu untuk meningkatkan prestasi atau
K : Orang tua saya sangat mendukung dan menyuruh saya ikut bimbingan belajar
di luar sekolah
64
A : Apakah ada perbedaan prestasi di sekolah setelah mengikuti bimbel di luar
sekolah?
K : Iya, ada nilai-nilai mata pelajaran saya menjadi lebih baik lagi. Oh iya, dari
pihak guru di sekolah ini juga sukanya memberikan pujian kepada siswa yang
punya nilai bagus, terus objektif juga kalau ada yang nakal juga diberi hukuman,
Lampiran 2.6
Keterangan : A : Asih
V : Venesia
V : Saya kurang senang soalnya awalnya saya kurang minat sekolah di sini.
V : Menurut saya kurang disiplin, soalnya kami masih bisa bolos pada saat
A : Apa yang membuat kalian bolos pada saat jam pelajaran berlangsung?
V : Soalnya kami tidak suka pada guru yang mengajar mata pelajaran tersebut gurunya
galak dan jadi kami kurang suka jadinya memilih untuk bolos.
A : Apakah ada dukungan dari orang tua mengenai belajar kamu di sekolah?
V : Orang tua biasanya asal kami berangkat sekolah terus nanti naik kelas dan lulus.
V : Soalnya teman-teman kelas yang lain juga seperti itu, dan kalau ulangan pasti
A : Apakah guru memberikan kelas tambahan agar kalian tidak selalu remidi pada saat
ulangan?
66