Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 1 RENGAT

OLEH:

HUMAIRANI

NIM. 12010126551

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1443 H/2022 M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya
manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Yang mana tujuan dari Pendidikan adalah
menjadikan manusia seutuhnya. Belajar berlangsung sepanjang hayat, berlangsung di rumah, di
sekolah, di unit-unit pekerjaan dan di masyarakat, baik anak, remaja, maupun orang dewasa.1

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang berfungsi membentuk


keperibadian siswa. Sehingga Sekolah harus mampu menjalankan fungsinya sesuai dengan
harapan yang diinginkan. Dalam lembaga Pendidikan tersebut terdapat dua hal yang sangat
berhubungan erat dan saling mempengaruhi yaitu guru dan siswa, jadi hubungan guru dan murid
harus terjalin dengan baik agar proses pembelajaran juga sesuai dengan harapan.2

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan
sadar untuk memperoleh suatu konsep, pengetahuan dan pemahaman baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,
merasa, maupun dalam bertindak.” Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik
mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun masyarakat. Bagi individu kemampuan
belajar, kemampuan belajar secara terus menerus bisa semakin meningkatkan kualitas
hidupnya." Pendidikan ada dua pendidikan umum dan pendidikan Agama, Pendidikan Agama
Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran Agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci alOuran dan Hadis Nabi saw melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan
untuk menghormati penganut Agama dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan
persatuan bangsa.3

1
Hassan Ayyub, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Al-Kausar, 2003), hal. 127.

2
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hal. 67.

2
Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, sering kali guru harus berhadapan dengan
siswa-siswa yang prestasi akademisnya tidak sesuai dengan harapan pengajar. Bila ini terjadi dan
ternyata kemampuan kognitif siswa cukup baik, guru cenderung untuk mengatakan bahwa siswa
tidak bermotivasi dan menganggap hal ini sebagai kondisi yang menetap. Hal ini menjadi salah
satu tanggung jawab seorang guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik.
Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru membangkitkan motivasi belajar murid.
Menurut Mc. Donal dalam buku Syaiful Bahri Djamarah Motivasi adalah suatu perubahan
energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) penting
yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik Motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, karena seseorang mempunyai
tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai
dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.4

Motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, maka tidak akan semangat dalam pembelajaran. Hal ini merupakan pertanda bahwa
sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Semangat belajar bukanlah
suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari faktor lain. Semangat belajar merupakan
kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu
dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang
tidak kalah pentingnya. Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam semangat
belajar seseorang. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti
tidak ada kegiatan belajar. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.

Dengan demikian, motivasi berpengaruh terhadap sikap seseorang, karena dalam proses
belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar, tidak akan mungkin menumbuhkan semangat dalam belajar. Bahwa motivasi
merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan

3
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2005), hal.38.
4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipt, 2008), hal. 148

3
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan atau energi seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasme nya dalam melaksanakan suatu kegiatan baik
yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri atau motivasi intrinsik maupun dari luar
individu atau motivasi ekstrinsik.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian beberapa istilah perlu
ditegaskan maknanya secara perkata, istilah tersebut antara lain:

1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri siswa
maupun dari luar siswa, sehingga menimbulkan hasrat, keinginan, semangat dan
kegairahan dalam kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar
merupakan sebuah dorongan yang muncul secara sadar maupun tidak sadar dalam diri
siswa pada saat kegiatan belajar secara terus menerus untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai sehingga terjadi perubahan tingkah laku.

2. Semangat Belajar

Semangat dalam pengertian yang berkembang di masyarakat seringkali


disamakan dengan motivasi. semangat belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan yang nantinya akanmengubah tingkah laku seseorang. Kehidupan manusia
sesungguhnya adalah wahana dan proses pembelajaran, di mana segala aktivitas yang
dilakukan manusia merupakan alat untuk mengukur hasil belajarnya. Allah SWT
berfirman:

َ ‫َواَ ْن لَّي‬
ۙ‫ْس لِاْل ِ ْن َسا ِن اِاَّل َما َس ٰعى‬

Artinya: ‘'Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang m telah
diusahakannya ”.5

5
Qs. An Najm (53):39.

4
C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya jam belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
b. Proses belajar yang menyenangkan belum tercipta pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
c. Guru belum dapat memunculkan motivasi siswa pada pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
2. Batasan Masalah

Berdasarkan Identtifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi permasalahan


dengan memfokuskan penelitian pada Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Semangat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP NEGERI 1
RENGAT.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu: Apakah ada Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Semangat Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP NEGERI 1 RENGAT.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat Hubungan antara
Motivasi Belajar dan Semangat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SMP NEGERI 1 RENGAT.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat:

a. Bagi penulis berguna sebagai wacana untuk menambah khazanah keilmuan


khususnya tentang motivasi belajar.

5
b. Bagi siswa diharapkan untuk mencapai prestasi belajar yang optimal khususnya
dalam mengeembangkan potensi setiap peserta didik terutama dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
c. Sedikit banyaknya hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam dunia
pendidikan dan menjadi bahan pertimbangan serta sumber data bagi guru PAI guna
memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan dalam proses belajar mengajar.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Prinsip-Prinsip Dasar PAI

Kesadaran dalam belajar dapat tumbuh sebab karena kebutuhan. Jika ia ingin menjadi
sastrawan, maka ia dalam hidupnya selalu diselimuti dengan suasana atau keadaan yang
menunjang profesinya. Seperti tiap hari belajar mengembangkan karya tulisnya di buku
pribadinya, update status media sosial dengan mengembangkan beberapa rangkaiankata,
mengikuti komunitas penulis, pelajaran yang digemari juga yang menunjang cita-citanya yaitu
bahasa Indonesia. Ini yang disebut kebutuhan berdasarkan cita-citanya. Maka disini manfaat
motivasi dapat penulis sebutkan beberapa manfaat motivasi belajar:

1. Sebagai cara atau metode untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan tersebut berupa
kebutuhan primer maupun sekunder.

2. Sebagai penunjang dalam penguatan pembentukan karakter anak atau peserta didik.

3. Sebagai modal utama dalam meningkatkan prestasi baik secara akademik maupun non
akademik.

4. Sebagai stimulis dalam menunjang proses perkembangan pola pikir, karakter, dan kegiatan
yang menunjangnya sehingga pada prosesnya juga dapat berpengaruh pada yang lain
karena motivasinya.

Adapun ayat dari al-Quran (Tafsir Tarbawi) yang berkaitan dengan aspek manfaat tersebut.

‫خَلفِ ٖه يَحْ فَظُوْ نَهٗ ِم ْن اَ ْم ِر هّٰللا ِ ۗاِ َّن هّٰللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّرُوْ ا َما‬
ْ ‫ت ِّم ۢ ْن بَ ْي ِن يَ َد ْي ِه َو ِم ْن‬
ٌ ‫لَهٗ ُم َعقِّ ٰب‬
‫بِا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم َواِ َذٓا اَ َرا َد هّٰللا ُ بِقَوْ ٍم س ُۤوْ ًءا فَاَل َم َر َّد لَهٗ ۚ َو َما لَهُ ْم ِّم ْن ُدوْ نِ ٖه ِم ْن َّوا ٍل‬

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan
belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

7
Menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak
ada pelindung bagi mereka selain Dia (Allah Swt).6

Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk melakukan analisis beberapa bentuk
motivasi belajar dalam perspektif QS. al-Ra’d: 11 melalui pendekatan Kitab Tafsir al-Jalalain
Karya Imam Jalaluddin alMahalli dan Imam Jalaluddin al-Suyuti. Adapun tujuan dari penulisan
ini adalah untuk mengetahui bagaiamana bentuk nilai pendidikan yang khususnya pada indikator
motivasi dalam belajar yang tertuang pada QS. al-Ra’d: 11 yang nantinya akan dijadikan sebagai
referensi utama bagi pendidik muslim yang akan memotivasi peserta didiknya dalam hal ini
kaitannya pada proses belajarnya.

Dari pelacakan penulis dari berbagai referensi, penulis menyimpulkan bahwa pada QS.
al-Ra’d ayat 11, penulis dapat mengkategorikan tiga nilai pendidikan yang diambil dari QS. al-
Ra’d: 11, yaitu pengawasan dan bimbingan dari orang tua sebagai solusi pertama yang mampu
memotivasi peserta didik, pemenuhan sarana belajar baik di rumah ataupun sekolah yang
diusahakan dengan sedemikian rupa juga menjadi bentuk atau cara motivasi secara pasif sebagai
usahanya dan selanjutnya tergantung peserta didiknya dalam mensikapi proses belajarnya. Yang
terakhir adalah reward and punishment juga menjadi cara terakhir. Dari ketiga bentuk motivasi
tersebut, maka segala bentuk cara yang bertujuan agar peserta didik mampu termotivasi dalam
belajar adalah salah satu indikator tercapainya keberhasilan dalam belajar.

B. Konsep Teoritis

1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif merupakan daya penggerak dari
dalam untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang
yang ditandai munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Sementara Donald dalam Hamalik merumuskan "Motivation is an energy
change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal

6
QS. al-Ra’d : 11

8
reaction", yang diartikan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.7
Dalam kegiatan mengajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Dikatakan keseluruhan, karena pada umunya ada beberapa motif yang bersama-sama
menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non-intelektual, Peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah
belajar, merasa senang dan semangat untuk belajar, Siswa yang memiliki motivasi yang
kuat akan mempunyai benyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa
yang memiliki intelegensia yang tinggi, bisa saja gagal dalam ujian karena kurang
motivasi. Hasil belajar itu akan optimal jika ada motivasi yang tepat, berkenaan dengan
ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa,
sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu
membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. Jadi tugas guru adalah
berupaya bagaimana mendorong siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.8
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar
merupakan perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi
sebagai hasil praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan
tertentu. “Motivasi belajar dapat timbu karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita. Sedangkan
faktor ektrinsiknya adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan
kegiatan belajar yang menarik”9
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar doronggan merupakan kekuatan

7
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 106.
8
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 2013), hal. 73-74.
9
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 23.

9
mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan.
Dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut M. Usman Najati dalam buku Abdul Rahman Shaleh, motivasi adalah
kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan
menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi
memiliki tiga komponen pokok yaitu:
1) Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu,
membawa seseorang untuk bertindak dengan Cara tertentu. Misalnya kekuatan
dalam ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.
2) Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia
menyediakan orientasi tujuan, tingkah laku individu di arahkan terhadap sesuatu.
3) Menopang. Artinya motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku,
lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan
kekuatan individu.
c. Macam Motivasi
Motivasi itu sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
1) Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup didalam situasi belajar dan
memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa, Sering disebut motivasi siswa sebab
merupakan motivasi yang sebenarnya timbul dari dalam diri siswa sendiri. Motivasi
instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi
belajar yang fugsional.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar
situasi belajar. Motivasi ini diperlukan sebab tidak semua pengajaran menarik minat
siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, seorang guru perlu
membangkitkan motivasi belajar siswa.10
d. Cara Membangun Motivasi

10
Oemar Hamalik, Op.cit, hal. 162.

10
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan dan memberikan motivasi
pada siswa dalam kegiatan belajar di sekolah.
1) Memberikan pujian
Apabila ada siswa yang sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu
diberikan pujian. Pujian ini adalah berbentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk
suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan
membangkitkan harga diri.
2) Memberikan perhatian
Untuk tetap mendapatkan perhatian, sekali-kali pengajar dapat melakukan hal-hal
yang luar biasa, misalnya meminta siswa untuk menyusun soal-soal tes,
menceritakan problem guru dan belajar, dan sebagainya.11
3) Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh
karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
4) Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian,
karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang
yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. Namun hadiah
juga dapat membangkitkan motivasi bila setiap orang mempunyai harapan untuk
memperolehnya.
5) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa
yang belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga
siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport
angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi
yang sangat kuat.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil

11
Slameto, Op.cit, hal. 177

11
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan
suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7) Memberi tugas
Memberi anak-anak kesempatan memperoleh sukses daiam pelajaran, tidak
berarti bahwa mereka harus diberi pekerjaan yang mudah saya. Tugas yang sulit
yang mengandung tantangan bagi kesanggupan anak, akan merangsangnya untuk
mengeluarkan segenap tenaganya. Tentu saja tugas itu selalu dalam batas
kesanggupan anak. Menghadapkan dengan problem-problem merupakan motivasi
yang baik.
8) Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi sebagai alat untuk mendorong belajar siswa. Persaingan,
baik individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.12
Apabila siswa mendapat motivasi yang kuat yang diperolehnya, maka ia akan
dapat menjalani proses belajar dengan baik dan lancar. Dengan sendirinya, ia akan bisa
mengatasi hambatan yang mungkin muncul dalam belajar Jika seorang siswa mampu
mengatasi hambatan yang muncul dalam belajar ia akan dapat berpartisipasi maksimal
dalam arti bisa memberikan aktivitasnya dalam proses pembelajaran.
2. Semangat Belajar
a. Pengertian Semangat Belajar
Semangat dalam pengertian umum di gunakan untuk mengungkapkan minat yang
menggebu dan pengorbanan untuk meraih tujuan.8 Para ahli mengemukakan terkait
semangat yaitu : Menurut Hariyanti Semangat adalah kesediaan perasaan yang
memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih. Menurut Hasibuan
Semangat adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya
dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. 13
Semangat adalah perasaan yang sangat kuat yang di alami oleh setiap orang, dapat
dilihat sebagai bagian fundamental dari suatu kegiatan sehingga sesuatu dapat
ditujukan kepada pengarahan potensi yang menimbulkan, menghidupkan,
menumbuhkan tingkat keinginan yang tinggi. Belajar adalah suatu proses perubahan
12
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 78.
13
Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (jakarta: PT Bumi Aksara,2009), hal. 94.

12
tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan. Menurut
pandangan tradisional belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan.
Sedangkan menurut pandangan modern belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat interaksi dengan lingkungan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa semangat belajar
adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang nantinya akan mengubah
tingkah laku seseorang. Kehidupan manusia sesungguhnya adalah wahana dan proses
pembelajaran, di mana segala aktivitas yang dilakukan manusia merupakan alat untuk
mengukur hasil belajarnya.
b. Ciri-Ciri Siswa Yang Mempunyai Semangat Belajar Tinggi
Bukan hal yang menyulitkan untuk mengetahui siswa bersemangat dalam
belajar atau tidak ada semangat dalam belajar. Di bawah ini ciri-ciri perilaku siswa
mempunyai semangat belajar tinggi adalah :
1) Rajin, tekun dan bersungguh-sungguh
Peserta didik yang bersemangat menerima pelajaran tampak dari perilaku
yang rajin memperhatikan materi, ketekunan dalam belajar, ketertarikan dalam
belajar,teliti dan bersunguh -sunguh setiap melaksanakan tugas . Ketika anak
mengalami kesalahan mengerjakan tugas mereka bersedia mengoreksi dan
memperbaiki tugasnya.14
2) Bersegera mengerjakan tugas yang diberikan guru
Peserta didik yang mempunyai semangat belajar tentu ingin segera
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan tidak adanya kelihatan tanda -
tanda kemalasan pada diri anak didik yang bersemangat.15
3) Selalu ingin duduk di deretan kursi terdepan.
Anak didik yang memiliki semangat belajar biasanya menyukai dan ingin
duduk di deretan yang paling depan dengan posisi duduk paling dekat dengan meja
guru Dan Adanya hasrat keinginan berhasil.16
4) Menginginkan tugas tambahan

14
Dedy Supriyadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2005), hal. 86.
15
Sardiman, Op.cit. hal. 83.
16
Hamzah B Uno, Op.cit. hal. 23.

13
Anak yang bersemangat menerima pelajaran biasanya meminta atau
menginginkan tugas tambahan ,karena anak didik tersebut menginginkan tantangan
yang lebih besar.
5) Tidak mudah lelah dan putus asa.
Semangat membuat anak didik tidak mudah lelah, tidak mudah menyerah dan
putus asa. Anak didik tesebut mencoba berbagai cara untuk mencapai kesuksesan.17
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor individual semangat belajar anak dan faktor sosial
lingkungan keluarga akan mempengaruhi semangat belajar anak.
3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Semangat Belajar Siswa
Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang datang dari dalam diri maupun
dari luar diri ndividu. Motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan
semangat pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya
menuju tujuan tertentu.
Kemudian dalam hubungannya dengan semangat belajar, yang penting bagaimana
menciptakan kondisi atau proses agar siswa itu melakukan semangat untuk belajar.
Dalam hal ini sudah tentu peran motivasi sangat penting. Usaha untuk dapat
menumbuhkan motivasi agar dapat melakukan semangat belajar dengan baik. Dalam hal
ini perlu ditegaskan bahwa motivasi tidak pernah dikatakan baik apabila tujuan yang
diinginkan juga tidak baik. Sehingga dalam kegiatan belajar itu kalau tidak melalui
proses dengan didasari motif yang baik, atau mungkin karena rasa takut dan terpaksa
jelas akan menghasilkan hasil belajar yang tidak baik.18
Motivasi sangat diperlukan seorang siswa, motivasi berarti menggerakkan siswa
untuk melakukan sesuatu. Pada awalnya akan menyebabkan si subjek belajar merasa ada
kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar atau dengan kata lain semangat
belajar.

17
A.M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006), hal. 83.
18
Sardiman, Op.cit, hal. 77.

14
C. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan ini bertujuan untuk menghindari duplikasi pada desain dan temuan
penelitian. Hal ini juga dilakukan untuk menunjukkan keaslian penelitian, bahwa topik yang
diteliti ini belum pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Adapun penelitian yang relevan
dengan penelitian ini adalah:

1. Siti Aisyah, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau melakukan
penelitian yang berjudul Hubungan antara Motivasi Belajar dan Kebiasaan Belajar dalam
Bidang Studi Fiqih Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan kebiasaan belaiar dalam
Bidang Studi Figih Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis
data sebesar 0,370 lebih besar dari r tabel baik pada tarap signifikan 5% (0,250) maupun
pada taraf signifikan 1% (0,267), atau dengan kata lain 0,250<0,370>0,267.
2. Reni Marlina, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau melakukan
penelitian yang berjudul Hubungan antara Pemberian Motivasi Belajar dan Aktivitas
Belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pekanbaru.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian
motivasi belajar dan aktivitas belajar pendidikan agama Islam siswa Sekolah Menengah
Atas Negeri 2 Pekanbaru. hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data sebesar 0,817 lebih
besar dari r tabel baik pada tarap signifikan 5% (0,232) maupun pada taraf signifikan 1%
(0,302), atau dengan kata lain 0,302<0,817>0,232.

D. Konsep Operasional Indikator

Konsep operasional ini merupakan suatu konsep yang digunakan untuk mengindari
kesalahpahaman terhadap kerangka teoritis yang digunakan pada penelitian ini. Maka
dibawah ini akan diuraikan indicator-indikator dari motivasi belajar dan semangat belajar
siswa.

1. Indikator Motivasi Belajar (Variabel X)


a. Siswa berusaha menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

15
b. Siswa berpatisipasi dalam kegiatan belajar.
c. Siswa datang ke sekolah lengkap dengan peralatan belajar.
d. Siswa datang tepat waktu setiap hari.
e. Siswa berusaha mendapatkan nilai yang baik dari guru Pendidikan Agama Islam.
f. Siswa tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin yang diberikan guru Pendidikan
Agama Islam.
g. Siswa mengulangi pelajaran Pendidikan Agama Islam dirumah.
2. Indikator Semangat Belajar (Variabel Y)
a. Siswa berusaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, agar kita tidak tertinggal oleh
perkembangan zaman.
b. Siswa mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Siswa menghargai orang yang sudah memberikan ilmu kepada kita dengan cara
menghormatinya.
d. Siswa mengembangkan sikap terbuka pada semua pengetahuan.
e. Siswa memanfaatkan waktu luang untuk belajar.
f. Siswa tidak takut dengan tantangan ataupun masalah.
g. Siswa selalu berusaha menyelesaikan masalah dengan akal dan pikiran.
h. Siswa rajin membaca buku ataupun artikel-artikel pembelajaran.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17-24 Oktober 2022. Lokasi penelitian ini
dilakukan di SMP NEGERI 1 RENGAT.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMP NEGERI 1 RENGAT, Sedangkan objek
dari penelitian ini adalah Hubungan antara Motivasi Belajar Motivasi Belajar dan Semangat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP NEGERI 1 RENGAT.

C. Populasi dan sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP NEGERI 1 RENGAT yang
berjumlah 232 orang siswa yang beragama islam berjumlah 182 orang siswa. Sehubungan
dengan besarnya populasi, sementara kemampuan penulis terbatas untuk meneliti seluruhnya,
maka atas pertimbangan tersebut dalam penelitian ini penelitian ini penulis mengadakan
penarikan sampel sebesar 20%. Hal ini sesuai menurut Suharsimi Arikunto bahwa untuk
populasi kurang dari 100 diambil semua, jika subjeknya besar lebih dari 100 dapat diambil
sampel antara 10-15% atau 20-25%.19 Dengan demikian sampel penelitian adalah 36 orang.
Penarikan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Untuk lebih
jelasnya dapat diperhatikan tabel berikut ini:

TABEL.III.1
POPULASI DAN SAMPEL

NO KELAS POPULASI SAMPEL 20%


1 X 66 13, 2
2 XI 52 10,4
3 XII 64 12,8
Jumlah 182 36,4

19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal.
134.

17
D. Teknik Pengambilan Data dan Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan tekhnik sebagai berikut.

1. Angket
Tekhnik angket ini digunakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyann
kepada siswa untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar dan semangat belajar
siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Angket disusun dengan
menggunakan skala motivasi belajar dan semangat belajar yang berpedoman kepada
skala Likert. Setiap pertanyaan telah disediakan empat alternatif jawaban. Untuk
kepentingan analisis, setiap alternatif jawaban dibero skor atau bobot. Berikut penskoran
atau pembobotan angket tersebut.

TABEL.III.2
SKOR ALTERNATIF JAWABAN ANGKET

NO ALTERNATIF JAWABAN SKOR


1 Selalu (SL) 4
2 Kadang-kadang (KD) 3
3 Jarang (JR) 2
4 Tidak Pernah (TP) 1

Data yang dikumpulkan dengan menggunakan angket yang disusun dengan skala
Likert menghasilkan data interval. 20 Oleh karena data motivasi belajar dan data semangat
belajar berkonsultasi kedua-duanya dikumpulkan melalui angket, maka kedua data
tersebut sama-sama data yang berskala interval.
2. Observasi
Tekhnik observasi penulis gunakan untuk memperoleh data awal pada studi
pendahuluan dan juga digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan lokasi
penelitian.
3. Dokumentasi

20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Alfabeta, Bandung, 2013, h.93.

18
Tekhnik dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh data-data tentang visi,
misi, dan tujuan sekolah, keadaan siswa dan guru, sarana dan prasarana sekolah,
kurikulum dan sejarah sekolah yang diperoleh dengan mempelajari dokumen-dokumen
terkait.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua, maka data yang
terkumpulkan di analisis secara deskriptif kuantitatif dengan persentase. Adapun
rumusnya adalah:

F
P= N x 100%

Keterangan:

P = Persentase yang sedang dicari

F = Frekuensi hitung

N = Frekuensi harapan

Sedangkan untuk menganalisis korelasi antara variabel motivasi belajar dan


aktivitas belajar pendidikan agama islam, maka data yang terkumpul akan dianalisis
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. Adapun teknik
korelasi yang digunakan adalah koefisien korelasi product momen21 dengan rumus:

r xy=N ∑ XY −¿¿¿ ¿

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment

N = Jumlah Frekuensi (sample)

∑XY = Jumlah perkalian skor X dan skor Y

∑X = Nilai Variabel X (Motivasi Belajar)

∑Y = Nilai Variabel Y (Semangat Belajar)


21
Hartono, Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal. 84.

19
∑X2 = Jumlah seluruh hasil dari skor Variabel X, setelah terlebih dahulu dikuadratkan

∑Y2 = Jumlah seluruh hasil dari skor Variabel Y, setelah terlebih dahulu dikuadratkan

Untuk menganalisis data penulis menggunakan bantuan perangkat computer


melalui program SPSS (Statistical Program Society Science) versi 16.0 for Windows

20
DAFTAR BACAAN

Ayyub, Hassan. 2003. Fiqih Ibadah, Jakarta: Al-Kausar

Slameto. 1990. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bumi Aksara

Shaleh, Abdul Rachman. 2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta:
PT. Raja Grafindo

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Sardiman. 2013. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali

Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara

Nasution. 1995. Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Supriyadi, Dedy. 2005. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

Sardiman, A M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta

Hartono, 2008. Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

21

Anda mungkin juga menyukai