Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau

sering disebut peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat (UU No 20, 2003). Sekolah sebagai lembaga

pendidikan memiliki tugas dan tagung jawab penuh dalam menjalankan

amanat pendidikan. Pendidikan dapat terlaksana dengan baik jika adanya

peran guru. Karena sebagai guru profesional dapat menghasilkan

lulusan yang berkualitas

dalam belajar mengajar. Pendidikan merupakan faktor utama dalam

pembentukan pribadi manusia. Kenapa demikian,karena pendidikan

adalah upaya mengembangakan potensi-potensi manusiawi peserta didik

baik potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun karya atau jiwa agar

potensin ini menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidup

(Hastina et al., 2020).

Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) berperan dalam proses

belajar mengajar sangat krusial yang memegang peranan penting. Dunia


ini berkembang semakin cepat termasuk dalam hal teknologi dan

pengetahuan. Beberapa Negara di dunia seperti Jepang, China dan Rusia,

telah mampu menciptakan robot teacher dengan dasar mesin dan

kecerdasan buatan (Artificial Intelegence). Namun dari sekian banyak

teknologi canggih yang telah ditemukan manusia belum ada satu pun

yang dapat mengantikan posisi seorang guru. Sehingga Menurut, Young.

guru harus membangun kreativitas dan pertumbuhannya dalam membantu

mengatasi kesulitan dan hambatan. Artinya peran guru lebih sekedar dari

sistem baku yang monoton dalam pendidikan, melainkan mempunyai

peran dinamis untuk mendidik dan membimbing individu kepada

pencapaian kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan

(Korua et al., 2019).

Peran guru sangat penting dalam meningkatkan minat baca peserta

didik. Guru menumbuhkan dan memelihara minat baca pada pesrta didik.

Guru yang mampu berperan dengan baik akan menghasilkan peserta didik

yang memiliki minat yang tinggi dalam membaca. Peran guru juga

sanggat di perlukan ketika peserta didik membaca bacaan yang kurang

disukainya, misalnya materi pelajaran yang banyak bacaan yang panjang,

dan bacaan ysang sulit di pahami. Amelia dan Kurniaman (2020:29)

mengemukakan bahwa salah satu dorong peserta didik dalam membaca

yaitu adanya peran dari guru. Sedangkan menurut Kamus besar Indonesia

membaca diartikan sebagai melihat serta memahami isi dari apa yang

tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati sedangkan minat


membaca merupakan kekuatan pendorong agar anak tertarik,

memperhatikan dan senang dengan kegiatan membaca sehingga mereka

mau melakukan kegiatan tersebut dengan senang hati atas kemauan

sendiri (Lugan & Hana, 2019).

Menurut Djamara (2010) bahwa banyak peranan yang diperlukan

dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri

menjadi guru, mempunyai peran penting dalam pendidikan, yang artinya

sebagai guru mempunyai peranan dalam membimbing siswa

menjadi lebih dewasa dan cakap dalam pembelajara. Melalui

ketrampilan belajar membaca, menulis dan berhitung sehingga menjadi

modal utama bagi siswa untuk belajar pada jenjang pendidikaan yang

lebih tinggi. Tanpa menguasai ketrampilan tersebut siswa akan

mengalami kesulitan untuk memperoleh dan memilki ilmu pengatahuan.

Membaca adalah suatu kegiatan atau proses pengetahuan yang

berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam

tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berfikir untuk

memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya

sekedar melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok

kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, tetepi lebih dari itu bahwa

membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan

lambang atau tanda tulisan yang bermakna sehingga pesan yang

disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca (Rizki et al., 2021).


Dengan ini, membaca dapat menambah ilmu pengetahuan, baik di

kalangan pendidikan maupun di kalangan masyarakat. Membaca

merupakan suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak sekedar

melafalkan tulisan, tapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,

psikolinguistik, dan metakognitif. Membaca adalah suatu kompleks dan

dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor

eksternal pembaca. Faktor internal berupa faktor intelegensi, minat, sikap,

bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Faktor eksternal bisa

dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor

latar belakang sosial ekonomi, sosial, dan tradisi membaca. Untuk

mencapai keberhasilan membaca yang baik, salah satunya yaitu adanya

minat. Sebab tanpa adanya minat, segala kegiatan akan dilakukan kurang

efektif dan efisien (Rizki et al., 2021).

Minat adalah sumber motivasi yang mendorong diri seseorang

untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih, ketika

seseorang menilai bahwa sesuatuakan bermanfaat, maka akan menjadi

berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan, ketika

kepuasan menurun, maka minatnya juga akan menurun, sehingga minat

tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau berubah-

ubah (Elendiana, 2020).

Minat merupakan pondasi bagi bentuknya (pembelajaran sepanjang


hayat), jika kita menumbuhkan minat baca anak, sebenarnya kita sudah

meletakkan fondasi untuk menolong anak kita menjadi pembelajar

sepanjang hayat (lifelong learner) karena buku adalah jendela dunia yang

membawa kita maupun anak-anak kemana saja. Minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh, minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan suatu dari luar diri, semakin kuat atau dekat

dengan hubungan tersebut, semakin besar niat (Simbolon, 2014).

Jika siswa membaca sesuatu tanpa memiliki minat baca yang tinggi

maka kegiatan membaca tersebut tidak akan dilakukan dengan sepenu

hati, tetapi jika siswa membaca di lakukan dengan keingginannya sendiri

maka siswa tersebut akan membaca dengan sepenu hati. Pendorong

bangkitnya minat baca adalah kemampuan membaca, dan mendorong

bagi tumbunya budaya baca adalah kebiasaan membaca. Minat baca di

kembangkan sejak dini dapat di jadikan dasar bagi minat baca siswa

(Ruslan dan Wibayanti, 2019:4-19).


Dalam pendidikan agam Kristen, Membaca Alkitab itu sangat

penting karena selain untuk menamba pengatuan juga untuk memberikan

pemahan-pemahan akan ajaran iman dan menumbukan iman percaya para

peserta didik serta pengenalan akan Allah.

Kurang minat membaca dialami oleh siswa pada semua mata

pelajaran. Namun secara kusus dalam pembelajaran, pendidikan Agama

Kristen (PAK) siswa terus mengalami kesulitan belajar membaca,

terutama ketika membaca Alkitab, Siswa tidak mampu mengambungkan

huruf yang satu dengan huruf yang lain. Misalnya ketika guru menyuru

siswa membaca, tidak ada orang yahudi maka ketika siswa membaca

yang terucap ‘’ ti‘’ dak’’a’’ da’’ o’’ rang’’ yahu’’ di’’ artinya membaca

secara perlahan sambil menghubungkan kata. Sehingga membuat siswa di

sekolah tersebut tidak mampu mengumukakan urutan cerita yang di baca

dalam Alkitab dan tidak mampu memahami tema dari suatu cerita karena

sulit menganalisis huruf-huruf. Kesulitan dalam membaca Alkitab yang di

maksud ialah ketikan siswa tidak dapat membaca, siswa juga tidak bisa

membaca Alkitab Karena dalam Alkitab juga dihadapkan membaca kata

atau kalimat, yang harus di hubungkan, hal ini yang menyebabkan siswa

di sekolah tersebut tidak mampu mengenal Yesus Kristus melalui

Alkitab, dan menyebabkan pada pertumbuhan iman meraka dalam

mengenal Yesus Kristus sebagai Jurus selamat.


Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti,

masalah yang ditemukan yaitu ketika proses pembelajaran pendidikan

Agama Kristen (PAK) berlangsung, terutama dalam membaca Alkitab, di

temukan ada sebagian siswa yang belum tau membaca, dan sebagian

siswa yang memiliki kemampuan membaca Alkitab dengan baik. Saat

guru menyuru peserta didik membaca Alkitab, terdapat ada peserta didik

yang membaca Alkitab dengan salah ucap, hal ini terjadi karena ada

peserta didik yang belum tanda huruf bacaan yang terdapa dalam Alkitab.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat siswa membaca

Alkitab di SD GMIT 43 Kalunan masih sangat rendah. Karena sebagian

siswa lebih suka memilih bermain di bandingkan membaca buku. Faktor

yang menyebabkan rendanya minat baca pada siswa adalah karena siswa

di sekolah tersebut lebih pengutamakan bermain di bandingkan dengan

melakukan kegiatan pembaca. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

tertarik untuk meneliti tentang Peran Guru PAK Dalam Meningkatkan

Minat Siswa Membaca Alkitab Di SD GMIT Kalunan Kabupaten Alor.


Berdasakan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian

mengenai “Peran Guru PAK Dalam Meningkatkan Minat Siswa

Membaca Alkitab Di SD GMIT Kalunan Kabupaten Alor”.

1.2. Fokus Masalah

Adapun fokus masalah yang diterapkan oleh Peneliti yaitu

Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam meningkatkan

minat siswa membaca Alkitab di SD GMIT 43 Kalunan. Kabupaten

Alor.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusam masalah yang diuraikan diatas, maka

peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana peran guru PAK dalam

meningkatkan minat siswa membaca Alkitab di SD GMIT 43

Kalunan. Kabupaten Alor ?

1.4. TujuanPenelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui Peran Guru

PAK dalam Meningkatkan minat siswa membaca Alkitab di SD

GMIT 43 Kalunan Kabupaten Alor.

1.5. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapakan menjadi kontribusi pemikiran bagi

perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam minat siswa

membaca Alkitab di SD GMIT 43 Kalunan Kabupaten Alor.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengalaman serta

sumbangan pikiran bagi peneliti agar dalam proses pengaplikasiannya,

penulis dapat menerapkan hasil dari penelitian dimaksud.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi bahan refrensi bagi guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan Menambah pengetahuan

guru tentang minat membaca serta prestasi belajar siswa juga dapat

menjadi Informasi bagi guru agar mampu menentukan pendekatan

yang cocok dalam pembelajaran.

3. Bagi Siswa

Diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa dalam

pembelajaran serta untuk memotivasi siswa agar dalam proses

pembelajaran, sekiranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dengan mengembangkan minat.


BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Kajian Pustaka

Penelitian terkait“Peran guru PAK dalam Meningkatkan Minat Siswa

memmbaca Alkitab Di SD GMIT 43 Kalunan Kabupaten Alor”apakah

sudah pernah diteliti atau belum, sehingga dibutuhkan penelitian

terdahulu. Peneliti akan menjabarkan lebih jelas sehingga mendekati atau

sejenis namun berbeda dari judul diatas.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Khistina Baju pada Tahun 2019 dengan

judul Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Minat Baca Terhadap

Hasil Belajar DI SMA Negeri 7 Kupang: Dengan hasil penelitian atau

menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar serta adanya

penerapan minat baca terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 7

Kupang .
2. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Amurisi

Ndraha, pada Tahun 2022. dengan judul penelitian: peran Guru PAK

Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Alkitab Siswa Dengan hasil

penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan peran guru

Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam meningkatkan minat siswa

membaca Alkitab, di SD Negeri Nomor 071159 Namohalu

3. Penelitian yang dilakukan oleh Olynda Arisma pada tahun 2012

dengan judul Meningkatkan Minat dan Kemampuan Membaca

Melalui Penerapan Program Jam Baca Sekolah di kelas VII SMP

Negeri 1 Puri: Dengan hasil penelitian atau menunjukkan adanya

minat baca siswa serta adanya penerapan program jam baca di kelas

VII SMP Negeri 1 Puri.

4. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang di lakukan oleh Arinda

Sari pada tahun 2018 dengan judul penelitian Minat Baca dan

Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMA

Negeri 1 Mojosari: Dengan hasil Penelitian yang Menunjukkan

adanya peningkatan minat baca siswa serta adanya penerapan

motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di kelas XII SMA

Negeri
Perbedaan data yang dilakukan peneliti dengan penelitian

terdahuluh yaitu penelitian terdahulu melakukan penelitian. Peran

guru dan minat siswa membaca di SMA dan SMP, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Kristina Baju dengan. Rumusan

Masalah bagaimana meningkatkan hubungan motivasi belajar dan

minat baca. Tujuan penelitian adalah mengatahui hubungan antara

motivasi belajar dan minat baca

Penelitian selanjutnya di lakukan oleh Arinda Sari dengan.

Rumusan masalah bagaimana minat baca dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa. Tujuan penelitian untuk mengatahui

minat baca terhadap hasil belajar siswa serta pengaru minat baca

terhadap hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Amurisi

Ndraha dengan. Rumusan Masalah bagaimana peran guru pendidikan

Agama Kristen (PAK) dalam mengatsi kesulitan belajar membaca

Alkitab Siswa. Tujuan Penelitian untuk mengatahui bentuk-bentuk

kesulitan belajar, penyebab kesulitab belajar membaca dan dan

mengetaui solusi mengatasi kesulitan belajar membaca Alkitab

siswa. Sedangkan yang peneliti penelitian. Dengan Rumusan Masalan

bagaiamana peran guru PAK dalam mingkatkan minat siswa

membaca Alkitab di SD GMIT 43 Kalunan Kabupaten Alor. Tujuan

Penelitian ini Adalah untuk mengatahui Peran guru PAK dalam

meningkatkan minat siswa Membaca Alkitab di SD 43 Kaluna

Kabupaten Alor.
2.2. KONSEP

2.1.2 Pengertian Guru PAK

Istilah guru Kristen dapat di pahami dari tiga segi yakni, guru dalam

perspektif Kristen. Guru Kristen guru yang hanya memberikan pengajran

yang berkaitan dengan iman kristen. Guru Kristen juga perlu memahami

Pribadi Yesus sebagai guru yang harus di teladaninya dalam hidup sehari

hari dan dalm melaksanakan tugas keguruan dalam pengalamanb, guru

sering harus berkorban dalam segi perasaan, rela disepelekan, dianggap

sepi, oleh peserta didiknya, sambil menunggu kesempatan untuk

memperlihatkan kualitas dirinya yang sebenarnya. Guru Kristen dimaksud

si sini lebih di tekankan kepada guru yang percaya kepada Yesus Kristus,

yang mengenal akan pribadi Yesus serta memiliki pribadi yang mengenal

Yesus sebagai Guru Agung yang Besar. Sebagai guru agama Kristen maka

sewajarnya para guru bercermin dan mencontoh Yesus sebagai pengajar

dan belandasan kepada Kitab Suci. (jhon M. Nainggolan, S.Th., MA.,

M.Th,). Guru agama kristen sebagai panggilan dan profesi.

Dalam hal mengajar kita dapat lihat contoh seorang pribadi

pengajar yang berhasil yaitu Yesus sendiri, dimana sebagai seorang guru,

Yesus mengajar berdasarkan otoritas, wibawa maupun kuasa. Orang yang

mendengar pengajaran-Nya menjadi takjub, terpakau, dan kemudian

memberi respons posotif (Matius 7:28-29). Dan Ia memiliki kekayaan


mengajar secara tepat dan hudup-Nya amat sesuai dengan yang diajarkan-

Nya dan yang palig penting dicontohi adalah Yesus mengatifkan orang

belajar melalui perbuatan dan pertisipasi. Dan menegaskan bahwa setiap

orang kembali kepada pengjaran kita.

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 20

tahun 2003 bahwa guru itu merupakan pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam

pandangan masyarakat, guru dipandang sebagai orang yang

melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di

lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, di surau, di

mushola, di rumah, di hutan, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, seorang guru agama (PAK) harus menguasai

berbagai kompetensi baik pedagogik, kepribadian, sosial masyarakat

maupun profesional, bahwa guru dalam sebuah lembaga pendidikan

merupakan jabatan yang fungsional. Untuk menjadi seorang guru

diperlukan syarat- syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional

yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan

berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan

melalui masa pendidikan tertentu. (Rizki et al. 2021).


Dalam Undang-undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen pasal 1, yang dimaksud dengan guru adalah

pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikanm

dasar dan pendidikan menengah. Menurut Ametembun, guru yaitu semua

orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid,

baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di

luar sekolah.

Guru yang hebat berkompeten secara metodologi dalam

pembelajaran dan keilmuan yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian, pengkajian,

dan membuka komunikasi dengan masyarakat18. Hal ini sejalan dengan

Undang-undang tentang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005 pasal 8,

menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani,serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.


Secara istilah dalam menguraikan tentang pengertian guru banyak

dikemukan oleh beberapa pendapat tokoh dari sudut pendapatnya. Guru

adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan melatih, menilai dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini julur pendidik formal, pendidikan

dasar dan pendidikan Menengah. (Korua et al.,2019).

2.2.2 Peran Guru PAK.

Peran guru pendidikan Agama Kkristen tidak hanya memberikan

saran dan pengjaran di bidang Kekristenan kepada siswa ,tujuan yang inggin

dicapai oleh guru harus mengembangkan iman, sikap dan tindakan sesuai

dengan kesaksian Alkitab dan di terapkan kepada kehidupan siswa sehari-

hari. Selain tu guru juga berperan sebagai demonstrator yang selalu

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang di milikinnya untuk

mengusai setiap materi dan ajaran. ( Intasari 2016).

adapun Peran guru pendidikan agama Kristen (Amurisi Ndraha 2022)

1. Peran guru pendidikan Agama Kristen (PAK) sebagai motivator. Guru

mengoptimalkan peranya sebagai motivator, pembimbing dan pelati peserta

didik. Guru PAK terus memberikan motivasi mengapresiasi setiap

kemampuan yang dimiliki oleh para siswa meskipun tidak seperti yang

diharapkan guru PAK agar siswa memiliki minat Membaca Alkitab.

2. Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) sebagai pembimbing,yaitu sabar

memberitau peserta didik kesalahan-kesalahan yang dialami ketika

membaca Alkitab serta cara membaca semestinya.s


3. Peran Guru Pendidikan (PAK )Sebagai Pelatih, yaitu diharapkan guru PAK

memiliki kesedian untuk mengajak anak dalam Membaca Alkitab secara

berulang-ulang terutama untuk memperbaiki kesalahan Membaca yang

dilakukan oleh siswa

4. Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) fasilitator, yaitu menyediakan alat

peraga/media belajar di sekolah salah satunya Alkitab. Guru mampu

membuat kreativitas melalui cerita-cerita Alkitab agar siswa bisa memiliki

keinginan minat membaca Alkitab, dengan mendengar cerita-cerita tersebut.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat di simbulkan bahwa peran

guru PAK bukan saja beperan sebagai motivator, pembimbing melati,

fasitator saja tapi juga guru PAK harus mampu menuntun siswa

menumbukan minat membaca Alkitab.

Menurut Hamalik peran ialah pola tingka laku tertentu yang

merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu.

Guru bertagung jawab atas hasil kegiatan belajar siswa melalui interaksi

belajar, mengajar. Guru merupakan factor yang mempengarui berhasilnya

tidanya proses belajar, dan karenanya guru harus menguasai prrinsip-prinsip

belajar menguasai materi yang akan diajarkan dengan kata lain guru harus

mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang sebaik-baiknya


Dapat di simbulkan bahwa peran guru artinya terciptanya

serangkain tingka laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi

tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingka laku dan

perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Adapun peran-peran guru

sebagai berikut (Lugan & Hana, 2019):

b. Peran Guru Sebagai Pendidik

Pendidik adalah proses kegiatan untuk mengembangkan tiga hal

, yaitu pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup pada diri

seseorang atau sekelompok orang. Atau dalam bahasa lainya itu suatu

peristiwa yang dampaknya adalah berkembangnya pandangan hidup, sikap

hidup dan keterampilan hidup padadiri seseorang atau sekelompok orang.

Sebagai pendidik, seorang guru harus memenuhi standar kualitas pribadi

tertentu, antara lain (U,Shabir, 2015):

1) Dewasa dan mandiri dalam mengambil keputusan. Dalam mendidik

dan mengajar, terutama dalam pembelajaran dan proses belajar-

mengajar, seorang guru senantiasa perlu mengambil berbagai macam

keputusan untuk dapat bertindak sesuai dengan kondisi murid-

muridnya, oleh karena tugas guru memang harus demikian. Ia tidak

bisa dan tidak perlu menunggu petunjuk dari pemimpin dalam

menghadapi dan mengatasi berbagai masalah pembelajaran dan

pengelolaan kelas sehari-hari. Salah satu masala dalam kelas yang

seringkali guru temui adalah kurangnya minat baca pada murid oleh
karena itu guru harus mempunyai inisiatif dalam mendidik murid-

muridnya agar memiliki tingkat kemampuan membaca yang baik.

2) Berdisiplin dalam arti taat kepada peraturan dan tatatertib kelas dan

sekolah secara konsisten atas kesadaran sendiri, hanya dengan cara

demikian ia dihormati dan dapat mengharapkan kepatuhan murid-

murid terhada pelaksanaan peraturan dan tatatertib yang ada dikelas

maupun sekolahnya, kebutuahn murid yang harus di penuhi guru

adalah dengan menyiapkan perpustakan dan buku-buku bacaan yang

menyenangkan bagi muritnya.

c. Guru Sebagai Pengajar

Disamping sebagai pendidik, guru juga memiliki tugas sebagai

tenaga pengajar Sala satu tugas sebagai tenaga mengajar adalah

mengarakan anak dalam pembelajran dengan mencari tau kemampuan

murid melalui pembelajran membaca, Sehingga dengan membaca guru

bisa mengarakan muridmmemiliki tingkatka pengatahuan yang baik dalam

pembelajaran. Tugas utama guru sebagai pendidik adalah mengajar

pada satuan pendidikan. Maka dari itu seorang guru harus menampilkan

pribadinya sebagai cendekiawan dan sekaligus juga sebagai pengajar

(Nur et al., 2021).


Dengan demikian menjadi seorang pengajar harus menguasai

beberapa hal, diantaranaya:

1) Bidang disiplin ilmu (scientificdiscipline) yang akan diajarkannya,

baik aspek substansinya maupun metodologi penelitian dan

pengembangannya

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan hanya dapat dilakukan oleh

tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar

dan mempunyai wewenang mengajar. Sejalan dengan amanah

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan

nasional pada bab 11 pasal 40 ayat 2, bahwa seorang guru

berkewajiban:

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis, dandialogis.

2. Mempunyai komitmen secara professional untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadaya.


Menurut ketentuan tersebut, hanya calon guru dan para guru

yang memiliki (memenuhi) kualifikasi tertentu saja yang mempunyai

wewenang mengajar (melalui surat pengangkatan seorang sebagai

tenaga pengajar pada satuan pendidikan tertentu oleh pejabat yang

berwewenang). Kualifikasi yang dimaksud itulah yang perlu

dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk standar kemampuan

profesional guru tenaga pengajar

d. Guru Sebagai Inspirator

Tugas guru selain sebagai penyampai ilmu pelajaran, guru juga

harus mampu untuk menjadi contoh yang dapat menjadi sumber

inspirasi oleh peserta didiknya, sehingga kegiatan belajar mengajar

dapat membangkitka berbagai pemikiran, gagasan, dan ide-ide

baru. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru harus menciptkan

lingkungan yang aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan

yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta

kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik, agar dapat

memberikan inspirasi, membangkitkan nafsu, gairah dan semangat

belajar. Sala satu guru menjadi contoh bagi murid-muridnya

adalah yaitu mrnjadi sumber inspirasi dalam pembelajaran, yaitu

sebgai guru harus memiliki tingkat kemampuan membaca terhadap

materi atau buku pembelajaran yang akan di bawakannya dalam

pembelajaran mengajar agar guru terbut bisa memiliki tingkat


pengatahuan baik dan tinggi terhadap materi pembelajaran yang

akan di bawakannya.

Lingkungan yang kondusif akan memberikan daya tarik tersendiri

dalam proses pembelajaran, sebaliknya lingkungan yang kurang

kondusif akan menimbulkan kejenuhan dan kobosanan. Fasilitas yang

menyenangkan, seperti laboratorium, pengaturan lingkungan,

penampilan dan sikap guru, hubungan guru dengan peserta didik dan

hubungan peserta didik satu dengan peserta didik yang lainnya, serta

penataan organisasi dan bahan pembelajaran yang tepat, sesuai dengan

kemampuan dan perkembangan peserta didik dapat menunjang

lingkungan belajar yang kondusif

Setidaknya ada tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang

belajar, pengatruan sarana belajar, suasana tempat duduk, penerangan,

suhu, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari.

Lingkungan yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui

berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:

1) Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang

cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan

individual bagi peserta didik, terutama bagi mereka yang lambat

belajarakan membangkitkan nafsu dan semangat belajar, sehingga

membuat mereka berah belajar di sekolah.


2) Memberikan pembelajaran remidial bagi para peserta didik yang

kurang berprestasi, atau berprestasi rendah. Dalam sistem

pembelajaran klasikal, sebagian peserta didik akan sulit untuk

mengikuti pembelajaran secara optimal, dan menuntut peran ekstra

guru unutk memberikan pembelajaran remidial

3) Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, aman dan

nyaman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara

optimal. Termasuk dalam hal ini, penyediaan bahan pelajaran yang

menarik dan menantang bagi peserta didik, serta pengelolaan kelas

yang tepat, efektif dan efisien

e. Guru Sebagai Motivator

Motivator, stimulus terbesar siswa rajin belajar, aktif di kelas

dan gemar membaca. Guru harus mampu memberihkan semangat

kepada siswa sehingga tujuan belajar tercapai yaitu prestasi-prestasi

yang dapat diwujudkan. Kebanyakan peserta didik ketika bertemu

dengan salah satu mata pelajaran yang tidak mereka sukai, maka

semangat peserta didik dalam belajar akan berkurang. Bahkan akan

tidak mau untuk belajar. Ironisnya hal tersebut sering dikarenakan

oleh gurunya yang tidak memberikan inovasi dalam menyampaikan

pelajaran. Sehingga peserta didik merasa jenuh dan berasumsi bahwa

pelajaran itu sulit. Seperti pelajaran matematik dan bahasa Inggris

ketika kedua mata pelajaran itu tidak dikemas dengan baik dan
menyenangkan maka peserta didik otomatis akan menjauhi dan tidak

menyukai pelajaran tersebut.

Sehubungan dengan itu guru dituntut untuk membangkitkan

nafsu belajar peserta didik. Pembangkitan nafsu belajar sering juga

disebut dengan motivasi belajar. Guru juga harus mampu memotivasi

siswa dalam pembelajaran yang di bahwakannya sala satunya adalah

guru harus mampu memotivasi siswanya dalam pembelajran yang di

bahwakan jika ada siswa yang tidak tau membaca dalam materi

pembelajaran, maka guru tersebut harus mampu mempunya ide-ide

motivasi agar siswa tersebut bisa miliki minat dalam pembelajaran

tersebut dalam membaca.

Callahan dan Clark dalam buku E. Mulyasa mengemukakan

bahwa motivasi belajar adalah tenaga pendorong atau penarik yang

menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.

Dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu

dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan. Motivasi berguna dan

mampu untuk membangkitkan perubahan energi yang ada pada diri

manusia, baik yang menyangkut kejiwaan, perasaan, maupun emosi

dan kemudian bergerak untuk menghasilkan tujuan tertentu.


Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi

belajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut;

1) Pesertadidik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian

terhadap pekerjaannya.

2) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti.

3) Memberikan penghargaan terhadap hasil kerjadan prestasi

pesertadidik.

4) Menggunakan hadiah, dan hukuman yang efektif ,dan tepat dan guna.

5) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.

f. Guru Sebagai Inisiator

Inisiator, guru dituntut untuk menentukan gagasan baru yang

dapat mewujudkan kemajuan dalam pengajaran sesuai dengan

perkembangan zaman pada saat ini terutama pada bagian pendidikan.

Selain itu guru juga dituntut tidak hanya mempunyai persyaratan

secara forma yang berupa ijasah, melainkan juga kepekaan terhadap

kondisisosial, emosional, dan spiritual. Kepekaan sosial menuntut

guru hendaknya mampu menjadi pioner perubahan social positif.

Kepekaan emosiona la dalah guru mampu bangkit mengab dikan diri

sepenuhnya pada anak bangsa. Sedangkan, kepekaan spiritual adalah

guru mampu membangun kejiwaan peserta didik yang berorientasi

pada penanaman moral, menyakini kebenaran ilmu pengetahuan yang

disampaikan, dan menjadi icontoh atau teladan sala satu yang harus di
lakukan guru dalam mengembangkan pengajaran dalam Zaman

pengembangkan saat ini adalah membangggun kejiwaan peserta didik

dengan cara menjadi insiator dalam mendidik dan mengambakan

kemapuan bakat minat siswa melalui pembelajaran membaca, hala

dapat dapat membaca siswa agar tidak terpengaru terhadap

pengembangkan zaman pada saat ini terutama pada kemajuan peserta

didik dalam dunia pendidikan. (Hasna et al., 2021)

g. Guru Sebagai Fasilitator

Fasilitator merupakankegiatan pembelajaran yang baik maka

dibutuhkan fasilitas yang memadahi yang harus disediakan oleh pihak

sekolah dari beberapa masukan guru. Sehingga dukungan tidak hanya

dari segi internal saja melainkan juga segi eksternal. Fasilitas disini

seperti komputer,buku bacaan, perpustakaan sehingga siswa dapat

mempunyai niat atau gaira dalam mempelajaran sala satu fasilitasi

yang paling utama yang harus di siapkan guru adalah perspustakan

sekolah, yaitu dengan adaahnya perpustkaan sekolah guru bisa

mendorong dan memotivasi siswa agar memiliki waktu luang atau

jam istrahat yang bisa digunakan untuk mengunjunggi perpustkaan

agar bisa membaca dan memiliki mpengatahuan. dalam lain

sebagainya sehingga melancarkan proses pembelajaran. Akibat dari

fasilitas tidak dipenuh ioleh sekolah siswa menjadi malas dalam

belajar (Hasna et al., 2021)


Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki 7 ( tujuh) sikap

sebagai berikut:

1) Tidak berlebihan mempertahankan pendapat atau keyakinannya, atau

kurangterbuka.

2) Dapat lebihmen dengarkan pesertadidik, terutama tentanga spirasi dan

perasaannya.

3) Maudan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, kreatif dan

bahkan yang sulit sekali pun.

4) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta

didik seperti halnyaterhadap bahan pelajaran.

5) Dapat menerima balikan (feedback), baik yang sifatnya positif

maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang

konstruktif terhadap diri dan perilakunya.

6) Toleransi terhadap kesalahan yang dibuat peserta didik selama proses

pembelajaran.

7) Menghargai prestasi peserta didik, walaupun mereka sudah tau

prestasi yang dicapainya.

h. Guru Sebagai Mediator

Media pembelajaran adalah sarana untuk siswa memahami materi

yang diajarkan guru. Guru harus mampu membuat atau mencari berbagai

media baik material maupun non material. Baik media cetak maupun

digital. Sala satu media yang harus di siapkan guru adala media buku
pembelajaran media, buku bacaan cerita bergambar hal ini akan

mendorang minat siswa dalam pembelajaran maupun minat terhadapa

bahan bacaan pembelajaran.

i. Evaluator

Evaluator, setelah melakukan berbagai kegiatan guru juga harus

mampu mengevaluasi kegiatan belajaran mengajar yang sedang

berlangsung. Guru mampu menjadi evaluartor untuk mengatahui

tingkatkan kecerdasan siswa dalam pembelajaran sala satunya adalah.

Guru juga harus mampu mengatahu siswanya belum tau membaca,

membaca, bacaan dengan secara ejaan sehingga bisa membantu siswa

maupun guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran,

yang sedang berjalan. Apakah sudah maksimal atau ada kekurangan

sehingga dapat disempurnakan. Penilaian tidak hanya pada sekolahan

tetapi juga kepada siswa. Penilaian intrinsik lebih menyentuh kepribadian

siswa yakni aspek nilai (values).


2.2.1. Pengertian Minat

Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, maka semakin besar minatnya. Minat erat kaitannya dengan

perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat di kaitkan minat

kerja dikarena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat

kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu itu

(Ibeng, 2020).

Minat yaitu sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan

sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga

penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan

seseorang giat melakukan sesuatu yang telah menarik lainya. Minat

sangat penting bagi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Dengan

minat orang akan berusaha mencapai tujuannya. Oleh karena itu, minat

dikatakan sebagai salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong

untuk mencapai tujuan (Ibeng, 2020)


Ada dua aspek yang dikandung oleh minat antara lain aspek

kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif mengandung pengertian bahwa

minat selalu didahului oleh pengetahuan, pemahaman dan konsep yang

diperoleh dan dikembangkan dan pengalaman atau hasil interaksi dengan

lingkungannya. Aspek afektif menunjukkan pada derajat emosional yang

dinyatakan dalam bentuk proses nenilai untuk menentukan kegiatan yang

disenangi. Jadi, suatu aktivitas bisa disertai dengan minat individu yang

kuat, maka ia akan mencurahkan perhatiannya dengan baik terhadap

aktivitas tersebut. Aspek minat manusia dalam mengikuti pembelajran

fikih sangan kuat, maka akan merupakan dasar pula untuk menciptakan

pembelajaran yang kondusif, yang dapat memenuhi keinginan siswa untuk

belajar disertai perhatian yang sangat besar.

Di sisi lain, Santrock mengatakan bahwa minat merupakan proses

yang memberi semangat, arah, dan kegigihan prilaku. Artinya, perilaku

yang memiliki motivasi adalah prilaku yang penuh energi, terarah, dan

bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri peserta didik yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai dengan daya penggerak

dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar agar menambah

pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman.


Minat termasuk salah satu dimensi dari aspek afektif yang

banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif yaitu

aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran

emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan

seseorang. Defenisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai

daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu

yang spesifik. Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

a. Macam-macam minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain

berdasarkan timbulnya minat dan berdasarkan arah minatnya.

1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Minat primitive

Yaitu minat yang tibul karean kebutuhan biologis atau jaringan-

jaringan tubuh, misalnya kebutuhan makanan, perasaan enak atau

nyaman, kebebasan dan beraktivitas.

b) Minat social

Adalah minat yang timbulnya karena prosess belajar, minat ini

tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya,

minat belajar individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau

lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan


pendidikan tinggi, sehingga hal ini dapat menimbulkan minat

individu untuk belajar dan berpotensi agar mendapat penghargaan

dari lingkungan.

2) Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu:

j. Minat intrinsic

Yaitu minat yang berlangsung berhubungan denga aktivitas

sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar. Misalnya,

seseorang melakukan kegiatan belajar, karena memang pada

ilmu pengetahuan atau karena memang senang membaca, bukan

karena mendapatkan pujian ataupun penghargaan sekalipun. Minat

instrinsik merupakan dorongan dari dalam dari setiap individu

untuk melakukan sesuatu.

k. Minat ekstrinsik

Adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan

tersebut, apabila tujuan sudah tercapai adakemungkinan minat

tersebut hilang. Misalnya, seorang yang belajar dengan tujuan

agar menjadi juara kelas34. Minat ekstrinsik ini merupakan suatu

motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar, jadi

dalam minat ekstrinsik ini ada kalanya siswa bukan karena ingin

belajar supaya mengetahui sesuatu, tetapi kalau ingin

mendapatkan nilai yang baik ataupun pujian dari orang lain.

2.2.2. Pengertian Membaca


Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang

berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat

dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berfikir

untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca

bukan hanya sekedar melihat kumpulan hurup yang telah

membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana

saja, tetepi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan

memahami dan menginterpretasikan lambang atau tanda tulisan

yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat

diterima oleh pembaca (Ii & Membaca, 2008)

Membaca termasuk proses yang dilakukan serta digunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis

melalui media bahasa tulis. Membaca juga merupakan suatu

kegiatan atau cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar.

Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung sudah

mengumpulkan kata demi kata dalam mengkaitkan maksud dan arah

bacaannya pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal

dengan nalar yang dimilikinya (Admin, 2019).

Dalam pengertian lain, membaca yaitu menerjemahkan simbol

kedalam suara yang dikombinasi dengan kata-kata, disusun sehingga

kita dapat belajar memahaminya dan kita dapat membuat katalog serta
dapat memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam

media tulisan.

a. Tujuan Membaca

Tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi

mencakup isi, memahami bahan bacaan. Dalam kegiatan membaca di

kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan

tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun

tujuan membaca siswa itu sendiri.

Adapun tujuan membaca menurut Blanton, dkk, dalam buku

jauharoti alfin, sriwahyuni antara lain sebagai berikut:

1) Kesenangan

2) Menyempurnakan membaca nyaring

3) Menggunakan strategi tertentu

4) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya

6) Memproleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis

7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaflikasikan informasi yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari

struktur teks

9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.


b. Manfaat Membaca

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tercipta

tanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara

lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca

memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin

meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab

tantangan hidup pada masa-masa mendatang. Dengan membaca buku

siswa mendapatkan informasi dari suatu yang ditulis. Meskipun begitu,

membaca bukan hanya sekedar menerima informasi untuk mendapatkan

pemahaman yang baik dan menyeluruh dan kita harus mampu mengolah

teks bacaan menjadi sesuatu yang bermakna (Munthe & Sitinjak, 2019)

Dalam sejarah proses transformasi ilmu pengetahuan dan

teknologi, membaca menjadi keniscayaan. Keterampilan membaca secara

kritis menjadi modal dasar untuk menganalisis, mengevaluasi, dan

menyintesekan bahaan bacaan. Dengan membaca, pemikiran terbuka

untuk melihat antarhubungan ide-ide dan menggunakannya sebagai salah

satu tujuan dari membaca. Tujuan membaca yang paling utama adalah

memahami seluruh informasi yang tertera dalam teks bacaan untuk

mengembangkan intelektual yangdimiliki siswa dalam membaca (Wisuda

Lubis, 2020)

c. Siswa
Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan undang-

undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan tertentu42. Dengan demikian siswa atau peserta didik adalah

orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-

cita dan harapan masa depan. Siswa adalah subjek yang terlibat dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di sekolah tersebut siswa mengalami

proses belajar, setelah mengalami proses belajar tersebut (Khuroidah,

2013).

2.2.3. Pengertian Minat Baca

Menrut Hernowo, mendefinisikan minat baca sebagai suatu

perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang

terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk

membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat baca meliputi

kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi

membaca, dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.
Sedangkan Santoso mengartikan minat membaca adalah sikap

positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap

aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Kemudian

selanjutnya Fauzil Adzim minat baca didefinisikan sebagai tingkat

kesenangan yang kuat (excitement) dalam melakukan kegiatan

membaca yang dipilihnya, karena kegitan tersebut menyenangkan

dan memberi nilai kepada pelakunya.

a. Tujuan Minat Baca

Kegiatan membaca di kelas harus merangkai tujuan membaca dia

ntaranya: (Sumitra & Sumini, 2019):

1) Kesenangan

2) Menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan strategi

tertent, memperbaharui pengetahuan tentangsuatu topik, dan

3) Mengaitkan informasiyangtelah dikaitkan dalam lisan dantulisan.

b. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Minat Baca Siswa

Ada beberapa factor yang menyebabkan rendahnya minat baca

siswa, diantaranya (Simbolon, 2014):


a. Lingkungan Keluarga

Kebiasaan membaca buku dirumah akan menyebabkan hal positif

bagi peningkatan minat baca pada anak, apabila kebiasaan dirumah

kurang membaca atau kurang motivasi dari keluarga untuk membaca

maka kebiasaan anak terbawa ke lingkungan sekolah. Ini sebabnya

keluarga harus iku tserta dalam memotivasi anak atau mendidik anak

untuk lebih giat dan meningkatkan minat baca anak. Kebiasaanitu

akan menjadi hobbi atau kesenangan hingga tercipta mental anak

yang sangat baik.

b. Lingkungan Masyarakat

Dapat dikatakan hingga bahwa lingkungan sekitar masih sering

memandang ganjil orang yang membiasakan waktu dengan membaca

misalnya saat berada dimobil angkutan umum, di tempat kerja, di

taman bermain anak atau sedang berada ditempat wisata. Tidak hanya

dipandang aneh, kadang ada pula yang meremehkan atau mengatakan

hal-hal yang negatif sehingga bersangkutan dengan rasa malu atau

mengundang perkelahian. Padahal membaca dilingkungan umum

adalah kegiatan yang positif.


c. Perkembangan teknologi yang semakin canggih

Kemajuan teknologi yang sangat canggih bisa membawa dampak

positif bagi semua orang, memudahkan pekerjaan dan mencari

referensi dalam segala hal. Akan tetapi ternyata bisa membawa

dampak negatif pula apabila digunakan anak untuk hal-hal yang tidak

bermanfaat, atau kurangnya pengawasan dan kendali orang tua dalam

pemakaiaannya.

Pengguna teknologi canggih paling banyak adalah anak muda dan

mahasiswa bahkan saat ini siswa Sekolah Dasar juga menggunakan

teknologi sebagai alat belajar atau sekolah dalam jaringan (daring).

Penggunaan itu harusnya diawasi dan di pantau oleh orang tua agar

anak tidak menggunakannya untuk ha lyang negatif. Ketersediaan

informasi yang lengkap di dalam teknologi tersebut membuat anak-

anak dan siswa malas untuk membacabuku.


d. Kurang Motivasi

Masih banyak orang yang menganggap membaca adalah hal

yang tidak terlalu penting sehingga kurang mempunyai kesadaran

serta motivas iuntuk rajin membaca. Intinya harus ditanamkan

dalam diri bahwa membaca adalah salah satu sarana untuk

meningkatkan kualitas diri sehingga terciptanya motivasi untuk

menggiatkan diri dalam membacabuku.

Motivasi guru sangat di harapkan untuk memicu dan membuat

minat semua siswa untuk senang dan rajin membaca. Dalam kondisi

siswa yang saat ini hanya menerima secara instan dan lebih banyak

bermain maka motivasi itu sangat diperlukan. Siswa yang masih

berumur sangat muda pastinya harus dilakukan denganpen dekatan

emosional yang baik agar tidak mudah marah dan malas untuk

membaca.

e. Saran Yang Minim

Kurangnya minat baca pada siswa bias juga karena tidak ada

atau kurangnya sarana untuk kegiatan tersebut. Disekolah Guru

mungkin kurang menyediakan buku-buku bacaan yang berkualitas

sehingga siswa tidak diperkenalkan dengan kegiatan membaca.

Sementara itu kondisi perpustakaan juga kadang masih lemah

terutama di daerah-daerah terpencil. Sarana yang kurang memadai


akan menyebabkan kurang minatnya para siswa untuk membaca

buku.

Terkadang buku ataupun perpusatakaan di sekolah tidak rapi

atau pun bersih, hal ini juga bisa menyebabkan kurangnyaminat

siswa dalam membaca. Di beberapa sekolah terkadang kantor guru

dan perpustakaan menyatu sehingga menyebakan siswa merasa

malu untuk membaca, ataupun ketika siswa ingin membaca tetapi

guru sedang rapat diruangan tersebut hal ini juga akan membuat

siswa tidak berani untuk membaca buku di perpustakaan.

Pelayanan perpustakaan yang kurang baik dan penempatan buku

yang kurang sesuai dengan petunjuk atau pun nama rak buku juga

memicu ketidaksukaan siswa dalam membaca di perpustakaan

tersebut.

c. Cara Meningkatkan Minat Baca

Ada beberapa cara untuk meningkatkan minat baca siswa,

diantaranya (Putri Pradana, 2020):

1) Meberikan arahan yang hendak di tinjau dengan rasa aman,

2) Menyusun dan mengurutkan isipembelajaran

3) Mengumpulkan dan mempersiapkan materi pengajaran serta

merencanakan berbagai strategiyangdigunakan

4) Mempersiapkan diri untuk berinteraksi dengan siswa selama

pembelajaran.
5) Memotivasi dan mempertimbangkan setiap individu ketika memilih

tujuan pembelajaran seperti isi pembelajaran, strategi-strategi

pembelajaran dan persyaratan-persyaratan yang di perlukan

d. Manfaat Minat Baca

Minat baca sangat bermanfaat bagi kehidupan seseorang,

demikian Dian Sinanga mengemukakan manfaat minat baca

diantaranya (Triatma, 2016):

1) Mempermudah memahami berbagai mata pelajaran. Dengan

membaca siswa dapat menambah, memperluas, dan memperdalam

pelajaran yang sudah di peroleh dari guru. Dengan demikian wawasan

dan cakrawala berfikir siswa bertambah baik.

2) Mempertinggi kemampuan siswa dalam membandingkan, meneliti,

mempertajam yang sudah didapat dari kelas.

3) Meningkatkan apresiasi seni sastra.

4) Meningkatkan kemampuan mengenali diri sendiri dan lingkunganya.

5) Mengembangkan watak dan pribadi yang baik.

6) Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.

7) Menambah perbendaharaan kata.

8) Mendidik anak untuk belajarmandiri.

9) Memicu munculnya ide baru.

10) Mendidik anak untuk berfikir kritis dan mengetahui (wellinformed)

berbagai permasalahan yang terjadi dilingkungan.

11) Memperluas pengalaman


2.2.6 Pengertian Membaca Alkitab

Menurut Libertina Hulu, membaca Alkitab merupakan cara yang

sanggat penting untuk mengatahui kehendak Tuhan didalam firmanNya .

Membaca Alkitab secara teratur dan konsisten memiki beberapa manfaat.

Pertama, Alkitab menunjukkan kepada Manusia Kerakter Allah dan

Memberikan Manusia Wahyu tentang dririNya kepada umatNya. Di

setiap bagian Alkitab, tampa karakter Allah yang Kudus, tidak beruba,

setia, pengasi, kedua 2 Timotius 3:16-17 ketika membahas topic kitab

suci mengatakab bahwa bermanfaat untuk mengajar, untuk teguran,

koreksi dan pelatihan kebenaran Ayat berikutnya melanjutkan dengan

mengatakan bahwa ini megarakan pada kelengkapan dan pelengkapan

dalam setiap pekerjaan yang ketiga membaca Firman Tuhan secara teratur

akan menguba ara pemikiran manusia sehingga dapat bertumbu dalam

kedewasaan yang merupakan bagian dari panggilan Kristen (Efesus 4:14-

16)

2.2.7 Kerang kateoritis

Kerangka teoritis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan

landasan berpikir untuk mendeskripsikan kerangka referensi atau teori


yang digunakan untuk mengkajikan permasaalan. Tentang hal ini jujun

S.Soerya Sumantri menyatakan: pada hakekatnya memecahkan masalah

adalah dengan mengunakan pengetahuan ilmia sebagai dasar argument

dalam mengkajikan persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat

diandalkan. Meningkatkan minat baca adalah kunci di mana seorang siswa

dapat mengatahui isi bacan dalam buku sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar disekolah dengan mengatahui informasi dengan caranya

sendiri yang unik dengan demikian mereka dapat mengikuti proses belajar

di kelas maupun dilingkungan yang terbuka. Minat merupakan suatu rasa

lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya. Minat erat

kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat

dikaitkan minat terja dikarnakan sikap senang kepada sesuatu. Orang yang

berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu itu.

Minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan

dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku

bacaan. Kemudian selanjutnya Fauzil Adzim minat baca didefinisikan

sebagai tingkat kesenangan yang kuat (excitement) dalam melakukan


kegiatan membaca yang dipilihnya, karena kegitan tersebut menyenangkan

dan memberi nilai kepada pelakunya.

Dalam Pendidikan Agama Kristen, membaca Alkitab itu sangat

penting karena selain untuk menambah pengetahuan juga untuk

memberikan pemahaman-pemahaman akan ajaran iman dan menumbuhkan

iman percaya para peserta didik serta pengenalan akan Yesus Kristus. Hal

ini sesuai dengan firman Tuhan 2 Timotius 3:15-17” Ingatlah juga bahwa

dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat

kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada

Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat

untuk mengajar,untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan

dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap

manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Dari beberapa pengertian diatas dalam di simbulkan bahwa peran

guru sanggat penting dalam dunia pendidikan kususnya peran guru

pendidikan Agama Kristen (PAK) suda sewajarnya sebagai guru PAK

harus mempu menuntun siswa dalam mengenal cerita-cerita Yesus yang

terdapat dalam Alkitab oleh Karena itu guru pendidikan Agama Kristen

sanggat di harapakan agar dapat Menumbukan dan Meningkatkan Minat

siswa Membaca Alkitab Melalui pendidkan Agama Kristen.

Anda mungkin juga menyukai