PENDAHULUAN
negara.
1
satu tujuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD adalah menuntut
siswa untuk bisa membaca dengan baik dan benar yang disertai dengan
dinilai sangat penting di sekolah. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
dan agar makna kata-kata secara individu akan dapat diketahui. Dengan
diperlukan oleh siapa saja yang ingin maju dan meningkatkan kualitas diri.
2
tahun 2000 berada di peringkat ke-39 dari 41 negara, tahun 2003 berada di
peringkat ke-39 dari 40 negara dan tahun 2006 berada di peringkat ke-48
dari 56 negara.
3
benar siswa yang mengalami kesulitan belajar. E. Mulyasa (2006: 22-23)
perhatian guru yang positif, begitupun sebaliknya. Lebih lanjut lagi beliau
semakin parah dan mengganggu proses belajarnya. Untuk itu guru perlu
Hal serupa dikemukakan oleh Burns, dkk. (Farida Rahim, 2008: 1) yang
4
hambatan berbahasa dan kesulitan belajar mempunyai efek negatif dan
diajarkan di kelas I dan II memiliki peranan yang sangat penting. Siswa yang
atensi. Atensi atau perhatian merupakan salah satu fungsi kognitif yang
terlibat saat proses membaca. Selain itu, pada usia 7 tahun anak
(usia 2-7 tahun). Dalam konteks membaca, memori jangka pendek berguna
5
Siswa SD perlu memiliki keterampilan membaca yang memadahi.
nilai yang strategis bagi penguasaan mata pelajaran lain di SD. Oleh karena
itu, semua siswa SD perlu diupayakan agar dapat membaca dan memiliki
agar siswa lancar membaca, namun tidak jarang ditemui ada beberapa atau
yang dialami oleh masing-masing siswa berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya.
Dalam kondisi tersebut guru, orang tua, atau orang dewasa yang
mana saja letak kesulitan membaca masing-masing siswa. Analisis ini perlu
6
Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak
menyebabkan siswa tidak lancar dalam membaca. begitu juga tampak pada
siswa kelas I Sekolah Dasar masih ada yang belum lancar membaca,
bahkan masih ada siswa yang terbata-bata saat membaca, ada juga siswa
yang tidak tahu membaca kalimat sederhana bahkan ada juga yang tidak
membaca.
mengalami kesulitan yang berbeda dengan siswa yang lain. Akan lebih baik
7
tersebut, maka penelitian yang berjudul “Analisis Kesulitan Membaca
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan utama dari penelitian ini
E. Manfaat Penelitian
1) Secara Teoritis
8
digunakan sebagai bahan rujukan dalam upaya mengatasi kesulitan
2) Secara Praktis
b. Bagi guru
c. Bagi siswa
tersebut.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Membaca
10
(oral languange meaning yang mencangkup perubahan tulisan/cetakan
pengertian tersebut terkait tiga hal yaitu afektif, kognitif, dan bahasa.
suatu prooses pencptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam
keseluruhan yangterpadu.
bersifat fisik yang disebut proses psiklogis berupa kegiatan berpikir dan
mengolah informasi.
11
Menurut Dalman (2013:5) “Membaca merupakan suatu kegiatan atau
terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berfikir
untuk memahami isi teks yang dibaca” selanjutnya Burns (dalam Rahim
belajar”.
aktivitas berbahasa yang bersifat resfektif dan aktif”. Farr (dalam Dalman
membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3)
yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna
12
ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan
beberapa tujuan yang ingin dicapainya. Teks yang dibaca seseorang harus
membaca itu merupakan proses membaca sandi berupa tulisan yang harus
bermula dari kata dan berlanjut kepada membaca kritis”. Harras, dkk (dalam
13
mengartikan “Membaca sebagai suatu kegiatan memahami pola-pola
darinya”.
yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna
bermakna. Oleh sebab itu, kegiatan membaca ini sangat ditentukan oleh
14
membaca itu sendiri atas proses membaca dan produk membaca. Proses
disajikan di dalam teks, (2) menafsirkan lambang atau kata, (3) mengikuti
bacaan, (6) mengingat yang dipelajari pada masa lalu dan menggabungkan
ide-ide baru dan fakta-fakta dengan isi teks, (7) mengetahui hubungan
antara lambang dan bunyi, serta antar kata yang dinyatakan di dalam teks,
dengan teks bacaan hingga pembaca memahami isi atau makna yang
15
wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Sabarti Akhadiah, dkk.,
merupakan tahap awal belajar membaca dan berlangsung di kelas I dan II.
permulaan anak harus memperhatikan dua hal, (1) keteraturan bentuk dan
(2) pra gabungan huruf. Kemampuan anak untuk memahami akan adanya
sehingga ia telah dapat membedakan suatu bentuk dari bentuk yang lain.
permulaan diberikan kepada anak kelas I dan II SD. Tekanan utama adalah
menyuarakan tulisan atau simbol, meskipun makna dari yang dibaca tidak
16
diajarkan di kelas rendah (kelas awal) sekolah dasar. Fokus utama pada
(1995: 57) yaitu: anak dituntut agar mampu: (a) membedakan bentuk huruf,
(b) mengucapkan bunyi huruf dan kata dengan benar, (c) menggerakkan
mata dengan cepat dari kiri ke kanan sesuai dengan urutan tulisan yang
dibaca, (d) menyuarakan tulisan yang sedang dibaca dengan benar, (e)
mengenal arti-arti tanda baca, dan (f) mengatur tinggi rendah suara sesuai
kecakapan membaca.
17
komponen utama yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan anak pada
kata dan kalimat yang memiliki hubungan bunyi yang serasi. Keduanya
permulaan ini harus dimulai dari tingkatan penguasaan kata atau kalimat
permulaan.
4. Proses Membaca
18
thinking or reading as reasoning). Hal yang sama juga dikemukakan oleh
cetak ide-ide dan informasi yang dimaksudkan oleh penulis. Jadi membaca
dan dengan rekonstruksi ide dari berbagai pola bunyi. Belajar membaca
sistem bahasa yang pertama. Oleh karena itu, membaca dengan baik
(phonological coding). Akhir dari proses ini adalah identifikasi kata (lexical
19
access) yang pembaca mencoba untuk memahami arti kata yang
dibacanya.
aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang foormal, serta
(1995: 56) tujuan utama dari membaca permulaan adalah agar anak dapat
20
anak dapat menyuarakan tulisan tersebut. Di samping tujuan tersebut,
pembentukan sikap positif serta kebiasaan rapi dan bersih dalam membaca
juga perlu diperhatikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari membaca
permulaan yaitu agar siswa dapat mengenal tulisan sebagai lambang atau
anak sejak pertama kali mengajak anak kerumah. Setelah itu, bacakanlah
cerita setiap hari mengenai apa yang ingin disampaikan oleh buku itu.
Langkah pertama ini dianjurkan oleh Dorothy Butler yang menulis buku
membaca kepada anak yang masih kecil adalah mengaitkan apa saja yang
apel kepada anak lalu mintalah anak menyentuh, memegang, memuai, dan
21
Anak akan merekam semua itu, dia mulai belajar membaca. (3) Langkah
dilakukan pada langkah yang ketiga ini, misalnya dalam kelompok , dapat
tidur, piring, sendok, gelas, dan sepatu. Langkah ini diambil dari buku Teach
Your Baby to Read Kit karya Glen Doman, terbutan Better Baby Institut,
Langkah keempat: memberikan nama apa saja yang dapat dilakukan oleh
ini menggunakan kartu huruf biru besar, untuk kata kerja dan kata
mengenal unsur huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku
22
permulaan adalah suatuaktivitas untuk mengenalkan rangkaian huruf
23
I.G.A.K. Wardani (1995: 10) mengemukakan bahwa kesulitan belajar
menulias dan berhitung) yang disebabkan baik oleh faktor internal maupun
faktor eksternal.
kegagalan untuk belajar, dan belajar adalah sesuatu yang terjadi sepanjang
24
waktu. Itu mungkin saja, oleh karena itu, bahwa penyebab yang sebenarnya
belajar.
makna dari kata-kata tersebut. Membaca diawali dari struktur luar bahasa
yang dapat dilihat dari kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang
25
dengan ditunjukkan adanya kesenjangan antara keampuan yang dimiliki
diskriminasi auditoris, (e) tidak mampu memahami sumber bunyi, (f) kurang
konseptual.
berikut.
bunyi bahasa (fonik), dan bentuk kalimat. Hal ini biasanya terjadi pada
pertengahan atau akhir kata atau kalimat. Penyebab lain adalah karena
26
anak menganggap huruf atau kata yang dihilangkan tersebut tidak
b. Penyelipan kata
lemari”.
c. Penggantian kata
Pengucapan kata salah terdiri dari tiga macam, yaitu (a) pengucapan
kata salah dan makna berbeda, (b) pengucapan kata salah tetapi
makna sama, dan (c) pengucapan kata salah dan tidak bermakna.
Keadaan semacam ini dapat terjadi karena anak tidak mengenal huruf
kata salah dan makna berbeda adalah “baju bibi baru” dibaca “baju bibi
biru”, pengucapan kata salah dan makna sama adalah “kakak pergi ke
27
sekolah” dibaca “kakak pigi ke sekolah”, sedangkan contoh
Pengucapan kata dengan bantuan guru terjadi jika guru ingin membantu
menit oleh guru tetapi anak belum juga melafalkan kata-kata yang
membaca.
f. Pengulangan
Pengulangan bisa terjadi pada kata, suku kata atau kalimat. Contoh
g. Pembalikan huruf
28
sama seperti “d” dengan “b”, “p” dengan “q” atau “g”, “m” dengan “n” atau
“w”.
Jika anak belum paham arti tanda baca yang utama seperti titik dan
tulisan, tetapi mendapat kesulitan dalam lagu membaca dan intonasi. Hal
i. Pembetulan sendiri
29
12 tahun. Pada usia ini sering disebut juga dengan masa kanak-kanak
Mulyani, 2011:5)
tertentu
sehari-hari
sosial.
30
Berdasarkan tugas perkembangan tersebut, siswa sekolah dasar dituntut
antara usia 6/7 tahun sampai 9/10 tahun, biasanya mereka duduk di
2) Masa kelas tinggi sekolah dasar yang berlangsung antara usia 9/10
sekolah dasar.
ciri anak masa kelas rendah sekolah dasar adalah: (a) ada hubungan yang
kuat antara jasmani dan prestasi sekolah, (b) suka memuji diri sendiri, (c)
kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau
31
dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya, (e) suka meremehkan
orang lain.
Santrock (2004: 75) menjelaskan bahwa anak pada usia kelas rendah
meningkat.
14.000 kata di usia 6 tahun menjadi rata-rata sekitar 40.000 kata di usia 11
kategorisasi kosakata sebagai bagian dari kelompok kata. Hal yang perlu
membaca.
2. Lebih ahli menggunakan aturan sintaksis (makna dari kata atau kalimat)
definisi, dan narasi yang masuk akal. Kemajuan dalam kosakata dan tata
32
memikirkan bahasa yang mereka gunakan, pemahaman mengenai kata-
Pada usia antara tiga hingga tujuh tahun terjadi transisi dari bicara
selama beberapa waktu, kegiatan bicara dengan diri sendiri ini mulai jarang
belajar membaca bagi siswa Sekolah Dasar kelas awal, yaitu kelas I dan II.
33
Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan
skor 27%. Kesulitan lain yang dialami peserta didik adalah kesulitan dalam
membaca kata yaitu sebesar 33%. Lalu kesulitan pada aspek mengenal
huruf dengan skor 51%. Aspek kesulitan membaca terakhir yaitu aspek
diftong, vokal rangkap, dan konsonan rangkap; (2) belum mampu membaca
beberapa huruf konsonan; (5) belum bisa mengeja; (6) membaca asal-
asalan; (7) cepat lupa kata yang telah diejanya; (8) melakukan penambahan
dan penggantian kata; (9) mengeja dengan waktu yang cukup lama; (10)
34
Berdasarkan fakta di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
terlaksana secara maksimal. Akan tetapi ada beberapa hal yang dapat
mengatasinya.
E. Kerangka Pikir
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Curug 1 Kota Bogor yang berlokasi di Jalan Flamboyan No. 31 Kel. Curug
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, 16113. Dipilih sebagai
tempat penelitian yaitu karena jaraknya dekat dengan rumah dan letak nya
2. Waktu Penelitian
2019/2020
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah salah satu peserta didik yang
B. Latar Penelitian
36
pada Maret 2019 di SDN Curug I Kota Bogor yang terletakdidi Jalan
kepala sekolah, ruang guru, ruang UKS, ruang piket guru, kit alat IPA,
lapangan upacara, literasi kelas. Hanya saja masih terdapat ruang yang
Lingkungan belajar nya pun berjalan dengan lancar baik dari lingkungan
sebab akibat terhadap sesuatu yang terjadi saat penelitian dengan tujuan
teliti.
37
C. Metode dan Prosedur Penelitian
1. Metode penelitian
data saja melainkan juga analisis data tersebut untuk mendapatkan suatu
keseluruhan.
2. Prosedur penelitian
penelitian kualitatif.
38
D. Data dan Sumber Data
Sumber data yang diambil untuk melihat perilaku siswa diperoleh dengan
cara :
membaca permulaan.
E. Fokus Penelitian
39
Tabel 3.1 Rambu-Rambu Penelitian
yang diteliti
Kelas I SD
a. Observasi
b. Wawancara
40
Pada penelitian ini peneliti juga mengumpulkan data melalui
c. Dokumentasi
peneliti. Foto dapat berupa dokumen resmi ataupun foto tentang topic
berupa data primer dan sekunder. Data primer yang diperoleh melalui
Wawancara
Observasi Dokumentasi
41
2. Rancangan Instrumen Penelitian
bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara
tidak melepaskan diri dari struktur bangun yang ada kaitannya dengan
fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata
42
Sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur
memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau
mencatat semua percakapan dengan sumber data; (2) Kamera digital yang
G. Analisis data
display data dan terakhir peneliti melakukan kesimpulan dari data yang
sudah disimpulkan.
43
Adapun langkah-langkah teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
membuang yang tidak perlu. Karena data yang dari lapangan cukup
2. Penyajian Data
44
sesuai dengan hasil yang didapat. Kesimpulan penelitian ini nanti akan
triangulasi sumber dan metode. Dimana cara ini merupakan cara untuk
menguji kredibilitas data dengan sumber yang berbeda yaitu guru kelas 1,
siswa kelas 1 serta metode yang berbeda yaitu data hasil wawancara
45
46