PENDAHULUAN
Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan
mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan
dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber-sumber
belajar tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika
dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam
membaca.
Guru dikenal dengan al mu’allim atau al ustadz dalam bahasa arab, yaitu orang
yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Pendapat klasik mengatakan
bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan pada satu
sisi). Namun pada dinamika selanjutnya, difinisi guru berkembang secara luas. Guru
disebut sebagai pendidik professional karena guru telah menerima dan memikul
beban dari orang tua untuk turut mendidik anak.
Guru merupakan salah satu orang yang menentukan maju atau tidaknya bangsa
dan peradaban manusia. Guru harus mempunyai kompetensi dalam mendidik
sehingga akan menghasilkan anak didik yang berkualitas. Di tangan guru, seorang
siswa yang awalnya tidak tahu apa-apa bisa menjadi pribadi jenius. Guru lebih
banyak sebagai panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan
diteladani oleh siswa. Dalam hal ini, guru juga berperan penting dalam mencerdaskan
siswa terutama mengajarkan siswa untuk membaca.
Mengajarkan siswa membaca sejak usia dini sangat perlu dilakukan karena
membaca merupakan salah satu komponen yang sangat penting dari sistem
komunikasi. Membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh semua siswa.
Melalui membaca siswa dapat belajar banyak hal. Kemampuan membaca merupakan
dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika siswa pada usia permulaan tidak
segera memiliki kemampuan membaca, ia akan mengalami banyak kesulitan dalam
mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu,
siswa harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar.
Tingkatan kelas disekolah dasar dapat dibagi menjadi dua,yaitu kelas rendah
dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri kelas satu,dua,dan tiga sedangkan kelas tinggi
terdiri dari kelas empat,lima dan enam. Di Indonesia, rentang usia siswa SD, yaitu
antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas rendah , yaitu
6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun. Siswa yang berada pada kelompok ini termasuk dalam
rentangan anakusia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek tetapi penting
bagi kehidupansesorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki
anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Berdasarkan uraian diatas, sosok guru sebagai motivator dalam kegiatan belajar
mempunyai peran penting dalam mengatasi kesulitan membaca, agar tujuan dari
proses pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
PEMBAHASAN
Guru merupakan orang yang diserahi tanggung jawab untuk mendidik dan
membimbing dan mengarahkan anak didik agar memilki pengetahuan sekaligus
kepribadian yang mulia. Guru juga sebagai pengganti seorang ibu saat berada
disekolah. Guru juga merupakan satu unsur pendidikan yang berperan dalam
keberhasilan proses pendidikan, mengingat besarnya tugas seorang guru, maka guru
dituntut untuk senantiasa meningkatkan profesi agar dapat memenuhi tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang.
Tugas guru di masa itu sangatlah berat. Karena harus menjalankaan tugas
mengajar, mendidik dan membimbing peserta didik untuk menyongsong masa depan.
Dalam perspektif pendidikan Islam, keberadaan, peranan dan fungsi guru merupakan
keharusan yang tidak bisa diingkari. Tidak ada pendidikan tanpa “kehadiran” guru.
Guru merupakan penentu arah dan sistematika pembelajaran mulai dari kurikulum,
sarana, bentuk-pola, sampai kepada usaha bagaimana anak didik seharusnya belajar
dengan baik dan benar dalam rangka mengakses diri akan pengetahuan dan nilai-
nilai hidup.
Para ahli kesehatan jiwa menekankan bahwa hingga saat ini masih belum ada
seorangpun yang mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar. Sebagian
ahli mengemukakan bahwa gangguan belajar disebabkan oleh gangguan. Tetapi
penelitian yang disokongoleh NIMH telah membantu kita untuk menyadari bahwa
penyebab kesulitan belajar itu benar-benar kompleks dan luas. Bukti paling
mutakhirmemperlihatkan bahwa sebagian besar ketrelambatan belajar tidak hanya
berkaitan dengan otak tertentu, tetapi kesulitan dalam menyalurkan berbagai
informasi yang datang dari berbagai ilmu otak secara bersamaan.
Maka dari itu, sebagai orang tua ataupun guru sebaiknya tidak membandingkan
anak-anak berkesulitan belajar dengan yang lain, hal ini dapat membuat anak tersebut
juga orang tua sendiri memjadi stres. Jangan pula memberikan latihan atau tugas yang
berat-berat, mulailah dari menulis yang singkat atau pendek saja. Anak dengan
disleksia bukan berarti tidak pandai. Mereka hanya tidak bisa menulis dengan baik
dalam kertas ( buku ). Oleh karena itu, tidak ada salahnya mengganti dengan media
lain seperti notebook, komputer, mesin ketik, dan sebagainya.
Sebagai orang tua maupun guru jangan pernah meyepelekan anak dengan
kesulitan belajar. Hal ini dapat membuat mereka merasa rendah diri dan frustasi. Ada
baiknya anda memberikan pujian yang wajar atas usaha yang dilakukannya dalam
belajar. Hal ini akan memacu semangatnya untuk belajar dan terus berusaha. Berilah
anak latihan menulis secara berkala dimulai dari tingkat kesulitan yang rendah hingga
akhirnya dapat menulis dengan baik. Guru bisa memberi tugas yang membuatnya
menarik untuk melakukan. Untuk menghindari kejenuhan, Guru bisa memintanya
untuk membuat gambar di setiap paragraf dalam tulisannya.
KESIMPULAN
Untuk mengatasi masalah rendahnya minat baca, yang memiliki peran penting
adalah orang tua, selain orang tua lingkungan keluarga juga sangat menentukan
dalam menumbuhkan minat baca putra putrinya dengan memberikan hadiah berupa
buku-buku bacaan pada hari –hari yang bersejarah bagi anak seperti memberikan
buku cerita untuk kado kado ulang tahun, kemudian menemani anakanaknya
membaca buku atau membacakan dongeng kepada anak-anak. Dukungan guru juga
sangat dibutuhkan, dalam meningkatkan minat baca. Upaya yang dapat dilakukan
oleh guru antara lain menyiapkan pojok baca dan mengganti buku-buku setiap saat
sehingga anak merasa tertarik untuk membaca. Membaca merupakan proses pelibatan
seluruh aktivitas dan kemampuan berpikir siswa dalam memahami dan mereproduksi
sebuah wacana tertulis (Abidin, dkk, 2017: 172).
Upaya yang dilakukan untuk penguatan literasi membaca pada siswa kelas
adalah berusaha meningkatkan sarana dan prasarana pendukung literasi membaca
yang berupa perpustakaan dengan berbagai variasi buku yang lengkap sehingga siswa
tertarik untuk membaca buku yang baru setiap hari dan Sharing bahan bacaan dengan
teman sejawat.
Anjani, Sri. 2019. Pengaruh Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat
Baca Dan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Gugus II
Kuta Utara. E-Jurnal Pendasi: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. Volume
3 No 2.