Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah dasar (SD) adalah tempat untuk menempuh pendidikan dasar selama 6 tahun.
Sekolah dasar menjadi tempat awal bagi siswa untuk memulai masa persekolahan dan
menempuh pendidikan. Oleh karena itu sekolah dasar menjadi tempat paling penting dalam
tumbuh kembang siswa dan penentu keberhasilan siswa di tahap pendidikan selanjutnya.

Pendidikan Dasar yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD) melandasi peserta didik menuju
tahap pendidikan lanjutan yaitu pendidikan menengah. Seperti namanya, Sekolah dasar
mengajarkan hal-hal dasar yang perlu dikuasai siswa mulai dari calistung (baca, tulis hitung)
sampai pertumbuhan karakter dan sosial siswa.

Membaca adalah kegiatan memahami simbol-simbol dan kemudian dikeluarkan dalam


bentuk bunyi. Membaca di jenjang Sekolah Dasar mulai diajarkan di kelas rendah (kelas 1-3)
sebagai dasar dalam melaksanakan pembelajaran lainnya. Seluruh mata pelajaran
memerlukan kemampuan membaca.

Siswa yang telah berada di kelas 3 telah mendapatkan pembelajaran selama 2 tahun
sebelumnya dalam pelajaran membaca. Oleh karena itu, setidaknya siswa pasti telah
mengalami tahap mengenal kata dan kemampuan membaca siswa pastinya sudah
berkembang cukup jauh. Namun tidak semua anak memiliki kemampuan membaca yang
cukup baik meskipun telah beberapa tahun belajar membaca. Salah satunya yang terjadi di
kelas 3 SDN 5 TOILI

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada 10 November 2022 pukul 09.00
WITA di SDN 5 TOILI khususnya di kelas 3 , Masih ada siswa dengan kemampuan
membaca yang rendah. Memang kemampuan membaca siswa berbeda-beda, Namun, masih
ada beberapa siswa yang tidak mampu mengidentifikasi huruf yang sesuai diajarkan di
tingkat kelas sebelumnya.

Sesuai dengan informasi dari wali kelas kelas 3 SDN 5 TOILI permasalahan tidak bisa
membaca ini disebabkan oleh bantuan orang tua yang masih kurang untuk membimbing
siswa belajar di rumah dan kurangnya pelajaran membaca di tingkat kelas sebelumnya
sehingga siswa harus mengulang pelajaran mengenal abjad yang dimana hal ini juga
disebabkan oleh satu setengah tahun pembelajaran online dari rumah akibat pandemi
COVID-19. Terkait dengan hal itu, siswa yang belum bisa membaca mendapatkan perlakuan
dan pembelajaran khusus yang berbeda dengan teman-teman sekelasnya.

Terkait dengan kemampuan membaca siswa di SDN 5 TOILI dari hasil observasi awal
yang peneliti peroleh data dari 15 jumlah siswa keseluruhan ada 2 siswa yang mengalami
buta huruf. Para peneliti memusatkan perhatian mereka terutama pada hal meneliti faktor
penyebab siswa belum bisa membaca meskipun telah berada di kelas 3 terutama faktor yang
menyebabkan siswa belum bisa membaca di lingkungan rumah karena satu setengah tahun
selama berada di kelas 1 dan 2 siswa menghabiskan sebagian besar waktu belajarnya di
rumah.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti melakukan penelitian “Analisis Peran Orang
Tua Terhadap Kemampuan Membaca Siswa Kelas 3 SDN 5 TOILI”

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah penelitian didasarkan pada uraian latar belakang:

1.2.1 Siswa belum mampu membedakan bunyi antar huruf


1.2.2 Siswa kurang mendapatkan pembelajaran membaca di rumah
1.2.3 Kurangnya dukungan orang tua untuk mengajar siswa membaca di rumah.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian adalah
“Bagaimana peran orang tua terhadap kemampuan membaca siswa kelas III SDN 5 TOILI”..

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh orang tua terhadap
kemampuan membaca siswa kelas III SDN 5 TOILI.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai berikut:

1. Secara teoritis,
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan para orang tua dapat lebih
memahami bagaimana peran orang tua terhadap kemampuan membaca anaknya
dan betapa pentingnya peran tersebut bagi anaknya.
2. Secara praktis,
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi upaya orang tua untuk
membantu anaknya meningkatkan kemampuan membaca sekaligus sebagai kajian
ilmiah
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Hakekat Membaca


2.1.1 Pengertian Membaca
Membaca adalah metode komunikasi yang tujuan utamanya adalah untuk
mengekstraksi informasi dari bahan tertulis. (Mastoah, 2016). Sementara itu menurut
Fatmasari (2018) Tindakan membaca adalah proses memperoleh informasi tertulis dari
penulis. Akibatnya, pembaca harus memahami teks secara literal, kritis, dan imajinatif.
Kegiatan membaca pembaca yang disertai dengan curahan jiwa pembaca untuk
menghayati teks bacaan merupakan perolehan dan pemahaman gagasan. Panca indera,
terutama mata untuk pembaca normal, terlibat dalam aktivitas mekanis untuk memulai
proses membaca. Proses pemahaman dan penghayatan, yang melibatkan akal, mengikuti
aktivitas mekanis. Selain itu, kegiatan membaca menekankan pada kecerdasan tertentu,
kecepatan, dan keterampilan berbahasa, serta acuan hidup yang luas.(Fatmasari &
Fitriyah, 2018)

Salah satu keterampilan berbahasa tulis reseptif adalah membaca. Karena membaca
memberikan informasi, pengetahuan, dan pengalaman baru, maka disebut sebagai
reseptif. Seseorang yang membaca akan dapat belajar lebih banyak, mempertajam
perspektifnya, dan memperluas wawasannya dengan segala cara yang memungkinkan.
(Irdawati & Darmawan, 2014)

Membaca merupakan kegiatan komunikasi dan pengumpulan informasi yang


melibatkan proses visual, kognitif, psikolinguistik, dan metakognitif, sebagaimana dapat
disimpulkan dari uraian di atas. Informasi atau isi sebuah teks harus dipahami oleh
pembaca.

2.1.2 Manfaat Membaca

Membaca sangat bermanfaat di berbagai bidang. Pendidikan adalah salah satu


bidang di mana membaca memiliki dampak yang besar. Karena sangat penting, membaca
ditampilkan mulai dari tingkat pendidikan yang paling rendah seperti pelatihan remaja
dan taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. (Friantary, 2019)

Karena membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk pembelajaran


di kelas, bidang pendidikan sangat erat kaitannya dengan membaca. Hampir semua mata
pelajaran menggunakan buku teks dalam memberikan informasi kepada peserta didik.

2.1.3 Tujuan Membaca


Menurut buku Henry Guntur Tarigan "Membaca sebagai Keterampilan Bahasa,"
tujuan utama membaca adalah untuk memahami makna teks melalui perolehan informasi
terkait konten. Pentingnya, signifikansi (kepentingan) terkait erat dengan harapan, alasan,
atau kekuatan kita dalam membaca.

Berikut adalah berbagai tujuan penting dalam membaca menurut Henry Guntur Tarigan:

1. Membaca dengan maksud untuk menemukan atau mempelajari penemuan-penemuan


yang telah dibuat oleh tokoh-tokoh, tindakan-tindakan mereka, nasib tokoh-tokoh
khusus, atau cara-cara mereka memecahkan masalah Membaca dengan teliti seperti
ini disinggung sebagai membaca dengan cermat seluk-beluk atau realitas.
2. Bacalah buku untuk mencari tahu mengapa itu bagus dan menarik, apa masalah
ceritanya, apa yang dipelajari dan dilalui oleh karakter, dan apa yang mereka lakukan
untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Membaca gagasan pokok dengan cara
demikian disebut membaca.

Uraian di atas dapat digunakan untuk menarik kesimpulan berikut bahwa


membaca pada umumnya dilakukan untuk memperoleh informasi. Secara lebih
rinci, membaca bertujuan untuk memperoleh beberapa hal penting, antara lain
fakta, gagasan pokok, struktur cerita, menyimpulkan, mengklasifikasikan,
mengevaluasi, dan membandingkan informasi yang diperoleh.
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca. Dalam kebanyakan
kasus, pemahaman seseorang tentang apa yang dia baca dan kecepatan dia membaca
menentukan kemampuan membaca yang dimaksud. Beberapa faktor tersebut adalah:

1. Kecerdasan Tingkat
2. Kemahiran Bahasa
3. Minat dan Sikap
4. Kebiasaan Membaca
5. Kemampuan Membaca
6. Latar Belakang: Sosial, Ekonomi, dan Budaya
7. Emosi (Irdawati & Darmawan, 2014)

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca dipengaruhi oleh banyak faktor.


Ada faktor internal dan eksternal untuk faktor tersebut. Tingkat kecerdasan anak
merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi kecepatan membaca anak.
Kemampuan membaca anak juga dipengaruhi oleh sikap dan minatnya, serta kemampuan
berbahasa yang memungkinkannya berkomunikasi sehari-hari. Konteks sosial, ekonomi,
dan budaya merupakan faktor eksternal selanjutnya yang berdampak pada kemampuan
membaca anak. Rumah, sekolah, dan lingkungan bermain anak semuanya berdampak
pada ketiga aspek ini.

2.2 Pengertian Kemampuan


Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kata “kemampuan” berasal
dari kata “mampu” yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu; bisa. Sebaliknya,
kemampuan mengacu pada kekuatan, keterampilan, dan kemampuan..

Kemampuan (ability) adalah kapasitas seseorang untuk melakukan suatu tugas, yang
menentukan mampu atau tidaknya mereka melakukannya. Sumber daya manusia dengan
kapabilitas yang tinggi sangat membantu organisasi mencapai visi dan misinya, sehingga
dapat berkembang dengan cepat dalam mengantisipasi persaingan global. Kemampuan
individu akan membedakan dirinya dengan orang lain yang memiliki kemampuan rata-
rata atau biasa-biasa saja. Kapasitas seorang individu akan berperan dalam menentukan
perilaku dan hasil kerja. (Askolani & Machdalena, 2014)

Berdasarkan uraian di atas kemampuan adalah kesanggupan melakukan sesuatu


karena adanya potensi dalam diri sehingga mampu melakukan sesuatu. Kemampuan
seseorang akan menentukan hasil dari apa yang diusahakannya.

2.3 Hakikat Peran Orang Tua


Wali adalah ayah dan ibu yang merupakan hasil perkawinan yang sah yang dapat
membentuk keluarga. Orang tua bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan,
pengasuhan, dan arahan kepada anak-anak mereka sampai mereka mencapai tonggak
perkembangan tertentu yang mempersiapkan mereka untuk kehidupan sosial. Keluarga
merupakan unit pertama dan lembaga pertama dalam masyarakat yang sebagian besar
hubungannya bersifat langsung karena tanggung jawab dan peran yang dimainkan oleh
orang tua. Di situlah individu berkembang, di mana tahap awal perkembangan terbentuk,
dan di mana kita mulai berinteraksi dengannya, di mana ia memperoleh keterampilan,
minat, dan pengetahuan hidup. (Ruli, 2020)

Faktor terpenting dalam perkembangan sosial anak, menurut beberapa ahli, adalah
kasih sayang dari orang tua atau pengasuh lainnya di tahun-tahun awal. Kompetensi sosial
anak meningkat sebagai hasil dari kasih sayang ini, demikian pula kemampuannya untuk
menyesuaikan diri dengan baik di taman kanak-kanak dan seterusnya..(Al-Faruq &
Sukatin, 2021)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Latar Dan Karakteristik Penelitian


3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 5 TOILI . Sekolah ini berbentuk U terbalik satu
lantai dimana bangunan sebelah kiri adalah kelas rendah (kelas 2, 3 dan 4) dan bangunan
sebelah kanan seluruhnya diisi oleh kelas 5 dan 6. Kemudian di bagian depan adalah
ruang staff sekolah dan kelas 1. Di tengahnya terdapat ruang kepala sekolah dan ruang
guru.
3.1.2 Karakteristik Penelitian

Sebanyak 15 siswa kelas III SDN 5 TOILI yang dijadikan sebagai subjek
penelitian. Dari jumlah tersebut, 11 adalah perempuan dan 4 adalah laki-laki. Status
ekonomi siswa bervariasi tergantung pada latar belakang mereka

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan teknik metodologi subyektif dengan alasan


bahwa informasi yang dikumpulkan berupa kata, kalimat, rekaman laporan didapat
dari hasil pertemuan dan persepsi serta dokumentasi.

3.3 Peran Peneliti

Untuk menjalankan prosedur penelitian, peran peneliti sangat menentukan


dalam penelitian ini. Karena penelitian merupakan aktor utama dalam
pengumpulan data, maka akan selalu berkaitan dengan pokok bahasan yang diteliti.

3.4 Data Dan Sumber Data


3.4.1 Data
Pengambilan data dilakukan selama peneliti berada di lingkungan sekolah dan
lingkungan rumah siswa dalam kurun waktu 1,5 bulan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi.
3.4.2 Sumber Data
Dalam penelitian ini informasi yang dikumpulkan terdiri dari informasi
esensial dan informasi opsional.
1. Data kualitatif yang diperoleh termasuk dalam data primer yang merupakan informasi
primer dalam penelitian. Orang tua, guru kelas, dan siswa adalah sumber utama studi
dalam hal ini. Orang tua siswa berkonsentrasi pada dua contoh siswa yang tidak
mampu membaca.
2. Data sekunder adalah informasi tentang pemahaman bacaan dan teori terkait yang
terdapat pada buku referensi dan jurnal yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti..

3.5 Prosedur Pengumpulan Data


Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
3.5.1 Observasi
Pengamatan terhadap permasalahan di lapangan dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian. Peneliti menemukan permasalahan pada siswa di SDN 5
TOILI yang tidak dapat membaca akibat dari observasi ini..
3.5.2 Wawancara 
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca siswa, serta karakteristik
dan kebiasaan siswa saat mengikuti pembelajaran, serta faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakmampuan membaca siswa kelas 3 SDN 5 TOILI, peneliti
berbicara dengan wali kelas.
3.5.3 Dokumentasi 
Dalam pengumpulan data selama penelitian, peneliti mengambil dokumentasi
berupa foto saat proses observasi dan wawancara wali kelas. Kemudian
dokumentasi tambahan berupa rekaman audio saat wawancara dengan wali kelas.

3.6 Pengecekan Keabsahan Data


Pengecekan data digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk memverifikasi
reliabilitas atau validitas data. Menggunakan sumber data yang ada dan berbagai metode
pengumpulan data, triangulasi memverifikasi keakuratan data. Khususnya peneliti yang
secara simultan sumber datanya melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3.7 Teknik Analisis Data


1. Mereduksi data
Mereduksi data memerlukan meringkas, hanya memiliki yang penting, dan
berkonsentrasi pada aspek yang paling penting. Informasi yang dimaksud adalah
informasi yang diperoleh dari persepsi, pertemuan dan dokumentasi sebagai
informasi kasar. Kemudian, data tersebut dipecah dan dirangkum untuk mencari hal-
hal yang penting bagi penelitian, seperti:
a. Bagaimana keterampilan membaca siswa kelas 3 SDN 5 TOILI?
b. Bagaimana pelajaran membaca di rumah diajarkan kepada siswa?
c. Bagaimana orang tua dapat membantu anak mereka belajar membaca di rumah?
2. Penyajian data
Data disajikan menggunakan bagan, deskripsi singkat, hubungan antar
kategori, dan format serupa lainnya. Dalam penelitian kualitatif, data disajikan dalam
format naratif. Ini bertujuan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan
tindakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
3. Mencapai kesimpulan dan memeriksa
Dalam penelitian, kesimpulan dapat atau tidak dapat memberikan jawaban atas
rumusan masalah yang awalnya dirumuskan. karena dalam penelitian kualitatif,
masalah dan rumusannya hanya bersifat sementara dan muncul setelah peneliti keluar
dari laboratorium. Akhir dari pemeriksaan subyektif adalah penemuan-penemuan
baru yang sebelumnya tidak ada dalam kerangka penggambaran atau penggambaran
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai