PENDAHULUAN
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian Broken Home
Hurlock mengklaim bahwa ketika suami dan istri tidak dapat menyelesaikan
konflik dengan cara yang disetujui oleh keduanya, hal ini menyebabkan rumah tangga
berantakan. Penting untuk diingat bahwa tidak semua pernikahan berakhir dengan
perceraian atau kebahagiaan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa pernikahan
didasarkan pada faktor agama, moral, keuangan, dan lainnya. Pelepasan atau
pencabutan perkawinan harus dimungkinkan secara sah atau diam-diam, dan kadang-
kadang, pasangan atau istri dari salah satu kaki tangannya meninggalkan keluarga.
Karena sering terjadi keributan dan perbedaan pendapat yang berujung pada
pertengkaran dan akhirnya berujung pada perceraian, Keluarga disfungsional juga
dapat diartikan sebagai keluarga yang tidak berfungsi seperti keluarga yang bahagia,
tenteram, dan sejahtera. Anak-anak, khususnya, sangat menderita karena kondisi ini.
Mungkin bagi anak-anak untuk mengalami kesedihan, kesuraman, dan rasa malu yang
berkepanjangan. Selama transisi menuju dewasa, anak-anak juga kehilangan kendali
dan panutan. Sudah umum bagi keluarga untuk berpisah. Bisa karena perceraian atau
kematian. Perceraian adalah pilihan terburuk bagi suami istri yang tidak mampu
mempertahankan kebahagiaan di rumah.
Sebutan aneh untuk sebuah keluarga yang tidak memiliki wali yang baik karena
kematian, perpisahan, atau keadaan lainnya. Dalam konteks ini, kata "patah"
menyiratkan kerusakan: penilaian yang menyakitkan terhadap kondisi Istilah ini
biasanya mengacu pada anak-anak yang diasuh oleh salah satu orang tua.
Beberapa definisi di atas dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang
keluarga yang tidak utuh atau pecah karena hal-hal seperti perceraian, kematian orang
tua, hidup terpisah dari pasangan, poligami di satu sisi pasangan, atau kurangnya
kecocokan dan komunikasi antar pasangan.
KELUARGA
HARMONIS TIDAK
HARMONIS
MOTIVASI
BROKEN HOME
BELAJAR
METODE PENELITIAN
A. Latar Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN 09 Telaga Biru, Jln Tinelo Desa
Tuladenggi, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo. Alasan pemilihan lokasi ini
karena lokasi penelitian relatif dekat dengan peneliti, yang tentunya menghemat biaya
transportasi. Penelitian dilakukan selama dua minggu di bulan November.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan judul yang sudah ada, “Dampak Keluarga Broken Home Terhadap
Motivasi Belajar Siswa di SDN 09 Telaga Biru” penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang mengkaji kehidupan dan perilaku sehari-hari
seseorang. Penelitian kualitatif ini tidak menggunakan data statistik; melainkan hasil data
disajikan dalam bentuk cerita atau deskripsi tertulis.
Menggunakan pendekatan studi dokumen dalam penelitian ini. Dokumen tertulis,
gambar, karya, dan dokumen elektronik merupakan komponen dari metode pengumpulan
data yang dikenal dengan studi dokumen.
C. Sumber Data
a. Data Primer
"Data primer" mengacu pada data yang dikumpulkan langsung dari sumber
primer melalui penggunaan instrumen pengukuran tertentu, wawancara dengan
informan, observasi, atau metode pengumpulan data lainnya. Dengan kriteria
responden yaitu, siswa yang mengalami masalah broken home, dan juga dibantu
dengan responden yang tau akan masalah siswa yang mengalami broken home seperti
guru Bimbingan Wali Kelas.
b. Data Sekunder
Data tidak langsung, biasanya dalam bentuk dokumentasi resmi dan data arsip,
disebut sebagai data sekunder. seperti foto informan, rekaman suara hasil wawancara
dengan informan, dan bentuk dokumentasi lainnya.