Anda di halaman 1dari 3

BAB II

ACUAN TEORITIK

A. Landasan Teori

1. Broken Home
Kekacauan dalam keluarga merupakan bahan pengujian umum karena semua orang
mungkin saja terkena salah satu dari berbagai jenisnya, dan karena pengalaman itu
biasanya dramatis, menyangkut pilihan moral dan penyesuaian-penyesuaian pribadi
yang dramatis. Broken home juga bisa dapat diartikan sebagai keluarga krisis.
Keluarga krisis artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan
terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-
anaknya terutama remaja, mereka melawan orang tua, dan terjadi pertengkaran
terus- menerus antara ibu dengan bapak terutama mengenai soal mendidik anak-
anak. Bahkan keluarga krisis bisa membawa kepada perceraian suami istri. Dengan
kata lain krisis keluarga adalah suatu kondisi yang sangat labil dikeluarga, dimana
komunikasi dua arah dalam kondisi demokrasi sudah tidak ada.

2. Pengaruh Broken Home


1) Rentan Mengalami Gangguan Psikis
2) Membenci Kedua Orang Tua
3) Mudah Mendapat Pengaruh Buruk Dari Lingkungan
4) Memandang Jika Hidup Adalah Sia-Sia
5) Permasalahan Pada Moral

3. Anak Terakhir (Bungsu)

Setiap anak dalam urutan kelahiran memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi yang
paling sering menarik perhatian dalam keluarga adalah anak bungsu. Fenomena yang
ditemukan di hadapan yang lebih muda anak yang kurang motivasi berprestasi,
kurang mandiri, suka mencari perhatian orang lain, dan sulit beradaptasi dengan
lingkungan baru serta kurangnya kemauan untuk bertanggung jawab. idealnya anak
bungsu cenderung bahagia karena memperoleh perhatian, perawatan dan
pertolongan dari keluarga. Dan penyesuaian diri anak bungsu idealnya bagus. Anak
bungsu pada umumnya periang, mereka pandai bergaul, pendengar yang baik,
senang menjadi teman bicara, dan mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya,
sehingga anak bungsu menjadi cukup populer di lingkungannya.
B. Penulisan Relevan

1. Muttaqin, Imron. 2019. Analisis Faktor Penyebab dan Dampak Keluarga Broken Home. Jurnal
Studi Gender dan Anak. Hasil penelitian yang penulis menyimpulkan bahwa Faktor penyebab
broken home pada rumah tangga dapat dikerucutkan menjadi 6 faktor, yaitu; 1) adanya
gangguan komunikasi antara suami/istri dalam rumah tangga, 2) egois dari suami/ istri yang
seharusnya saling pengertian dan saling memahami antara satu dengan lainnya, 3) kondisi
perekonomian yang kurang, 4) pemahaman/pendidikan suami atau istri yang rendah, 5)
kesibukan suami/istri, 6) gangguan dari pihak ketiga. Sedangkan dampak broken home
adalah sangat negative bagi perkembangan anak, di antara dampak tersebut adalah adanya
perilaku agresif anak, kenakalan, prestasi sekolah menurun, perilaku menyimpang, dan
gangguan kejiwaan berupa broken heart, broken integrity, broken value dan broken relation.

2. Agustina, Yessica., 2016. Self Disclosure Mengenai Latar Belakang Keluarga yang Broken
Home kepada Pasangannya. Jurnal E-Komunikasi. Hasil penelitian yang penulis
menyimpulkan bahwa Pengungkapan diri atau dengan kata lain self disclosure merupakan
suatu bentuk komunikasi yang perlu dilakukan oleh pasangan karena dengan melakukan
keterbukaan dapat meningkatkan komunikasi, keintiman dan bisa saling memahami satu
sama lain. Tidak semua orang dapat dengan mudah melakukan keterbukaan apalagi
menyangkut topik keluarga karena topik keluarga merupakan hal yang sensitif. Tidak
terkecuali tentang masalah keluarga yang broken home dan berakhir dengan perceraian.
Broken home sendiri umumnya dipandang sebagai suatu hal yang buruk dan tabu untuk
diungkapan.

3. Massa, Nurtia, Misran Napu, dan Rahman Yakob. 2020. Dampak Keluarga Broken Home
Tehadap Perilaku Sosial Anak . Jambura Journal of Community Empowerment. Hasil
penelitian yang penulis menyimpulkan bahwa dari beberapa dampak keluarga broken home
terhadap Perilaku Sosial anak yaitu Rentan mengalami gangguan psikis, membenci orang tua,
mudah mendapat pengaruh buruk dari lingkungannya, memandang jika hidup Adalah sia sia,
tidak mudah bergaul dan permasalahan pada moral. Namun dari beberapa perilaku sosial
anak tersebut terdapat beberapa perilaku yang sangat menonjol yaitu mudah mendapat
pengaruh buruk dari lingkungan dan permasalahan pada moral.

4. Massa, Nurtia, Misran Napu, dan Rahman Yakob. 2020. Dampak Keluarga Broken Home
Tehadap Perilaku Sosial Anak . Jambura Journal of Community Empowerment. Hasil
penelitian yang penulis menyimpulkan bahwa dari beberapa dampak keluarga broken home
terhadap Perilaku Sosial anak yaitu Rentan mengalami gangguan psikis, membenci orang tua,
mudah mendapat pengaruh buruk dari lingkungannya, memandang jika hidup Adalah sia sia,
tidak mudah bergaul dan permasalahan pada moral. Namun dari beberapa perilaku sosial
anak tersebut terdapat beberapa perilaku yang sangat menonjol yaitu mudah mendapat
pengaruh buruk dari lingkungan dan permasalahan pada moral.
5. Amalia, Rizki, dan Pahrul, Yolanda. 2019. Intervensi Konselor Sekolah Untuk Meningkatkan
Self Esteem Bagi Anak Keluarga Broken Home. Jurnal Pendidikan Tambusai, hasil dari
penelitian penulis tersebut ialah Istilah broken home juga digunakan untuk menggambarkan
keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera
akibat seringnya terjadi konflik yang menyebabkan perpisahan (perceraian). Salah satu
permasalahan yang terjadi pada anak korban keluarga broken yaitu memiliki self esteem
rendah.

C. Kerangka Berpikir
Bentuk diagaram seperti berikut:

X Y
Keterangan :

Keterangan :

X : Anak Broken Home


Y : Pengaruh Broken Home

Anda mungkin juga menyukai