Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

MASALAH SOSIAL BUDAYA

Tentang

DISORGANISASI KELUARGA DAN PERAN GENDER DALAM ETNIS

DOSEN PEMBIMBING : Dr.Irmansyah, M.Si

Di Susun Oleh : Kelompok VI

1. Fitria
2. Sela Sri Izati
3. Nurul Alfidarni
4. Nasution
5. Kornelis
6. M.Sofian Nyaman
7. Muhammadin
Kelas : VI (A)

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA

TAHUN AKADEMI 2022-2023

1
A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang berkaitan


dengan keluarga, karena keluarga merupakan unit sosial terkecil dan merupakan
agen sosialisasi primer didalam kehidupan seorang anak. Keluarga juga
memberikan pengaruh besar untuk perkembangan remaja.

Seiring dengan kenyataan diatas, sangat pentinglah peran keluarga bagi


seorang anak, untuk menunjang kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang,
baik itu kegiatan keagamaan, ekonomi, politik, hiburan dan sosial. Ini
menunjukkan bahwa peran keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian seorang anak.

Dengan berkembangnya zaman, fungsi sosial dari keluarga seolah mengikuti


perkembangan kearah yang negatif karena tidak terpenuhinya fungsi sosial dari
keluarga bagi seorang anak, terutama bagi remaja.

Kemampuan fungsi sosial secara positif dan adaptif bagi sebuah keluarga yang
ideal, salah satunya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan,
peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.
Namun, jika keberfungsian sosial keluarga itu tidak berjalan dengan baik dan
mengakibatkan terjadinya disorganisasi keluarga, yaitu adanya perpecahan dalam
keluarga. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan pola perilaku anak yang bersifat
negatif, sepeti kenakalan remaja.

Pada kenyataannya, tidak semua keluarga dapat memenuhi gambaran ideal


sebuah keluarga yang baik. Perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang saat ini
telah banyak memberikan hasil yang membanggakan dan berhasil meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun, pada saat yang bersamaan perubahan-
perubahan membawa dampak yang tidak menguntungkan bagi keluarga dan
menyebabkan masalah-masalah sosial lainnya.

2
Adanya gejala perubahan cara hidup dan pola hubungan dalam keluarga,
seperti berpisahnya kedua orang tua dengan anak dalam waktu yang lama setiap
harinya. Kondisi ini menyebabkan komunikasi dan interaksi antara sesama
anggota keluarga menjadi tidak intensif. Hubungan kekeluargaan yang semula
kuat dan erat, cenderung longgar dan rapuh. Ambisi karier dan materi yang tidak
terkendali, terlah menggangu hubungan interpersonal dalam keluarga.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan ini saya mencoba mengidentifikasi beberapa


permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum mengenai disorganisasi keluarga?.


2. Bagaimana gambaran umum mengenai penyebab terjadinya disorganisasi
keluarga?.
3. Hal apa saja yang termasuk kedalam bentuk-bentuk disorganisasi
keluarga?.

Pembahasan

A. Disorganisasi Keluarga

Perkawinan bukan hal yang mudah untuk diwujudkan. Pada kenyataannya,


dalam suatu perkawinan seringkali muncul berbagai masalah yang tidak
dikehendaki, namun tidak dapat dihindari. Masalah yang timbul dalam suatu
perkawinan dapat menyebabkan terjadinya perselisihan, pertengkaran atau
ketegangan dalam rumah tangga sehingga memunculkan apa yang disebut dengan
kekeacauan keluarga (disorganisasi keluarga).

Disorganisasi keluarga ini dapat diartikan sebagai pecahnya suatu unit


keluarga, terputus atau retaknya peran sosial jika satu atau beberapa orang
anggotanya gagal menjalankan kewajiban dan peran mereka. Disorganisasi
keluarga dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara suami istri dalam
berbagai hal.

3
B. Pengertian Disorganisasi Keluarga

Menurut Goode (1991:184) disorganisasi keluarga adalah pecahnya suatu unit


keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa
anggota gagal menjalankan kewajiban peran mereka secukupnya.

Suatu individu yang mengalami disorganisasi keluarga akan menjadi bahan


gunjingan umum, karena keluarga tersebut dinilai masyarakat telah mengalami
beberapa hal negatif yang menyebabkanya mengalami diorganisasi keluarga.

Disorganisasi keluarga atau yang pada saat ini lebih dikenal dengan konsep
“Broken Home”.

C. Penyebab Terjadinya Disorganisasi Keluarga (Broken Home)

Adapun penyebab terjadinya disorganiasi keluarga, antara lain:

1. Terjadinya Perceraian

Perceraian menunjukkan suatu kenyataan dari kehidupan suami istri yang


tidak lagi dijiwai oleh rasa kasih sayang, dasar-dasar perkawinan yang telah
terbina bersama telah goyang dan tidak mampu menompang keruntuhan
kehidupan keluarga yang harmonis.

Menurut Save M Degum (1999:1995) faktor yang menyebabkan


perceraian adalah:

a. Masalah ekonomi, perbedaan antara yang besar keinginan memperoleh


anak dan perbedaan prinsip hidup yang berbeda, perbedaan
pemahaman dan cara mendidik anak pengaruh dukungan sosial dan
pilihan lain.

Adapun menurut M. Thaib (1997 : 19) faktor yang menyebabkan


peceraian adalah:

 Tidak senang lagi  Tidak dibelanjai.


terhadap pasangan.

4
 Lemah syahwat.  Mengidap suatu
 Perintah orang tua. penyakit.
 Penganiayaan.  Melanggar
 Tergoda laki-laki atau persyaratan.
perempuan lain.  Suami / istri gaib.
 Menuntut kemewahan  Mutrad.
 Mula’anah.

2. Kebudayaan Bisu dalam Rumah Tangga

Kebudayaan bisu ditandai oleh tidak adanya komunikasi dan dialog antar
anggota keluarga. Problem yang muncul dalam kebudayaan bisu tersebut
justru terjadi dalam komunitas yang saling mengenal dan diikat oleh tali batin.
Problem tersebut tidak akan bertambah berat jika kebudayaan bisu terjadi
diantara orang yang tidak saling mengenal dan dalam situasi yang perjumpaan
yang sifatnya sementara saja. Keluarga yang tanpa dialog dan komunikasi
akan menumpukkan rasa frustasi dan rasa jengkel dalam jiwa anak-anak. Bila
orang tua tidak memberikan kesempatan dialog dan komunikasi dalam arti
yang sungguh yaitu bukan basa basi atau sekedar bicara pada hal-hal yang
perlu atau penting saja;

a. Anak-anak tidak mungkin mau mempercayakan masalah-


masalahnya dan membuka diri.
b. Mereka lebih baik berdiam diri saja.

Situasi kebudayaan bisu ini akan mampu mematikan kehidupan itu sendiri
dan pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting.
Kenakalan remaja dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanak-
kanak dan masa berikutnya, karena orangtua terlalu menyibukkan diri
sedangkan kebutuhan yang lebih mendasar yaitu cinta kasih diabaikan.
Akibatnya anak menjadi terlantar dalam kesendirian dan kebisuannya.
Ternyata perhatian orangtua dengan memberikan kesenangan materiil belum
mampu menyentuh kemanusiaan anak. Dialog tidak dapat digantikan

5
kedudukannya dengan benda mahal dan bagus. Menggantikannya berarti
melemparkan anak ke dalam sekumpulan benda mati.

3. Perang Dingin dalam Keluarga

Dapat dikatakan perang dingin adalah lebih berat dari pada kebudayaan
bisu. Sebab dalam perang dingin selain kurang terciptanya dialog juga disisipi
oleh rasa perselisihan dan kebencian dari masing-masing pihak. Awal perang
dingin dapat disebabkan karena suami mau memenangkan pendapat dan
pendiriannya sendiri, sedangkan istri hanya mempertahankan keinginan dan
kehendaknya sendiri.

Dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari


keluarga yang merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang
anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua kehendaknya
dapat mengambil dua sikap bicara yaitu:

Sikap atau cara yang bersifat preventif: Yaitu perbuatan/tindakan orang tua
terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan si anak daripada perbuatan
buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hat sikap yang
bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan atau mengadakan
tindakan sebagai berikut:

a. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.


b. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
c. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam
satu ikatan keluarga.
4. Ketidak dewasaan sikap orang tua yang berkelahi di depan anak anak.
5. Tidak bertanggung jawabnya orang tua sehingga tidak memikirkan
dampak dalam kehidupan anak anak mereka.
6. Jauh dari Tuhan, sehingga masalah masalah tidak diserahkan kepada
Tuhan.
7. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak.

6
8. Persiapan yang belum sempurna dalam membina rumah tangga seperti
seorang ayah yang harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga, sehingga terkadang peran ayah terlaksanakan karena
hal terserbut.
9. Tidak adanya kekompakan lagi dalam keluarga seperti perbedaan pendapat
yang sering terjadi antara suami istri akibat dari sikap mementingkan
pribadi yang tidak bias di kendalikan dan tak mau mengalah.
10. Kurangnya interaksi dalam keluarga seperti orang tua dan anak. Karena
tuntutan hidup yang selalu ingin terpenuhi, maka masing-masing sibuk
denga urusannya, sehingga tidak ada waktu untuk bersama-sama layaknya
sebuah keluarga.
11. Kebutuhan ekonomi yang selalu ada dan harus terpenuhi. Sehingga
terkadang pemimpin keluarga tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi yang semakin hari semakin berat dan bertambah dalam keluarga.
12. Masalah dalam sebuah keluarga yang semakin rumit membuat kejiwaan
salah satu anggota keluarga terganggu (stress). Sehingga dapat menyebab
kan tekanan batin yang alami seseorang dalam sebuah keluarga.
13. Kurang menaruh perhatian kepada anak, seperti orang tua yang sibuk
dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga hal yang di butuh kan jiwa
dan raga seorang anak jadi terhambat misalnya didikan, perhatian, kasih
sayang, dan sebagainya.
D. Bentuk-bentuk Disorganisasi Keluarga
1.D.1. Menurut William J. Goode

William J. Goode membedakan bentuk-bentuk disorganisasi


keluarga menjadi 4 (empat) macam, yaitu:

1. Disorganisasi keluarga yang disebabkan oleh karena hubungan-


hubungan yang dibangun tidak berdasarkan ikatan perkawinan
yang sah.
2. Disorganisasi keluarga yang terjadi sebagai akibat dari putusnya
hubungan perkawinan, yakni yang disebabkan oleh perceraian.

7
3. Disorganisasi keluarga yang disebabkan oleh adanya kematian dari
kepala keluarga yang bersangkutan.
4. Disorganisasi keluarga yang disebabkan oleh faktor-faktor intern
keluarga yang bersangkutan, seperti terdapat anggota keluarga
yang sakit jiwa, berperilaku menyimpang, dan lain sebagainya.

E. Peran Gender Dalam Etnis


Peran Gender adalah peran-peran yang dilaksanakan oleh perempuan
dan laki-laki menyangkut hak-hak dan kewajiban mereka seperti pengasuhan
anak dan mencari nafkah bagi keluarga. Secara sosial peran gender ini
dilekatkan pada jenis kelamin tertentu seperti peran pencari nafkah selalu
dilekatkan pada laki-laki karena sifatnya yang dianggap maskulin sedangkan
Perempuan lebih identik dengan pekerjaan rumah tangga. Peran gender
sendiri adalah sebuah konstruksi sosial, di mana masyarakat memiliki peran
menciptakan perspektif dalam peran gender dan bukan secara biologis terberi.
pengaruh etnis dan lingkungan sosial budaya dengan relasi gender dalam
novel L'Amant dan Ca Bau Kan (Hanya Sebuah Dosa). Adanya perbedaan
etnis pada kisah cinta dua pasangan dalam novel-novel tersebut kemungkinan
akan berpengaruh pada relasi gender yang terjadi. Selain itu, perbedaan latar
belakang lingkungan sosial dan budaya juga bukan tidak mungkin membuat
relasi gender yang ada menjadi berbeda dari hubungan pada umumnya. Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam penelitian ini, teori yang
digunakan adalah teori Chandra Mohanty yang meyakini bahwa laki-laki tidak
dapat begitu saja menguasai perempuan dan perempuan juga tidak semudah
itu untuk tunduk kepada laki-laki, namun ada faktor-faktor tertentu yang
menyebabkan hal itu terjadi. Teori lain yang digunakan adalah teori Patricia
Hill Collins mengenai rasisme pada orang kulit hitam. Walaupun di dalam
penelitian ini tidak ada pembahasan mengenai orang kulit hitam, namun teori
tersebut dianggap cukup untuk menjawab pertanyaan yang ada karena
melibatkan permasalahan etnis. Perbedaan etnis memberikan pengaruh yang
besar dalam relasi gender. Hal itu membuktikan bahwa laki-laki tidak begitu

8
saja menjadi pemimpin atas perempuan, namun ada hal-hal lain yang
berperan. Dalam novel L'Amant, tokoh perempuan yang berkulit putih dan
berkebangsaan Prancis memegang kendali atas hubungannya dengan tokoh
pria yang adalah orang Cina. Sebaliknya, tokoh pria dalam novel Ca Bau Kan
(Hanya Sebuah Dosa) memiliki kuasa penuh atas diri kekasihnya yang
merupakan orang pribumi Betawi.

Simpulan

Diorganisasi keluarga adalah kegagalan sebuah keluarga sebagai unit sosial


terkecil dalam menjalankan kewajiban, fungsi dan perannya masing-masing
anggota didalam lembaga keluarga. Disorganisasi keluarga dapat terjadi pada
setiap level keluarga. Tidak terkecuali masyarakat kelas bawah, masyarakat kelas
menengah, dan masyarakat kelas atas, semuanya memiliki problemnya masing-
masing yang setiap saat siap menjadi pemicu terjadinya disorganisasi keluarga.

Penyebab utama disorganisasi keluarga adalah ketidakharmonisan suasana


keluarga. Keluarga yang tidak harmonis akan selalu mengalami kesulitan dalam
melaksanakan proses pendidikan bagi anak-anak mereka. Adapun penyebab
lainnya, seperti: ketidaksahan, pemabatalan, perpisahan, perceraian, dan
meninggalkan, keluarga selaput kosong, ketiadaan seseorang dari pasangan karena
hal yang tidak diinginkan, dan kegagalan peran penting yang tak
diinginkan.Saran, Menurut pendapat saya, untuk mengatasi terjadinya masalah
sosial seperti disorganisasi keluarga ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh kedua orangtua sebagai pemilik peran penting dalam lembaga keluarga.

9
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono.1982.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:Rajawali Pers,


2013. hlm,324.

http://www.siswapedia.com/disorganisasi-keluarga/

http://munircute.blogspot.co.id/2011/03/broken-home.html

http://tugasekol.blogspot.com/2014/01/pengertian-organisasi-disorganisasi-
dan.html

http://kutchertaw.blogspot.co.id/2012/02/disorganisasi-keluarga.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga

http://syafriyadi45.blogspot.co.id/2012/10/usul-penelitian.html

https://carapedia.com/pengertian_definisi_pengaruh_info2117.html

http://dilihatya.com/2236/pengertian-pengaruh-menurut-para-ahli

https://bayusuryana.wordpress.com/2013/05/17/organisasi-dan-disorganisasi/

http://brainly.co.id/tugas/768071

http://reksaalantap.blogspot.co.id/2013/07/perkembangan-kepribadian.html

http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/

http://dkaghoo.blogspot.co.id/

10

Anda mungkin juga menyukai