Anda di halaman 1dari 6

MENULIS ARTIKEL ILMIAH : MENGATASI DAMPAK PSIKOLOGIS PADA

ANAK BROKEN HOME

Ayu Arrum Azzahra (2000013249)

Prodi Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan

Abstrak : Situasi broken home, terjadi saat orang tua berpisah sehingga disebut menjadi isu sosial
signifikan di masyarakat. Dampak negatif terkait permasalahan itu sangat dirasakan oleh kabanyakan
anak. Pentingnya peran orang tua agar anak tidak merasakan broken home sangat besar ditambah dengan
faktor lingkungan sehingga bisa mengurangi dampak yang besar dari anak broken home itu sendiri namun
tiap anak memiliki penyelesaian yang berbeda, sehingga pihak terlibat penyelesaian harus mengetahui
permasalahan yang sedang dihadapi.
Kata Kunci : Dampak, broken home, orang tua, lingkungan, dan kehidupan sosial
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Situasi broken home, yang terjadi ketika orang tua mengalami perceraian atau pemisahan, telah
menjadi isu sosial yang signifikan dalam masyarakat modern. Perceraian dapat memiliki dampak
psikologis yang serius pada anak-anak yang terlibat, dan penting bagi para profesional kesehatan
mental dan orang tua untuk memahami dan mengatasi dampak tersebut.

Perceraian orang tua dapat mengakibatkan perubahan signifikan dalam kehidupan anak-anak,
termasuk perubahan dalam dinamika keluarga, pola perawatan, rutinitas sehari-hari, dan stabilitas
emosional. Anak-anak yang mengalami situasi broken home mungkin menghadapi berbagai
dampak psikologis yang meliputi perasaan cemas, kesepian, kehilangan, rendahnya harga diri,
gangguan emosional, kesulitan dalam membentuk hubungan interpersonal, dan kesulitan kognitif.

Dampak psikologis ini dapat berdampak negatif pada perkembangan anak secara keseluruhan.
Anak-anak yang mengalami situasi broken home dapat mengalami penurunan prestasi akademik,
masalah perilaku, gangguan tidur, peningkatan risiko terhadap masalah kesehatan mental seperti
depresi dan kecemasan, serta kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat di masa dewasa.

Dalam mengatasi dampak psikologis pada anak-anak dalam situasi broken home, pendekatan yang
komprehensif dan beragam diperlukan. Pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi dampak psikologis, seperti tingkat konflik orang tua, dukungan sosial, usia anak,
dan faktor lingkungan, penting untuk mengembangkan strategi intervensi yang efektif.

Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi berbagai pendekatan yang dapat membantu anak-
anak mengatasi dampak psikologis dalam situasi broken home, termasuk konseling individu atau
kelompok, terapi bermain, dukungan sosial dari keluarga dan teman sebaya, serta pemberian
informasi yang akurat dan terbuka tentang situasi tersebut.

Dalam konteks ini, jurnal ini bertujuan untuk menyajikan dan memperluas pemahaman tentang
dampak psikologis pada anak-anak dalam situasi broken home, serta memberikan wawasan tentang
pendekatan dan strategi yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak mengatasi dampak
tersebut. Melalui penelitian yang komprehensif dan studi kasus yang relevan, jurnal ini berharap
dapat memberikan pedoman praktis bagi para profesional kesehatan mental dan orang tua dalam
mendukung anak-anak yang mengalami situasi broken home.
2. Rumusan Masalah
- Apa saja dampak psikologis yang mungkin terjadi pada anak-anak dalam situasi broken home?
- Bagaimana faktor-faktor seperti tingkat konflik orang tua, usia anak, dukungan sosial, dan
faktor lingkungan mempengaruhi dampak psikologis pada anak-anak dalam situasi broken
home?
- Apa pendekatan dan strategi yang efektif untuk mengatasi dampak psikologis pada anak-anak
dalam situasi broken home?
- Bagaimana implementasi pendekatan konseling individu atau kelompok, terapi bermain, dan
dukungan sosial dapat membantu anak-anak mengatasi dampak psikologis dalam situasi
broken home?
- Bagaimana peran orang tua dalam membantu anak-anak mengatasi dampak psikologis dan
membangun ketahanan psikologis dalam situasi broken home?

3. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui apa saja dampak psikologis yang mungkin terjadi pada anak-anak dalam
situasi broken home
- Untuk mengetahui agaimana faktor-faktor seperti tingkat konflik orang tua, usia anak,
dukungan sosial, dan faktor lingkungan mempengaruhi dampak psikologis pada anak-anak
dalam situasi broken home.
- Untuk mengetahui apa pendekatan dan strategi yang efektif untuk mengatasi dampak
psikologis pada anak-anak dalam situasi broken home.
- Untuk mengetahui bagaimana implementasi pendekatan konseling individu atau kelompok,
terapi bermain, dan dukungan sosial dapat membantu anak-anak mengatasi dampak psikologis
dalam situasi broken home.
- Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam membantu anak-anak mengatasi dampak
psikologis dan membangun ketahanan psikologis dalam situasi broken home.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kajian Pustaka
Seorang anak tentunya sudah menjadi anugerah besar di dunia bagi orang tuanya
sehingga banyak orang tua berusaha mendidik anak mereka sebaik mungkin sebagaimana para
orang tua dirawat dan didik oleh orang tua mereka. Namun terkadang banyak hal yang menjadi
penyebab seorang anak mendapatkan perlakuan yang kurang baik oleh orang tua nya atau
bahkan penyebab yang tidak melibatkan anak tersebut menjadi luka yang bagi anak tersebut
seperti perceraian orang tua atau melihat orang tua mereka bertengkar, sehingga hal-hal tadi
terkadang tidak disadari oleh kedua orang tua tersebut.
Tingkat konflik orang tua merupakan faktor penting yang mempengaruhi dampak
psikologis pada anak-anak. Semakin tinggi tingkat konflik, semakin besar kemungkinan anak
mengalami masalah psikologis. Selain itu, faktor seperti usia anak, dukungan sosial dari
keluarga dan teman sebaya, serta stabilitas lingkungan juga dapat memengaruhi tingkat dan jenis
dampak yang dialami anak-anak dalam situasi broken home.
Broken home adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana
orang tua atau wali yang seharusnya tinggal bersama anak-anak mereka tidak tinggal bersama
dalam satu rumah yang sama. Situasi broken home sering terjadi akibat perceraian, pemisahan,
atau kematian salah satu orang tua.
Definisi broken home bisa bervariasi tergantung pada konteks dan budaya, tetapi pada
dasarnya mengacu pada ketidakadaan struktur keluarga yang utuh di mana kedua orang tua
tinggal bersama anak-anak mereka. Ini berarti anak-anak mengalami pemisahan dari salah satu
atau kedua orang tua mereka secara fisik.
Konsep broken home juga mencakup aspek lain seperti ketidakharmonisan keluarga,
konflik, dan kekerasan rumah tangga yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis anak-
anak. Situasi broken home dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan sosial,
emosional, dan psikologis anak-anak, serta pada kualitas hubungan mereka dengan orang tua
dan individu di sekitar mereka.
Meskipun istilah "broken home" dapat memiliki konotasi negatif, penting untuk diingat
bahwa setiap situasi keluarga memiliki konteks unik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan anak dalam situasi broken home, termasuk tingkat konflik, tingkat dukungan
sosial yang tersedia, dan kualitas interaksi dengan orang tua yang tinggal terpisah.
Anak-anak yang mengalami perceraian orang tua cenderung mengalami dampak
psikologis yang signifikan. Mereka mungkin mengalami kecemasan, depresi, kesepian, dan
kesulitan dalam membentuk hubungan interpersonal yang sehat. Terlebih dengan menyoroti
perasaan kehilangan dan ketidakpastian yang dialami anak-anak dalam situasi broken home,
serta risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan kesehatan mental pada masa dewasa.
Pendekatan konseling individu atau kelompok dapat membantu anak-anak mengatasi
dampak psikologis dalam situasi broken home. Terapi bermain juga terbukti efektif dalam
membantu anak-anak mengekspresikan dan memahami emosi mereka. Selain itu, dukungan
sosial dari orang tua, guru, dan teman sebaya dapat berperan penting dalam membantu anak-
anak mengatasi kesulitan psikologis yang mereka alami.
Pentingnya peran orang tua dalam membantu anak-anak mengatasi dampak psikologis
dalam situasi broken home. Orang tua dapat memberikan dukungan emosional dan informasi
yang akurat tentang situasi mereka. Selain itu, peran sekolah dan masyarakat juga penting dalam
menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan psikologis anak-anak broken home
melalui program-program dukungan sosial dan layanan konseling yang tersedia.
2. Diskusi dan Solusi
1. Diskusi
Ada seorang anak berusia 11 tahun yang orang tua nya telah becerai 2 tahun lalu dan
sejak saat itu orang tuanya tinggal terpisah. Saat itu anak tersebut tinggal dengan ibu
nya dan ayah nya tinggal dengan kakak laki-lakinya.
Dengan adanya hal tersebut menimbulkan dampak psikologis terhadap anak tersebut
yaitu sering merasa cemas dan khawatir tentang keluarnya sehingga dia merasa sedih
dan kehilangan, bahkan menyebabkan anak tersebut menjadi pribadi yang tertutup dan
sulit untuk bersosialisasi, dan anak tersebut selalu beranggapan peceraian orang tuanya
merupakan kesalahan dari dirinya.
2. Solusi
Dari solusi yang ada sehingga ditawarkan sebauh solusi yaitu seperti berikut :
 Pemanfaatan orang di sekitar anak tersebut yaitu ibu nya dengan cara
memberikan dukungan yang baik serta dukungan emosional yang konsisten dan
harus meyakinkan bahwasanya anak tersebut selalu diperhatikan dan didengar,
serta peran keluarga lainnya pun sama yaitu dengan menghadirkan dukungan
sosial yang baik sehingga bisa membuat anak tersebut selalu nyaman saat
berinteraksi dengan dunia luar.
 Dukungan serta kolaborasi kedua orang tua anak tersbeut juga penting dengan
tidak selalu menunjukkan kelakuan buruk dengan anak tersebut dengan
bertujuan meminimalisir konflik dan dampak negatif pada anak.
 Dengan memberikan sesi konseling untuk membantu mengungkapkan emosi
serta memahami perasaan anak tersebut untuk membantu mengungkapkan
emosi serta memahami emosi serta pemanfaatan lingkungan sekolah untuk
membuat lingkungan yang mendukung perkembangan sosial serta
emosionalnya.
 Berlatih mindfullness therapy dengan memberikan latihan berupa mengubah
hubungan sang anak dengan pikiran dan emosi yang mengganggu, serta
melakukan kemampuan merespon dengan bijak dalam kondisi apapun.

BAB III

PENUTU

1. Kesimpulan
Dalam kasus anak tersebut sangatlah penting untuk memahami cara menangani anak broken
home karena tiap anak memiliki pengalaman yang berbeda. Strategi dan pendekatan yang
diterapkan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi individu anak untuk membantu
mereka mengatasi dampak psikologis dan mempromosikan kesejahteraan mereka.
DAFTAR PUSTAKA

[Degeng, I Nyoman Sudana, “Peran Keluarga dan Guru dalam membangun karakter
dan konsep dari siswa broken home di usia sekolah dasar.” Jurnal Pendidikan,
Universitas Negeri Malang, 2016]

[Dewi, Meta Nur Kusuma. “Coping Stres Anak Korban Broken Home”,Jurnal At-
Taujih, Institut Agama Islam Darussalam, 2021]

[Fatchurrahmi, Rifka, “Mindfullness for Adolsencts from Broken Home Family”,


IJLRHSS, Ahmad Dahlan University, 2021]

Anda mungkin juga menyukai