DOSEN PENGAMPU:
Tawaduddin Nawafilaty, M.Psi
DISUSUN OLEH:
PROGRAM STUDI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya. Shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat Nabi yang telah
memperjuangkan Agama Islam hingga sampai kepada kita.
1. Allah SWT yang mana atas segala rahmat, taufiq, hidayah, serta inayahnya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, serta
dukungan baik moral maupun materil.
3. Ibu Tawaduddin Nawafilaty, M.Psi selaku dosen pengampu mata kuliah
PARENTING EDUCATION
4. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan semangat dan
dukungan guna terselesaikannya makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Sampul ......................................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 Pengertian Pola Asuh ...........................................................................................2
2.2 Dampak Perceraian bagi anak..............................................................................2
BAB III PENUTUP..................................................................................................5
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................5
3.2 Saran.....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tumbuh kembang yang dialami setiap anak merupakan sesuatu
yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda di setiap kepribadian
personalnya. Terdapat tiga aspek lingkungan yang kurang lebih
mempengaruhi proses pembentukan kepribadian anak, Di antaranya:
Lingkungan keluarga, Lembaga pendidikan dan masyarakat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
anak yang bermacam-macam pada anak, dan perceraian ini cenderung
mengembangkan emosi anak ke sisi negatif. Berbagai perasaan
berkecamuk di dalam batin dan perasaan anak, dan pada masa ini juga mau
tidak mau anak harus beradaptasi dengan perubahan dalam hidupnya.
Yang awalnya sang anak tinggal bersama ayah dan ibunya, tetapi harus
menerima jika setelah kedua orang tuanya bercerai ia harus tinggal
bersama salah satu dari orang tuanya.
Dampak negatif pada anak bersumber dari keluarga yang
bermasalah seperti kurang memperhatikan perkembangan anak,
komunikasi tidak terjalin dengan baik, dan tidak ada penjelasan tentang
apa yang terjadi di keluarganya. Dan hal-hal inilah yang membuat anak
pasca perceraian merasa tidak aman (insecure), merasa tidak diterima oleh
keluarganya, sedih, kesepian, kehilangan, menyalahkan diri sendiri, dan
merasa tidak ada yang menyayanginya. Sehingga anak merasa tertekan
dengan keadaan dan lingkungannya, dalam hal ini kondisi emosi yang
sering ditunjukkan oleh anak broken home (anak korban perceraian)
biasanya kurang bisa mengontrol emosinya saat marah, membangkang,
sering menangis, cepat marah, kasar, malu, dan akan melampiaskan
kemarahannya kepada siapa saja ketika keinginannya tidak terpenuhi.
Ketika dewasa anak menjadi takut gagal serta takut menjalin
hubungan dengan beberapa orang, karena anak yang memiliki masalah
keluarga akan mengenang apa saja yang ia lihat, meskipun anak mencoba
melupakan tetapi tetap saja apa yang ia lihat akan terus tersimpan di dalam
memori otak dan ingatannya sampai ia dewasa. Saat dewasa mungkin anak
telah memaafkan apa yang terjadi pada masa lalunya, tetapi rasa trauma
masih ada di dalam diri sang anak walau sudah tidak sebesar dulu.
Dampak perceraian terhadap anak usia dini bisa berbeda-berbeda, serta
dampak negatif dan rasa trauma ini bisa ditangani dengan berbagai macam
cara, salah satunya bisa dengan terapi dan konsultasi ke psikologi anak.
Terlepas dari metode terapi dan konsultasi, dukungan orang tua
dan lingkungan sangatlah penting untuk menyembuhkan rasa trauma pada
anak. Orang tua bisa meyakinkan sang anak bahwa meskipun kedua orang
3
tuanya bercerai, tetapi rasa kasih sayang yang mereka beri tak berkurang
sedikitpun. Juga membantu anak untuk beradaptasi dengan lingkungan dan
kehidupan barunya serta tidak memaksa untuk memilih antara ayah dan
ibu, tetapi tetap mengajarkan untuk menyayangi keduanya. Lingkungan
pun sangat berpengaruh untuk menangani hal ini, di lingkungan sekolah
orang tua bisa bekerja sama dengan guru sang anak. Karena guru
membantu dalam mengembangkan emosional anak menjadi lebih baik
pasca perceraian orang tua sang anak. Upaya yang bisa dilakukan oleh
guru di sekolah yaitu dengan melakukan pendekatan, dukungan, dan
mengajak anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang menarik untuk
mengembangkan sikap dan perilaku sosial sang anak.
Jika dampak ini ditangani dengan baik, maka akan menjadi
dampak positif bagi anak. Dan malah bisa jadi perkembangan anak korban
perceraian bisa lebih baik daripada perkembangan anak yang keluarganya
utuh. Seperti meningkatnya rasa empati dan simpati, lebih percaya diri,
lebih berani, cepat dan tanggap dalam mengambil keputusan, menyayangi
sesama, dan lain-lain.
4
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pola asuh adalah pola pengasuhan orang tua terhadap anak, yaitu
bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan
mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan
sampai dengan membentuk perilaku anak sesuai dengan norma dan nilai
yang baik dan sesuai dengan kehidupan masyarakat
Perceraian berpengaruh pada perkembangan anak. Pada beberapa
anak korban perceraian, ada beberapa dari mereka akan merasa kehilangan
cinta dan kasih sayang dari orang tua mereka dan juga merasa berbeda dari
teman-teman lainnya yang menyebabkan beberapa aspek perkembangan
anak terhambat.
1.2 Saran
Demikianlah hasil dari penulisan kami, apabila terdapat banyak
kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan dalam
penulisan makalah ini selanjutnya.
5
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/athirah-camisha/dampak-perceraian-terhadap-anak-usia-
dini-1wm7aQclXDd/full
https://dinkes.ntbprov.go.id/artikel/pola-asuh-orang-tua-dan-dampaknya-
terhadap-anak
http://journal.umg.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/1376/1011