Anda di halaman 1dari 11

URGENSI KELUARGA DALAM HIDUP MANUSIA

Oleh :

1. Dyah Boedi Chrisnani (NIM. 72021050265)


2. Fatma Ambarwati Ningrum (NIM. 72021050267)
3. Naely Kurniawati (NIM. 72021050259)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “URGENSI KELUARGA DALAM HIDUP
MANUSIA“. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenui tugas mata
pelajaran Kemanusiaan dan Keimanan

Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :

1. Bapak Supardi, S.E., M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah kemanusiaan dan
keimanan
2. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan spiritual dan materiil serta
dorongan do’a dalam penyusunan makalah ini.
3. Teman-teman mahasiswa dan mahasiswi Program Studi S1 Farmasi Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Kudus yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
tercapainya mutu yang lebih baik. Besar harapan penulis, makalah ini berguna dan bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kudus, 23 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................................i

Pendahuluan..................................................................................................................1

Permasalahan................................................................................................................4

Pembahasan..................................................................................................................4

Kesimpulan...................................................................................................................8

Referensi.......................................................................................................................8

ii
URGENSI KELUARGA DALAM HIDUP MANUSIA

A. Pendahuluan
Secara sosiologis keluarga merupakan golongan masyarakat terkecil yang
terdiri atas suami-isteri-anak. Pengertian demikian mengandung dimensi
hubungan darah dan juga hubungan sosial. Dalam hubungan darah keluarga bisa
dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti, sedangkan dalam dimensi
sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh saling
berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi, sekalipun antara satu
dengan lainnya tidak terdapat hubungan darah.
Pengertian keluarga dapat ditinjau dari perspektif psikologis dan
sosiologis. Secara Psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup
bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan
adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling
memperhatikan, dan saling menyerahkan diri. Sedangkan pengertian secara
sosiologis, keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih
sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan,
dengan maksud untuk saling menyempurnakan diri, saling melengkapi satu
dengan yang lainnya.
Keluarga yang seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh adanya
keharmonisan hubungan atau relasi antara ayah dan ibu serta anak-anak dengan
saling menghormati dan saling memberi tanpa harus diminta. Pada saat ini orang
tua berprilaku proaktif dan sebagai pengawas tertinggi yang lebih menekankan
pada tugas dan saling menyadari perasaan satu sama lainnya. Sikap orang tua
lebih banyak pada upaya memberi dukungan, perhatian, dan garis-garis
pedoman sebagai rujukan setiap kegiatan anak dengan diiringi contoh teladan,
secara praktis anak harus mendapatkan bimbingan, asuhan, arahan serta
pendidikan dari orang tuanya, sehingga dapat mengantarkan seorang anak
menjadi berkepribadian yang sejati sesuai dengan ajaran agama yang diberikan
kepadanya. Lingkungan keluarga sangat menentukan berhasil tidaknya proses
pendidikan, sebab di sinilah anak pertama kali menerima sejumlah nilai
pendidikan.
Tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan oleh orang tua dirasakan

1
oleh anak dan akan menjadi dasar peniruan dan identifikasi diri untuk
berperilaku. Nilai moral yang ditanamkan sebagai landasan utama bagi anak
pertama kali diterimanya dari orang tua, dan juga tidak kalah pentingnya
komunikasi dialogis sangat diperlukan oleh anak untuk memahami berbagai
persoalan-persoalan yang tentunya dalam tingkatan rasional, yang dapat
melahirkan kesadaran diri untuk senantiasa berprilaku taat terhadap nilai moral
dan agama yang sudah digariskan.
Sentralisasi nilai-nilai agama dalam proses internalisasi pendidikan agama
pada anak mutlak dijadikan sebagai sumber pertama dan sandaran utama dalam
mengartikulasikan nilai-nilai moral agama yang dijabarkan dalam kehidupan
kesehariannya. Nilai-nilai agama sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan keluarga, agama yang ditanamkan oleh orang tua sejak kecil
kepada anak akan membawa dampak besar dimasa dewasanya, karena nilai-nilai
agama yang diberikan mencerminkan disiplin diri yang bernuansa agamis.
Di dalam keluarga anak pertama kali mengikuti irama pergaulan sosial.
Suasana seperti ini disebut dengan situasi domestik, tempat lingkungan
pergaulan anak hanya terbatas dengan sejumlah orang yang terdapat di dalam
keluarga tersebut, seperti ibu, ayah, kakak, adik atau nenek/kakek. Di dalam
keluarga inilah pertama kali anak terlibat dalam interaksi edukatif. Anak belajar
berdiri, berbicara, bermain, berpakaian, mandi, menyikat gigi dan lain-lain.
Keluarga bertugas meneruskan dan mewariskan sejumlah nilai baik berkaitan
dengan kultural, sosial maupun moral kepada anak-anak yang baru tumbuh di
dalam rumah tangga. Di sini pula anak diajar mengenal siapa dirinya dan
lingkungannya. Di dalam keluarga, kebutuhan pribadi anak seperti yang
disampaikan oleh Abraham Maslow juga berlangsung. Pada tahap awal, anak
memerlukan kebutuhan dasar seperti makan dan minum, kemudian meningkat
kepada kebutuhan akan kasih sayang dan penghargaan, lalu meningkat lagi
menjadi kebutuhan terhadap keamanan dan kesehatan serta pada waktunya anak
memerlukan self actualization (mencari pemaknaan terhadap siapa dirinya).
Keluarga juga berperan menjadi benteng pertahanan dari sejumlah
pengaruh yang datang dari luar. Tidak jarang anak menanyakan sesuatu problem
yang datang dari luar yang dia sendiri canggung untuk menjawab atau

2
mengatasinya. Karena itu, rujukan utama anak adalah keluarga. Di sinilah
diperlukan hadirnya sosok orang tua yang bijaksana dan memiliki wawasan yang
cukup untuk menerangkan kepada anak tentang apa yang dihadapinya. Dengan
demikian, anak tidak mudah dipengaruhi oleh faktorfaktor eksternal yang dapat
menyesatkan dirinya. Di samping menjadi institusi domestik, keluarga juga
dapat menjadi institusi sosialisasi sekunder. Maksudnya adalah bahwa keluarga
berperan menghantarkan anak-anak untuk memasuki wilayah sosial yang lebih
besar, seperti lingkungan sosial. Dalam konteks ini, keluarga menjadi pengatur
dan designer anak untuk memilih lingkungan mana yang tepat dan baik dalam
menumbuhkan kepribadian. Keluarga bertanggung jawab untuk mengarahkan
anak-anaknya memasuki lingkungan sosial yang baik agar anak terhindari dari
pengaruh lingkungan yang tidak sehat
Keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan karena setiap
manusia tentunya berangkat dari sebuah keluarga. Sehingga dapat digambarkan
bahwa keluarga menjadi tempat dimana pondasi nilai-nilai keIslaman tertanam
pertama kali oleh kedua orang tua dan anggota keluarga lainnya. Adapun nilai-
nilai keislaman tersebut menjadi tolak ukur generasi umat manusia di masa yang
akan datang. Sebaliknya, jika nilai-nilai keislaman dalam keluarga rapuh, maka
sangat rentan terjadi permasalahan dalam keluarga baik pertikaian, permusuhan,
kebencian yang berujung pada suatu perceraian dan perpecahan dalam keluarga.

B. Permasalahan.
Dalam kehidupan manusia banyak sekali hal yang menjadikan keluarga
berperan penting untuk dalam mengatasi suatu masalah dan menjadi tempat bagi
manusia untuk mendapatakn solusi.
Masalah tersebut antara lain salah satunya yaitu :
1. Kenakalan remaja. Data kenakalan remaja di Indonesia dari tahun ke
tahun terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2013 angka kenakalan remaja di
Indonesia mencapai 6325 kasus, sedangkan pada tahun 2014
jumlahnya mencapai 7007 kasus dan pada tahun 2015 mencapai 7762
kasus. Artinya dari tahun 2013-2014 mengalami kenaikan sebesar

3
10,7%, kasus tersebut terdiri dari berbagai kasus kenakalan remaja
diantaranya pencurian, pembunuhan, pergaulan bebas dan narkoba.
Dari data yang didapat dapat diprediksi jumlah peningkatan
angka kenakalan remaja, dengan menghitung tren serta rata-rata
pertumbuhan, dengan itu kita bias mengantisipasi lonjakan dan
menekan angka kenakalan remaja yang terus meningkat tiap tahunnya.
Prediksi tahun 2016 mencapai 8597,97 kasus, 2017 sebesar 9523.97
kasus, tahun 2018 sebanyak 12944, 47 kasus, sehingga diperikirakan
mengalami kenaikan tiap tahunnya sebesar 10,7%.
2. Kekerasan Rumah tangga
3. Pendidikan Nilai dan Karakter anak
4. Ekonomi
5. Pernikahan dll
Dari permaslah di atas maka Keluarga sangat berperan penting dalam
mengatasi berbagai permasalahan hidup manusia, peran penting keluarga
mampu menjadi penguat bahkan memberikan solusi terhadap permaslahan yang
timbul, oleh karena itu keluarga merupakan hal penting atau urgensi bagi
manusia.
C. Pembahasan
Konsep Tentang Keluarga
Pengertian keluarga menurut Hasan Langulung, diartikan sebagai
berikut: “Suatu unit sosial yang terdiri dari seorang suami dan seorang istri atau
dengan kata lain keluarga adalah perkumpulan halal antara laki-laki dan
seorang perempuan yang bersifat terus menerus dimana yang satu merasa
tentram dengan yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan
masyarakat (Pratomo, 2021).
Peranan keluarga
Keluarga menurut Hasbullah mempunyai peranan yang besar sekali
bagi tumbuh dan berkembangnya seorang anak baik yang berkenaan dengan
pertumbuhan intelektual, moral dan agamanya. Menurut beliau di antara
peranan orang tua antara lain sebagai berikut:

4
1. Menanamkan kehidupan emosional anak
Melalui pendidikan keluarga kehidupan emosional anak atau kebutuhan
akan rasa kasih sayang anak akan dapat terpenuhi dan dapat tumbuh
dengan baik hal ini dikarenakan adanya hubungan jalinan darah antara
orang tua dan anak di samping fokus dan konsentrasi orang tua lebih
ditekankan pada anak.
Kehidupan emosional merupakan faktor yang sangat signifikan
dalam membina kepribadian anak. Oleh karenanya pihak orang tua harus
mampu menciptakan suasana yang kondusif bagi anak melalui cerminan
kasih sayang.
2. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
Penanaman dasar-dasar moral bagi anak dalam keluarga biasanya
tercermin dalam sikap dan prilaku orang tua sendiri. Anak akan
cenderung mengikuti segala pola dan tingkah laku orang tua. Misalnya
cara berbuat dan berbicara. Dengan demikian perilaku yang baik dari orang
tua akan melahirkan gejala identifikasi yang positif bagi anak yakni
penyamaan diri dengan orang yang ditiru.
3. Peletak Dasar Keagamaan
Pada dasarnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,
pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecil. Seseorang
yang waktu kecilnya tidak mendapat pendidikan agama, maka pada
dewasanya ia tidak merasa penting akan adanya agam dalam hidupnya. Lain
dengan orang yang waktu kecilnya sudah dikenalkan dengan pengalaman-
pengalaman agama misalnya kedua orangtuanya taat beragaman, ditambah
lagi dengan pendidikan sekolah, maka orang tersebut akan dengan
sendirinya mempunyai kecenderungan terhadap hidup yang taat mengikuti
peraturan-peraturan agama. Disamping itu juga terbiasa menjalankan
ibadah, takut larangan-larangan dan merasakan betapa nikmatnya hidup
beragama.
Menurut Anshari dalam kehidupan keluarga nilai-nilai ajaran agama
bagi kehidupan seorang anak akan mempengaruhi dan memberikan dampak
yang positif terhadap pembentukan karakter anak sejak kecil hingga ia

5
dewasa.
Sedangkan menurut Abdul Halim Nipan peranan keluarga dalam memberikan
dasar-dasar pendidikan keagamaan pada anak yakni dalam rangka untuk
membentuk anak solehah dan mengharap ridho Allah.
a. Membentuk anak solehah berarti anak yang berkepribadian baik dalam
menjalin hubungan dengan Allah SWT dan baik pula dalam berhubungan
dengan sesama makhluk ciptaannya terutama terhadap sesame manusia. Allah
SWT mengisyaratkan dalam hal ini dalam firmannya dalam surat ali Imran
ayat 112 yang artinya “Mereka senantiasa diliputi kehinaan dimanapun berada,
kecuali jika mereka berhubungan baik terhadap Allah dan berhubungan baik
terhadap sesame manusia. Berdasarkan ayat tersebut manusia selamanya dalam
keadaan hina maupun berada, kecuali jika menjalin hubungan baik dengan
Allah SWT maupun dengan sesama manusia. Demikian halnya dengan
pengertian anak shaleh.
b. Mengharap Ridho Allah SWT
Manusia termasuk didalamnya para orang tua muslim tidak mampu merubah
takdir ilahi. Manusia hanya berkewajiban berikhtiar dan Allah lah yang
mentakdirkan segala sesuatunya. Seperti hadist riwayat Ahmad Bukhari setiap
sesuati dimudahkan sesuai dengan takdir penciptanya. Sehubungan dengan itu,
maka salah satu tujuan yang tidak boleh dilupakan oleh para orang tua muslim
dalam mendidik anaknya ialah bertujuan mengharap Ridho Alloh.
Dari hal tersebuat seorang anak di didik menjadi manusia yang baik
Pendidikan Keluarga
Menurut Zakiyah Drajat orang tua merupakan pendidik utama dan pertama
bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.
Demikian juga menurutu Andreas Harefa sebagaimana ia menyimpulkan dari
pendapatnya Cak Nur mengatakan bahwa:
“Hubungan antara orang tua dan anak yang demikian intim tidaklah mungkin
digantikan secara total oleh lembaga-lembaga persekolahan, termasuk universitas.
Bahkan sekolah-sekolah agamapun tidak mungkin menggantikan sepenuhnya peran
dan tanggung jawab orang tua. Instansi formal yang memberikan ajaran-ajaran yang
bersifat umum maupun agama hanya mungkin meringankan beban tanggung jawab

6
orang tua, tetapi tidak dapat dan tidak boleh diharapkan untuk menggantikan peran
dan tanggung jawab orang tua secara keseluruhan”.
Dari pernyataan ini dapat kita ketahui bahwa kehidupan keluarga merupakan
lapanagna pendidikan yang sangat urgen dalam membentuk dan mengarahkan
kepribadian anak suapya menjadi manusia atau generasi yang berguna bagi agama dan
bangsa dan orang tuanya merupakan pangkal pendidik yang akan banyak
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak lebih lanjut. Disadari atau tidak
itu adalah merupakan tanggung jawab orang tua yang dibebankan oleh Tuhan kepada
mereka. Dan sementara itu menurut Hasbullah, tugas utama dari keluarga bagi
pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan
hidup beragama.
Sementara itu di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 7 ayat
2 manyatakan bahwa orang tua dari usia wajib belajar, berkewajiban memberikan
pendidikan dasar kepada anaknya. Hal ini juga diperkuat dengan pasal 27 ayat 1
menyatakan bahwa kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dalam
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Dari penjelasan tersebut dapat
kita ketahui bahwa orang tua mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar
terhadap pendidikan anak-anaknya (Utari, 2019).
Oleh karena itu orang tua harus betul-betul mampu memberikan dasar-dasar
keagamaan pada anak secara maksimal serta mampu memberikan tauladan yang baik
bagi diri anak. Sebab anak akan cenderung mencontoh atau mengikuti segala
perbuatan yang dilakukan oleh pihak orang tua. Berikut ini faktor-faktor yang
mempengaruhi keluarga:
1. Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya mempunyai pengaruh besar terhadap
belajar anaknya. Menurut Sudjipto menyatakan “bahwa keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama.” Dari pernyataan tersebut dapat disimpulan
bahwa betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya, dan cara
orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. Orang tua
seharusnya menjadi motivator yang paling utama di dalam kehidupan seorang anak,
sebagai pendorong atau penggerak sehingga anak mempunyai semangat belajar
yang besar. Kedua orang tua harus sering berjumpa dan berdialog dengan anak-

7
anaknya. Pergaulan adalah keluarga harus terjalin secara mesra dan harmonis.
Kekurangan akraban kedua orangtua dengan anak-anaknya dapat menimbulkan
kerenggangan kejiwaan yang dapat menjurus kepada kerengangan secara
jasmaniah. Misalnya akan kurang betah di rumah dan lebih senang berada di luar
rumah dengan teman-temannya. Keadaan pergaulan yang kurang terkontrol ini akan
memberikan pengaruh yang kurang baik bagi perkembangan kepribadiannya,
karena kedua orang tuanya jarang memberi pengarhan dan nasihat.
2. Suasana Rumah
Selain cara orang orang tua mendidik, suasana rumah juga ikut
mempengaruhi belajar anak. Mengingat pentingnya peran keluarga, orang tua
seyogyanya membangun lingkungan keluarga secara baik sehingga memberi
kemungkinan bagi teraktualisasinya segenap potensi yang dimiliki oleh anak-
anaknya. Suasana rumah yang dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar (Afifah,
2021).
D. Kesimpulan
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter
atau kepribadian anak, yang mana hal tersebut yang menjadi modal awal seorang
anak menjadi Manusia yang mampu untuk menghadapi berbagai macam
permasalahan kehidupan, kemudian keluarga merupakan tempat di mana manusia
bisa mendapatkan dukungan baik itu moral maupun spiritulan terhadap masalah
ataupun solusi terhadap suatu masalah. bisa disimpulkan bahwa urgensitas peran
keluarga di dalam membentuk karakter manusia sangatlah vital.
E. Referensi
1. Afifah dan Mashuri. 2021. Urgensi Pendidikan Agama Islam di Keluarga Dalam
Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Siswa Madrasah Aliyah (MA) Kanjeng Sepuh
Gresik. Internastional Journal of Educational Resoursces, Vol, 1 (5).
2. Pratomo, Imam dan Herlambang. 2021. Pentingnya Peran Keluarga Dalam
Pendidikan Karakter. Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Vol 8 (1).
3. Utari, Eni. 2019. Urgensi Keluarga Sebagai Penunjang Keberhasilan Belajar
Anak. Khazanah:Jurnal Edukasi, Vol. 1 (1).

Anda mungkin juga menyukai