DISUSUN OLEH:
(Kelompok 1)
Andani (30400121041)
Risnawati (30400121042)
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DISUSUN OLEH:.......................................................................................... i
BAB I ........................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
B. Penghambat ................................................................................ 10
C. Keharmonisan Keluarga............................................................. 11
BAB lV ....................................................................................................... 18
BAB V ........................................................................................................ 22
A. Kesimpulan ................................................................................. 22
B. Implikasi Penelitian..................................................................... 22
iii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu fase kehidupan yang akan dilewati oleh semua orang
adalah masa remaja. Fase ini merupakan fase yang sangat penting,
karena pada saat itulah seorang remaja akan mencari jati dirinya masing-
masing. Kondisi remaja yang terjadi pada saat ini akan berpengaruh
pada kondisi remaja pada saat ia mulai beranjak dewasa dan mulai aktif
memerankan diri dalam kehidupan yang produktif dan kehidupan sosial
masyarakat.
1
Mawaddah Khairiyah, Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga Dengan Konsep Diri
Remaja Di Madrasah Aliyah Swasta Taman Pendidikan Islam Medan, (dalam Skripsi Program S1
Universitas Medan Area, 2019).
2
Desmita Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 180
1
kehidupan manusia, pembentukan konsep diri akan terus berkembang
dan berlanjut. Persepsi mengenai diri tidak akan langsung muncul begitu
saja pada saat individu dilahirkan, melainkan setiap perkembangan-
perkembangannya akan selalu bertahap seiring dengan munculnya
kemampuan perspektif. Pada awal kehidupan, perkembangan konsep
diri pada individu sepenuhnya didasari oleh persepsi mengenai dirinya
sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia, persepsi tersebut mulai
dipengaruhi oleh nilai-nilai hasil dari interaksinya dengan orang lain.
Atwater menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran
diri yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan,
dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
Disebutkan dalam konsep diri terdapat tiga aspek yang
mempengaruhi terbentuknya konsep diri yaitu harapan, pengetahuan dan
penilaian. Selain itu, ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya konsep diri pada individu, salah satunya faktor dari orang
tua. Orang tua merupakan keluarga yang kedudukannya sebagai sebuah
3
Selo Soemardjan, Sosiologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1962),
h.
2
perhatian, pemberian dukungan antar anggota keluarga, minim konflik,
minim ketegangan dan minim kekecewaan. Keharmonisan keluarga dapat
terwujud apabila masing-masing dari unsur keluarga berfungsi dan
berperan dengan baik. Lingkungan keluarga yang tidak harmonis kerap
kali membuat anak menjadi liar dan nakal.4
4
Uswatun Qasanah, Peran Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri terhadap Perilaku
Pranikah Remaja Putri, (dalam Skripsi Program Studi Magister Sains Psikologi Program Pasca
Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012)
5
Zainuren, Peran Orang Tua Terhadap Penanaman Nilai-Nilai kejuruan Anak,
(Lampung:UNILA, 2014), h. 16-17
3
didikan dan sosialisasi pada anaknya.6
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan
masalah dalam penelitian ini yakni:
1. Bagaimana mahasiswa dalam berorganisasi?
2. Bagaimana organisasi dalam menghambat keharmonisan keluarga?
C. Tujuan dan manfaat
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui:
a. Untuk mengetahui mahasiswa dalam berorganisasi?
b. Untuk mengetahui organisasi dalam menghambat keharmonisan
keluarga?
2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis, Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-
penelitian selanjutnya yang sejenis.
b. Manfaat praktis
6
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 138
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Menurut Oliver Sheldon yang dikutip oleh Sutarto (1993:22) organisasi
adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau
kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan
saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan
terkoordinasi.
5
pencapaian tujuan.7
7
Waliyam mursidah, Skripsi: Pengelolaan Pusat Pengembangan Karir (Career
Development Centre) Dalam Penyaluran Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta, (Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 22-24
6
aset yang paling berharga karena semua aktivitas organisasi yang
dijalankan ini dari, oleh, dan untuk manusia. Tidak ada kepemilikan
khusus seperti halnya organisasi profit, sehingga tidak dapat dijual,
ditebus, atau dialihkan, dan tidak dapat dibubarkan secara mudah.8
a. Unsur-unsur organisasi
Secara singkat organisasi adalah suatu perbuatan diferensiasi
tugas-tugas.” Menurut Malayu Hasibuan (2010:25) ada beberapa unsur
organisasi yaitu:
a) Manusia (human), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia
yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin (bawahan)
d) Pekerjaan, artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan
dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
e) Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan dan
kerjasama antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
f) Teknologi, artinya organisasi baru ada, jika ada unsur teknis
8
Jurnal entrepreneur, “ Mengenal Perbedaan Organisasi Profit dan Non Profit”,
(https://www.jurnal.id/id/blog/organisasi-profit-dan-non-profit-sbc/, Diakses pada 6 Januari 2023).
9
Waliyam Mursidah, Skripsi: Pengelolaan Pusat Pengembangan Karir (Career
Development Centre) Dalam Penyaluran Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 24-25
7
dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa
semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi.
b. Tujuan organisasi
Tujuan pengorganisan adalah agar dalam pembagian tugas dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagaian tugas
diharapkan setiap organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara
khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.
Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai
dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat
menimbulkan kegagalan dalam penyelesaian pekerjaan itu.
2) Tanpa tujuan jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan
menimbulkan pemborosan belaka.
3) Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam membentuk dan
struktur organisasi.
4) Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah
dan penempatan pegawai.
5) Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada para
anggota organisasi.
6) Tujuan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi,
karena mereka menyadari bahwa semua anggota organisasi
bekerja dengan yang sama, yaitu tujuan organisasi.
8
Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh para anggota. Apabila
tujuan organisasi itu dapat diterima oleh para anggota, hal ini berarti para
anggota organisasi mempunyai keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka
pun akan dapat tercapai sehingga tujuan mereka dapat dengan mudah
digerakkan.10
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah suatu sistem hubungan antar pekerjaan
yang bersifat formal yang menggambarkan pemilihan tugas yang berbeda-
beda dan mengintegrasikan pelaksanaan tugas-tugas tersebut. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan sebuah struktur
organisasi, di antaranya adalah:
2) Struktur Integrasi
Ukuran kesamaan antar berbagai departemen di dalam suatu organisasi
yang selaras dengan sasaran serta struktur menyeluruh dari organisasi.
10
Paruhuman Tampubalon, “Pengorganisasian dan Kepemimpinan Kajian Terhadap
Fungsi-Fungsi Manajemen Organisasi Dalam Upaya Untuk Mencapai Tujuan Organisasi”, (Jurnal
Stindo Profesional), IV (3, 2018), h. 27-28
9
Tujuan dilakukannya struktur keorganisasian dalam suatu
organisasi, yaitu;
11
Elina Sari, Teori Organisasi (Konsep dan Aplikasi), (cet. (I): Jakarta: Jayabaya
University Press, 2006), h. 32-34
10
proyek konstruksi mengandung konflik yang cukup tinggi (Ervianto, 2002).
1. Keharmonisan
Secara terminologi keharmonisan berasal dari kata harmonis yang
berarti serasi, selaras. Titik berat dari keharmonisan adalah keadaan
selaras atau serasi. Keharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan
dan keserasian dalam kehidupan berumah tangga. Keluarga sangat perlu
menjaga kedua hal tersebut untuk mencapai keharmonisan.
12
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, (http://e-journal.uajy.ac.id/1507/3/2TS11548.pdf,
Diakses pada 6 Januari 2023)
11
kepada istri dan dalam hal kerendahan hati, serta dalam hal mengetahui
keinginan dan kecemburuan wanita. Beliau menempatkan mereka pada
kedudukan yang di idam-idamkan oleh seluruh kaum hawa yaitu menjadi
seorang istri yang memiliki kedudukan terhormat disamping suaminya.13
2. Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman)12
.Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno)
1) Keluarga inti, yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak, atau
hanya ibu atau bapak atau nenek atau kakek.
13
Sela Eviyana, Skripsi: Keharmonisan Keluarga Bagi Pasangan Yang Sudah Menikah
(Fakultas Syariah, UIN Raden Intan Lampung, 2019), h. 43-44.
14
Sela Eviyana, Skripsi: Keharmonisan Keluarga Bagi Pasangan Yang Sudah Menikah
(Fakultas Syariah, UIN Raden Intan Lampung, 2019), h. 43-44
12
2) Keluarga inti terbatas, yang terdiri dari ayah dan anak-anaknya,
atau ibu dan anak-anaknya.
3) Keluarga luas (extended family), yang cukup banyak ragamnya
seperti rumah tangga nenek yang hidup dengan cucu yang masih
sekolah, atau nenek dengan cucu yang telah kawin, sehingga istri
dan anak-anaknya hidup menumpang juga.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam keluarga terdapat tiga
bentuk keluarga yaitu keluarga inti, keluarga inti terbatas, dan keluarga
luas. Dimana dari ketiga bentuk-bentuk keluarga tersebut akan terjalin
keharmonisan dalam keluarga, apabila setiap anggota keluarga saling
menghormati antar anggota keluarga.
13
Dari kedua teori di atas indikator yang berhubungan erat kaitannya
dengan keharmonisan keluarga adalah rukun, bahagia, disiplin, dan
saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan,
memiliki etos kerja yang baik, bertetangga yang baik dan saling
menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti kepada yang lebih tua.
15
Nailin Nimah, Skripsi: Pengaruh Keharmonisan Dalam Keluarga Terhadap kesehatan
Mental Anak Di Desa Braja Sakti Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur (Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu keguruan, IAIN Metro, 2018), h. 21-23
14
BAB lll
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
1
Creswell, J. W, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di Antara Lima
Pendekatan, ( (Edisi III), Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014). h. 3.
15
C. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik yang dilakukan oleh penelitian
di mana peneliti turun langsung kelapangan dan melakukan pendekatan-
pendekatan terhadap informan. Dengan observasi ini memudahkan
peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan serta peneliti dapat
mengetahui gambaran- gambaran Analisis organisasi sebagai
penghambat keharmonisan keluarga.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara mendapatkan informasi dengan
cara tanya jawab antara peneliti dan informan. Cara ini adalah salah satu
cara yang efektif karena peneliti bisa mengetahui segala sesuatu dari
informan dengan pertanyaan- pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti
lalu di jawab oleh informan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi juga sangat penting menurut peneliti karna
dokumentasi ini adalah salah satu bukti atau penguat dari sebuah
penelitian. Baik itu dengan cara mengambil gambar, video, dan lain-
lainnya. Juga berfungsi sebagai pelengkap data Primer yang bersifat
tekstual yang berkaitan dengan Analisis organisasi sebagai penghambat
keharmonisan keluarga.
4. Studi Pustaka
16
D. Jenis Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu:
17
BAB lV
A. Hasil Penelitian
18
berkecimpung, ada hal- hal yang merubah mindset tentang bagaimana
organisasi berjalan dan bukan cuman mencari relasi di organisasi
dapat meningkatkan kreativitas, meningkatkan ilmu pengetahuan
bukan hanya soal relasi tapi ada juga hal-hal yang mungkin lebih
krusial yang lebih merubah nanti saya di kemudian hari.
Informan lainnya yaitu khaerul Anbiyah, yang berumur 19 tahun,
jurusan Studi Agama-agama:
“Kalau saya pribadi, awal kuliah itu tidak ada niat untuk
berorganisasi karena saya juga merasa sudah cukup memiliki
teman dan lingkungan saya saat itu. Namun, seiring berjalannya
waktu, saya merasa tidak terpuaskan serta merasa ingin relasi
lebih. Dan menurut saya, organisasi lah yang mampu memuaskan
hal tersebut”.
Dari pernyataan di atas tersebut, dapat dilihat jika ketiga
informan dari mahasiswa UIN Alauddin Makassar memiliki alasan yang
sama, dalam hal ini menambah relasi maupun ilmu pengetahuan
mereka. Manfaat ini sejalan yang dikemukakan Burn, yakni: Kelompok
memenuhi keinginan individu untuk merasa berarti dan dimiliki. Adanya
kelompok membuat individu merasa tidak sendirian, ada orang lain
yang membutuhkan dan menyayangi.
1. Kelompok sebagai sumber identitas diri. Individu yang tergabung
dalam kelompok bias mendefinisikan dirinya, ia menggali dirinya
sebagai anggota suatu kelompok, dan bertingkah laku sesuai norma
kelompok itu.
2. Kelompok sebagai sumber informasi tentang dunia dan tentang diri
kita. Adanya orang lain, dalam hal ini kelompok, bisa memberi kita
informasi tentang banyak hal, termasuk tentang siapa diri kita.
20
yakinkan kalau saya lagi ada kegiatan. Kadang saya
merasa bersalah, saat orang tua bilang rindu dengan nada
sedih ke saya,”
Berdasarkan dari pernyataan di atas dapat dideskripsikan bahwa
organisasi adalah salah satu faktor penghambat berkumpulnya keluarga,
karna orang yang berorganisasi tidak memiliki kebebasan dan terikat
pada suatu kewajiban dan tanggung jawab terhadap organisasinya
21
BAB V
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa dalam berorganisasi
Dalam berorganisasi, ada beberapa kasus mahasiswa cenderung
memilih untuk aktif terlibat berkegiatan di organisasi. Tak jarang
mahasiswa dihadapkan dengan pilihan antara urusan keluarga atau
organisasi.
2. Organisasi dalam menghambat keharmonisan keluarga
Organisasi kadang kala menghambat hubungan antara mahasiswa
dengan keluarganya. Dalam beberapa kasus, organisasi selalu
melakukan kegiatan dihari libur akademik. Sehingga, mahasiswa yang
terlibat kegiatan organisasi menghabiskan waktu luangnya untuk
berkegiatan dan tidak pulang ke kampung halaman.
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi
secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
a. Organisasi mampu menimbulkan ketidak harmonisan dalam keluarga.
Mahasiswa yang terlalu sibuk dalam beroragisasi, apalagi memiliki
jabatan sebagai ketua akan memiliki kesibukan, sehingga waktu untuk
berkumpul dengan keluarga semakin berkurang.
b. Kebanyakan mahasiswa memasuki lebih dari satu organisasi,
22
sehingga diperlukan manajemen waktu yang tepata. Apalagi kewajiban
perkuliahan yang memang tidak bisa ditinggalkan.
c. Mahasiswa yang menemukan jati diriny dalam organisasi, membuat
didrinya lebih menyukai berkumpul dengan antar anggota organisasi,
ketimbang keluarga.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian di sebagai masukan bagi para orang tua, dan
mahasiswa yang aktif di organisasi. Orang tua harus bisa menjadi tempat
pertama untuk anak dalam merasakan kasih sayang dan kenyamanan.
Mahasiswa harus sadar bahwa sesibuk apapun dalam berorganisasi,
harus tetap ada waktu luang untuk keluarga agar kemunikasi keluarga
tetap bagus, sehingga keharomonisan dalam keluarga tetap terjalin.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Upaya Untuk Mencapai Tujuan Organisasi “. Jurnal Stindo
Profesional. IV (3). 2018.
25
LAMPIRAN DOKUMENTASI
26
Informan Kedua Saudara Rezky Mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan
Islam
27