Anda di halaman 1dari 32

MINI RISET

"ANALISIS ORGANISASI SEBAGAI PENGHAMBAT


KEHARMONISAN KELUARGA"
Dosen pengampuh mata kuliah Sosiologi Keluarga
Dr. Wahyuni Sahid, S. Sos., M. S.i

DISUSUN OLEH:

(Kelompok 1)

Nurislah putri (30400121035)

Saldi Adrian (30400121036)

Muh Fadil Alfa Rezky (30400121037)

Wanda Wulandari (30400121038)

Nur Muliani (30400121039)

Haslinda Ahmad (30400121040)

Andani (30400121041)

Risnawati (30400121042)

Muflih Hidayat (30400121043)

Nurul Januarsi (30400121044)

PRODI SOSIOLOGI AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan mini riset yang berjudul
ANALISIS ORGANISASI SEBAGAI PEMGHAMBAT KEHARMONISAN
KELUARGA. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya dan juga harapan penulis semoga mini riset ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi dari mini riset ini
agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya dan
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, seperti masih
banyaknya kekurangan dalam mini riset ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan mini reset ini.

Samata, 01 Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

MINI RISET ................................................................................................... i

DISUSUN OLEH:.......................................................................................... i

PRODI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I ........................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS...................................................................... 5

A. Organisasi Sebagai Penghambat ................................................ 5

B. Penghambat ................................................................................ 10

C. Keharmonisan Keluarga............................................................. 11

BAB lll METODE PENELITIAN................................................................. 15

A. Jenis penelitian ........................................................................... 15

B. Lokasi Penelitian ........................................................................ 15

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 16

D. Jenis Data .................................................................................... 17

E.Analis Data ............................................................................................ 17

BAB lV ....................................................................................................... 18

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................... 18

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 18

BAB V ........................................................................................................ 22

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PEMBAHASAN ..................................... 22

A. Kesimpulan ................................................................................. 22

B. Implikasi Penelitian..................................................................... 22

iii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 24

LAMPIRAN DOKUMENTASI .................................................................... 26

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Salah satu fase kehidupan yang akan dilewati oleh semua orang
adalah masa remaja. Fase ini merupakan fase yang sangat penting,
karena pada saat itulah seorang remaja akan mencari jati dirinya masing-
masing. Kondisi remaja yang terjadi pada saat ini akan berpengaruh
pada kondisi remaja pada saat ia mulai beranjak dewasa dan mulai aktif
memerankan diri dalam kehidupan yang produktif dan kehidupan sosial
masyarakat.

Masa remaja merupakan masa transisi yang bermula dari masa


anak-anak menuju dewasa dimana identiknya berawal dengan masa
pencarian jati diri yang ditandai dengan adanya perubahan perubahan
fisik serta diikuti dengan perubahan emosi atau kejiwaan yang masih
sangat tidak stabil dan begitu rentan terhadap tindakan-tindakan yang
negatif. Usia remaja adalah mereka yang berusia antara 12 sampai
dengan 22 tahun, yang memiliki keinginan kuat untuk mandiri, tidak ingin
terikat dengan orang tua tetapi masih merasa bingung menghadapi
dunianya yang baru. Erikson menyatakan bahwa isu yang paling penting
dan kritis pada saat usia remaja adalah masa pencarian konsep diri.1

Konsep diri memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku


individu. Individu akan melakukan sesuatu sesuai dengan konsep diri
yang ia miliki. Individu jelas mengetahui siapa dirinya, apa jenis
kelaminnya dan perasaan seperti apa yang tengah individu rasakan serta
memori-memori apa saja yang pernah dialami individu.
Menurut Seifert dan Hoffnung konsep diri merupakan suatu
pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri.2 Sepanjang

1
Mawaddah Khairiyah, Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga Dengan Konsep Diri
Remaja Di Madrasah Aliyah Swasta Taman Pendidikan Islam Medan, (dalam Skripsi Program S1
Universitas Medan Area, 2019).
2
Desmita Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 180
1
kehidupan manusia, pembentukan konsep diri akan terus berkembang
dan berlanjut. Persepsi mengenai diri tidak akan langsung muncul begitu
saja pada saat individu dilahirkan, melainkan setiap perkembangan-
perkembangannya akan selalu bertahap seiring dengan munculnya
kemampuan perspektif. Pada awal kehidupan, perkembangan konsep
diri pada individu sepenuhnya didasari oleh persepsi mengenai dirinya
sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia, persepsi tersebut mulai
dipengaruhi oleh nilai-nilai hasil dari interaksinya dengan orang lain.
Atwater menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran
diri yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan,
dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
Disebutkan dalam konsep diri terdapat tiga aspek yang
mempengaruhi terbentuknya konsep diri yaitu harapan, pengetahuan dan
penilaian. Selain itu, ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya konsep diri pada individu, salah satunya faktor dari orang
tua. Orang tua merupakan keluarga yang kedudukannya sebagai sebuah

lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak. Keluarga diharapkan


senantiasa berusaha menyediakan kebutuhan, baik segi biologis maupun
psikologis anak, serta memberikan perawatan dan pendidikan yang layak.

Menurut Selo Soemardjan, keluarga adalah sebagai kelompok inti


sebab keluarga adalah masyarakat pendidikan pertama dan bersifat
alamiah.3 Laily dan Matulessy mengatakan bahwa keluarga yang
harmonis sangat menentukan terciptanya lingkungan yang baik dalam
suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup. Hurlock
mengatakan bahwa remaja yang berasal dari keluarga yang penuh
perhatian, hangat dan harmonis mempunyai kemampuan dalam
menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik dengan lingkungan
sekitarnya. Keharmonisan adalah situasi atau kondisi di mana dalam
sebuah keluarga terjalin rasa cinta dan kasih sayang, pengertian,

3
Selo Soemardjan, Sosiologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1962),
h.
2
perhatian, pemberian dukungan antar anggota keluarga, minim konflik,
minim ketegangan dan minim kekecewaan. Keharmonisan keluarga dapat
terwujud apabila masing-masing dari unsur keluarga berfungsi dan
berperan dengan baik. Lingkungan keluarga yang tidak harmonis kerap
kali membuat anak menjadi liar dan nakal.4

Mengutip dari William D Brooks & Philip Emmert dalam bukunya


yang berjudul Psikologi Komunikasi, empat tanda seseorang memiliki
konsep diri yang negatif di antaranya tidak percaya diri, peka terhadap
kritikan, cenderung merasa tidak diperhatikan, cenderung merasa tidak
disenangi oleh orang lain dan pesimis terhadap kompetisi atau bersaing
dengan orang lain dalam berprestasi. Disinilah peran orang tua sebagai
seperangkat tingkah laku dua orang (ayah dan ibu) dalam bekerja dan
bertanggungjawab dengan mendidik, mendorong, sebagai panutan,
teman dan pengawas.5
Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah sebuah lingkungan
yang masuk kategori primer bagi setiap individu. Dimulai sejak individu
lahir sampai datangnya masa ia meninggalkan rumah untuk membentuk
keluarga sendiri. Sebagai lingkungan yang dikategorikan primer,
hubungan antar manusia adalah hubungan yang paling intens dan paling
awal terjadi dalam sebuah keluarga. Sebelum seorang anak mengenal
lingkungan masyarakat, anak akan terlebih dahulu mengenal lingkungan
keluarganya. Karena itu, sebelum mengenal norma norma dan nilai- nilai
dari masyarakat, untuk pertama kalinya norma-norma dan nilai-nilai yang
diserap anak berawal dari keluarganya yang kemudian dijadikan sebagai
bagian dari kepribadiannya. Tidak mengherankan apabila ada
peribahasa mengatakan “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” jika ada
sifat positif dan negatif pada anak, sebenarnya itu ada pula pada orang
tuanya. Hal ini terjadi bukan semata-mata karena adanya garis keturunan
atau bawaan melainkan bagaimana proses orang tua yang memberikan

4
Uswatun Qasanah, Peran Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri terhadap Perilaku
Pranikah Remaja Putri, (dalam Skripsi Program Studi Magister Sains Psikologi Program Pasca
Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012)
5
Zainuren, Peran Orang Tua Terhadap Penanaman Nilai-Nilai kejuruan Anak,
(Lampung:UNILA, 2014), h. 16-17
3
didikan dan sosialisasi pada anaknya.6

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan
masalah dalam penelitian ini yakni:
1. Bagaimana mahasiswa dalam berorganisasi?
2. Bagaimana organisasi dalam menghambat keharmonisan keluarga?
C. Tujuan dan manfaat
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui:
a. Untuk mengetahui mahasiswa dalam berorganisasi?
b. Untuk mengetahui organisasi dalam menghambat keharmonisan
keluarga?
2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis, Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-
penelitian selanjutnya yang sejenis.
b. Manfaat praktis

1) Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :


Menambah wawasan tentang bagaimana mahasiswa dalam
berorganisasi.
2) Mengetahui bagai mana organisasi menjadi penghambat
keharmonisan keluarga

6
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 138
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Organisasi Sebagai Penghambat

1. Organisasi

a. Pengertian Organisasi
Menurut Oliver Sheldon yang dikutip oleh Sutarto (1993:22) organisasi
adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau
kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan
saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan
terkoordinasi.

Organisasi adalah suatu sistem tentang aktivitas-aktivitas kerja


sama dari dua orang atau lebih sesuatu yang tak berwujud dan tak bersifat
pribadi, sebagian besar mengenai hal hubungan-hubungan merupakan
pendapat Chester I. Barnard yang dikutip oleh Sutarto (1993:23)

Organisasi menurut Malayu Hasibuan adalah “suatu proses


penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada
setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu.

Kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu


dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran
tertentu.”Organisasi menurut Manullang yang dikutip oleh Malayu
Hasibuan (2010:24) bahwa :“organisasi merupakan suatu proses
penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatalan
tugas-tugas atau tanggungjawab serta wewenang dan penetapan
hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga
memungkinkan orang-orang dapat bekerjasama efektif mungkin

5
pencapaian tujuan.7

Organisasi dibedakan menjadi 2 yaitu:


1) Organisasi Profit
Organisasi profit adalah suatu bentuk kerja sama yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk dapat mencapai tujuan bersama, yaitu untuk
menghasilkan laba.

Untuk itu, organisasi profit ini menyediakan atau menghasilkan


produk barang ataupun jasa guna memperoleh hasil atau laba sesuai
dengan keinginan mereka selaku pemilik organisasi tersebut. Intinya,
organisasi ini bersifat satu kesatuan usaha yang utuh dan berorientasi
kepada laba.

Dalam hal orientasinya untuk mendapatkan laba, jangka waktu


kegiatan operasional suatu perusahaan akan dapat diketahui melalui
anggaran dasar yang telah dibuat oleh perusahaan itu sendiri.

Selain itu, organisasi profit ini dapat dibubarkan/dilikuidasi


sewaktu- waktu apabila tidak mampu memperoleh keuntungan lagi dan
terus-menerus menderita kerugian sehingga modal yang didapatkan
menjadi sangat berkurang.

2) Organisasi non profit


Organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bertujuan pokok
untuk mendukung suatu perihal atau isu dalam menarik perhatian publik
untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap
hal- hal apapun terkait laba atau untung atau yang bersifat moneter.

Berbeda dengan organisasi profit, tujuan utama dari organisasi non


profit bukanlah semata-mata mencari laba saja, tetapi untuk mewujudkan
perubahan baik pada individu maupun komunitas.

Organisasi non profit akan menjadikan sumber daya manusia sebagai

7
Waliyam mursidah, Skripsi: Pengelolaan Pusat Pengembangan Karir (Career
Development Centre) Dalam Penyaluran Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta, (Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 22-24
6
aset yang paling berharga karena semua aktivitas organisasi yang
dijalankan ini dari, oleh, dan untuk manusia. Tidak ada kepemilikan
khusus seperti halnya organisasi profit, sehingga tidak dapat dijual,
ditebus, atau dialihkan, dan tidak dapat dibubarkan secara mudah.8

a. Unsur-unsur organisasi
Secara singkat organisasi adalah suatu perbuatan diferensiasi
tugas-tugas.” Menurut Malayu Hasibuan (2010:25) ada beberapa unsur
organisasi yaitu:

a) Manusia (human), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia
yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin (bawahan)

b) Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat


kedudukannya.
c) Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.

d) Pekerjaan, artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan
dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
e) Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan dan
kerjasama antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
f) Teknologi, artinya organisasi baru ada, jika ada unsur teknis

g) Lingkungan (Environment External Social System), artinya organisasi


baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya ada
sistem kerja sama sosial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah bentuk formal dari


sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing yang
bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan
bersama.9
a. Fungsi organisasi
Fungsi organisasi adalah proses yang menyangkut bagaimana
strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan desain

8
Jurnal entrepreneur, “ Mengenal Perbedaan Organisasi Profit dan Non Profit”,
(https://www.jurnal.id/id/blog/organisasi-profit-dan-non-profit-sbc/, Diakses pada 6 Januari 2023).
9
Waliyam Mursidah, Skripsi: Pengelolaan Pusat Pengembangan Karir (Career
Development Centre) Dalam Penyaluran Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 24-25
7
dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa
semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi.

b. Tujuan organisasi
Tujuan pengorganisan adalah agar dalam pembagian tugas dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagaian tugas
diharapkan setiap organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara
khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.
Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai
dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat
menimbulkan kegagalan dalam penyelesaian pekerjaan itu.

Tujuan organisasi dapat dirumuskan dan ditetapkan dengan jelas.

Hal ini penting karena:


1) Tanpa tujuan yang jelas organisasi tidak akan mempunyai arah.

2) Tanpa tujuan jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan
menimbulkan pemborosan belaka.
3) Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam membentuk dan
struktur organisasi.
4) Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah
dan penempatan pegawai.
5) Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada para
anggota organisasi.
6) Tujuan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi,
karena mereka menyadari bahwa semua anggota organisasi
bekerja dengan yang sama, yaitu tujuan organisasi.

7) Tujuan yang jelas merupakan awal dari penetapan strategi. Siasat,


metode, dan prosedur yang akan dipergunakan

8) Tujuan yang jelas merupakan dasar dari pada organisasi untuk


bergerak.

8
Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh para anggota. Apabila
tujuan organisasi itu dapat diterima oleh para anggota, hal ini berarti para
anggota organisasi mempunyai keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka
pun akan dapat tercapai sehingga tujuan mereka dapat dengan mudah
digerakkan.10

a. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah suatu sistem hubungan antar pekerjaan
yang bersifat formal yang menggambarkan pemilihan tugas yang berbeda-
beda dan mengintegrasikan pelaksanaan tugas-tugas tersebut. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan sebuah struktur
organisasi, di antaranya adalah:

1) Penyesuaian Struktur dengan Lingkungan


Struktur organisasi sebaiknya mengikuti strategi organisasi,
mengikuti perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi desain organisasi
(lingkungan). Berkaitan dengan hal tersebut, ada 2 aspek yang menjadi
acuan bagi rancangan struktur sebuah organisasi, yaitu :

2) Struktur Mekanistik vs Struktur Organik

Struktur Mekanistik Aktifitas organisasi dibagi ke dalam tugas-tugas


spesialisasi dan pengambilan keputusan dipusatkan (sentralisasi) pada di
pucuk hierarki. Struktur Organik Menekankan kerja kelompok, komunikasi
terbuka serta desentralisasi dalam pengambilan keputusan.

b. Struktur Diferensiasi vs Struktur Integrasi


1) Struktur Diferensiasi
Ukuran perbedaan yang terjadi antar departemen yang disebabkan oleh
adanya orientasi yang berbeda dari masing-masing departemen mengenai
struktur, tugas dan aktivitas pimpinan lainnya.

2) Struktur Integrasi
Ukuran kesamaan antar berbagai departemen di dalam suatu organisasi
yang selaras dengan sasaran serta struktur menyeluruh dari organisasi.

10
Paruhuman Tampubalon, “Pengorganisasian dan Kepemimpinan Kajian Terhadap
Fungsi-Fungsi Manajemen Organisasi Dalam Upaya Untuk Mencapai Tujuan Organisasi”, (Jurnal
Stindo Profesional), IV (3, 2018), h. 27-28
9
Tujuan dilakukannya struktur keorganisasian dalam suatu
organisasi, yaitu;

a) Menempatkan sumber daya manusia dan sumber daya material


organisasi pada tugas dan tempat yang sesuai.
b) Memperjelas tanggungjawab (job description) pegawai, standar
kinerja pegawai melalui implementasi peraturan dan prosedur
operasional.
c) Memilahkan prosedur dalam pengumpulan informasi untuk proses
evaluasi, sehingga hasilnya dapat digunakan oleh para pimpinan
dalam pengambilan keputusan serta pemecahan suatu
permasalahan.

3) Elemen Dasar Struktur Keorganisasian.11


B. Penghambat
Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang
menghambat (merintangi, menahan, menghalangi). Sedangkan pengertian
dari hambatan adalah sesuatu yang dapat menghalangi kemajuan atau
pencapaian suatu hal. Pada penelitian ini faktor penghambat proses
pelaksanaan proyek konstruksi didefinisikan sebagai hal, keadaan yang
dapat merintangi, menahan dan menghalangi proses pelaksanaan
konstruksi.
Pelaksanaan proyek konstruksi dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan pembangunan. Bila tidak direncanakan
dan dikoordinasikan secara tepat, penyelesaian proyek konstruksi yang
sudah ada berada diambang pintu dapat terhambat. Untuk mendapatkan
hasil efektif diperlukan jalur komunikasi dan tanggungjawab vertikal
maupun horizontal dalam pengelolaannya (Soeharto, 1990).

Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses


yang panjang dan di dalamnya banyak masalah yang harus diselesaikan.
Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi maka
potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga dapat dikatakan bahwa

11
Elina Sari, Teori Organisasi (Konsep dan Aplikasi), (cet. (I): Jakarta: Jayabaya
University Press, 2006), h. 32-34
10
proyek konstruksi mengandung konflik yang cukup tinggi (Ervianto, 2002).

Walaupun secara teoritis pengendalian adalah sangat penting, namun


tidak jarang pada waktu pelaksanaannya pengendalian tersebut tidak
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pada proyek dengan ukuran dan
kompleksitas yang amat besar, yang melibatkan banyak

organisasiditambah lagi banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka


timbul masalah kesulitan koordinasi dan komunikasi (Ervianto, 2004).12
C. Keharmonisan Keluarga

1. Keharmonisan
Secara terminologi keharmonisan berasal dari kata harmonis yang
berarti serasi, selaras. Titik berat dari keharmonisan adalah keadaan
selaras atau serasi. Keharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan
dan keserasian dalam kehidupan berumah tangga. Keluarga sangat perlu
menjaga kedua hal tersebut untuk mencapai keharmonisan.

Rumah tangga yang bahagia dan harmonis merupakan idaman bagi


setiap mukmin. Rasulullah SAW telah memberi teladan kepada kita
mengenai cara membina keharmonisan rumah tangga. Sungguh pada diri
rasulullah itu terdapat teladan yang paling baik, dan seorang suami harus
menyadari bahwa dalam rumahnya itu ada pahlawan dibalik layar,
pembawa ketenangan dan kesejukan dan kedamaian yakni sang
istri.Pandai-pandailah merawat istri oleh karena itu, seorang suami harus
pandai memelihara dan menjaga istrinya secara lahir batin. sehingga
dapat menjadi istri yang ideal, ibu rumah tangga yang baik dan
bertanggung jawab.

Suasana harmonis sangat ditentukan dengan kerjasama yang baik


antara suami dan istri dalam menciptakan suasana yang kondusif, hangat
dan tidak membosankan. Nabi Muhammad yang paling sempurna
akhlaknya dan paling tinggi derajatnya telah memberikan sebuah contoh
yang luar biasa berharganya untuk kita ikuti dalam hal berlaku baik

12
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, (http://e-journal.uajy.ac.id/1507/3/2TS11548.pdf,
Diakses pada 6 Januari 2023)
11
kepada istri dan dalam hal kerendahan hati, serta dalam hal mengetahui
keinginan dan kecemburuan wanita. Beliau menempatkan mereka pada
kedudukan yang di idam-idamkan oleh seluruh kaum hawa yaitu menjadi
seorang istri yang memiliki kedudukan terhormat disamping suaminya.13

2. Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman)12
.Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno)

Tipe-tipe keluarga menurut Friedman menyatakan bahwa tipe–tipe


keluarga dibagi atas keluarga inti, keluarga orientasi, keluarga besar.
Keluarga inti adalah keluarga yang sudah menikah, sebagai orang tua,
atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami istri dan anak mereka
baik anak kandung ataupun anak adopsi.

Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang


didalamnya seseorang dilahirkan. Keluarga besar yaitu keluarga inti
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
seperti kakek dan nenek, paman dan bibi (Suprajitno).14

3. Bentuk-bentuk Keharmonisan Keluarga

Keluarga ideal terdiri dari sistem keluarga, struktur keluarga, dan


bentuk-bentuk keluarga. Apabila ketiga hal itu dapat terbentuk dengan
baik maka suatu keluarga dapat dikatakan keluarga ideal. Dan berikut
adalah penjabaran mengenai bentuk-bentuk keluarga. Keluarga dapat
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Keluarga inti, yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak, atau
hanya ibu atau bapak atau nenek atau kakek.

13
Sela Eviyana, Skripsi: Keharmonisan Keluarga Bagi Pasangan Yang Sudah Menikah
(Fakultas Syariah, UIN Raden Intan Lampung, 2019), h. 43-44.
14
Sela Eviyana, Skripsi: Keharmonisan Keluarga Bagi Pasangan Yang Sudah Menikah
(Fakultas Syariah, UIN Raden Intan Lampung, 2019), h. 43-44

12
2) Keluarga inti terbatas, yang terdiri dari ayah dan anak-anaknya,
atau ibu dan anak-anaknya.
3) Keluarga luas (extended family), yang cukup banyak ragamnya
seperti rumah tangga nenek yang hidup dengan cucu yang masih
sekolah, atau nenek dengan cucu yang telah kawin, sehingga istri
dan anak-anaknya hidup menumpang juga.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam keluarga terdapat tiga
bentuk keluarga yaitu keluarga inti, keluarga inti terbatas, dan keluarga
luas. Dimana dari ketiga bentuk-bentuk keluarga tersebut akan terjalin
keharmonisan dalam keluarga, apabila setiap anggota keluarga saling
menghormati antar anggota keluarga.

4. Aspek-aspek keharmonisan keluarga


Keharmonisan keluarga berkaitan erat dengan suasana hubungan
perkawinan yang bahagia dan serasi serta harmonis. Keharmonisan
tersebut mempunyai beberapa aspek sebagai suatu pegangan hubungan
perkawinan bahagia adalah

a. Menjalin komunikasi yang baik.

b. Mengagumi dan menghargai pasangan. Mempunyai interaksi yang


baik antar anggota keluarga.

c. Memiliki spiritualitas dan nilai-nilai umum dalam keluarga.

d. Membina hubungan kehangatan.

e. tidak egois satu sama lain.

f. Memiliki kejujuran, kepercayaan dan kesetiaan.

g. Memiliki kemampuan beradaptasi, fleksibel, dan toleransi.


Aspek dalam keluarga yang harmonis yaitu keluarga yang rukun,
bahagia, tertib dan disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong
menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga
yang baik dan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti
kepada yang lebih tua dan mencintai ilmu pengetahuan.

13
Dari kedua teori di atas indikator yang berhubungan erat kaitannya
dengan keharmonisan keluarga adalah rukun, bahagia, disiplin, dan
saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan,
memiliki etos kerja yang baik, bertetangga yang baik dan saling
menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti kepada yang lebih tua.

1. Faktor penyebab keharmonisan keluarga

Membangun sebuah keluarga yang harmonis adalah tugas


yang paling penting dalam hidup berkeluarga dan memunculkan
berbagai permasalahan yang harus dihadapi keluarga. Untuk itu
keluarga yang harmonis sangat ditentukan oleh beberapa faktor.
Terdapat beberapa faktor penyebab keharmonisan keluarga,
yaitu:

a. Komunikasi interpersonal, tanpa adanya komunikasi, kemungkinan


besar dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman.
b. Tingkat ekonomi keluarga, apabila berada pada taraf yang sangat
rendah, taraf ekonomi dapat menyebabkan konflik dalam keluarga.
Sikap orang tua, akan berpengaruh dalam hubungan orang tua
dengan anak-anaknya.
c. Ukuran keluarga, keluarga dengan ukuran kecil, memungkinkan
kedekatan hubungan antar orang tua dengan anak.

Berdasarkan uraian teori diatas bahwasannya penyebab dari


keluarga harmonis adalah adanya saling menghargai di antara anggota
keluarga, saling menyayangi, terjaganya kesehatan rohani dan jasmani
serta perekonomian yang matang.15

15
Nailin Nimah, Skripsi: Pengaruh Keharmonisan Dalam Keluarga Terhadap kesehatan
Mental Anak Di Desa Braja Sakti Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur (Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu keguruan, IAIN Metro, 2018), h. 21-23
14
BAB lll
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif atau disebut juga


penelitian deskriptif, di mana data disajikan dalam bentuk kata-kata,
skema, dan gambar. "Penelitian kualitatif merupakan metode-metode
untuk mengeksplorasi dan memahami sejumlah individu atau sekelompok
orang- dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses
penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur.
mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data
secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum,
dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki
struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam
bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang
bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan
menterjemahkan kompleksitas suatu persoalan.
B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan


informasi yang lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah
bagi peneliti untuk melakukan penelitian observasi. Oleh karena itu,
maka peneliti menetapkan lokasi penelitian di Romang Polong, Samata,
Kabupaten Gowa ( kampus ll UIN AlauddinMakassar). Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 04- Januari- 2022.1

1
Creswell, J. W, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di Antara Lima
Pendekatan, ( (Edisi III), Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014). h. 3.
15
C. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik yang dilakukan oleh penelitian
di mana peneliti turun langsung kelapangan dan melakukan pendekatan-
pendekatan terhadap informan. Dengan observasi ini memudahkan
peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan serta peneliti dapat
mengetahui gambaran- gambaran Analisis organisasi sebagai
penghambat keharmonisan keluarga.

2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara mendapatkan informasi dengan
cara tanya jawab antara peneliti dan informan. Cara ini adalah salah satu
cara yang efektif karena peneliti bisa mengetahui segala sesuatu dari
informan dengan pertanyaan- pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti
lalu di jawab oleh informan.

3. Dokumentasi
Dokumentasi juga sangat penting menurut peneliti karna
dokumentasi ini adalah salah satu bukti atau penguat dari sebuah
penelitian. Baik itu dengan cara mengambil gambar, video, dan lain-
lainnya. Juga berfungsi sebagai pelengkap data Primer yang bersifat
tekstual yang berkaitan dengan Analisis organisasi sebagai penghambat
keharmonisan keluarga.

4. Studi Pustaka

Peneliti juga memperkuat data- data yang telah didapatkan dengan


mengambil beberapa referensi buku-buku, jurnal, dan laporan-laporan dari
hasil literasi yang berkaitan dengan Analisis Organisasi dalam
menghambat keharmonisan .

16
D. Jenis Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu:

1. Sumber Data Primer


Yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama
secara langsung.Dengan cara peneliti mewawancarai dan menanyakan
segala sesuatu yang berkaitan dengan Analisis Organisasi sebagai
penghambat keharmonisan keluarga.

2. Sumber Data Sekunder


Yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai
penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun
dalam bentuk dokumen- dokumen. Dalam penelitian ini, yang menjadi
sumber data sekunder adalah artikel, jurnal dan literature. Data ini harus
terkait dengan Analisis organisasi sebagai penghambat keharmonisan
keluarga.
E.Analis Data

Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan


proses pengumpulan data. Diantaranya adalah melalui tiga tahap model
air, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalanbekerja dengan data,
mengorganisir data, memilah-milahnya menjadikan satuan yang dapat
dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menentukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis berarti mengkaji data yang
diperoleh dari lapangan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, memilih mana yang penting
dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.

17
BAB lV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Banyak mahasiswa memilih jalan dalam menjalani kuliahnya, ter


khususnya memilih antara berorganisasi atau tidak. Alasannya
beragam, ada yang memilih berorganisasi karena ingin menambah
pengetahuan dan ada pula yang ingin yang menambah relasi. Ada
yang memilih tidak berorganisasi karena takut menghambat kuliahnya.
Tidak terkecuali bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar. Muncul
fenomena di mana mahasiswa digolongkan menjadi dua jenis, yakni;
mahasiswa kuliah-pulang kuliah-pulang (kupu-kupu) yang merupakan
sebutan bagi mereka yang tidak berorganisasi dan fokus akademik,
yang satunya lagi mahasiswa kuliah-rapat kuliah-rapat (kura-kura)
yaitu sebutan bagi mereka yang aktif berorganisasi.
Tak jarang dua golongan ini saling memberikan argumennya untuk
memperkuat tindakan mereka. Baik itu berorganisasi maupun
sebaliknya. Yang menarik adalah pandangan sebagian orang jika
mahasiswa yang aktif berorganisasi akan menghabiskan banyak
waktunya sehingga tidak menghiraukan akademiknya maupun
keluarganya. Kegiatan organisasi yang padat dan tidak memandang
libur jadi alasan, beberapa organisasi mengharuskan anggotanya
untuk tetap beraktifitas baik di hari kuliah maupun hari libur akademik.
Seperti yang disampaikan oleh Rustam ialah.“Yang paling penting itu
sekarang relasi ji, rasa nyamanta di organisasi dan kajian”
Hal ini pun disampaikan informan kedua yaitu rahmat rezki, tentang
alasan yang membuatnya memasuki organisasi yaitu; “tujuan
pertamaku cari relasi,standarlah untuk orang-orang yang mungkin baru
pertama masuk organisasi pasti mau cari relasi setelah beberapa lama

18
berkecimpung, ada hal- hal yang merubah mindset tentang bagaimana
organisasi berjalan dan bukan cuman mencari relasi di organisasi
dapat meningkatkan kreativitas, meningkatkan ilmu pengetahuan
bukan hanya soal relasi tapi ada juga hal-hal yang mungkin lebih
krusial yang lebih merubah nanti saya di kemudian hari.
Informan lainnya yaitu khaerul Anbiyah, yang berumur 19 tahun,
jurusan Studi Agama-agama:
“Kalau saya pribadi, awal kuliah itu tidak ada niat untuk
berorganisasi karena saya juga merasa sudah cukup memiliki
teman dan lingkungan saya saat itu. Namun, seiring berjalannya
waktu, saya merasa tidak terpuaskan serta merasa ingin relasi
lebih. Dan menurut saya, organisasi lah yang mampu memuaskan
hal tersebut”.
Dari pernyataan di atas tersebut, dapat dilihat jika ketiga
informan dari mahasiswa UIN Alauddin Makassar memiliki alasan yang
sama, dalam hal ini menambah relasi maupun ilmu pengetahuan
mereka. Manfaat ini sejalan yang dikemukakan Burn, yakni: Kelompok
memenuhi keinginan individu untuk merasa berarti dan dimiliki. Adanya
kelompok membuat individu merasa tidak sendirian, ada orang lain
yang membutuhkan dan menyayangi.
1. Kelompok sebagai sumber identitas diri. Individu yang tergabung
dalam kelompok bias mendefinisikan dirinya, ia menggali dirinya
sebagai anggota suatu kelompok, dan bertingkah laku sesuai norma
kelompok itu.
2. Kelompok sebagai sumber informasi tentang dunia dan tentang diri
kita. Adanya orang lain, dalam hal ini kelompok, bisa memberi kita
informasi tentang banyak hal, termasuk tentang siapa diri kita.

Setiap organisasi memiliki regulasi dan aturan yang harus


diikuti dan ditaati oleh tiap anggotanya. Terdapat beberapa
organisasi yang memiliki aturan yang ketat, dan kegiatan atau event
yang mengharuskan anggotanya tetap berada di area kampus untuk
mengikuti kegiatan tersebut terlebih lagi bagi mereka yang memiliki
jabatan dan tanggungjawab di organisasi tersebut. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Rustam mengenai organisasinya, yakni:

“Saya pernah dua kali alami (aturan ketat) termasuk di


19
kegiatan kemarin waktu kegiatan kejuaraan nasional, tanteku
menikah, jadi itu harusnya semua keluarga kumpul di
kampung tapi karna deadline tanggal 7 kalo tidak salah
jalanmi juga pertandingan, kemudian pertandingan kita juga
yang tuan rumah baru yang hadiri Malaysia, papua bahkan di
luar dari tanah jawa sekalipun saya tinggalkan acara keluarga
karna tidak jalan yang saya upayakan selama kurang lebih 6
bulan karna pesta yang bersifat 1 hari. sekalipun ruginya
harusnnya yang diprioritaskan keluarga tapi saya juga punya
cita-cita yang ini harus selesai baru saya pulang. Jadi selesai
lomba baru saya pulang tapi tidak ku dapatmi, artinya adami
yang saya korbankan untuk organisasi”
Berdasarkan dari pernyataan di atas dapat dideskripsikan
bahwa organisasi adalah salah satu faktor penghambat
berkumpulnya keluarga, karna orang yang berorganisasi tidak
memiliki kebebasan dan terikat pada suatu kewajiban dan tanggung
jawab terhadap organisasinya. Sejalan dengan apa yang dikatakan
informan pertama sama seperti informan kedua yaitu rahmat rezki
yaitu:

“sangat-sangat bias sih salah satu contohnya, kayak


washilah na ambil waktu-waktu libur akademik untuk
melakukan atau berkegiatan. Misalnnya semua proker- pro
kennya yang dibuang di libur akademik. Misalnya kita
melakukan kegiatan akademik di kampus, kan saya tidak
pernah pulang dan pas masuk masa libur yang seharusnya
saya pakai untuk pulang ke kampung. Misalnya ada
keluargaku datang jauh-jauh papua ke Sulawesi untuk
menghabiskan waktu bersama. Nah di hari libur itu washila
organisasiku memanfaatkan hari libur untuk menjalankan
proker-prokernya. Saya pasti bimbang antara saya pilih
organisasi atau memanfaatkan hari libur itu menghabiskan
waktu bersama keluarga dan agak sulit pilih yang mana dan
dari pengalamanku saya pilih organisasi. Kalo misalnya
kupikir-pikir lebih dalam kayak misalnya sebenarnya kayak
na bunuh waktu ku sama keluarga.”
Narasumber lain, yakni ….. juga memberikan pendapat hal
yang serupa, bahwa:

“Kebetulan organisasiku lumayan ketat, dan ada sistem


pengguguran namanya. Selain itu, banyak juga kegiatan
yang wajib diikuti. Kayak sekarang ini harusnya saya sudah
pulang kampung karena sudah libur akademik, tapi tidak
saya lakukan karena ada kegiatan organisasi. Saya sering
ditelfon untuk pulang oleh orang tua saya, tapi saya

20
yakinkan kalau saya lagi ada kegiatan. Kadang saya
merasa bersalah, saat orang tua bilang rindu dengan nada
sedih ke saya,”
Berdasarkan dari pernyataan di atas dapat dideskripsikan bahwa
organisasi adalah salah satu faktor penghambat berkumpulnya keluarga,
karna orang yang berorganisasi tidak memiliki kebebasan dan terikat
pada suatu kewajiban dan tanggung jawab terhadap organisasinya

21
BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PEMBAHASAN

A. Kesimpulan
1. Mahasiswa dalam berorganisasi
Dalam berorganisasi, ada beberapa kasus mahasiswa cenderung
memilih untuk aktif terlibat berkegiatan di organisasi. Tak jarang
mahasiswa dihadapkan dengan pilihan antara urusan keluarga atau
organisasi.
2. Organisasi dalam menghambat keharmonisan keluarga
Organisasi kadang kala menghambat hubungan antara mahasiswa
dengan keluarganya. Dalam beberapa kasus, organisasi selalu
melakukan kegiatan dihari libur akademik. Sehingga, mahasiswa yang
terlibat kegiatan organisasi menghabiskan waktu luangnya untuk
berkegiatan dan tidak pulang ke kampung halaman.

Berdasarkan dari pernyataan di atas dapat dideskripsikan bahwa


organisasi adalah salah satu faktor penghambat berkumpulnya keluarga,
karna orang yang berorganisasi tidak memiliki kebebasan dan terikat pada
suatu kewajiban dan tanggung jawab terhadap organisasinya.

B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi
secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
a. Organisasi mampu menimbulkan ketidak harmonisan dalam keluarga.
Mahasiswa yang terlalu sibuk dalam beroragisasi, apalagi memiliki
jabatan sebagai ketua akan memiliki kesibukan, sehingga waktu untuk
berkumpul dengan keluarga semakin berkurang.
b. Kebanyakan mahasiswa memasuki lebih dari satu organisasi,

22
sehingga diperlukan manajemen waktu yang tepata. Apalagi kewajiban
perkuliahan yang memang tidak bisa ditinggalkan.
c. Mahasiswa yang menemukan jati diriny dalam organisasi, membuat
didrinya lebih menyukai berkumpul dengan antar anggota organisasi,
ketimbang keluarga.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian di sebagai masukan bagi para orang tua, dan
mahasiswa yang aktif di organisasi. Orang tua harus bisa menjadi tempat
pertama untuk anak dalam merasakan kasih sayang dan kenyamanan.
Mahasiswa harus sadar bahwa sesibuk apapun dalam berorganisasi,
harus tetap ada waktu luang untuk keluarga agar kemunikasi keluarga
tetap bagus, sehingga keharomonisan dalam keluarga tetap terjalin.

23
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Elina. Teori Organisasi (Konsep dan Aplikasi). Jakarta: Jayabaya


University Press. 2006.

Creswell, J.H. Penelitian Kualitatif dan Resign Riset, Memilih di antara


Lima Pendekatan. (Edisi 03). Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2014

Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mursidah, Waliyam. 2014. “Pengelolaan Pusat Pengembangan Karir


(Career Development Center) Dalam Penyaluran Lulusan
Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Khairiyah, Mawaddah. 2019. Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga


dengan Konsep Diri Remaja Di Madrasah Aliyah Swasta Taman
Pendidikan Islam Medan, 2019 (Skripsi Program S1 Universitas
Medan Area, 2019)

Elviyana, Sela. 2019. “Keharmonisan Keluarga Bagi Pasangan Yang


Sudah Pernah Menikah’. Skripsi. Fakultas Syariah. UIN Raden
Intan Lampung.

Shadiqin, Nurhadi. 2018. “Peran Keluarga Dalam Pembinaan Anak


Jalanan Di Jalan Sultan Alauddin Makassar”. Skripsi. Fakultas
Ushuludin Filsafat dan Politik. UIN Alauddin Makassar.

Ni’mah, Nailin. 2018. “Pengaruh Keharmonisan Dalam Keluarga Terhadap


Kesehatan Mental Anak Di Desa Braja Sakti Kecamatan Way
Jepara Kabupaten Lampung Timur”. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. IAIN Metro.

Tampubolon, Paruhuman. “Pengorganisasian dan Kepemimpinan


Kajian Terhadap Fungsi-fungsi Manajemen Organisasi Dalam

24
Upaya Untuk Mencapai Tujuan Organisasi “. Jurnal Stindo
Profesional. IV (3). 2018.

Jurnal Entrepreneur. Mengenal Perbedaan Organisasi Profit dan Non


Profit”. (Online). Tersedia: http://e-
journal.uajy.ac.id/1507/3/2TS11548.pdf, Diakses pada 6 Januari
2023.

25
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Informan Pertama Saudara Rustan Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama

26
Informan Kedua Saudara Rezky Mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan
Islam

Informan ketiga saudara Khaerul Anbiyah Mahasiswa Jurusan Studi


Agama-Agama

27

Anda mungkin juga menyukai