Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

‘PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, DAN SPIRITUAL DI KEPERAWATAN


ANAK’

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4:

WIDIYATUL KHASANAH (P1337420118095)

TASYA SHAFA RAHMAN (P1337420118051)

MAHARANI LEMBAYUNG PARAMESWARI (P1337420118091)

GRATZIA FIONA NATALSYA (P1337420118028)

MAGHFIRA KHAULA FIRLI (P1337420118046)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya makalah
keperawatan anak dengan topik utama yakni “Pengaruh Budaya, Sosial, dan Spiritual di
Keperawatan Anak” dengan tepat waktu. Kami mengerjakan makalah ini dengan sungguh-
sungguh dan berbagai sumber serta referensi.

Terima kasih atas bantuan dari segala pihak baik langsung maupun tidak langsung yang
sangat berguna bagi penulisan makalah kami. Kami sadari bahwa penulisan makalah ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan, oleh karena itu kami membuka diri
untuk menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca.

Semarang, 12 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………...………………………………………………………… I
BAB I ......................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
2.1 Pengaruh Sosial, Budaya, dan Spriritual Terhadap Status Kesehatan Bayi dan Anak .... 2
2.2 Nilai Nilai dalam Keluarga yang Memengaruhi Kesehatan Bayi dan Anak.................... 3
2.3 Kedudukan Anak dalam Keluarga ................................................................................... 6
2.4 Pemenuhan Kebutuhan Dasar untuk Bayi dan Anak ....................................................... 7
BAB III .................................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebudayaan adalah modal dasar masyarakat untuk mengantisipasi dan mengadaptasi


kebutuhan. Menurut C. Geertz (1973:89) menekankan bahwa “The culture concept it denotes
an historically transmitted pattern of meaning embodied in simbols: a system of inherited
conception expressed in symbolic forms by means of which men: communicate, perpetuate, and
develop their knowledge about and attitudes toward life”. Yang berarti, Kebudayaan
merupakan pola pengertian atau makna menyeluruh dalam simbol-simbol yang di transmisikan
secara historis; sistem konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolis yang dengan cara
tersebut manusia berkomunikasi. Simbolik yang dimaksudkan oleh Geertz : suatu cara
memberi konsepsi objektif terhadap kenyataan sosial dan kejiwaan warganya.

Sistem sosial khusus dari sistem pelayanan kesehatan biomedis, yang dikendalikan oleh
sistem kebudayaan (Koentjaraningrat, 1982 : 19), dimana terlihat interaksi antara dalam sistem
sosial yang ditentukan oleh sistem budaya dalam sistem pelayanan kesehatan tersebut. Nilai
dan norma kebudayaan serta sistem sosial menentukan usaha kesehatan, sebagaimana pula
pada keperawatan anak.

Dari pengertian Budaya, dan konsep Sosial diatas, saling berinteraksi dan
mempengaruhi status kesehatan seseorang. Dari segi spiritual, keyakinan pada suatu agama
mempengaruhi status psikologis bagi siapapun, termasuk anak. Sehingga, psikologi yang sehat
mempengaruhi pula budaya dan sosialnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaruh Budaya, Sosial, dan Spiritual terhadap status kesehatan bayi dan
anak?
2. Apa nilai-nilai dalam keluarga yang mempengaruhi kesehatan bayi dan anak?
3. Apa kedudukan anak dalam keluarga?
4. Bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar untuk bayi dan anak?
1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengaruh budaya, sosial, dan spiritual terhadap status kesehatan bayi
dan anak
2. Untuk mengetahui nilai-nilai dalam keluarga yang mempengaruhi kesehatan bayi dan
anak
3. Untuk mengetahui kedudukan anak dalam keluarga
4. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar untuk bayi dan anak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Budaya, Sosial dan Spiritual terhadap status kesehatan bayi dan anak

Kebudayaan adalah modal dasar masyarakat untuk mengantisipasi dan mengadaptasi


kebutuhan. Nilai dan norma kebudayaan serta sistem sosial menentukan usaha kesehatan,
sebagaimana pula pada keperawatan anak. Dari segi spiritual, keyakinan pada suatu agama
mempengaruhi status psikologis bagi siapapun, termasuk anak. Sehingga, psikologi yang sehat
mempengaruhi pula budaya dan sosialnya.

Kondisi kesehatan jiwa seseorang dapat dilihat sebagai suatu keadaan yang melibatkan
faktor biologis, psikologis, dan sosial individu itu. Secara biologis, gangguan pada kondisi
kesehatan jiwa seseorang disebabkan oleh ketidakseimbangan sistem saraf di otak yang
melibatkan hormon dan neurotransmiter di otak. Secara psikologis, gangguan kondisi
kesehatan jiwa diakibatkan karena proses mekanisme adaptasi yang terkait dengan kepribadian
dan karakter individu tidak bekerja dengan baik. Secara sosial, kondisi gangguan kesehatan
jiwa dapat dipicu oleh lingkungan yang tidak nyaman, penuh dengan tekanan dan ketakutan.

Berdasarkan sudut pandang ini, kesehatan dapat dicapai dengan memberikan perhatian
pada kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial. Kesehatan tidak semata-mata pemberian
belaka (WHO, 1948). Pembentukan kebiasaan yang sehat di masa kanak-kanak, seperti
memakan makanan yang rendah lemak dan kolesterol dan melakukan olahraga secara teratur,
tidak hanya memiliki keuntungan langsung tetapi juga memberi kontribusi terhadap penundaan
atau pencegahan sebab-sebab utama cacat prematur dan kematian di masa dewasa.

2.2 Nilai-Nilai dalam Keluarga yang Mempengaruhi Kesehatan Bayi dan Anak

Keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini
mengindikasikan betapa esensialnya peran dan pengaruh lingkungan keluarga dalam
pembentukan perilaku dan kepribadian anak.

Pandangan yang sangat menghargai posisi dan peran keluarga sebenarnya bukan merupakan
sesuatu yang istimewah. Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah dipahami karena
beberapa alasan berikut ini.
1. Keluarga lazimnya merupakan, pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan
kepada anak. Begitu anak lahir, lazimnya pihak keluargalah yang langsung menyambut dan
memberikan layanan interaktif kepada anak.
2. Sebagian besar waktu anak lazimnya dihabiskan di lingkungan keluarga.
3. Karakteristik hubungan orang tua-anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak-pihak
lainnya (guru, teman, dan sebagainya ).
4. Interaksi kehidupan orang tua-anak di rumah bersifat “asli”, seadanya dan tidak dibuat-buat.

Peran keluarga lebih banyak memberikan pengaruh dukungan, baik dari dalam penyediaan
fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif. Sebaliknya, dalam hal
pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai, dan perilaku-perilaku
sejenisnya, lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh yang sangat dominant.

Di sini lingkungan keluarga dapat memberikan pengaruh kuat dan sifatnya langsung berkenaan
dengan pengembangan aspek-aspek perilaku seperti itu, keluarga dapat berfungsi langsung
sebagai lingkungan kehidupan nyata untuk memperaktekkan aspek-aspek perilaku tersebut

Karena itu tidaklah mengherankan kalau Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
2/1989 menyatakan secara jelas bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar
sekolah yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai-nilai moral, dan keterampilan.

Selanjutnya, Radin menjelaskan 6 kemungkinan cara yang dilakukan orang tua dalam
mempengaruhi anak, yakni sebagai berikut ini :

1. Permodelan perilaku (modeling of behavior). Baik disengaja atau tidak, orang tua dengan
sendirinya akan menjadi model bagi anaknya. Imitasi bagi anak tidak hanya yang baik-baik
saja yang diterima oleh anak, tetapi sifat-sifat yang jeleknyapun akan dilihat pula.
2. Memberikan ganjaran dan hukuman (giving rewards and punishments). Orang tua
mempengaruhi anaknya dengan cara memberikan ganjaran terhadap perilaku-perilaku yang
dilakukan oleh anaknya dan memberikan hukuman terhadap beberapa perilaku lainnya.
3. Perintah langsung (direct instruction).
4. Menyatakan peraturan-peraturan (stating rules).
5. Nalar (reasoning). Pada saat-saat menjengkelkan, orang tua bias mempertanyakan kapasitas
anak untuk bernalar, dan cara itu digunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya.
6. Menyediakan fasilitas atau bahan-bahan dan adegan suasana (providing materials and
sttings). Orang tua dapat mempengaruhi perilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau
bahan-bahan dan adegan suasana.

Namun selain faktor tersebut (ekonomi), masih ada penyebab lain yang juga akan sangat
berpengaruh mengapa anak memutuskan tindakannya itu, yakni peranan lingkungan rumah,
khususnya peranan keluarga terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak, dapat disingkat
sebagai berikut :

1. Tingkah laku orang di dalam (orangtua, saudara-saudara atau orang lain yang tinggal
serumah) berlaku sebagai suatu model kelakuan bagi anak melalui peniruan-peniruan yang
dapat diamatinya.
2. Melalui pelarangan-pelarangan terhadap perbuatan-perbuatan tidak baik, anjuran-anjuran
untuk dilakukan terus terhadap perbuatan-perbuatan yang baik misalnya melalui pujian dan
hukuman.

3. Melalui hukuman-hukuman yang diberikan dengan tepat terhadap perbuatan-perbuatan yang


kurang baik atau kurang wajar diperlihatkan, si anak menyadari akan kerugian-kerugian atau
penderitaan-penderitaan akibat perbuatan-perbuatannya.

2.3 Kedudukan Anak di dalam Keluarga

Kedudukan anak dalam keluarga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan. Secara umum, anak pertama atau tunggal memiliki kemampuan intelektual lebih
menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan orang dewasa, namun dalam
perkembangan motoriknya kadang-kadang terlambat karena tidak adanya stimulasi yang
biasanya dilakukan saudara kandungnya. Sedangkan pada anak kedua atau anak tengah,
kecenderungan orang tua yang sudah terbiasa dalam merawat anak lebih percaya diri sehingga
kemampuan anak beradaptasi lebih cepat dan mudah, meskipun dalam perkembangan
intelektual biasanya kurang apabila dibandingkan dengan anak pertamanya, kecenderungan
tersebut juga bergantung pada keluarga. Selain itu, anak dipandang sebagai pewaris keluarga
yang akan menjadi penerus keluarga untuk melanjutkan nilai-nilai dari keluarga.
2.4 Pemenuhan Kebutuhan Dasar Untuk Bayi dan Anak

Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi
antara faktor genetis, herediter dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor
lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan
pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu. Kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu asuh, asih dan asah.

 Asuh (kebutuhan fisik-biomedis)


Yang termasuk kebutuhan asuh adalah :

Pertama, nutrisi yang mencukupi dan seimbang. Pemberian nutrisi yang mencukupi
pada anak harus sudah dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang
cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara
eksklusif, yaitu anak hanya diberikan ASI saja sampai berumur 4-6 bulan. Sejak berumur enam
bulan, sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping
ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa bayi dan prasekolah,
karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat,
terutama pertumbuhan otak.

Kedua, perawatan kesehatan dasar. Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang
optimal diperlukan beberapa upaya, misalnya imunisasi, kontrol ke Puskesmas/Posyandu
secara berkala atau diperiksakan segera ke dokter apabila anak sakit. Dengan upaya tersebut,
keadaan kesehatan anak dapat dipantau secara dini, sehingga bila ada kelainan maka anak
segera mendapatkan penanganan yang benar.

Ketiga, pakaian. Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman
dipakai. Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang
mudah menyerap keringat.

Keempat, perumahan. Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal
tersebut akan membantu anak untuk bertumbuh kembang secara optimal. Tempat tinggal yang
layak tidak berarti rumah yang berukuran besar, tetapi bagaimana upaya orang tua untuk
mengatur rumah menjadi sehat, cukup ventilasi serta terjaga kebersihan dan kerapiannya, tanpa
memperdulikan berapapun ukurannya.

Kelima, higienis diri dan lingkungan. Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga
berarti sudah mengurangi risiko tertularnya berbagai penyakit. Selain itu, lingkungan yang
bersih akan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain secara
aman.

Keenam, kesegaran jasmani (olahraga dan rekreasi). Aktivitas olahraga dan


rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan otot-otot tubuh dan membuang sisa
metabolisme. Selain itu juga membantu meningkatkan motorik anak dan aspek perkembangan
lainnya. Aktivitas olahraga dan rekreasi bagi anak merupakan aktivitas bermain yang
menyenangkan.

 Asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang)


Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai sedini
mungkin. Bahkan sejak anak berada dalam kandungan, perlu diupayakan
kontak psikologis antara ibu dan anak, misalnya dengan mengajak berbicara
atau mengelusnya. Setelah lahir, upaya tersebut dapat dilakukan dengan
mendekapkan bayi ke dada ibu segera setelah lahir. Ikatan emosi dan kasih
sayang yang erat antara ibu/orang tua dengan anak sangatlah penting karena
berguna untuk menentukan perilaku anak dikemudian hari, merangsang
perkembangan otak anak serta merangsang perhatian anak tehadap dunia
luar. Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi :

Pertama, kasih sayang orang tua. Orang tua yang harmonis akan mendidik dan
membimbing anak dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau
tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat
dengan anak sehingga anak merasa aman dan senang.

Kedua, rasa aman. Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan
memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.

Ketiga, harga diri. Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila
anak diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan frustasi pada anak.
Keempat, dukungan atau dorongan. Dalam melakukan aktivitas, anak perlu
memperoleh dukungan dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang
dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak merasa ragu-ragu dalam melakukan
setiap aktivitasnya. Selain itu, orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat
mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi.

Kelima, mandiri. Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak
harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak untuk
mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak.

Keenam, rasa memiliki. Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap
barang-barang yang dimilikinya, sehingga anak tersebut mempunyai rasa tanggung jawab
untuk memelihara barang-barangnya.

Ketujuh, kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman.


Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan sifat-sifat
bawaannya. Tidak pada tempatnya jika orang tua memaksakan keinginannya untuk dilakukan
oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.

 Asah(kebutuhanstimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa
latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan
stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurangmendapatkanstimulasi.
Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa kehamilan, dan juga
setelah lahir dengan cara menyusui anak sedini mungkin. Asah merupakan
kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan
dengan pendidikan dan pelatihan.

Karakteristik keamanan dan keselamatan :


1. Pervasiveness (insidensi)
Keamanan bersifat pervasive artinya luas mempengaruhi semua hal. Artinya klien
membutuhkan keamanan pada seluruh aktifitasnya seperti makan, bernafas, tidur, kerja, dan
bermain.
2. Perception (persepsi)
Persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya mempengaruhi aplikasi keamanan dalam
aktifitas sehari-harinya. Tindakan penjagaan keamanan dapat efektif jika individu mengerti dan
menerima bahaya secara akurat.
3. Management (pengaturan)
Ketika individu mengenali bahaya pada lingkungan klien akan melakukan tindakan
pencegahan agar bahaya tidak terjadi dan itulah praktek keamanan. Pencegahan adalah
karakteristik mayor dari keamanan.

Personal Hygiene
a. Konsep Dasar
Asal kata dari Yunani artinya kebersihan perseorangan, tindakan menjaga kebersihan
seseorang. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada
klien untuk melindungi petugas kesehatan itu sendiri.
1 Prinsip pencegahan infeksi
a. Antiseptik
b. Aseptik
c. Dekontaminasi
d. Desinfeksi
e. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
f. Mencuci dan membilas
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Budaya Sosial dan Spiritual saling mempengaruhi satu sama lain baik secara
psikologis maupun fisiologis. Nilai-nilai dalam keluarga mempengaruhi pola pikir anak,
kebiasaan, dan perilaku kesehatan sehari-hari. Kedudukan anak dalam keluarga secara umum
merupakan anggota keluarga yang dimana berdasarkan urutan kelahirannya mempengaruhi
kemampuan intelektual dan motoriknya. Pemenuhan kebutuhan dasar untuk bayi dan anak
dikelompokkan menjadi tiga yakni Asah, Asih, Asuh.
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami membuat dengan sesungguh sungguhnya
berdasarkan referensi yang ada. Kami membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun
dari pembaca guna kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Aziz, Alimul H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Ester, Monica. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Edisi Ke-11. Jakarta: Erlangga.
Anonim 1. 2012. Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh.
https://infoanakkita.blogspot.com/2012/10/kebutuhan-dasar-anak-untuk-tumbuh.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai