PENDAHULUAN HEMIPARESIS
HEMIPARESIS
A. DEFENISI
Hemiparesis adalah suatu penyakit sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesif
epat, berupa defisit neurologis yang berlangsung !" #am atau lebih langsung menimbulkan kematian
dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non t raumati.
Hemiparesis berarti kelemahan pada satu sisi tubuh. $ontohnya, pasien dapat mengeluhkan
kelemahan pada satu sisi tubuh yang mengarah pada lesi hemisfer serebri kontralateral. Dalam
mendiagnosis, harus dilakukan pertanyaan lebih lan#ut dan mendetil mengenai waktu ter#adinya ge#ala
sehingga dapat mengklarifikasikan per#alanan patologis dari lesi ini.
&.'nset yang epat dan ke#adian ikutan yang statis memberkesan suatu ke#adian (asular
)stroke*, yaitu perdarahan atau infark.
!. Suatu ke#adian dengan progresi lambat lebih mengarah ke lesi berupa massa, yaitu
tumor.
+.e#adian yang berulang dengan pola remisi umumnya mengarah pada proses inflamasi atau
demielinisasi kronik, ontohnya% sklerosis multiple
-. EI'/'0I
a. Emboli
!* 4enyakit intraranial
* Arteri basilaris
a. Hipertensif
. Angipati amiloid
e. 7igren
f. ondisi hiperkoagulasi
g. 4enyalahgunaan obat
i. 7iksoma atrium
$. 4A'FISI'/'0I
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. rombus
umumnya ter#adi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri
men#adi tersumbat, aliran darah ke area thrombus men#adi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian
men#adi kompleks iskemia akhirnya ter#adi infark pada #aringan otak. Emboli disebabkan oleh
embolus yang ber#alan menu#u arteri serebral melalui arteri karotis. er#adinya blok pada arteri
tersebut menyebabkan iskemia yang tiba5tiba berkembang epat dan ter#adi gangguan neurologist
fokal. 4erdarahan otak dapat ddisebabkan oleh peahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
!. Stroke hemoragik
4embuluh darah otak yang peah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan
subarahnoid yang menimbulkan perubahan komponen intraranial yang seharusnya konstan. Adanya
perubahan komponen intraranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan
peningkatan I yang bila berlan#ut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Di
samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarahnoid dapat menyebabkan
edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah
berkurang atau tidak ada sehingga ter#adi nekrosis #aringan otak.
D. 7ANIFESASI /INIS
4ada hemiparesis, ge#ala utamanya adalah timbulnya defiit neurologist seara mendadak9subakut, di
dahului ge#ala prodromal, ter#adinya pada waktu is tirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran
tidak menurun, keuali bila embolus ukup besar, biasanya ter#adi pada usia : 62 tahun. 7enurut
;H' dalan International Statistial Dessifiation 'f Disease And <ealeted Health 4roblem &2th
re(itoan, stroke hemoragik dibagi atas%
+. Hemiparesis akibat 4IS mempunyai ge#ala yang tidak #elas, keuali nyeri kepala karena
hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktifitas atau emosi9marah, sifat nyeri kepalanya hebat
sekali, mual dan muntah sering terdapat pada permulaan serangan. Hemiparesis9hemiplagi biasa
ter#adi pada permulaan serangan, kesadaran biasanya menurun dan epat masuk koma )=23 ter#adi
kurang dari setengah #am, !+3 antara stengah #am s.d ! #am, dan &!3 ter#adi setelah ! #am, sampai &>
hari*.
4ada pasien 4SA ge#ala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut, kesadaran sering terganggu ?
sangat ber(ariasi, ada ge#ala9tanda rangsangan maningeal, oedema pupil dapat ter#adi bila ada
subhialoid karena peahnya aneurisma pada arteri komunikans anterior atau artei karotis interna.
0e#ala neurologist tergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah ? lokasinya.
&. elumpuhan wa#ah atau anggota badan )biasanya hemiparesis yang timbul mendadak
!. 0angguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan )gangguan hemiparesik
+. 4erubahan mendadak status mental )konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma*
". Afasia )biara tidak lanar, kurangnya uapan, atau kesulitan memahami uapan
4ada gangguan aliran darah otak )stroke*, ge#ala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni
daerah yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut. 4enyumbatan pada arteri serebri media yang
sering ter#adi menyebabkan kelemahan otot dan spastisitas kontralateral serta defisit sensorik
)hemianestesia* akibat kerusakan girus lateral presentralis dan postsentralis.
Akibat selan#utnya adalah de(iasi oular )de(iation on#ugeeB akibat kerusakan area motorik
penglihatan*, hemianopsia )radiasi optikus*, gangguan biara motorik dan sensorik )area biara broa
dan wernike dari hemisfer dominan*, gangguan persepsi spasial, apraksia, hemineglet )lobus
parietalis*. 4enyumbatan arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis dan defisit sensorik
kontralateral )akibat kehilangan girus presentralis dan postsentralis bagian medial*, kesulitan berbiara
)akibat kerusakan area motorik tambahan* serta apraksia pada lengan kiri #ika korpus kalosum anterior
dan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks motorik kanan terganggu.
4enyumbatan bilateral pada arteri serebri anterior menyebabkan apatis karena kerusakan dari sistem
limbi. 4enyumbatan arteri serebri posterior menyebabkan hemianopsia kontralateral parsial )korteks
parsial primer* dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan ter#adi kehilangan memori
)lobus temporalis bagian bawah*. 4enyumbatan arteri karotis atau basilaris dapat menyebabkan defisit
di daerah yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior.
Cika arteri koroid anterior tersumbat, ganglia basalis )hipokinesia*, kapsula interna )hemiparesis*, dan
traktus optikus )hemianopsia* akan terkena. 4enyumbatan pada abang arteri komunikans posterior di
talamus terutama akan menyebabkan defisit s ensorik.4enyumbatan total arteri basilarismenyebabkan
paralisis semua ekstremitas )tetraplegia* dan otot5otot mata serta koma. 4enyumbatan pada abang
arteri basilaris dapat menyebabkan infark pada serebelum, mesensefalon, pons, dan medula oblongata.
E. '74/IASI
+. Edema Serebri dan ekanan Intra ranial tinggi yang dapat menyebabkan herniasi atau kompresi
batang otak
6. 0agal Nafas
=. Disrithmia Cantung
@. ematian
F. 4ENAA/ASANAAN
&. Demam % deman dapat mengeksaserbasi edera otak iskemik dan harus diobati seara agresif
dengan antipiretik )asetaminofen* atau kompres dingin, #ika diperlukan. 4enyebab deman tersering
adalah pneumonia aspirasi, lakukan kultur darah dan urine kemudian berikan antibiotik intra(ena
seara empiris )sulbenisilin,sepalosporin, dll* dan terapi akhir sesuai hasil kultur.
!. Nutrisi % pasien stroke memiliki risiko tinggi untuk aspirasi. -ila pasien sadar penuh tes
kemampuan menelan dapat dilakukan dengan memberikan satu sendok air putih kepada pasien dengan
posisi setengah duduk dan kepala fleksi kedepan sampai dagu menyentuh dada, perhatikan pasien
tersedak atau batuk dan apakah suaranya berubah )negati(e*. -ila tes menelan negati(e dan pasien
dengan kesadaran menurun, berikan makanan enteral melalui pipa nasoduodenal ukuran keil dalam
!" #am pertama setelah onset stroke.
+. Hidrasi intra(ena % hipo(olemia sering ditemukan dan harus dikoreksi dengan kristaloid isotonis.
$airan hipotonis )misalnya dektrosa 63 dalam air, larutan Na$/ 2,"63* dapat memperhebat edema
serebri dan harus dihindari
=. Akti(itas % pasien dengan stroke harus diimobilisasi dan harus dilakukan fisioterapi sedini
mungkin bila kondisi klinis neurologist dan hemodinamik stabil. ntuk fisioterapi pasif pada pasien
yang belum bergerak, perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap ! #am untuk menegah dekubitus,
latihan gerakan sendi anggota badan seara pasif " kali sehari untuk menegah kontraktur. Splin tumit
untuk mempertahankan kaki dalam posisi dorsofleksi dan dapat #uga menegah pemendekan tendon
Ahilles. 4osisi kepala +2 dera#at dari bidang horisontal untuk men#amin aliran darah yang adekuat ke
otak dan aliran ballik (ena ke #antung, keuali pada pasien hipotensi )posisi datar*, pasien dengan
muntah5muntah )dekubitus lateral kiri*, pasien dengan gangguan #alan nafas )posisi kepala ekstensi*.
-ila kondisi memungkinkan, maka pasien harus diimobillisasi aktif ke posisi tegak, duduk dan pindah
kekursi sesuai toleransi hemodinamik dan neurologist.
@. Neurorestorasi dini % stimulasi sensorik, kognitif, memori, bahasa, emosi serta otak yang
terganggu. Depresi dan amnesia #uga harus dikenali dan diobati sedini mungkin.
1. 4rofilaksis trombosis (ena dalam % pasien stroke iskemiok dengan imobilisasi lama yang tidak
dalam pengobatan heparin intra(ena harus diobati dengan heparin 6.222 unit atau fraksiparin 2,+
setiap &! #am selama 65&2 hari untuk menegah pembentukan thrombus dalam (ena profunda, karena
insidennya sangat tinggi . terapi ini #uga dapat diberikan dengan pasien perdarahan intraserebral
setelah @! #am se#ak onset.
>. 4erawatan (esika % kateter urine menetap )kateter foley*, sebaiknya hanya dipakai hanya ada
pertimbangan khusus )kesadaran menurun, demensia, afasia global*. 4ada pasien yang sadar dengan
gangguan berkemih, keteterisasi intermiten seara steril setiap = #am lebih disukai untuk menegah
kemungkinan infeksi, pembentukan batu, dan gangguan sfingter (esika terutama pada pasien laki5laki
yang mengalami retensi urine atau pasien wanita dengan inkontinensia atau retensio urine. /atihan
(esika harus dilakukan bila pasien sudah sadar.
0. 4E7E<ISAAN 4ENNCAN0
a. <iwayat penyakit sekarang )kapan timbulnya, lamanya serangan, ge#ala yang timbul*.
b. <iwayat penyakit dahulu )hipertensi, #antung, D7, disritmia, gin#al, pernah mengalami trauma
kepala*.
f. 7akanan9 airan )nafsu makan berkurang, mual, muntah pada fase akut, hilang sensasi
pengeapan pada lidah, obesitas sebagai faktor resiko*.
g. Neurosensorik )sinkop atau pingsan, (ertigo, sakit kepala, penglihatan berkurang atau ganda,
hilang rasa sensorik kotralateral, afasia motorik, reaksi pupil tidak sama*.
h. enyamanan )sakit kepala dengan intensitas yang berbeda, tingkah laku yang tidak stabil, gelisah,
ketergantungan otot*.
!. 4emeriksaan 4enun#ang
b. $ S$AN )$omputeried Aial omografi*% adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran dari berbagai sudut keil dari tulang tengkorak dan otak.
f. Sinar tengkorak% 7enggambarkan perubahan kelen#ar lempeng pienal daerah yang berlawanan
dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis serebralG kalsifikasi
persial dinding aneurisma pada perdarahan subarahnoid.
+. 4emeriksaan /aboratorium
a. Darah <utin
. rine <utin
d. $airan Serebrospinal
f. -iokimia Darah
g. Elektrolit
H. 4<'0N'SIS
4rognosis stroke dipengaruhi oleh sifat dan tingkat keparahan defisit neurologis yang dihasilkan. usia
pasien, penyebab stroke, gangguan medis yang ter#adi bersamaan #uga mempengaruhi prognosis.
Seara keseluruhan, kurang dari 123 pasien dengan stroke bertahan selama paling sedikit & bulan, dan
didapatkan tingkat kelangsungan hidup dalam &2 tahun sekitar +63. pasien yang selamat dari periode
akut, sekitar satu setengah samapai dua pertiga kembali fungsi independen, sementara sekitar &63
memerlukan perawatan institusional. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun ter#adi 622.222
penduduk terkena serangan stroke, dan sekitar !63 atau &!6.222 orang meninggal dan sisanya
mengalami aat ringan atau berat. Sebanyak !1,63 penderita stroke meninggal dunia, sisanya
menderita kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya &63 sa#a yang dapat sembuh total dari serangan
stroke dan keaatan
A. 4EN0ACIAN
4engka#ian merupakan pemikiran dasar dari prosos keperawatan yang bertu#uan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang pasien agar dapar mengidentifikasi, mengenali masalah5masalah,
kebutuhan kesehatan, dan keperawatan pasien baik mental, sosial dan lingkungan.
a. 4asien )diisi lengkap*% Nama, mur, Cenis elamin, Status 4erkawinan, Agama, 4endidikan,
4eker#aan, Suku -angsa, gl 7asuk <S, No. $7, Alamat.
b. 4enanggung Cawab )diisi lengkap*% Nama, mur, Cenis elamin, Agama, 4endidikan, 4eker#aan,
Alamat.
!. <iwayat kesehatan
a. eluhan utama
)adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit
lain baik bersifat genetis maupun tidak*
+. 4emeriksaan fisik
a. eadaan umum
&* sistem persepsi ? sensori )pemeriksaan 6 indera penglihatan, pendengaran, peniuman, pengeap,
perasa*
!* Sistem persarafan )bagaimana tingkat kesadaran, 0$S, reflek biara, pupil, orientasi waktu ?
tempat*
+* Sistem pernafasan )Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan #alan nafas*
"* Sistem kardio(askuler )nilai D, nadi dari irama, kualitas dan frekuensi*
@* Sistem reproduksi
a. 4ola persepsi dan pemeliharaan kesehatan % pada klien hipertensi terdapat #uga kebiasaan untuk
merokok, minum alohol dan penggunaan obat5obatan.
b. 4ola aktifitas dan latihan % pada klien hipertensi terkadang mengalami9merasa lemas, pusing,
kelelahan, kelemahan otot dan kesadaran menurun.
. 4ola nutrisi dan metabolisme % pada pasien hipertensi terkadang mengalami mual dan muntah.
-. DIA0N'SA
!. 4ola nafas tidak efektif berhubungan dengan berkurangnya suplai '! ke #aringan
=. <esiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan
otot dalam mengunyah dan menelan.
$. INE<8ENSI
riteria hasil %
Inter(ensi %
a. I % 4antau atau atat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan dengan keadaan
normalnya atau standar.
< % mengetahui keenderungan tingkat kesedaran dan potensial I dan mengetahui lokasi, luas, dan
kema#uan atau resolisi kerusakan SS4.
b. I % pertahankan keadaan tirah baring % iptakan lingkungan yang tenang% batasi pengun#ung atau
akti(itas pasien sesuai indikasi. -erikan istirahat seara periodi antara akti(itas perawatan, batasi
lamanya setiap prosedur.
< % aktifitas atau stimulasi yang ontinue dapat meningkatkan I. Istirahat total dan ketenangan
diperlukan untuk penegahan terhadap perdarahan dalam kasus struk hemoragi atau perdarahan
lainnya.
. I % pantau 8 seperti menatat % adanya hipertensi9hipotensi, bandingkan tekanan darah yang
terbaa pada kedua lengan.
< % (ariasi ter#adi o9k tekanan atau trauma erebral pada daerah (asomotor otak. Hipertensi9hipotensi
postural dapat men#adi fator penetus. Hipotensi dapat ter#adi karena syok )olaps sirkulasi (askuler*.
4eningkatan I dapat ter#adi )karena edema, adanya formasi bekuan darah*.
d. I % ka#i fungsi5sungsi yang lebih tinggi, seperti fungsi biara #ika pasien sadar
< % perubahan dalam isi kognitif dan biara merupakan indiator dari lokasi atau dera#at gangguan
erebral dan mengidentifikasi penurunan atau peningkatan I.
e. I % an#urkan untuk melakukan ambulasi pada tingkat yang dapat ditoleransi pasien.
< % untuk menegah thrombus. hrombus dan embolus selan#utnya dapat menurunkan sirkulasi arteri
dan mengurangi perfusi #aringan pasien.
!. 4ola nafas tidak efektif berhubungan dengan berkurangnya suplai '! ke #aringan
u#uan %Setelah di lakukan tindakan keperawatan klien mamapu meningkatkan dan memepertahankan
keefektifan #alan nafas agar tetap bersih dan menegah aspirasi
kriteria hasil %
Inter(ensi %
< % pengisapan lendir dapay memebebaskan #alan nafas dan tidak terus menerus di lakukan dan
durasinya dapat di kurangi untuk menegah hipoksia.
< % denagn pemberiaan oksigen dapat membantu pernafasan dan membuat hiperpentilasi menegah
ter#adinya atelaktasisi dan mengurangi ter#adinya hipoksia.
riteria hasil %
inter(ensi%
< % untuk menun#ang kontinuitas dan men#aga tingkat kemandirian yang teridentifikasi.
d. I % a#arkan pasien dan anggota keluarga atau teman tentang latihan <'7, dan program
e. I % konsultasikan dengan ahli fisioterapi seara aktif, latihan resistif, dan ambulasi pasien.
< % program yang khusus dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang berarti atau
men#aga kekurangan tersebut dalam keseimbangan, kordinasi, dan kekuatan.
". 0angguan komunikasi (erbal yang berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak.
riteria hasil%
b. lien mampu merespon setiap berkomunikasi seara (erbal maupun isyarat
Inter(ensi%
<% menegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain.
. -iaralah dengan klien seara pelan dan gunakan pertanyaan yang #awabannya yaB atau
tidakB.
< % mengurangi rasa isolasi soial dan meningkatkan komunikasi yang efektif.
<% memberi semangat pada klien agar lebih sering melakukan komunikasi.
<% melatih klien bela#ar berbiara seara mandiri dengan baik dan benar
riteria hasil %
Inter(ensi %
< % penanganan harus dilakukan seara konsisten untuk mendorong kemandirian pasien.
b. I % pantau penapaian mandi dan hygiene setiap hari. etapkan tu#uan mandi dan hygiene. Hargai
penapaian mandi dan hygiene.
< % penguatan dan penghargaan akan mendorong pasien untuk terus berusaha.
. I % sediakan alat bantu, seperti sikat gigi bergagang pan#ang, untuk mandi dan perawatan hygiene
% a#arkan penggunaanya.
< % memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan renana terapi dan mengidentifikasi
kebutuhan alat penyokong khusus
=. <esiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan
otot dalam mengunyah dan menelan.
kriteria hasil% asupan dapat masuk sesuai kebutuhan, terdapat kemampuan menelan, tidak ter#adi
penurunan berat badan, tidak terpasang sonde.
Inter(ensi%
<% untuk menetapkan #enis makanan yang akan diberikan pada klien.
d. I% /etakan posisi kepala lebih tingggi pada waktu, selama dan sesudah makan.
<% untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gra(itasi.
e. I% Stimulasi bibir untuk membuka dan menutup mulut seara manual dengan menekan ringan
diatas bibir atau dibawah dagu #ika diperlukan.
<% membantu dalam melatih kembali sensorik dan meningkatkan kembali kontrolmuskular.
<% klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi atau gangguan dari luar.
g. I% 7ulailah untuk memberi makan per oral setengah air, makanan lunak ketika klien dapat
menelan air.
<% makan lunak9airan kental mudah untuk mengendalikannya di dalam mulut, dan menurunkan
ter#adinya aspirasi.
h. I% olaborasi dalam pemberian nutrisi melalui parenteral dan makanan melalui selang.
<% mungkin diperlukan untuk memberikan airan pengganti dan #uga makanan #ika klien tidak mampu
untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut.
DAFTAR PUSTAKA
$ynthia 7. taylor dkk% !2&2. Diagnosa eperawatan dengan <enana Asuhan. Edisi &2. Cakarta% E0$
Irdawati. !221. 4erbedaan 4engaruh /atihan 0erak erhadap ekuatan 'tot 4ada 4asien Stroke Non5
Hemoragik Hemiparese anan Dibandingkan Dengan Hemiparese iri. Surakarta% 7edia 7edika
Indonesia.
Silbernagl, Stefan dan Florian /ang. eks ? Atlas -erwarna 4atofisiologi. !22@. Cakarta% E0$