Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PENDAHULUAN HEMIPARESIS
HEMIPARESIS

A. DEFENISI

Hemiparesis adalah suatu penyakit sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesif
epat, berupa defisit neurologis yang berlangsung !" #am atau lebih langsung menimbulkan kematian
dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non t raumati.

Hemiparesis berarti kelemahan pada satu sisi tubuh. $ontohnya, pasien dapat mengeluhkan
kelemahan pada satu sisi tubuh yang mengarah pada lesi hemisfer serebri kontralateral. Dalam
mendiagnosis, harus dilakukan pertanyaan lebih lan#ut dan mendetil mengenai waktu ter#adinya ge#ala
sehingga dapat mengklarifikasikan per#alanan patologis dari lesi ini.

Hubungan antara waktu dengan penyebab neuropatologis spesifik, dengan mengambil


ontoh lesi hemisfer serebri dengan ge#ala kelemahan tubuh kontralateral%

&.'nset yang epat dan ke#adian ikutan yang statis memberkesan suatu ke#adian (asular
)stroke*, yaitu perdarahan atau infark.

!. Suatu ke#adian dengan progresi lambat lebih mengarah ke lesi berupa massa, yaitu
tumor.

+.e#adian yang berulang dengan pola remisi umumnya mengarah pada proses inflamasi atau
demielinisasi kronik, ontohnya% sklerosis multiple

-. EI'/'0I

&. Infark otak )123*

a. Emboli

&* Emboli kardiogenik 

a* Fibrilasi atrium dan aritmia lain

 b* hrombus mural dan (entrikel kiri

* 4enyakit katub mitral atau aorta

d* Endokarditis )infeksi atau non infeksi*

&* Emboli arkus aorta

 b. Aterotrombotik )penyakit pembuluh darah


darah sedang5besar.
sedang5besar.
&* 4enyakit eksrakanial

a* Arteri karotis internal

 b* Arteri (ertebrali

!* 4enyakit intraranial

a* Arteri karotis interna

 b* Arteri serebri interna

* Arteri basilaris

d* /akuner )oklusi arteri perforans keil*

+. 4endarahan intraserebral )&63*

a. Hipertensif 

 b. 7alformasi artei5(ena

. Angipati amiloid

+. 4endarahan subaraknoid )63*

". 4enyebab lain )dapat menimbulkan infark atau perdarahan*

a. robus sinus dura

 b. Diseksi arteri karotis atau (ertebralis

. 8askulitis system saraf pusat

d. 4enyakit moya5moya )oklusi arteri besar intraranial yang progesif*

e. 7igren

f. ondisi hiperkoagulasi

g. 4enyalahgunaan obat

h. elainan hematologist )anemia sel sabit, polisistemia,atau leukemia*

i. 7iksoma atrium
$. 4A'FISI'/'0I

&. Stroke non hemoragik 

Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. rombus
umumnya ter#adi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri
men#adi tersumbat, aliran darah ke area thrombus men#adi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian
men#adi kompleks iskemia akhirnya ter#adi infark pada #aringan otak. Emboli disebabkan oleh
embolus yang ber#alan menu#u arteri serebral melalui arteri karotis. er#adinya blok pada arteri
tersebut menyebabkan iskemia yang tiba5tiba berkembang epat dan ter#adi gangguan neurologist
fokal. 4erdarahan otak dapat ddisebabkan oleh peahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.

!. Stroke hemoragik 

4embuluh darah otak yang peah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan
subarahnoid yang menimbulkan perubahan komponen intraranial yang seharusnya konstan. Adanya
 perubahan komponen intraranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan
 peningkatan I yang bila berlan#ut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Di
samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarahnoid dapat menyebabkan
edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah
 berkurang atau tidak ada sehingga ter#adi nekrosis #aringan otak.

D. 7ANIFESASI /INIS

4ada hemiparesis, ge#ala utamanya adalah timbulnya defiit neurologist seara mendadak9subakut, di
dahului ge#ala prodromal, ter#adinya pada waktu is tirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran
tidak menurun, keuali bila embolus ukup besar, biasanya ter#adi pada usia : 62 tahun. 7enurut
;H' dalan International Statistial Dessifiation 'f Disease And <ealeted Health 4roblem &2th
re(itoan, stroke hemoragik dibagi atas%

&. 4endarahan Intraserebral )4IS*

!. 4endarahan Subaraknoid )4SA*

+. Hemiparesis akibat 4IS mempunyai ge#ala yang tidak #elas, keuali nyeri kepala karena
hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktifitas atau emosi9marah, sifat nyeri kepalanya hebat
sekali, mual dan muntah sering terdapat pada permulaan serangan. Hemiparesis9hemiplagi biasa
ter#adi pada permulaan serangan, kesadaran biasanya menurun dan epat masuk koma )=23 ter#adi
kurang dari setengah #am, !+3 antara stengah #am s.d ! #am, dan &!3 ter#adi setelah ! #am, sampai &>
hari*.
4ada pasien 4SA ge#ala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut, kesadaran sering terganggu ?
sangat ber(ariasi, ada ge#ala9tanda rangsangan maningeal, oedema pupil dapat ter#adi bila ada
subhialoid karena peahnya aneurisma pada arteri komunikans anterior atau artei karotis interna.
0e#ala neurologist tergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah ? lokasinya.

7anifestasi klinis stroke akut dapat berupa%

&. elumpuhan wa#ah atau anggota badan )biasanya hemiparesis yang timbul mendadak 

!. 0angguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan )gangguan hemiparesik 

+. 4erubahan mendadak status mental )konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma*

". Afasia )biara tidak lanar, kurangnya uapan, atau kesulitan memahami uapan

6. Disartria )biara pelo atau adel*

=. 0angguan penglihatan )hemianopia atau monokuler, atau diplopia*

@. Ataksia )trunkal atau anggota badan*

1. 8ertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala.

4ada gangguan aliran darah otak )stroke*, ge#ala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni
daerah yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut. 4enyumbatan pada arteri serebri media yang
sering ter#adi menyebabkan kelemahan otot dan spastisitas kontralateral serta defisit sensorik
)hemianestesia* akibat kerusakan girus lateral presentralis dan postsentralis.

Akibat selan#utnya adalah de(iasi oular )de(iation on#ugeeB akibat kerusakan area motorik
 penglihatan*, hemianopsia )radiasi optikus*, gangguan biara motorik dan sensorik )area biara broa
dan wernike dari hemisfer dominan*, gangguan persepsi spasial, apraksia, hemineglet )lobus
 parietalis*. 4enyumbatan arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis dan defisit sensorik
kontralateral )akibat kehilangan girus presentralis dan postsentralis bagian medial*, kesulitan berbiara
)akibat kerusakan area motorik tambahan* serta apraksia pada lengan kiri #ika korpus kalosum anterior 
dan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks motorik kanan terganggu.

4enyumbatan bilateral pada arteri serebri anterior menyebabkan apatis karena kerusakan dari sistem
limbi. 4enyumbatan arteri serebri posterior menyebabkan hemianopsia kontralateral parsial )korteks
 parsial primer* dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan ter#adi kehilangan memori
)lobus temporalis bagian bawah*. 4enyumbatan arteri karotis atau basilaris dapat menyebabkan defisit
di daerah yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior.

Cika arteri koroid anterior tersumbat, ganglia basalis )hipokinesia*, kapsula interna )hemiparesis*, dan
traktus optikus )hemianopsia* akan terkena. 4enyumbatan pada abang arteri komunikans posterior di
talamus terutama akan menyebabkan defisit s ensorik.4enyumbatan total arteri basilarismenyebabkan
 paralisis semua ekstremitas )tetraplegia* dan otot5otot mata serta koma. 4enyumbatan pada abang
arteri basilaris dapat menyebabkan infark pada serebelum, mesensefalon, pons, dan medula oblongata.

E. '74/IASI

&. 0angguan otak yang berat

!. ematian bila tidak dapat mengontrol respons pernafasan atau kardio(askuler 

+. Edema Serebri dan ekanan Intra ranial tinggi yang dapat menyebabkan herniasi atau kompresi
 batang otak 

". Aspirasi Atelektasis

6. 0agal Nafas

=. Disrithmia Cantung

@. ematian

F. 4ENAA/ASANAAN

&. Demam % deman dapat mengeksaserbasi edera otak iskemik dan harus diobati seara agresif
dengan antipiretik )asetaminofen* atau kompres dingin, #ika diperlukan. 4enyebab deman tersering
adalah pneumonia aspirasi, lakukan kultur darah dan urine kemudian berikan antibiotik intra(ena
seara empiris )sulbenisilin,sepalosporin, dll* dan terapi akhir sesuai hasil kultur.

!. Nutrisi % pasien stroke memiliki risiko tinggi untuk aspirasi. -ila pasien sadar penuh tes
kemampuan menelan dapat dilakukan dengan memberikan satu sendok air putih kepada pasien dengan
 posisi setengah duduk dan kepala fleksi kedepan sampai dagu menyentuh dada, perhatikan pasien
tersedak atau batuk dan apakah suaranya berubah )negati(e*. -ila tes menelan negati(e dan pasien
dengan kesadaran menurun, berikan makanan enteral melalui pipa nasoduodenal ukuran keil dalam
!" #am pertama setelah onset stroke.

+. Hidrasi intra(ena % hipo(olemia sering ditemukan dan harus dikoreksi dengan kristaloid isotonis.
$airan hipotonis )misalnya dektrosa 63 dalam air, larutan Na$/ 2,"63* dapat memperhebat edema
serebri dan harus dihindari

". 0lukosa % hiperglikemia dan hipoglikemia dapat menimbulkan sksaserbasiiskemia. ;alaupun


rele(ansi klinis dari efek ini pada manusia belum #elas, tetapi para ahli s epakat bahwa hiperglikemia
)kadar glukosa darah sewaktu :!22mg9dl*harus diegah. Skala lunur )sliding sale* setiap = #am
selama +56 hari se#ak onset stroke
6. 4erawatan paru % fisioterapi dada setiap " #am harus dilakukan untuk menegah atelaktsis paru
 pada pasien yang tidak bergerak.

=. Akti(itas % pasien dengan stroke harus diimobilisasi dan harus dilakukan fisioterapi sedini
mungkin bila kondisi klinis neurologist dan hemodinamik stabil. ntuk fisioterapi pasif pada pasien
yang belum bergerak, perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap ! #am untuk menegah dekubitus,
latihan gerakan sendi anggota badan seara pasif " kali sehari untuk menegah kontraktur. Splin tumit
untuk mempertahankan kaki dalam posisi dorsofleksi dan dapat #uga menegah pemendekan tendon
Ahilles. 4osisi kepala +2 dera#at dari bidang horisontal untuk men#amin aliran darah yang adekuat ke
otak dan aliran ballik (ena ke #antung, keuali pada pasien hipotensi )posisi datar*, pasien dengan
muntah5muntah )dekubitus lateral kiri*, pasien dengan gangguan #alan nafas )posisi kepala ekstensi*.
-ila kondisi memungkinkan, maka pasien harus diimobillisasi aktif ke posisi tegak, duduk dan pindah
kekursi sesuai toleransi hemodinamik dan neurologist.

@. Neurorestorasi dini % stimulasi sensorik, kognitif, memori, bahasa, emosi serta otak yang
terganggu. Depresi dan amnesia #uga harus dikenali dan diobati sedini mungkin.

1. 4rofilaksis trombosis (ena dalam % pasien stroke iskemiok dengan imobilisasi lama yang tidak
dalam pengobatan heparin intra(ena harus diobati dengan heparin 6.222 unit atau fraksiparin 2,+ 
setiap &! #am selama 65&2 hari untuk menegah pembentukan thrombus dalam (ena profunda, karena
insidennya sangat tinggi . terapi ini #uga dapat diberikan dengan pasien perdarahan intraserebral
setelah @! #am se#ak onset.

>. 4erawatan (esika % kateter urine menetap )kateter foley*, sebaiknya hanya dipakai hanya ada
 pertimbangan khusus )kesadaran menurun, demensia, afasia global*. 4ada pasien yang sadar dengan
gangguan berkemih, keteterisasi intermiten seara steril setiap = #am lebih disukai untuk menegah
kemungkinan infeksi, pembentukan batu, dan gangguan sfingter (esika terutama pada pasien laki5laki
yang mengalami retensi urine atau pasien wanita dengan inkontinensia atau retensio urine. /atihan
(esika harus dilakukan bila pasien sudah sadar.

0. 4E7E<ISAAN 4ENNCAN0

&. 4emeriksaan linis

7elalui anamnesis dan pengka#ian fisik )neurologis*%

a. <iwayat penyakit sekarang )kapan timbulnya, lamanya serangan, ge#ala yang timbul*.

 b. <iwayat penyakit dahulu )hipertensi, #antung, D7, disritmia, gin#al, pernah mengalami trauma
kepala*.

. <iwayat penyakit keluarga )hipertensi, #antung, D7*.


d. Akti(itas )sulit berakti(itas, kehilangan sensasi penglihatan, gangguan tonus otot, gangguan
tingkat kesadaran*.

e. Sirkulasi )hipertensi, #antung, disritmia, gagal gin#al kronis*.

f. 7akanan9 airan )nafsu makan berkurang, mual, muntah pada fase akut, hilang sensasi
 pengeapan pada lidah, obesitas sebagai faktor resiko*.

g. Neurosensorik )sinkop atau pingsan, (ertigo, sakit kepala, penglihatan berkurang atau ganda,
hilang rasa sensorik kotralateral, afasia motorik, reaksi pupil tidak sama*.

h. enyamanan )sakit kepala dengan intensitas yang berbeda, tingkah laku yang tidak stabil, gelisah,
ketergantungan otot*.

i. 4ernafasan )merokok sebagai faktor resiko, tidak mampu menelankarena batuk*.

 #. Interaksi soial )masalah biara, tidak mampu berkomunikasi*.

!. 4emeriksaan 4enun#ang

a. Angiografi Serebral% 7embantu menentukan penyebab stroke seara spesifik misalnya


 pertahanan atau sumbatan arteri.

 b. $ S$AN )$omputeried Aial omografi*% adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran dari berbagai sudut keil dari tulang tengkorak dan otak.

. 7<I )7agneti <esonane Imaging*% 7enun#ukkan daerah infark, perdarahan, malformasi


arterio(ena )7A8*.

d. S0 Doppler )ltrasonografi dopple*% 7engindentifikasi penyakit arterio(ena )masalah system


arteri karotis)aliran darah atau timbulnya plak* dan arteiosklerosis.

e. EE0 )elekroensefalogram*% 7engidentifikasi masalah pada otak dan memperlihatkan daerah


lesi yang spesifik.

f. Sinar tengkorak% 7enggambarkan perubahan kelen#ar lempeng pienal daerah yang berlawanan
dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis serebralG kalsifikasi
 persial dinding aneurisma pada perdarahan subarahnoid.

+. 4emeriksaan /aboratorium

a. Darah <utin

 b. 0ula Darah

. rine <utin
d. $airan Serebrospinal

e. Analisa 0as Darah )A0D*

f. -iokimia Darah

g. Elektrolit

H. 4<'0N'SIS

4rognosis stroke dipengaruhi oleh sifat dan tingkat keparahan defisit neurologis yang dihasilkan. usia
 pasien, penyebab stroke, gangguan medis yang ter#adi bersamaan #uga mempengaruhi prognosis.
Seara keseluruhan, kurang dari 123 pasien dengan stroke bertahan selama paling sedikit & bulan, dan
didapatkan tingkat kelangsungan hidup dalam &2 tahun sekitar +63. pasien yang selamat dari periode
akut, sekitar satu setengah samapai dua pertiga kembali fungsi independen, sementara sekitar &63
memerlukan perawatan institusional. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun ter#adi 622.222
 penduduk terkena serangan stroke, dan sekitar !63 atau &!6.222 orang meninggal dan sisanya
mengalami aat ringan atau berat. Sebanyak !1,63 penderita stroke meninggal dunia, sisanya
menderita kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya &63 sa#a yang dapat sembuh total dari serangan
stroke dan keaatan

A. 4EN0ACIAN

4engka#ian merupakan pemikiran dasar dari prosos keperawatan yang bertu#uan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang pasien agar dapar mengidentifikasi, mengenali masalah5masalah,
kebutuhan kesehatan, dan keperawatan pasien baik mental, sosial dan lingkungan.

&. Identitas diri klien

a. 4asien )diisi lengkap*% Nama, mur, Cenis elamin, Status 4erkawinan, Agama, 4endidikan,
4eker#aan, Suku -angsa, gl 7asuk <S, No. $7, Alamat.

 b. 4enanggung Cawab )diisi lengkap*% Nama, mur, Cenis elamin, Agama, 4endidikan, 4eker#aan,
Alamat.

!. <iwayat kesehatan

a. eluhan utama

)keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengka#ian*

 b. <iwayat kesehatan sekarang

)riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit*

. <iwayat kesehatan yang lalu


)riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien*

d. riwayat kesehatan keluarga

)adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit
lain baik bersifat genetis maupun tidak*

+. 4emeriksaan fisik 

a. eadaan umum

 b. pemeriksaan persistem

&* sistem persepsi ? sensori )pemeriksaan 6 indera penglihatan, pendengaran, peniuman, pengeap,
 perasa*

!* Sistem persarafan )bagaimana tingkat kesadaran, 0$S, reflek biara, pupil, orientasi waktu ?
tempat*

+* Sistem pernafasan )Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan #alan nafas*

"* Sistem kardio(askuler )nilai D, nadi dari irama, kualitas dan frekuensi*

6* Sistem gastrointestinal )nilai kemampuan menelan, nafsu makan9minum, peritaltik, eliminasi*

=* Sistem integumen )nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien*

@* Sistem reproduksi

1* Sistem perkemihan )nilai frekunsi -A, (olume -A*

". 4ola fungsi kesehatan

a. 4ola persepsi dan pemeliharaan kesehatan % pada klien hipertensi terdapat #uga kebiasaan untuk
merokok, minum alohol dan penggunaan obat5obatan.

 b. 4ola aktifitas dan latihan % pada klien hipertensi terkadang mengalami9merasa lemas, pusing,
kelelahan, kelemahan otot dan kesadaran menurun.

. 4ola nutrisi dan metabolisme % pada pasien hipertensi terkadang mengalami mual dan muntah.

d. 4ola eliminasi % pada pasien hipertensi terkadang mengalami oliguri.

e. 4ola tidur dan istirahat.

f. 4ola kognitif dan pereptual

g. 4ersepsi diri9konsep diri


h. 4ola toleransi dan koping stress % pada pasien hipertensi biasanya mengalami stress psikologi.

i. 4ola seksual reproduktif 

 #. 4ola hubungan dan peran

k. 4ola nilai dan keyakinan.

-. DIA0N'SA

&. etidakefektifan perfusi #aringan perifer b.d kelemahan fisik 

!. 4ola nafas tidak efektif berhubungan dengan berkurangnya suplai '! ke #aringan

+. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuro(askuler 

". 0angguan mobilitas fisik b.d. kerusakan neuromuskuler.

6. Defisit perawatan diri b.d keterbatasan akti(itas

=. <esiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan
otot dalam mengunyah dan menelan.

$. INE<8ENSI

&. etidakefektifan perfusi #aringan perifer b.d kelemahan fisik 

u#uan % klien mampu menggerakkan ekstremitas kiri

riteria hasil %

a. lien tidak ter#atuh

 b. idak ada trauma dan komplikasi lain

Inter(ensi %

a. I % 4antau atau atat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan dengan keadaan
normalnya atau standar.

< % mengetahui keenderungan tingkat kesedaran dan potensial I dan mengetahui lokasi, luas, dan
kema#uan atau resolisi kerusakan SS4.

 b. I % pertahankan keadaan tirah baring % iptakan lingkungan yang tenang% batasi pengun#ung atau
akti(itas pasien sesuai indikasi. -erikan istirahat seara periodi antara akti(itas perawatan, batasi
lamanya setiap prosedur.
< % aktifitas atau stimulasi yang ontinue dapat meningkatkan I. Istirahat total dan ketenangan
diperlukan untuk penegahan terhadap perdarahan dalam kasus struk hemoragi atau perdarahan
lainnya.

. I % pantau 8 seperti menatat % adanya hipertensi9hipotensi, bandingkan tekanan darah yang
terbaa pada kedua lengan.

< % (ariasi ter#adi o9k tekanan atau trauma erebral pada daerah (asomotor otak. Hipertensi9hipotensi
 postural dapat men#adi fator penetus. Hipotensi dapat ter#adi karena syok )olaps sirkulasi (askuler*.
4eningkatan I dapat ter#adi )karena edema, adanya formasi bekuan darah*.

d. I % ka#i fungsi5sungsi yang lebih tinggi, seperti fungsi biara #ika pasien sadar 

< % perubahan dalam isi kognitif dan biara merupakan indiator dari lokasi atau dera#at gangguan
erebral dan mengidentifikasi penurunan atau peningkatan I.

e. I % an#urkan untuk melakukan ambulasi pada tingkat yang dapat ditoleransi pasien.

< % untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas.

f. I % berikan anti koagulan, sesuai program.

< % untuk menegah thrombus. hrombus dan embolus selan#utnya dapat menurunkan sirkulasi arteri
dan mengurangi perfusi #aringan pasien.

!. 4ola nafas tidak efektif berhubungan dengan berkurangnya suplai '! ke #aringan

u#uan %Setelah di lakukan tindakan keperawatan klien mamapu meningkatkan dan memepertahankan
keefektifan #alan nafas agar tetap bersih dan menegah aspirasi

kriteria hasil %

a. bunyi nafas terdengar bersih

 b. ronkhi tidak terdengar 

. trakeal tube bebas sumbatan

d. menun#ukan batuk efektif 

e. tidak ada penumpukan seret di #alan nafas

f. frekuensi pernafasan &= 5!29menit

Inter(ensi %

a. I% a#i keadaan #alan nafas,


<% obstruksi munkin dapat di sebabkan oleh akumulasi seret.

 b. /akukan pengisapan lendir #ika d perlukan.

< % pengisapan lendir dapay memebebaskan #alan nafas dan tidak terus menerus di lakukan dan
durasinya dapat di kurangi untuk menegah hipoksia.

. I% A#arkan klien batuk efektif.

< % batuk efektif dapat mengeluarkan seret dari #alan nafas.

d. I% /akukan postural drainage perkusi9penepukan.

< % mengatur (entilasi segmen paru5paru dan pengeluaran seret.

e. I% olaborasi % pemberian oksigen &223.

< % denagn pemberiaan oksigen dapat membantu pernafasan dan membuat hiperpentilasi menegah
ter#adinya atelaktasisi dan mengurangi ter#adinya hipoksia.

+. 0angguan mobilitas fisik b.d. kerusakan neuromuskuler.

u#uan % 4asien mendemonstrasikan mobilisasi aktif 

riteria hasil %

a. kontraksi otot membaik 

 b. mobilisasi bertahap

inter(ensi%

a. I % identifikasi tingkat fungsional dengan skala mobilisasi fungsional.

< % untuk menun#ang kontinuitas dan men#aga tingkat kemandirian yang teridentifikasi.

 b. I % bah posisi minimal setiap ! #am )telentang, miring*.

< % menurunkan resiko ter#adinya trauma atau iskemia #aringan.

. I % pertahankan kaki dalam posisi netral dengan gulungan9bantalan troanter.

< % menegah rotasi eksternal pada pinggul.

d. I % a#arkan pasien dan anggota keluarga atau teman tentang latihan <'7, dan program

< % mobilitas untuk membantu mempersiapkan pemulangan pasien.

e. I % konsultasikan dengan ahli fisioterapi seara aktif, latihan resistif, dan ambulasi pasien.
< % program yang khusus dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang berarti atau
men#aga kekurangan tersebut dalam keseimbangan, kordinasi, dan kekuatan.

". 0angguan komunikasi (erbal yang berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak.

u#uan% 4roses komunikasi klien dapat berfungsi seara optimal

riteria hasil%

a. eriptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat dipenuhi

 b. lien mampu merespon setiap berkomunikasi seara (erbal maupun isyarat

Inter(ensi%

a. I% -erikan metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasa isyarat.

< % memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan klien.

 b. Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi.

<% menegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain.

. -iaralah dengan klien seara pelan dan gunakan pertanyaan yang #awabannya yaB atau
tidakB.

<% mengurangi keemasan dan kebingungan pada saat komunikasi.

d. An#urkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien.

< % mengurangi rasa isolasi soial dan meningkatkan komunikasi yang efektif.

e. Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi.

<% memberi semangat pada klien agar lebih sering melakukan komunikasi.

f. olaborasi dengan fisioterapis untuk latihan wiara.

<% melatih klien bela#ar berbiara seara mandiri dengan baik dan benar 

6. Defiit perawatan diri b.d keterbatasan akti(itas

u#uan % emampuan merawat diri meningkat

riteria hasil %

a. mendemonstrasikan perubahan pola hidup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari5hari


 b. 7elakukan perawatan diri sesuai kemampuan

. 7engidentifikasi dan memanfaatkan sumber bantuan

Inter(ensi %

a. I % lakukan program penanganan terhadap penyebab gangguan muskuloskeletas. 4antau


kema#uan, laporkan respon terhadap penanganan, baik respon yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan.

< % penanganan harus dilakukan seara konsisten untuk mendorong kemandirian pasien.

 b. I % pantau penapaian mandi dan hygiene setiap hari. etapkan tu#uan mandi dan hygiene. Hargai
 penapaian mandi dan hygiene.

< % penguatan dan penghargaan akan mendorong pasien untuk terus berusaha.

. I % sediakan alat bantu, seperti sikat gigi bergagang pan#ang, untuk mandi dan perawatan hygiene
% a#arkan penggunaanya.

< % alat bantu yang tepat akan meningkatkan kemandirian.

d. I % konsultasi dengan ahli fisioterapi atau ahli terapi okupasi.

< % memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan renana terapi dan mengidentifikasi
kebutuhan alat penyokong khusus

=. <esiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan
otot dalam mengunyah dan menelan.

u#uan% kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

kriteria hasil% asupan dapat masuk sesuai kebutuhan, terdapat kemampuan menelan, tidak ter#adi
 penurunan berat badan, tidak terpasang sonde.

Inter(ensi%

a. I% /akukan oral higiene.

<% kebersihan mulut merangsang nafsu makan.

 b. I%'bser(asi intake dan output nutrisi.

<% mengetahui keseimbangan nutrisi klien.

. I% entukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk.

<% untuk menetapkan #enis makanan yang akan diberikan pada klien.
d. I% /etakan posisi kepala lebih tingggi pada waktu, selama dan sesudah makan.

<% untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gra(itasi.

e. I% Stimulasi bibir untuk membuka dan menutup mulut seara manual dengan menekan ringan
diatas bibir atau dibawah dagu #ika diperlukan.

 <% membantu dalam melatih kembali sensorik dan meningkatkan kembali kontrolmuskular.

f. I% -erikan makan perlahan dengan lingkungan yang tenang.

<% klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi atau gangguan dari luar.

g. I% 7ulailah untuk memberi makan per oral setengah air, makanan lunak ketika klien dapat
menelan air.

<% makan lunak9airan kental mudah untuk mengendalikannya di dalam mulut, dan menurunkan
ter#adinya aspirasi.

h. I% olaborasi dalam pemberian nutrisi melalui parenteral dan makanan melalui selang.

<% mungkin diperlukan untuk memberikan airan pengganti dan #uga makanan #ika klien tidak mampu
untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut.
DAFTAR PUSTAKA

$ynthia 7. taylor dkk% !2&2. Diagnosa eperawatan dengan <enana Asuhan. Edisi &2. Cakarta% E0$

0insberg, /ionel. /eture Notes Neurologi. !22@. Cakarta% E7S.

Irdawati. !221. 4erbedaan 4engaruh /atihan 0erak erhadap ekuatan 'tot 4ada 4asien Stroke Non5
Hemoragik Hemiparese anan Dibandingkan Dengan Hemiparese iri. Surakarta% 7edia 7edika
Indonesia.

7arilynn E. Doenges dkk%!2&!. <anana Asuhan eperawatan. Edisi +. Cakarta% E0$

Silbernagl, Stefan dan Florian /ang. eks ? Atlas -erwarna 4atofisiologi. !22@. Cakarta% E0$

Anda mungkin juga menyukai