KEMENKES
SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0
BAB I
PENGANTAR
PENDIDIKAN DAN BUDAYA
ANTI KORUPSI
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan maksud diberikannya PBAK di Perguruan Tinggi
2. Menjelaskan Peran Pendidik dalam Pengajaran PBAK
3. Menyelisik Peran Mahasiswa dalam upaya pencegahan dan membangun
budaya korupsi di masyarakat
4. Menyebutkan Upaya Pelibatan Mahasiswa dalam Gerakan Antikorupsi
MATERI POKOK
c. Di Masyarakat Sekitar
Mahasiswa dapat berperan sebagai pengamat di lingkungannya,
mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam strategi perbaikan system yaitu
memantau, melakukan kajian dan penelitian terhadap layanan publik.
d. Di Tingkat Lokal dan Nasional
TUGAS-TUGAS
Buatlah check list observasi tentang beberapa perilaku yang bisa menjadi bibit
tumbuh suburnya perilaku korupsi/antikorupsi di :
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Kampus
3. Lingkungan Masyarakat
4. Lingkungan Layanan Publik
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KORUPSI
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Pengertian Korupsi
2. Menyebutkan Ciri, Pola dan Modus Korupsi
3. Menjelaskan Korupsi dalam Berbagai Perspektif
MATERI POKOK
b. Jenis Korupsi
6) Korupsi Otogenik
Yaitu korupsi yang dilaksanakan oleh sesesorang seorang diri
7) Korupsi Dukungan
Yaitu korupsi tidak secara langsung menyangkut uang atau imbalan
langsung dalam bentuk lain
c. Pola Korupsi
Penyuapan Penyalahgunaan
(Bribery) Wewenang
(Abuse of Discretion)
UANG/BARANG
Komisi /FASILITAS Nepotisme
(Commission) HASIL KORUPSI (Nepotism)
Sumbangan Illegal
Pemerasan (Illegal Contribution)
(Exortion)
d. Modus Korupsi
Yang lebih mengkhawatirkan, saat ini modus korupsi tersebut telah melibatkan
keluarga. Oknum-oknum koruptor banyak melakukan aksi korupsinya secara
Melibatkan
anggota klg Rekening
sbg sarana bank/sekuritas
pencucian Polis asuransi
uang Investasi/aset
TUGAS-TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
PENYEBAB KORUPSI
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan Faktor Umum Penyebab Korupsi
2. Menjelaskan Faktor Internal Penyebab Korupsi
3. Menjelaskan Faktor Eksternal Penyebab Korupsi
MATERI POKOK
Menurut Komisi pemberantasan Korupsi, jenis-jenis korupsi
menurut hukum kedengarannya berat, padahal korupsi bisa terjadi sehari-hari dan
sebenarnya bisa dihindari. Banyak factor yang dapat menyebabkan terjadinya
korupsi. Menurut Wanaraja (2007) salah satu penyebab yang sangat mendasar
adalah masalah keimanan, kejujuran, moral dan etika sang birokrat.
Kultur korupsi bagai lingkaran setan : kesenjangan ekonomi, tidak
adanya kepercayaan, adanya korupsi berkelanjutan, dan mulai lagi dengan
menciptakan kesenjangan ekonomi yang lebih besar, begitu seterusnya.
TUGAS-TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
DAMPAK MASIF
KORUPSI
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu menjelaskan akibat korupsi dan dampaknya pada:
1. Dampak Ekonomi
2. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
3. Dampak Birokrasi Pemerintah
4. Dampak terhadap Politik dan Demokrasi
5. Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat
6. Dampak terhadap Penegakan Hukum
7. Dampak terhadap Pertahanan dan Keamanan
8. Dampak terhadap Kerusakan Lingkungan
MATERI POKOK
Berbagai Studi komprehensif mengenai dampak korupsi terhadap
ekonomi serta variable-variabelnya telah banyak dilakukan hingga saat ini. Korupsi
tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja, tetapi juga
menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan Negara.
Meluasnya praktik korupsi di suatu Negara akan memperburuk
kondisi ekonomi bangsa, misalnya harga barang menjadi mahal dengan kualitas
yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit,
keamanan suatu Negara menjadi terancam, kerusakan lingkungan hidup dan citra
pemerintahan yang buruk di mata internasional sehingga menggoyahkan sendi-
sendi kepercayaan pemilik modal asing, krisis eonomi yang berkepanjangan dan
Negara pun makin terperosok dalam kemiskinan.
Bahan Ajar Kuliah Pendidikan dan Budaya Antikorupsi
Bagi Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Semarang
Oleh : Hermien Nugraheni Prajoga, SKM, M.Kes Page 25
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES
SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0
Korupsi merusak karena keputusan yang penting ditentukan oleh
motif yang tersembunyi dari para pengambil keputusan tanpa mempedulikan
konsekuensinya terhadap masyarakat luas.
A. DAMPAK EKONOMI
Dampak korupsi dari perspektif ekonomi adalah misallocation of
resources, sehingga perekonomian tidak optimal (Ariati : 2013). Berbagai dampak
korupsi terhadap perekonomian adalah :
1. Menghambat Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Korupsi membuat sejumlah
investor kurang percaya untuk
menanamkan modalnya di
Indonesia dan lebih memilih
menginvestasikannya ke Negara-
negara yang lebih aman.
TUGAS-TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
BAB V
PEMBERANTASAN
KORUPSI
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Konsep Pemberantasan Korupsi
2. Menjelaskan Strategi pemberantasan Korupsi
MATERI POKOK
2. Strategi Represif(Penindakan)
Strategi ini adalah strategi penindakan tindak pidana korupsi di
mana seseorang diadukan, diselidiki, disidik, dituntut dan dieksekusi berdasarkan
saksi-saksi dan alat bukti yang kuat.
C. UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN
Nasihat bijak mengatakan “mencegah lebih baik daripada
mengobati”. Maka upaya-upaya pencegahan korupsi lebih baik daripada upaya
represif. Upaya represif dan preventif harus dilaksanakan bersamaan untuk
menimbulkan daya ungkit besar terhadap pemberantasan korupsi.
Pencegahan ditujukan untuk mempersempit peluang terjadinya
tindak pidana korupsi pada tata kepemerintahan dan masyarakat, menyangkut
pelayanan public maupun penanganan perkara yang bersih dari korupsi.
1. Pembentukan Lembaga Antikorupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah eksis di Negara kita
sebagai lembaga antikorupsi sejak tahun 2003. KPK telah melaksanakan strategi
perbaikan system dan juga strategi edukasi dan kampanye.
Perbaikan system dilakukan untuk mengurangi potensi korupsi.
Caranya dengan kajian system , penataan layanan public melalui
koordinasi/supervise pencegahan serta mendorong transparansi penyelenggaraan
Negara.
KPK melakukan kajian system dan kebijakan
pada berbagai kementerian/ lembaga
maupun pemerintah daerah. Dalam kajian
tersebut KPK melakukan analisis data,
observasi langsung dan walkthrough test.
Kajian dilakukan dalam rangka
mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
system yang berpotensi korupsi.
D. UPAYA PENINDAKAN
Pada bagian ini akan diuraikan upaya-upaya yang merupakan
perwujudan dari strategi represif, yaitu upaya penindakan. Upaya represif atau
upaya melalui jalur penal yaitu upaya penanganan yang menitikberatkan pada sifat
penumpasan setelah kejahatan korupsi terjadi. Upaya ini dilakukan dengan
menggunakan hukum pidana.
Melalui strategi represif KPK membawa
koruptor ke meja hijau, membacakan
tuntutan, menghadirkan saksi-saksi dan
alat bukti yang menguatkan. Dalam
menuntut para koruptor, KPK selalu
menyiapkan dua alat bukti yang kuat
dan melakukan operasi tangkap tangan.
Dalam memahami upaya represif ini ada beberapa istilah status yang
penting dipahami, yaitu sebagai berikut :
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang
ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri.
Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya
berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana
Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa, dan diadili di
siding pengadilan
TUGAS-TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
BAB VI
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
NILAI- Etos
Nilai NILAI Kerja
Jujur kerja keras
Inti ANTI
Disiplin KORUPS sederhana
Tanggungjawab I mandiri
Sikap
B. PRINSIP-PRINSIP ANTIKORUPSI
TUGAS-TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
BAB VII
TATAKELOLA
PEMERINTAHAN YANG BAIK
DAN BERSIH
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Rumusan Strategi Nasional Pencegahan dan pemberantasan
Korupsi
2. Memahami Program Kemenkes dalam Upaya Pencegahan Korupsi
3. Memahami Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
4. Mengetahui Tujuan Pengawasan dan Prinsip-prinsip dalam Pelaksanaan
Pengawasan
5. Mengetahui yang dimaksud dengan Pembangunan Zona Integritas
6. Mengetahui yang dimaksud dengan Penilaian Satuan Kerja Berpredikat WBK
dan WBBM
MATERI POKOK
A. REFORMASI BIROKRASI
1. Pengertian Reformasi Birokrasi
Reformasi merupakan proses upaya sistematis, terpadu dan
komprehensif, dengan tujuan untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik.
Good Governance (tata pemerintahan yang baik) adalah system yang memungkinkan
terjadinya mekanisme penyelenggaraan pemerintahan Negara yang efektif dan
efisien dengan menjaga sinergi yang konstruktif di antara pemerintah, sector swasta
dan masyarakat.
TUGAS-TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
TINDAK PIDANA
KORUPSI
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu:
1. Mengetahui Riwayat Korupsi Sejak Dulu Sampai Sekarang
2. Mengetahui Jenis-jenis Korupsi
3. Memahami Peraturan Perundang-undangan Terkait Korupsi
4. Mengetahui Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Lembaga Penegak Hukum
Pemberantasan, dan Pencegahan Korupsi
MATERI POKOK
Korupsi kini telah menjadi masalah global. Korupsi tidak saja
menyebabkan kemiskinan tetapi juga instabilitas politik. Ini terjadi di banyaknegara
berkembang, termasuk Indonesia. Negara Indonesia dibelit masalah korupsi yang
akut, meliputi : penggerogotan uang Negara, pemerasan/penyuapan, perbuatan
curang dan tindakan korupsi lainnya yang melibatkan aparatur Negara.
2. Kejaksaan
Menurut UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, disebutkan bahwa
Kejaksaan berwenang untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
tertentu berdasarkan undang-undang termasuk di antaranya UU No.31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan UU No.20 TAhun 2001.
3. KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk berdasarkan UU No.30
Tahun 2002. Undang-undang ini terbit dengan pertimbangan penegakan
Bahan Ajar Kuliah Pendidikan dan Budaya Antikorupsi
Bagi Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Semarang
Oleh : Hermien Nugraheni Prajoga, SKM, M.Kes Page 65
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES
SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0
hukum untuk memberantas tindak pidana korupsi yang dilakukan secara
konvensional selama ini terbukti mengalami berbagai hambatan.
Saat ini korupsi telah menjadi kejahatan luar
biasa (extraordinary crime) sehingga harus
ditangani secara luar biasa pula. Persepsi
public terhadap kejaksaan dan kepolisian
atau lembaga pemerintah dipandang belum
berfungsi efektif dalam penaganan kasus-
kasus korupsi. Masyarakat telah kehilangan
kepercayaannya (losing trust).
4. Pengadilan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) merupakan pengadilan khusus
yang berada di lingkungan peradilan umum dan berkedudukan di setiap
ibukota kabupaten/kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hokum
pengadilan negeri yang bersangkutan.
Pengadilan Tipikor berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara :
a. Tindak pidana korupsi
b. Tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah
tindak pidana korupsi dan atau
c. Tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain
ditentukan sebagai tindak pidana korupsi.
TUGAS-TUGAS
DAFTAR PUSTAKA