MODUL PERKULIAHAN
Abstrak Sub-CPMK 7
Menurut Sugono (2008), ada beberapa definisi nilai yang harus tercermin dalam orang
berpendidikan yang melawan korupsi :
1. Kejujuran yang dapat didefinisikan sebagai memiliki hati yang jujur tidak
berbohong, dan tidak menipu. Kejujuran adalah salah satu karakteristik yang
sangat penting dalam hidup, tanpa kejujuran, seorang siswa tidak dapat dipercaya
dalam kehidupan sosialnya. Nilai kejujuran dalam kehidupan kampus yang
diwarnai dengan budaya akademik sangat dibutuhkan. Jika seorang siswa tidak
pernah menipu atau berbohong, maka siswa tertentu itu dapat menjadi pejabat
yang akan menghindari korupsi. Prinsip kejujuran harus dijunjung tinggi oleh
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
2 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
setiap siswa sejak zaman pendidikan untuk menumbuhkan dan membentuk
akhlak mulia pada setiap siswa, untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi .
2. Kekhawatiran yang berarti menginded, perhatikan dan pikiran. Nilai kepedulian
sangat penting bagi seorang mahasiswa di kampus dan masyarakat yang tinggal.
Sebagai pemimpin masa depan, seorang mahasiswa perlu memiliki rasa
kepedulian terhadap lingkungan, baik lingkungan di kampus maupun di luar
kampus. Seorang siswa diminta untuk merawat proses pembelajaran serta
mengelola sumber daya di kampus secara efektif dan efisien. Mahasiswa juga
dituntut untuk peduli terhadap lingkungan di luar kampus, seperti kualitas produk
ilmiah yang dihasilkan dan kondisi lain yang mereka amati sedang dikembangkan,
termasuk korupsi. Ini akan sangat berguna bagi siswa untuk mengembangkan
karir dan reputasi mereka di masa depan.
3. Kemandirian dapat didefinisikan sebagai proses untuk mematangkan diri dengan
tidak bergantung pada orang lain untuk melakukan pekerjaan dan tanggung
jawab. Penting bagi masa depan siswa, untuk mengelola kehidupan mereka
sendiri, dan untuk mengelola mereka yang berada di bawah tanggung jawab
mereka. Seseorang yang tidak mandiri kemungkinan tidak akan mengelola orang
lain.
4. Disiplin didefinisikan sebagai ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan. Dengan
kehidupan yang disiplin, siswa dapat mencapai tujuan hidup mereka dalam waktu
yang lebih efisien. Kebiasaan negatif cenderung mengarah pada tindakan
kriminalitas, termasuk korupsi.
5. Tanggung jawab adalah kewajiban untuk menanggung segalanya. Seseorang
yang melakukan sesuatu yang tidak mematuhi aturan dapat dituntut, disalahkan
dan dituntut. Siswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan untuk menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Tanggung jawab
adalah menerima konsekuensi dari suatu tindakan, baik sengaja atau tidak.
Tanggung jawab ini merupakan perwujudan kesadaran akan kewajiban untuk
menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan. Tanggung
jawab juga melibatkan dedikasi dan pengorbanan.
6. Prisip – prinsip kehidupan sederhana, yang merupakan gaya hidup yang tidak
boros, untuk hidup sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan seseorang. Prinsip
hidup sederhana adalah parameter penting dalam hubungan dengan orang lain.
Hidup sederhana akan mengatasi masalah ketidaksetaraan sosial, seperti iri,
cemburu, keserakahan, keegoisan, dan sikap negatif lainnya. Prinsip hidup
sederhana juga dapat menghindari keinginan yang berlebihan, termasuk korupsi
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dengan demikian, nilai-nilai di atas dapat dimasukkan dalam materi pendidikan untuk
meningkatkan persepsi antikorupsi di kalangan mahasiswa. Nilai-nilai tersebut dijadikan
acuan dalam pengembangan pendidikan antikorupsi, dengan tujuan membentuk warga
negara dengan karakteristik antikorupsi.
Upaya pemberantasan korupsi masih menemui jalan berliku. Langkah-langkah yang
harus dilakukan antara lain pemeriksaan terhadap permasalahan yang dihadapi
masyarakat, kajian terhadap impuls individu yang mengarah pada perilaku koruptif,
peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum, serta menindak orang-orang yang
dikorupsi melalui penegakan hukum. Pemerintah bersama rakyat harus berani melakukan
pembersihan petugas yang tidak jujur di tubuh birokrasi pemerintahan.
Pencegahan korupsi dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor moral manusia,
sebagai pengawas upaya antikorupsi. Cara moralistik dapat dilakukan melalui
pembangunan pikiran dan moral individu, melalui pendidikan antikorupsi dan konseling di
bidang agama, etika, dan hukum. Itu semua bertujuan untuk menumbuhkan moral
individu sehingga seseorang tidak rentan untuk terlibat dalam korupsi dan
penyalahgunaan wewenang mereka, di mana pun mereka bekerja atau bertugas .
Korupsi didukung oleh peluang yang berasal dari beberapa aspek, seperti peluang yang
muncul dari lingkungan atau organisasi yang cenderung berpihak pada tindakan korupsi.
Peluang muncul dari aspek politik seperti kecurangan untuk terlibat dalam politik uang
dengan tujuan tertentu. Aspek hukum juga dapat mendukung terjadinya korupsi, seperti
lemahnya undang-undang dan penegakan hukum. Aspek ekonomi, seperti pendapatan
rendah, menjadi alasan bagi seseorang untuk melakukan korupsi.
Dengan demikian, salah satu cara preventif untuk melawan korupsi adalah dengan
memberikan antikorupsi pendidikan kepada masyarakat, termasuk mahasiswa.
Pendidikan antikorupsi adalah pendidikan yang berkesinambungan budidaya budaya
yang mulia dan dapat menumbuhkan karakter yang antusias dan bertanggung jawab:
yang jujur, peduli, disiplin dan sederhana. Dengan meningkatkan pendidikan, akan
meningkatkan orang yang pada akhirnya akan memperbaiki bangsa, untuk menjadi
bangsa yang bebas korupsi
Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak,
namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
mahasiswa. Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak
berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme.
Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang
mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang
dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan
selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk
masyarakat, bangsa dan negaranya.
Sejarah mencatat dengan tinta emas, perjuangan mahasiswa dalam memerangi ketidak
adilan. Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari
mahasiswa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa.
Apabila kita menengok ke belakang, ke sejarah perjuangan bangsa, kebangkitan bangsa
Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda dimotori oleh para mahasiswa kedokteran
STOVIA. Demikian juga dengan Soekarno, sang Proklamator Kemerdekaan RI
merupakan tokoh pergerakan mahasiswa. Ketika pemerintahan bung Karno labil, karena
situasi politik yang memanas pada tahun 1966, mahasiswa tampil ke depan memberikan
semangat bagi pelaksanaan tritura yang akhirnya melahirkan orde baru. Demikian pula,
seiring dengan merebaknya penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan oleh orde baru,
mahasiswa memelopori perubahan yang kemudian melahirkan jaman reformasi.
Demikianlah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya, untuk
memerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan mahasiswa belumlah berakhir. Di
masa sekarang ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar
dibandingkan dengan kondisi masa lampau. Kondisi yang membuat Bangsa Indonesia
terpuruk, yaitu masalah korupsi yang merebak di seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus
berpandangan bahwa korupsi adalah musuh utama bangsa Indonesia dan harus
diperangi.
Dalam seni perang, terdapat ungkapan “untuk memenangi peperangan harus mengenal
lawan dan mengenali diri sendiri”. Untuk itu, mahasiswa harus mengetahui apa itu
korupsi. Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian korupsi
menurut hukum positif (UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik
pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara.
Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak ahli mengklasifiksikan
penyebab terjadinya korupsi. Salah satunya Boni Hargen, yang membagi penyebab
terjadinya korupsi menjadi 3 wilayah (media online 2003), yaitu:
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
5 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
- Wilayah Individu, dikenal sebagai aspek manusia yang menyangkut moralitas
personal serta kondisi situasional seperti peluang terjadinya korupsi termasuk di
dalamnya adalah faktor kemiskinan.
- Wilayah Sistem, dikenal sebagai aspek institusi/administrasi. Korupsi dianggap
sebagai konsekuensi dari kerja sistem yang tidak efektif.Mekanisme kontrol yang
lemah dan kerapuhan sebuah sistem memberi peluang terjadinya korupsi.
- Wilayah Irisan antara Individu dan Sistem, dikenal dengan aspek sosial budaya,
yang meliputi hubungan antara politisi, unsur pemerintah dan organisasi non
pemerintah. Selain itu meliputi juga kultur masyarakat yang cenderung permisif
dan kurang perduli dengan hal-hal yang tidak terpuji. Disamping itu terjadinya
pergeseran nilai, logika, sosial, dan ekonomi yang ada dalam masyarakat
Adapun dampak dari korupsi bagi bangsa Indonesia sangat besar dan komplek. Menurut
Soejono Karni, beberapa dampak korupsi adalah :
a. Rusaknya sistem tatanan masyarakat
b. Ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi
c. Munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat
d. Penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi, politik,
maupun hukum.
e. Yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi, ketidakpercayaan, apatis
terhadap pemerintah yang berdampak kontraproduktif terhadap pembangunan
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
6 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
- Preventif
Adalah strategi upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan system dan
prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-
prinsip fairness, transparency, accountability & responsibility yang mampu
mendorong setiap individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi.
- Investigative
Upaya upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan penegakan
hukum terhadap para pelaku korupsi.
- Edukatif
Upaya pemberantasan korupsi dengan mendorong masyarakat untuk berperan
serta memerangi korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan kewenangan
masing-masing. Kepada masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran
(integrity) serta kebencian terhadap korupsi melalui pesan-pesan moral.
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
dengan pihak-pihak yang berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga menyampaikan
tuntutan dengan melakukan demonstrasi dan pengerahan massa dalam jumlah besar. Di
samping itu, mahasiswa mempunyai jaringan yang luas, baik antar mahasiswa maupun
dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat sehingga apabila dikoordinasikan
dengan baik akan menjadi kekuatan yang sangat besar untuk menekan pemerintah.
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
8 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
ketidakadilan sistem termasuk didalamnya tindakan penyelewengan jabatan dan korupsi.
Sedangkan di sisi yang lain, mahasiswa merupakan faktor penekan bagi penegakan
hukum bagi pelaku korupsi serta pengawal bagi terciptanya kebijakan publik yang
berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak.
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
9 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
kesarjanaan yang diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab moral
sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas.
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
10 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Imam Suyudi (Penyunting), 2003. Melawan korupsi disektor Publik. Bandung: Sawarung.
Wijayanto dan Ridwan Zachrie (Ed), 2009. Korupsi Mengorupsi Indonersia, Sebab,
Akibar, dan Prospek Pemberantasan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rudi Hantoro dan Siti Muslifah, tt,. Seri Pendidikan Anti Korupsi. Yogyakarta: Genius
Publisher
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2011. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk
Perguruan Tinggi.
Persson A, Rothstein B and Teorell J 2010 The failure of Anti-Corruption Policies A
Theoretical Mischaracterization of the Problem QoG Work. Pap. Ser 19
Gerring J and Thacker S C 2005 Do Neoliberal Policies Deter Political Corruption? Int.
Organ.
UNDP. (2015). Human Development Reports. United Nations. (2004). The Global
Program Against Corruption: United Nations Anti-Corruption Toolkit, Vienna, UNODC
Werner, S. (1983). New Directions in the Study of Administrative Corruption. Public
Administration Review, 43 (2), 146-154.
Sumber Internet :
http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/08/upaya-pemberantasan-korupsi-di-
indonesia.html
http://acch.kpk.go.id/6-strategi-pencegahan-dan-pemberantasan-korupsi
http://www.anehdidunia.com/2012/09/cara-brutal-memberantas-korupsi-di.html
http://soloraya.net/blog
http://www.kpk.go.id/modules/edito/content_faq.php?id=15
http://onniesandi.blogspot.com/2012
http://idiesta.blogspot.com/2012/09/penyebab-korupsi-di-indonesia.html
http://www.suarapembaruan.com/News/2003/11/03/index.html
2021 Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 ISLAHULBEN, SE., MM http://pbael.mercubuana.ac.id/