1. Identitas :
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Depok
Kelas / Semester : IX / I ( Ganjil )
Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi dan Sosial
Topik / Pokok Bahasan : Remaja Anti Korupsi
Waktu Pelaksanaan : 1 x 40 menit
2. Komponen :
a. Standar Kompetensi :
- Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai dengan cara hidup bebas dari kebiasaan
korupsi dalam bentuk apapun
- Mencapai kematangan dalam bertingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat dengan
cara bersikap sebagai remaja yang anti korupsi
b. Kompetensi Dasar :
- Siswa menyadari perlunya sikap anti korupsi dalam bentuk apapun dan menjalankan sikap
itu dalam kehidupan sehari-hari
3. Materi Pokok :
a. Korupsi di Sekitar Kita
b. Pengertian dan Indikator Korupsi
c. Membangun Sikap Anti Korupsi
d. Remaja Anti Korupsi
4. Pelaksanaan Kegiatan :
1) Pembukaan :
a. Mengucapkan salam
b. Mengisi daftar hadir
c. Memberikan dan menjelaskan tujuan pemberian layanan
d. Memberikan Brosur Gerakan Anti Korupsi/Data-data dari ICW (Internet) (menyesuaikan )
2) Kegiatan inti :
Eksplorasi
a) Guru pembimbing menjelaskan mengenai materi
b) Guru pembimbing menjelaskan tujuan pemberian materi
Elaborasi
a) Guru pembimbing memberikan pemahaman mengenai remaja anti narkoba
b) Guru pembimbing meminta perwakilan beberapa siswa untuk memberikan persepsi remaja
anti narkoba
Konfirmasi
a) Pemutaran video “Korupsi 24 Jam”
b) Guru Pembimbing menunjuk salah satu peserta didik untuk menyimpulkan pesan yang
terkandung dalam video tersebut
3) Penutup :
a. Guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan
b. Guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah disampaikan dan mencari manfaat dari
kegiatan layanan ini.
c. Mengucapkan salam penutup.
5. Metode :
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
6. Media :
a. Laptop
b. LCD
c. Speaker
d. Brosur/Data-data dari ICW
8. Anggaran Biaya : -
Guru
Dewasa ini Indonesia tengah dihadapkan pada posisi dilematis seputar permasalahan
moral yang tidak kunjung sirna, yaitu korupsi. Korupsi merupakan penyelewengan
terhadap wewenang publik yang timbul karena kurangnya kontrol terhadap kekuasaan
yang dimiliki dan terbukanya kesempatan untuk menyelewengkan kekuasaan tersebut.
Hal ini perlu diatasi secara tepat sebagai wujud kesadaran kita sebagai masyarakat
yang masih rindu akan kemakmuran bangsa. Lembaga pendidikan menjadi salah satu
wahana strategis dalam rangka menyuarakan kebaikan serta membekali generasi
muda yang bebas korupsi.
Mengingat semakin beratnya tugas KPK yang saat ini sedang ada pada zona terpuruk
dan besarnya akibat yang disebabkan oleh kasus korupsi tersebut, maka diperlukan
suatu sistem yang mampu menyadarkan semua elemen bangsa untuk sama-sama
bergerak memberantas korupsi yang juga harus didukung penuh oleh semua pihak
dalam jajaran pemerintah. Cara yang paling efektif adalah melalui media pendidikan.
Diperlukan sebuah sistem pendidikan antikorupsi yang berisi tentang sosialisasi
bentuk-bentuk korupsi, cara pencegahan dan pelaporan serta pengawasan terhadap
tindak pidana korupsi. Pendidikan seperti ini harus ditanamkan secara terpadu mulai
dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Pendidikan antikorupsi ini sangat penting bagi perkembangan psikologis siswa. Pola
pendidikan yang sistematik akan mampu membuat siswa mengenal lebih dini hal-hal
yang berkenaan dengan korupsi temasuk sanksi yang akan diterima jika melakukan
korupsi. Dengan begitu, akan tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya
korupsi, bentuk-bentuk korupsi dan tahu akan sanksi yang akan diterima jika
melakukan korupsi. Sehingga, masyarakat akan mengawasi setiap tindak korupsi yang
terjadi dan secara bersama memberikan sanksi moral bagi koruptor.
Model penyelenggaraan pendidikan antikorupsi bisa diterapkan dengan tiga cara yaitu
Model Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, Model di Luar Pembelajaran melalui
Kegiatan Ekstra Kurikuler, dan Model Pembudayaan atau Pembiasaan Nilai dalam
seluruh aktivitas kehidupan siswa. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan baru
dalam menyemaikan kebaikan melalui lembaga pendidikan. Perlu komitmen kuat dan
langkah konkrit dalam menanamkan nilai kejujuran pada diri setiap generasi muda
agar terbentuk pribadi mulia, jujur serta bertanggung jawab dengan segala yang
diamanahkan kepada mereka. Dengan demikian, sekolah memiliki tugas besar dalam
merealisasikan hal itu. Semua dapat berjalan sesuai harapan apabila ada peran nyata
dari pihak sekolah, dukungan pemerintah serta partisipasi aktif masyarakat.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikaln antikorupsi ini adalah membuat
siswa mengenal lebih dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi sehingga tercipta
generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan
mengerti sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi, serta menciptakan
generasi muda bermoral baik serta membangun karakter teladan agar generasi muda
tidak melakukan korupsi sejak dini.