Anda di halaman 1dari 8

MENYUSUN CERITA PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE) MENGGUNAKAN

METODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL, DAN


DAMPAK) TERKAIT PENTINGNYA PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PESERTA
DIDIK DALAM PEMBELAJARAN

 Lokasi : SMK N 1 Nanggulan


 Lingkup Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan
 Tujuan yang ingin dicapai: Meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya
Pendidikan anti korupsi peserta didik kelas X SMK N 1 Nanggulan pada
pembelajaran PPKn dengan model pembelajaran Project Best Learning
menggunakan media video.
 Penulis : Heri Susanto

Hari, tanggal : Kamis, 06 Juli 2023

I. PENDAHULUAN

Korupsi, kini sudah menjadi permasalahan serius di negeri ini. Kasus korupsi
sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Berkembang dengan pesat, meluas di mana-
mana dan terjadi secara sistematis dengan rekayasa yang canggih dan
memanfaatkan teknologi modern. Kasus terjadinya korupsi dari hari ke hari kian
marak. Hampir setiap hari berita tentang korupsi menghiasi berbagai media.
Korupsi dianggap biasa dan dimaklumi banyak orang sehingga masyarakat sulit
membedakan mana perbuatan korup dan mana perbuatan yang tidak korup.
Meskipun sudah ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan beberapa Instansi
antikorupsi lainnya, namun faktanya masih banyak terjadi Tindakan korupsi di
negeri ini.

Tindakan korupsi yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab
tentu membuat situasi reformasi menjadi tidak baik serta mengganggu sendi-sendi
demokrasi dan proses pembangunan. Kondisi seperti ini perlu disikapi dengan
melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi masalah korupsi yang sudah
mengakar, meluas, dan menggejala di Indonesia. Satu hal yang yang menarik untuk
diingat adalah adanya sinyalemen yang mengatakan bahwa korupsi sekarang ini
sudah membudaya dan merusak karakter bagsa (di Indonesia).

Pendidikan antikorupsi harus diberikan sejak dini dan dimasukkan dalam proses
pembelajaran mulia dari tingkat pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.
Hal ini sebagai upaya membentuk prilaku peserta didik yang antikorupsi.
Pendidikan antikorupsi ini tidak diberikan melalui suatu mata pelajaran tersendiri,
melainkan dengan cara mengintegrasikan melalui beberapa mata pelajaran.

Nilai-nilai antikorupsi yang tertanam dalam diri setiap individu menjadi faktor yang
menentukan kuat tidaknya setiap orang untuk menangkal dan tidak terlibat korupsi
Ada sembilan nilai antikorupsi yang perlu ditanamkan kepada diri setiap siswa,
meliputi kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggungjawab, kerja
keras, kesederhanaan keberanian dan keadilan

a) Kejujuran
Jujur adalah sikap yang ditunjukkan melalui perbuatan dan perkataan yang
sebenarnya. Jujur merupakan perbuatan yang dilakukan dengan tidak
membohongi diri sendiri dan orang lain. Kejujuran merupakan nilai di
kehidupan sehari-hari yang menjadi fondasi awal melakukan pencegahan
tindakan korupsi. Kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral, dan
berkonotasi pada atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas. Adanya
kejujuran tidak diiringi dengan kebohongan, penipuan, dan penyimpangan
lainnya.
b) Kepedulian
Kemajuan teknologi dan globalisasi memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak.
Tetapi terdapat beberapa dampak negatif yang menyebabkan masyarakat semakin
individualis, berfikir pendek, dan kurang peduli sehingga banyak kejahatan terjadi di
muka bumi ini, termasuk tindakan korupsi. Dengan menjunjung sikap peduli semestinya
setiap orang semakin waspada terhadap kejahatan yang terjadi. Indikator yang
mencerminkan nilai kepedulian pada diri seseorang adalah menjaga diri dan lingkungan
agar tetap konsisten dengan aturan yang berlaku dan selalu berusaha untuk menjadi
teladan dalam menegakkan disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab
c)Tanggungjawab

Setiap manusia yang lahir di dunia ini memiliki beban tanggung jawab sebagai bagian
dari masyarakat yang beradab dan berbudaya. Seseorang merasa bertanggung jawab karena
menyadari akibat dari baik atau buruknya suatu perbuatan. Dalam perspektif hukum
tanggung jawab adalah konsekuensi yang berkaitan dengan etika atau moral atas perbuatan
yang telah dilakukan seseorang. Dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, tanggung
jawab adalah kesadaran seseorang atas perbuatan atau tingkah laku yang dilakukannya,
baik yang disengaja maupun tidak disengaja

c) Kerja Keras

Suatu upaya yang dilakukan dengan pantang menyerah dalam menyelesaikan pekerjaan
sampai tuntas merupakan wujud dari seseorang yang bekerja keras. Kerja keras makna
besar yaitu tidak berhenti pada tugas atau pekerjaan yang telah diselesaikan, namun lebih
mengarah pada visi besar dalam mencapai kebaikan atau kemaslahatan manusia dan
lingkungannya. Setiap orang yang bersungguh-sungguh dan pantang menyerah pasti
mendapatkan apa yang diinginkan serta meraih cita-cita yang diimpikan

e) Kesederhanaan

Masuk dalam era modern sampai pada saat ini, banyak orang sulit membedakan antara
barang kebutuhan dan keinginan. Tidak jarang pengeluaran seseorang lebih tinggi dari
pendapatannya, hal ini disebabkan karena keinginan menikmati barang dan jasa sangat
tinggi. Semakin tingginya gaya hidup glamour sehingga perlu adanya perubahan mindset
terhadap pola hidup, salah satunya bagaimana hidup dengan sederhana. Hidup sederhana
bisa dianggap sebagai seni dalam mengatur kepemilikan suatu barang dan jasa berdasarkan
nilai gunanya yang dikonsumsi dan dimanfaatkan. Dengan demikian hidup sederhana
adalah hidup bersahaja tanpa memperlihatkan kemewahan. Kesederhanaan juga dapat
diartikan dengan sikap yang menjaga kesopanan, perkataan, dan tingkah laku yang
mencerminkan kerendahan hati dan tidak sombong. Adapun indikator perilaku antikorupsi
yang mencerminkan nilai kesederhanaan adalah selalu berpenampilan apa adanya, tidak
berlebihan, tidak pamer dan tidak ria

f) Keberanian
Setiap orang dalam menjalankan pasti pernah mengalami masa-masa sulit dan masalah
besar. Dalam menghadapinya dibutuhkan keberanian untuk berpegang teguh pada tujuan.
Adanya masalah-masalah itulah terkadang membuat seseorang semakin berani menghadapi
kenyataan hidup. Seringkali seorang merasa gagal membangun keberanian karena
dipengaruhi beberapa hal seperti, kenyataan dari luar, ucapan orang lain, membayangkan
dampak yang ditimbulkan, dan beberapa faktor lainnya. Perlu diketahui bahwa diri
sendirilah yang menjadi faktor terbesar dalam membangun keberanian. Kemauan dan tekad
diri sendiri lebih utama yang mendasari rasa berani dari seseorang muncul, dibandingkan
pengaruh dari luar yang membuat rasa takut menjadi lebih tinggi.

g) Keadilan

Banyak pandangan yang menjelaskan tentang keadilan atau konsep bertindak adil.
Secara implisit, keadilan diartikan sebagai penilaian yang diberikan kepada siapapun sesuai
dengan apa yang menjadi haknya, yakni bertindak secara proporsional dan tidak melanggar
hukum. Indikator yang mencerminkan nilai keadilan dapat dilihat dari sikap yang selalu
menghargai perbedaan dan tidak pilih kasih

h) Kedisiplinan

Disiplin merupakan suatu sikap atau perilaku yang erat kaitannya dengan peraturan
dan sanksi. Seseorang dikatakan disiplin ketika melakukan perbuatan yang patuh
terhadap peraturan, baik peraturan yang bersifat normatif dan subjektif. Setiap individu
dapat mengimplementasikan sikap disiplin dimulai dari hal yang kecil seperti mengatur
waktu dan memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas,
datang ke sekolah tepat waktu, belajar dengan rajin, taat terhadap peraturan sekolah,
mengikuti upacara dengan tertib, melakukan tugas piket sesuai jadwal, dan berdoa sebelum
melakukan kegiatan belajar mengajar

i) Kemandirian

Kemandirian adalah salah satu nilai yang termasuk dalam pendidikan


antikorupsi. Kemandirian dalam pandangan konformistik merupakan konformitas
terhadap prinsip moral kelompok rujukan. Oleh karena itu, individu yang mandiri
adalah berani mengambil keputusan dilandasi oleh pemahaman akan segala
konsekuensi dari tindakannya. Pada dasarnya, perkembangan kemandirian
seseorang adalah perkembangan eksistensial manusia. Seseorang dikatakan mandiri
ketika pemikiran dan sikap yang ia tunjukan menunjukkan kedewasaan dan bertanggung
jawab dengan tindakan yang dilakukannya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan sikap
tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
Perkembangan kemandirian seseorang dipengaruhi oleh berbagai stimulasi, seperti dari
lingkungan dan potensi keturunan

3. Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program pendidikan anti korupsi ini adalah:

2.1 Metode pelatihan kepada siswa-siswi SMK N 1 Nanggulan

Metode pelatihan ini dilakukan dengan ceramah dan diskusi tanya jawab mengenai materi anti
korupsi, dampak korupsi dan tindakan yang dapat dilakukan oleh siswa-siswi untuk menghindari
dan menghentikan praktek korupsi yang ada di sekitar siswa-siswi. Pelatihan dan penyampaian
materi juga dilakukan dengan menyajikan video pewujudan sikap anti korupsi.

2.2 Simulasi dan permainan pendidikan anti korupsi .

Simulasi praktik anti korupsi simulasi dilakukan dengan pengalaman langsung melaksanakan
permainan dan memerankan peran sebagai aktor-aktor dalam politik dan ekonomi yang dapat
membuat kebijakan dan melaksanakan kegiatan ekonomi. Permainan ini dimaksudkan untuk
menyajikan situasi yang mirip dengan kenyataan asli di lapangan tentang korupsi dan dampaknya
terhadap masyarakat.

Permainannya menggunakan kartu peran, melibatkan 6 siswa yang kesemuanya mempunyai peran
serta misi yang harus dipecahkan untuk menemukan siapa yang melakukan korupsi dalam suatu
proyek yang diberikan.

2.3 Project Based Learning untuk challenge antikorupsi.

Metode project based learning membagi siswa-siswi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Tugas
dari setiap kelompok adalah mendiskusikan cara mencegah korupsi kemudian menuangkannya
dalam lukisan poster. Poster memuat gambaran singkat dan ajakan untuk mencegah korupsi. Di
akhir sesi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil poster.

Hasil dan Pembahasan


Target dalam Program Pendidikan Anti Korupsi ini adalah siswa-siswi SMK N 1 Nanggulan.
Pelaksanaan kegiatan ini dengan metode pelatihan kepada siswa-siswi SMK N 1 Nanggulan,
Simulasi dan Permainan Pendidikan Anti Korupsi, dan Project Based Learning untuk challenge anti
korupsi.

Hal-hal yang terdapat dalam materi ini antara lain, definisi korupsi menurut UU dan para ahli,
faktor-faktor penyebab korupsi, gambaran terhadap korupsi di Indonesia, distribusi terpidana
korupsi menurut jenis pekerjaannya, dan dampak yang ditimbulkan akibat adanya korupsi.

Pada saat sesi pemaparan materi ini, siswa-siswi antusias mengikuti. Beberapa siswa memberikan
tanggapan mengenai materi yang dijelaskan dengan fenomena yang mereka ketahui. Siswa-siswi
juga aktif dalam sesi tanya jawab. Siswa juga diberikan kesempatan untuk menanggapi pendapat
dari temannya.

Siswa juga diajak untuk melihat tayangan film pendek didampingi oleh tim pengabdian. Terdapat
dua film pendek yang ditayangkan. Film pertama mengisahkan mengenai sikap kejujuran yang
berani dilakukan oleh seorang anak kecil dan temannya.

Siswa menangkap apa yang harusnya ditanamkan pada diri tentang nilai-nilai antikorupsi yang
disampaikan oleh film. Disampikn juga 9 nilai anti korupsi yang harus ditanamkan siswa pada diri
sendiri yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan
adil.

Dalam program pendidikan anti korupsi, siswa mendapatkan simulasi praktik dengan permainan
anti korupsi. Nama permainan ini adalah The Suspect adalah board game dengan 6 orang pemain
yang akan mewakili 6 profesi berbeda. Masing-masing orang memainkan salah satu dari 2 peran,
yaitu orang baik atau oknum. Tugas kartu baik adalah melancarkan proyek. Sedangkan kartu
oknum tugasnya menggagalkan proyek dan tidak boleh tertangkap.

Pemain menentukan suatu proyek akan berhasil atau gagal sesuai peran masing-masing. Pemain
dibantu dengan kartu profesi untuk menentukan jalannya permainan. Profesi tersebut adalah tokoh
masyarakat, politis, jaksa, polisi, peneliti ahli, dan gubernur. Komponen permainan ini adalah kartu
karakter, kartu profesi, kartu proyek, kartu SDM, dan token.

Permainannya ada 2 fase, yaitu fase seleksi dan fase penilaian. Proyek dinyatakan sukses apabila
kartu SDM tidak ada yang berjenis ill will atau pemain yang mendapatkan token intai terbanyak
benar adalah oknum. Namun, jika pemain berkarakter oknum mendapat token intai lebih sedikit,
maka proyek dinyatakan gagal.Siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti dan memainkan
permainan ini hingga simulasi dilakukan dalam beberapa ronde/putaran permainan. Project based
learning untuk challenge anti korupsi merupakan tugas akhir yang diberikan kepada siswa yang
berkumpul dalam beberapa kelompok kecil untuk melakukan diskusi dan membuat poster ajakan
tindakan yang anti korupsi.

Hasil dalam projek kelompok ini adalah poster yang berisi beragam pesan didalamnya. Baik slogan
maupun gambar mengenai perilaku anti korupsi dan ajakan untuk menolak korupsi, bahkan
mencegahnya. Terdapat sepuluh poster dari dua kelas. Kemudian masing-masing kelas dipilih satu
poster terbaik dan diberikan reward untuk tim terbaik. Penilaian poster berdasarkan kombinasi
gambar dan pesan yang tertuang dalam poster.

Evaluasi dalam kegiatan ini tercermin dari nilai Post Test dan Pre-Test siswa-siswi SMA
Laboratorium UM, terlihat kenaikan yang cukup signifikan dari total nilai saat pre test (saat mereka
belum menerima materi apapun) dibandingkan dengan nilai post test (setelah materi, game, dan
membuat poster). Total nilai saat pre test untuk keseluruhan adalah 3.280, sedangkan nilai post test
adalah 4.790. Terdapat kenaikan 46,03% mengenai pemahaman siswa mengenai anti Korupsi.

penyalahgunaan wewenang yang dimiliki. Pemahaman ini kemudian berkembang lebih luas bahkan
tidak hanya uang dan wewenang, tetapi juga kesalahan diri seperti tidak jujur, tidak disiplin,
melanggar aturan sekolah/lalu lintas/marka jalan dll yang merugikan orang lain merupakan bentuk
tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai anti korupsi sekalipun tidak dilakukan oleh orang
yang memiliki jabatan atau wewenang tertentu.

4. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dalam program pendidikan anti korupsi ini adalah pemberian pelatihan, simulasi
melalui permainan anti korupsi, dan pemberian challenge melalui project based learning dapat
menciptakan generasi muda yang memiliki perspektif, sikap dan perilaku yang demokratis untuk
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, memiliki integritas,dan anti korupsi.

Memunculkan generasi baru yang mengedepankan pelayanan kepada masyarakat Indonesia pada
umumnya. Dan Mendorong lahirnya kader politik muda yang cerdas,berintegritas, dan anti korupsi
di tingkat siswa SMK khususnya.

Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaan seluruh siswa-siswi dalam setiap kegiatan. Antusias
bertanya dan menanggapi dari siswa-siswi. Hasil poster setiap kelompok dalam project challeng.
Dan peningkatan pemahaman sikap anti korupsi dari nilai pre test dan post test yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Manurung, R.T. 2012. Pendidikan Anti Korupsi sebagai Satuan Pembelajaran Berkarakter dan
Humanistik. Jurnal Sosioteknologi, 11(27), 234-236.
UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. KPK (online),
(http://kpk.go.id), diakses 14 September 2019.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ristekdikti (online),


(https://kelembagaan.ristekdikti.go.id), diakses 14 September

Anda mungkin juga menyukai