Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan kata yang dinegasikan oleh setiap orang, namun tidak
setiap orang menyadari bahwa korupsi telah menjadi bagian dari dirinya. Hal ini
biasanya terjadi akibat pemahaman yang keliru tentang korupsi atau karena
realitas struktural yang menghadirkan korupsi sebagai kekuatan sistematik yang
membuat tak berdaya para perilakunya. Ada nilai-nilai kultural seperi pemberian
hadiah yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan korupsi, namun ada
pula sistem yang memaksa seseorang berlaku korupsi.

Penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau individu,


sedangkanfaktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya pencegahan
korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan, atau setidaknya
mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi tersebut.

Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi
tertanam dalam diri setiap individu. Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain
meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan
oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak
terjadi. Untuk mencegah terjadinya factor eksternal, selain memiliki nilai-nilai
anti korupsi, setiap individu perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip
anti korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran,kebijakan, dan kontrol
kebijakan dalam suatu organisasi/institusi/masyarakat. Oleh karena itu hubungan
antara prinsip-prinsip dan nilai-nilai anti korupsi merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.

B. Materi
1. Apa Saja yang Merupakan Nialai-Nilai Dari Anti Korupsi
2. Penerapan Nilai-Nilai Anti Korupsi di Sekolah
3. Penanaman Nilai Anti Korupsi Bagi Mahasiswa

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja yang merupakan nialai-nilai dari anti korupsi
2. Untuk mengetahui Penerapan Nilai-nilai Anti korupsi di Sekolah
3. Untuk mengetahui Penanaman Nilai Anti Korupsi bagi Mahasiswa

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Anti Korupsi

Mengacu pada berbagai aspek yang dapat menjadi penyebab terjadinya


korupsi sebagaimana telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, dapat dikatakan
bahwa penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau
individu, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya
pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan, atau
setidaknya mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi tersebut.
Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi
tertanam dalam diri setiap individu. Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain
meliputi kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja
keras, sederhana, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu
diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar
korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, selain memiliki
nilai-nilai anti korupsi, setiap individu perlu memahami dengan mendalam.
Prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran,
kebijakan,dan kontrol kebijakan dalam suatu organisasi/institusi/masyarakat. Oleh
karena itu hubungan antara prinsip-prinsip dan nilai-nilai anti korupsi merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

3
Berikut saya kutip Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Anti Korupsi karangan
Romie O. Bura dan Nanang T. Puspito dari buku Pendidikan Anti Korupsi untuk
Perguruan Tinggi.
Nilai-nilai anti korupsi yang akan dibahas meliputi kejujuran, kepedulian,
kemandirian, kedisiplinan, pertanggungjawaban, kerja keras, kesederhanaan,
keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai inilah yang akan mendukung prinsip-prinsip
anti korupsi untuk dapat dijalankan dengan baik.

1. Jujur
Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang.
jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa
sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya
(Sugono,2008).
Kujujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas dari seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang
bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang
lain. Kejujuran juga akan terbawa dalam bekerja sehingga akan membentangi diri
terhadap godaan untuk berbuat curang atau berbohong.

4
Prinsip kejujuran harus dapat dipegang teguh oleh setiap mahasiswa sejak
awal untuk memupuk dan membentuk karakter sedini mungkin dalam setiap
pribadi mahasiswa. Nilai kejujuran juga dapat diwujudkan dalam kegiatan
organisasi kemahasiswaan. misalnya, membuat laporan keuangan dalam kegiatan
organisasi/kepanitiaan dengan jujur.
Permasalahan yang hingga saat ini masih menjadi fenomena dikalangan
mahasiswa yaitu, budaya ketidakjujuran mahasiswa. Fakta menunjukan bahwa,
budaya ketidakjujuran pada waktu menjadi mahasiswa indikatornya sederhana,
terdapat beberapa contoh budaya ketidakjujuran mahasiswa, misalnya mencontek,
plagiarism (penjiplakan karya tulis), titip absen.
Pertama, budaya ketidakjujuran mahasiswa adalah perilaku mencontek,
maka teman yang dicontek tentunya telah ’terampas’ keadilan dan
kemampuannya. Ketika mahasiswa yang dicontek belajar siang malam, tetapi
pencontek yang suka hura-hura dengan gampangnya mencuri hasil kerja keras
temannya. Mencontek akan menghilangkan rasa percaya diri mahasiswa. Bila
kebiasaan tersebut berlanjut maka percaya diri akan kemampuan diri menjadi
luntur, sehingga semangat belajar jadi hilang, mahasiswa akan terkungkung oleh
pendapatnya sendiri, yang merasuki alam pikirannya bahwa untuk pintar tidak
harus belajar, tetapi mencontek.
Kedua, perilaku ketidakjujuran mahasiswa adalah fenomena plagiarisme
(penjiplakan karya tulis) yang selalu menjadi momok bagi pendidikan di
Indonesia. Terungkapnya kasus plagiarisme dibeberapa perguruan tinggi, menjadi
tolak ukur bagi kualitas pendidikan. Tindakan copy paste saakan menjadi ritual
wajib dalam memenuhi tugas dari dosen. Banyak mahasiswa bahkan peneliti yang
ditengarai melakukan plagiat.
Ketiga, perilaku ketidakjujuran mahasiswa adalah titip absensi, absensi
yang ditanda tangani mahasiswa sering disalah gunakan. Tandatangan fiktif pun
mewarnai absensi, padahal dalam satu pertemuan adakalanya jumlah kehadiran
mahasiswa tidak sebanding dengan tandatangan yang hadir terlihat tidak banyak
tapi tandatangan di absensi penuh dan mahasiswa hadir semua.
Perilaku mencontek, plagiarisme, dan titip absen merupakan manifestasi
ketidakjujuran yang pada akhirnya memunculkan perilaku korupsi. Kejujuran

5
merupakan barang langka di Indonesia. Banyak orang pintar yang lulus perguruan
tinggi,tetapi sangat langka orang pintar yang jujur, sehingga berakibat sulitnya
mengukur kadar kesuksesan proses belajar-mengajar. Proses ketidakjujuran
tersebut merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan dan perlu perhatian serius,
sebab bagaimana mungkin institusi pendididkan justru menjadi sarang korupsi,
ini jelas berbanding terbalik dengan hakekat pendidikan yang benar, yakni ingin
menciptakan manuasia yang berilu dan bermoral, dan apabila budaya ketidakjujur
mahasiswa seperti mencontek, plagiarism, titip absen,dll tidak segera diberantas,
maka perguraan tinggi akan menjadi bagian dari ‘pembibitan’ moral yang
dekstruktif di Indonesia.

2. Disiplin
Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan (Sugono,2008).
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang, ketekunan, dan konsisten untuk
terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kapatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplan tidak akan terjerumus
kedalam kamalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara mudah. Nilai
kedisiplinan pada mahasiswa dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk
mengatur dan mengelolah waktu untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup
akademik maupun sosial kampus. Kepatuhan pada seluruh peraturan dan
ketentuan yang berlaku di kampus, mengerjakan sesuatunya tepat waktu, dan
fokus pada perkuliahan.
Manfaat dari hidup yang disiplin adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan
hidupnya dengan waktu yang efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya.
Misalnya orang tua akan lebih percaya pada anaknya yang hidup disiplin untuk
belajar dikota lain dibandingkan dengan anak yang tidak disiplin. Selain disiplin
dalam belajar perlu dimiliki oleh mahasiswa agar diperoleh hasil belajar yang
maksimal.
Tidak jarang dijumpai perilaku dan kebiasaan peserta didik menghambat
dan tidak menunjang proses pembelajaran. Misalnya sering kita jumpai

6
mahasiswa yang malas, sering tidak hadir, motivasi yang kurang dalam belajar,
tidak mengerjakan tugas, melanggar tata tertib kampus, terlambat masuk kuliah,
tidak melaksanakan jadwal piket atau dines sesuai jadwal yang ditetapkan,
membuat gaduh dikelas atau kampus, tidak duduk dengan rapih, menggangu
orang lain, tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, berbicara sendiri atau diskusi
dengan teman ketika dosen menjelaskan, tidak mengisi jam kosong pembelajaran
dengan hal-hal positif,dll. Atas hal tersebut, punishment yang tegas harus
diberikan tanpa toleransi apapun, misalnya, mahasiswa tidak diizinkan masuk
kelas apabila datang terlambat, nama mahasiswa tidak tercantum apabila tidak
mengerjakan tugas individu dengan tepat waktu. Hal tersebut merupakan
pembelajaran yang sederhana namun akan berdampak luar biasa kedepannya,
seperti kata pepatah sediki demi sedikit lama-lama menjadi bukit, begitu pula
apabila kebiasaan buruk dibiarkan maka kejahatan yang lebih besar dapat
dilakukan.
Saat ini kenakalan mahasiswa cenderung mengarah kepada tindakkan
kriminalitas atau tindakkan melawan hukum. Kenakalan mahasiswa dapat
dikatakan dalam batas kewajaran apabila dilakukan dalam rangka mencari
identitas atau jati diri dan tidak merugikan orang lain. Peranan dosen dalam
menanamkan nilai disiplin yaitu yang menjadi teladan, sabar dan penuh
pengertian. Dosen diharuskan mempu mendisiplinkan mahasiswa dengan kasih
sayang, khususnya disiplin diri (self discipline). Dalam usaha tersebut dosen perlu
:
a. Membantu mahasiswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya,
misalnya: waktu belajar dirumah, lama mahasiswa harus membaca atau
mengerjakan tugas.
b. Menerapkan peraturan akademik sebagai alat dan cara menegakan disiplin,
misalnya, menerapkan rewerd and punishment secara adil, sesegera
mungkin dan transparan (Siswandi,2009).
Manfaat disiplin mahasiswa diantaranya hidup teratur, dapat
mangatur waktu, dan pekerjaan selesai tepat waktu.

7
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
atau kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan
(Sugono,2008). Pribadi yang utuh mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa kaadaan dirinya dimuka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tunduk dan kegiatan yang
dilakukan akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, Masyarakat, Negara dan Bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka
seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan meiliki
kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak
memiliki rasa tanggung jawab. Seseorang yang dapat menunaikan tanggung
jawabnya sekecil apapun itu dengan baik akan mendapatkan kepercayaan dari
orang lain.
Penerapan nilai tanggung jawab pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam
bentuk:
a. Mempunyai prinsip dan memikirkan kemana arah masa depan yang akan
dituju.
b. Mempuyai attitude atau sikap yang menonjolakan generasi penerus tenaga
kesehatan yang berguna di kemudian hari dalam mengebangkan
profesinya.
c. Selalu belajar untuk menjadi generasi muda yang berguna, tidak hanya
dengan belajar tetapi mempunyai sikap dan keperibadian baik.
d. Mengikuti semua kegiatan yang telah dijadwalkan oleh kapus yaitu ikut
praktikum laboratorium di kampus; praktik klinik di rumah sakit,
puskesmas dan komunitas; ujian dan mengerjakan semua tugas in atau out.
e. Menyelesaikan tugas pembelajaran dan praktik secara individu dan
kelompok yang diberikan oleh dosen dengan baik dan tepat waktu.

4. Adil
Adil adalah sama berat, tidak berat sebalah, tidak memihak. Keadialn
adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai apa yang menjadi

8
haknya, yakni dengan bertindak proporsional dan tidak melanggar hukum. Pribadi
dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai
dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa
yang dia upayakan. Jika ia seorang pemimpin, ia akan memberiakan kompensasi
yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya, ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa
perkuliahannya agar mahasiswa dapat mempertimbangakan dan mengambil
keputusan secara adil dan benar.
Nilai keadilan dapat dikembangakan oleh mahasiswa dalam kehidupan
sehari-hari, baik didalam kampus maupun diluar kampus. Hal ini antara lain dapat
diwujudkan dalam bentuk:
a. Menimbang atau menakar segala sesuatu secara objektif dan seimbang
ketika menilai teman atau orang lain dapet diwujudkan dalam bentuk
selalu memberikan pujian tulus kepada kawan yang berprestasi, memilih
kawan tidak berdasarkan latar belakang sosial.
b. Ketika ada teman berselisih, dapat bertindak bijaksana dan memberikan
solusi serta tidak memojokan salah satu pihak, memihak yang benar secara
proporsional.
c. Tidak mengurangi dosis atau takaran obat yang diberiksn kepada klien.
d. Adil terhadap dirinya sendiri, seperti belajar maksimal sebagai sebuah
keadilan terhadap potensi dan bakat yang di berikan oleh Allah SWT.
e. Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan dengan cara hidup
seimbang. Belajar dan berkerja, berolahraga, beristirahat atau menunaikan
hak tubuh lainnya seperti makan atau minum dengan seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan.
f. Memberikan pelayanan perawatan yang sama kepada semua klian (tidak
membedakan status sosial, agama, ras/suku, bangsa, dll).

5. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran, berani mengaku kesalahan, berani bertanggungjawab, dan

9
berani menolak kebatilan. Ia tidak akan menoleransi adanya penyimpangan dan
berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendiri dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan
perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi
dan tidak takut tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-
hal yang menyimpang.
Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan, serta
keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan
akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat.
Untuk mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian
dan keyakinan mahasiswa, mahasiswa harus mempertimbangkan denagn sebaik-
baiknya. Pengetahuan yang mendalam menimbulkan perasaan pecaya diri sendiri.
Jika mahasiswa menguasai masalah yang dia hadapi, diapun akan menguasai diri
sendiri. Dimanapun dan dalam kondisi apapun sering kali harus diambil
keputusan yang cepat dan harus dilaksanakan dengan cepat pula.
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dengan kehidupan
dikampus. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk:
a. Bertanya kepada dosen jika tidak mengerti
b. Berani mengemukakan pendapat secara bertanggungjawab ketikak
berdiskusi atau berani maju ke depan untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan.
c. Melaporkan temannya yang membuat tugat atau makalah dengan cara copy
paste dari sumber lain tanpa memperhatikan kaidah penulisan ilmiah atau
meyadur dari makalah yang sudah jadi ( yang dibuat sendiri maupun orang
lain).
d. Melaporkan teman yang berbuat curang ketika ujian seperti mencontek,
membuat ringkasan untuk mencontek, atau diskusi pada saat ujian.
e. Melaporkan jika dirinya sendiri atau teman mengalami intimidasi atau
kekerasan dari teman atau orang lain.
f. Mengakui kesalahan yang dilakukan dan bertanggungjawab untuk
memperbaiki kesalahan serta berjanji tidak mengulangi kesalahan yang
sama.

10
g. Mengajukan saran/usul perbaikan proses balajar mengajar dengan cara
santun.
h. Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding, jurnal, atau publikasi
ilmiah lainnya.
i. Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaaan tawuran mahasiswa
serta perbuatan tercela.

Pengetahuan yang mendalam diperlukan untuk menerapkan nilai


keberanian yang membuat mahasiswa menjadi menguasai masalah yang dihadapi.

6. Peduli
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan
(Sugono,2008). Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu,
menderita dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan
tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar, tetapi ia
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
Nilai kepedulian mahasiswa harus mulai ditimbulkan sejak berada di
kampus. Oleh karena itu, upaya untuk mengembangkan sikap peduli dikalangan
mahasiswa sebagai subjek didik sangat penting. Hal tersebut dapat diwujudkan
dengan:
a. Berusaha ikut memantau jalanya proses pembelajaran, memantau sistem
pengelolaan sumber daya di kampus.
b. Memantau kondisi infrastruktur lingkungan kampus.
c. Jika ada teman atau orang lain yang tertimpa musibah, mahasiswa dengan
suka rela dengan mengumpulkan bantuan dana dan barang, atau mungkin
memantau dengan tenaga langsung sesuai kebutuhn yang terkena musibah.
d. Terlibat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan BEM, HIMA.
e. Tidak merokok, karena asap rokok yang ditimbulkan dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain.

11
f. Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol atau NAPZA karena bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti menimbulkan perilaku
adiktif, pertengkaran, pelecehan, dan mengganggu keamanan serta
ketertiban kampus.
g. Membuang sampah pada tempat, jika melihat sampah berserakan
sebaiknya mahasiswa memungutnya agar tercipta lingkungan kampus
yang bersih.
h. Menghargai dan menghormati teman, dosen, dan karyawan.
i. Bersikap ramah tamah, peduli, dan suka menolong terhadap masyarakat
sekitar.
Nilai kepedian juga dapat diwujudkan dalam bentuk mengindahkan
seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di dalam kampus dan di luar
kampus.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk mengalang dana guna memberikan bantuan biaya pendidikan
bagi mahasiswa yang membutuhkan. Ini penting dilakukan baik oleh mahasiswa
maupun dosen agar memberikan dampak positif bagi tertanamnya nilai
kepedulian. Pengembangan dari tindakan ini juga dapat diterapkan dengan
mengadakan kelas-kelas kecil yang memungkinkan untuk memberikan perhatian
dan eksistensi intensif. Dengan adanya kelas-kelas ini, maka bukan hanya
hubungan antara mahasiswa dengan dosen tapi berhubungan antara mahasiswa
dengan banyak mahasiswa yang saling interaktif dan positif juga dapat terjalin
dengan baik dan di situ mahasiswa dapat memberikan pembelajaran, perhatian,
dan perbaikan terus menerus.

7. Kerja Keras
Bekerja keras dapat didasari dengan adanya kemauan. Kemauan
menimbulkan asosiasi dengan keteladanan, ketekunan, daya tahan, daya kerja,
pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, dan pantang
mundur.
Perbedaan nyata akan jelas telihat antara seseorang yang mempunyai etos
kerja dengan tidak memilikinya. Individu beretos kerja upaya meningkatkan

12
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya fikir dan kemampuannya untuk melaksanakan
tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu
tanpa mengeluarkan keringat.
Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang
sesuai dengan target. Kerja keras dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya : dalam melakukan sesuatu menghargai proses
bukan hasil semata, tidak melakukan jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas-
tugas akademik dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, bekerja keras akan tidak
berguna jika tanpa adanya pengetahuan. Di dalam kampus para mahasiswa
diperlengkapi dalam berbagai ilmu pengetahuan. Di situlah para dosen memiliki
peran penting agar setiap usaha kerja keras mahasiswa dan juga arahan-arahan
kepada mahasiswa tidak menjadi sia-sia.
Contoh peranan nilai kerja keras pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam
bentuk :
a. Belajar dengan sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita.
b. Memanfaatkan waktu luang untuk belajar.
c. Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada dosen tentang
materi yang belum dipahami.
d. Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
e. Tidak tergantung kepada orang lain didalam mengerjakan tugas-tugas
kampus.
f. Rajin megikuti kegiatan ekstra kulikuler untuk meningkatkan prestasi diri.
g. Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak berguna.

8. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhan yang semestinya tanpa
berlebih-lebihan. Dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang dibiasakan untuk
tidak hidup boros yang tidak sesuai kemampuannya. Selain itu seseorang yang
bergaya hidup sederhana juga akan memperioritaskan kebutuhan diatas
keinginannya dan tidak tergoda untuk hidup dengan gemilang kemewahan. Ilmu

13
pengetahuan adalah kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya. Ia
menyadari bahwa mengajar harta tidak akan ada habisnya karena nafsu
keserakahan akan selalu menimbulkan keinginan untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
Mahasiswa dapat menerapkan nilai kesederhanaan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dikampus maupun diluar kampus, misalnya : dengan hidup sesuai
kebutuhan, tidak suka pamer kekayaan, dan sebagainya. Gaya hidup mahasiswa
merupakan hal yang penting dalam interaksi dengan masyarakat disekitarnya.
Dengan gaya hidup sederhana, mahasiswa dibiasakan untuk tidak boros, hidup
sesuai kemampuannya dan dapat memenuhi semua kemampuannya. kerap kali
kebutuhan diidentikan dengan keinginan semata, padahal tidak selalu kebutuhan
sesuai dengan keinginan dan sebaliknya .
Dengan penerapan prinsip hidup sederhana, mahasiswa di bina untuk
memprioritaskan kebutuhan di atas keinginannya. Prinsip hidup sederhana ini
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama mahasiswa
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki,
tamak, egois, dan sikap-sikap negatif lainnya. Prinsip hidup sederhana juga
menghindarkan seseorang dari keinginan yang berlebihan.
Contoh penerapan nilai kesederhanan pada mahasiswa dapat di wujudkan
dalam bentuk :
a. Tawadhu’(rendahhati). Tidak membeda-bedakan golongan, status sosial
atau pun berbagai bentuk atribut lainya. orang yang rendah hati menyadari
bahwa betapa pun besarnya dia, masih terdapat kekurangan, sehingga Ia
mau mengakui kelebihan orang lain, jauh dari sifat gila hormat, ambisi
pangkat atau jabatan serta sifat-sifat rendah lainnya .
b. Berpakaian yang sopan dan sesuai aturan yang di tetapkan.
c. Merasa cukup dengan apa yang ada, bukan lantaran pasrah, melainkan
telah berusaha menyempurkana usaha.
d. Tidak sombong atau menonjolkan diri dalam pergaulan (dalam arti
negatif), sekalipun ia mempunyai kelebihan atau kemampuan.
e. Menyelaraskan antara kebutuhan atau keinginan dengan kemampuan
secara realitas dan proporsional.

14
f. Bersabar serta berprasangka baik. Kejengkelan atau prasangka buruk tidak
akan mengubah keadaan atau menyelesaikan masalah, bahkan menambah
masalah.
g. Selalu bersyukur dengan apa yang ia miliki, tetapi ia lakukan.
h. Tidak sombong ketika dipuji, dan tidak rendah diri ketika dikritik atau di
berikan saran oleh orang lain

9. Mandiri
Di dalam beberapa buku, di jelaskan bahwa mandiri berarti dapat berdiri di
atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam
berbagai hal. kemandirian di anggap sebagai suatu hal yang penting dan harus
dimiliki oleh seorang lain. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain. Kemandirian membentuk
karakter yang kuat pada diri seseorang untuk menjadi tidak tergantung terlalu
banyak pada orang lain . mentalitas kemandirian membentuk karakter yang kuat
pada diri seseorang untuk menjadi tidak tergantung terlalu banyak kepada orang
lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang dapat mengoptimalkan daya
fikiran guna bekerja secara efektif. Jejaring sosial yang dimiliki pribadi yang
mandiri di manfaatkan untuk menunjang pekerjaannya tetapi tidak untuk
mengalihkan tugasnya. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan
dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan
sesaat.
Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk dapat
mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini penting untuk masa depannya
dimana mahasiswa tersebut harus mengatur kehidupannya dan orang-orang yang
berada di bawah tanggungjawab nya sebab tidak mungkin orang yang tidak dapat
mengatur dirinya sendiri akan mampu mengatur hidup orang lain. Dengan
karakter Kemandirian tersebut mahasiswa di tuntut untuk mengerjakan semua
tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi, 2004).
Ciri mahasiswa mandiri adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan
untuk mandiri dan bertanggungjawab ditenga harus besar tuntutan kebebasan :

15
seperti mengutip ungkapan dari mendikbud Muhammad Nuh bahwa yang bisa
membedakan siswa dan mahasiswa adalah kedewasaan. Mahasiswa harus
memegang 2 hal substansial, yakni tanggung jawab dan kemandirian.
Menjadi mahasisiswa mandiri dan dewasa menjadi kedewasaan yang
matang serta dibutuhkan analictical cases yang dalam. Orang yang sudah dewasa
memiliki banyak kelebihan daripada seorang yang jati dirinya masih labil.
Seseorang yang dewasa biasanya memiliki sikap 3R (Realible, Responsible, dan
Reason nable). Realible artinya dapat diandalkan, responsible yaitu orang yang
selalu bertanggung jawab apa yang diaperbuat serta siap menanggung resiko
apapun yang dihadapi, dan freasonable artinya berasal dari setiap hal apaun yang
dilakukannya harus dilandasi dengan dasar pemikiran dan tujuan yang jelas.
Selain memiliki sikap 3R, mahasiswa mandiri dan dewasa juga harus memilik
sifat-sifat seperti:
a. Sense of Reality and emotional stability
b. Mampu menghadapi tantangan dengan baik ,meskipun gagal tetap tidak
pernah menyerah dan menganggap semua rintangan sebagai sebuah
tantangan yang harus di tempuh sebagai sebuah proses dalam mencapai
kesuksesan.
c. Mampu bersyukur dimasa-masa sulit, biasanya orang yang masih labil
,akan sulit bersyukur dimasa-masa sulit yang ada masalah memberontak
dan tidak mampu mensyukuri apa yang mereka miliki
d. Dapat menentukan keputusan dan berpikir pijak dalam keadaan terdesak.
e. Dapat mengontrol amarah saat ada sesuatu yang menyakitkan hati serta
memiliki toleransi dan optimis tinggi
f. Berpikir seribu kali sebelum melakukan satu kegiatan serta tidak gegabah
dan selalu berpikir matang sebelum bertindak
g. Memiliki solidaritas yang tinggi terhadap teman-teman dan orang yang
membutuhkan .

16
Penerapan nilai tanggung jawab pada mahasiswa dapat di wujudkan dalam
bentuk :
a. Mau belajar dengan kesadaran sendiri sesuai dengan jadwal yang ia
tetapkan sendiri.
b. Dengan kemauan sendiri berlatih suatu keterampilan tertentu seperti
perasat personal Higiene, pasang infus, dll.
c. Tidak terlalu banyak bergantung kepada bantuan orang lain.

Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk


mengerjakan soal ujian secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas akademik secara
mandiri.

B. Penerapan Nilai-nilai Anti korupsi di Sekolah


Masa depan bangsa dan Negara Indonesia ini ada di tangan generasi muda.
Generasi mudamerupakan agen perubahan(agent of change)karena generasi muda
sebagai penentu perkembangan ataupun kemunduran suatu bangsa dan negara,
namun kenyataannya beberapa kasus korupsi yang melanda bangsa Indonesia
melibatkan anak muda. Hal tersebut didasarkan karena sifat mayoritas anak-anak
muda saat ini ingin mendapatkan sesuatu dengan “budaya formalin” cara cepat,
sukses dengan cara cepat, kaya dengan cara cepat, dan semuanya ingin serba
cepat.
Berikut adalah contoh generasi muda yang semula berprestasi tetapi ketika
menduduki jabatan memilih untuk mengejar kekayaan dengan cara korupsi. Anak
muda seperti ini mengabaikan nilai moralitas untuk mendapatkan kesejahteraan.
Padahal kesuksesan yang hakiki hanya diperoleh dari kerja keras dan kesediaan
berbagi banyak manfaat terhadap sesama. Gayus Tambunan (lahir di Jakarta, 9
Mei1979; umur 35 tahun) adalah mantan PNS pada Dirjen PajakKementerian
Keuangan Indonesia. Gayus merupakan siswa yang cerdas semasa sekolah,
terbukti dia dapat masuk ke SMAN 13 Jakarta yang notabene merupakan SMA
favorit di daerah Jakarta Utara, kemudian meneruskan pendidikannya ke Sekolah
Tingi Akuntansi Negara (STAN) lulus pada tahun 2000. Setelah lulus dari STAN
Gayus ditempatkan bekerja di Balikpapan. Gayus diangkat menjadi PNS golongan

17
IIIA di Bagian Penelaah Keberatan pada Seksi Banding dan Gugatan Wilayah
Jakarta II Ditjen Pajak. Kelangsungan karier Gayus terus berlanjut di Dirjen Pajak
sampai diberhentikan karena tersandung kasus hukum korupsi Pajak pada tahun
2010.Gaji 12.1 juta per bulan masih belum memuaskan hasratnya untuk terus
menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya. Hingga pada tahun 2013 sebelum
dijatuhkan putusan inkrah untuknya, pemuda tersebut dilaporkan mempunyai
kepemilikan harta sekitar Rp 100 miliar dengan bekerja hanya dalam waktu lima
tahun di Ditjen Pajak. Harta itu tersimpan senilai Rp 74 miliar, yang terdiri atas
berbagai rekening dan deposito. Harta bergerak lainnya berupa mobil Honda Jazz,
Ford Everest, dan lain-lain. Gayus juga memiliki beberapa rumah dan 31 batang
emas masing-masing 100 gram. “Budaya formalin”telah menjerumuskan dirinya
ke dalam vonis inkrah oleh Mahkamah Agung pada tanggal 23 Juli 2013 lalu
sehingga total hukuman Gayus menjadi terpidana 30 tahun. Suatu ganjaran yang
mahal dibandingkan kesenangan yang didapat hanya sesaat.
Angelina Patricia Pingkan Sondakh atau dipanggil Angie (lahir
di Australia, 28 Desember1977; umur 36 tahun) merupakan putri dari Lucky
Sondakh, adalah contoh realita seorang generasi muda yang berprestasi dari
kalangan keluarga berpendidikan dan berakhlak, ternyata dapat terjangkit virus
korupsi. Angie meniti pendidikan dasar Laboratorium IKIP di Manado, Sulawesi
Utara dan pernah belajar di Year 9-10 Presbyterian Ladies
College, Sydney, Australia dan Year 11 Armidale Public High
School, Armidale, Australia serta Unika Atmajaya Jakarta, Fakultas Ekonomi
Pemasaran. Prestasi yang diraihnya cukup banyak diantaranya adalah, juara I
lomba pidato Bahasa Inggris se-Sulut, juara I lomba debat ilmiah se-Sulut, juara I
penataran P-4 Unika Atmajaya serta juara I lomba pemandu wisata Sulawesi
Utara (1997), dan menjadi pemenang puteri Indonesia 2001. Pada 17
Agustus2002, dia meraih penghargaan Satya Karya Kemerdekaan dari Menteri
Sosial Republik Indonesia. Sebagai anggota DPR gaji bersih Angie sekitar Rp 20
juta tidak membuatnya merasa puas, sehingga dia masih melakukan korupsi pada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pemuda dan
Olahraga. Akibat ingin cepat mengumpulkan harta tersebut maka prestasi dan
perjuangan dalam mencapai popularitas hilang dalam sekejap karena pada

18
tanggal 20 November 2013, hakim ketua pada majelis kasasi yang dipimpin
Hakim Agung Artidjo Alkostar mengabulkan kasasi yang diajukan jaksa sehingga
menjatuhkan vonis inkrah pidana 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider
8 bulan kurungan untuk Angelina. Ibarat pepatah karena nila setitik rusak susu
sebelanga.
1. Korupsi
Korupsi di Indonesia sudah dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra
ordinary crime). Berdasarkan surveyBadan Pengawas Korupsi Dunia,
Transparancy International(TI) tahun 2013 Indonesia menempati urutan 114
negara terkorup di dunia dari 175 negaradengan indeks persepsi 32.Korupsi
seperti telah menjadi way of life di Indonesia, apalagi virus korupsi telah
menggerogoti generasi muda. Youth DepartementTransparancy International
Indonesia, Lia Toriana menyatakan bahwa pemahaman anak muda tentang
integritas sebenarnya cukuptinggi, hanya saja kondisi permisif dan
tolerir terhadap hal-hal yang tidak baik mempengaruhi perilaku anak muda.
Terlebih jika mereka sudah masuk kedalam sistem, untuk itu sangat penting
pembentukan karakter bagi generasi muda.Korupsi merupakan suatu tindakan
yang menyimpang dan melanggar etika serta merugikan pihak lain. Tahun 2006
Komisi Pemberantasan Korupsi mendefinisikan korupsi sebagai semua
penyalahgunaan penggunaan kewenangan yang menyebabkan kerugian negara
oleh karena itu dianggap sebagai tindak pidana. Menurut KPK penyalahgunaan
kewenangan dapat berbentuk:
a. suap menyuap.
b. penggelapan dalam jabatan.
c. perbuatan pemerasan.
d. perbuatan curang, dan
e. benturan kepentingan dalam pengadaan.

Tindakan korupsi merupakan sekumpulan kegiatan yang menyimpang dan


dapat merugikan orang lain. Kasus-kasus korupsi banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Pada lingkungan siswa di sekolah juga banyak ditemui
praktek-praktek korupsi sederhana seperti mencontek, berbohong, melanggar

19
aturan sekolah, membolos, sering terlambat dalam mengikuti sebuah kegiatan, dan
terlambat masuk sekolah.Namun demikian hal kecil tersebut tidak boleh dibiarkan
karena dapat menjadi bibit penyebar budaya korupsi. Untuk itulah perlunya
pendidikan anti korupsi harus diberikan sejak dini dan dimasukkandalam proses
pembelajaran mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengahsampai pendidikan
tinggi.

2. Akibat Korupsi
Korupsi sudah sedemikian menggurita dalam kehidupan masyarakat, yang
paling dirugikan dalam hal ini adalah rakyat, karena sejumlah besar uang yang
dikorupsi hakikatnya adalah uang rakyat. Korupsi merupakan tindakan yang dapat
menyebabkan sebuah negara menjadi bangkrut dengan efek yang luar biasa
seperti terhambatnya pembangunan nasional disebabkan oleh hancurnya
perekonomian sehingga menyengsarakan masyarakat. Efek konkretnya adalah
memperparah kemiskinan, pendidikan, pelayanan kesehatan menjadi mahal,
fasilitas umum seperti transportasi menjadi tidak aman serta rusaknya
infrastruktur jalan,dan yang paling berbahaya adalah meningkatnya angka
pengangguran mengakibatkan angka kriminalitas pun meningkat. Korupsi juga
memperburuk citra bangsa Indonesia di mata internasional.

3. Pendidikan Anti Korupsi (PAK)


Korupsi merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi masyarakat
dan Negara Indonesia, oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk
memberantasnya.Selama ini upaya pemberantasan korupsi hanya fokus pada
upaya menindak para koruptor (upaya represif), tetapi sedikit sekali perhatian
pada upaya pencegahan korupsi (upaya preventif). Pendidikan anti korupsi
merupakan upaya preventif yang dapat dilakukan untuk generasi muda,melalui 3
jalur, yaitu: 1) pendidikan di sekolah yang disebut dengan pendidikan formal, 2)
pendidikan di lingkungan keluarga yang disebut dengan pendidikan informal, dan
3) pendidikan di masyarakat yang disebut dengan pendidikan nonformal.
Pendidikan anti korupsi harus mengintegrasikan domain pengetahuan (kognitif),
sikap serta perilaku (afeksi), dan keterampilan (psikomotorik). Nilai-nilai PAK

20
harus ditanamkan, dihayati, diamalkan setiap insan Indonesia sejak usia dini
sampai perguruan tinggi, bila perlu long life education, artinya nilai-nilai PAK
menjadi nafas di setiap waktu, setiap tempat semasa masih hidup.

4. Metode PAK di Sekolah


PAK sangat penting dilakukan melalui jalur pendidikan. Model
penyelenggaraan PAK dilakukan dengan 3 model yaitu: Model Terintegrasi dalam
Mata Pelajaran, Model di Luar Pembelajaran melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler,
dan Model Pembudayaan/Pembiasaan Nilai dalam seluruh aktivitas kehidupan
siswa.
Tujuan yang ingin dicapai PAK adalah: 1) membuat siswa mengenal lebih
dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi sehingga tercipta generasi yang sadar
dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan mengerti sanksi yang
akan diterima jika melakukan korupsi, 2) menciptakan generasi muda bermoral
baik serta membangun karakter teladan agar anak tidak melakukan korupsi sejak
dini.
Merealisasi Kegiatan Pembelajaran Penanaman Nilai-Nilai Anti Korupsi
Siswa di Sekolah:
Kurikulum PAK tidak berbentuk mata pelajaran, melainkan nilai-nilai anti
korupsi tersebut diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Nilai-nilai yang
diajarkan dalam PAK adalah kejujuran, tanggung jawab, kemandirian,
kedisiplinan, keberanian, keadilan, kesederhanaan, kerja keras, dan tidak korupsi.
Pendidikan ini mengarah kepada malu apabila tergoda untuk melakukan korupsi,
dan marah bila menyaksikannya. Nilai-nilai anti korupsi dirancang pada mata
pelajaran IPS yang terintegrasi dengan proses pembelajaran sebagai kurikulum
tersembunyi. Nilai-nilai anti korupsi secara eksplisit terintegrasi dengan mata
pelajaran PKn dan Pendidikan agama. Nilai-nilai PAK menjadi tanggung jawab
semua guru mata pelajaran. Strategi PAK di Sekolah dilakukan dengan cara
mengintegrasikan beberapa nilai dan perilaku anti korupsi ke dalam:

1) Pengembangan materi, metode, media, dan sumber belajar pada setiap


mata pelajaran, terutama mata pelajaran yang relevan.

21
a) PAK disesuaikan dengan dengan permasalahan kompleks
dalam dunia nyatayang mencakup 3 domainyaitu kognitif
(pengalihan pengetahuan), afektif (upaya pembentukan
karakter), dan psikomotorik (kesadaran moral dalam
melakukan perlawanan) terhadap penyimpangan perilaku
korupsi.Media:yang dapat dipakai dalam pembelajaran PAK
diantaranya: tabel angka korupsi, media audiovisual seperti
video-video yang berhubungan dengan korupsi, studi pustaka
tentang negara-negara maju yang hidup tanpa korupsi, media
Ular Tangga Anti Korupsi, dan dengan permainan Gobak
Sodor. Sumber Belajar: meliputi media cetak, media
elektronik, dokumentasi produk hukum, koran, majalah, buku,
annnual report, kitab, CD, internet, narasumber seperti penegak
hukum (polisi, KPK, jaksa, hakim), ulama,audio, visual, audio
visual rekaman/ tayangan persidangan kasus korupsi, dan UU
terkait kasus korupsi.Pendekatan: Pembelajaran
kontekstual(Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah
pendekatan pembelajaran yang membantu guru mengkaitkan
antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa,
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Materi yang disampaikan melalui pembelajaran
kontekstual dapat menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan
nyata. Strategi: PAK harus memberikan experiential
learning, yang tidak semata mengkondisikan para peserta didik
mengetahui, namun harus memberi kesempatan untuk
membuat keputusan dan pilihan untuk dirinya
sendiri.Cooperative Learning merupakan model pembelajaran
dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecilsecarakolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampa
i 6 orang,struktur kelompok bersifat heterogen.

22
Keberhasilan belajar kelompoktergantung
pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok
baik secara individual maupun kelompok.Metode:active
learning danstudent centered learning (SCL) merupakan model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan anak didik. Siswa
terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran,
metode pemberian keteladanan, penelahan berbagai modus
operandi korupsi, serta studi kasus atau lapangan dan
pemecahan masalah, pelatihan kejujuran dan kedisiplinan.
Model pembelajaran yang berpusat kepada siswa diantaranya:
Model Pembelajaran Jigsaw, Investigasi Kelompok (Group
Investigation), Student Team Achievement Division (STAD),
NHT (Numbered Head Together), Metode Pemecahan Masalah
(Problem Solving), Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning), debate, ex change partner, games,
role playing, dan sebagainya. Evaluasi: Teknik evaluasi
autentik mengukur aspek verbal, kognitif peserta didik, juga
mengukur karakter, keterampilan, kewaspadaan dan cara
berfikir siswa dalam mengatasi masalah. Evaluasi yang
dikembangkan dalam proses belajar pendidikan anti korupsi
terdiri dari dua macam, yaitu test dan non test. Evaluasi dengan
test menggunakan pertanyaan berbentuk essay untuk menguji
pengetahuan (kognisi), sikap (afeksi), dan tindakan
(psikomotorik) terkait dengan sejumlah masalah korupsi.Non
Tes terdiri: kinerja, keterampilan, kumpulan hasil kerja (karya)
siswa, potofolio berisi berbagai pengalaman dan pemikiran
tentang problem korupsi.

2) Pengembangan Berbagai Bentuk Kegiatan Kesiswaan


3) PAK yang terintegrasi dengan mata pelajaran dan proses pembelajaran
diimplementasikan di laboratorium warung kejujuran.Memberikan
kepercayaan kepada siswa untuk mengelola warung kejujuran adalah
bentuk tanggung jawab siswa kepada sekolah. Laboratorium warung

23
kejujuran merupakan implementasi hasil penanaman nilai-nilai anti
korupsi di kelas. Adanya laboratorium warung kejujuran menjadikan
siswa memperoleh pengalaman secara langsung. Laboratorium warung
kejujuran melibatkan beberapa mata pelajaran, diantaranya mata
pelajaran IPS yaitu materi konsep jual beli, dan mata pelajaran PKn
dan agama yaitu materi konsep kejujuran. Penerapan warung kejujuran
dapat memberikan manfaat bukan hanya bagi siswa tapi juga berguna
bagi guru dan sekolah. Tujuan warung kejujuran adalah membiasakan
dan melatih nilai-nilai kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, dan
tanggung jawab. Kelak siswa akan lebih bertanggungjawab dalam
menghadapi berbagai masalah di setiap langkah kehidupan serta
membentuk sikap anti korupsi siswa.
4) Dalam pelaksanaan kegiatan kesiswaan seperti OSIS, Pramuka,
Kopsis, PMR, dan sebagainya mulai dari rencana, keputusan rapat,
pelaksanaan kegiatan, dan hasil kegiatannya ditulis dalam jurnal
kegiatan individual pengurus atau panitia yang sewaktu-waktu dapat
dicek oleh siapapun dan diumumkan secara tertulis di Papan Informasi
Kegiatan. Tujuannya agar dapat dibaca oleh seluruh warga sekolah.
Untuk itulah perlu ditumbuhkan rasa dedikasi, keikhlasan, rasa
pengabdian, demokratis, dan objektif dalam setiap sanubari anggota
serta pengurus organisasi kesiswaan.
5) Pembiasaan perilaku di kalangan warga sekolah. Dalam melaksanakan
pembiasaan-pembiasaan perlu disampaikan pesan tentang sosialisasi
dan ajakan untuk berperilaku anti korupsi sehingga dapat
menumbuhkan pola pikir, sikap, dan perilaku anti korupsi di kalangan
warga sekolah khususnya peserta didik:
6) Pembiasaan yang dapat dilakukan secara rutin diantaranya ceramah
kultum oleh seorang siswayang mewakili kelasnya secara bergiliran
pada pagi hari sebelum masuk jam pelajaran pertama. Ceramah
dilakukan di suatu ruang khusus misal ruang OSIS yang
diperdengarkan melalui speaker yang sudah terpasang pada setiap
kelas. Supaya efektif maka guru yang mengajar pada jam pertama

24
wajib datang lebih awal lalu mengkondisikan siswa agar dapat
berkumpul di masing-masing kelas secara tertib dan bersama-sama
mendengarkan dari siswa penceramah. Hal ini dapat menanamkan
sikap kedisiplinan, tanggungjawab serta kejujuran
7) Sekolah sudah seharusnya memiliki “Bengkel Anti Korupsi”, yang di
dalamnya berisi hasil-hasil karya siswa yang terbaik tentang anti
korupsi, seperti poster-poster anti korupsi, puisi, sajak, karikatur,
cerpen, cergam, opini, dan ulasan anti korupsi. Di “Bengkel Anti
Korupsi” tersebut juga dibuatkan “Posko Benda Hilang”, yaitu tempat
penampungan barang-barang yang ditemukan siswa dengan dicatat
ciri-ciri benda tersebut, dan apabila ada siswa yang merasa bahwa
barang miliknya hilang bisa datang ke “Bengkel Anti
Korupsi” tepatnya di “Posko Benda Hilang”. Setelah siswa yang
kehilangan barang tersebut menyebutkan ciri-ciri barangnya yang
hilang, dan ternyata cocok dengan barang yang ditemukan tersebut,
barulah barang dapat diambil.
8) Ditekankan pada siswa untuk sholat dhuhur secara berjamaah bersama
guru-guru saat istirahat kedua. Untuk itulah sekolah harus
mengkondisikan agar siswa mempunyai waktu lebih banyak untuk
persiapan sholat sampai dengan pelaksanaan sholat, kemudian
dilanjutkan istirahat siswa. Misalnya jam istirahat kedua diberikan
waktu ishoma selama 20 menit, hal tersebut melebihi jam istirahat
pertama yang hanya 10 menit.
9) Metode keteladanan. Para guru memberikan keteladanan kepada siswa
dalam setiap langkah yang dilakukan guru, diantaranya tepat waktu
masuk kelas maupun ke luar kelas, bersikap adil kepada siswa,
bersikap jujur kepada siswa diantaranya tepat secara keilmuan dalam
memberikan materi pelajaran. Apabila ada pertanyaan dari siswa yang
tidak diketahui oleh guru, maka guru harus mengakui, serta tidak boleh
sembarangandalam menjawab pertanyaan siswa tersebut. Hal ini
menunjukkan kejujuran keilmuan seorang Pendidik.

25
10) Model pendidikan anti korupsi dapat dimulai dari hal-hal sederhana,
seperti kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan oleh
keberanian siswa dalam menegur temannya bila berbuat salah. Contoh
ada teman yang membuang sampah di sembarang tempat atau
menjumpai teman yang sedang merokok, bersikap tidak sopan
terhadap guru atau sesama teman, maka harus berani menegur. Hal ini
menunjukkan keberanian siswa untuk mengingatkan ketika ada teman
yang berlaku salah.

Rakyat Indonesia dan generasi muda khususnya harus bangkit melawan


penyakit korupsi stadium kronis,jangan sampai korupsi menggerogoti setiap sendi
kehidupan masyarakat di Indonesia.Untuk itu marilah kita sukseskan PAK, hal-
hal yang harus diperhatikan dalam PAK adalah:
Guru harus pintar memilih metode mengajar yang variatif,
menyenangkan,serta mengaktifkan siswa, sehingga para siswa merasa nyaman
dengan penambahan materi pendidikan anti korupsi yang diintegrasikan di dalam
pelajaran. Apabila siswa merasa terpaksa dalam menerima PAK maka
dikhawatirkan hal ini akan menyusahkan anak didik, karena muatan materi sudah
demikian sesak dengan mata pelajaran yang harus dipelajari dan diujikan.Bila
terjadi demikian nantinya anak didik akan terjebak dalam kewajiban mempelajari
materi kurikulum antikorupsi yang pada akhirnya akan memunculkan antipati
terhadap PAK.
Pembelajaran jangan menekankan pada aspek hafalan saja atau
indoktrinasi, namun harus memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan
pilihan untuk dirinya sendiri (siswa). Maka model pengajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir para siswa serta dapat membangun
komunikasi yang dialogis haruslah diutamakan, caranya dalam
pembelajaran dihindari metode hafalan di mana peserta didik menghafal teksatau
kalimat tertentu dari buku pelajaran yang dipelajarinya.
Guru dalam memberikan contoh-contoh sebaiknyamenyajikan persoalan-
persoalan kontemporer ke dalam materi pelajaran. Apabila hal ini diterapkan
diharapkan mampu memicu pemikiran siswa semakin luas, sikap kritisnya
tumbuh, dan daya kreatifnya berkembang.

26
Pada setiap memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, atau pada akhir
semester diadakan:
1) lomba-lomba antar kelas maupun individu yang bertema anti korupsi,
diantaranya lomba pidato, melawak, membuat serta membacakan puisi
anti korupsi, poster-poster anti korupsi, karikatur anti korupsi, dan
cerpenanti korupsi
2) Mengundang narasumber dari: kepolisian, KPK, kejaksaan, kehakiman,
ulama yang dapat memberikan wawasan dan memotivasi siswa untuk
bersikap anti korupsi di segala bidang kehidupan, menayangkan film-film
anti korupsi
3) Pameran karya siswa di Bengkel Anti Korupsi Merubah gaya
pemikiran(mindset)generasi muda sekarang yang mempunyai anggapan
bahwa orang sukses itu adalah orang kaya, hartanya banyak, dan
kariernya mapan. Tanamkan pemikiran bahwakesuksesan yang hakiki
hanya diperoleh dari kerja keras dan kesediaan berbagi banyak manfaat
pada sesama.?
4) Membuat situs sekolah yang khusus membahas artikel mengenai anti
korupsi agar siswa sebagai generasi muda lebih pro aktif dalam
pemberantasan korupsi. Para pemuda sebagai aset suatu bangsa yang tak
ternilai harganya harus memiliki tujuan hidup yang jelas, integritas dan
tidak bergeming dengan cobaan dan godaan korupsi

Ditekankan kepada anak untuk memilih lingkungan bergaul yang baik,


karena lingkungan dapat menjadi penentu perilaku seseorang. Lingkungan
menjadi faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang itu menjadi baik
atau buruk.

C. Penanaman Nilai Anti Korupsi bagi Mahasiswa

Kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam kehidupan di


kampus dan masyarakat. Sebagai calon pemimpin masa depan, seorang
mahasiswa perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya. Baik di
lingkungan kampus maupun lingkungan di luar kampus.

27
Upaya yang bisa dilakukan sebagai wujud kepedulian diantaranya adalah
dengan menciptakan suasana kampus sebagai rumah kedua. Hal ini dimaksudkan
agar kampus menjadi tempat untuk mahasiswa berkarya, baik kurikuler maupun
ekstra-kurikuler tanpa adanya batasan ruang gerak. Upaya lain yang dapat
dilakukan adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menggalang
dana guna memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang
membutuhkan. Adanya aksi tersebut maka interaksi mahasiswa satu dengan yang
lain akan semakin erat. Tindakan lainnya adalah dengan memperluas akses
mahasiswa kepada dosen di luar jam kuliah melalui pemanfaatan internet dan juga
meningkatkan peran dosen sebagai fasilitator, dinamisator, dan motivator.

Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses


mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini penting untuk masa depan
dimana mahasiswa tersebut harus mengatur kehidupannya dan orang-orang yang
berada di bawah tanggungjawabnya sebab sebab tidak mungkin orang yang tidak
dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur hidup orang lain.
Karakter kemandirian tersebut mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua
tanggungjawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi 2004).

Sugono (2008) menyatakan bahwa disiplin adalah ketaatan (kepatuhan)


kepada peraturan. Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun
sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Manfaat hidup disiplin yaitu mahasiswa
dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih efisien. Disiplin juga
membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.

Sugono (2008) menyebut definisi tanggungjawab adalah keadaan wajib


menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apap-apa boleh di tuntut,
dipersalahkan dan di perkatalan). Mahasiswa yang memiliki rasa tanggungjawab
akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik dibanding
mahasiswa yang tidak memiliki rasa tanggungjawab.

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata kemauan


menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas,

28
daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan, laki-lakian dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal
yang penting guna tercapainya hasil sesuai dengan terget.

Gaya hidup sederhana sangat penting bagi mahasiswa, gaya hidup


sederhana mahasiswa dibiasakan hidup tidak boros, hidup sesuai dengan
kemampuannya dan dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam menerapkan prinsip
hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk memproritaskan kebutuhan atas
keinginannya. Membentuk sikap keberanian mahasiswa dituntut untuk tetap
berpegang teguh pada tujuan. Mahasiswa memerlukan keberanian untuk mencapai
kesuksesan. Mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan
pendiriannya dan keyakinannya, mahasiswa harus mempertimbangkan berbagai
masalah dengan sebaik-baiknya. Pengetahuan yang mendalam menimbulkan
perasaan percaya kepada diri sendiri.

Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa
perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil
keputusan secara adil dan benar.

1. Dampak setelah mengikuti Pendidikan Antikorupsi

Pendidikan Antikorupsi dimaksudkan supaya setelah mengikuti


pendidikan antikorupsi orang tersebut bisa lebih kritis terhadap korupsi. Dampak
dari mahasiswa yang telah mengikuti pendidikan antikorupsi antara lain
mengetahui bahaya dari tindak pidana korupsi. Bahaya tindak pidana korupsi
antara lain dalam bidang ekonomi korupsi merusak perkembangan ekonomi suatu
negara. Jika suatu aktivitas ekonomi dijalankan dengan unsur-unsur korupsi, maka
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai. Menimbulkan efek
pada kurangnya investasi dan kepercayaan. Hal ini dikarenakan para infestor
menjadi ragu dan takut untuk mempercayakan modalnua untuk dikelola didaerah
yang korup. Tentunya dengan tidak adanya investor maka perputaran ekonomi di
suatu daerah menjadi lambat atau bahkan berhenti. Dibidang politik, kekuasaan
yang di capai dengan korupsi akan

29
2. Faktor Penunjang dan Penghambat Pendidikan Antikorupsi

Pelaksanaan pendidikan Antikorupsi terdapat hal-hal penunjang


keberhasilan pelaksanaan pendidikan antikorupsi, yaitu kesadaran dalam diri
sendiri. Pendidikan faktor kesadaran diri sangat diperlukan, hal ini dikarenakan
kesadaran diri sendiri merupakan salah satu faktor penting dalam dunia
pendidikan. Jika diri sudah sadar akan pentingnya pendidikan antikoruspi maka
materi yang disampaikan akan mudah di terima. Namun sebaliknya, jika diri ini
belumsadar akan pentingnya pendidikan antikorupsi maka materi yang akan di
sampaikan tidak akan bisa diterima.

Faktor yang lain yaitu faktor media dan sumber belajar. Media sangat di
perlukan dalam proses pembelajaran. Hal ini karena media dapat mengefektifkan
proses pembelajaran. Adanya media, dosen akan lebih mudah dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu ada sumber belajar. Sumber
belajar bisa berbentuk buku, guru, maupun sumber belajar elektronik. Sumber
belajar juga salah satu faktor penunjang keberhasilan pendidikan Antikorupsi.
Dengan adanya sumber belejar siswa/mahasiswa bisa belajar sendiri tanpa
adanyaa himbauan dari guru.

Faktor penunjang keberhasilan yang lain yaitu pemilihan strategi


pembelajaran. Pemeilihan strategi pembelajaran hendaknya di sesuaikan dengan
materi yang akan di sampaikan. Selain itu strategi pembelajaran juga di sesuaikan
dengan kondisi para siswa tersebut.

Ada faktor penunjang keberhasilan ada juga faktor penghambat


keberhasilan pendidikan antikorupsi, antara lain faktor lingkungan. Faktor
lingkungan mempunyai peran yang fital dalam membentul watak seseorang.
Karane watak seseorang tergantung pula kondisi lingkungannya. Jika lingkungan
kita sudah terbiasa melakukan korupsi maka pendidikan antikorupsi akan sulit.

Pemilihan media dan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Ketepatan


pemilihan media sangan penting bagi proses pembelajaran. Karena proses belajar
akan efektif jika media dan strategi yang digunakan sesuai dengan materi yang di
ajarkan. Jika salah dalam memilih media dan strategi maka pembelajaran akan

30
membosankan dan siswa akan merasa jenuh sehingga tidak memperhatikan materi
yang di sampaikan.

31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi sebagai sebuah bentuk konsepsi mengalami pemaknaan yang


beragam. Mulai pemaknaan yang bersifat etimologis, terminologis, sampai
levelisasi korupsi. Sebagai sebuah penyimpangan, korupsi tidak hanya
berlangsung pada ranah kekuasaan untuk mencari keuntungan materi juga dalam
bentuk penyimpangan kepercayaan yang ada pada setiap orang. Korupsi bukan
hanya milik pemerintah, tapi juga sektor swasta bahkan lembaga pendidikan.
Korupsi tidak hanya berlangsung pada level struktural, tapi juga kultural.
Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan
menghilangkan, atau setidaknya mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi
tersebut.
Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi
tertanam dalam diri setiap individu. Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain
meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan
oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak
terjadi.

B. Saran
Jauhilah korupsi,karena korupsi selain merugikan orang lain juga
merugikan diri kita sendiri. Selain dilarang oleh agama juga ada hukum pidana
baik yang memberi maupun yang menerima suap.

32
DAFTAR PUSTAKA

Adwirman, S.H, dkk. 2014. Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Antikorupsi.
Jakarta: Pusat

Kemindikbud RI.2011. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta:Kemendikbud
Supardi,Endang.2004. Kewirausahaan SMK: Kiat Mengembangkan Sikap
Mandiri. Bandung:Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.Pendidikan Nasional.

33

Anda mungkin juga menyukai